bab ii tinjauan pustaka a. kajian teori 1. pasar modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/1889/2/bab...
Post on 10-Mar-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pasar Modal
Menurut Undang – Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 “Pasar
modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”. Pasar
modal terdiri dari kata pasar dan modal sehingga pasar modal dapat di
definisikan sebagai tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap
modal, baik dalam bentuk ekuitas maupun jangka panjang Martalena dan
Melinda (2011).
Menurut Husnan (2004) pasar modal mempunyai beberapa daya tarik,
diantaranya adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai
berbagai alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko
mereka. Sedangkan bagi perusahaan yang membutuhkandana, pasar modal
dapat menjadi alternatif pilihan pendanaan ekstern dengan biaya yang relatif
rendah dari sistem perbankan. Adapun beberapa ciri – ciri dari pasar modal
anara lain:
a. Dalam konteks mekanisme pasar, pasar modal atau bursa efek
mempertemukan pihak yang kekurangan dana dengan pihak yang tengan
membutuhkan dana.
14
b. Menekankan pada target pemenuhan dana jangka pendek
c. Tidak terikat pada tempat tertentu layaknya pada pasar konvensional.
Pasar modal sangat berperan dalam perkembangan ekonomi suatu
bangsa. Disamping itu terdapat beberapa fungsi yang dipegang oleh pasar
modal, antara lain:
a. Fungsi tabungan yaitu diman pasar modal bertindak sebagai wadah
tempat seseorang menginvestasikan modalnya untuk keuntungan jangka
panjang.
b. Fungsi kekayaan yaitu penyimpanan uang atau modal terbilang lebih
aman disbanding menyimpan uang di bank sebab tidak mengalami
depresiasi.
c. Fungsi likuiditas yaitu kekayaan yang diinvestasikan dalam pasar modal
dapat dicairkan dengan resiko yang lebih kecil.
2. Jenis – jenis Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2011), jenis-jenis pasar modal adalah sebagai berikut:
a. Pasar perdana (Primary market) merupakan Penawaran saham oleh
emiten dilakukan sebelum diperdagangkan di pasar sekunder.
b. Pasar sekunder (Secondary market) merupakan perdagangan saham yang
telah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Saham pada pasar
ini telah dijual luas setelah melalui masa penjualan di pasar perdana.
c. Pasar ketiga (third market) merupakan tempat perdagangan saham di luar
bursa. Biasanya dikoordinir oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek serta diawasi dan dibina oleh lembaga keuangan.
15
d. Pasar keempat (fourth market) merupakan bentuk perdagangan efek antar
pemegang saham, atau proses pemindahan saham antar pemegang saham
yang biasanya dalam nominal besar.
3. Saham
Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat bertemunya pihakyang
mempunyai kelebihan dana (surplus funds) dengan cara melakukan investasi
dalam surat berharga yang diturunkan oleh perusahaan dan pihak yang
membutuhkan dana (entities)dengan cara menawarkan surat berharga dengan
cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai
perusahaan. Saham merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam satu perusahaan atau perseroaan terbatas. Saham berwujud
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut Darmadji dan
fakhruddin (2012). Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang
paling banyak diminati oleh investor, karena mampu memberikan
pengembalian yang menarik. Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas
nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang
telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya Fahmi (2012). Adapun beberapa
jenis saham antara lain:
a. Ditinjau dari kempuan dalam hak tagih atau klaim saham dapat terbagi
atas:
16
1) Saham biasa (Common Stock) merupakan saham yang menempatkan
pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden, dan hak atas
harta kekayaan perusahaan apabila persahaan tersebut dilikuidasi.
2) Saham preferen (Preferred stock)merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan
hasil seperti yang dikehendaki oleh investor.
b. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi:
1) Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak
tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu
investor ke investor lain.
2) Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis
dengan jelas siapa pemiliknya, dan dimana cara peralihannya harus
melalui prosedur tertentu.
c. Ditinjau dari kinerja perdagangnannya, maka saham dapat dikategorikan
menjadi:
1) Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industry
sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
membayar dividen.
2) Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu
emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari
rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
17
3) Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham
dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,
sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi
tinggi.Selainitu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu saham
dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki
ciri growth stock.
4) saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan
yang tidak bisa secra konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi
di masa mendatang, meskipun belum pasti.
5) saham sklikal (counter cyclical stock), yaitu saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum.
4. Resiko Saham
Setiap melakukan investasi akan selalu ada beberapa tingkat resiko.
Dengan mengetahui resiko yang akan dihadapi dapat mencari solusi yang tepat
dan mengambil keputusan sebelum melakukan investasi. Adapun beberapa
resiko saham antara lain yaitu:
a. Tidak ada pembagian deviden
Jika emiten tidak bisa membukukan untung pada tahun berjalan atau
Rapat Umum maka Pemegang Saham memutuskan untuk tidak
membagikan dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh
akan dipergunakan dalam kapansi usaha.
18
b. Capital loss atau kehilangan modal
Investor akan mengalami suatu kehilangan modal, jika harga beli
saham lebih besar dari pada harga jual.
c. Resiko Likuidasi
Jika saat emiten bangkrut atau dilikuidasi, para pemegang saham
mempunyai hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah semua
kewajiban emiten dibayar. Kondisi yang terburuk yaitu jika tidak ada lagi
aktiva yang tersisa, maka para pemegang saham tidak memperoleh
apapun.Kondisi ini merupakan risiko terberat dari pemegang saham oleh
karena itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
d. Saham delisting oleh bursa
Karena beberapa alasan tertentu, saham bisa dihapus dalam
pencatatannya di bursa, yang sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak
bisa diperdagangkan.
5. Harga Saham
a. Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan harga suatu saham yang terjadi di pasar
bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal
Jugiyanto (2008). Sedangkan menurut Brighan dan hauston (2010) harga
saham adalah menentukan kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi
kekayaan pemegang saham diterjemahkan maksimalkan harga saham
19
perusahaan. Harga saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada
arus kas yang diharapkan diterima dimasa depan oleh investor jika investor
membeli saham. “Harga saham pada hakikatnya merupakan total nilai
sekarang dari seluruh aliran kas yang diterima pemodal selama periode
pemegang saham berdasarkan tingkat keuntungan yang dianggap layak”
Widoatmodjo (2005).
Dalam penelitian ini digunakan harga saham pada saat penutupan
(closing price) pada akhir periode karena harga saham pada saat penutupan
pada akhir periode dianggap tidak mengalami perubahan. Harga saham
mencerminkan baik buruknya suatu perusahaan. Apabila kinerja perusahaan
baik dan prestasi juga baik tentunya akan menarik investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan.
b. Jenis-jenis Harga Saham
Adapun beberapa jenis harga saham menurut Widoatmodjo (2005)
antara lain yaitu:
1) Harga Nominal disebut juga dengan nilai pari (par value)merupakan
harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten. Harga ini digunakan untuk menilai setiap lembat saham yang
dikeluarkan.
2) Harga perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicatat di
bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
penjamin emisi (underwriter) dan emiten.
20
3) Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek
sehingga harga ini disebut dengan harga sekunder dimana saham ini
mewakili harga perusahaan penerbitnya. Harga pasar setiap hari
diumumkan di surat kabar atau media lain.
4) Harga Pembukaan merupakan sharga yang diminta penjual atau
pembeli pada saat jam bursa dibuka.
5) Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat hari akhir bursa. Sehingga, harga penutupan
merupakan kebalikan dari harga pembukaan yang mengidikasikan
harga akhir pada saat hari bursa itu berakhir.
6) Harga Tertinggi merupakan harga yang paling tinggi yang terjai pada
hari bursa. Harga tertinggi dapat digunakan untuk menentukan harga
tertinggi pada kurun waktu tertentu.
7) Harga terendah merupakan harga paling rendah yang terjadi pada hari
bursa. Harga terendah dapat digunakan untuk menentukan harga
terendah pada kurun waktu tertentu.
8) Harga Rata – rata merupakan harga rata – rata dari seluruh harga yang
terbentuk di pasar bursa. Harga tertinggi, harga terendah, dan harga
rata – rata cukup penting. Hal tersebut dikarenakan dapat digunakan
untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan suatu saham pada kurun
waktu tertentu.
21
c. Penilaian Harga Saham
Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variable ekonomi atau variable perusahaan yang diramalkan
menjadi perkiraan tentang harga saham. Tujuan dari penilaian saham adalah
untuk memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham
suatu perusahaan yang akan digunakan sebagai rujukan manajemen untuk
pertimbangan kebijakan atas saham perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Hartono (2008) dalam penilaian saham ada tiga jenis nilai
antara lain:
1) Nilai Buku
Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan
pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai buku dan nilai
nominal dapat dicari di dalam atau ditentukan berdasarkan laporan
perusahaan keuangan. Nilai buku juga merupakan nilai asset yang tersisa
setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya
mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih
untuk saham yang dimiliki investor.
2) Nilai Pasar
Nilai pasar adalah nilai saham yang terjadi di pasar bursa pada
saat tertentu yang terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran
saham yang besangkutan di pasar bursa.
22
3) Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar
suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang
sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal. Nilai intrinsik juga biasa
disebut nilai teoritis. Ketiga nilai tersebut sangat dibutuhkan sebagai
pertimbangan keputusan bagi para investor yang akan melalukan
investasi. Investor akan menjual sahamnya apabila nilai intrinsik lebih
kecil dari pada harga pasar saat ini karena Harga Sahamnya tergolong
terlalu mahal (overvalued). Oleh sebab itu, pada saat Harga Saham yang
demikian, sebaiknya saham tersebut dijual. Begitu pula sebaliknya,
apabila nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saat ini maka investor
harus membeli saham atau menahan saham yang telah dimiliki karena
Harga Sahamnya tergolong rendah (undervalued).
6. Faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Saham
Menurut Brigham dan Houston (2010) harga saham dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Faktor Internal
1) Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk
baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.
2) Pengumuman pendanaan, yaitu pengumuman yang berhubungan
dengan ejuitas dan hutang
23
3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of
director ann nouncements) seperti perubahan dan pergantian direktur,
manajemen dan struktur organisasi
4) Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger
investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan
diakuisisi, laporan investasi dan lainnya.
5) Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik
pengembangan riset dan penutupan usah lainnya.
6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti
negosiasi baru, kotrak baru, pemogokan dan lainnya.
7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba
sebelum akhir tahun viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning per
share (EPS), dividen per shere (DPS), Price Earning Ratio, Net profit
margin, return on assets (ROA) dan lain-lain.
b. Faktor Eksternal
1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan
dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan
regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2) Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap
manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
3) Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan
insider trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan
atau penundaan trading.
24
7. Analisis Saham
Perkiraan harga saham perusahaan dimasa yang akan data dalam
menentukan keputusan investasi memiliki dua macam analisis antara lain:
a. Technical Analysis
Analisis teknikal adalah menganalisis harga saham berdasarkan
informasi yang mencerminkan kondisi perdagangan, keadaan pasar,
permintaan dan penawaran harga dipasar saham, fluktuasi kurs, volume
transaksi pada masa yang lalu. Harga saham ditentukan oleh kekutan pasar
(permintaan dan penawaran).
b. Fundamental Analysis
Analisis fundamental adalah analisis dimana mencoba
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai-nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga
saham dimasa yang akan datang dan mengharapkan dan mengharapkan
hubungan–hubungan variabel tersebut sehingga memperoleh taksiran harga
saham.
8. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hal terpenting bagi suatu perusahan
dimana segala informasi tentang perusahaan dapat mencakup di laporan
keuangan. Laporan keuangan perusahaan lazimnya diterbitkan secara periodik,
bisa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan bahkan bisa harian. Hanafi (2003)
menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan informasi yang dapat dipakai
untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon invistor sampai
25
dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan
memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang
kesemuanya mempengaruhi harapan pihak – pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Kasmir (2014) laporan keuangan merupakan laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan:
a. Hasil dari proses akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk
membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun
pihak eksternal perusahaan.
b. Potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan
maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik
atau tidak.
c. Ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama periode yang bersangkutan.
Dari beberapa pengertian tentang laporan keuangan diatas tentunya
laporan keuangan memiliki tujuan baik bagi perusahaan maupun bagi investor
suatu perusahaan. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2002), laporan keuangan memiliki tujuan bagi perusahaan antara
lain sebagai berikut:
a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
26
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) disebutkan bahwa laporan
keuangan yang lengkap merupakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca,
laporan laba/rugi, perubahan ekuitas, dan aliran kas.
9. Jenis laporan keuangan
Dalam isi laporan keuangan tersebut juga mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Neraca
Menurut Kasmir (2012), neraca merupakan salah satu laporan keuangan
yang terpenting bagi perusahaan. Manfaat neraca bagi perusahaan adalah:
1) Menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2) Memberikan informasi tentang alokasi penggunaan dana perusahaan
yang merupakan kebijakan investasi perusahaan.
3) Memberikan informasi tentang sumber dana untuk membiayai
investasi tersebut.
27
b. Laporan Laba / Rugi
Menurut Kasmir 2012, laporan laba-rugi merupakan laporan
keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu.Manfaat laporan laba / rugi bagi perusahaan adalah:
1) Menilai keberhasilan operasi dan efisiensi manajemen di dalam
mengolah kegiatan operasional perusahaan.
2) Menilai profitabilitas (kemampuan menghasilkan laba) dari modal
yang diinvestasikan ke dalam perusahaan.
3) Membuat perencanaan laba yang akan diperoleh di masa datang.
c. Perubahan Ekuitas
Menurut Sodikin dan Riyono (2014), laporan perubahan ekuitas
adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi
mengenai perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan
transaksi dengan pemilik pada satu periode akuntansi tertentu. Manfaat
perubahaan ekuitas adalah:
1) Dapat digunakan untuk mengetahui perubahan aktiva.
2) Dapat digunakan untuk mengetahui perubahan kewajiban.
3) Mengetahui kinerja perusahaan.
d. Aliran Kas
Menurut Kasmir (2012), laporan arus kas merupakan laporan yang
menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik
yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Manfaat dari
aliran kas adalah:
28
1) Membantu investor dan kreditur dalam memperkirakan jumlah kas
yang akan diterima dalam bentuk dividen, bunga, atau pengembalian
pokok dana yang ditanam di perusahaan.
2) Membantu manajemen dalam memperkirakan risiko yang mungkin
akan terjadi.
Laporan keuangan pada perusahaan tentunya memiliki manfaat
selain untuk perusahaan itu sendiri manfaat laporan tersebut dinikmati
beberapa orang – orang yang terkait dengan perusahaan tersebut yang
meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberian
pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga – lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda.
10. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Hery (2015), analisis laporan keuangan merupakan suatu
proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur- unsurnya dan
menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengen tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu
sendiri. Hasil analisis laporan keuangan akan mampu menginterpretasikan
berbagai hubungan dan kecenderungan yang dapat memberikan pertimbangan
terhadap keberhasilan perusahaan di masa datang. Analisis laporan keuangan
mempunyai beberapa tujuan penting untuk dipahami oleh pemakai laporan
keuangan. Tujuan analisis laporan keuangan menurut Pratowo dan Rifka
(2010) adalah“untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan
29
pada dugaan murni, terkaan dan intuisi, mengurangi dan mempersempit
lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses
pengambilan keputusan”.
Sedangkan menurut Hery (2015), tujuan dilakukannya analisis laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu, baik asset,liabilitas,ekuitas, maupun hasil usaha yang telah
dicapai selama beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan
perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan
perusahaan.
d. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di
masa datang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.
f. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil
yang telah dicapai.
Tujuan analisis laporan keuangan yang telah diungkapkan oleh
beberapa ahli di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan analisis laporan
keuangan adalah untuk menjadi alat dalam pengambilan keputusan dimana
analisis laporan keuangan dapat mengurangi ketergantungan para pengambil
keputusan pada dugaan murni,tekanan, intuisi. Keputusan yang dimaksud
30
berupa langkah perbaikan dalam kelemahan perusahaan, untuk penilaian
kinerja perusahaan, pembanding hasil yang dicapai dan mengetahui kekuatan
perusahaan.
11. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2012), rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka- angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya.
Rasio akan lebih tepat digunakan sebagai indikator atau awal analisis
yang mana bila menggunakan rasio kita akan mencoba menganalisis lebih jauh
atau mencari penyebab terjadinya hal tersebut Toto Pribadi (2008). Menurut
Rahardjo (2007) rasio keuangan perusahaan digolongkan menjadi lima
kelompok yaitu rasio likuiditas (liquidity ratios),rasio solvabilitas (laverage
atau solvency ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio profitabilitas dan
rentabilitas (probability rasio),rasio investasi (investment rasios).
12. Macam – macam Rasio Keuangan
Adapun beberapa rasio keuangan yang digunakan oleh perusahaan
antara lain adalah:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
suatu perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera
dipenuhi (hutang jangka pendeknya).Suatu perusahaan yang mempunyai
kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi
segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa
31
perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai
kemampuan membayar adalah ilikuid.
Rasio likuiditas yang umum dipergunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas suatu perusahaan antara lain:
1) Current ratio
Menurut (Kasmir, 2014) merupakan rasio untuk mengatur
kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau hutang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar.
Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva
lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel,
hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar.
Rumus current ratio adalah:
2) Quick ratio
Quick ratio merupakan sebuah rasio yang digunakan dalam
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva
lancar untuk menutupi utang lancarnya. Menurut (Martono, 2003) Quick
ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid
yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang
lancar atau hutang jangka pendek.Rumus dari quick ratio adalah:
32
3) Cash ratio
Menurut Kasmir (2012) Cash ratio merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
hutang. Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas
dibandingkan dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya
semakin baik.Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%
(Harahap, 2002). Rumus dari cash ratio adalah:
b. Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir (2008) rasio solvabilitas atau leverage merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiaya dengan hutang.Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila
perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang - hutangnya pada saat perusahaan itu likuidasi
tetapi tidak dengan sendirinya perusahaan likuid. Adapun jenis – jenis rasio
solvabilitas antara lain:
1) Total Debt to Total Assets Ratio
Total debt to total assets ratio merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total aktiva.Dalam
mengukur besarnya rasio hutang ini digunakan rumus:
33
2) Debt to Equity Ratio
Menurut Kasmir (2014) Debt to Equity Ratio merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Perbandingan
antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal
yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada.Rumus dari debt to
equity ratio adalah:
c. Rasio Profitabilitas
Menurut (Syafri, 2008) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya Ada beberapa
ukuran rasio rentabilitas yang dipakai, yakni:
1) Operating Profit Margin
Operating profit Marginmerupakan perbandingan antara laba
usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang
menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas
setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009).
34
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga
rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti
bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan
yang tersedia untuk laba kecil.
2) Gross Profit Margin
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009).
Menurut Syamsuddin (2009), Semakin besar gross profit margin semakin
baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa
harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales,
demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin
kurang baik operasi perusahaan.
3) Net Profit Margin
Rasio ini ialah mengukur laba bersih setelah pajak terhadap
penjualan.Semakin tinggi Net profit margin tersebut maka semakin baik
operasi suatu perusahaan.Net profit margin tersebut dihitung dengan
rumus:
35
4) Return on Invesment
Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah
laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001). Rasio ini dihitung
dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak)
yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi yang
dikeluarkan.Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001).
5) Return on Asset
Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah
laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2001).Rasio ini
dihitung dengan rumus:
36
Menurut Sutrisno, 2001 Rasio ini mengukur tingkat keuntungan
(EBIT) dari aktiva yang digunakan. Semakin besar rasionya semakin
baik.
6) Return on Equity
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini dihitung
dengan rumus:
d. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Rasio –
rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang
layak antara penjualan dan beragam unsur akriva misalnya persediaan,
aktiva tetap dan aktiva lainnya.Adapun jenis – jenis rasio aktivitas antara
lain:
1) Perputaran piutang
Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan
dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya.Rasio ini mengukur
efektivitas pengelolaan piutang.Semakin tinggi tingkat perputarannya
semakin efektif pengelolaan piutangnya(Sutrisno,2001).
37
2) Perputaran persediaan
Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam
dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas
dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008)
Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus:
Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai
efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan.
3) Perputaran aktiva tetap
Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana
yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka
menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap
(Sawir, 2003). Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
38
4) Perputaran total aktiva(Total asset turn over)
Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin
efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno, 2001).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham telah
banyak dilakukan dengan menggunakan variabel independen dan obyek yang
berbeda – beda, diantaranya:
1. Penelitian dilakukan oleh Indra Setiawan (2014) dengan judul “Pengaruh
Current Ratio, Inventory Turnover, Time Interest, Earned dan Return On
Equity Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur sektor
barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2012”,hasilnya
menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien
regresi sebesar 1,676 dan nilai thitung yang lebih besar dari t table
dengantingkat signifikansi 5%, dimana t hitung sebesar 2,469 dan t
tabelsebesar 1,675 (2,496 > 1,675). Selain itu, nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,017 menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang
ditentukan, yaitu 0,05. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama – sama
mengunakan variabel current ratio.
39
2. Penelitian dilakukan oleh E. Amaliah Etabillah (2012) dengan judul
“Pengaruh CR, QR, NPM, ROA, EPS, ROE, DER dan PBV Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Property and Real Estate yang terdaftar di
BEI”, hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial variabel Earning per
Share dan Price to Book Value memiliki pengaruh positif terhadap harga
saham dan Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negative terhadap harga
saham. Sedangkan variabel Current Ratio, Quick Ratio,Net Profit Margin,
Return on Asset, Return on Equity tidak berpengaruh terhadap terhadap
harga saham namun secara simultan Current Ratio, Quick Ratio, Net Profit
Margin,Return on Asset, Earning Per Share,Return on Equity,Debt to
Equity,dan Price to Book Value berpengaruh terhadap harga saham.
3. Penelitian dilakukan oleh Robert Lambey (2013) dengan judul “Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada BANK yang terdaftar di
BEI”, hasilnya menunjukkan bahwa variabel ROA mempengaruhi variabel
Harga Saham secara signifikan dan positif, sedangkan Variabel TATO
mempengaruhi variabel Harga Saham secara signifikan dan negatif. Dari
Penelitian ini diketahui pengaruh dari variabel-variabel independen (CR,
ROA, DER, dan TATO) terhadap Variabel dependen (Harga Saham),hanya
kedua variabel ROA dan TATO saja yang berpengaruh secara signifikan,
sedangkandua variabel lainnya yaitu CR dan DER tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Harga Saham.
4. Penelitian dilakukan oleh Andri Prasetyo (2013) dengan judul “Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada BANK yang terdaftar di
40
BEI”, hasilnya menunjukkan bahwa debt ratio berpengaruh signifikan
negatif terhadap harga saham dengan nilai signifikansi 0.007 atau lebih kecil
dari 0.05 dan dilihat t hitung -2.722 > t tabel 1.6551 dan nilai beta -2.958
sehingga H1 diterima. Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap
harga saham dengan nilai signifikansi 0.019 atau lebih kecil dari 0.05 dan
dilihat dari nilai t hitung 2.376 > t table 1.6551 dan nilai beta 1.622 sehingga
H2 diterima.Gross profit margin berpengaruh signifikan terhadap harga
saham dengan nilai nilai signifikansi 0.025 atau lebih kecil dari 0.05 dan
dilihat dari nilai t hitung 2.272 > t table 1.6551 sehingga H3 diterima. Dan
secara simultan debt ratio, debt to equity ratio dan gross profit margin
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
5. Penelitian dilakukan oleh Mursidah Nurfadillah (2011) dengan judul
“Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Return on
Equity Terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk”, hasilnya
menunjukkan bahwa secara parsial Earning Per Share( EPS), Return on
Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan
untuk Debt to Equity Ratio ( DER) tidak berpengarus signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan berdasarkan hasilsecara keseluruhan menunjukkan
bahwa harga saham PT Unilever Indonesia Tbk dipengaruhi dominan oleh
rasio Earning Per Share (EPS).
6. Penelitian dilakukan oleh Nardi (2013) dengan judul “Pengaruh Earning
Current Ratio,Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return on
Invesment terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverages
41
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, hasilnya menunjukkan bahwa
secara parsial hanya variable Net Profit Margin dan Return on Invesment
yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan Current ratio
dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan pengujian
secara simultan menunjukkan bahwa Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Net Profit Margin dan Return on Investment berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Bedasarkan hasil penelitian terdahulu serta pembahasan dan landasan teori
yang ada maka dalam penelitian ini dapat dibuat sebuah hipotesis yang akan diuji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1:Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2. H2:Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham
3. H3:Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap harga saham
4. H4: Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover secara
bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
top related