bab ii landasan teori a. pengertian...
Post on 11-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan lahiriah manusia. Sejak lahir manusia telah
diberi kemampuan berkomunikasi dengan tahapan dan cara yang berbeda-beda. Inilah
sebabnya mengapa selama hidup setiap manusia pasti melakukan komunikasi baik
dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain.
Komunikasi berasal dari bahasa latin“communication” yang bersumber dari kata
komunis yang memiliki arti sama. Sama disini diartikan kesamaan makna.
(Effendy,2003:30) jika terdapat dua orang yang saling berkomunikasi, maka komunikasi
tersebut berlangsung dengan baik, selama terdapat kesamaan makna antara satu sama
lainnya.
Selain Effendy, masih banyak lagi para ahli komunikasi lainnya mendefinisikan
pengertian komunikasi baik secara luas ataupun dalam arti yang lebih sempit seperti yang
disampaikan Gerald M. Miller bahwa komunikasi terjadi ketika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk
mempengaruhi perilaku manusia (devito, 1997:231).
Dengan jelas bahwa Gerald membuat pengertian menjadi sempit ketika dia
mengatakan bahwa komunikasi dilakukan untuk perubahan perilaku. Sementara lain
halnya dengan Raymond S. Ross yang mendefinisikan komunikasi sebagai :
11
Intentional yaitu, suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol
sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dan
pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator(Mulyana,2001:62).
Komunikasi yang dijelaskan di atas mengisyaratkan pada komunikasi yang
sengaja dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu. Selain komunikasi dilakukan dengan
maksud tujuan tertentu, komunikasi juga merupakan proses pertukaran dan pembentukan
makna. Seperti yang dikemukakan oleh Steward L Tubbs dan Sylvia Moss bahwa
komunikasi adalah proses pertukaran makna di antara dua orang atau lebih
(Mulyana,2001:69)
Serupa dengan rekannya diatas Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
menyebutkan komunikasi sebagai proses memahami dan berbagi makna
(Mulyana,2001:69). Keempat ahli ini menjelaskan esensi komunikasi sebagai proses
pertukaran makna, sementara John R. Wenbung dan William W. Wilmot sepakat
menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu usaha untuk memperolah makna
(Mulyana,2001:68). Pengertian-pengertian komunikasi diatas selain berorientasi pada
pertukaran makna , juga berorientasi pada tindakan dengan tujuan-tujuan tertentu.
1. Tujuan Komunikasi
Joseph A. Devito (1997:30) dalam bukunya “Komunikasi antar Manusia”
menuliskan empat tujuan utama komunikasi yang dilakukan, baik tujuan yang dilakukan
secara sadar ataupun tidak sadar. Tujuan-tujuan komunikasi antara lain:
12
1. Menemukan
Maksud dari menemukan ialah menyangkut penemuan diri (personal discovery). Pada
saat berkomunikasi dengan orang lain, kita belajar mengenali diri kita sendiri
sekalianjuga tentang orang lain.
2. Untuk Berhubungan
3. Salah satu motifasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain.
Membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Kita menghabiskan banyak
waktu dan energi komunikasi kita untuk membina dan memelihara hubungan sosial.
4. Untuk Meyakinkan
Maksud dari meyakinkan disini dapat dilihat dari kita menghabiskan banyak waktu untuk
melakukan persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun sebagai penerima. Dalam
perjumpaan antarpribadi sehari-hari kita berusaha mengubah sikap dan perilaku orang
lain.
5. Untuk Bermain
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri.
Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi kita dirancang untuk menghibur orang
lain. Adakalanya hiburan ini merupakan tujuan akhir, tetapi ada kalanya ini merupakan
cara untuk mengikat perhatian orang lain sehingga kita dapat mencapai tujuan-tujuan lain
(Devito, 1997:31-32).
Berdasarkan pendapat Devito di atas, kita ketahui bahwa komunikasi selalu
dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu. Bisa saja keempat tujuan diatas saling
mempengaruhi dan saling mendukung antara tujuan yang satu dengan tujuan lainnya.
13
Atau keempat tujuan di atas menjadi satu kesatuan dan terjadi dalam sebuah proses
komunikasi sekaligus.
Seperti pada saat melakukan komunikasi, komunikator selain mengenal
komunikan, komunikator juga tanpa sengaja menemukan sebuah motivasi atau sifat pada
dirinya yang kemudian dimanfaatkan untuk lebih mendekatkan diri pada komunikan dan
pada akhirnya mampu meyakinkan komunikan dalam mengubah nilai, sikap, pendapat
bahkan perilaku pada komunikan.
Sebagai pencapaian akhir dari komunikasi seperti dijelaskan di atas, Effendy
kemudian mengemukakan tujuan komunikasi antara lain :
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change the behavior)
d. Mengubah masyarakat (to change the society) (Effendy,2003:55)
Tiga dari empat tujuan komunikasi diatas, kemudian dikenal dan di identifikasi
sebagai efek dari komunikasi, yaitu :
1. Efek kognitif, yaitu dampak mempengaruhi aspek intelektual, berupa opini,
pendapat, ide, dan juga pandangan komunikan.
2. Efek afektif, yaitu dampak yang mempengaruhi perasaan dan kecenderungan
perilaku (sikap) pada komunikan.
3. Efek behavioral, yaitu dampak yang merujuk pada perubahan perilaku
komunikan.
14
Dalam proses yang dilakukan oleh ibu dan anak, ketiga efek ini menjadi
target, yakni perubahan pemahaman, sikap dan tentunya perubahan perilaku pada
anak sebagai klimaks yang diharapkan terjadi sekaligus dalam proses yang terus-
menerus.
2. Psikologi Komunikasi
Menurut George A. Miller, psikologi komunikasi adalah ilmu yang
berusaha menguraikan , mengamalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan
perilaku dalam komunikasi. Menurut Jalaludin rahmat psikolokgi komunikasi
adalah ilmu yang mempelajari komunikasi dari aspek psikologi, serta meneliti
kesadaran dan pengalaman manusia.
Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur,
atau mempengaruhi. Komunikasi untuk tujuan yang ini lazim disebut komunikasi
persuasif , yang berkaitan erat dengan psikologi.Persuasif dapat didefinisikan
sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui
pendekatan psikologi.
Menurut George A. Miller, komunikasi telah menjadi salah satu kesibukan
utama pada masa sekarang ini. Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat
manusia, sehingga setiap orang yang belajar tentang manusia harus melihat pada
komunikasi.
15
3. Komunikasi dari perspektif psikologi
Kamus Psikologi, Dictionary of Behavioral Science menyebutkan 6 pengertian
komunikasi sebagai berikut :
1. Penyampaian perubahan energi dari suatu tempat ke tempat yang lain seperti dalam
sistem syaraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2.Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
3. Pesan yang disampaikan
4.. Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui
pengaturan signal-signal yang disampaikan.
5. Komunikasi adalah pengaruh satu wilayah pribadi pada wilayah persona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada
wilayah yang lain(K.Lewin).
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psiko- terapi.
Dari definisi tentang komunikasi dari perspektif psikologi di atas, terlihat bahwa
makna komunikasi sangat luas, meliputi penyampaian energi, gelombang suara, tanda di
antara tempat, dan sistem atau organisme.
Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses
komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia
komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku
komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya : Apa
16
yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang lain,
sementara sumber komunikasi yang lain tidak?
4. Teori Behaviorisme
Teori Behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku
manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap
lingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dalam
teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk
perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus).
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau
respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil
belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan.
B. Fungsi Komunikasi
Selain memiliki tujuan-tujuan seperti yang dijelaskan di atas, komunikasi juga
dilakukan dengan beberapa fungsi berdasarkan perspektifnya. William I. Gorden salah
satu ahli komunikasi yang kemudian dijelaskan oleh Deddy Mulyana. Yang mana
keempat fungsi komunikasi itu antara lain:
17
1. Komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain.
2. Komunikasi ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain. Namun
dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita.
3. Komunikasi ritual
Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif, melalui acara-acara ritual
tertentu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu
yang bersifat simbolik. Ritus-ritus sepeti doa (sholat), lebaran adalah komunikasi
ritual.
4. Komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap, dan keyakinan dan merubah perilaku atau
menggerakkan tindakan dan juga menghibur. Maka semua tujuan tersebut dapat
disebut membujuk (bersifat persuasif)(Mulyana,2001:5-30).
Fungsi Komunikasi instrumental merupakan komunikasi yang mempunyai
tujuan yang semuanya merujuk pada sifat persuasif. Dengan demikian komunikasi
persuasif mencakup pada wilayah komunikasi bertujuan yang luas cakupannya.
18
C. Unsur Komunikasi
Proses komunikasi terjadi setelah memnuhi beberapa unsur dalam komunikasi.
Sedikitnya dalam proses komunikasi terdiri atas 3 unsur yakni:
1. Komunikator
Disebut sebagai sumber atau orang yang menyampaikan pesan. Komunikator
dalam jenis komunikasi tertentu bisa juga menjadi komunikan.
2. Komunikan
Komunikan ialah orang yang menerima pesan dari komunikator atau sumber
komunikasi. Dalam jenis komunikasi tertentu komunikan juga dapat berperan ganda,
yakni merangkap sebagai komunikator.
3. Pesan
Pesan merupakan sekumpulan simbol atau lambang yang memiliki arti. Pesan
dapat berupa simbol-simbol atau lambang-lambang secara verbal dan nonverbal.
Selain tiga unsur komunikasi diatas, dalam proses komunikasi juga ditemui
beberapa unsur penting lainnya yang menunjang terciptanya komunikasi yang efektif.
Para ahli menetapkan unsur-unsur komunikasi lainnya sebagai satu kesatuan dari proses
komunikasi. Unsur-unsur tersebut antara lain:
1. Media
Media merupakan alat dan sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator pada komunikannya.
19
2. Efek (pengaruh)
Merupakan bentuk dini dari hasil proses komunikasi. Pengaruh dan efek juga tidak
kalah penting dari unsur komunikasi lainnya karena melalui efek komunikasi kita
dapat melihat dan mengetahui hasil komunikasi yang kita lakukan.
3. Umpan Balik
Bisa juga disebut feedback, yaitu informasi yang dikirimkan balik kesumbernya
(Clement&Frandsen,1976). Berupa tanggapan atau reaksi dari komunikan terhadap
pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Umpan balik terjadi dua jenis,
pertama umpan balik secara langsung dan kedua umpan balik yang tertunda.
Berdasarkan umpan balik ini, pembicara dapat menyesuaikan, memodifikasi,
memperkuat, mengubah isi atau bentuk pesannya (Devito,1997:104)
4. Hambatan atau gangguan
Berupa hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak berjalan dengan
lancar dan mendistorsi tujuan dari komunikasi sehingga menimbulkan kesalah
pahaman dalam proses komunikasi.
D. Komunikasi Persuasi Dalam Tatanan Komunikasi Antarpribadi
1. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu bentuk atau jenis komunikasi.
Dimana komunikasi antarpribadi juga dikenal dengan komunikasi antarpersonal.
Devito menyebutkan komunikasi antar pribadi dalam bukunya “The Interpersonal
Communication Book” sebagai:
20
Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan diantara dua orang, diantara
sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik
seketika)(Effendy, 2003:60)
Sesuai dengan definisi yang disampaikan Devito, komunikasi antarpribadi
memang merupakan komunikasi yang bersifat dialogis dengan melibatkan dua orang
atau dikenal sebagai komunikasi diadik. Seperti komunikasi yang dilakukan ibu dan
anak, dengan maksud dan tujuan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sifat
komunikasi antarpribadi yang dialogis ini kemudian menjelaskan mengapa umpan
balik dalam komunikasi antar pribadi yang disebutkan oleh Devito merupakan umpan
balik seketika.
Liliweri menyebutkan ciri dari komunikasi antarpribadi adalah kegiatan
komunikasi harus selalu mengandung tindakan persuasi (Liliweri 1997:40). Inilah
yang kemudian melekatkan banyak elemen komunikasi persuasi. Bahkan komunikasi
persuasi biasanya hadir dalam komunikasi antarpribadi apalagi bentuk komunikasi
intensif yang dilakukan oleh ibu dan anak, dapat dipastikan bahwa komunikasi
antarpribadi yang memegang peran penting pada hubungan ibu dan anak, serta
menjadi salah satu media pendidikan yang dilakukan ibu dan anak.
Kenneth Anderson menyebutkan komunikasi persuasi sebagai proses
komunikasi antarpersonal(Effendy,1983:103), ini berarti komunikasi persuasi yang
dilakukan ibu dan anak sudah jelas berada dalam situasi komunikasi antarpribadi
yang dialogis dan tatap muka. Semua unsur atau elemen komunikasi antarpribadi.
21
E. Komunikasi Persuasi Dalam Komunikasi Antarpribadi
1. Pengertian Komunikasi Persuasi
Sebelum mengetahui lebih lanjut dan dalam komunikasi persuasi ada baiknya
kita ketahui dahulu apa sebenarnya persuasi itu. Jika ditelaah dari asal kata persuasi
merupakan terjemahan dari bahasa inggris yakni persuasion. Yang mana asal kata
persuasion berasal dari bahasa latin persuasio yang memiliki arti
ajakan,himbauan,bujukan,rayuan. Yang kemudian selalu digunakan oleh orang dalam
melakukan komunikasi yang memiliki tujuan tertentu. Drs. R.A Sastroputro
mendefinisikan persuasi sebagai:
Persuasi merupakan salah satu metode komunikasi sosial dalam penerapannya
menggunakan teknik atau cara tertentu, sehingga dapat menyebabkan orang bersedia
melakukan sesuatu dengan senang hati, dengan suka rela dan tanpa dipaksa oleh
siapapun (Sastroputro,1998:246).
Selain Sastroputro yang mendefinisikan sebagai metode komunikasi, ada juga
ahli yang menjelaskan persuasi sebagai kegiatan psikologis dalam usaha
mempengaruhi pendapat, sikap dan tingkah laku orang banyak (Roekomy,1992:2).
Dalam upaya pembentukan perilaku ibadah yang dilakukan oleh ibu pada
anak, persuasi dipilih sebagai upaya menggugah anak agar melaksanakan ibadah atas
keinginan anak sendiri tentu berdasarkan pemahamannya atas ibadah itu sendiri. Jika
didekatkan pada dua definisi diatas maka terlihat jelas bahwa ibu melakukan upaya
atau teknik membentuk perilaku ibadah anak dengan mempengaruhi psikologis anak,
22
sehingga melaksanakan ibadah dengan senang hati dan suka rela sebagai wujud dari
pemahaman anak atas ibadah.
Karena peran persuasi mengubah pengetahuan sikap, dan tingkah laku
seseorang adalah mirip dengan proses pendidikan dan berarti merupakan tujuan
umum dari komunikasi (whalen,2006:61). Maka persuasi kerap disandingkan dan
menjadi bagian dari komunikasi, sehingga komunikasi persuasi telah menjadi satu
kesatuan dalam upaya mensukseskan tujuan seseorang melakukan komunikasi.
Ibu sebagai komunikator akan kerap kali menggunakan lambang-lambang
yang biasa disebut pesan dalam mempengaruhi kognisi anak, yakni pemahaman anak
pada makna sholat fardhlu lima waktu dan juga aktifitas membaca Al Quran
(mengaji) sebelum kemudian mampu melaksanakannya dengan konsisten. Upaya ibu
dalam mempengaruhi dan membentuk perilaku ini merupakan sebuah
kegiatankomunikasi yang mengharuskan ibu sebagai komunikator memahami dan
melakoni terlebih dahulu ibadah sebelum mengikut sertakan anaknya.
Namun proses ini jelas tidak mudah karena menyangkut konstribusi ibu yang
sangat besar sebagai komunikator dengan kredibilitas yang sempurna di mata anak.
F. Hambatan Koumunikasi Persuasi
Disni komunikasi yang dibahas merupakan bagian dari komunikasi
antarpribadi maka gangguan atau hambatan komunikasi persuasi dapat berupa
hambatan atau gangguan yang juga ada pada komunikasi antarpribadi. Hambatan dan
gangguan yang muncul dapat menggeser dan menggagalkan tujuan-tujuan dari
23
komunikasi persuasi yang dilakukan oleh ibu.(Effendy,2003:46) mengklasifikasikan
gangguan berdasarkan sifatnya menjadi dua bagian, yaitu:
a. Gangguan mekanik, yang dimaksud gangguan mekanik ialah: gangguan yang
berupa suara-suara kegaduhan yang membuat komunikasi tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
b. Gangguan Sematik, yaitu gangguan yang menyangkut isi pesan yang
disampaikan berupa pemakaian kata-kata, istilah yang menimbulkan salah
faham dan salah pengertian.
G. Komunikasi Persuasi Dalam Perspektif Islam
Komunikasi persuasi kita kenal sebagai kebalikan dari komunikasi koersif,
yang man kounikasi koersif sendiri diartikan oleh Phillip L. Husanker dan Anthony J.
Alessandra sebagai seni atau cara dalam berkomunikasi yang menampilkan emosi,
lewat suara dan gerak-gerak tubuh yang membuat komunikan merasa takut dan patuh
(Effendy, 1986:62).
Agama Islam mengatur segala tindak-tanduk dan pergerakan umat manusia di
muka bumi, termasuk dalam hal mempengaruhi orang lain. Banyak tahapan dan cara
yang diperkenalkan oleh agama islam dalam mengajak dan menghimbau orang untuk
berbuat kebajikan dan beribadah.
Dalam kaitannya dengan kewajiban ibu mengajarkan dan membina anaknya
beribadah, Islam juga menganjurkan pada orang tua khususnya ibu untuk
mengajarkan sesuatu dengan baik-baik pada anaknya. Djamarah (2004:29) mengutip
24
hadist yang diriwayatkan oleh Abu Razzaq sa’id bin Mansur tentang sabda Rasulullah
saw :
“Ajarkanlah kebaikan pada anak-anak kamu dan didiklah mereka dengan budi
pekerti yang baik” (HR. Bukhari&Muslim)”.
H. Hubungan Ibu dan Anak Dalam Membentuk Perilaku Beribadah Pada Anak
1. Tinjauan Tentang Ibu
Peran ibu yang komprehensif pada anak tidak berdasarkan atas hal-hal
yang sifatnya kodrati atau lahiriah, tetapi juga pada sifat-sifat utama yang melekat
pada seorang ibu, sifat yang penuh kasih sayang dan perhatian serta kelembutan
yang membuat ibu mengambil banyak tempat di hati anaknya. Karena
sesungguhnya anak merupakan bagian dari ibunya dan kelembutan ibu lebih kuat
pengaruhnyaterhadap anak daripada ayah, (Naurah, 2005:16). Itulah mengapa
kapabilitas ibu dalam banyak hal terutama dalam hal keimanannya menjadi
kualitas utama seorang ibu.
Kerap kita jumpai upaya ibu mempersuasi anaknya dalam menggiring
anaknya pada kebaikan. Termasuk pada proses komunikasi persuasi yang
digunakan ibu dalam upayanya membentuk perilaku beribadah yang konsisten
pada anak.
25
a. Tanggung Jawab dan Peran Ibu Dalam Membentuk Perilaku Beribadah Anak
“Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat pada usia 7 tahun, dan pukullah
jika ia tidak shalat pada usia 10 tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR.
bukhari & Muslim)
Berdasarkan kutipan hadist di atas membuktikan dalam Islam mengajak
dengan kebaikan menjadi prioritas dalam mendidik anak khususnya. Seperti yang
diserukan oleh orang Islam pada setiap orang khususnya keluarga dalam mendidik
anak untuk melakukan kebaikan yang akan tercermin dari perilaku orang tua dalam
mendidik anaknya. Orang tua lah yang bertanggung jawab atas semua pendidikan
sholat dan perbuatan kebaikan lainnya.
Menjadikan aktifitas membaca Al Quran sebagai ibadah yang akan
dilaksanakan anak dengan atau tanpa dorongan dari ibu. Akan lebih baik lagi jika
anak memahaminya dan melaksanakannya berdasarkan keinginannya sendiri. Itu
sebabnya anak perlu mengetahui bahwa paling tidak membaca AL Quran merupakan
keharusan bagi umat Islam, lebih baik lagi jika hafal dan memahami isinya dengan
baik.
2. Tinjauan tentang anak
Sesungguhnya anak merupakan anugrah sebagai penerus keturunan orang
tuanya. Pada anak juga diberikan jalan-jalan untuk mendatangkan pahala yang
banyak dan juga dosa yang banyak, tanggung jawab inilah yang kemudian
membuat orang tua ekstra hati-hati dalam mendidik dan membentuk kepribadian
anak.
26
Sebagai anggota keluarga anak merupakan anggota yang kecil
partisipasinya dalam menentukan sebuah pilihan. Tentu saja sesuai dengan porsi
anak yang belum dapat dengan baik berfikir mana yang baik dan mana yang
benar. Perkembangan jiwa dan kepribadian anak bergantung pada peran orang tua
dan anggota keluarga lainnya. Seperti yang disampaikan Dra. Kartini kartono
mengatakan sebagai berikut :
Keluarga memberikan pengaruh yang menentukan bagi pembentukan
watak dan kepribadian anak. Keluarga sebagai unit sosial yang terkecil yang
memberikan stempel dan fondasi dasar bagi perkembangan anak. Maka tingkah
laku psikotis atau kriminal dari orang tua atau salah satu dari anggota keluarga,
bisa memberikan pengaruh yang menular dan infeksius kepada lingkungannya,
khususnya kepada anak-anak (Kartini kartono dalam Dradjat,1990).
Dari uraian pendapat ahli psikologis di atas memaksa orang tua harus jeli
dan teliti dalam membesarkan anak-anak mereka. Termasuk pada pola asuh dan
pola komunikasi yang diterapkan orang tua. Seperti dikatakan di atas , bahwa
tingkah laku orang tua memberikan pengaruh pada perkembangan anak.
Kewajiban anak yang masih dalam usia sekolah dasar memang masih
seputar hormat dan patuh pada ibunya. Namun kepatuhan dan rasa hormat anak
merupakan tanggung jawab besar bagi seorang anak karena harus mengikuti
segala perintah dan keinginan orang tuanya yang belum tentu sesuai dengan
keinginan anak. Kewajiban anak ini harus dibarengi dengan peranan dan
top related