bab ii kajian pustaka dan kerangka pemikiran a. kajian...
Post on 20-Nov-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
10 Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Futsal
a. Definisi Futsal
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang
masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan
bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain
lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan.
Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan
futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Futsal turut juga dikenal
dengan nama lain. Istilah futsal adalah istilah internasionalnya, berasal dari
kata Spanyol atau Portugis, football dan sala. Menurut Roeslan (2003, hlm.
9) olahraga futsal merupakan olahraga mini yang dilakukan dalam ruangan
dengan panjang lapang 38-42 meter dan lebar 15-25 meter. Dimainkan
oleh 5 pemain termasuk penjaga gawang. Futsal adalah permainan hampir
sama dengan sepak bola, dimana dua tim memainkan dan memperebutkan
bola diantara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola ke
gawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola. Seperti
yang dikatakan Sucipto (2015, hlm. 1) bahwa “Futsal adalah olahraga yang
dinamis, dimana para pemainnya dituntut untuk selalu bergerak dan
dibutuhkan keterampilan teknik yang baik serta mempunyai determinasi
yang tinggi”.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa olahraga futsal adalah olahraga
yang dimainkan dua regu, masing-masing regu terdiri lima orang termasuk
penjaga gawang, setiap regu diizinkan memiliki pemain cadangan, tujuan
serta permainannya hampir sama dengan sepak bola namun ukuran
lapangan yang membedakan. Suatu regu dikatakan menang apabila
berhasil memasukkan bola ke gawang lawan lebih banyak dari pada regu
11
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lawannya, serta apabila jumlah memasukkan bolanya sama dari kedua regu
tersebut maka permainan dinyatakan seri atau draw.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia merupakan negara yang besar, kaya akan alamnya atau
sumber daya alamnya, dan termasuk negara dengan jumlah penduduk
terbanyak di dunia. Sumarsono (2003, hlm. 4) mengatakan bahwa “
Sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu berkerja untuk
memberikan jasa atau usaha kerja tersebut”. Bekerja harus mempunyai
konsep yang tepat atau managerial yang baik, akan tetapi pada
kenyataannya pengelolaan atau managerial salah satunya dalam olahraga
yang masih kurang tepat, buktinya prestasi yang tertinggal jauh dari
negara-negara lain, sarana prasarana atau tempat latihan yang sudah
banyak tertinggal bahkan tidak meratanya cabang olahraga yang masih
belum mempunyai tempat latihan. Banyak bibit-bibit atlet yang
berkualitas yang siap untuk bekerja keras memberikan prestasinya untuk
negara Indonesia ini namun pada kenyataannya sampai saat ini makin
berkurang para atlet yang berprestasi, dikarenakan kurangnya fasilitas
ataupun tidak layaknya sarana prasarana untuk dijadikan tempat latihan,
serta dukungan pihak-pihak terkait yang kurang diperhatikan segala
kebutuhan untuk menunjang prestasi atlet atau siswa.
c. Sarana Prasarana Olahraga futsal
Sarana prasarana yang mendukung akan membuat para siswa atau
atlet memiliki semangat lebih dalam latihan, sehingga tidak ada alasan
untuk tidak dapat berprestasi. Futsal merupakan salah satu olahraga
permainan yang hampir sama dengan sepak bola. Dengan ukuran lapang
berukuran panjang 25-42 m, lebar 15-25 m, garis batas dengan lebar 8
cm, lingkarann tengah 3 meter, daerah pinalti busur berukuran 5 meter
dari setiap pos, garis pinalti 6 meter dari titik tengah garis gawang, garis
pinalti ke dua 12 meter dari titik tengah garis gawang, zona pergantian
12
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daerah 6 meter (3 meter pada sisi garis tengah lapangan), gawang tinggi 2
meter dan lebar 3 meter.
Gambar 1.1 lapangan futsal
Kualitas dan ukuran bola harus berbentuk bulat, terbuat dari kulit atau
bahan lainnya, minimum diameter 62 cm dan maximum 440 gram,
tekanannya sama dengan 0,4-0,6 atmosfir (400-600 g/cm³).
Jumlah pemain dalam pertandingan tiap regu adalah 5 orang termasuk
penjaga gawang, jumlah pemain cadangan maksimal 7 orang, pergantian
pemain cadangan maksimal 7 orang, pergantian pemain saat
pertandingan tidak terbatas, pergantian pemain penjaga gawang
dilakukan hanya pada saat bola mati dan atas persetujuan wasit, lama
permainan futsal dilakukan dalam dua babak, tiap babak 20 menit. Waktu
dapat diperpanjang untuk tendangan pinalti, time out dapat dilakukan
satu kali per regu per babak dan tidak ada time out dalam waktu
tambahan, waktu istirahat tiap babak adalah maksimal 10 menit,
perlengkapan pemain harus menggunakan kostum yang sesuai dengan
peraturan permainan yaitu memakai kaos bernomor, celana pendek, kaos
kaki, dan memakai sepatu bersol pendek dan terbuat dari karet. Sarana
prasarana atau tempat latihan khususnya dalam olahraga futsal, jika
sudah mendekati atau berstandar internasional, para atlit akan berlatih
13
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara maksimal tanpa adanya rasa ketakutan cedera yang diakibatkan
oleh lapangan yang sudah tidak layak pakai, akan sangat disayangan jika
para siswa ataupun atlit tidak dapat berlatih secara maksimal dikarenakan
tempat latihannya yang membahayakan dirinya.
d. Teknik Dasar Olahraga Futsal
Latihan teknik adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik
gerakan yang diperlukan agar atlit terampil melakukan cabang olahraga
yang digelutinya. Menurut Harsono (2007, hlm. 2) bahwa “Semakin
sempurna tekniknya, semakin sedikit pula energi yang perlu dikeluarkan
untuk melakukan teknik tersebut. Berarti pula pengeluaran tenaganya pun
menjadi ekonomis dan efisien”.
Didalam permainan futsal ini, terdapat beberapa teknik tetapi sebelum
mempelajari teknik-teknik dasar futsal, kita perlu mengetahui juga
beberapa prinsip dasar dalam menendang bola.
Posisi kepala, yang dimaksud dengan posisi kepala adalah menendang
bola, kita haruslah memperhatikan situasi di dalam lapangan, dimana
posisi teman dan lawan berada, agar kita dapat menentukan arah bola
yang akan ditendang. Setelah mempelajari semua, kepala kemudian
mengarah ke bola dan mata mengkoordinasikan bagian bola mana yang
akan ditendang.
Posisi kaki, bila posisi kaki berada di sisi depan bola, maka bola akan
berjalan lurus dan mendatar di atas lapangan. Jika posisi kaki berada di
sisi bagian samping bola, maka bola melaju tidak terlalu kencang.
Sedangkan jika posisi kaki berada di sisi belakang bola, maka hasilnya
bola akan melambung tinggi.
Bagian bola, dalam menendang bagian bola yang ditendang akan
mempengaruhi jalannya bola. Bila menendang sisi pada bagian kiri bola,
maka bola akan bergerak melengkung ke kanan. Bila menendang dari sisi
kanan bola, maka akan bergerak melengkung ke kiri. Bila menendang
tepat di bagian tengah bola, maka bola akan bergerak lurus ke depan.
14
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bila menendang tepat diatas bola, kemungkinan besar bola tidak akan
bergerak kemana-mana. Sedangkan bila kita menendang tepat di bagian
bawah bola, maka bola terangkut serta melambung ke depan.
Kekuatan kaki, laju cepat atau lambatnya bola ditentukan oleh
seberapa kuat kaki kita sebelum menendang atau melakukan ancang-
ancang.
Bagian kaki untuk menendang, daerah sisi dalam kaki lebih banyak
digunakan pada permainan futsal. Dikarenakan tingkat keakuratan cukup
tinggi dalam melakukan shooting atau menembak, begitu juga bila
digunakan untuk passing atau mengumpan. Berikut ini penjelasan dari
teknik-teknik dasar bermain futsal.
Passing atau mengoper atau mengumpan, merupakan teknik dasar
futsal yang paling banyak digunakan sepanjang permainan futsal,
dibandingkan dengan teknik dasar yang lain, passing merupakan salah
satu teknik dasar bermain futsal yang sangat dibutuhkan oleh setiap
pemain, karena dengan lapangan yang rata dan ukuran yang kecil serta
pantulan bola yang tidak terlalu besar maka dibutuhhkan passing yang
keras dan akurat dengan menggunakan kaki bagian dalam. Apabila
passing terlalu lambat atau pelan, akan sangat mudah dipotong atau
direbut oleh lawan dikarenakan lapangan futsal yang relatif kecil. Kata
“pass” dapat diartikan sebagai mempersembahkan, oleh sebab itu dalam
melakukan passsing, pemain harus mempersembahkan (dalam kontek
yang baik dan enak) bola kepada rekan lain dalam satu tim. Sesuai
dengan karakteristik permainan futsal, maka teknik passing yang
dominan digunakan secara datar atau menyusur lantai. Passing dapat
dilakukan dengan menggunakan beragam sisi kaki, yaitu menggunakan
kaki bagian dalam, kaki bagian ujung kaki, tumit, atau sisi bawah.
Passsing menggunakan kaki bagian dalam, digunakan untuk
mengoper jarak pendek (short passing). Teknik dasar futsal ini adalah
teknik yang paling sering dilakukan untuk memberikan umpan dengan
akurat dan dilakukan dengan jarak yang dekat. Teknik ini bisa dilakukan
15
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan beberapa cara, yaitu posisi badan menghadap sasaran di belakang
bola, kaki yang digunakan sebagai tumpuan berada di samping bola, lutut
sedikit ditekuk, kaki untuk menendang ditarik kebelakang kemudian
diayunkan ke depan sehingga mengenai bola, tempatkan kaki tepat di
area bagian tengah bola, setelah menendang, kaki tetap mengayun ke
depan mengikuti arah bola.
Passing menggunakan kaki bagian luar, biasanya dilakukan untuk
memberikan umpan menyilang ke rekan yang berada di daerah yang
berlawanan dengan posisi kita atau digunakan untuk memberikan umpan-
umpan terobosan menipu lawan. Teknik ini digunakan dengan beberapa
cara posisi badan berada di samping bola ke arah bola ketika akan
diumpan, kaki yang digunakan sebagai tumpuan berada dibelakang dan
ayunkan ke samping sehingga mengenai bola, tempatkan kaki tepat di
sisi kanan atau kiri bola, setelah menendang kaki tetap mengayun ke
samping mengikuti arah bola.
Passing menggunakan tumit, biasanya digunakan pada saat kondisi
terjepit atau sulit untuk menghindari hadangan lawan atau dalam posisi
membelakangi gawang, bisa juga dilakukan untuk mengelabui lawan.
Bola yang dialirkan tidak terlalu kencang dan pastikan teman berada di
belakang posisi kita. Teknik ini dilakukan dengan bebarapa cara yaitu
posisi badan berada di depan bola, kaki yang digunakan sebagai tumpuan
berada di samping bola, tempatkan tumit kaki di depan bola, ayunkan
kaki kedepan dan tarik kebelakang, tempatkan tumit di tengah-tengah
bagian bola, pada saat menyentuh bola, setelah menendang kaki
mengayun ke belakang sedikit mengikuti arah bola.
Controlling atau mengontrol, adalah teknik dasar futsal yang
menggambarkan kemampuan pemain saat menerima bola, baik itu
menggunakan kaki bagian bawah atau bisa juga menggunakan kaki
bagian luar atau dalam, yang pada intinya dapat menghentikan bola yang
bergulir dengan cepat dan baik, apabila menahan bola jauh dari kaki
maka lawan akan dengan mudah merebut bola. Setelah dapat menguasai
16
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bola dengan baik, kemudian berusaha menguasai bola sampai kita akan
melakukan gerakan selanjutnya terhadap bola. Gerakan selanjutnya
tersebut seperti mengumpan, menggiring ataupun menembak ke gawang.
Sesuai dengan karakteristik permainan futsal, maka teknik dasar futsal
controlling ini dominan digunakan adalah dengan kaki, meskipun dapat
dilakukan dengan semua anggota badan selain tangan. Yang harus
diperhatikan pada saat mengontrol bola yaitu selalu lihat datangnya bola,
sentuh atau tahan bola dengan menggunakan telapak kaki (sole), kaki
bagian dalam atau kaki bagian luar agar bolanya diam tidak bergerak
serta mudah dikuasai.
Dribbling atau menggiring, adalah kemampuan pemain dalam
menguasai bola, baik dengan berjalan, berlari, berbelok maupun berputar
tanpa dapat direbut oleh lawan. Tujuan dari teknik dasar futsal ini adalah
untuk melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang kosong, melepaskan
diri dari kawalan lawan, membuka ruang untuk rekan, serta menciptakan
peluang untuk melakukan shooting ke gawang. Ada beberapa teknik
dalam menggiring bola yang harus dikuasai dalam bermain futsal, berikut
ini beberapa teknik futsal dalam menggiring bola pada permainan futsal,
yaitu :
Dribbling menggunakan kaki bagian luar, jika menggunakam kaki
kanan pemain futsal dapat mengecoh ke sebelah kiri lawan atau
sebaliknya. Akan tetapi teknik ini tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah
kanan bila menggunakan kaki kanan, begitu pula sebaliknya.
Dribbling menggunakan kaki bagian dalam, dengan teknik ini pemain
futsal dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan lawan apabila
menggunakan kaki kanak atau sebaliknya. Akan tetapi teknik ini tidak
bisa mengecoh lawan ke sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan,
begitupula sebaliknya.
Dribbling menggunakan bagian punggung kaki, adalah dapat
menggiring bola dengan arah lurus apabila tidak ada lawan yang
menghalangi. Akan tetapi teknik ini kurang efektif untuk mengecoh
17
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lawan ke sebelah kiri atau kanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
teknik dribbling yaitu kuasai bola serta menjaga jarak dengan lawan, jaga
keseimbangan badan pada saat dribbling, sentuhan bola harus
menggunakan telapak kaki secara berkesinambungan, fokus pandangan
setiap kali sentuhan dengan bola.
Shooting atau menembak, adalah tendangan ke araah gawang untuk
menciptakan gol. Teknik dasar futsal ini mempunyai ciri khas laju bola
yang sangat cepat dan keras serta sulit diantisipasi oleh lawan atau
penjaga gawang. Namun demikian teknik shooting yang baik harus
memadukan antara kekuatan dan akurasi tembakan. Shooting dapat
dilakukan dengan semua bagian kaki, terutama pada punggung kaki, sisi
kaki bagian dalam, dan sisi kaki bagian dalam, dan sisi kaki bagian luar.
Adapula shooting yang menggunakan ujung kaki atau sepatu, karena
dengan teknik ini bola akan melasat cukup kencang dan bola juga akan
tetap bergerak lurus. Dalam melakukan teknik futsal shooting ini,
terutama shooting menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar,
prakteknya hampir sama dengan passing, namun untuk shooting
diperlukan power atau tenaga yang lebih ketika menendang bola. Berikut
ini beberapa penjelasannya
Shooting menggunakan kaki bagian dalam, biasanya digunakan untuk
menembak jarak dekat. Teknik ini adalah yang paling sering dilakukan
untuk menembak dengan akurat dan dilakukan dengan jarak yang dekat
dan bisa juga dilakukan untuk tendangan pinalti. Teknik ini bisa
dilakukan dengan beberapa cara antara lain tentukan posisi badan
menghadap sasaran di belakang bola, kaki yang digunakan sebagai
tumpuan berada di samping bola, lutut sedikit ditekuk, kaki untuk
menendang ditarik kebelakang kemudian diayunkan ke depan sehingga
mengenai bola (kaki diayun lebih kencang, agar laju bola bisa lebih
cepat), tempatkan kaki tepat di area bagian tengah bola, setelah
menendang, kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola.
18
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Shooting menggunakan kaki bagian luar, biasanya dilakukan untuk
menembak ke gawang ketika posisi kita berada di daerah yang
berlawanan dengan posisi gawang. Shooting dengan cara ini juga bisa
dilakukan untuk mengecoh penjaga gawang lawan. Teknik ini dilakukan
dengan beberapa cara antara lain tentukan posisi badan berada di
samping bola ke arah bola akan ditendang, kaki yang digunakan sebagai
tumpuan berada dibelakang atau sejajar dengan bola, kaki untuk
menendang ditarik ke belakanh dan ayunkan ke samping sehingga
mengenai bola (kaki diayun lebih kencang, agar laju bola bisa lebih
cepat), tempatkan kaki tepat di sisi bagian kanan atau kiri bola, setelah
menendang kaki tetap mengayun ke samping mengikuti arah bola.
Shooting menggunakan punggung kaki, meghasilkan laju bola yang
cukup keras terarah. Teknik ini dilakukan dengan berbagai cara antara
lain posisi badan berada di belakang bola dan sedikit condong ke depan,
kaki yang digunakan sebagai tumpuan diletakkan di samping bola dan
ujung kaki menghadap sasaran, kemudian ayunkan kedepan sekuat-
kuatnya, tempatkan punggung kaki tepat di bagian tengah bola, setelah
menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola.
Shooting menggunakan ujung kaki atau sepatu, biasa kita sebut
dengan istilah “concong” yaitu menendang menggunakan moncong atau
ujung sepatu. Teknik ini jarang digunakan, bisanya dilakukan dalam
kondisi berhadap-hadapan satu lawan satu (one on one) dengan penjaga
gawang atau juga pada saat kondisi terjepit atau sulit dalam tekanan
lawan. Teknik ini dilakukan dengan berbagai cara antara lain posisi
badan berada di belakang bola, kaki tumpuan berada di belakang bola,
tempatkan bagian ujung kaki atau sepatu tepat di bagian tengah bola,
tendang dengan mendorong bola dengan ujung kaki atau sepatu, setelah
menendang kaki sedikit ditarik kembali kebelakang.
Chapping atau melambung, adalah gerakan menendang atau
melambungkan bola dengan ujung kaki yang lebih mengutamakan
akurasi tendangan tanpa menggunakan kekuatan dan kecepatan
19
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tendangan. Teknik dasar futsal ini adalah gerakan menendang bola lebih
cenderung sebagai gerakan menyendok bola. Teknik ini hampir sama
dengan teknik passing, perbedaannya terletak pada saat chipping
menggunakan bagian atas ujung sepatu dan perkenaannya tepat dibawah
bola. Teknik dengan mengangkat bola dengan ujung jari kaki atau sepatu
bisanya dilakukan pada saat kondisi terjepit atau sulit dan tidak
memungkinkan melakukan tendangan atau umpan mendatar. Bola akan
diangkat melewati lawan ke sisi pojok lapangan di daerah lawan baik
menyilang atau sejajar. Teknik chapping juga dapat dilakukan
memasukkan bola ke gawang lawan. Teknik ini dilakukan dengan
berbagai cara antara lain posisi badan berada di belakang bola, kaki yang
digunakan sebagai tumpuan berada disamping bola dan lutut sedikit di
tekuk, tempatkan ujung jari kaki atau sepatu untuk menendang tepat di
bagian bawah bola, angkat bola dan ayunkan kaki kedepan, setelah bola
diangkat kaki mengayun mengikuti arah bola.
e. Fisik dalam Olahraga Futsal
Kemampuan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat diperlukan
dalam meningkatkan prestasi seorang atlit guna mendukung
perkembangan teknik, strategi, taktik dan kemampuan mental tiap-tiap
individu seseorang. Kondisi fisik sangat penting, karena kondisi fisik
merupakan faktor dasar bagi tiap aktivitas manusia dan turut berperan
serta dalam menentukan prestasi atlet, terutama pada olahraga yang
membutuhkan kekuatan fisik yang cukup kuat, salah satunya olahraga
futsal. Menurut Harsono (1988, hlm. 153) bahwa :
“Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan
sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga demikian
memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik.”
20
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Banyak sekali yang didapat dengan kondisi fisik yang baik, seperti
yang dikemukakan Harsono (1988, hlm. 153) bahwa manfaat kondisi
yang baik yaitu :
“Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
jantung, akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan
komponen kondisi fisik lainnya, akan ada ekonomi gerak yang lebih baik
pada waktu latihan, akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-
organ tubuh setelah latihan dan akan ada respons yang cepat dari
organisme tubuh kita aoabila sewaktu-waktu respons demikian
diperlukan.”
Dalam hal ini bahwa dalam kriteria olahraga futsal, yang
membutuhkan fisik yang cukup kuat, seperti halnya sepak bola, atlet
harus benar-benar dipersiapkan secara matang dan terprogram secara
sistematis, karena dengan kecepatan permainan, lamanya permainan
dalam olahraga futsal membutuhkan stamina yang cukup tinggi, serta
kekuatan dan kecepatan yang cukup baik, untuk menunjang prestasi dan
terhindar dari cidera.
f. Taktik dalam Olahraga Futsal
Taktik merupakan salah satu hal yang penting bagi olahraga
permainan, salah satunya yaitu olahraga futsal. Menurut Harsono (2007,
hlm. 3) tujuan dari latihan taktik adalah “ untuk menumbuhkan
perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet”. Teknik-teknik
gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini dituangkan dan diorganisir
dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk dan formasi permainan, serta
taktik-taktik pertahanan dan penyerangan, sehingga menjadi suatu
kesatuan gerak yang sempurna.
Latihan atau perencanaan taktik hanya akan bisa sukses manakala
tingkat kemahiran teknik setiap seseorang ataupun anggota tim sudah
sempurna. Jadi keterampilan teknik merupakan faktor-faktor penting
dalam meningkatkan kemampuan yang mendorong agar kemampuan
21
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
taktik terlaksana sesuai dengan harapan. Contoh latihan taktik dalam
permainan olahraga futsal, menyerang dengan bola panjang (memainkan
pola 1-2-1, memainkan pola 2-1-1), menyerang dengan wall pass
(memainkan pola 2-2, jangan statis).
g. Latihan Mental
Perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari
perkembangan ketiga faktor tersebut diatas, sebab betapa sempurna pun
perkembangan fisik, teknik dan taktik seseorang, apabila mentalnya tidak
turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai.
Menurut Harsono (2007, hlm. 3) mengatakan bahwa “Pertandingan
adalah 80% masalah mental dan hanya 20% yang lain.
Latihan mental diberikan pada setiap sesi latihan, sejak permulaan
latihan hingga akhir latihan. Seringkali latihan mental ini dilupakan, para
pelatih lebih menekankan pada latihan fisik, teknik maupun taktik serta
pembentukan keterampilan saja, sedangkan perkembangan mental
dibiarkan begitu saja, berjalan dengan apa adanya. Latihan mental sangat
penting dilakukan agar seluruh kemampuan didalam diri seseorang dapat
keluar secara maksimal sesuai dengan proses latihannya. Mental yang
baik akan berpengaruh terhadap prestasi yang baik, salah satunya minat.
Karena minat bagian dari mental tiap-tiap individu. Jika minat tiap-tiap
atlet atau siswa itu baik, mereka semangat menjalani latihan dan
menjalani latihan dengan senang tanpa adanya keterpaksaan karena
tertarik kepada olahraga futsal, walaupun dengan keadaan yang kurang
mendukung, prestasi mereka pun akan baik juga.
h. Sejarah Futsal
Olahraga futsal dipopulerkan di Montevideo pada tahun 1930, oleh
Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh
Amerika Selatan, terutama di Brasil. Keterampilan yang dikembangkan
dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang
22
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan
berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya,
mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi
pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah
perlindungan Federation Internationale de Football Association di
seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara
serta Afrika, Asia, dan Oseania.
Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965,
Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan
Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979,
dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan
dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika Pertama tahun 1980 dan
memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun 1984.
Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA
(sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989)
di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi
pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua
tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam
Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia. Pertandingan futsal
Internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di
Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California.
Sedangkan perkembangan futsal di Indonesia sangat lambat, jika
dibandingkan Amerika Selatan, Eropa dan Asia, termasuk jika di
bandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia atau
Thailand. Meski putra Indonesia Wandy Batangtaris (Alm) telah duduk
di Komite Futsal FIFA sejak 1997, namun futsal baru berkembang di
Indonesia pada tahun 2005-an. Hal ini disebabkan karena
ketidakmampuan melihat peluang para pengurus PSSI dan pengusaha
terhadap permainan futsal.
Permainan futsal masuk ke Indonesia sebenarnya sejak tahun 1998-
1999. Baru pada tahun 2000-an, futsal mulai dikenal dikalangan
23
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masyarakat indonesia. Pada saat itulah futsal mulai berkembang dengan
maraknya sekolah-sekolah futsal di Indonesia. Lalu pada tahun 2002
AFC meminta Indonesia untuk menggelar kejuaraan Piala Asia. Futsal di
Indonesia saat ini sudah sangat berkembang, akan tetapi, sampai saat ini
sayangnya permainan futsal hanya bersifat rekreatif saja, belum menjadi
sebuah olahraga profesional secara menyeluruh. Diharapkan dengan
bantuan dari berbagai pihak olahraga futsal bisa menjadi olahraga
profesional. Pembibitan dan pembinaan yang secara terus-menerus,
serius dan dibantu oleh beberapa pihak, pemerintah maupun masyarakat
sekitar, tidak lepas juga dari peran sekolah yang memungkinkan untuk
menghasilkan bibit-bibit atlit berbakat untuk berprestasi di tingkat
nasional ataupun internasional.
Berdasarkan pengamatan dari peneliti dari tahun 2008 sampai tahun
2013 SMA Negeri 11 Garut peminat olahraga ini cukup banyak sekitar
kurang lebih 35, yang tentunya mereka mempunyai minat yang cukup
tinggi, sedangkan tahun 2014/2015 siswanya tidak lebih dari 25 orang.
2. Hakikat Minat
a. Pengertian Minat
Minat merupakan masalah yang penting dalam segala hal, termasuk
dalam hal pendidikan, terlebih lagi dikaitkan dengan aktivitas seseorang
dalam kehidupan sehari-hari. Minat yang ada pada diri seseorang akan
memberi gambaran dalam aktivitas untuk mencapai suatu tujuan. Ada
yang berangapan bahwa minat dengan motivasi itu sama, yaitu sama-
sama pendorong dari dalam diri seseorang atau dari luar diri seseorang
untuk mencapai tujuan dalam aktivitas yang mereka tekuni seperti
keluarga, sekolah dan masyarakat. Tetapi pada hakikatnya sangatlah
berbeda. Menurut ungkapan Hurlock (1999, hlm. 114) :
“Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bisa mereka bebas memilih. Bila
mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat.
24
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, maka
minat pun berkurang.”
Sesuai dengan penjelasan di atas, terdapat perbedaan antara minat
dengan motivasi, bahwa minat adalah sumber dari motivasi untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Jika ingin melakukan
suatu aktivitas dengan maksimal, siswa tersebut harus melakukannya
dengan kesadaran sendiri, tanpa ada yang menyuruh, dan siswa tersebut
harus merasakan kepuasan, kesenangan dalam melakukannya, karena
yang mereka lakukan adalah pilihan dari mereka sendiri. Dengan
demikian mereka mengetahui keuntungan dari kegiatan yang mereka
lakukan itu. Pernyataan dari Hurlock tersebut diperkuat lagi dari
pendapat Kamisa (1997, hlm. 370), yang menyatakan bahwa “Minat
diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan”, dan Tidjan (1976,
hlm. 71) menjelaskan bahwa “Minat adalah gejala psikologis yang
menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada
perasaan senang”.
Pemusatan perhatian adalah pemusatan terhadap suatu objek sebab
ada perasaan senang, ini sesuai dengan permasalahan yang penulis teliti
yaitu menurunnya minat siswa terhadap ekstrakurikuler futsal
dikarenakan tidak adanya kefokusan siswa saat melakukan kegiatan
tersebut serta fasilitas yang kurang memadai untuk menunjang
ekstrakurikuler tersebut, kegiatan yang dilakukan dengan perasaan tidak
senang cenderung sulit untuk fokus dalam melakukan aktivitas tersebut,
sehingga hasilnya tidak akan maksimal dan sebaliknya jika seseorang
melakukan suatu yang mereka senangi, secara otomatis mereka hanya
berfikir pada kegiatan yang mereka sedang lakukan, karena mereka suka
terhadap aktivitas tersebut dan timbul perasaan senang sehingga di dapat
hasil yang maksimal dalam melakukan kegiatan tersebut.
Adapun menurut menurut Bahasa Inggris (dalam Sefrina, 2013, hlm.
27) bahwa “Minat sering digambarkan dengan kata-kata Interest atau
25
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Passion. Interest bermakna suatu perasaan ingin memperhatikan dan
penasaran akan sesuatu hal, sedangkan passion sama maknanya dengan
gairah atau suatu perasaan yang kuat atau antusiasme terhadap suatu
objek”. Diperkuat lagi Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Sefrina,
2013, hlm. 27) menyatakan bahwa ‘Minat berarti kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu, diartikan pula sebagai gairah atau
keinginan’. Berdasarkan penjelasan Bahasa Inggris dan Kamus Besar
Bahasa Indonesia di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
ketertarikan akan sesuatu objek yang berasal dari hati, bukan karena
keterpaksaan dari orang lain. Hal ini menunjukan bahwa minat yang
dimiliki oleh seseorang merupakan hasil dari proses pemikiran, emosi
serta pembelajaran sehingga menimbulkan suatu keinginan untuk
mendalami objek atau mungkin suatu kegiatan tertentu. Oleh karena itu
minat pada masing-masing orang bisa berbeda meskipun berada dalam
lingkungan yang sama.
Memang tidak mudah untuk menimbulkan rasa minat terhadap diri
sendiri apalagi terhadap diri orang lain, karena banyak faktor yang perlu
diperhatikan, terutama faktor psikologis dari siswa tersebut. Banyak hal
juga yang perlu diperhatikan untuk menimbulkan rasa ketertarikan untuk
olahraga yang belum bermasyarakat ini terhadap para siswa. Sesuai
dengan fakta sekarang ini yang penulis amati dari tahun 2008 sampai
sekarang, bahwa masih adanya naik turun minat siswa mengikuti
ekstrakurikuler di SMA Negeri 11 Garut, dan yang paling terlihat yaitu
prestasi mereka yang makin lama makin menurun dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya dan makin sedikitnya jumlah siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler disekolah tersebut.
Hal ini terjadi mungkin dikarenakan kurangnya koordinasi antara
pembina atau pengurus dari sekolah dengan para siswa atau acuhnya
sekolah terhadap olahraga yang sedang berkembang ini. Seperti yang
dikatakan oleh Getzel (dalam Mardapi 2007, hlm. 106) mengemukakan
“Minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
26
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas,
pemahaman dan keterampilan untuk rujukan perhatian atau pencapaian”.
Dari pendapat ini bisa dibuktikan sesuai yang penulis katakan di atas,
dengan sedikitnya lapangan atau jarangnya kejuaraan atau event-event
olahraga futsal ini bahwa siswa akan mempunyai sedikit pengalaman,
karena dengan banyaknya pengalaman siswa tersebut akan terpacu lagi
untuk meningkatkan pemahaman ataupun keterampilan mereka dalam
latihan, dan sebaliknya dengan sedikit pengalaman para siswa tersebut
tidak akan terpacu untuk meningkatkan keterampilan mereka ataupun
pemahaman terhadap olahraga futsal, karena kurangnya perlombaan atau
pertandingan yang di adakan oleh para pembina seperti club, pengusaha,
sekolah atapun pemerintah.
Banyak hal yang perlu diperhatikan para pembina dan pelatih
terhadap olahraga futsal ini untuk meningkatkan rasa ketertarikan siswa
terhadap olahraga futsal. Setiap minat akan memuaskan suatu kebutuhan
dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak segera
tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat
dan bertahan pada minat tersebut. Selanjutnya, semakin sering minat di
ekspresikan dalam kegiatan, semakin kuatlah ia. Sebaliknya minat akan
padam bila tidak disalurkan. Bila misalnya lingkungan tempat anak hidup
membatasi kesempatan bermain dengan anak lain, minat terhadap teman
bermain mulai berkurang dan minat lain akan menggantikannya. Bila
anak menemukan pengganti teman bermain yang memuaskan akan tiba
suatu saat mereka merasa kurang berminat terhadap teman bermain.
Anak itu kemudian bahkan menyatakan bahwa teman sebaya
membosankan. Suatu kegiatan yang tidak memuaskan, merangsang atau
menantang individu disebut membosankan. Individiu tidak mampu
melihat bagaimana kegiatan itu dapat memberikan keuntungan pribadi
atau kepuasan. Jadi kebosanan, yang terdiri atas perasaan jenuh dan
ketidakpuasan, merupakan lawan dari minat. Adalah penting mengenal
27
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan antara minat dan kesenangan. Hurlock (Edisi Kenam, hlm.
114) menyampaikan bahwa:
Kesenangan sering kemudian mengarah kebosanan, karena minat dan
kebosanan berpengaruh pada penyesuaian pribadi dan sosial anak. Bila
anak dipaksa melanjutkan suatu kegiatan setelah minat berkurang hingga
mencapai titik kebosanan, akibatnya ialah sikap dan perilaku yang akan
merusak penyesuaian mereka terhadap situasi ini dan kebahagiaan
mereka.
Jadi ketika anak-anak merasa bosan, mereka mungkin sekali akan
terlibat dalam kenakalan dan menyebabkan kesulitan bagi orang lain
dengan harapan akan terjadi keributan, sehingga situasi yang
membosankan menjadi mengasyikan. Pada umumnya anak-anak merasa
senang apabila mereka dipaksa melakukan sesuatu yang tidak memenuhi
kebutuhan atau memberi kepuasan. Dengan adanya paksaan, kegiatan
yang dilakukan sangat sedikit manfaat dan materi yang akan diberikan
oleh guru ataupun pelatih sulit untuk di pahami apalagi untuk
mempraktikannya. Menurut Passer (dalam skripsi Wicaksono, 2013, hlm.
10) menunjukan adanya indikasi enam kategori utama motif-motif yang
menumbuhkan minat siswa berpartisipasi dalam program-program
olahraga yaitu:
1) Untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan
2) Untuk berhubungan dan mencari teman
3) Untuk mencapai sukses dan mendapat pengakuan
4) Untuk latihan serta menjadi sehat dan segar
5) Untuk menyalurkan energi
6) Untuk mendapatkan pengalaman penuh tantangan dan yang
menggembirakan
Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut beberapa ahli di
atas, peneliti mencoba menyimpulkan bahwa minat adalah gejala
psikologis yang menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subjek
(siswa) terhadap objek yang menjadi sasaran karena objek tersebut
menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga
28
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cenderung kepada objek tersebut dan adanya keinginan sesuatu yang
mereka harapkan seperti mendapatkan pengalaman yang lebih, pergaulan
yang lebih luas yang akhirnya akan mendapat pengakuan dari lingkungan
sekitar dengan cara mengikuti aktivitas pembelajaran futsal ini.
b. Pentingnya Minat Belajar
Pada semua usia, minat memainkan peran yang penting dalam
kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku
dan sikap. Hal ini terutama besar selama masa kanak-kanak. Jenis pribadi
anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama
masa kanak-kanak. Sepanjang masa kanak-kanak, minat menjadi sumber
motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat terhadap sebuah
kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan, akan berusaha lebih keras
untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau
merasa bosan.
Jika kita mengaharapkan bahwa pengalaman belajar merupakan
kemampuan anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan
dengan minat anak. Ini merupakan saat siap ajar, yaitu saat anak-anak
siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan
pribadi yang dapat diperoleh lewat pengalaman belajar. Hurlock (Edisi
Keenam, hlm. 116) menyatakan bahwa “Minat mempengaruhi bentuk
dan intensitas aspirasi anak”. Maksudnya yaitu ketika anak mulai
berpikir tentang pekerjaan mereka di masa mendatang misalnya, mereka
menentukan apa yang mereka ingin melakukan bila mereka dewasa.
Semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diidamkan, semakin
besar minat mereka terhadap kegiatan yang mendukung tercapainya
aspirasi itu. Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang
ditekuni seseorang. Bila anak-anak berminat pada suatu kegiatan,
pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan dari pada bila
mereka merasa bosan. Lagi pula, jika anak-anak tidak memperoleh
kegembiraan suatu kegiatan, mereka hanya berusaha seperlunya saja.
29
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Akibatnya, prestasi mereka jauh lebih rendah sesuai dengan kemampuan
mereka. Ini menjadikan mereka merasa bersalah dan malu, sikap ini lebih
mengurangi kesenangan mereka pada kegiatan tersebut.
Proses belajar yang maksimal terjadi apabila seorang siswa
mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan
merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada mata pelajaran
sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Menurut
Djamarah (2002, hlm. 81) “Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan
anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan
bersungguh-sungguh dalam belajar”. Senada dengan hal ini Loekmono
(1994, hlm. 62) berpendapat bahwa “Minat merupakan salah satu hal
yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik
dalam studi, kerja, dan kegiatan-kegiatan lain, hal tersebut karena minat
akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut”.
Demikian proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan
minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Menurut Rachman (1997,
hlm. 151) “Minat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
dapat belajar dengan sebaik-baiknya”. Jika ada siswa kurang atau tidak
berminat terhadap belajar perlu diusahakan cara membangkitkan minat
tersebut. Minat dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara. Cara tersebut
antara lain ialah memvariasikan media pembelajaran, mengembangkan
metode pembelajaran, menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna
bagi kehidupan siswa, dan mengkaitkan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan cita-cita. Dari uraian di atas, dapatlah diambil suatu
kesimpulan bahwa minat sangat penting dalam kegiatan belajar, karena
tanpa adanya minat terhadap suatu pelajaran, maka kegiatan proses
belajar tidak akan berjalan dengan baik dan pada akhirnya keberhasilan
dalam belajar tidak akan tercapai dengan baik pula. Ketika siswa SMA
Negeri 11 Garut siap dengan pembelajaran yang akan dipelajari, senang
30
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap pembelajaran yang banyak dengan variasi, sehingga siswa tidak
bosan serta perbaikan fasilitas-fasilitas futsal. Kemungkinan besar hasil
belajar akan lebih baik dan siswa tertarik bahkan menagih untuk
mengikuti ekstrakurikuler sesi berikutnya.
c. Dimensi dan Indikator Minat
Di dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2006, hlm. 583) “Minat
atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat penulis
simpulkan bahwa minat dalam penelitian ini adalah suatu kecenderungan
dari dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut mempunyai
sikap tertarik, berkeinginan serta ketekunan dan mempunyai dorongan
terhadap objek tertentu tanpa ada yang menyuruh dalam mengikuti
misalnya dalam pembelajaran ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 11
Garut. Dalam bukunya yang berjudul perkembangan anak, Hurlock
(1999, hlm. 116) berpendapat bahwa “minat merupakan sumber motivasi
yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila
mereka bebas memilih”. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan
kepuasan, bila kepuasan berukurang, minat pun akan berkurang.
Menurut Sudarsono (2003, hlm. 8) “Minat merupakan bentuk sikap
ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dalam suatu kegiatan karena
menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut”. Begitu pula
dengan Slameto (2010, hlm. 180) yang menyatakan bahwa “Minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh”. Hilgrad (dalam Slameto, 2010, hlm. 57)
menyatakan ‘Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy
some activity and content’. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati diperhatikan terus menerus dengan disertai rasa senang dan
diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa
31
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk
tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu objek.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang
dikutip di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator minat belajar adalah
keinginan siswa untuk belajar dengan baik dan perhatian siswa dalam
materi pembelajaran ekstrakurikuler futsal secara aktif dan serius,
program pembelajaran yang menyenangkan, sarana prasarana yang
memadai serta pembina yang terus-menerus memperhatikan prestasi
siswa dengan dukungan-dukungan moril maupun materil.
d. Aspek-aspek Minat
Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan
melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Ketika
seseorang tersebut melakukan kegiatan sesuai dengan minatnya, mereka
akan merasakan kesenangan untuk melakukan hal tersebut, tanpa adanya
paksaan ataupun yang menyuruh.
Hurlock (1999, hlm. 116) mengatakan bahwa “Minat mempunyai dua
aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif”. Aspek kogntif didasarkan
atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan
dengan minat. Contoh misalnya aspek kognitif terhadap ekstrakurikuler
futsal. Bila mereka menganggap ekstrakurikuler futsal sebagai tempat
mereka belajar tentang hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu
mereka dan tempat mereka mendapat kesempatan untuk bergaul dengan
teman sebaya. Dan anak pun ingin merasa yakin bahwa waktu dan usaha
yang dihabiskannya dengan kegiatan yang berkaitan dengan minatnya
akan memberikan kepuasan dan keuntungan pribadi. Bila terbukti bahwa
ada keuntungan dan kepuasan, minat mereka tidak hanya menetap
melainkan juga lebih kuat tatkala keuntungan dan kepuasan menjadi
nyata. Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas
pengalaman pribadi dan yang dipelajari dirumah, disekolah,
32
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimasyarakat, serta dari berbagai jenis media massa. Dari sumber
tersebut anak akan belajar apa saja yang akan memuaskan kebutuhan
mereka dan yang tidak. Misalnya, anak-anak melihat bahwa rasa ingin
tahu tentang apa yang akan terjadi di dalam tubuh mereka dapat
dipuaskan dengan pertanyaan dan membaca. Selama kegiatan ini
memberi mereka kepuasan, minat mereka akan menetap.
Aspek afektif berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang
yang penting yaitu orang tua, guru, teman sebaya terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan minat tersebut, dan dari sikap yang dinyatakan atau
tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
Sebagai contoh, anak yang mempunyai hubungan yang menyenangkan
dengan para guru, biasanya mengembangkan sikap yang positif terhadap
sekolah, karena pengalaman sekolahnya menyenangkan, minat mereka
pada sekolah diperkuat. Sebaliknya, pengalaman yang tidak
menyenangkan dengan guru dapat dan sering mengarah ke sikap yang
tidak positif, yang mungkin kelak akan memperlemah minat anak
terhadap sekolah. Walaupun aspek keduanya sama sama penting
peranannya dalam menentukan apa yang akan dan yang tidak dikerjakan
oleh anak, dan jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek afektif
lebih penting dari pada aspek kognitif, karena dua alasan. Menurut
Hurlock ( 1999, hlm. 118) mengatakan ada dua alasan aspek afektif lebih
penting dibandingkan dengan aspek kognitif yaitu :
1) Aspek afektif memiliki peran yang lebih besar dalam memotivasi
tindakan dari pada aspek kognitif. Suatu bobot emosional positif dari
minat memperkuat minat itu dalam tindakan. Suatu bobot emosional
yang tidak menyenangkan mempunyai pengaruh sebaliknya. Bobot
itu mengakibatkan kebosanan disertai pengaruh yang memperlemah
motivasi atau yang mendorong tindakan yang mengganggu
penyesuaian pribadi dan sosial yang baik. Sikap yang positif
terhadap sekolah misalnya, meningkatkan motivasi anak untuk
belajar dan menjadi warga sekolah yang baik. Begitu pula, pekerjaan
yang dipilih karena sikap sosial yang positif terhadap pekerjaan itu
akan memotivasi anak untuk belajar guna memperispkan dirinya
untuk pekerjaan yang telah dipilihnya.
33
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Aspek afektif minat, sekali terbentuk cenderung lebih tahan terhadap
perubahan dibandingkan dengan aspek kognitif. Informasi yang
tidak tepat tentang pekerjaan, dapat diperbaiki secara relatif mudah
tatkala anak bertambah besar dan lebih menngenal berbagai
lapangan pekerjaan. Mengubah aspek afektif minat anak sangatlah
sulit. Seperti pada sikap terhadap orang lain, sebagaimana
ditekankan terlebih dahulu dalam pembahasan tentang prasangka,
sekali sikap terhadap pekerjaan pekerjaan telah terbentuk,
kemungkinan besar sikap itu menetap. Suatu sikap yang tidak positif
terhadap perkerjaan, dengan bertambahnya pengetahuan dan
pengalaman berkerja, mungkin bisa lebih positif dari sebelumnya,
tapi sedikit saja kemungkinan bahwa sikap akan berubah dari negatif
menjadi positif. Oleh sebab itu, mengingat pengaruh minat pada
perilaku dan pada penyesuaian pribadi dan sosial dalam
perkembangan minat, perhatian yang lebih besar harus diberikan
pada pengembangan bobot emosional positif dari minat ini.
Sedangkan menurut Schunk (1996, hlm. 304), aspek-aspek minat
sabagai berikut :
1) Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity),
yaitu perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas,
umumnya terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas.
2) Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas (spesivic conciused for
or living the activity), yaitu memutuskan untuk menyukai suatu
aktivitas atau objek.
3) Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu
individu merasa senang dengan segala hal yang berhubungan dengan
aktivitas yang diminatinya.
4) Aktivitas itu mempunyai arti atau penting bagi individu (personal
importence or signifinance of the activity to the individual).
5) Adanya minat intrinsik dalam isi aktivitas (intinsic interes in the
content of the activity), yaitu emosi yang menyenangkan yang
berpusat pada aktivitas itu sendiri.
6) Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participant in
the activity), yaitu individu memilih atau berpartisipasi dalam
aktivitas.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan aspek-
aspek minat menimbulkan daya ketertarikan yang di bentuk oleh dua
aspek. Aspek tersebut yaitu kognitif dan aspek afektif berupa sikap,
kesadaran individual, perasaan senang, arah kepentingan individu,
adanya ketertarikan yang muncul dari dalam diri, dan berpartisipasi
34
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap apa yang diminati. Ketika kesadaran diri dari individual itu
tidak ada untuk mengikuti ekstrakurikuler futsal, maka setiap siswa
mengikuti ekstrakurikuler futsal siswa tersebut melakukannya dengan
terpaksa, sehingga inilah yang menyebabkan prestasi mereka menurun
dan tidak adanya perhatian terhadap materi-materi yang telah
disampaikan oleh pelatih, karena partisipasi dengan adanya siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler dengan rasa terpaksa mengikuti
ekstrakurikuler akan terasa membosankan, siswa acuh ketika pelatih
memberikan materi, fasilitas yang kurang mendukung dan otomatis
pengalaman latihan yang dihasilkan pun hanya sedikit yang di dapat.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pada
pengalaman, minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan
yang akan menjadi sebab, yang akan dipakai lagi dalam kegiatan yang
sama. Menurut Crow (dalam Kristada, 2010, hlm. 19-20) menyebutkan
faktor yang mempengaruhi minat yaitu:
1) The factor inner urge adalah rangsangan yang datang dari
lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.
2) The factor of social motive adalah minat seseorang terhadap objek
atau sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi dari dalam diri manusia
juga dipengaruhi oleh motif sosial.
3) Emotional factor adalah faktor perasaan dan emosi mempunyai
pengaruh terhadap objek misal perjalanan sukses yang dipakai
individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan
perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat
dalam kegiatan tersebut.
Menurut Hidayati (dalam Kristada, 2010, hlm. 20-21) faktor yang
mempengaruhi minat adalah :
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang
yang dapat mempengaruhi minatnya.
Contoh : lingkungan sekitar, sarana prasarana, dan fasilitas yang
digunakan.
35
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Faktor Internal
Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam
diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat
dipusatkan.
Contoh: minat, ingatan, motivasi dan kemauan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi minat adalah rangsangan yang datang dari lingkungan
yang sesuai dengan keinginan seseorang, minat seseorang terhadap
objek atau sesuatu hal yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri
manusia dan juga dipengaruhi oleh motif sosial, perasaan dan emosi
mempunyai pengaruh terhadap sesuatu kegiatan tertentu yang dapat
membangkitkan perasaan senang. Selain itu juga faktor yang
mempengaruhi minat dapat berasal dari luar dan berasal dari dalam diri
seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya. Saat lingkungan
pembelajaran nyaman, menyenangkan sehingga siswa merasakan tempat
kegiatan ekstrakurikuler futsal itu seperti rumah keduanya, maka siswa
pun akan lebih bisa fokus, serius tetapi tetap senang dan nyaman
mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler futsal, serta didukung dengan
lingkungan keluarga siswa itu sendiri, yang mendorong anaknya untuk
bisa berprestasi di olahraga futsal ini.
f. Macam-macam Minat
Dengan berbagai macam karakter manusia yang berbeda, dengan
keinginan ataupun kebutuhan tiap-tiap manusia yang berbeda. Minat
terbagi menjadi beberapa macam. Menurut Buchori (1991, hlm. 136)
menyebutkan minat di bagi menjadi 2 macam, yaitu :
1) Minat primitif yaitu minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan
makan, minum, dan bebas bergaul. Jadi, pada minat ini meliputi
kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan
dorongan untuk mempertahankan organisme.
36
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Minat kultural dapat disebut juga sebagai minat sosial yang berasal
atau diperoleh dari proses belajar. Jadi, minat kultural ini lebih tinggi
nilainya dari pada minat primitif.
Adapun pendapat dari Pasaribu (1993, hlm. 52) menyebutkan di bagi
2 macam minat, yaitu :
1) Minat aktual adalah minat yang berlaku pada objek yang ada pada
suatu saat dan ruangan yang konkrit.
2) Minat disposisional atau arah minat yang dasarnya pembawaan
(disposisi) akan menjadi ciri sikap hidup seseorang.
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa macam minat ada empat. Macam minat tersebut ialah
minat primitif yang meliputi kesadaran tentang kebutuhan, minat
kultural yang diperoleh dari proses belajar, minat aktual yang berdasar
pada waktu dan ruang yang sedang dialami, dan minat disposisional yang
berdasar pada pembawaan sikap hidup seseorang. Dengan demikian
penulis melihat dari permasalahan yang ada, bahwa minat dalam
permasalahan yang di teliti termasuk ke dalam minat kultural, yaitu
minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar.
3. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Sudjana (2001, hlm. 28), adalah “suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Belajar menurut
Morgan (dalam Suprijono, 2009, hlm. 3), adalah “Perubahan perilaku
yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”. Salah satu
pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Belajar
tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan,
persepsi, kesenangan, kompetensi, penyesuaian sosial, bermacam-macam
37
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterampilan, dan cita-cita. Sedangkan menurut Usman dan Setiawati
(2002, hlm. 4) bahwa “Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya”.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tidak terlepas dari belajar
mengajar yang melibatkan guru, peserta didik dan sumber pembelajaran
yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dari siswa
tersebut, menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan sikap.
Sehingga siswa tersebut lebih mempunyai kesadaran yang tinggi untuk
meningkatkan prestasi dengan latihan yang maksimal tanpa ada yang
memaksa.
Menurut Gagne (2002, hlm. 10) belajar merupakan “kegiatan yang
kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai”. Timbulnya
kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan
dan proses kognitif yang dilakukan pebelajar. Belajar menurut pandangan
Skinner (2002, hlm. 9) adalah “suatu perilaku pada saat orang belajar,
maka responsnya menjadi baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responsnya menurun”.
Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi,
menjadi kapabilitas baru, serta dengan belajar individual atau kelompok
tersebut mempunyai respon yang baik untuk dirinya sendiri maupun
lingkungan sekitar.
b. Tahap-tahap Belajar
Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar
tersebut dapat dihayati atau dialami oleh orang-orang yang sedang
belajar. Di samping itu, kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang
lain. Belajar yang dialami oleh seorang pebelajar atau siswa, ada
38
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungannya dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh
pembelajar yaitu guru. Pada satu sisi, belajar yang dialami oleh pebelajar
terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Adapun
tahapan dalam belajar yang perlu diperhatikan oleh guru, Skinner
berpendapat bahwa dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan responsnya
pembelajar.
2) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat
terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai
ilustrasi, perilaku respons pebelajar yang baik diberi hadiah.
Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan
hukuman.
Gagne berpendapat (2002, hlm. 10) bahwa dalam belajar terdiri dari
tiga tahap, yaitu:
1) Persiapan untuk belajar
a) Mengarahkan perhatian, yaitu menarik perhatian siswa dengan
kejadian yang tidak seperti biasanya, pertanyaan atau perubahan
stimulus.
b) Ekspektansi, yaitu memberitahu siswa mengenai tujuan belajar.
c) Retrival (informasi dan keterampilan yang relevan untuk memori
kerja), adalah merangsang siswa agar mengingat kembali hasil
belajar, apa yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Pemerolehan dan unjuk perbuatan persepsi selektif atas sifat stimulus,
yaitu menyajikan stimulus yang jelas sifatnya.
a) Sandi semantik adalah memberikan bimbingan belajar.
b) Retrival dan respons, ialah memunculkan perbuatan siswa.
c) Penguatan, yaitu memberikan balikan infromatif.
3) Retrival dan alih belajar
a) Pengisyaratan, yaitu menilai perbuatan siswa.
b) Pemberlakuan secara umum, yaitu meningkatkan retensi dan alih
belajar.
Sedangkan menurut Piaget (2002, hlm. 14) “Belajar pengetahuan
meliputi tiga fase, yaitu Eksplorasi, Pengenalan konsep, dan Aplikasi
konsep”. Dalam fase ekspolarasi siswa mempelajari gejala dengan
bimbingan. Dalam fase pengenalan konsep siswa mengenal konsep yang
ada hubungannya dengan gejala. Sedangkan dalam aplikasi konsep ini,
siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut.
39
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli di atas bahwa belajar
merupakan perilaku yang kompleks. Skinner misalnya, mengatakan
penguatan respon dengan cara memberi hadiah kepada respon yang baik
dan memberikan teguran kepada respon yang kurang baik. Gagne
memandang kondisi internal belajar dan kondisi eksternal belajar yang
bersifat interaktif. Oleh karena itu guru seyogianya mengatur acara
pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase belajar dan hasil belajar yang
dikehendaki. Piaget memandang belajar sebagai perilaku berinteraksi
antara individu dengan lingkungan sehingga terjadi perkembangan
intelek individu. Jadi guru memperhatikan prinsip pendidikan dalam
pembelajaran dan dalam acara pembelajaran, siswa memperoleh
kepercayaan diri untuk mengalami dan menemukan secara bertanggung
jawab dan hal itu terjadi bila guru bertindak sebagai fasilitator.
Pada sisi lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan
mental tersebut juga didorong oleh tindak pendidikan atau pembelajaran.
Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa
pembelajaran. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan
pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan
hasil belajar sebagai dampak pengiring. Selanjutnya dampak pengiring
tersebut akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan
siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa
merupakan akibat dari tindak mendidik atau kegiatan mengajar. Proses
belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu
hasil belajar sebagai dampak pengajaran. Ditinjau dari acara
pembelajaran, maka dampak pengajaran tersebut sejalan dengan tujuan
pembelajaran.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil suatu proses belajar dimana secara
langsung terlibat sejumlah faktor yang masing-masing ikut berperan dan
memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar tersebut.
40
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Suryabrata (1984, hlm. 253) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu :
1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang dapat
digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
a) Faktor-faktor non sosial. Seperti keadaan udara, suhu, udara,
cuaca, waktu ( pagi, siang ataupun malam ), tempat dan alat-alat
yang dipakai untuk belajar.
b) Faktor-faktor sosial dalam belajar. Seperti kehadiran orang lain
pada waktu sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar.
Selain kehadiran yang langsung, mungkin juga yang hadir
secara tidak langsung misalnya, potret, nyanyian lewat radio
ataupun yang lainnya. Kehadirannya bersifat mengganggu
proses belajar dan prestasi-prestsi belajar. Dengan berbagai cara
faktor-faktor tersebut harus diatur, supaya belajar dapat
berlangsung dengan sebaik-baiknya.
2) Faktor-faktor yang berasal dari diri si pelajar, yang digolongkan
menjadi 2 golongan yaitu:
a) Faktor-faktor fisiologis atau jasmaniah individu, baik yang
bersifat bawaan maupun yang diperoleh pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap belajar seseorang. Seperti penyakit kronis
sepert pilek, influensa, sakit gigi, batuk, dan hal lain yang tidak
kalah pentingnya adalak kondisi panca indra terutama
penglihatan dan pendengaran.
b) Faktor-faktor psikologis dalam belajar, seperti kebiasaan-
kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu seseorang yang
sedang belajar. Misalnya frustrasi, konflik psychis, motivasi
yang lemah. Selain itu ada beberapa faktor lain yang mendorong
seseorang untuk belajar. Diantaranya:
(1) Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih
luas. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan
keinginan untuk selalu maju.
(2) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang
tua, guru, dan teman-teman.
(1) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran.
(2) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
(3) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu.
Menurut Winkel (1983, hlm. 23-42) Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap proses belajar siswa, yaitu :
41
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Faktor-faktor pada pihak siswa meliputi:
a) Taraf intelegensi
b) Motivasi belajar. Keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar.
c) Perasaan. Misalnya senang ketika melakukan kegiatan yang
sedang dilakukan.
d) Sikap. Kecenderungan dalam subyek menerima atau menolak
suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai
obyek yang berharga atau tidak berharga.
e) Minat. Kecenderungan yang agak menetap dalam subyek
merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu.
f) Keadaan sosio ekonomis. Menunjuk pada kemampuan
finansial siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa,
keadaan ini dapat bertaraf baik-cukup-kurang.
g) Keadaan sosio kultural. Menunjuk pada lingkungan budaya
yang didalamnya siswa bergerak setiap hari. Meliputi antara
lain kemampuan berbahasa dengan baik, corak pergaulan
antara orang tua dan anak, pandangan keluarga mengenai
pendidikan sekolah. Keadaan ini dapat bertaraf tinggi-cukup-
kurang.
h) Keadaan fisik. Menunjuk pada tahap pertumbuhan, kesehatan
jasmani, keadaan alat-alat indra. Keadaan ini dapat baik, dapat
juga kurang baik.
2) Faktor-faktor diluar siswa meliputi:
a) Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah meliputi:
Kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, teacher effectiveness,
fasilitas belajar dan pengelompokan siswa
b) Faktor-faktor sosial di sekolah meliputi: Sistim sosial, status
sosial siswa, interaksi guru dan siswa.
c) Faktor-faktor situsional, yaitu: Keadaan politik ekonomis,
keadaan waktu dan tempat, serta musim atau iklim.
d) Faktor pada pihak guru yaitu: Sikap dan sifat yaitu ciri
kepribadian yang memberikan corak khas pada subyek.
Sejumlah sifat dan sikap yang sebaiknya dimiliki oleh guru,
misalnya rela membantu, suka humor, mengambil sikap positif
terhadap semua siswa, peka terhadap kebutuhan siswa, gaya
memimpin kelas menunjukkan pada corak interaksi antara
guru dan siswa di dalam kelas, gaya memimpin tertentu
menciptakan suasana khas di dalam kelas.
42
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti mencoba menyimpulkan dari pendapat para ahli diatas, sesuai
dengan permasalahan yang peneliti teliti mengenai faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi minat siswa mengikuti ekstrakurikuler futsal, yang
dampaknya terhadap hasil atau prestasi dalam ekstrakurikuler futsal yaitu
faktor dari internal dan eksternal. Faktor dari internal atau dari dalam diri
individu tersebut bisa dilihat ketika anak tersebut senang atau tidak
ketika melakukan kegiatan yang diberikan oleh pelatih. Ketika anak itu
senang maka mereka akan merasa antusias karena kegiatan yang mereka
lakukan itu menarik dan secara otomatis anak tersebut akan melakukan
kegiatan itu tanpa adanya paksaan dari luar dan tidak akan mudah
terpengaruh oleh hal-hal dari luar.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi anak tersebut agar mereka
tertarik ataupun bertahan dalam kegiatan yang mereka sedang lakukan
sangat banyak, di antaranya yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, lingkungan sekolah, materi ataupun metode latihan, cuaca
dan lain sebagainya. Akan tetapi jika anak tersebut sudah kuat minatnya
untuk mengikuti ekstrakurikuler dari dalam dirinya sendiri untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal s dan tahu tujuan yang mereka
ingin capai, anak tersebut tidak akan terpengaruh oleh pihak-pihak luar
yang akan mempengaruhi dirinya.
B. Anggapan Dasar
Anggapan dasar atau postulat menurut Arikunto (2010, hlm. 104) adalah
“sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”.
Penulis beranggapan beberapa asumsi yang keberadaannya dapat dipercaya
oleh penulis. Penulis membuat judul tersebut berdasarkan permasalahan yang
terjadi dilapangan, ketika keikutsertaan ekstrakurikuler futsal siswa SMA
Negeri 11 Garut jumlahnya cenderung kurang dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler futsal.
Sehubungan dengan pemaparan tersebut kegiatan ekstrakurikuler
merupakan wadah untuk menambah keterampilan, sikap, wawasan siswa
43
Yoga Giansyah, 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 11 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diluar jam tatap muka (wajib) serta kegiatannya dilakukan di dalam ataupun
di luar sekolah yang memiliki sebuah tujuan dengan bimbingan dan pelatihan.
top related