bab i pendahuluan · kisaran harga produk kopi adalah rp. 30.000 hingga rp. 100.000 yang juga...
Post on 19-Oct-2020
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Profil Kopi Toko Djawa
Kopi Toko Djawa adalah salah satu kedai kopi di Bandung yang dahulu
merupakan toko buku didirikan oleh Alvin Januardi pada tahun 2017. Terdapat 3
lokasi cabang yaitu di Jalan Braga No. 79, Jalan L.L.R.E Martadinata No. 205, dan
Jalan Burangrang No.3 sedangkan untuk jam operasional setiap hari buka pada pukul
10.00 hingga 22.00. Kopi yang dijual dikategorikan dalam 2 bagian yaitu Kopi Biasa
dan Kopi Mewah untuk sumber biji kopi yang dipakai oleh kedai kopi ini diambil dari
tiga wilayah di Priangan yaitu Garut, Bandung Utara, dan Tangkubanparahu.
Sementara itu, untuk sajian kopi mewah menggunakan biji kopi dari Gunung
Manglayang. Kopi Biasa terdiri dari Es Kopi Toko Djawa, Es Kopi Awan, Es Kopi
Polos, Es Coklat Kopi dan untuk varian Kopi Mewah terdapat Espresso, Long Black,
Cappucino, Latte, Piccolo, Mocha, dan Affogato. Selain kopi, kedai ini menjual
berbagai makanan ringan pendamping seperti croissant, brownies, donat, dan
makanan ringan lainnya. Kisaran harga produk Kopi Toko Djawa yaitu antara Rp.
15.000 hingga Rp. 50.000 dan dapat digolongkan sebagai produk yang terjangkau.
Segmentasi pasar dari Kopi Toko Djawa sendiri yaitu kalangan menengah dengan usia
16 – 30 tahun. Desain tempat dan juga harga yang ditawarkan cocok untuk kalangan
remaja yang merupakan pelajar, mahasiswa, maupun yang sudah bekerja. Toko Kopi
Djawa menggunakan Instagram sebagai alat untuk berkomunikasi dengan konsumen
maupun memberikan informasi mengenai produk, promosi, dan lainnya. Sampai akhir
bulan Oktober 2019 Kopi Toko Djawa memiliki pengikut sebanyak 9.729.
Gambar 1.1
Tampilan Akun Instagram Kopi Toko Djawa
Sumber: Instagram, 2019
1.1.2 Profil Yumaju Coffee
Pada tahun 2017, Yumaju Coffee berdiri sebagai coffee shop yang berbasis di
Bandung. Yumaju merupakan coffee shop yang menjual tak hanya kopi namun teh dan
makanan ringan maupun berat. Kisaran harga produk yang ditawarkan dari harga Rp.
10.000 untuk cemilan dan Rp. 20.000 untuk minuman hingga Rp. 50.000. Saat ini
Yumaju memiliki dua cabang di Bandung yaitu di Jalan Maulana Yusuf No. 10 dan
Jalan Menado. Jam operasional mulai dari pukul 07.00 hingga 23.00. Segmentasi pasar
dari Yumaju Coffee sendiri yaitu kalangan menengah dengan usia 16 – 30 tahun.
Desain tempat dan juga harga yang ditawarkan cocok untuk kalangan remaja yang
merupakan pelajar, mahasiswa, maupun yang sudah bekerja. Akun Instagram Yumaju
Coffee terhitung hingga akhir bulan Oktober memiliki pengikut sebanyak 8.531.
Gambar 1.2
Tampilan Akun Instagram Yumaju Coffee Sumber: Instagram, 2019
1.1.3 Profil Sejiwa Coffee
Sejiwa Coffee adalah coffee shop di Bandung yang tak hanya menyediakan
kopi tetapi juga pilihan menu lain yang lebih lengkap. Sejiwa adalah coffee shop yang
bernaung di bawah TSVC Establishment. Berlokasi di Jalan Progo No.15 Bandung
dengan jam operasional dari pukul 07.00 hingga 24.00. Produk kopi yang ditawarkan
Sejiwa adalah machiatto, flat white, café latte, magic, cappuccino, piccolo, espresso,
americano, long black, dan lainnya. Kisaran harga produk kopi adalah Rp. 30.000
hingga Rp. 100.000 yang juga tergolong harga terjangkau untuk kalangan remaja usia
pelajar, mahasiswa, maupun yang sudah bekerja. Sejiwa memakai social media
Instagram untuk dapat berhubungan dengan konsumen dan menjangkau pasar lebih
mudah dengan promosi, informasi produk dan lainnya. Pengikut coffee shop ini hingga
akhir bulan Oktober 2019 mencapai 10.200.
Gambar 1.3
Tampilan Akun Instagram Sejiwa Coffee Sumber: Instagram, 2019
1.1.4 Profil Two Cents Coffee
Pada tahun 2014, Two Cents Coffee didirikan di daerah Jalan Cimanuk No.2
Bandung dan sekarang menambah cabang di Yogya Sumbersari Junction. Coffee shop
ini menawarkan produk coffee maupun non-coffee dengan kisaran harga dimulai dari
Rp. 30.000 hingga Rp. 50.000 dan juga makanannya yang berupa cakes, appetizer, dan
pilihan lainnya dengan harga Rp. 30.000 hingga Rp. 90.000. Segmentasi dari Two
Cents tidak hanya untuk kalangan remaja usia pelajar ataupun mahasiswa namun untuk
kalangan umur pekerja diatas 35 tahun dapat menikmati produk mereka. Akun
Instagram yang dimiliki oleh Two Cents terhitung sampai akhir bulan Oktober 2019
mencapai 12.800 pengikut.
Gambar 1.4
Tampilan Akun Instagram Two Cents Coffee Sumber: Instagram, 2019
1.1.5 Profil Two Hands Full Coffee
Two Hands Full didirikan pada tahun 2014 oleh Stevan Setiadi bertempatkan
di Jalan Sukajadi No. 206 Bandung. Menu kopi yang ditawarkan yaitu kategori white
dan black, varian kopi lainnya yang tersedia juga yaitu iced long black, iced latte,
affogatto, dan iced capp. Selain dari kopi, ada minuman non-coffee seperti teh, soda,
coklat, dan lainnya. Tersedia menu makanan ringan hingga berat yang disajikan oleh
coffee shop ini. Kisaran harga yang ditawarkan untuk minuman yaitu Rp. 32.000
hingga Rp. 40.000, dan untuk makanan dari mulai Rp. 32.000 hingga Rp. 80.000.
Untuk media social, Two Hands Full Coffee pun memakai Instagram sebagai media
untuk menjangkau konsumennya. Sampai akhir bulan Oktober 2019 pengikutnya
mencapai 14.200.
Gambar 1.5
Tampilan Akun Instagram Two Hands Full Coffee
Sumber: Instagram,2019
1.2 Latar Belakang Penelitian
Di era digital saat ini, sosial media memiliki peran penting sebagai alat
komunikasi dimana setiap pengguna dapat berbagi informasi, pengetahuan, dan saling
terhubung. Media sosial adalah media berbasis internet yang memungkinkan
pengguna berkesempatan untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara
seketika ataupun tertunda, dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong nilai
dari user-generated content dan persepsi interaksi dengan orang lain (Caleb &
Rebecca, 2015). Pengguna sosial media di Indonesia mencapai 150 juta di bulan
Januari tahun 2019 dimana setara dengan 56% total populasi penduduk (We Are
Social, 2019). Lebih rinci, penggunaan sosial media dengan jenis mobile phone tercatat
sebanyak 130 juta, dimana telah mewakili 48% dari total penduduk di Indonesia (We
Are Social, 2019). Dari semua jenis sosial media yang ada, penggunaan Instagram
telah digunakan oleh jutaan pengguna yang aktif menggunakan sosial media. Pada
awal tahun 2019, Instagram telah tercatat memiliki 894 juta pengguna di seluruh dunia,
dimana pertumbuhan meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun (We Are
Social, 2019). Tercatat sekitar lebih dari 100 juta post foto dan video per hari dan 4,2
juta like per hari (Instagram, 2016).
Persebaran sosial media yang semakin populer di seluruh dunia juga dipicu oleh
pertumbuhan pengguna internet secara eksponensial. Pengguna internet di Indonesia
di tahun 2019 telah mencapai 150 juta jiwa atau setara dengan 56% dari total penduduk
Indonesia (We Are Social, 2019). Angka ini meningkat sebanyak 18 juta jiwa dari
tahun 2018. Tercatat sejumlah 53% masyarakat di Indonesia menggunakan internet
setiap hari (We Are Social, 2019). Kondisi ini berpotensi menciptakan suatu hal yang
baru bagi masyarakat, dan dapat mengubah pandangan masyarakat mengenai produk
dan jasa (Kaplan & Haenlein, 2010). Besarnya populasi, pesatnya pertumbuhan
pengguna internet dan smartphone merupakan potensi bagi ekonomi digital nasional.
Oleh sebab itu munculnya e-commerce, transportasi online, toko online dan bisnis
lainnya berbasis internet di tanah air. Ini akan menjadi kekuatan ekonomi digital di
kawasan Asia Tenggara. Saat ini terdapat banyak perusahaan besar maupun UKM
menggunakan internet untuk aktif di sosial media sebagai media pemasaran, promosi,
dan jual-beli produk dan jasa. Mengingat perkembangannya yang sangat cepat, sosial
media dapat menjadi media paling strategis bagi pemasaran sebuah merek atau
pemasaran suatu perusahaan untuk menjangkau konsumen di masa mendatang
(Mangold & Faulds, 2009). Tantangan bagi perusahaan adalah untuk menarik
perhatian orang terhadap merek memposting dan membujuk mereka untuk melihat
konten namun ini hanya mendapat sedikit perhatian. Karenanya penelitian ini
mengeksplorasi apa yang harus diposkan oleh administrator Instagram di akun
halaman merek mereka untuk mempromosikan interaksi pengguna.
Perusahaan dapat mengunggah post di sosial media untuk melakukan interaksi
dengan konsumen saat ini maupun potensial konsumen di masa mendatang. Lebih
lanjut, post dapat berupa fitur publikasi seperti teks, foto, dan video yang menjadi
fasilitas untuk konsumen saling berinteraksi (Vries, Gensler, & Leeflang, 2012).
Penggunaan strategi komunikasi pemasaran dengan sosial media dapat memperkuat
aktivitas komunikasi pemasaran di sebuah entitas bisnis. Di dalam strategi sosial media
itu sendiri pengukuran terhadap dampak dari suatu post dan iklan secara menyeluruh
menjadi sangat penting (Lariscy, Avery, Sweetser, & Howes, 2009). Atmosfer bisnis
di Indonesia, semakin berkembang dengan adanya sosial media. Banyak usaha yang
menggunakan sosial media, terutama Instagram sebagai media promosi dan jual beli
barang maupun jasa. Sebanyak 62 juta jiwa dengan usia 18-35 tahun mengikuti akun
business di Instagram (We Are Social, 2019). Brands di Instagram secara teratur
melihat engagement dari sekitar 4% dari total pengikut mereka bandingkan dengan
yang kurang dari 0,1% yang dilihat dari Facebook dan Twitter. Atas pengamatan
tersebut menunjukkan bahwa Instagram mampu menarik jumlah besar penggunaan
online. Meningkatnya jumlah klien potensial di Instagram dan dedikasi mereka untuk
online surfing telah melengkapi situs jejaring sosial ini dengan nilai bisnis dan nilai
branding. Semakin banyak pengikut atau semakin populer akun business di Instagram,
maka semakin tinggi pula kepercayaan yang dimiliki oleh konsumen (Pudjihardjo,
Wijaya, & Remiasa, 2015).
Sosial media telah mengubah cara konsumen mencari informasi, mengevaluasi
produk, dan memberikan umpan balik produk. Menyadari pentingnya media sosial
untuk bisnis, banyak operator sekarang terlibat dalam sosial media untuk menarik
perhatian konsumen dan tetap terhubung dengan pelanggan mereka. Penelitian di
Instagram terus meningkat tetapi kebanyakan studi cenderung berfokus pada
penggunaan individu, seperti penggunaan Instagram untuk berbagi pengalaman
museum dan keterlibatan perpustakaan (Salomon, 2013). Sejauh pengetahuan penulis,
beberapa penelitian menyelidiki penggunaan bisnis Instagram. Studi menunjukkan
bahwa foto dan video membantu menarik minat pelanggan untuk membeli (Hautz et
al. 2013).
Menurut survei dari We Are Social menunjukkan bahwa 53% pengguna
Instagram mengikuti merek favorit mereka lebih banyak daripada platform sosial
utama lainnya. Sebanyak 44% dari mereka yang disurvei mengatakan mereka
menggunakan Instagram sebagai tempat untuk meneliti produk dan merek yang
mereka minati, menunjukkan potensi iklan yang menjanjikan. Platform ini memiliki
angka keterlibatan tinggi, dengan lebih dari 60% pengguna masuk setiap hari,
menjadikannya platform yang menarik bagi merek (Global Web Index, 2015).
Berdasarkan data pada We Are Social, Instagram berpotensi mencapai iklan sebanyak
879,9 juta terdiri dari 50,3% wanita dan 49% pria di seluruh dunia (We Are Social,
2019). Karena popularitas Instagram tersebut, 65% merek dunia sudah menggunakan
platform Instagram (Dossier, 2014). Maka dari itu, perusahaan menggunakan media
sosial Instagram untuk menjangkau konsumen. Tercatat 25 juta akun bisnis yang
didominasi oleh Usaha Kecil dan Menengah menggunakan Instagram sebagai alat
komunikasi bisnisnya (Tempo, 2017).
Banyak juga penelitian fokus untuk mencari hubungan antara publikasi online
dalam jejaring sosial dan dampak dari publikasi tersebut dengan mengukur interaksi
pengguna (user) (Cvijikj & Michahelles, 2011). Namun, beberapa penelitian lebih
mengarah pada sebuah sistem implementasi prediktif (implementing predictive
system) yang dapat digunakan secara efektif untuk memprediksi dampak dari post
yang sudah diunggah di sosial media. Sistem ini dapat membantu manajer dalam
memutuskan bagaimana konten dan cara komunikasi yang tepat untuk
mempromosikan produk dan jasa di sosial media. Manajer juga dapat menilai respon
yang didapat dari post dan menghubungkannya terhadap strategi yang tepat untuk
mengoptimalkan dampak dari post itu sendiri.
Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian mengenai pentingnya
mengetahui dampak konten post. Ditemukan bahwa konten post bisa memberi dampak
pada metriks sosial media Facebook dan Instagram: like dan komentar (Coelho,
Oliveira, & Almeida, 2016). Lin dan Chiu (2015) juga menemukan bahwa konten post
bisa berdampak pada online engagement yang diwakili oleh like dan komentar (Lin &
Chiu, 2015). Like dan komentar digunakan karena Instagram hanya memiliki kedua
fitur tersebut untuk melihat respon yang ditunjukkan follower terhadap suatu unggahan
(Coelho et al., 2016). Terdapat penelitian yang juga membahas mengenai dampak
konten post terhadap popularitas brand-post (Vries, Gensler, & Leeflang, 2016).
Dalam hal ini faktor yang memengaruhi kepopuleran suatu post bisa diketahui dari
jumlah like dan komentar (Ryan & Zabin, 2010). Dampak dari suatu post dapat dilihat
dari respon konsumen yang diwakili oleh like dan komentar tersebut. Semakin banyak
jumlah like dan komentar maka semakin besar respon yang muncul dari konsumen.
Dengan adanya respon yang banyak, hal ini menunjukkan bahwa suatu merek bisa
menjalin hubungan dengan konsumen secara intens dan baik. Hubungan yang baik
bisa mengarahkan konsumen untuk setia membeli produk dari merek tersebut,
sehingga dapat dikatakan bahwa online engagement dapat meningkatkan brand loyalty
(Carter, 2015). Selain itu, jumlah like dan komentar yang banyak juga akan membuka
peluang untuk sebuah merek agar lebih popular dan dikenal.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2016, lapangan usaha yang terdapat
di Kota Bandung meliputi: pertanian, pertambangan dan hasil pertambangan, listrik,
gas, dan air bersih, bangunan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa. Untuk perdagangan di Kota Bandung,
restoran dan kafe mendominasi. Nilai produk domestik regional bruto restoran dan
kafe mengalami kenaikan setiap tahun. Pada tahun 2015 nilai produk domestik
regional bruto untuk restoran dan kafe sebesar 3.671.350. Perkembangan restoran dan
kafe di Kota Bandung menjadikan Kota Bandung saat ini dikenal dengan tujuan
kuliner oleh wisatawan dengan subsektor industri kreatif umum saat ini masih di
dominasi pada bidang kuliner 32%, fashion 28%, dan kerajinan 14,7% (Bekraf, 2016).
Jumlah kafe di Kota dan Kabupaten Bandung tercatat tahun 2018 mencapai 387
(Badan Pusat Statistik, 2018) dan terus mengalami kenaikan di tahun berikutnya.
Coffee shop menawarkan berbagai produk tak hanya produk kopi yang bisa didapatkan
secara langsung namun juga berbagai jenis produk lainnya seperti biji kopi yang bisa
diolah sendiri. Persaingan coffee shop di Bandung yang cukup ketat dengan menjual
berbagai jenis biji kopi khas Indonesia yang berbeda-beda maka coffee shop harus
berusaha keras untuk dapat bersaing dengan merek lokal dan internasional, peranan
sosial media akan sangat membantu dalam penyebaran penjualan bisnis coffee shop
hingga cakupan yang lebih luas.
Gambar 1.6
Tipe Online Shop yang Diikuti Sumber: eMarketer.com, 2019
Namun, dilihat pada Gambar 1.6 distribusi tipe online shop yang diikuti oleh
masyarakat Indonesia bidang kafe mendapatkan presentase terendah dibandingkan
bidang lainnya yaitu sebesar 31,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten
Instagram yang meliputi kandungan pesan foto, gaya komunikasi, dan kualitas
informasi mempengaruhi minat berkunjung konsumen ke coffee shop sebesar 57,6%
67.5% 64.9%
35.1% 32.5% 31.6%
4.4%0.0%
10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%80.0%
Distribusi tipe online shop yang diikuti oleh masyarakat Indonesia
(DC Febbyana, 2018). Berdasarkan data tersebut, peneliti ingin meneliti sosial media
pada bidang kafe untuk melihat Instagram sebagai alat komunikasi bisnisnya untuk
menjangkau konsumen lebih banyak. Maka dari itu, penting diperhatikan untuk coffee
shop mengunggah suatu perbedaan pada konten post pada waktu yang tepat di sosial
media.
Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak membahas pentingnya dampak
suatu post terhadap online engagement. Selain itu, metriks sosial media juga dapat
berubah tergantung pada industri, tahap proses keputusan pembelian dan channel
sosial media (Praude & Skulme, 2015). Oleh karena hal tersebut, perlu adanya
penelitian yang bisa mendukung merek, terutama coffee shop, untuk memanfaatkan
sosial media terutama Instagram agar bisa meraih online engagement secara optimal.
Peneliti memutuskan untuk meneliti berdasarkan lima akun coffee shop yang paling
populer selama 2018 di Bandung menurut Instagram yaitu Kopi Toko Djawa, Yumaju
Coffee, Sejiwa Coffee, Two Cents Coffee, dan Two Hands Full Coffee (Instagram,
2018).
Penelitian ini memberikan kontribusi berupa alternatif solusi untuk mengangkat
keputusan manajerial dalam memilih konten post, yaitu tipe post dan waktu post yang
banyak menarik konsumen terutama untuk coffee shop di Bandung yang menggunakan
Instagram sebagai media interaksi dengan konsumen.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, maka masalah yang diangkat
pada penelitian ini adalah akun business coffee shop di Bandung belum mengetahui
konten post yang paling membentuk online engagement secara optimal. Oleh karena
itu perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana cara meningkatkan
online engagement pada lima coffee shop di Bandung melalui perbedaan konten post?
1.4 Tujuan Penelitian
Suatu penelitian ilmiah pasti memiliki tujuan tertentu. Penetapan tujuan
diperlukan agar terdapat kejelasan terhadap arah penelitian. Adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: Meningkatkan online engagement
melalui perbedaan konten post pada lima coffee shop di Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1) Manfaat teoritis
a. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
mengenai pentingnya menilai variabel atau metriks sosial media untuk
mendukung keputusan manajerial di suatu perusahaan terutama dalam hal
strategi komunikasi pemasaran di sosial media.
b. Bagi peneliti, sebagai wadah untuk pengaplikasian ilmu dan teori yang didapat
saat perkuliahan dan sebagai sarana latihan pengembangan kemampuan pada
penelitian.
2) Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pertimbangan bagi
akun business (Instagram) yang bergerak di bidang coffee shop di Bandung
untuk mengambil keputusan terkait strategi komunikasi pemasaran yang lebih
efektif menggunakan sosial media.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari batasan dan asumsi.
1.6.1. Batasan
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Objek penelitian adalah lima akun bisnis coffee shop sehingga tidak dapat
dijadikan tolak ukur bagi industri selain coffee shop.
2) Data yang digunakan merupakan post yang diunggah oleh lima akun business
Instagram coffee shop dari bulan September 2018 sampai Agustus 2019.
3) Data yang digunakan adalah post dalam bentuk gambar tanpa menggunakan post
berupa video.
1.6.2. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Tidak adanya pertimbangan mengenai isi komentar dan hanya melihat jumlah
komentar yang tercantum dalam halaman akun Instagram.
2) Tidak adanya perubahan jumlah like dan komentar pada post yang dianalisis
dalam penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi rincian laporan skripsi dan secara ringkas
mendeskripsikan bagian-bagian pada penelitian yang dilakukan. Berikut ini
merupakan penjelasan sistematikan penulisan setiap bab.
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang diadakannya penelitian,
permasalahan yang diangkat dalam penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup
penelitian, manfaat penelitian secara teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan
laporan skripsi.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai studi literatur, penelitian terdahulu yang dikaji sebagai
landasan teori untuk penelitian ini. Landasan teori yang akan diuraikan dalam bab ini
yaitu mengenai konsep sosial media, social media marketing, online engagement dan
tipe post.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai alur penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber
data, variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai hasil pengolahan data yang diperoleh dan
analisisnya. Diuraikan pula secara detil dan sistematis mengenai pengolahan data yang
dilakukan.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan berisi mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian
untuk menjawab tujuan penelitian. Terdapat juga saran-saran untuk perusahaan
sebagai objek amatan maupun untuk penelitian selanjutnya.
top related