bab i pendahuluan - upnvjrepository.upnvj.ac.id/5969/5/bab i.pdf · terjangkau sehingga memberikan...
Post on 12-Dec-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah salah satu penyakit utama yang menjadi masalah global.
Prevalensi hipertensi di dunia masih tinggi, yaitu sekitar 40% pada orang dewasa
usia lebih dari sama dengan 25 tahun (World Health Organization, 2013). Tekanan
darah tinggi atau hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi esensial
atau primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang
belum diketahui penyebabnya atau idiopatik dan merupakan 90% dari kejadian
hipertensi. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya,
terjadi pada sekitar 5-10% penderita hipertensi (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan, Pemerintah RI, 2014).
Hipertensi di Indonesia adalah penyakit kardiovaskular yang paling umum
terjadi di masyarakat, oleh karena itu kasusnya sering ditemukan pada pelayanan
kesehatan primer bahkan sampai tersier (Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan, Pemerintah RI, 2014). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran
pada responden dengan umur lebih dari sama dengan 18 tahun adalah sebesar
25,8%. Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah meningkat
seiring dengan bertambahnya umur. Provinsi Banten memiliki prevalensi hipertensi
yang cukup tinggi dan nilainya hampir mendekati rata-rata prevalensi hipertensi di
Indonesia yaitu sebesar 23,0%, dan diprediksikan jumlah pasiennya akan terus
bertambah (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan, Pemerintah RI, 2013).
Menurut data dari Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Banten,
prevalensi hipertensi tertinggi di Banten yang didapat melalui pengukuran pada
umur lebih dari sama dengan 18 tahun adalah di Kota Tangerang (24,5%), diikuti
UPN "VETERAN" JAKARTA
2
Kabupaten Tangerang (23,6%). Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa angka
kejadian hipertensi masih tinggi di Provinsi Banten, terutama di Kota Tangerang
dan Kabupaten Tangerang yang nilainya masih diatas rata-rata prevalensi hipertensi
Banten (2013). Hal ini membuktikan bahwa pengontrolan hipertensi belum adekuat
meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia. Alternatif dalam pemilihan
obat yang sangat beragam, menyebabkan pengetahuan dalam farmakologi harus
diiringi dengan aspek ekonomi yang berperan dalam pemilihan obat yang
terjangkau sehingga memberikan hasil terapi yang optimal. Salah satu
pertimbangan didalam pemilihan obat, dimana obat-obatan tersebut memberikan
hasil terapi yang sama, adalah dengan meninjau biaya (Faramitha, 2017).
Metode perhitungan biaya untuk memproyeksikan modalitas terapi atau
obat yang paling murah dengan outcome sama yang paling sering digunakan dalam
analisis farmakoekonomi adalah Cost Minimization Analysis (CMA). Metode CMA
memfokuskan pada penentuan obat mana yang memiliki biaya per harinya paling
rendah (WHO, 2003). Peneliti akan melakukan analisis dengan metode CMA terapi
antihipertensi di Banten berdasarkan data yang diambil di Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Keluarga Kita Tangerang yang merupakan satu-satunya rumah sakit
yang ada di Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang dimana di rumah sakit ini
jumlah pasien hipertensinya cukup banyak. Obat antihipertensi terbanyak yang
digunakan di RSIA Keluarga Kita Tangerang adalah kaptopril dari golongan ACE-
Inhibitor (ACE-I) dan kandesartan dari golongan Angiotensin-II Receptor Blocker
(ARB). Golongan obat ACE-I merupakan terapi lini pertama hipertensi dengan
harga yang relatif murah, namun memiliki efek samping berupa batuk parah
berkepanjangan dan angioedema. ARB biayanya lebih mahal dari ACE-I, namun
dengan efek samping yang minimal dan dapat digunakan pada kasus intoleran
ACE-I (Rahmawati, 2014).
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang
tingginya kejadian hipertensi esensial di Provinsi Banten khususnya di Kabupaten
Tangerang. Peneliti ingin mengetahui dari aspek farmakoekonomi untuk memilih
alternatif pengobatan yang paling cost-minimize antara kaptopril dengan
kandesartan pada pengobatan hipertensi esensial di RSIA Keluarga Kita Tangerang.
Penelitian ini akan mengkaji terapi antihipertensi mana diantara kaptopril dan
UPN "VETERAN" JAKARTA
3
kandesartan yang mempunyai biaya terendah dengan asumsi outcome sama pada
pasien hipertensi esensial.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti ingin
melakukan penelitian farmakoekonomi untuk mengetahui bagaimanakah analisis
minimalisasi biaya penggunaan antihipertensi kaptopril dibandingkan dengan
kandesartan pada terapi hipertensi esensial di RSIA Keluarga Kita Tangerang pada
tahun 2017?
I.3 Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui analisis
minimalisasi biaya penggunaan antihipertensi kaptopril dibandingkan dengan
kandesartan pada terapi hipertensi esensial di RSIA Keluarga Kita pada tahun 2017.
I.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini khususnya untuk:
a. Mengetahui karakteristik pasien hipertensi esensial di RSIA Keluarga
Kita Tangerang pada tahun 2017.
b. Mengetahui total biaya medis langsung kelompok terapi kaptopril pasien
hipertensi esensial di RSIA Keluarga Kita Tangerang pada tahun 2017.
c. Mengetahui total biaya medis langsung kelompok terapi kandesartan
pasien hipertensi esensial di RSIA Keluarga Kita Tangerang pada tahun
2017.
d. Mengetahui obat antihipertensi mana yang paling cost-minimize diantara
kaptopril dengan kandesartan yang digunakan pada pengobatan hipertensi
esensial di RSIA Keluarga Kita Tangerang tahun 2017.
UPN "VETERAN" JAKARTA
4
I.4 Manfaat Penelitian
I.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti ilmiah tentang obat
antihipertensi mana diantara kaptopril dan kandesartan yang lebih cost-minimize
dari segi biaya, yang digunakan dalam terapi hipertensi esensial di RSIA Keluarga
Kita Tangerang pada tahun 2017.
I.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikaan manfaat bagi
masyarakat, bagi RSIA Keluarga Kita Tangerang, bagi FK UPN “Veteran” Jakarta,
dan bagi peneliti.
I.4.2.1 Manfaat Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait hipertensi dan
obat antihipertensi mana diantara kaptopril dan kandesartan yang mempunyai biaya
terendah untuk penderita hipertensi esensial.
I.4.2.2 Manfaat Bagi RSIA Keluarga Kita Tangerang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemilihan
obat antihipertensi untuk pasien hipertensi esensial yang lebih cost-minimize
dengan dana yang tersedia secara efisien sehingga pelayanan kesehatan menjadi
lebih ekonomis di RSIA Keluarga Kita Tangerang.
I.4.2.3 Manfaat Bagi FK UPN “Veteran” Jakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi di bidang
akademik.
I.4.2.4 Manfaat Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti, yaitu:
a. Meningkatkan wawasan dalam bidang akademik mengenai
farmakoekonomi metode Cost-Minimization Analysis.
b. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang analisis
minimalisasi biaya.
UPN "VETERAN" JAKARTA
5
c. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama belajar di FK UPN
“Veteran” Jakarta dengan melaksanakan penelitian ini.
d. Memperoleh gelar sarjana kedokteran.
UPN "VETERAN" JAKARTA
top related