bab i

Post on 01-Mar-2016

215 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

doc

TRANSCRIPT

Toshiba

2

BAB I

PENDAHULUAN

SKENARIO

Cabut Gigi Mengakibatkan Gatal dan Muntah?

Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan muntah-muntah, keringat dingin, kulit kemerahan, dan gatal-gatal. 2 hari sebelumnya pasien datang ke dokter dan diberi obat analgesik dan antibiotika. Obat tersebut diminum sebelum makan. Pasien sedang menyusui, dan anak yang disusui tersebut juga muntah-muntah dan kulitnya kemerahan.

Pada pemeriksaan klinis menunjukan tensi 120/180 mmHg, nyeri epigastrium (+), hiperperistaltik, skin rash, seluruh tubuh morbili form. Pada pemeriksaan penunjang SGOT 100 IU, SGPT 200 IU. Suami pasien pernah minum obat yang sama tapi tidak mengalami keluhan yang berarti.

PERMASALAHAN

Pada skenario kali ini permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

Mengapa suami minum obat yang sama tapi tidak mengalami penyakit yang berarti?Mengapa timbul keluhan? Apakah hubungan antara cabut gigi dengan keluhan yang ada serta pemberian obatnya?Mengapa anak yang disusui mengalami penyakit yang sama?Mengapa SGPT dan SGOT abnormal?Adakah pengaruh farmakokinetik dan farmakogenetik pada anak?Apakah hasil pemeriksaan fisik berhubugan dengan keluhan pasien?TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan dalam skenario kali ini yaitu :

Menjelaskan konsep farmakodinamik yang berupa interaksi antar obat, hubungan antara dosis dan responden, dan reaksi obat yang tidak diinginkanMampu menjelaskan konsep farmakokinetik tentang absorbsetersi, ketersediaan hayati, distribusi, biotransformasi, ekskresi, dan menjelaskan interaksi obat dan makanan Mampu menjelaskan konsep farmakogenetik yang mencakupi definisi farmakogenetik, enzim yang terlibat didalamnya, variasi gen yang timbul dari farmakogenetik, dan implikasi klinis polimerfismeHIPOTESIS

Ibu mengalami kerusakan pada hati dan anaknya mengalami kemungkinan farmakogenetik dan lemahnya hepar karena belum dapat berfungsi denga baik

Ibu tersebut mengalami polimerfisme

BAB II

PEMBAHASAN

Obat analgesik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. Sedangkan antibiotik adalah obat untuk menghambat mikroorganisme. Dalam SOP cabut gigi, obat-obatan tersebut memang diberikan pada pasien normal. Obat-obatan tersebut sebenarnya tidak boleh diberikan pada ibu yang sedang menyusui, karena bayi yang sedang disusui bisa tercemar efek obat tersebut melalui ASI dari ibu.

Dari hasil pemeriksaan klinis, diketahui bahwa ibu tersebut mengalami gangguan pada hepar karena adanya nyeri epigastrium, dan tingginya hasil pada pemeriksaan SGOT dan SGPT. Hal ini menyebabkan proses metabolisme tidak berjalan maksimal, sehingga obat tidak bisa diubah dari non polar menjadi polar. Hal itu menyebabkan obat tidak bisa diekskresi lewat ginjal dan menyebabkan kadar obat yang diekskresi melalui ASI menjadi lebih tinggi dari kadar normalnya. Anak tersebut terkena efek dari obat itu karena tubuh nya belum mampu untuk melakukan metabolisme secara sempurna, padahal obat yang diekskresikan oleh ibu tersebut dalam kadar yang tinggi.

Muntah dan gatal-gatal sendiri merupakan mekanisme tubuh untuk melawan bakteri. Sedangkan suami ibu tersebut tidak mengalami hal serupa setelah mengkonsumsi obat yang sama dikarenakan karena fungsi dari hepar sang suami masih dapat bekerja dengan baik, sehingga metabolisme dalam tubuhnya bisa berjalan normal.

Ibu tersebut mengalami polimerfisme yang mengakibatkan poor metabolizer dan slow acetylator. Oleh karena itu, pemberian dosis obat harus dikurangi dan diberikan pada selang waktu yang lebih lama. Obat yang masuk ke dalam tubuh harus melalui proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Setelah mengalami absorpsi dan distribusi, obat disalurkan dalam sel dengan melalui reseptor obat. Adanya perbedaan kerja reseptor dapat mempengaruhi metabolisme obat. Pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT dalam darah berfungsi sebagai indikator berbagai penyakit. Pada intinya, enzim-enzim tersebut (oksaloasetat dan piruvat transaminase) sulit masuk ke jaringan, sehingga tertimbun di dalam peredaran darah.1

top related