bab i

Post on 01-Nov-2015

215 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

xaa

TRANSCRIPT

7

BAB IPENDAHULUANPenurunan produksi dari reservoir bisa disebabkan karena beberapa hal, salah satu faktor yang menentukan seberapa besar hasil dari proses pendesakan minyak adalah tegangan antar muka (IFT) minyak dengan air srta sempitnya pori-pori batuan pada reservoir. Jika pendesakan tersebut tidak bisa lagi dilakukan secara maksimal dengan menggunakan injeksi pada tahap secondary rcovery, maka digunakan injeksi surfaktan pada tahap yang lebih lanjut atau biasa disebut dengan Enhanced Oil Recovery (EOR).Pada tahap EOR, injeksi kimia berfungsi untuk merubah karakteristik dari reservoir. Salah satu jenis injeksi dari EOR adalah injeksi surfaktan. Injeksi surfaktan ini ditunjukan untuk menurunkan tegangan antar muka (IFT) minyak dengan air di dalam reservoir. Akibat dari penurunan tegangan ini akan menurunkan tegangan kapiler yang berpengaruh terhadap saturasi minyak sisa (Sor) sehingga berakibat minyak yan terjebak didalam pori-pori yang sempit akan ikut terlepas juga sehingga pendesakan yang dilakukan akan lebih maksimal.Beberapa kendala dalam injeksi kimia adalah membutuhkan formula dan beberapa komposisi pada setiap lapangan. Hasil uji laboratorium sangat diperlukan dan menjadi salah satu kunci kesuksesan untuk keberhasilan dalam meningkatkan perolehan minyak pada saat penginjeksian deterapkan dilapangan. Uji laboratorium dilakukan dengan mencoba beberapa komposisi konsentrasi larutan kimia yang berbeda-beda sebagai perbandingan larutan yang paling sesuai dengan jenis batuan, jenis minyak, dan air formasi.Larutan kimia yang akan digunakan pada uji laboratorium kali ini menggunakan jenis larutan surfaktan tween 80. Pada uji lab ini digunakan konsentrasi yang berbeda-beda pada masing-masing larutan. Konsentrasi dari larutan surfaktan yang akan digunakan adalah 0.25%, 0,50%, 0.75%, 1%, 1,25%, 1,50%, 1,75%, dan 2%.Kajian pada percobaan dilaboratorium ini meliputi kajian mengenai karakteristik dari fluidanya seperti uji densitas, uji viscositas, uji tengangan permukanaan dari larutan surfaktan dengan brine water.Metode yang digunakan adalah menguji nilai IFT surfaktan dengan brine water. Setelah uji nilai IFT maka akan terlihat larutan mana yang memiliki nilai IFT paling rendah sehingga dapat mengetahui surfaktan dengan konsentrasi yang tepat. Penulisan hasil dari kajian laboratorium ini akan dibagi menjadi enam bab, yaitu bab 1 pendahuluan, bab 2 teori dasar, bab 3 metodelogi, bab 4 hasil percobaan di laboratorium, bab 5 pembahasan dan bab 6 kesimpulan. Referensi yang digunakan sebagai penujang ini juga akan desertakan didalam daftar pustaka. 1.1 Latar Belakang MasalahDi dalam dunia perminyakan, sering terjadi penurunan produksi minyak yang terjadi hampir di seluruh lapangan sementara bukanlah hal mudah menemukan cadangan minyak dari lapangan baru. Meningkatnya kebutuhan energi dalam negeri dan tingginya harga minyak dunia mengharuskan teknologi pengurasan tahap lanjut (EOR) mutlak untuk diimplementasikan pada lapangan-lapangan minyak tua yang masih mempunyai sisa minyak cukup banyak di dalam reservoir.Penurunan produksi dari reservoir bisa disebabkan karena beberapa hal, tegangan antarmuka (IFT) minyak air serta sempitnya pori-pori batuan pada reservoir merupakan salah satu fakor yang menentukan seberapa besar maksimal hasil dari proses pendesakan minyak. Jika pendesakan tersebut tidak bisa lagi dilakukan secara maksimal dengan menggunakan injeksi pada tahap secondary recovery, maka digunakan injeksi kimia pada tahap yang lebih lanjut atau biasa disebut dengan Enhanced Oil Recovery (EOR).Pada tahap Enhanced Oil Recovery, injeksi kimia berfungsi untuk merubah karakteristik dari reservoir.Salah satu jenis injeksi dari EOR adalah injeksi surfaktan.Injeksi surfaktan ini ditujukan untuk menurunkan tegangan atarmuka (IFT) minyak air di dalam reservoir. Akibat dari penurunan tegangan ini akan menurunkan tekanan kapiler yang berpengaruh terhadap saturasi minyak sisa (Sor) sehingga berakibat minyak yang terjebak di dalam pori-pori yang sempit akan ikut terlepas juga sehingga pendesakan yang dilakukan akan lebih maksimal. 1.2 Maksud dan Tujuan1.2.1 MaksudMaksud dilakukannya penginjeksian surfaktan untuk mempelajari bagaimana penurunan tegangan pcrmukaan, tekanan kapiler, dan menaikkan efesiensi pendesakan dalam skala pori mikropis.

1.2.2 TujuanTujuannya yang ditinjau antara lain dari segi kajian laboratorium dan juga ditinjau dari segi akademik.Tujuan yang ditinjau dari segi laboratorium antara lain adalah sebagai berikut :1. Melihat pengaruh konsentrasi terhadap proses imbibisi.2. Melihat pengaruh konsentrasi terhadap permeabilitas.3. Pemilihan jenis surfaktan yang menghasilkan tegangan permukaan yang rendah.Tujuan yang ditinjau dari segi akademik antara lain adalah sebagai berikut :1. Untuk memenuhi persyaratan akademis yang telah ditetapkan Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Kebumian Dan Energi Universitas Trisakti Jakarta.2. Menambah pengetahuan nyata dan memperdalam teori yang telah di dapatkan dari perkuliahan dalam berbagai aspek.3. Mengetahui secara langsung cara bentuk, fungsi maupun cara kerja dari peralatan yang digunakan dan lingkungan pekerjaan baik lapangan maupun non lapanan.4. Menambah pengalaman, dan mampu mengaplikasikan semua teori kuliah dengan di dunia kerja dan lapangan yang sebenarnya.

1.3 BatasanSurfaktan merupakan suatu zat aktif yang dapat menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air. Surfaktan banyak digunakan dalam operasi EOR (Enhanced Oil Recovery) untuk meningkatkan faktor perolehan minyak dengan cara diinjeksikan ke dalam reservoir sehingga minyak yang terjebak dalam pori batuan dapat diproduksikan. Dalam pori batuan yang bersifat kapiler, terdapat beberapa sifat fisik baik dari batuan itu sendiri ataupun dari fluida yang mengalir di dalamnya, sifat-sifat itu antara lain adalah tekanan kapiler, wettability, interfacial tension, dan viskositas yang akan berpengaruh terhadap aliran fluida di dalam reservoir. Sifat-sifat fisik tersebut dapat dipengaruhi oleh perubahan temperatur, ukuran pori, dan juga jenis fluida yang mengalir di dalamnya. Perubahan pada sifat-sifat fisik ini diantaranya dapat terlihat dari perubahan atau pengaruhnya terhadap waktu alir fluida di dalam media berpori tersebut.pengaruh penambahan konsentrasi surfaktan dan temperatur terhadap waktu alir surfaktan dan minyak pada pipa kapiler dianggap dapat mewakili keadaan pada media berpori di dalam reservoir. Secara teoritis, penambahan konsentrasi surfaktan akan mempersingkat waktu alir larutan surfaktan pada pipa kapiler karena surfaktan dapat menurunkan interfacial tension antara air dengan dinding kaca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan surfaktan memiliki konsentrasi optimal dimana pada kondisi tersebut waktu alirnya paling singkat.Selain itu juga dapat dilihat bahwa penambahan konsentrasi surfaktan dapat mempengaruhi sifat wettability dinding pipa kaca.Surfaktanmerupakan molekul yang memiliki gugus polar yang sukaair(hidrofilik) dan gugus non polar yang sukaminyak(lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya.Bagian polar molekulnya dapat bermuatanpositif, negatif ataupun netral, bagian polar mempunyai gugushidroksilsemetara bagian non polar biasanya merupakan rantaialkilyang panjang. Surfaktan pada umumnyadisintesisdari turunanminyak bumidanlimbahnyadapat mencemarkanlingkungan, karena sifatnya yang sukarterdegradasi, selain itu minyak bumi merupakan sumber bahan baku yang tidak dapat diperbarui.Surfakan memiliki beberapa jenis diantaranya adalah surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonionik, dan surfaktan amfoter. Jenis-jenis surfaktan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :1. Surfaktan anionik, surfaktan yang bagian alkilnya terikat suatuanion. Contohnya garamalkana sulfonat, garamolefin sulfonat.2. Surfaktan kationik, surfaktan yang bagian alkilnya terikat suatukation. Contohnya garamalkil trimethil amonium, garamdialkil-dimethil amonium, garamalkil dimethil benzil amonium.3. Surfaktan nonionik, surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnyaester gliserin,ester sorbitan,ester sukrosa,polietilena alkil amina,glukamina, alkil poliglukosida,mono alkanol amina,dialkanol aminadanalkil amina oksida.4. Surfaktan amfoter, surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif. Contohnyaasam amino,betain,fosfobetain.

1

top related