bab 5 : dinamika hidrosfer
Post on 25-Jun-2015
5.505 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Hidrosfer
Siklus hidrologi
Air tanahAir permukaanPerairan laut
(OCEANOGRAFI)
DanauSungai Rawa
Daerah aliran sungai(DAS)
Ekosistem DAS
Kebijakanpengelolaan DAS
BanjirPolusi
air
Bencana
Aktivitas manusia
A. Siklus Hidrologi
1. Pergerakan Air di Bumia. Komponen siklus hidrologi
1) Presipitasi (hujan)Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya
presipitasi adalah :1. massa uap air, dan 2. inti-inti kondensasi, seperti partikel-
partikel debu, kristal, dan garam.
Berdasarkan cara terjadinya, presipitasi dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu :
a. presipitasi siklonik,b. presipitasi konvektif, danc. presipitasi orografik
Menurut arah gerakannya, presipitasi dapat menjadi dua, yaitu :
1. presipitasi vertikal
2. presipitasi horizontal
3. Evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi-evapotranspirasi, yaitu :
1. perbedaan suhu udara
2. perbedaan tekanan udara
3. kecepatan angin
4. sinar matahari
5. jenis vegetasi
• Infiltrasi dan Perkolasi
Infiltrasi adalah proses masuknya air ke permukaan tanah. Adapun perkolasi merupakan suatu gerakan air dalam tanah di bawah permukaan secara vertikal akibat gaya (gravitasi). Proses ini merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam proses pengalihragam hujan menjadi aliran di sungai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi dan perkolasi, secara fisik adalah :
1. Sifat tanah (tekstur, kandungan bahan organik, permeabilitas, dan kelembapan tanah),
2. kadar kejenuhan air,
3. sifat hujan (intensitas dan lama hujan), dan
4. jenis vegetasi.
• Limpasan (run off)
Limpisan atau run off adalah semua air yang terkumpul dan
mengalir melawati suatu sungai serta bergerak meninggalkan
daerah aliran sungai (DAS). Air limpasan merupakan
gabungan antara aliran air permukaan (surface flow), aliran
air bawah permukaan (sub surface flow), dan aliran air tanah
(ground water flow).
B. Air Permukaan
1. Sungai
Menurut asal airnya, sungai dapat dibedakan menjadi :
a. sungai mata air, yaitu sungai yang airnya berasal
dari mata air;
b. Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal
dari hujan;
c. Sungai glester, sungai yang airnya berasal dari
gletser (es) yang mencair;
d. Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya
merupakan campuran dari berbagai sumber.
Sungai diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Sistem aliran sungai influen adalah aliran sungai
yang memasok air tanah.
b. Sistem aliran sungai effluen adalah aliran sungai
yang berasal dari air tanah. Pada sistem aliran air sungai
berlangsung sepanjang tahun. Oleh karena itu, sering
disebut juga sebagai aliran tahunan atau perrenial
stream.
c. Sistem aliran sungai intermitten adalah aliran
sungai yang berlangsung hanya setelah terjadi hujan.
Berdasarkan kestabilan airnya, sungai dibedakan menjadi 3,
yaitu sungai permanen, sungai episodik, dan sungai periodik.
1. Sungai permanen adalah sungai yang selalu mengalir sepanjang tahun dengan debit air yang stabil. Sungai ini disebut juga sungai perenial. Contoh sungai permanen di antaranya Sungai Musi, Sungai Barito, dan Sungai Kapuas.
2. Sungai episodik adalah sungai yang mengalir hanya di musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau sungai kering. Sungai ini juga disebut sungai ephemeral. Sungai episodik banyak dijumpai di Nusa Tenggara.
3. Sungai periodik, yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun, namun pada musim kemarau debitnya kecil.
Pola aliran sungaia. Dendritikb. Trelisc. Paralele. Radial (sentrifugal)
2. Danaua. Danau tektonikb. Danau vulkanikc. Danau vulkano-tektonikd. Danau bendunge. Danau karstf. Danau glasial
3. Rawa
3. Rawa
a. Danau tektonik
b. Danau vulkanik
c. Danau vulkano-tektonik
d. Danau bendung
e. Danau karst
f. Danau glasial
C. Air Tanah
a. Air meteorik (meteoric water atau vados water), yaitu air yang berasal dari atmosfer, baik secara langsung seperti rembesan (infiltrasi) dari hujan, maupun secara tidak langsung seperti rembesan dari air danau, sungai, atau saluran buatan.
b. Air magmatis (magmatis water) atau air juvenil, yaitu air yang berasal dari magma yang berupa gas (H2O) yang
masuk ke bagian pori-pori bumi bagian dalam.
c. Air konat (connate water) adalah air yang asal mulanya dari batuan sedimen/gunung. Air konat disebut juga air fosil (fossil water). Air ini mempunyai salinitas yang tinggi dibandingkan dengan air di daerah laut.
Air tanah dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Air tanah dangkal (air freatis) adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air dan biasanya tidak begitu dalam. Air ini banyak dimanfaatkan untuk sumur galian.
2. Air tanah dalam (air artesis) adalah air tanah yang terletak di antara 2 (dua) lapisan kedap air, seperti air yang berasal dari pegunungan. Umumnya air ini terletak pada lapisan akuifer dengan jumlah air yang relatif besar. Jika tekanan air sangat besar, maka air akan memancar, baik melalui rekahan maupun melalui sumur artesis.
Akuifer dapat dibedakan menjadi empat (4) tipe, yaitu :
1. Akuifer tidak tertekan, batas atasnya adalah muka air tanah. Kedalaman dan bentuk muka air tanah sangat tergantung pada keadaan di permukaan tanah, luas daerah tangkapan air, debit air, dan banyaknya sumur.
2. Lapisan akuifer tertekan, sering disebut juga akuifer artesis, yakni suatu lapisan air tanah yang terletak di antara 2 (dua) lapisan kedap air;
3. Akuifer setempat, merupakan lapisan yang lokasinya setempat-setempat mengikuti lapisan kedap air yang keberadaannya juga setempat-setempat.
4. Akuifer semi tertekan, merpakan akuifer tertekan yang dibatasi oleh lapisan yang agak tembus air.
Fluktuasi permukaan air tanah terjadi karena :
1. Adanya kegiatan pengambilan air tanah untuk konsumsi manusia (rumah tangga), industri, dan pertanian;
2. Adanya pergantian musim, sehingga pada musim hujan tinggi muka air tanah mengalami kenaikan, tetapi pada musim kemarau cenderung menurun secara bertahap.
D. Daerah Aliran Sungai (DAS)
1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
1) memanjang
2) radial
3) paralel
4) kompleks
2. Pengelolaan DAS
Sasaran utama pengelolaan DAS adalah :
1. rehabilitasi lahan yang terlantar atau yang masih produktif,
2. perlindungan terhadap lahan yang rawan terhadap erosi dan longsor tanah, dan
3. peningkatan dan pengembangan sumber daya air.
Beberapa tindakan di bawah ini merupakan contoh tindakan
yang tidak mendukung program pengelolaan DAS :
1. sungai dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga;
2. sungai dijadikan tempat pembuangan limbah industri;
3. sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah sakit dan limbah pasar;
4. mendirikan bangunan di bantara sungai;
5. sempadan sungai dijadikan lokasi hunian;
6. air sungai diracun untuk diambil ikannya.
E. Banjir: Penyebab, Dampak, dan Usaha Mengurangi Risiko
Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk mengurangi dan menanggulangi banjir : 1. menjaga kelestarian hutan di kawasan DAS, sehingga volume dan kualitas air sungai tetap terjaga;2. mencegah dan melarang pembangunan sampah ke sungai dan melaksanakan program kali bersih (prokasih); 3. membuat bendungan dan pintu-pintu air untuk mengurangi
kecepatan lajur air sungai dan limpasan dari air hujan;4. memperbanyak daerah terbuka untuk resapan air dan membuat sumur-sumur resapan air;5. mengadakan penghijauan terhadap lahan-lahan gundul,
sehingga sedimentasi dan limpasan air hujan bisa berkurang;6. membuat undang-undang pelestarian sumber daya air dan
penegakan hukum terhadap undang-undang tersebut.
top related