bab 4 analisa dan pembahasan · untuk fabrikasi, sampel komponen baja yang diamati untuk...
Post on 29-Nov-2020
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
26 Universitas Kristen Petra
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Informasi Umum Proyek
Proyek yang ditinjau untuk dilakukan penelitian adalah suatu proyek
bangunan universitas, yang tepatnya berada pada kota Surabaya (Gambar 4.1).
Data-data mengenai proyek ini :
Nama Proyek : Gedung P1 & P2 Kampus UK. Petra
Jenis Proyek : Bangunan Universitas
Lokasi : Jl. Siwalankerto 142-144, Surabaya
Jumlah Lantai : 12 dan 10 lantai + Semi Basement
Luas Tanah : ± 10.900 m2
Luas Bangunan : ± 64.730,33 m2
Fungsi Bangunan : Universitas
Waktu Rencana Pelaksanaan : 450 hari kalender ( Oktober 2014 –
Januari 2016 )
Gambar 4.1. Proyek Gedung P1-P2 UK Petra
27 Universitas Kristen Petra
Penelitian yang dilakukan mulai pada tanggal 1 April 2014 sampai tanggal
10 Juni 2015. Waktu penelitian ini sesuai schedule proyek minggu ke-26 sampai
minggu ke-35. Pada proyek ini, konstruksi baja yang diamati adalah baja pada
lokasi auditorium. Dalam rentang waktu tersebut, diperoleh sebanyak 115 sampel
pada workshop dalam inspeksi fabrikasi dan sebanyak 63 sampel di lokasi proyek
dalam inspeksi ereksi dari pengamatan di lapangan.
4.2. Konstruksi Baja
Pada penelitian ini, pekerjaan konstruksi baja dibagi menjadi dua sub
pekerjaan, yang pertama yaitu fabrikasi baja dan yang kedua yaitu ereksi baja,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Konstruksi Baja
4.2.1. Fabrikasi Baja
Pada proyek ini, proses fabrikasi baja dilakukan oleh CV. Sawunggaling
Karya. Lokasi fabrikasi berada di workshop milik CV. Sawunggaling Karya, yang
terletak di Jalan Sawunggaling III/79 Sepanjang. Lokasi workshop ini tidak jauh
dari Proyek Gedung P1-P2 UK Petra, sehingga memudahkan dalam hal
pengirimannya. Untuk workshop dari CV. Sawunggaling Karya dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
Konstruksi baja untuk auditorium di proyek P1-P2 UK. Petra ini
menggunakan beberapa macam profil yang berbeda dalam ukurannya pula. Dalam
pengamatan, profil baja yang diamati untuk proyek ini adalah profil kingcross,
profil WF, profil H, dan rangkaian cremona. Sedangkan contoh gambar masing-
masing tipe dapat dilihat pada Gambar 4.4 sampai dengan Gambar 4.8.
Konstruksi Baja
Fabrikasi Baja Ereksi Baja
28 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3. CV Sawonggaling Karya
Gambar 4.4. Contoh Tipe HB
Gambar 4.5. Contoh Tipe K3S
29 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.6. Contoh Tipe RK
Gambar 4.7. Contoh Tipe RF
Gambar 4.8. Contoh Tipe WF
30 Universitas Kristen Petra
Untuk fabrikasi, sampel komponen baja yang diamati untuk masing-
masing tipe dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Profil Baja yang Diamati (Fabrikasi)
No. Kode
No. Kode
1 HB-10
46 HB-66
2 HB-11A
47 HB-66E
3 HB-11B
48 HB-67
4 HB-11C
49 HB-69
5 HB-15
50 HB-7
6 HB-15
51 HB-71
7 HB-16A
52 HB-72
8 HB-16B
53 HB-8
9 HB-16C
54 HB-80
10 HB-16D
55 HB-81
11 HB-18
56 HB-8B
12 HB-19
57 HB-8C
13 HB-20
58 HB-9
14 HB-20B
59 K3S-13
15 HB-21
60 K3S-14A
16 HB-22
61 K3S-14B
17 HB-23A
62 K3S-14C
18 HB-23B
63 K3S-14D
19 HB-23C
64 K3S-14E
20 HB-23D
65 K3S-14F
21 HB-24
66 K3S-15A
22 HB-25
67 K3S-15B
23 HB-25B
68 K3S-17
24 HB-26
69 K3S-18
25 HB-27
70 K3S-19
26 HB-28
71 K3S-9
27 HB-28B
72 RF1-1
28 HB-3
73 RF1-2
29 HB-30
74 RF2-1
30 HB-31
75 RF2-2
31 HB-32
76 RF3-1
32 HB-37
77 RF3-2
33 HB-4
78 RF4-1
34 HB-5
79 RF4-2
35 HB-59
80 RK1-11
36 HB-6
81 RK1-12
37 HB-60
82 RK1-13
38 HB-61
83 RK1-4A
39 HB-62
84 RK1-4B
40 HB-63
85 RK1-5
41 HB-64
86 RK1-5
42 HB-65A
87 RK1-6
43 HB-65B
88 RK1-9
44 HB-65C
89 RK4-4
45 HB-65D
90 RK4-5
31 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 Profil Baja yang Diamati (Fabrikasi) (lanjutan)
No. Kode
No. Kode
91 RK4-6
104 WF-56B
92 RK4-9
105 WF-56C
93 RK4-9
106 WF-56D
94 WF-26
107 WF-56E
95 WF-27
108 WF-61
96 WF-28
109 WF-68A
97 WF-37
110 WF-68B
98 WF-38
111 WF-68C
99 WF-39
112 WF-68D
100 WF-43
113 WF-68E
101 WF-47
114 WF-75A
102 WF-48
115 WF-75B
103 WF-56A
Proses fabrikasi pada proyek ini meliputi pekerjaan marking,
pemotongan, pelubangan, pengelasan, pemberian proteksi karat, pengecatan dan
proses penyimpanan. Pekerjaan tersebut dikerjakan secara berurutan yang dapat
dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9. Urutan Fabrikasi Baja
Start
Marking
Pemotongan
Pelubangan
Pengelasan
Proteksi Karat
Pengecatan
Penyimpanan
32 Universitas Kristen Petra
Marking
Penandaan adalah tahap pekerjaan awal dalam fabrikasi. Pekerjaan
penandaan ini adalah memberikan tanda pada bahan baku fabrikasi. Pemberian
tanda dilakukan secara manual dengan mengacu kepada gambar fabrikasi yang
telah disetujui. Pemberian tanda yang dilakukan adalah penandaan untuk garis
potong, pemberian kode profil dan penandaan untuk pelubangan pada bahan baku
profil dan plat baja dengan mengacu kepada gambar fabrikasi. Contoh penandaan
lubang baut dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10. Penandaan Untuk Lubang Baut
Pemotongan
Pemotongan adalah tahap pekerjaan pemotongan bahan baku profil dan
plat baja sesuai dengan tanda-tanda yang telah ditetapkan pada proses penandaan.
Proses pemotongan dilakukan dengan memotong material sesuai dengan tanda
potong yang telah diberikan.
Pemotongan baja disini dilakukan dengan api ,dapat dilihat pada Gambar
4.11. Api tersebut didapatkan dengan menggunakan oxyacetylene, yaitu api yang
didapat dari gas karbit tekanan tinggi dari silinder-silinder baja terpisah. Nyala api
dapat digunakan
33 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.11. Proses Pemotongan Baja
Pelubangan
Pembuatan lubang yaitu pekerjaan pembuatan lubang untuk baut sesuai
dengan marking yang telah diberikan pada bahan baku profil dan plat baja.
Pembuatan lubang dilakukan dengan melubangi material dengan mesin bor pada
tempat-tempat yang telah di marking dengan ukuran diameter lubang sesuai
dengan ukuran diameter yang telah diberikan pada proses marking. Jenis bor yang
dipakai dalam fabrikasi ini adalah menggunakan bor ulir. Proses pelubangan dapat
dilihat pada Gambar 4.12 dan Gambar 4.13.
Gambar 4.12. Proses Pelubangan Profil
Gambar 4.13. Proses Pelubangan Plat Mal
34 Universitas Kristen Petra
Pengelasan
Pekerjaan pengelasan dilakukan setelah pekerjaan pelubangan selesai
dilakukan. Pengelasan dilakukan di workshop dan dilakukan oleh tenaga manusia.
Dalam pekerjaan pengelasan digunakan alat las dan kawat las.
Pengelasan digunakan untuk proses perakitan beberapa sub-komponen
yang dihasilkan dari proses sebelumnya yaitu proses pemotongan dan pembuatan
lubang menjadi satu komponen struktur yang utuh, sebuah profil baja dengan
profil lainnya ataupun untuk menghubungkan profil baja dengan baseplate.
Pada tempat yang telah diberi tanda sebelumnya yaitu pada proses
marking. Pengelasan yang akan dilakukan sesuai dengan ukuran dan tipe las yang
tercantum dalam gambar kerja. Pembersihan permukaan bagian yang akan dilas
dilakukan agar didapatkan hasil las yang baik, sehingga kualitas las tetap terjaga
dan tidak mengalami kerusakan. Untuk proses pengelasan dalam fabrikasi baja
dapat dilihat pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14. Proses Pengelasan
Setelah selesai dilas, diambil beberapa sampel dari hasil las untuk
dilakukan pengujian. Hasil las harus lolos dari dua pengujian. Pengujian yang
pertama adalah liquid penetrant test, dari liquid penetrant test ini dapat diketahui
apakah pada las terdapat celah atau mengalami cacat pada bagian permukaan.
Proses pengujian liquid penetrant test dapat dilihat pada Gambar 4.15. Sedangkan
pengujian yang kedua adalah ultrasonic test, tes ini berguna untuk mengetahui
ketebalan las dan mengetahui apakah terjadi crack di bagian dalam las. Proses
ultrasonic test dapat dilihat pada Gambar 4.16.
35 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.15. Liquid Penetrant Test
Gambar 4.16. Ultrasonic Test
Pemberian Proteksi Karat
Pemberian proteksi terhadap karat dilakukan dengan memberikan lapisan
zyncromate. Proses pelapisan proteksi karat dilakukan dengan menggunakan
roller. Hal ini dilakukan setelah proses pengelasan selesai dilakukan. Proses
pelapisan zyncromate dapat dilihat pada Gambar 4.17.
Gambar 4.17. Pelapisan Proteksi Karat
36 Universitas Kristen Petra
Proses Pengecatan
Proses pengecatan dilakukan setelah pemberian proteksi karat dilakukan
dan dipastikan proteksi karat yang telah diberikan telah kering. Proses pengecatan
dilakukan dengan menggunakan roller. Setelah proses pengecatan selesai
dilakukan, maka komponen yang telah dicat diletakkan dibawah sinar terik
matahari sampai benar-benar kering. Hasil dari pengecatan dapat dilihat pada
Gambar 4.18.
Gambar 4.18. Hasil Pengecatan
Proses Penyimpanan
Proses penyimpanan adalah proses yang dilakukan dengan meletakkan
komponen baja pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung
dan terlindung dari hujan, seperti pada Gambar 4.19.
Gambar 4.19. Tempat Penyimpanan Baja
37 Universitas Kristen Petra
4.2.2. Ereksi Baja
Setelah semua proses fabrikasi baja selesai di workshop, baja memasuki
tahapan selanjutnya. Tahapan selanjutnya adalah proses ereksi, dalam proses
pengiriman baja dari lokasi workshop ke lokasi proyek digunakan bantuan truck.
Proses inspeksi ereksi dilakukan di lokasi proyek, dengan jumlah sampel
56 komponen struktur yang berada di lokasi proyek tetapi belum terpasang dan 7
komponen struktur yang telah terpasang. Untuk ereksi, sampel profil baja yang
diamati untuk masing-masing tipe dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Profil Baja yang Diamati (Ereksi)
No. Kode
No. Kode
1 HB-10 35 HB-61
2 HB-11A 36 HB-62
3 HB-11B 37 HB-63
4 HB-11C 38 HB-64
5 HB-15 39 HB-65A
6 HB-16A 40 HB-65B
7 HB-16B 41 HB-65C
8 HB-16C 42 HB-65D
9 HB-16D 43 HB-66E
10 HB-18 44 HB-67
11 HB-19 45 HB-69
12 HB-20A 46 HB-7
13 HB-20B 47 HB-71
14 HB-21 48 HB-72
15 HB-22 49 HB-8A
16 HB-23A 50 HB-8B
17 HB-23B 51 HB-8C
18 HB-23C 52 K3S-14A
19 HB-23D 53 K3S-14B
20 HB-25A 54 K3S-14C
21 HB-25B 55 K3S-14D
22 HB-26 56 K3S-14E
23 HB-27 57 K3S-15A
24 HB-28A 58 K3S-15B
25 HB-28B 59 K3S-15B
26 HB-30 60 RK1-12
27 HB-31 61 RK1-4
28 HB-32 62 RK1-5
29 HB-37 63 RK4-9
30 HB-4
31 HB-5
32 HB-59
33 HB-6
34 HB-60
38 Universitas Kristen Petra
Proses ereksi baja pada proyek ini meliputi pekerjaan pemasangan angker,
pengangkatan komponen baja, pengaturan elevasi dan sudut pemasangan,
pembautan. Pekerjaan tersebut dikerjakan secara berurutan yang dapat dilihat
pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20. Urutan Pekerjaan Ereksi Baja
Pemasangan Angker
Proses awal ereksi baja yaitu dengan memasang angker. Pemasangan angker
menggunakan bantuan plat mal yang digunakan agar angker dapat terpasang
dengan baik dan mempermudah untuk mengatur posisi angker. Proses
penggunaan plat mal dalam pemasangan angker dapat dilihat pada Gambar 4.21,
sedangkan untuk angker yang telah terpasang dapat dilihat pada Gambar 4.22.
Gambar 4.21. Penggunaan Plat Mal Dalam Pemasangan Angker
Start
Pemasangan
Angker
Pengangkatan
Pengaturan elevasi
dan sudut
Setting Elevasi
dan Sudut
Pembautan
39 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.22. Anker Yang Telah Terpasang
Pengangkatan
Pada pengangkatan digunakan bantuan tower crane. Setelah tower crane
siap, komponen baja diangkat oleh tower crane. Pada proses pengangkatan,
komponen baja diposisikan pada garis marking, setelah itu komponen baja
digantung pada katrol yang sudah disediakan. Gambar 4.23 menunjukkan proses
penggantungan komponen baja.
Gambar 4.23. Penggunaan Katrol Untuk Penggantungan Komponen Baja
Setting Elevasi
Setelah komponen baja berada di katrol dalam kondisi yang stabil, maka
dilakukan pengaturan setting elevasi dan sudut, setting elevasi tersebut dilakukan
dengan bantuan alat total station seperti pada Gambar 4.24. Setting elevasi
dilakukan agar baja terpasang dengan baik.
40 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.24. Total Station
Pembautan
Proses pembautan dilakukan setelah komponen baja berada pada posisi
yang tepat. Pembautan digunakan untuk menghubungkan sebuah komponen
dengan komponen lainnya, proses pembautan dapat dilihat pada Gambar 4.25.
Gambar 4.25. Proses Pembautan
4.3. Hasil Inspeksi Fabrikasi Baja
Selama penelitian ini, didapatkan sampel hasil inspeksi pekerjaan
fabrikasi konstruksi baja dengan total sampel yang didapat selama proses
penelitian pada fabrikasi baja yaitu 115 komponen baja, sedangkan pada hasil uji
tes las yang didapatkan sejumlah 7 sampel. Pada proteksi terhadap karat
didapatkan 109 sampel dan 9 sampel pada pengecatan. Inspeksi fabrikasi baja
sendiri dibagi menjadi 5 faktor utama yaitu pada profil baja, pekerjaan sambungan
las, pekerjaan sambungan baut, proses penyimpanan dan finishing. Selanjutnya,
dalam kegiatan inspeksi yang dilakukan selama pengamatan, didapat bahwa
41 Universitas Kristen Petra
adanya pekerjaan yang tidak dilakukan dengan baik dalam pelaksanaan fabrikasi
konstruksi baja dan adanya proses perbaikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3
yang menunjukkan jenis pekerjaan yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan
baik sebelum dan setelah dilakukan perbaikan.
Tabel 4.3. Hasil Inspeksi Pada Fabrikasi
4.3.1. Profil Baja
Dari hasil pengamatan inspeksi profil baja, terdapat 8 buah faktor
inspeksi yang dilakukan yaitu:
FABRIKASI Kondisi Kondisi ( Perbaikan)
No Profil Baja Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi
1 Kecocokan Ukuran 115 0 - -
2 Kesikuan 111 4 - -
3 Kelurusan 115 0 - -
4 Keutuhan (tidak retak) 115 0 - -
5 Kerapian Pemotongan 97 28 104 11
6 Kebersihan Terhadap Karat 109 6 - -
Pekerjaan Sambungan Las
7 Posisi Sambungan Las 115 0 - -
8 Panjang Las 104 11 111 4
9 Keserasian Tebal Las 70 45 - -
10 Kelekatan Las 113 2 115 0
11 Retak Pada Las 115 0 - -
12 Lolos Uji test 7 0 - -
Pekerjaan Sambungan Baut
13 Diameter Lubang Baut 115 0 - -
14 Jumlah Lubang Baut 115 0 - -
15 Posisi Lubang Baut 112 3 - -
16 Kerapian Lubang 115 0 - -
17 Kebersihan Lubang 24 91 32 83
Proses Penyimpanan
18 Tempat Penyimpanan 88 27 88 27
Finishing
19 Proteksi Terhadap Karat 101 - - -
20 Pengecatan 9 - - -
( - = tidak dilakukan )
42 Universitas Kristen Petra
Kecocokan Ukuran
Dari hasil pengamatan, diperoleh hasih bahwa ukuran dari profil baja
telah dikerjaan dengan baik. Hal ini dikarenakan ukuran profil yang sesuai dengan
shop drawing yang ada. Pengamatan ini termasuk juga dengan pengukuran tebal
end plate jika dalam komponen tersebut terdapat end plate. Kecocokan ukuran ini
dapat dilihat dengan membandingkan Gambar 4.26 dengan Gambar 4.27.
Gambar 4.26. Tinggi Cremona Pada Workshop
Gambar 4.27. Tinggi Cremona Pada Gambar Kerja
Kesikuan
Dalam inspeksi kesikuan, didapatkan 4 buah komponen yang tidak
dilakukan dengan baik. Empat buah komponen tersebut tidak dilakukan dengan
baik karena kesikuan yang terbentuk tidak membentuk sudut 90˚ dan melebihi
toleransi yang diijinkan. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh kesalahan dari
pabrik dan kurangnya perhatian saat proses pengiriman. Pada Gambar 4.28 dan
Gambar 4.29 dapat dilihat contoh kesikuan yang benar dan yang tidak dilakukan
dengan baik.
43 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.28. Contoh Kesikuan Baja Yang Baik
Gambar 4.29. Contoh Kesikuan Baja Yang Kurang Dari 90˚
Kelurusan
Dalam kelurusan baja yang ada di tempat fabrikasi sudah dilakukan
dengan baik semua. Karena profil yang datang ke tempat workshop sudah
diseleksi terlebih dahulu dan juga profil telah dibuat oleh pabrik yang
menggunakan mesin dengan tingkat ketelitian yang baik. Pada Gambar 4.30 dapat
dilihat contoh kelurusan yang baik.
Gambar 4.30. Pengamatan Kelurusan Profil Baja
44 Universitas Kristen Petra
Keutuhan
Dari hasil yang diperoleh, keutuhan baja yang ada sudah dilakukan
dengan baik semua, dapat dilihat pada Gambar 4.31. Hal ini dikarenakan semua
komponen profil yang datang ke tempat workshop sudah diseleksi terlebih dahulu
dan dibuat dengan mesin. Pada saat di workshop, baja juga dipindahkan dengan
hati-hati menggunakan crane yang akan meminimalkan terjadinya kerusakan pada
profil baja, yang dapat dilihat pada Gambar 4.32.
Gambar 4.31. Profil Baja Yang Utuh
Gambar 4.32. Penggunaan Crane Pada Saat Pemindahan Profil Baja
Kerapian Pemotongan
Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan api dan diarahkan
oleh mesin sesuai dengan data yang dimasukkan. Tetapi didapatkan adanya
pekerjaan yang tidak dilakukan dengan baik pada kerapian pemotongan.
Contoh pemotongan yang tidak rapi dapat dilihat pada Gambar 4.33 dan
contoh pemotongan yang rapi dapat dilihat pada Gambar 4.34. Pemotongan
yang tidak rapi ini terjadi dikarenakan setelah profil baja dipotong, bagian
45 Universitas Kristen Petra
profil baja yang dipotong harus di rapikan dengan gerindra. Tetapi dalam
proses gerinda, pekerjaan tersebut dilakukan oleh manusia. Sehingga ada
beberapa bagian yang masih tidak rapi darii proses gerinda, proses gerinda
dapat dilihat pada Gambar 4.35.
Gambar 4.33. Pemotongan Profil Baja Yang Tidak Rapi
Gambar 4.34. Hasil Pemotongan Profil Baja Yang Rapi
Gambar 4.35. Proses Gerindra
46 Universitas Kristen Petra
Kebersihan Terhadap Karat
Dari hasil yang didapatkan, terdapat profil baja yang bersih seperti
gambar 4.36 dan yang tidak bersih dari karat. Hal ini karena tidak dilakukannya
pembersihan komponen tersebut dari karat. Meskipun profil baja sudah dilakukan
proteksi terhadap karat tetapi tetap saja profil tersebut bisa berkarat karena
penyimpanan profil baja yang tidak benar dan akhirnya berkarat, dapat dilihat
pada gambar 4.37. Direncanakan akan dilakukan pembersihan terhadap karat pada
6 komponen tersebut, tetapi karena batasan waktu pengamatan sehingga pada saat
pengamatan hal tersebut belum dilakukan.
Gambar 4.36. Baja Yang Tidak Berkarat
Gambar 4.37. Gambar Profil Baja Yang Berkarat
47 Universitas Kristen Petra
4.3.2. Pekerjaan Sambungan Las
Bagian yang kedua adalah pekerjaan sambungan las, dalam pengisian
form checklist sampel yang di lihat adalah persatu komponen struktur. Dimana
dalam satu komponen struktur terdapat beberapa las, jika ada satu las saja yang
tidak memenuhi maka akan diisi pada tabel tidak memenuhi.
Posisi Sambungan Las
Las yang terpasang pada profil baja sudah dilakukan dengan baik, hal ini
karena sesuainya posisi las dengan shop drawing, dan juga selalu adanya
pengecekan kerja dari pihak CV.Sawunggaling.
Panjang Las
Untuk panjang las, ada yang telah dilakukan dengan baik dan ada yang
tidak dilakukan dengan baik. Untuk contoh hal yang dilakukan dengan baik dapat
dilihat pada Gambar 4.38 dan Gambar 4.39. Bagian yang tidak dilakukan dengan
baik pada panjang las banyak terletak pada bagian sudut. Hal ini kemungkinan
dikarenakan las pada bagiansudut itu sulit untuk dilakukan, sehingga pekerja
malas untuk melakukan pengelasan sampai pada bagian sudut. Juga waktu yang
digunakan lebih lama, sehingga mungkin tidak dilakukan untuk mempersingkat
waktu. Tetapi pasti ada perbaikan karena pihak MK akan menolak panjang las
yang tidak dilakukan dengan baik tersebut dan juga memberikan teguran.
Gambar 4.38. Panjang Las Yang Tidak Dilakukan Dengan Baik
48 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.39. Panjang Las Yang Dilakukan Dengan Baik / Sudah Diperbaiki
Keserasian Tebal Las
Untuk keserasian tebal las didapatkan adanya yang dilakukan
dengan baik dan ada yang tidak dilakukan dengan baik. Untuk keserasian
tebal las yang baik dapat dilihat pada gambar 4.40. Keserasian tebal las
yang tidak baik terjadi karena ketrampilan dari tukang las sendiri dapat
dilihat pada gambar 4.41. Meskipun menggunakan tukang las yang
bersetifikat tetapi terkadang banyak tukang las yang teledor dan tidak
memperhatikan keserasian tebal dari las.
Gambar 4.40. Keserasian Tebal Las Yang Baik
49 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.41. Keserasian Tebal Las Yang Tidak Dilakukan Dengan Baik
Kelekatan Las
Kelekatan terhadap las banyak yang dilakukan dengan baik, karena sesaat
setelah di las di lakukan pemukulan kepada las. Hal tersebut bertujuan agar
jika ada las yang tidak lekat akan lepas dan yang bagian yang lepas itu akan di
las ulang. Tetapi ditemukan juga pada 2 komponen bahwa kelekatan las tidak
dilakukan dengan baik, yang dapat dilihat pada Gambar 4.42. Tetapi setelah
dilakukan perbaikan, kelekatan las sudah dilakukan dengan baik semua.
Gambar 4.42. Tidak Melekatnya Las Pada Bagian Sudut
Retak Pada Las
Dari hasi pengamatan retak pada las, semua dilakukan dengan baik.
Dalam pengamatan tidak ditemukan adanya retak secara visual pada las
yang diamati.
50 Universitas Kristen Petra
Lolos Uji test
Pada hasil dari pengelasan, dilakukan pengetesan. Pengetesan yang
dilakukan adalah liquid penetrant test dan ultrasonic test. Dari hasil laboratorium
yang didapatkan dalam waktu pengamatan, didapatkan 7 titik las hasil pengujian
las dan hasilnya 7 titik las tersebut telah lolos dari pengujian dan dapat digunakan.
4.3.3. Pekerjaan Sambungan Baut
Bagian ketiga adalah pekerjaan sambungan baut. Sampel yang di lihat
adalah persatu komponen. Dimana dalam satu terdapat beberapa baut dan jika ada
satu baut saja yang tidak memenuhi maka akan diisi pada kolom tidak memenuhi
dalam form checklist.
Diameter Lubang Baut
Untuk diameter lubang baut, jumlah lubang telah memenuhi karena saat
telah sesuai dengan gambar kerja dan karena telah menggunakan mesin bor yang
menggunakan diameter sesuai dengan lubang yang direncanakan.Untuk
pengukuran diameter dapat dilihat pada Gambar 4.43.
Gambar 4.43. Contoh Pengukuran Diameter Baut
Jumlah Lubang Baut
Dari hasil pengamatan jumlah lubang baut, jumlah lubang telah
dilakukan dengan baik semua. Hal ini didapatkan dengan membandingkan jumlah
lubang yang ada dengan gambar kerja yang dibuat.
Posisi Lubang Baut
Untuk posisi lubang baut ada yang yang tidak dilakukan dengan baik. Hal
ini dikarenakan posisi baut tidak sesuai dengan gambar kerja dan melebihi
51 Universitas Kristen Petra
toleransi yang diijinkan. Meskipun sudah dilakukan penandaan terlebih dahulu,
tetapi karena memindahkan mesin bor secara manual dimungkinkan ada kesalahan
dari pekerja, dapat dilihat pada gambar 4.44.
Gambar 4.44. Kesalahan Posisi Lubang Baut Secara Vertikal
Kerapian Lubang
Kerapian lubang baut yang dimaksud adalah lubang baut rapi berbentik
lingkaran. Dalam pengamatan didapatkan hasil semua dilakukan dengan baik pada
kerapian lubang. Hal ini karena lubang dibuat dengan menggunakan mesin bor,
sehingga lubang akan rapi berbentuk lingkaran.
Kebersihan Lubang
Kebersihan lubang baut yang dimaksud adalah lubang baut bersih dari
kotoran terutama terhadap cairan meni yang berlebihan. Dalam pengamatan
ditemukan banyaknya lubang baut yang terisi cairan meni. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar 4.45.
Gambar 4.45. Lubang Baut Yang Terisi Cairan Meni
52 Universitas Kristen Petra
4.3.4 Proses Penyimpanan
Bagian yang keempat adalah proses penyimpanan. Proses penyimpanan
ini diperlukan untuk melindungi komponen baja tersebut dari kerusakan.
Tempat Penyimpanan
Dari Tabel 4.3, didpatkan bahwa dalam tempat penyimpanan terdapat 27
komponen yang tidak dikerjakan dengan baik dan 88 komponen yang telah
dilakukan dengan baik. Pada 27 komponen tersebut, dikatakan tidak dilakukan
dengan baik karena 27 profil tersebut tidak diletakkan di tempat yang tidak
terlindungi oleh hujan dan sinar matahari secara langsung dapat dilihat pada
Gambar 4.46, sedangkan pada 88 komponen telah disimpan di tempat yang baik
dapat dilihat pada Gambar 4.47.
Gambar 4.46.Penyimpanan Yang Tidak Dilakukan Dengan Baik
Gambar 4.47. Penyimpanan Yang Dilakukan Dengan Baik
4.3.5. Finishing
Bagian yang terakhir adalah proses finishing. Proses finishing ini
diperlukan untuk melindungi komponen baja tersebut dari karat dan untuk
memperindah komponen tersebut sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi proyek.
53 Universitas Kristen Petra
Proteksi Terhadap Karat
Proteksi terhadap karat sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan dengan
adanya proteksi karat maka baja tidak akan mudah berkarat. Dalam pengamatan
terdapat 101 sampel yang telah diberi proteksi terhadap karat. Sampel yang
didapatkan berjumlah 101 sampel karena batasan waktu pengamatan sehingga
pada saat pengamatan 14 komponen yang lain masih belum diberi proteksi
terhadap karat. Pemberian proteksi karat dapat dilihat pada Gambar 4.48.
Gambar 4.48. Pemberian Proteksi Karat Di Workshop
Pengecatan
Dari hasil pengamtan, telah dilakukan pengecatan kepada 9 komponen.
Sampel yang didapatkan berjumlah 9, dikarenakan batasan waktu pengamatan
sehingga pada saat pengamatan hanya 9 komponen yang telah dilakukan
pengecatan. Hasil dari pengecatan dapat dilihat pada Gambar 4.49.
Gambar 4.49. Hasil Pengecatan
54 Universitas Kristen Petra
4.4. Hasil Inspeksi Ereksi Baja
Pada Ereksi Baja di bagi dalam 4 bagian besar hal – hal yang diamati,
yaitu pekerjaan angker, profil baja, pekerjaan sambungan baut dan proses
penyimpanan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 yang menunjukkan jenis
pekerjaan yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan baik.
Tabel 4.4. Hasil Inspeksi Pada Ereksi
EREKSI Kondisi Kondisi ( Perbaikan)
No Pekerjaan Angker Memenuhi
Tidak
Memenuhi Memenuhi
Tidak
Memenuhi
1 Jarak antara Angker ke Angker 15 0 - -
2 Lokasi Angker 15 0 - -
3 Tegak Lurus Dengan Bidangnya 14 1 - -
4 Proteksi Angker 9 6 12 3
5 Kebersihan Ulir Angker 9 6 12 3
6 Kebersihan Dari Karat 9 6 12 3
Profil Baja
7 Kecocokan Posisi 7 0 - -
8 Elevasi 7 0 - -
9 Lokasi dan ukuran Base Plate 7 0 - -
Pekerjaan Sambungan Baut
10 Mutu Baut 7 0 - -
11 Jumlah Baut 7 0 - -
12 Diameter Baut 7 0 - -
13 Ring Baut 7 0 - -
14 Tegak Lurus Dengan Bidangnya 7 0 - -
15 Penggunaan Kunci Momen 0 7 - -
16 Retak 7 0 - -
17 Kebersihan Ulir 7 0 - -
18 Karat Pada Lubang 0 7 7 0
19 Baut Baru 7 0 - -
20 Lolos Uji Tes 7 0 - -
Proses Penyimpanan
21 Tempat Penyimpanan 18 45 27 36
( - = tidak dilakukan )
4.4.1. Pekerjaan Angker
Bagian pertama inspeksi ereksi baja yaitu adalah pekerjaan angker.
Sample yang digunakan adalah 15 titik komponen struktur, yang didalam satu titik
komponen struktur tersebut terdiri dari beberapa baut angker sesuai gambar kerja.
Dalam pengisian form checklist jika ada salah satu baut angker yang tidak
55 Universitas Kristen Petra
dikerjakan dengan baik, maka dilakukan pengisian kolom tidak memenuhi pada
form checklist. Lokasi angker yang diamati dalam proyek adalah yang diberi
lingkaran merah pada Gambar 4.50.
Gambar 4.50. Lokasi Angker Yang Diamati
Jarak Antara Angker
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jarak antara angker ke angker telah
dilakukan dengan baik, karena telah sesuai dengan gambar kerja yang telah
direncanakan. Hal ini juga dipengaruhi dengan adanya proses pemasangan
menggunakan pelat mal yang membuat posisi angker semakin presisi. Kecocokan
jarak antara angker dengan gambar kerja dapat dilihat dengan membandingkan
Gambar 4.51 dengan Gambar 4.52.
Gambar 4.51. Jarak Antara Angker Yang Terpasang
56 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.52. Jarak Antara Angker Pada Gambar Kerja
Lokasi Angker
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa semua angker telah terpasang pada
posisi yang benar. Hal ini telah delakukan dengan baik karena semua lokasi
angker yang diamati telah sesuai dengan gambar kerja yang telah direncanakan.
Kecocokan lokasi angker dengan gambar kerja dapat dilihat dengan
membandingkan Gambar 4.53 dengan Gambar 4.54.
Gambar 4.53. Lokasi Angker Yang Terpasang
57 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.54. Lokasi Angker Pada Gambar Kerja
Angker Tegak Lurus dengan Bidangnya
Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa ada satu titik dimana angker
tidak terpasang tegak lurus dengan bidangnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena
angker tidak terpasang secara kuat, sehingga terjadi pergeseran baut angker pada
waktu proses pengecoran. Tidak tegak lurusya angker dapat dilihat pada Gambar
4.55.
Gambar 4.55. Adanya Angker Yang Tidak Tegak Lurus Pada Bidangnya
Proteksi Angker
Dalam pekerjaan proteksi angker, terdapat 9 titik yang dilakukan dengan
baik dan 6 titik yang tidak dilakukan dengan baik. Hal ini kemungkinan
dikarenakan oleh malasnya pekerja untuk memberikan perlindungan pada
angker. Proteksi ini diperlukan agar angker tidak berkarat dan melindungi
bagian ulir dari angker.
58 Universitas Kristen Petra
Selama waktu pengamatan didapatkan bahwa ada 3 titik yang sudah
diperbaiki, yaitu dengan cara membersihkan angker dan kemudian member
proteksi pada angker. Hal ini dapat dilihat pada perbaikan Gambar 4.56 dan pada
Gambar 4.57.
Gambar 4.56. Angker Yang Tidak Dilindungi
Gambar 4.57. Angker Yang Yang Telah Dilindungi
Kebersihan Ulir
Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa ada 6 titik dimana kebersihan
ulir pada angker tidak dilakukan dengan baik. Hal ini disebabkan karena sisa-sisa
pengecoran yang menempel pada ulir baut yang dapat dilihat pada Gambar 4.58,
dikhawatirkan hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada ulir baut saat akan
dilakukan pembautan. Tetapi hal tersebut sudah dilakukan perbaikan oleh pekerja
59 Universitas Kristen Petra
sebanyak 3 titik di lapangan selama penelitian. Hasil perbaikan dapat dilihat pada
Gambar 4.59.
Gambar 4.58. Bagian Ulir Yang Kotor
Gambar 4.59. Bagian Ulir Yang Telah Dibersihkan
Kebersihan Angker dari Karat
Dalam kebersihan dari karat, juga terdapat 9 titik yang dilakukan dengan
baik dan 6 titik yang tidak dilakukan dengan baik. Hasil ini sama dengan jumlah
yang didapatkan pada proteksi angker. Jumlah yang sama ini desebabkan karena
angker tersebut menjadi berkarat karena pada angker tersebut tidak dilakukan
proteksi dengan benar. Pada kasus ini telah dilakukan pembersihan terhadap karat
pada 3 titik, sedangkan sisanya belum dilakukan selama penelitian. Hasil sebelum
dan setelah perbaikan dapat dilihat Gambar 4.60 dan pada Gambar 4.61.
60 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.60. Angker Yang Berkarat
Gambar 4.61. Angker Setelah Dibersihkan Dari Karat
4.4.2. Profil Baja
Pada inspeksi ereksi baja yang kedua yaitu adalah dari profil baja.
Sample yang digunakan adalah 15 titik komponen struktur. Dalam pengisian form
checklist untuk profil baja ini ditijau dari 3 hal, yaitu kecocokan posisi, elevasi,
dan loksi base plate. Lokasi komponen yang telah terpasang dalam proyek adalah
yang diberi lingkaran merah pada Gambar 4.62 dan Gambar 4.63.
Gambar 4.62. Lokasi Komponen Yang Terpasang Pada As 3’
61 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.63. Lokasi Komponen Yang Terpasang Pada As 2
Kecocokan Posisi
Selama penelitian dari 7 sampel, didapatkan bahwa untuk kecocokan
posisi semuanya dilakukan dengan baik. Posisi komponen yang terpasang sudah
sesuai dengan gambar kerja yang ada. Kecocokan posisi ini dapat diketahui
dengan membandingkan gambar kerja dengan yang terpasang dilapangan. Seperti
pada Gambar 4.64 yang menggambarkan bahwa pada As B di seharusnya terdapat
kolom king cross dalah arah vertikal. Dan pada Gambar 4.65 dapat dilihat bahwa
pada As B dilapangan sudah benar terpasang kolom king cross dalam arah
vertical.
Gambar 4.64. Kolom As B Pada Gambar Kerja
62 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.65. Gambar Kolom As B Yang Terpasang
Elevasi
Dari 7 sampel, didapatkan bahwa untuk kecocokan elevasi semuanya
dilakukan dengan baik. Elevasi yang dimaksud adalah ketinggian akhir dari
komponen yang terpasang dan kemiringan dari komponen yang terpasang. Dalam
pengecekan elevasi, digunakan bantuan alat total station pada proyek. Sehingga
elevasi yang didapatkan di lapangan telah sesuai dengan yang ada pada gambar
kerja.
Lokasi dan ukuran End Plate
Pemasangan end plate sudah dilakukan dengan baik. Hal ini didapatkan
dengan membandingkan apakah end plate yang terpasang telah sesuai dengan apa
yang ada pada gambar kerja. Dari 7 sampel, didapatkan bahwa lokasi dan ukuran
end plate yang terpasang pada kolom miring semuanya sudah sesuai dengan yang
ada pada gambar kerja. Kecocokan lokasi dan ukuran end plate dapat dilihat
dengan membandingkan Gambar 4.66 dengan Gambar 4.67.
Gambar 4.66. Lokasi Dan Tebal End Plate Di Lapangan
63 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.67. Lokasi Dan Tebal End Plate Pada Gambar Kerja
4.4.3. Pekerjaan Sambungan Baut
Bagian yang ketiga adalah pekerjaan sambungan baut.ereksi baja yaitu
adalah dari profil baja. Dalam pengisian form checklist sampel yang di lihat
adalah persatu komponen struktur dengan jumlah 7 komponen struktur. Dimana
dalam satu terdapat beberapa baut, jika ada satu baut saja yang tidak memenuhi
maka akan diisi pada tabel tidak memenuhi.
Mutu Baut
Dari hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa semua mutu baut yang
digunakan sudah benar. Hal ini karena sesuainya mutu baut yang dipakai di
lapangan dengan mutu baut yang direncanakan. Dari 7 titik yang diamati, ketujuh
titik tersebut sudah menggunakan mutu baut yang sesuai. Kecocokan mutu baut
yang terpasang dapat dilihat dengan membandingkan mutu baut yang dipakai,
yang dapat dilihat pada Gambar 4.68 dengan mutu baut yang direncanakan pada
Gambar 4.69.
Gambar 4.68. Mutu Baut Yang Akan Dipakai
64 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.69. Mutu Baut Pada Gambar Kerja
Jumlah Baut
Dari hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa jumlah baut pada 7 titik
semuanya dikerjakan dengan baik. Hal ini karena sesuainya semua jumlah baut
yang diamati di lapangan dengan jumlah baut yang direncanakan. Jumlah baut
yang terpasang di lapangan dapat dilihat pada Gambar 4.70. Sedangkan jumlah
baut pada gambar kerja dapat dilihat pada Gambar 4.71.
Gambar 4.70. Baut Yang Terpasang Pada Kolom Miring
Gambar 4.71. Baut Yang Terpasang Pada Kolom Miring Pada Gambar Kerja
65 Universitas Kristen Petra
Diameter Baut
Dari hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa semua diameter baut
yang digunakan telah sesuai dengan gambar kerja. Dari 7 titik yang diamati,
semuanya telah dilakukan dengan baik. Hal ini dikatakan memenuhi karena
sesuainya diameter baut yang dipakai di lapangan dengan diameter yang
direncanakan. Diameter yang terpasang telah sesuai dengan yang direncanakan
pada gambar kerja, yang dapat dilihat dengan membandingkan Gambar 4.72
dengan Gambar 4.73.
Gambar 4.72. Diameter Baut Yang Terpasang
Gambar 4.73. Diameter Baut Rencana Pada Gambar Kerja
Ring Pada Baut
Dari hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa dalam inspeksi ring pada
baut semuanya telah dilakukan dengan baik. Hal ini dilakukan dengan baik karena
66 Universitas Kristen Petra
semua baut yang terpasang telah menggunakan ring baut. Pada Gambar 4.74 dapat
dilihat bahwa semua baut yang terpasang sudah menggunakan ring baut.
Gambar 4.74. Penggunaan Ring Pada Baut
Tegak Lurus Dengan Bidangnya
Dari hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa semua baut telah tegak
lurus dengan bidangnya. Dikatakan semua baut telah tegak lurus dengan
bidangnya adalah karena sudut yang terbentuk antara baut dengan bidangnya
sudah membentuk sudut 180 derajat.
Penggunaan Kunci Momen
Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa untuk faktor inspeksi
penggunaan kunci momen belum dilakukan . Hal ini dikarenakan terbatasnya
waktu pengamatan, sehingga dalam waktu pengamatan kunci momen belum
digunakan di lapangan. Tetapi di lapangan dipastikan nantinya akan menggunakan
kunci momen dalam pengencangan baut. Dengan adanya kunci momen ini dapat
dipastikan torsi pengencangan yang diperlukan telah terpenuhi.
Retak
Selama pengamatan dilakukan, tidak terdapat baut yang akan dipakai
mengalami keretakan secara visual. Hal ini dikarenakan karena baut yang dipakai
adalah baut yang baru dan dilakukan penyimpanan yang baik pada baut tersebut,
sehingga kemungkinan terjadinya retak sangat sedikit sekali. Keretakan yang
67 Universitas Kristen Petra
tidak diperbolehkan terjadi, karena ditakutkan akan berdampak pada kekuatan
baut yang akan digunakan. Keutuhan baut yang dipakai dapat dilihat pada Gambar
4.75.
Gambar 4.75. Keutuhan Baut
Kebersihan Ulir
Pada inspeksi kebersihan ulir baut, semua ulir berada dalam kondisi ulir
yang bersih saat terpasang. Kebersihan ulir ini diperlukan karena untuk
menghindari kerusakan pada ulir pada saat akan dilakukan pembautan. Dalam hal
ini semua baut dalam kondisi yang bersih karena mulai saat baut datang,
dilakukan penyimpanan yang baik pada baut, sehingga baut selalu dalam kondisi
yang bersih saat akan dipakai. Contoh dari ulir baut yang bersih dapat dilihat
pada Gambar 4.76.
Gambar 4.76. Ulir Baut Dalam Keadaan Bersih
68 Universitas Kristen Petra
Baut Baru
Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa dalam faktor inspeksi baut
baru semuanya dilakukan dengan baik. Hal ini dikarenakan baut yang digunakan
pada proyek selama pengamatan berlangsung semuanya adalah baut yang baru.
Tidak ada satupun titik yang menggunakan baut yang pernah dipakai sebelumnya.
Dengan baut yang baru, diharapkan maka kualitas baut tersebut juga akan
terjamin. Baut baru yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.77.
Gambar 4.77. Baut Yang Belum Pernah Dipakai
Lolos Uji Tes
Dalam pengamatan ini, didapatkan bahwa baut yang akan digunakan
telah dilakukan pengujian oleh toko dimana baut tersebut didatangkan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa baut yang akan dipakai telah melewati pengujian.
4.4.4. Proses Penyimpanan
Bagian yang terakhir adalah proses penyimpanan. Sampel yang diamati
adalah 63 komponen struktur yang telah berada di lokasi proyek, termasuk 7
komponen yang telah terpasang.
Tempat Penyimpanan
Dari Tabel 4.4, didpatkan bahwa dalam tempat penyimpanan terdapat 45
komponen baja yang tidak dilakukan dengan baik dan 18 komponen yang telah
69 Universitas Kristen Petra
dilakukan dengan baik. Pada 45 komponen tersebut, dikatakan tidak dilakukan
dengan baik karena pada 45 profil tersebut tidak dilakukan proteksi, seperti pada
Gambar 4.78. Sedangkan pada 18 komponen telah dilakukan proteksi, seperti
pada Gambar 4.79. Proteksi yang dilakukan yaitu dengan melindungi komponen
baja dengan menempatkan komponen baja tersebut di bawah plastik penutup,
sehingga melindungi komponen baja dari hujan. Jika dilakukan proteksi dengan
baik, maka diharapkan tidak terjadi kerusakan pada komponen tersebut.
Gambar 4.78. Baja Pada Lokasi Proyek Yang Tidak Diproteksi
Gambar 4.79. Baja Pada Lokasi Proyek Yang Diproteksi Oleh Plastik
70 Universitas Kristen Petra
4.5. Faktor Inspeksi Fabrikasi Yang Tidak Dilakukan Dengan Baik
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dalam inspeksi yang tidak
dilakukan dengan benar pada tahap fabrikasi sebelum dan setelah perbaikan
adalah:
4.5.1. Pada Inspeksi Sebelum Dilakukan Perbaikan
a. Pada faktor inspeksi profil baja yaitu:
- Kesikuan
- Kerapian pemotongan
- Kebersihan terhadap karat
b. Pada faktor inspeksi pekerjaan sambungan las yaitu:
- Panjang las
- Keserasian tebal las
- Kelekatan las
c. Pada faktor inspeksi pekerjaan sambungan baut yaitu:
- Posisi lubang baut
- Kebersihan lubang
d. Pada faktor inspeksi proses penyimpanan yaitu:
- Tempat penyimpanan
Sebelum dilakukan perbaikan, faktor inspeksi yang tidak dilakukan
dengan baik dengan jumlah terbanyak pada faktor profil baja adalah kerapian
pemotongan, pada pekerjaan sambungan las adalah pada keserasian tebal las, pada
pekerjaan sambungan baut adalah pada kebersihan lubang dan proses
penyimpanan pada tempat penyimpanan.
4.5.2. Pada Inspeksi Setelah Dilakukan Perbaikan
a. Pada faktor inspeksi profil baja yaitu:
- Kesikuan
- Kerapian pemotongan
- Kebersihan terhadap karat
b. Pada faktor inspeksi pekerjaan sambungan las yaitu:
- Panjang las
71 Universitas Kristen Petra
- Keserasian tebal las
c. Pada faktor inspeksi pekerjaan sambungan baut yaitu:
- Posisi lubang baut
- Kebersihan lubang
d. Pada faktor inspeksi proses penyimpanan yaitu:
- Tempat penyimpanan
Setelah dilakukan perbaikan, faktor inspeksi yang tidak dilakukan dengan
baik dengan jumlah terbanyak pada faktor profil baja adalah kerapian
pemotongan, pada pekerjaan sambungan las adalah pada keserasian tebal las, pada
pekerjaan sambungan baut adalah pada kebersihan lubang dan proses
penyimpanan pada tempat penyimpanan.
4.6. Faktor Inspeksi Ereksi Yang Tidak Dilakukan Dengan Baik
Sedangkan pada inspeksi tahap ereksi, dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor dalam inspeksi ereksi yang tidak dilakukan dengan benar sebelum dan
setelah perbaikan adalah:
4.6.1 Pada inspeksi Sebelum Dilakukan Perbaikan
a. Pada faktor inspeksi pekerjaan angker yaitu:
- Proteksi angker
- Kebersihan ulir angker
- Kebersihan dari karat
b. Pada faktor inspeksi pekerjaan sambungan baut yaitu:
- Tegak lurus dengan bidangnya
- Kebersihan dari karat
c. Pada faktor inspeksi proses penyimpanan yaitu:
- Tempat penyimpanan
Sebelum dilakukan perbaikan, faktor inspeksi yang tidak dilakukan
dengan baik dengan jumlah terbanyak pada faktor pekerjaan angker adalah pada
proteksi angker, kebersihan ulir angker, dan kebersihan dari karat. Sedangkan
pada pekerjaan sambungan baut adalah karat pada lubang, dan proses
penyimpanan pada tempat penyimpanan.
72 Universitas Kristen Petra
4.6.2 Pada Inspeksi Setelah Dilakukan Perbaikan
a. Pada faktor inspeksi pekerjaan angker yaitu:
- Proteksi angker
- Kebersihan ulir angker
- Kebersihan dari karat
b. Pada faktor inspeksi proses penyimpanan yaitu:
- Tempat penyimpanan
Setelah dilakukan perbaikan, faktor inspeksi yang tidak dilakukan dengan
baik dengan jumlah terbanyak pada faktor pekerjaan angker adalah pada proteksi
angker, kebersihan ulir angker, dan kebersihan dari karat. Sedangkan factor
inspeksi proses penyimpanan adalah pada tempat penyimpanan. Setelah perbaikan
pada pekerjaan sambungan baut semua pekerjaan telah dilakukan dengan baik
top related