bab 2 teori dan kebijakan
Post on 07-Jan-2017
588 Views
Preview:
TRANSCRIPT
II - 1
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
2.1 TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
A. Pengertian Kawasan Perkotaan
Beberapa pandangan dan pendapat mengenai definisi perkotaan yang
dikemukakan para ahli perencana perkotaan baik luar maupun dalam negeri, yaitu :
1. Perkotaan adalah sebuah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen,
yang dihuni oleh individu-individu yang heterogen dalam arti sosial (V. Gordon
Childe, The Urban Revolution; Town Planning Review 21; 1950). Kriteria yang
ditetapkan dalam mendefinisikan suatu Perkotaan, yaitu:
Suatu konsentrasi penduduk dalam jumlah besar,
Spesialisasi pekerjaan,
Suatu pola ekonomi yang merata,
Bangunan-bangunan umum yang monumental,
Stratifikasi sosial sudah berkembang,
Penggunaan tulisan serta ilmu pengetahuan perkiraan dan eksakta,
Seni alamiah,
Perdagangan antar wilayah, dan
Keanggotaan kelompok atas dasar lokasi tempat tinggal, bukan atas dasar
hubungan keluarga.
2. Dalam mendefinisikan suatu perkotaan, Hardoy dalam (Pre-Columbian Cities;
Jorge E. Hardoy. 1973) menggunakan kriteria sebagai berikut :
Berukuran dan berpenduduk besar untuk jaman dan daerahnya,
II - 2
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Bersifat permanen,
Mempunyai kepadatan minimum untuk jaman dan daerahnya,
Mempunyai struktur dan pola dasar yang padat dikenali sebagai jalan-jalan
dan ruang Perkotaan,
Merupakan suatu tempat dimana orang tinggal dan bekerja,
Mempunyai sejumlah minimal fungsi-fungsi Perkotaan, yang dapat meliputi
sebuah pasar, suatu pusat pemerintahan atau politik, suatu pusat Militer,
suatu pusat keagamaan, atau suatu pusat kegiatan intelektual lengkap
dengan lembaga-lembaga yang bersangkutan.
Suatu masyarakat yang heterogen, dan bertingkat-tingkat, serta adanya
perbedaan-perbedaan dalam masyarakat tersebut.
Suatu pusat ekonomi perPerkotaanan untuk jaman dan daerahnya yang
menghubungkan suatu hinterland pertanian dan mengolah bahan mentah
untuk pasaran yang lebih luas.
Merupakan sebuah pusat pelayanan bagi wilayah sekitarnya.
Merupakan suatu pusat difusi, dan mempunyai suatu cara hidup perkotaan
sesuai dengan jaman dan daerahnya.
3. Definisi yang diberikan terhadap suatu Perkotaan adalah suatu kesatuan
organis komunitas yang hidup dan berkembang yang dipengaruhi oleh faktor
penduduk, sejarah perkembangan Perkotaan, fisik dan ekonomi
masyarakatnya. (Syahminan, B. Mu.E dalam Pengetahuan Dasar Dalam
Penyusunan Perencanaan Perkotaan, 1976).
4. Kus Hadinoto pada awal 70-an (lokakarya Rancangan Undang-undang Bina
Perkotaan, 1971) mengemukakan bahwa Perkotaan merupakan permukiman
yang mengandung 5 komponen pokok yang satu sama lainnya mempunyai
hubungan saling bergantungan, yaitu :
Wisma, yaitu tempat tinggal atau perumahan,
Karya, tempat bekerja dan kegiatan usaha,
Marga, jaringan pergerakan, jaringan jalan, dan sarana perangkutan yang
menghubungkan antara berbagai kegiatan fungsional,
Suka, tempat rekreasi dan hiburan,
Penyempurna, yaitu prasarana utilitas, dan pusat pelayanan kegiatan
sosial.
II - 3
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Dengan demikian Perkotaan adalah suatu organisme yang tumbuh dan
berkembang yang dipengaruhi aktivitas penduduk dan faktor-faktor penarik
berkembangnya Perkotaan itu sendiri yang secara keruangan diwujudkan dalam luas
wilayah terbangun, sosial kultur masyarakat yang heterogen, jenis mata pencaharian
penduduk heterogen dan bersifat non agraris, kepadatan penduduk dan bangunan
relatif tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya dan cenderung membentuk pola yang
kompak. Adapun uraian mengenai perdesaan sebagian besar merupakan kebalikan
dari uraian-uraian diatas.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi (UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang).
B. Pengertian Kawasan Perdesaan
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi (UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang). Adapun jika
mengacu pada UU 26/2007 diatas, maka substansi yang membedakan antara kawasan
perkotaan dan perdesaan adalah ada tidaknya kegiatan pertanian.
Wilayah perdesaan pada umumnya masih diasosiasikan sebagai daerah yang
berlokasi di daerah pedalaman, jauh dari lingkungan perkotaan, dan memiliki
keterikatan yang kuat terhadap kehidupan tradisional. Dalam masyarakat desa berlaku
keteraturan kehidupan sosial yang mencakup kegiatan-kegiatan ekonomi, keagamaan,
politik, dan hukum yang sesuai dengan lingkungan hidup setempat.
Dilihat dari karakteristik wilayahnya, kawasan perdesaan masih lebih bersifat
alamiah, belum banyak tersentuh oleh teknologi modern dan perkembangan
pembangunan. Selain sebagai lahan permukiman penduduk, sebagian wilayah desa
terdiri atas lahan pertanian, perkebunan, atau tertutup oleh hutan alami, baik itu
wilayah desa yang terletak di wilayah pantai, dataran rendah, maupun dataran tinggi.
Adapun kota sebagian besar wilayahnya ter tutup oleh kawasan permukiman
penduduk, gedung-gedung perkantoran, fasilitas sosial, kawasan industri, dan kawasan
lainnya.
II - 4
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Kehidupan masyarakat perdesaan dicirikan oleh kegiatan yang pada umumnya
bercorak agraris. Aktivitas kesehariannya masih didominasi oleh pengaruh lingkungan
alam. Dengan kata lain, pengaruh lingkungan atau kondisi alam setempat masih sangat
kuat mewarnai tatanan dan pola hidup penduduk desa. Hubungan antarwarga
masyarakat desa sangat erat, saling mengenal, dan gotong royong.
Menurut Direktorat Jenderal Pembangunan Desa (DITJEN BANGDES), ciri-ciri
desa antara lain sebagai berikut :
a. Perbandingan manusia dengan lahan (man and land ratio) cukup besar, artinya
lahan-lahan di perdesaan masih relatif luas dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang menempatinya sehingga kepadatan penduduknya masih
rendah dan lapangan pekerjaan penduduk masih bertumpu pada sektor agraris.
b. Hubungan antar warga masyarakat desa masih sangat akrab dan sifat-sifat
masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
c. Sarana dan prasarana komunikasi dan perhubungan sebagian besar masih
sangat sederhana, seperti berupa jalan batu, jalan aspal sederhana, tidak
beraspal, bahkan jalan setapak. Sarana perhubungan atau transportasi yang
umum dijumpai antara lain angkutan perdesaan, ojeg, alat transportasi
perairan, seperti perahu sederhana atau rakit, bahkan di beberapa tempat
masih ada yang menggunakan kuda dan sapi.
2.1.2 Konsep-Konsep Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
A. Keterkaitan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Pada akhir tahun 1950-an kemudian muncul sebuah ide baru dalam wacana
perencanaan regional, dengan dibangunnya sebuah model core-periphery and spatial
polarisation, dimana dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan di
negara-negara maju pertumbuhan ekonominya selalu datang dari pusat-pusat
pertumbuhan pada satu atau beberapa wilayah perkotaan (Douglas 1998). Dalam
model tersebut terungkap bahwa pertumbuhan di beberapa wilayah inti perkotaan
akan memberikan keuntungan kepada perkembangan rural-periphery. Setiap
perkotaan akan mengatur wilayah-wilayah perdesaan untuk melayani kepentingan
kota, sehingga mendatangkan arus perputaran modal, brain drain, dan transfer
sumber-sumber daya dari pertumbuhan wilayah perdesaan. Kota-kota besar secara
aktif mengeksploitasi wilayah-wilayah perdesaan, dimana sebenarnya kemiskinan di
desa dan migrasi desa-kota tidak berasal dari isolasi perdesaan pada wilayah
II - 5
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
perkotaan, namun dari hubungan yang erat antara perkotaan dengan perdesaan. Lebih
lanjut dikemukakan dalam model tersebut bahwa dari wilayah perdesaan sering terjadi
transfer hasil panen atau sumber-sumber daya ekonomi yang berlebihan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar di perkotaan.
Dari sini kemudian timbul teori ketergantungan. Pada tahun 1970-an, muncul
suatu pandangan baru dengan ide bahwa perkotaan itu lebih dianggap sebagai
penyebab dibandingkan sebagai solusi untuk permasalahan perdesaan, sehingga
muncullah istilah baru yang disebut urban bias dalam pembangunan perdesaan.
Dipersoalkan bahwa kemunduran dalam pembangunan perdesaan disebabkan karena
wilayah perdesaan selalu kalah terhadap kekuatan-kekuatan politik, sosial dan
ekonomi dari wilayah perkotaan. Perencana pembangunan lebih mengedepankan
pembangunan perkotaan, sedangkan pembangunan perdesaan selalu diletakkan paling
belakang. Mereka lebih mengintensifkan modal pembangunan untuk kemajuan
perkotaan, sedangkan modal yang disertakan untuk perdesaan sangat rendah. Mereka
mempunyai pandangan bahwa perdesaan itu hanyalah merupakan urban nodes dan
transportation linkages yang kelihatan di atas peta topografi. Bagi mereka, dalam
integrasi regional perkotaanlah yang merupakan kuncinya. Kebijakan-kebijakan mereka
seperti ini secara tegas menunjukkan adanya urban bias.
Kemudian di sisi lain, perencana perdesaan cenderung selalu beranggapan
bahwa perkotaan itu adalah sebuah parasit dan mahkluk asing dalam pembangunan
perdesaan. Mereka selalu hati-hati terhadap perkotaan, dan jarang sekali unsur
perkotaan dimasukkan dalam wacana perdesaan. Definisi wilayah perdesaan dalam
pembangunan dianggap hanya agricultural plots, resources areas dan villages. Dari sini
kelihatan bahwa mereka itu rural bias, yang sangat sedikit, bahkan tidak tertarik sama
sekali untuk mengamati perkembangan perkotaan dalam framework perencanaan
perdesaan.
PKW Indramayu yang notabene memiliki lingkup pelayanan provinsi atau
beberapa kabupaten disekitarnya pada saat ini belumlah mencapai kondisi ideal suatu
PKW, baik sarana maupun prasarana serta kegiatan-kegiatan didalamnya, sehingga
kedepan perlu didorong oleh strategis/percepatan agar PKW Indramayu dapat menjadi
PKW seperti yang diharapkan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat perkotaan dan
lingkup pelayanan regional, namun tentunya potensi yang ada yakni pertanian lahan
basah terutama sawah beririgasi teknis/semi teknis perlu tetap dijaga mengingat
II - 6
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
ketentuan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.
B. Konsep Dasar Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Terlepas dari pertentangan antar pro dan kontra di atas, hal sekarang yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana membawa potensi-potensi pembangunan
perkotaan dan perdesaan tersebut dalam proses perencanaan. Untuk menjawab
pertanyaan ini kita harus mengenal fungsi dan peranan perkotaan terhadap perdesaan
yang akan menghasilkan hubungan saling ketergantungan, bukannya hubungan one-
way urban-to-rural. Sepertinya keterkaitan perkotaan-perdesaan saat ini harus dilihat
sebagai mutually reinforcing. Keterkaitan semacam itu bisa disimak dalam Tabel 2.1,
yang memperlihatkan bagaimana peranan sebuah perkotaan terhadap perdesaan.
Tabel 2.1 Urban and Rural Linkages and InterdependenciesUrban Rural
Agriculture trade/transport center Agriculture production
Agricultural support services Production input Repair services Information on production methods (innovation)
Agricultural intensification Rural infrastructure Production incentives Education and capacity To adopt/adapt innovation
Non-agriculture consumer market Processed agricultural products Private services Public services (health, education and
administration)
Rural income and demand for non agricultural good and services
Agro-based industry Cash crop production and agricultural diversification
Non agricultural employment All of the above Sumber : Douglas (1998)
Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa dalam hubungan perkotaan-perdesaan, sumber
utama pertumbuhan dari perkotaan ternyata datang dari kenaikan permintaan barang-
barang non-agricultural pada rumah tangga perdesaan. Dalam hubungannya yang lain,
tampak pula kesediaan sektor perkotaan sebagai konsumen komoditi pertanian
mampu meningkatkan kesejahteraan di wilayah perdesaan dan menaikkan pendapatan
riil, bukan hanya untuk sebagian petani, tetapi juga untuk seluruh rumah tangga
perdesaan.
II - 7
4
PEOPLE Labor comuting/migrationOther migration (e.g., education)Shopping/visiting/selling
PRODUCTION Upstream linkages (inputs)downstream linkages (processing, manufacturing)
COMODITIES InputConsumer non durables/ durablesRural products
CAPITAL/INCOME Value addedSaving/creditMigrant remittances
INFORMATION Production/sales/pricesWelfare/social/politicalemployment
RURAL STRUCTURE/ STRUCTURAL CHANGE
Socio-economic structure/ relations
Rural Economy (Sectors)
Rural Production Regimes
Natural Environment & Resources
Infrastructure Built Environment
URBAN FUNCTION/ ROLESNon Agriculture Employment
Urban ServicesProduction Supplies
non durables/ durables goods
Market for selling rural products
Processing/manufacturing
Information on employment, production, prices, welfare service
POLICY INTERVENTIONSAgrarian reformAgriculture intensification/diversificationCooperativesEnvironmental programsIrrigation, storage facilities and other rural infrastructureRoad/transportationElectricityCommunicationsSeaports/AirportsMarket centersCommercial outletsUrban servicesBanking/creditUrban infrstructureCommunications services
1
2
3
5
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Pada Gambar 2.1 kita juga bisa melihat bagaimana keterkaitan perkotaan-
perdesaan itu tampak dalam pembangunan regional. Berdasarkan gambar tersebut
ada kesan saat ini bahwa perubahan struktur dan pembangunan perdesaan keduanya
sangat terkait erat dengan fungsi dan peranan perkotaan yang terjalin dalam set of
flows antara wilayah perdesaan dan perkotaan.
Gambar 2.1 Rural Regional Development Process : Structures, Flows and Policy Interventions
Sumber : Douglas (1998)
II - 8
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Gambar 2.2 Conceptual Framework for Rural-Urban Interactions
Sumber : Okali, Okpana and Olawoye (2001)
Antara Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 tampak jelas ada satu kesamaan yang
sangat mendasar sekali untuk diungkapkan yaitu keterkaitan perkotaan-perdesaan
selalu membutuhkan pemerintah, dalam kedua gambar tersebut ditunjukkan pada
komponen intervensi. Peran pemerintah disini memang tidak bisa dilepas, karena
pemerintah bersama swasta dan masyarakat sudah langsung melekat sebagai aktor
dari sistem kota-desa. Sehingga dinamika sistem perkotaan-perdesaan yang pada
akhirnya bisa menimbulkan masalah perkotaan merupakan masalah bersama bagi
aktor-aktor pembangunan perkotaan tersebut.
C. Pendekatan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Ego sektoral masih mewarnai pembangunan kawasan perkotaan dan
perdesaan, masing-masing sektor mengembangkan program dan kegiatan yang satu
sama lain mempunyai kesamaan dalam visi misinya yaitu meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat kawasan perkotaan dan perdesaan, tercapainya
kawasan perkotaan dan perdesaan yang mandiri, berwawasan lingkungan dan
bersinergi dengan kawasan lainnya termasuk hubungan desa-kota. Program-program
yang dikembangkan ada juga program yang pendekatannya pernah ada, namun
RURAL URBAN INTERACTION
Spatial flow between rural and urban areasPeople, Goods, Informations and Money
Sectoral activities that bestride rural and urban areasAgriculture (urban agriculture)Industry (rural industry)TradeCultureHistorical
When/how foundedLand tenureCoperation/frictionMigration/ settlerment pattern
Political (policy)/EconomyAgric?ForestryTradeEducationEnergyIndustryFinancialLand UseGovernance
Socio-culturalSocial group/associationSocial norma/valueDescent and inheritanceSupport networkDiversityGender & generationMigratory tendency
Physical environmentLand and waterOther resourcesDegragation
GROUP OF FACTORS THAT AFFECT RURAL-URBAN INTERACTIONS
II - 9
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
dikemas dengan bungkus yang sesuai dengan pihak pemutus kebijakan. Sektor-sektor
tersebut memang mempunyai kewenangan untuk menjalankan visi-misinya dalam
pembangunan kawasan perkotaan dan perdesaan, hanya masalahnya yaitu bagaimana
program-program tersebut dapat disinkronkan sehingga bersinergi satu dengan lainnya
termasuk program-program di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Sehingga
pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan perlu ditempuh melalui
Pendekatan Holistik.
Pembangunan dengan pendekatan holistik artinya pembangunan yang
berorientasi kewilayahan dan dilaksanakan pada kawasan tertentu, bersifat multi
sektor secara terpadu dengan mempertimbangkan segala aspek meliputi : sosial,
budaya, ekonomi, dan lingkungan. Pendekatan ini bila dirinci maka menganut lima asas
dasar yaitu : Bersifat holistik, berorientasi pada pemberdayaan masyarakat,
berorientasi pada pertumbuhan dan pemerataan, peningkatan pada daya saing global,
berorientasi pada partisipasi.
1. Asas holistik, mengandung makna bahwa pembangunan harus dilakukan
menyeluruh atau komprehensif, tidak parsial, tetapi menyangkut seluruh aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan secara berimbang.
2. Asas pemberdayaan masyarakat, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan sosial ekonomi seluruh masyarakat, sehingga mereka mampu mandiri
mengelola kehidupannya baik secara individu-individu maupun sebagai komunitas
sosial.
3. Asas pertumbuhan dan pemerataan, mengandung makna bahwa pembangunan
harus mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan
secara simultan. Jadi bukan mengutamakan mengejar pertumbuhan terjadi
ketimpangan dalam distribusi pendapatan, sehingga menimbulkan ketidakadilan.
4. Asas daya saing global, bahwa realitas kini dan masa mendatang proses globalisasi
ekonomi terus berlangsung sehingga menantang persaingan ekonomi yang semakin
intensif pada level kewilayahan. Pembangunan harus mampu menciptakan
perekonomian yang berdaya saing global.
5. Asas partisipasi masyarakat, masyarakat kawasan perkotaan dan perdesaan harus
menjadi subjek dalam pembangunan kawasan perkotaan dan perdesaan (termasuk
dalam hal pendanaan) harus dikurangi secara bertahap, sehingga akhirnya
pemerintah hanya berfungsi sebagai fasilitator.
Holistik dan berkelanjutan, sekaligus bersifat terbuka dan berkesinambungan,
II - 10
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
harus didukung dengan keterpaduan, kegotong-royongan, keswadayaan, partisipasi
dan terdesentralisasi.
2.2 TINJAUAN KEBIJAKAN
2.2.1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Berdasarkan UU 26/2007 kebijakan yang terkait dengan kegiatan ini adalah 1)
definisi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan dan 2) uraian tentang penataan
ruang berdasarkan kegiatan kawasan, yaitu terdiri atas penataan ruang kawasan
perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi (UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang).
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi (UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang). Adapun jika
mengacu pada UU 26/2007 diatas, maka substansi yang membedakan antara kawasan
perkotaan dan perdesaan adalah ada tidaknya kegiatan pertanian.
2.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional
Berdasarkan PP 26/2008 Tentang RTRWN kebijakan yang terkait dengan
kegiatan ini adalah 1) definisi PKW, 2) kriteria PKW, 3) peraturan zonasi untuk PKW, 4)
PKW Indramayu dalam Sistem Perkotaan Nasional 5) PKW Indramayu dalam Kawasan
Andalan Nasional.
Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa
kabupaten/kota. PKW ditetapkan dengan kriteria :
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten;
dan/atau
II - 11
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
Peraturan zonasi untuk PKW disusun dengan memperhatikan :
a. pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala provinsi
yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai
dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; dan
b. pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman dengan
tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan
pengembangan ruangnya ke arah horizontal dikendalikan.
Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa
kabupaten/kota. Kabupaten Indramayu termasuk pada PKW II/C/1 dengan maksud
Revitalisasi dan percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Perumbuhan Nasional
untuk pengembangan/peningkatan fungsi.
Arahan RTRWN Tentang Kawasan Andalan Ciayumajakuning, Kawasan Cirebon-
Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayumajakuning) dan sekitarnya, dengan arahan
sektor unggulan :
- pertanian
- industri
- perikanan
- pertambangan
2.2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan
Kawasan Perkotaan
Kriteria kawasan perdesaan yang akan dikembangkan menjadi kawasan
perkotaan :
sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang daerah kabupaten;
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten;
memiliki daya dukung lingkungan yang memungkinkan untuk pengembangan fungsi
perkotaan;
bukan merupakan kawasan pertanian beririgasi teknis maupun yang direncanakan
beririgasi teknis; dan
bukan merupakan kawasan lindung.
II - 12
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
2.2.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494/PRT/M/2005 Tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP-Kota)
A. Visi dan Misi
Adapun visi pengembangan perkotaan nasional adalah “Terwujudnya kawasan
perkotaan yang aman, layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif,
dan berkembang secara berkelanjutan, serta saling memperkuat, dalam mewujudkan
pengembangan wilayah”.
Upaya pencapaian visi tersebut di atas dilakukan melalui beberapa misi berikut
ini :
1. Mengembangkan kota yang aman dan layak huni,
2. Mengembangkan kota yang sejahtera,
3. Mengembangkan lingkungan kota yang berkeadilan sosial dan berbudaya,
4. Mengembangkan pembangunan kota yang berkelanjutan,
5. Mengembangkan pola pengelolaan kota berdasarkan tata pemerintahan yang
Baik dan
6. Mengembangkan keseimbangan dan keterkaitan antar kota dan antara kota
desa.
B. Kebijakan dan Strategi
Adapun Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KNSP-Kota)
adalah sebagai berikut :
Kebijakan (1) : Pemantapan peran dan fungsi kota dalam pembangunan
nasional. Untuk mencapai kebijakan tersebut strateginya adalah :
1. Penyiapan Prasarana dan Sarana Perkotaan Nasional untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomi Nasional, Wilayah, Lokal Melalui Pembangunan
Perkotaan;
2. Penyiapan Kota sebagai Simpul Pelayanan serta Simpul Aksesibilitas, Koleksi,
dan Dstribusi dalam Wilayah
3. Pengembangan Kota-Kota Befungsi Nasional/Internasional dan Kawasan
Kerjasama Internasional
4. Pengembangan Kota-Kota Khusus Berkembang Cepat, Berkarakter Khusus,
Kawasan Perbatasan, dan Kawasan Tertinggal
5. Penyiapan serta Pengembangan Arahan dan Panduan bagi Daerah untuk
Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan
II - 13
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Kebijakan (2) : Pengembangan permukiman yang layak huni, sejahtera,
berbudaya, dan berkeadilan sosial. Untuk mencapai kebijakan tersebut strateginya
adalah :
1. Pengembangan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan Pelayanan Dasar
Perkotaan yang Memadai dan Berkeadilan
2. Pengembangan Perumahan dan Permukiman yang Layak Huni dan Terjangkau
3. Pengembangan Proses-Proses Pendanaan dan Penyediaan Tanah bagi
Pembangunan Permukiman yang Partisipatif
4. Pengembangan Ekonomi Perkotaan Berdaya Saing Global
5. Penciptaan Iklim Kehidupan Sosial Budaya yang Saling Menghargai, Saling
Mendukung, serta Mengapresiasi Budaya dan Warisan Budaya
Kebijakan (3) : Peningkatan kapasitas manajemen pembangunan perkotaan.
Untuk mencapai kebijakan tersebut strateginya adalah :
1. Peningkatan Kapasitas SDM serta Kelembagaan Pusat dan Daerah dalam
Pengelolaan Pembangunan Perkotaan
2. Peningkatan Kapasitas Pembiayaan Pemerintah Daerah
3. Peningkatan Pola dan Mekanisme Pelibatan Stakeholders dalam Pengelolaan
Pembangunan Perkotaan yang Inklusif
4. Pembentukan Sistem Informasi Perkotaan di Tingkat Nasional dan di Tingkat
Daerah
2.2.5 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat 22/2010 Tentang RTRWP
Jawa Barat kebijakan yang terkait dengan kegiatan ini adalah 1) Arahan Pengembangan
Struktur dan Pola Ruang, 2) Pembagian Wilayah Pengembangan, 3) Rencana
pengembangan infrastruktur WP Ciayumajakuning
Kabupaten Indramayu diarahkan menjadi PKW dengan sarana dan prasarana
yang terintegrasi, serta diarahkan untuk kegiatan utama pertanian lahan basah
berkelanjutan, bisnis perikanan dan kelautan, industri, pertambangan terutama
minyak, gas, agribisnis dan agroindustri, yang merupakan bagian dari WP
Ciayumajakuning.
WP Ciayumajakuning sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan
Ciayumajakuning yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah
II - 14
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
perbatasan, meliputi Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan sebagian wilayah di Kabupaten
Sumedang.
Rencana pengembangan infrastruktur WP Ciayumajakuning di PKW Indramayu,
terdiri atas :
1. Penyediaan Terminal Tipe A di Kota Cirebon, serta Terminal Tipe B di
Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Indramayu;
2. Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA lintas utara-selatan
yang menghubungkan Kota Indramayu – Jatibarang; dan
3. Peningkatan keandalan sistem jaringan jalur KA lintas utara yang
menghubungkan kota-kota Cikampek-Jatibarang-Cirebon.
2.2.6 Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Indramayu 2011-2031
A. Struktur Ruang
1. Sistem Perkotaan
Berdasarkan arahan RTRW Kabupaten lingkup wilayah administrasi PKW
Indramayu berada di Kecamatan Indramayu, Kecamatan Sindang dan Kecamatan
Balongan. PKW Indramayu melekat fungsi PKL Indramayu dengan wilayah layanan
meliputi Kecamatan Indramayu, Kecamatan Sindang, Kecamatan Balongan, Kecamatan
Pasekan dan Kecamatan Cantigi.
2. Sistem Prasarana Utama
1) Transportasi Darat
Jaringan jalan kolektor primer (1) status nasional meliputi :
1. Ruas Lohbener – Batas Kota Indramayu;
2. Jalan Soekarno-Hatta;
3. Jalan Mulia Asri;
4. Ruas Lingkar Indramayu – Karangampel; dan
5. Ruas Karangampel – Singakerta (batas Indramayu-Cirebon).
Jaringan jalan kolektor sekunder (1) dalam Perkotaan Indramayu status
kabupaten meliputi :
1. Ruas Jalan Letjend. MT. Haryono;
2. Ruas Jalan Letjend. S. Parman;
3. Ruas Jalan R.A Kartini;
II - 15
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
4. Ruas Jalan Jend. Sudirman;
5. Ruas Jalan Ir. H. Djuanda;
6. Ruas Jalan Letjend. Suprapto;
7. Ruas Jalan Jend. A. Yani; dan
8. Ruas Jalan Jend. Gatot Subroto.
Jaringan jalan kolektor sekunder (2) dalam Perkotaan Indramayu status
kabupaten meliputi :
1. Ruas Jalan Pahlawan; dan
2. Ruas Jalan Laksamana Yos Sudarso.
Jaringan jalan kolektor sekunder (3) dalam Perkotaan Indramayu status
kabupaten berupa ruas jalan oto iskandardinata;
Jaringan jalan lokal sekunder (1) dalam Perkotaan Indramayu status kabupaten
meliputi :
1. Ruas Jalan R.E Martadinata;
2. Ruas Jalan Veteran;
3. Ruas Jalan Tanjung Pura;
4. Ruas Jalan Kapten Arya;
5. Ruas Jalan Letnan Purbadi;
6. Ruas Jalan Pasarean;
7. Ruas Jalan Pendidikan;
8. Ruas Jalan Golf;
9. Ruas Jalan Mayjend. Sutojo;
10. Ruas Jalan Mayor Sastra Atmaja;
11. Ruas Jalan Kapten Piere Tendean;
12. Ruas Jalan Wiralodra;
13. Ruas Jalan Letnan Wargana;
14. Ruas Jalan Lemahabang;
15. Ruas Jalan Tembaga Raya;
16. Ruas Jalan Pembangunan;
17. Ruas Jalan Kerukunan;
18. Ruas Jalan Siapem I;
19. Ruas Jalan Siapem II;
20. Ruas Jalan Siapem III;
21. Ruas Jalan Sudibyo;
II - 16
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
22. Ruas Jalan Kopral Dali;
23. Ruas Jalan Tridaya I;
24. Ruas Jalan Tridaya II;
25. Ruas Jalan Tridaya III;
26. Ruas Jalan Pasar Baru;
27. Ruas Jalan Istiqomah;
28. Ruas Jalan Pahlawan I;
29. Ruas Jalan Pahlawan II;
30. Ruas Jalan Pahlawan III;
31. Ruas Jalan Pahlawan IV;
32. Ruas Jalan Karya;
33. Ruas Jalan Letnan Sutejo;
34. Ruas Jalan Letnan Sutejo I;
35. Ruas Jalan Telepon;
36. Ruas Jalan Karangsawah I;
37. Ruas Jalan Karangsawah II;
38. Ruas Jalan Sasak Kembar;
39. Ruas Jalan Kirancang;
40. Ruas Jalan Anggasara;
41. Ruas Jalan Ki Gendis;
42. Ruas Jalan Sidomukti;
43. Ruas Jalan Sidamulya;
44. Ruas Jalan Sidoasri;
45. Ruas Jalan Stasiun;
46. Ruas Jalan Paoman Utara;
47. Ruas Jalan Kopral Yahya;
48. Ruas Jalan Paoman Asri Raya;
49. Ruas Jalan Kalen Yamin;
50. Ruas Jalan Rasamala;
51. Ruas Jalan Gardu;
52. Ruas Jalan Cimanuk Timur;
53. Ruas Jalan Islamic Centre;
54. Ruas Jalan Cimanuk Barat;
55. Ruas Jalan Murah Nara;
II - 17
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
56. Ruas Jalan Singalodra;
57. Ruas Jalan Endang Darma Ayu;
58. Ruas Jalan P. Dharma Kusuma;
59. Ruas Jalan KH. Agus Salim;
60. Ruas Jalan Manunggal;
61. Ruas Jalan KH. Ahmad Dahlan;
62. Ruas Jalan Nyi Resik;
63. Ruas Jalan Marngali;
64. Ruas Jalan Rumah Sakit;
65. Ruas Jalan Sindang Citra Raya;
66. Ruas Jalan Babar Layar;
67. Ruas Jalan Sampurna;
68. Ruas Jalan Bojongsari;
69. Ruas Jalan Pepabri Utama;
70. Ruas Jalan Griya Ayu Utama;
71. Ruas Jalan Griya Asri Utama I;
72. Ruas Jalan Griya Asri Utama II;
73. Ruas Jalan Bumi Mekar Raya;
74. Ruas Jalan Cinde Raya Utama;
75. Ruas Jalan Citra Dharma Ayu Raya;
76. Ruas Jalan Pabean Kencana Raya;
77. Ruas Jalan Pabean;
78. Ruas Jalan Wirapermoda;
79. Ruas Jalan Jaka Mukamad;
80. Ruas Jalan Radio;
81. Ruas Jalan Pekandangan Jaya;
82. Ruas Jalan Sutajaya;
83. Ruas Jalan Pasar Lama;
84. Ruas Jalan Prajagumiwang; dan
85. Ruas Jalan Tanggul Terusan.
Jaringan jalan lokal sekunder (2) dalam Perkotaan Indramayu status kabupaten
meliputi :
1. Ruas Jalan Ir. Sutami;
2. Ruas Jalan Siliwangi; dan
II - 18
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
3. Ruas Jalan Bima Basuki.
Jaringan jalan lokal sekunder (3) dalam Perkotaan Indramayu status kabupaten
meliputi :
1. Ruas Jalan Tentara Pelajar;
2. Ruas Jalan Tambak Raya;
3. Ruas Jalan Cimanuk;
4. Ruas Jalan Letjend. D.I Panjaitan;
5. Ruas Jalan Perjuangan;
6. Ruas Jalan Olahraga; dan
7. Ruas Jalan Mayor Dasuki.
Jaringan trayek angkutan penumpang meliputi :
a. layanan angkutan umum antar kota antar provinsi (AKAP) dengan trayek
Indramayu – Jakarta;
b. layanan angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi :
1. trayek Indramayu – Cirebon;
2. trayek Indramayu – Pamanukan; dan
3. trayek Indramayu – Bandung.
2. Perkeretaapian
Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA (kereta api) lintas utara
selatan yang menghubungkan Kecamatan Indramayu – Kecamatan Jatibarang;
2. PRASARANA LAINNYA
1) Energi Listrik
Pengembangan gardu induk listrik meliputi :
1. Desa Singajaya Kecamatan Indramayu;
2. Desa Tambi Kecamatan Sliyeg;
3. Desa Plosokerep Kecamatan Terisi; dan
4. Desa Cipancuh Kecamatan Haurgeulis.
Pengembangan instalasi dan jaringan distribusi listrik melalui desa mandiri
energi untuk meningkatkan pasokan listrik ke seluruh wilayah, meliputi :
a. jaringan listrik untuk penyediaan energi listrik di setiap kecamatan
untuk kebutuhan rumah tangga dan non rumah tangga;
b. jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 (seratus lima puluh)
kilovolt dan sistem distribusinya 20 (dua puluh) kilovolt;
II - 19
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
c. jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) berada di
Kecamatan Sukra;
d. jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan lokasi meliputi :
1. Kecamatan Sukagumiwang;
2. Kecamatan Kertasemaya;
3. Kecamatan Jatibarang;
4. Kecamatan Indramayu;
5. Kecamatan Widasari;
6. Kecamatan Lelea;
7. Kecamatan Cikedung;
8. Kecamatan Terisi;
9. Kecamatan Gabuswetan;
10. Kecamatan Kroya; dan
11. Kecamatan Haurgeulis;
e. jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) berada di setiap
kecamatan; dan
f. areal konservasi pada jaringan SUTT meliputi kurang lebih 20 (dua
puluh) meter pada setiap sisi jaringan.
2) Telekomunikasi
Jaringan teresterial berupa jaringan kabel telepon yang tersebar setiap
kecamatan.
3) Sumber Daya Air
Waduk dimanfaatkan untuk pengairan areal pertanian dan sebagai sumber air
baku meliputi :
a. Waduk Cipancuh berada di Kecamatan Haurgeulis; dan
b. Waduk Bojongsari berada di Kecamatan Indramayu.
Cekungan air tanah lintas (CAT) kabupaten meliputi :
a. cekungan air tanah Subang;
b. cekungan air tanah Indramayu; dan
c. cekungan air tanah Sumber-Cirebon.
Peningkatan pelayanan dan pengelolaan air minum dilakukan melalui
peningkatan kapasitas sambungan langganan dengan lokasi beberapa
kecamatan termasuk Kecamatan Indramayu;
II - 20
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Pengembangan sistem pengendalian daya rusak air melalui normalisasi sungai
meliputi :
1. wilayah sungai lintas provinsi;
2. wilayah sungai lintas kabupaten; dan
3. wilayah sungai dalam satu kabupaten.
4). Persampahan
Sistem jaringan persampahan meliputi :
a. pengembangan sistem pengangkutan diprioritaskan pada kawasan
permukiman perkotaan dan pusat kegiatan masyarakat;
b. pengembangan sistem komposing pada kawasan perdesaan dan
permukiman berkepadatan rendah;
c. pengembangan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS)
meliputi :
1. TPPAS Pecuk seluas kurang lebih 8 (delapan) hektar berada di Desa
Panyindangan Kulon Kecamatan Sindang;
2. TPPAS Kebulen seluas kurang lebih 1 (satu) hektar berada di Desa Kebulen
Kecamatan Jatibarang;
3. TPPAS Kertawinangun seluas kurang lebih 2 (dua) hektar berada di Desa
Kertawinangun Kecamatan Kandanghaur; dan
4. TPPAS Mekarjati seluas kurang lebih 1 (satu) hektar berada di Desa Mekarjati
Kecamatan Haurgeulis.
5) Limbah
Sistem jaringan air limbah meliputi :
a. non domestik berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) pada kegiatan industri, rumah
sakit, hotel, dan restoran yang berada di seluruh wilayah daerah; dan
b. domestik berupa pembangunan jamban umum dan mandi cuci kakus (MCK)
pada kawasan permukiman.
6) Air Minum
Sistem jaringan air minum perkotaan melalui pengembangan jaringan
perpipaan air minum meliputi beberapa kawasan perkotaan termasuk
Perkotaan Indramayu;
II - 21
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
7) Evakuasi Bencana
Kecamatan Indramayu termasuk ke dalam kawasan yang teridentifikasi rawan
bencana banjir dan gelombang pasang, adapun untuk jalur evakuasi rawan
bencana banjir dan gelombang pasang diarahkan pada jaringan jalan terdekat
menuju ruang evakuasi bencana.
B. Pola Ruang
1. Kawasan Perlindungan Setempat
a. Kawasan sempadan pantai seluas kurang lebih 7.458 (tujuh ribu empat ratus
lima puluh delapan) hektar sepanjang 147 (seratus empat puluh tujuh)
kilometer meliputi beberapa kecamatan termasuk Kecamatan Indramayu.
b. Kawasan sekitar waduk dan situ seluas kurang lebih 738 (tujuh ratus tiga
puluh delapan) hektar meliputi :
a) Situ Bolang berada di kecamatan Cikedung;
b) Situ Buburgadung berada di Kecamatan Cikedung;
c) Rawa Bedahan berada di Kecamatan Cikedung;
d) Rawa Cirakit berada di Kecamatan Cikedung;
e) Rawa Sinang berada di Kecamatan Cikedung;
f) Rawa Bacin berada di Kecamatan Tukdana;
g) Waduk Bojongsari berada di Kecamatan Indramayu; dan
h) Waduk Cipancuh berada di Kecamatan Haurgeulis.
c. Kawasan sempadan jaringan irigasi tersebar di setiap kecamatan.
d. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan seluas kurang lebih 1.722
(seribu tujuh ratus duapuluh dua) hektar atau 30 (tiga puluh) persen dari
luasan kawasan perkotaan yang tersebar di setiap kecamatan.
e. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas:kawasan rawan gelombang
pasang, kawasan rawan banjir dan kawasan rawan abrasi.
f. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah berupa
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah di daerah
imbuhan air tanah padacekungan air tanah (CAT) Indramayu seluas kurang
lebih 29.890 (dua puluh sembilan ribu delapan ratus sembilan puluh) hektar
meliputi beberapa kecamatan termasuk Kecamatan Indramayu.
2. Kawasan peruntukan hutan rakyat seluas kurang lebih 38.516 (tiga puluh
delapan ribu lima ratus enam) hektar berada di setiap kecamatan.
II - 22
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
3. Kawasan tanaman pangan ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan
berkelanjutan meliputi beberapa kecamatan termasuk Kecamatan Indramayu.
4. Kawasan hortikultura seluas kurang lebih 3.407 (tiga ribu empat ratus tujuh)
hektar meliputi :
a. sayur-sayuran tersebar di setiap kecamatan;
b. buah-buahan tersebar di setiap kecamatan;
c. tanaman hias tersebar di setiap kecamatan; dan
d. tanaman obat tersebar di setiap kecamatan.
5. Kawasan Peruntukan Perikanan
a. Kawasan perikanan budidaya air payau seluas kurang lebih 14.083 (empat
belas ribu delapan puluh tiga) hektar meliputi beberapa kecamatan
termasuk Kecamatan Indramayu.
b. Kawasan perikanan budidaya air tawar seluas kurang lebih 405 (empat ratus
lima) hektar tersebar di setiap kecamatan.
c. Kawasan perikanan budidaya laut meliputi :
1) kawasan pesisir mencakup 38 (tiga puluh delapan) desa di 11 (sebelas)
kecamatan dengan laut sejauh 4 (empat) mil sepanjang 147 (seratus
empat puluh tujuh) kilometer; dan
2) kawasan peruntukan pelabuhan pendaratan perikanan meliputi
beberapa pelabuhan pada beberapa kecamatan termasuk pelabuhan
samudera Karangsong yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada di
Kecamatan Indramayu;
d. Kawasan pengolahan berupa industri pengolahan hasil perikanan meliputi:
1) Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat;
2) Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat;
3) Desa Karangsong Kecamatan Indramayu;
4) Desa Kenanga Kecamatan Sindang;
5) Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu;
6) Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur;
7) Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur; dan
8) Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra.
e. Kawasan minapolitan meliputi :
a. minapolitan garam berada di Desa Santing Kecamatan Losarang;
b. minapolitan perikanan tangkap berada di Desa Karangsong Kecamatan
II - 23
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Indramayu;
c. minapolitan perikanan budidaya meliputi:
1. Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan; dan
2. Desa Krimun Kecamatan Losarang.
d. minapolitan pengolahan hasil perikanan berada di Desa Kenanga
Kecamatan Sindang.
6. Kawasan Peruntukan Industri
Industri kecil dan mikro meliputi beberapa kecamatan termasuk Kecamatan
Indramayu.
a. industri batik meliputi :
1. Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu;
2. Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu;
3. Desa Penganjang Kecamatan Sindang;
4. Desa Terusan Kecamatan Sindang; dan
5. Desa Babadan Kecamatan Sindang;
b. industri gitar mini berada di Desa Lelea Kecamatan Lelea;
c. industri kain bordir berada di Desa Sukawera Kecamatan Kertasemaya;
d. industri dodol berada di Kecamatan Karangampel;
e. industri keripik melinjo berada di Kecamatan Karangampel;
f. industri gerabah/keramik berada di Kecamatan Kandanghaur;
g. industri kerajinan topeng berada di Kecamatan Sliyeg;
h. industri tenun gedogan dan waring berada di Kecamatan Juntinyuat;
i. industri ayaman bambu dan pandan meliputi:
1. Kecamatan Sliyeg;
2. Kecamatan Arahan; dan
3. Kecamatan Lelea.
j. industri kecap meliputi:
1. Kecamatan Lohbener;
2. Kecamatan Jatibarang; dan
3. Kecamatan Juntinyuat.
k. industri keripik mangga berada di Kecamatan Lohbener;
l. industri rajungan meliputi:
1. Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur; dan
2. Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat.
II - 24
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
m. industri bandeng tanpa duri berada di Kecamatan Indramayu; dan
n. industri makanan lumpia kering berada di Kecamatan Lohbener.
7. Kawasan Peruntukkan Pariwisata
a. Pariwisata buatan meliputi:
1) Waterboom Bojongsari dan Waduk Bojongsari seluas kurang lebih 15
(lima belas) hektar berada di Kelurahan Bojongsari Kecamatan Indramayu;
dan
2) Kampung Wisata Air seluas kurang lebih 10 (sepuluh) hektar berada di
Desa Wanantara Kecamatan Sindang.
b. Pariwisata minat khusus meliputi :
a. Pondok Pesantren Al-Zaytun seluas kurang lebih 1.200 (seribu dua ratus)
hektar berada di Kecamatan Gantar;
b. Mangrove centre seluas kurang lebih 5 (lima) hektar berada di Desa
Pabean Ilir Kecamatan Pasekan;
c. kerajinan batik di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu;
d. upacara adat istiadat meliputi:
1. Upacara Ngarot berada Kecamatan Lelea;
2. Pesta laut Nadran meliputi:
a) Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur;
b) Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur;
c) Desa Karangsong Kecamatan Indramayu;
d) Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat;
e) Desa Lombang Kecamatan Juntinyuat; dan
f) Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat.
8. Kawasan Peruntukan Permukiman
a. Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas :
1) permukiman perkotaan; dan
2) permukiman perdesaan.
b. Kawasan peruntukan permukiman seluas kurang lebih 17.837 (tujuh belas
ribu delapan ratus tiga puluh tujuh) hektar meliputi :
1) permukiman perkotaan seluas kurang lebih 5.249 (lima ribu dua ratus
empat puluh sembilan) hektar yang meliputi 81 (delapan puluh satu)
desa dan kelurahan tersebar di PKW, PKL, PKLp, dan PPK; dan
II - 25
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
2) permukiman perdesaan seluas kurang lebih 12.590 (dua belas ribu lima
ratus sembilan puluh) hektar yang meliputi 235 (dua ratus tiga puluh
lima) desa.
9. Kawasan Peruntukan Budidaya Lainnya
Kawasan peruntukan budidaya lainnya berupa kawasan peruntukan pertahanan
dan keamanan negara. meliputi:
1) Markas Batalion Tempur Tentara Nasional Indonesia Arhanudse Batere R
berada di Desa Sukamelang Kecamatan Kroya;
2) Markas satuan teritorial Komando Distrik Militer 0616/Indramayu berada
di Kecamatan Indramayu;
3) Markas satuan teritorial Komando Rayon Militer yang berlokasi tersebar di
17 (tujuh belas) kecamatan;
4) Markas Sub Detasemen Polisi Militer III/3-3 yang berlokasi di Kecamatan
Indramayu;
5) Markas Sub Detasemen Zeni Bangunan 073/III Indramayu berada di
Kecamatan Indramayu;
6) Markas Polisi Resor Indramayu berada di Kecamatan Indramayu;
7) Markas Polisi Sektor tersebar di seluruh kecamatan;
8) Pos TNI Angkatan Laut Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat;
9) Pos TNI Angkatan Laut Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur;
10) Sub Pos Polair Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat; dan
11) Sub Pos Polair Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur.
C. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi :
a. KSK Prajapolitan berada di PKW Indramayu;
b. KSK Minapolitan dengan lokasi meliputi:
1. Minapolitan Ujunggebang berada di Kecamatan Sukra;
2. Minapolitan Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur;
3. Minapolitan Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat;
4. Minapolitan Karangsong berada di Kecamatan Indramayu; dan
5. Minapolitan Cemara berada di Kecamatan Cantigi.
c. KSK Agropolitan dengan fungsi utama sebagai wilayah usaha berbasis
pertanian, perkebunan, dan peternakan meliputi:
II - 26
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
1. Agropolitan Widasari berada di Kecamatan Widasari;
2. Agropolitan Kerticala berada di Kecamatan Tukdana; dan
3. Agropolitan Cipancuh berada di Kecamatan Haurgeulis.
II - 27
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Tabel 2.2 Matriks Kebijakan Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
No Kebijakan Kebijakan Terkait PKW Indramayu Kriteria PKW Program Untuk
PKW Indramayu Lainnya Ket
1 UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Uraian tentang penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan
Definisi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan
Besaran kawasan perkotaan menurut jumlah penduduk pendukung, keterkaitan fungsional dan struktur perkotaan
2 PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN
Ketentuan peraturan zonasi untuk PKW :1. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi
perkotaan berskala provinsi yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; dan
2. Pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya ke arah horizontal dikendalikan.
Sistem Perkotaan NasionalKabupaten Indramayu termasuk pada PKW (II/C/1) dengan maksud Revitalisasi dan percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Perumbuhan Nasional untuk pengembangan/peningkatan fungsi.
Kawasan Andalan Ciayumajakuning, dan sekitarnya, dengan arahan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan dan
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
II - 28
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
No Kebijakan Kebijakan Terkait PKW Indramayu Kriteria PKW Program Untuk
PKW Indramayu Lainnya Ket
pertambangan3 PP No 34 Tahun
2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan
Kriteria kawasan perdesaan yang akan dikembangkan menjadi kawasan perkotaan : sesuai dengan rencana pembangunan jangka
panjang daerah kabupaten; sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
kabupaten; memiliki daya dukung lingkungan yang
memungkinkan untuk pengembangan fungsi perkotaan;
bukan merupakan kawasan pertanian beririgasi teknis maupun yang direncanakan beririgasi teknis; dan
bukan merupakan kawasan lindung.4 Permen PU No
494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan
Pemantapan peran dan fungsi kota dalam pembangunan nasional.
Pengembangan permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial.
Peningkatan kapasitas manajemen pembangunan perkotaan.
Visi dan Misi Pengembangan Perkotaan Nasional
5 Perda Prov Jawa Barat No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Kabupaten Indramayu diarahkan menjadi PKW
Dengan arahan pola ruang kegiatan utama pertanian lahan basah berkelanjutan, bisnis perikanan dan kelautan, industri, pertambangan terutama minyak, gas, agribisnis dan agroindustri;
Rencana pengembangan infrastruktur WP Ciayumajakuning di PKW Indramayu, terdiri atas :1. Penyediaan Terminal Tipe A di Kota
II - 29
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
No Kebijakan Kebijakan Terkait PKW Indramayu Kriteria PKW Program Untuk
PKW Indramayu Lainnya Ket
Cirebon, serta Terminal Tipe B di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Indramayu;
2. Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA lintas utara-selatan yang menghubungkan Kota Indramayu – Jatibarang; dan
3. Peningkatan keandalan sistem jaringan jalur KA lintas utara yang menghubungkan kota-kota Cikampek-Jatibarang-Cirebon.
7 Perda Kab Indramayu No 1 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2031
Penetapan PKW Indramayu berada di Kecamatan Indramayu
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi KSK Prajapolitan berada di PKW Indramayu dan KSK Minapolitan di Kecamatan Indramayu
Berbagai rencana pembangunan dan pengembangan baik terkait struktur dan pola ruang Kabupaten Indramayu (terlampir)
Sumber : Tinjauan Tim Konsultan Tahun 2013
II - 30
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Baik Terkait Struktur dan Pola
Ruang Kabupaten Indramayu :
Pengembangan jaringan jalan meliputi jalan arteri, kolektor, local baik yang
berstatus jalan negara/nasional, provinsi dan kabupaten,
pengembangan jaringan rel kereta api jalur lintas utara yang menghubungkan
Cirebon – Jakarta
pengembangan stasiun kereta api Haurgeulis, Kroya, Gabuswetan, Terisi, Lelea,
Jatibarang dan Kertasmaya
pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA (kereta api) lintas utara-
selatan yang menghubungkan Kecamatan Indramayu – Kecamatan Jatibarang;
pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA (kereta api) lintas utara-
selatan yang menghubungkan Perkotaan Jatibarang – Bandara Udara Kertajati
pengembangan terminal khusus minyak dan gas bumi berada di Kecamatan
Balongan;
pengembangan areal jaringan pipa minyak dan gas
pengembangan gardu induk listrik di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu
pengembangan prasarana telekomunikasi dan informatika
pengembangan jaringan air baku untuk air bersih;
pengembangan jaringan air minum kepada kelompok pengguna; dan
pengembangan sistem pengendalian daya rusak air.
pengembangan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah pada 4 lokasi di
Desa Panyindangan Kulon Kecamatan Sindang; Desa Kebulen Kecamatan Jatibarang;
Desa Kertawinangun Kecamatan Kandanghaur; dan Desa Mekarjati Kecamatan
Haurgeulis.
pengembangan jaringan perpipaan air minum meliputi 25 perkotaan termasuk
perkotaan Indramayu
pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan
Limbah Tinja (IPLT) pada kegiatan industri, rumah sakit, hotel, dan restoran yang
berada di seluruh wilayah Daerah;
pembangunan Rumah Sakit Tipe B di PKW
pembangunan pusat kebudayaan di PKW
pembangunan kawasan olahraga terpadu di PKW
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di PKW
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan di PKW
II - 31
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
pembangunan jaringan jalan startegis Kabupaten;
pembangunan terminal penumpang tipe B;
pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase;
pembangunan barak–barak pengungsi dan tempat penampungan sementara dan
jalur evakusi bencana
pengembangan kawasan lindung menjadi 14% sampai dengan tahun 2031
pengembangan hutan produksi dan hutan rakyat
pengembangan berbagai komoditas peternakan unggulan
pengembangan berbagai kegiatan yang berorientasi kepentingan ekonomi
(perdagangan, jasa,dsb)
pengembangan pemakaman umum
pengembangan sarana prasarana pendukung kegiatan perikanan
Adapun posisi PKW Indramayu dengan sistem perkotaan disekitarnya memiliki
letak dan posisi yang cukup strategis, dimana PKW Indramayu berada cukup dekat
dengan 3 PKN yaitu PKN Jabodetabek, PKN Bandung Raya dan PKN Cirebon, dengan
letaknya yang cukup strategis terkait kedekatannya dengan beberapa PKN disekitar,
hal ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi percepatan perwujudan PKW
Indramayu. Selain keterkaitan dengan sistem perkotaan diatasnya, keterkaitan dengan
sistem perkotaan dibawahnya perlu menjadi sorotan dimana keberadaan PKW
Indramayu dengan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) disekitarnya dapat saling mendukung
satu sama lain. Adapun PKL yang memiliki kedekatan jarak dengan PKW Indramayu
adalah :
a. PKL Jatibarang berada di Kecamatan Jatibarang;
b. PKL Losarang berada di Kecamatan Losarang;
c. PKL Haurgeulis berada di Kecamatan Haurgeulis;
d. PKL Karangampel berada di Kecamatan Karangampel;
e. PKL Patrol berada di Kecamatan Patrol;
f. PKL Kandanghaur berada di Kecamatan Kandanghaur; dan
g. PKL Gantar berada di Kecamatan Gantar.
II - 32
[LAPORAN PENDAHULUAN]Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu
Contents2.1 TINJAUAN TEORITIS..........................................................................................12.1.1 Pengertian Kawasan Perkotaan dan Perdesaan...............................................12.1.2 Konsep-Konsep Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan..............42.2 TINJAUAN KEBIJAKAN.....................................................................................102.2.1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang................102.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.......................................................................................................102.2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan...................................................................................................112.2.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP-Kota)................122.2.5 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029.................................................132.2.6 Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2031.............................................................................14
Tabel 2.1 Urban and Rural Linkages and Interdependencies.................................................................6Tabel 2.2 Matriks Kebijakan Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu............................................................................27
Gambar 2.1 Rural Regional Development Process : Structures, Flows and Policy Interventions....7Gambar 2.2 Conceptual Framework for Rural-Urban Interactions....................................................................8
top related