bab 1 - luqman96's weblog | just another · web view2.3.1 air filter (penyaring udara)...
Post on 26-Mar-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI
Pick Up Felt adalah bagian dari mesin pembuat kertas tisu yang
dimiliki oleh PT. Kertas Leces (Persero) dimana sistemnya menggunkan sistem
pneumatik dengan katup control arah 5/3 dan 5/2 dan metode aktuasi elektris
yaitu menggunakan Solenoide, Berikut akan dibahas mengenai komponen-
komponen pendukung dalam pengoperasian di Pick Up Felt. Sistem pneumatik
pada Pick Up Felt menggunakan 2 jenis aktuator yaitu Actuator Rotary (Air
Motor) dan aktuator silinder.
2.1 Sistem Pneumatik
Adalah semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam
bentuk udara yang dimampatkan serta dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu
kerja. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dimana
terjadi proses-proses pneumatik atau dapat dikatakan sebagai teknik udara.
keuntungan-keuntungannya, antara lain :
1. Udara sebagai bahan bakar utama tidaklah memiliki
bentuk sehingga tidak perlu tempat khusus untuk menyimpannya
2. Udara dapat dimampatkan sehingga menghemat tempat
dan dapat memenuhi ruangan penyimpanan secara merata.
3. Tidak berbau dan berwarna dan tidak mengotori.
4. Udara sebagai salah satu unsur yang ada di bumi dengan
jumlah yang tidak terbatas, sehingga dapat digunakan kapan saja.
5. Sistem pneumatik mampunyai kecepatan tinggi dan
kepresisian yang tinggi.
Selain itu sistem pneumatik mempunyai kelemahan, yaitu polusi suara
yang sangat mengganggu. Kehandalan sistem pneumatik dapat terjamin jika
tersedia udara bertekanan yang berkualitas dan memadai, bersifat bersih,
kering, dan mempunyai tekanan yang tepat. Sehingga kerusakan pada sistem
7
pneumatik bisa diminimalisir. Untuk hal itu harus ada beberapa aspek yang
harus dipenuhi agar bisa mendapatkan udara berkualitas, antara lain :
1. Kuantitas udara yang diinginkan harus memenuhi kebutuhan
sistem.
2. Kompresor yang digunakan harus memenuhi kebutuhan sistem.
3. Tangki (Reservoir) penyimpanan udara yang memadai.
4. Udara yang tingkat kelembaban rendah dan berpelumas sehingga
mengurai korosi.
5. Mempunyai temperatur yang tepat.
Desain dan komponen pneumatik direncanakan untuk maksimum
beroperasi pada tekanan 8 hingga 10bar, tetapi dalam prakteknya dianjurkan
beroperasi pada tekanan 5 hingga 6bar untuk penggunaan yang ekonomis dan
aman. Memperhatikan adanya kerugian tekanan pada sistem distribusi, maka
kompresor harus menyalurkan udara bertekanan 6,5 hingga 7bar, sehingga pada
sistem kontrol akan tercapai udara bertekanan sebesar 6bar.
2.2 Kompresor
Adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas, suatu mesin yang
mengubah energi mekanik menjadi udara bertekanan (dari motor listrik, motor
bensin dan lain sebagainya), biasanya menghisap udara dari atmosfir namun
ada pula yang menghisap udara atau gas yang bertekanan tinggi dari tekanan
atmosfir, dalam hal ini kompresor bekerja sebagai penguat (Booster) dan
kompresor yang menghisap gas yang bertekanan lebih rendah dari pada tekanan
atmosfir biasanya disebut pompa vakum.
Kompresor mempunyai tekanan lebih besar dari pada tekanan udara
atmosfir yaitu 1Kg/cm2. dimana udara yang dihasilkan kompresor disimpan
didalam tangki udara dalam bentuk udara yang dimampatkan. Seperti hal yang
dibahas sebelumnya, udara mampat yang dihasilkan kompesor mempunyai
8
tekanan berkisar antara 6,5 hingga 7bar, mengingat adanya kerugian pada
sistem distribusinya, sehingga tercapai 6bar dalam pemakaiannya.
Dalam pemilihan kompresor ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu, berapa tekanan kerjanya, besar alirannya, desainnya, menggunakan
tenaga penggerak apa, tipe kompresornya dan rangkaian kontrolnya. Untuk tipe
kompresor maka pada umumnya dibedakan menjadi 3 jenis kompresor yaitu:
kompresor sentrifugal, Reciprocating Piston Compressor dan Rotary
Compressor. Berikut adalah gambar kompresor tipe Reciprocating Piston
Compressor
Gambar 2.1 Gambar Kompresor tipe Reciprocating Piston Compressor dan
Bentuk Simbol Kompresor
9
Gambar 2.2. Diagram jenis – jenis kompressor
2.2.1 Jenis-jenis Kompresor
Ada beberapa jenis kompresor dan modelnya tergantung pada volume
dan tekanannya. Klasifikasi kompresor tergantung tekanannya adalah:
Compresor (Pemampat) untuk tekanan tinggi
Blower (Peniup) untuk tekanan agak rendah
Fan (Kipas) untuk tekanan sangat rendah
Atas dasar cara pemampatannya kompresor dibagi atas:
1. Jenis Turbo (aliran)
Jenis ini menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh kipas atau dengan gaya angkat yang
ditimbulkan oleh sudu-sudu.
Kompressor
KompressorTorak
KompressorRotari
KompressorAliran
KompressorPiston
KompressorDiafragma
KompressorAliran Aksial
KompressorAliran Radial
KompressorSudu Geser
KompressorUlir Ganda
KompressorRoot Blower
10
Gambar 2.3 Kompressor Sentrifugal jenis Aksial dan Radial
2. Jenis Displacement (Perpindahan)
Jenis ini menaikkan tekanan dengan memperkecil atau memampatkan
volume gas yang dihisap kedalam silinder atau Stator oleh sudu. Jenis
perpindahan terdiri dari jenis putar (piston putar) dan jenis bolak balik
(torak).
Gambar 2.4 Beberapa Jenis Rotation Compressor
3. Kompressor Piston Resiprokating (Reciprocating Piston Compressor)
Kompressor jenis ini banyak digunakan karena umum dan mempunyai
range tekanan yang besar, untuk jenis tekanan kerja yang lebih besar digunakan
Multi Stage Compressor yang dilengkapi dengan Intercooling mengingat tekan
udara besar dapat menimbulkan suhu tinggi. Untuk jenis - kompressor ini dapat
dilihat dari gambar – gambar dibawah ini.
11
Gambar 2.5 Beberapa jenis Reciprocating Piston Compressor
2.3 Air Service Unit (Unit Pelayanan Udara)
2.3.1 Air Filter (Penyaring Udara)
Fungsinya menahan debu, kandungan air, karat yang timbul dari
kerak-kerak pada saluran pipa utama sehingga tidak terjadi kerusakan
pengkaratan pada peralatan pneumatik yang membutuhkan pori-pori
2,10,20,40,70 dan 100 mikro, untuk filter udara merk NORGEN mempunyai
pori-pori 5 hingga 75mikro. Lihat Gambar 2.2
Sedangkan untuk pencucian element filter yang bahannya dari
kuningan, stainlees steel dan plastik bisa kita cuci atau bisa kita gunakan HCL
yang di campur air. Caranya yaitu bagian kita isi dengan air bersih untuk
menghilangkan kadar kompresor hingga bersih.
Sedangkan untuk element filter yang bahannya terbuat dari kertas,
cukup kita semprot dengan udara dari kompresor, yang sebelumnya element
filter kita dilindungi dengan kawat kasa supaya tidak rusak.
12
Gambar 2.6 Filter Udara dan Bentuk Simbol Filter Udara
2.3.2 Air Pressure Regulator (Pengatur Udara)
Berfungsi untuk mereduksi tekanan sampai pada kebutuhan dan
mengatur secara tetap tekanan tersebut. Mengingat tekanan udara dari
kompresor umumnya lebih besar dari yang dibutuhkan peralatan pneumatik,
maka alat ini dipasang setelah Air Filter. Untuk lebih jelas perhatikan gambar
2.7.
13
Gambar 2.7 Air Preasure Regulator dan Bentuk Simbol Air Preasure
Regulator
Kemudian petunjuk-petunjuk yang harus diperhatikan secara khusus
adalah:
Pada dasarnya semua pengatur tekanan dilengkapi dengan Manometer
Pengatur tekanan tidak memerlukan pemeliharaan, kalau langsung
didepannya dipasang filter tekanan
Jika Manometer menunjuk nilai salah atau sama sekali tidak menunjuk
, maka:
Bisa jadi tidak ada tekanan dalam jaringan
Kemungkinan membran pengatur tekanan sobek
Bisa jadi Manometer rusak.
14
2.3.3 Air Lubricator/ Oiler (Tangki Oli)
Supaya peralatan pneumatik bekerja secara halus dan berumur
panjang, maka harus dipasang sebuah alat semacam Air Lubricator, yang
berfungsi untuk menyediakan pelumas untuk disalurkan ke udara tekan
sehingga menjadi berkabut. Adapun pengkabutannya dapat diatur dalam 1
sampai 3 tetes tiap menit dengan memakai pelumas yang mempunyai viscositas
rendah (jenis Shell Tellus Oil C10 s/d C37) agar memudahkan pengkabutan.
Lihat Gambar 2.8.
Minyak ini setidak-tidaknya harus sehalus mungkin sehingga dalam
instalasi yang luas, dalam peralatan pertama yang harus dilalui aliran udara atau
dalam penyempitan penampang pertama, tidak langsung mengendap
sepenuhnya pada dinding-dinding. Oleh karena itu untuk menambah kabut
minyak ini, digunakan alat pengkabut minyak yang khusus. Jadi semakin kecil
tetesan minyak ini, semakin lama kabut minyak terdistribusi pada volume udara
secara homogen. Oleh karena itu kabut minyak ini akan mencapai hampir
semua bagian yang bergerak dari suatu instalasi.
Gambar 2.8 Air Lubricator (Oiler) dan Bentuk Simbol Air Lubricator (Oiler)
2.4 Air Silencer (Peredam Udara)
Berfungsi untuk meredam suara yang keluar dari saluran buang
pada Directional Control Valve (Solenoide Valve), untuk mengurangi polusi
15
suara atau suara bising yang dihasilkan oleh udara bertekanan. Biasanya Air
Silencer dipasang pada lubang masukan pada kompresor ataupun pada lubang
pembuangan pada katup atau Air Motor maupun komponen pneumatik lainnya.
Gambar Air Silencer bias dilihat di Gambar 2.9.
Material Air Silencer terbuat dari kuningan, besi dan lainnya. Yang
mana Silencer ini mampu meredam suara mulai dari 13dB-16db-19dB-21dB-
25dB-30dB-35dB tergantung dari bahan apa yang digunakan. Berikut adalah
gambar bentuk Air Silencer.
Gambar 2.9 Air Silencer dan Bentuk Simbol Air Silencer
Tabel 2.1 Simbol Pengadaan Udara Bertekanan
Nama
KomponenKeterangan
Simbol
Kompresor Kapasitas tetap
Tangki UdaraUntuk menyimpan
udara (Reciever)
16
Filter
Alat untuk menyaring
kotoran yang dibawa
oleh udara
Pemisahan air
Kerja manual
Pembuangan otomatis
Filter dengan
pemisah air
Kombinasi antar filter
dan pemisah air
- manual
- Auto
Pengering udaraUntuk mengeringkan
udara
Pelumas
Untuk memasukkan
minyak pelumas
kedalam aliran udara
yang digunkan untuk
melumasi peralatan
Pengatur tekanan Katup untuk mengatur
tekanan keluaran yang
konstan sesuai dengan
yang diinginkan
17
Alat ukur tekanan Manometer
Sumber tekanan
Simbol standart
Simbol tidak standart
Unit pelayanan/
pemeliharaan
udara (ASU)
Unit ini terdiri dari
filter pengatur tekanan,
alat ukur tekanan, dan
pelumas
Simbol penyederhanaan
2.5 Katup
Katub dapat dibagi dalam beberapa grup berdasarkan fungsinya yang
berkaitan dengan jenis sinyal, cara aktifnya, dan kontruksinya. Fungsi utama
dari katub adalah untuk merubah, membangkitkan atau membatalkan sinyal
untuk tujuan penyensoran, pemrosesan dan pengontrolan.
18
2.5.1 Katup Kontrol Arah
Mengontrol sinyal udara yang lewat dengan cara membangkitkan,
mengubah, atau mengalihkan sinyal. Katup dinyatakan dari:
Jumlah saluran atau bukaan: 2,3,4.5 saluran dst
Jumlah posisi kerja: 2, 3 posisi dst
Cara mengaktifan katup/sensor
Cara penegmbalian posisi kerja: pegas, udara, Solenoide dst
Operasi tertentu: tambahan pengaktifan manual
Jika katup kontrol arah diaktifkan sebagai elemen sinyal, maka akan
menghasilkan sinyal bila diaktifkan untuk merubah posisi katup/Solenoide yang
diinginkan, Sebagai contoh: Tuas rol.
Elemen sinyal ada yang kecil dalam ukuran dan kecil dalam pulsa
yang dihasilkan. Meski aliran pulsa kecil, tapi bekerja dengan aliran penuh.
Jika bekerja sebagai elemen pengolah, Katup Kontrol Arah
mengalihkan, membangkitkan atau merubah sinyal, bergantung pada sinyal
masukan yang diterima. Elemen pengolah bisa diberi elemen tambahan seperti
katup fungsi AND (Two Preasure Valve) dan OR (Shuttle Valve) untuk
membuat kondisi kontrol yang diinginkan.
Jika sebagai elemen daya, katup kontrol arah haus mengirimkan
volume udara yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan Actuator, dan bila
dibutuhkan volume aliran udara yang lebih besar, maka diperlukan ukuran
katup yang lebih besar. Tentu saja membutuhkan saluran dan Manifold yang
lebih besar untuk mengirim udara ke Actutor. Katup satu arah membolehkan
sinyal mengalir melalui katup dalam satu arah saja dan aliran arah sebaliknya
disumbat. Ada banyak fariasi dalam ukuran dan kontruksi dikembangkan dari
katup searah, disamping itu katup satu arah dengan fungsi elemen yang lain
membentuk elemen yang terpadu, setiap katup kontrol aliran satu arah, katup
aliran keluar cepat (Quick Exhause Valve) katup fungsi AND dan katup fungsi
19
OR. Berikut adalah gambar Katup Kontrol Arah dan Simbol Katup Kontrol
Arah.
Gambar 2.10 Katup Kontrol Arah dan Simbol Katup Kontrol Arah
Tabel 2.2 Kontrol Arah dan Posisi
Nama katup Simbol
Katup kontrol arah 2/2
2
1
Katup kontrol arah 3/2 NC
2
1 3
Katup kontrol arah 3/2 NO2
1 3
Katup kontrol arah 4/2
4 2
1 3
20
15
2
3
4
1
2
31
2
1
2
3
1
2
3
4
Katup kontrol arah 5/2 4 2
513
Katup kontrol arah 5/3
4 2
513
Sistem penomoran yang digunakan untuk menandai Katup Kontrol
Aliran sesuai dengan DIN ISO 5599 (Draft). Sistem huruf dan sistem
penomoran dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2.3 Sistem Penomoran
Lubang/ Sambungan DIN ISO 5599 Sistem Huruf
Lubang Tekanan 1 P
Lubang Pembuangan3 R (katup 3/2)
5,3 R,S (5,2)
Keluaran 2,4 B,A
Saluran Pengaktifan
Membuka aliran dari 1 ke 212 Z(katup 3/2)
12 Y(katup 5/2)
Membuka aliran dari 1 ke 4 14 Z(katup 5/2)
Menutup aliran 10 Z,Y
Pilot udara tambahan 81,91 Pz
21
2
13
4
5
1
2
3
4
5
Tabel 2.4Simbol Katup Satu Arah
Nama Komponen Keterangan Simbol
Katup buang cepat
( Quick Exchaust
Valve)
Bila lubang masukan
diSupply oleh udara
bertekanan, lubang
keluaran akan
membuang langsung
ke atmosfir
Katup fungsi OR
(Shuttle Valve)
Lubang keluaran akan
bertekanan, bila salah
satu atau kedua lubang
masukan bertekanan
Katup fungsi AND
(Two Preasure Valve)
Lubang keluarannya
hanya akan bertekanan
bila udara bertekanan
diSupply ke kedua
lubang masukan
2.6 Katup Kontrol Aliran
Katup kontrol aliran dipasang sedekat mungkin dengan elemen kerja
jika dimungkinkan dan harus bisa diatur untuk memenuhi kebutuhan dan
aplikasinya. Biasanya di sebut Throttle Valve. Berikut adalah Gambar Throttle
Valve
22
Gambar 2.11 Throttle Valve dan Simbol Throttle Valve
Tabel 2.5 Simbol Katup Pengatur Tekanan/Kontrol Aliran
Nama komponen Keterangan Simbol
Katup kontrol aliran
(Flow Control
Valve/ Throttle
Valve)
Aliran udara keluar
dapat diatur dengan
pengaturannya
Katup kontrol aliran
1 arah
(Throttle Check
Valve)
Katup cek dengan
Katup kontrol aliran .
Katup kontrol aliran
satu arah dan dapat di
atur
2.7 Solenoide
Adalah bagian dari sistem pneumatik, dimana Solenoide ini
merupakan salah satu bentuk dari metode aktuasi katup kontrol arah, yang
diopersikan secara elektris untuk memerintah katup agar bekerja sesuai dengan
kebutuhan.
23
Metode aktuasi:
Metode aktuasi dari katup kontrol arah berfariasi tergantung pada
tugas yang diperlukan. Jenis aktuasi berfariasi, seperti secara mekanis,
pneumatis, elektris, dan kombinasi dari semuanya. Bila diterapkan untuk katup
kontrol arah, dapat kita lihat ada beberapa metode aktuasi awal dari katup. Sisi
kiri kotak untuk metode aktuasi awal, sedangkan sisi kanan kontak untuk
metode kembali dari katup. Ada tambahan metode dari aktuasi awal katup,
yaitu tombol manual.
Tabel 2.6 Metode Aktuasi
Jenis Pengaktifan Keterangan Simbol
Kerja Manual
Umum
Tuas
Pedal kaki
Tuas dengan pengunci
Kerja Mekanik Plunger
24
Pegas
Roll
Roll idle
Kerja Pneumatik
Kerja langsung
Kerja melalui pilot
Kerja Elektris Solenoide
Kerja Kombinasi Solenoide dan
tambahan manual
2.8 Actuator
Actuator adalah alat yang mengubah energi udara bertekanan menjadii
energi gerak Pada Actuator dibedakan Actuator Rotary dan Actuator Linier,
dengan berbagai ukuran dan kontruksi yang berfungsi untuk merubah energi
25
udara tekan menjadi gerak dan gaya yang efektif dengan cara menyalurkan
udara tekan dengan jumlah yang dikehendaki untuk menjalankan Actuator.
Seperti di jelaskan sebelumnya aktuator ini menghasilkan gerakan
linier biasanya aktuator jenis ini digunakan untuk menangani pekerjaan yang
memerlukan gerakan mendorong, menarik, mengangakat, menutup, membuka,
memindahkan, memegang dan memeras. Aktuator jenis silinder sendiri dibagi
menjadi dua, Single Acting actuator dan double Acting Actuator
Single Acting Actuator mempunyai kontruksi pada salah satu posisi
pistonnya mempunyai pegas atau spring, sehingga pada salah satu gerakannya
digerakkan dengan udara bertekanan dan gerakan lainnya digerakkan pegas.
Sehingga jika udara bertekanan dialirkan pada sisi yang tanpa pegas maka
aktuator akan bergerak secara linier pada satu arah dan udara yang ada didalam
ruang berpegas terbuka ke atmosfer. Jika udara bertekanan dibuang maka
gerakan piston akan kembali ketempatnya semula oleh gaya pegas, guna dari
pegas ini adalah mengembalikan piston ke tempat semula dengan gerakan yang
cepat pada kondisi tanpa beban. Pada silinder kerja tunggal langkah piston
dibatasi oleh panjangnya pegas, sehingga batas langkah maksimum langkah
piston pada silinder kerja tunggal adalah 80 cm.
Silinder kerja tunggal hanya mempunyai satu seal piston yaitu pada
sisi tanpa pegas. Jika filter pada saluran pembuangan buntu maka bisa
menyebabkan gerakan piston tersentak – sentak atau berhenti sama sekali. Oleh
karena itu pembuangan udara pada sisi perpegas dilepaskan melalui lubang
pembuangan yang berfilter, guna filter ini adalah agar mencegah udara kotor
masuk pada tabung aktuator sehingga menyebabkan seal piston rusak.
Double Acting Actuator tidak mempunyai pegas pada salah satu sisi
pistonnya, kedua sisinya digerakkan oleh udara bertekanan, Sillinder kerja
ganda mempunyai keuntungan dapat dibebani pada kedua arah gerakan
pistonnya, sehingga sangat memungkinkan pemasangannya mempunyai
fleksibilitas tinggi jika udara bertekanan dialirkan pada ruangan sisi punggung
26
piston maka ruangan pada sisi batang piston terbuka pada atmosfer. Begitu pula
sebaliknya, jika udara bertekanan dialirkan pada sisi ruangan batang piston
maka ruangan pada sisi punggung piston harus terbuka ke atmosfere. gaya yang
diberikan pada sisi punggung piston lebih besar dari pada gaya yang ada pada
sisi batang piston mengingat luas penampang piston pada sisi batang piston
lebih kecil karena di kurangi oleh luar permukaan batang piston Tabung
silinder untuk jenis aktuator silinder terbuat dari baja tanpa sambungan dan
dikerjakan dengan mesin yang sangat presisi, untuk keperluan khusus tabung
silinder bisa terbuat dari alumunium atau baja anti karat (stainless steel) juga
bisa dari kuningan, jika terbuat dari baja maka permukaan dalam silinder
dilapisi dengan krom keras. Penutup silinder terbuat dari alumunium atau baja
tuang dan kedua penutup silinder diikat kan pada baut panjang. Batang piston
terbuat dari baja yang mempunyai ketahanan temperatur tinggi, untuk menjaga
dari korosi dan agar berumur panjang maka batang piston dilapisi krom.
Gambar 2.12 Aktuator Silinder dan Simbol Silinder
Dalam laporan yang dibahas ini aktuatornya menggunkan actuator
putar dan actuator silinder. Untuk Air Motor Putarannya dua arah dengan
kapasitas tetap, jika diberi udara tekan pada satu sisi lubang maka Air Motor
akan berputar dengan pembuangan udara melalui sisi lubang sebelahnya
demikian juga sebaliknya.
27
Adapun penutup silinder terbuat dari alumunium atau baja tuang dan
kedua penutup silinder diikat kan pada baut panjang. Batang piston terbuat dari
baja yang mempunyai ketahanan temperatur tinggi, untuk menjaga dari korosi
dan agar berumur panjang maka batang piston dilapisi krom. Perlu diperhatikan
dalam rangkaian pneumatic adalah pada again Air Service Unitnya yaitu pada
bagian filternya karena jika filter buntu maka bisa menyebabkan gerakan piston
tersentak – sentak atau berhenti sama sekali. Namun itu tidak begitu bermasalh
pada sistem pneumatic yang menggunakan Actuator Rotary atau Air Motor.
Air Motor yang digunakan dalam Pick Up Felt hanya satu saja karena
dengan satu Air Motor sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dilokasi.
Kemudian petunjuk-petunjuk yang harus diperhatikan secara khusus adalah:
Prinsip kerja Air Motor adalah udara masuk dan udara dikeluarkan
Jenis Air Motor ada 2 yaitu berputar dengan fan dan berputar dengan
piston. Penggunaannya tergantung kebutuhan.
Jika terdapat kerusakan pada Air Motor biasanya yang diperhatikan
adalah : Ring piston, dan Bearing Air Motor.
Berikut adalah gambar Air Motor yang berputar dengan piston.
28
Gambar 2.13 Air Motor dan Simbol Air Motor
2.9 Sistem Kontrol Elektrik
Sistem kontrol elektrik adalah semua sistem pemindahan tenaga yang
dilakukan dengan menggunakan energi listrik yang dikonversi ke mekanik
sehingga dapat menghasilkan suatu gaya.
29
Dalam proses pengendalian dibutuhkan keakurasian, tenaga dan
efisiensi waktu yang menjadi pertimbangan penting. sistem dengan
menggunakan kontaktor menjadi salah satu pilihan yang sesuai dengan
pertimbangan tersebut. Kelebihan penggunaan kontrol kontaktor atau Wired
Logic dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.7 Perbandingan Kontaktor dan Manusia
Indikator Kontrol kontaktor Manusia (manual)
Efisiensi dari segi
ekonomi
Efisien Kurang
Dalam suatu sistem kontrol elektrik ini kita akan banyak menemui
istilah-istilah sbb:
2.9.1 Kontaktor
Kontaktor atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerjanya
berdasarkan azas elektro magnetik. Sesuai dengan namanya maka kontaktor
akan bekerja jika kumparan (coil) dialiri oleh arus listrik. Pada saat yang sama,
jangkar yang mengait lengan-lengan kontak tersebut akan memutuskan atau
menghubungkan kontak-kontaknya. Dan sebaliknya jika arus kumparan magnet
diputuskan maka magnet akan kehilangan gaya tariknya sehingga jangkar yang
menempel tadi akan ditarik kembali oleh pegas pada posisi semula (normal).
Pada saat ini kontak-kontak dalam posisi semula atau normal tertutup
(Normally Closed) atau NC dan normal terbuka (Normally Open) disingkat NO.
Gambar Kontaktor bisa dilihat pada Gambar 2.14.
30
Gambar 2.14 Kontaktor dan Simbol Kontaktor
2.9.1.1 Bentuk Kontaktor
Banyak macam bentuk, susunan serta tipe dari kontaktor itu sendiri.
Tergantung dari keluaran pabrik pembuat sesuai dengan fungsi dan kegunaan
kontaktor itu sendiri. Namun pada prinsipnya semua kontaktor mempunyai
komponen utama, yaitu: kumparan magnet, inti magnet tetap, inti magnet
bergerak, lengan kontak NO dan NC, serta pegas yang mengatur tekanan
kontak.
Bentuk dari kontaktor itu sendiri ditentukan oleh:
Tegangan kerja (kumparan)
Jenis tegangan (AC – DC)
Kapasitas arus (jumlah kontak)
Fungsi kontaktor (kontaktor utama atau bantu)
3.9.1.2 Kontaktor Utama Dan Kontaktor Bantu
Kontaktor utama adalah kontaktor yang dalam penggunaanya
berfungsi untuk menghubungkan sumber daya (power supply) dengan beban
utama (seperti motor listrik) pada rangkaian utama atau rangkaian daya.
31
Kontaktor utama (sebagian) biasanya dipasang dengan relay beban
lebih yang biasa dikenal sebutan Over Load Relay (OL) atau Thermal Load
Relay (TOL). Selain itu kontaktor utama juga digabung pemasangannya dengan
kontaktor lainnya dengan menggunakan gandengan mekanik yang disebut
dengan interlock mechanic. Kontaktor semacam ini biasanya digunakan untuk
keperluan pembalikan arah putaran (reversing control). Sedangkan kontaktor
bantu dipasang pada rangkaian kontrol atau pengendali yang berfungsi untuk
membantu atau mengendalikan kerja dari kontaktor utama. Oleh sebab itu
kontaktor bantu sering disebut dengan sebutan kontaktor pengendali.
Kontak Utama
Fungsi kontak utama adalah sebagai sakelar untuk rangkaian utama
/rangakaian beban. Misalnya: Motor, Indikator, Sensor. Untuk kontak utama
biasanya ada dua sistem pengkodean yaitu sistem Jerman dan sistem Amerika,
sistemnya adalah sebagai berikut: Lihat Gambar 2.15.
A1 A1
A2
2
1 3
5
4 6 A2 T1 T2 T3
L3 L2 L1
DIN IEC
Gambar 2.15 Sistem Penomoran pada Kontaktor
Kontak Bantu
Kontak bantu berfungsi sebagai sakelar atau penghubung rangkaian
pengendali, peralatan lampu tanda dan alarm. Gambar Kontak Bantu bisa
32
dilihat pada Gambar 2.16 Untuk membedakan kontak utama dengan
kontak bantu pada kontaktor terdapat sistem penomoran yang masing-
masing nomor mempunyai arti sendiri/fungsi sendiri .
13
14 44
43
34
33
24
23
72 52
61 51 71 81
82 62
Kontak NO (Normali Open) Kontak NC (Normali Close)
Gambar 2.16 Kontaktor Bantu
Prinsip kerja kontaktor adalah apabila kumparan-kumparan diberi
tegangan (A1-A2) maka keluarannya akan terjadi medan magnet sehingga akan
menarik angker yang ada di atasnya, gerakan angker akan menghubungkan
kontak-kontak pada kontaktor. Jika tegangan dilepas atau diputus maka kontak-
kontak akan kembali ke posisi semula karena adanya tegangan pegas.
3.9.2 Pemakaian Kontaktor
Pemanfaatan kontaktor dengan kontak NO atau NC pada suatu
rangkaian kontrol yang secara bersamaan dapat menutup dan membuka
rangkaian sesuai dengan yang dikehendaki oleh sistem. Kontaktor akan bekerja
maksimal apabila dipilih dengan tepat, serta pemakaian yang benar sesuai
dengan kapasitas tegangan kerja kontaktor itu sendiri. Sedangkan kapasitas
kontaktor itu sendiri berbeda-beda tiap tipenya. Pabrik pembuat memberikan
keterangan dan pedoman untuk memilih tipe dari kontaktor yang benar dengan
memberikan data karakteristik serta batas kemampuan nominal yang dapat
dilihat pada katalog atau label yang tertera pada kontaktor.
33
top related