askep resiko bunuh diri

Post on 16-Jul-2015

965 Views

Category:

Healthcare

23 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

RESIKO

BUNUH DIRI

BY : Kelompok 6

Disusun oleh :

Dessy Ayu Armadani

(20121660002)

Syaiful Antolin

(20121660007)

Endang Purwati

(20121660028)

Toting Ardhiansyah

(20121660034)

Ameraa Sama Ae

DEFINISI

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang

merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri

kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan

terakhir dari individu untuk memecahkan

masalah yang dihadapi (Captain, 2008).

Menurut Shives (2008) mengemukakan

rentang harapan putus harapan

merupakan rentang adaptif maladaptif

penyebab tentang alasan

seseorang melakukan bunuh diri

Kegagalan

beradaptasi

Perasaan marah/

bermusuhan

Interpersonal/

gagal melakukan

hubungan

Perasaan terisolasi

Cara untuk

mengakhiri

keputusasaan

Berdasarkan teori terdapat 3 penyebab

terjadinya bunuh diri adalah sebagai

berikut :

Genetic dan teori

biologi

Teori sosiologi

Teori psikologi

Faktor Terjadinya Masalah

Faktor Predisposisi

Sifat kepribadian

Lingkungan

psikososial

Riwayat keluarga

Faktor biokimia

Faktor Presipitasi

Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubunganinterpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.

Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.

Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukumanpada diri sendiri.

Cara untuk mengakhiri keputusan.

Menurut Durkheim, bunuh diri

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

Bunuh diri

egoistic (faktor

dalam diri

seseorang)

Bunuh diri anomik

(faktor lingkungan

dan tekanan)

Bunuh diri

altruistic (terkait

kehormatan

seseorang)

Patopsikologi

Peningkatan verbal/ non verbal

Pertimbangan untuk melakukan bunuh diri

Ambivelensi tentang kematian Kurangnya respon positif

( Stuart & Sundeen, 2006)

Ancaman bunuh diri

Upaya Bunuh Diri

Bunuh Diri

Tanda dan Gejala

keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri,

perasaan gagal dan tidak berguna, alam

perasaan depresi, agitasi dan gelisah,

insomnia yang menetap, berbicara lamban,

keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial.

petunjuk psikiatrik

riwayat psikososial

faktor-faktor kepribadian

Komplikasi

Pada klien dengan percobaan bunuh diri

dengan cara meminum zat kimia atau

intoksikasi

Pada klien dengan tentamen suicide yang

menyebabkan asfiksia

Pada klien dengan perdarahan akan

mengalami syok hipovolemik yang jika tidak

dilakukan resusitasi cairan dan darah

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah lengkap

pemeriksaan EKG

CT scan

Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis

Pada kasus bunuh diri membutuhkan obat

penenang saat mereka bertindak kekerasan

pada diri mereka atau orang lain

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Tindakan keperawatan untuk pasien

Membina Hubungan Saling percaya kepada pasien

Melindungi pasien dari perilaku bunuh diri

Membantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya

Membantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya

Membantu pasien untuk menggunakan koping individu yang adaptif

Tindakan keperawatan

untuk keluarga

Membina hubungan

saling percaya

Memanfaatkan sistem

pendukung yang ada

Pencegahan

Memberikan peringatan pada keluarganya

Sering mencari nasehat medis.

Terapi yang lebih baik

Pencegahan berskala besar harus diarahkan

untuk mengatasi isolasi sosial, rendahnya

harga diri, dan pengurangan kosumsi dan

penyalahgunaan alkohol dan obat.

Menurut Stuart dan Sundeen (1998)

terdapat sumber dan mekanisme koping

pada perilaku bunuh diri yaitu:

ASUHAN

KEPERAWATAN

Contoh kasus

Tn. B berusia 35 tahun, bekerja di sebuahperusahaan swasta bernama PT. Begung. Status menikah, tapi belum memiliki anak. Perusahaan tempatnya bekerja mengalami masalah, akibatnyasebagian besar para pekerjanya terkenapemutusan hubungan kerja (PHK), termasuksalah satunya Tn. B. Akibatnya kondisi keuanganTn. B memburuk, sehingga membuat istrinyameminta cerai karena Tn. B tidak bisamemberikan nafkah lagi kepada istrinya. Dan Tn. B pun menjadi putus asa dan ingin mengakhirihidupnya dengan cara bunuh diri.

Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama Lengkap : Tn. B

Usia : 35 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Kawin

Alamat : Kediri, Lobar

2. Alasan Masuk

Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencobagantung diri di kamar mandi rumah pasien

3. Faktor Predisposisi

Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerjadan di tinggal oleh istrinya. Ada anggota keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa.

4. Faktor Presipitasi

Klien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih

baik mati saja

Masalah Keperawatan:

Resiko bunuh diri

Risiko perilaku kekerasan

Harga diri rendah

5. Fisik

Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan

pergelangan tanggan, BB pasien menurun dan klien

tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh sakit

perut, kepala sakit. N: 80x/mnt, TD 120/90 mmHg, S:

37 C, RR: 20x/mnt, BB: 56 Kg dan TB 170cm.

6. Konsep diri

Gambaran Diri: Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari dirinya.

Identitas:Klien sudah menikah mempunyai seorang istri.

Peran Diri:Klien adalah kepala rumah tangga dengan 3 orang anak yang masih kecil-kecil

Ideal Diri:Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang/sembuh klien bingung harus mendapat pekerjaan dimanauntuk menghidupi keluarga dan bagaimana membangunkeluarganya seperti dulu.

Harga Diri:Klien Agresif, bermusuhan, implisif, depresi dan jarang berinteraksi dengan orang lain.

7. Hubungan Sosial

Menurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah Tn. B teman sekamar yg satu agama. Klien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya, klien sering diam, menyendiri, murung dan tak bergairah ,jarang berkomunikasi dan slalubermusuhan dengan teman yang lain, sangat sensitive.

8. Spiritual

Nilai dan keyakinan: pasien percayaakan adanya Tuhan tetapi dia seringmempersalahkan Tuhan atas hal yang menimpanya.

Kegiatan ibadah: Klien mengaku jarang beribadah dan mendekatkan dirikepada Tuhan.

9. Status Mental

Penampilan:

pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut tidak pernah tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan.

Pembicaraan:

Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek, afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara kadang tajam, terkadang terjadi blocking.

Aktivitas Motorik:

Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas

Interaksi selama wawancara:

Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat berkomunikasi.

Memori

Klien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif.

10. Mekanisme Koping

Maladaptif : Kehilangan batas realita, menarik dan

mengisolasikan diri, tidak menggunakan support

system, melihat diri sebagai orang yang secara total

tidak berdaya, klien tidak mau melakukan aktifitas

11. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan

Resiko Bunuh Diri

Harga Diri Rendah

Analisa Data

Diagnosa Data Mayor Data Minor

Resiko bunuh diri A. Subyektif:

Mengatakan hidupnya tak berguna lagi

Ingin mati

Menyatakan pernah mencoba bunuh diri

Mengancam bunuh diri

A. Obyektif:

Ekspresi murung

Tak bergairah

Ada bekas percobaan bunuh diri

A. Subyektif:

Mengatakan ada yang menyuruh

bunuh diri

Mengatakan lebih baek mati saja

Mengatakan sudah bosan hidup

A. Objektif

Perubahan kebiasaan

Perubahan perangkai

Masalah Keperawatan

1. Resiko Perilaku bunuh diri

DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.

DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri.

2. Koping maladaptive

DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.

DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Bunuh Diri

Intervensi Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

SEKIAN DAN TERIMA

KASIH

top related