appreciative parenting: menumbuhkan ketangguhan anak...

Post on 06-Feb-2018

221 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Appreciative Parenting:

Menumbuhkan Ketangguhan Anak

Melalui Percakapan yang

Memberdayakan

Materi disampaikan oleh Dr. Wiwin Hendriani, M.Si. untuk:

PERTEMUAN ANGGOTA HIMPSI Wilayah Jawa Timur

Universitas Ciputra, 25 Februari 2017

Pernahkah menghadapi keluhan semacam ini?

• Apa-apa harus saya yang

mengerjakan, dia tidak bisa sendiri…

• Anak saya begini karena pengaruh

teman-temannya…

• Saya sendiri harus bekerja, tidak bisa

terus mengawasi anak setiap

waktu…

• Anak saya sulit sekali diberitahu…

• Alat bantu belajar di rumah banyak, tapi kenapa perkem-bangannya masih lambat?

OUTLINE

Pengasuhan dan Tantangannya di Era Millenium

Membangun Percakapan yang Memberdayakan Melalui Appreciative Parenting

Percakapan dan Stimulasi Perkembangan

Pengasuhan dan Tantangannya di Era Millenium

Mengasuh Itu Menumbuhkan

Menumbuhkan berbagai potensi dan karakter baik pada anak, sehingga mampu mencapai perkembangan yang

optimal sesuai dengan keunikannya masing-masing

Mari lihat sejenak, beberapa hal yang terjadi

di sekitar…

Menghadapi kondisi lingkungan tumbuh kembang yang sangat beragam,

Apa yang penting diupayakan oleh orangtua?

Menumbuhkan Ketangguhan Anak

Anak yang Tangguh

• Memiliki determinasi diri

• Mampu mengelola diri dan perilaku

Berdaya dalam menghadapi berbagai kondisi dan situasi yang terjadi di sekitar

Bagaimana cara menumbuhkan

ketangguhan anak, sehingga

lebih ‘berdaya’?

Percakapan dan Stimulasi Perkembangan

Komunikasi adalah kunci dalam interaksi sosial, demikian pula dalam interaksi antara orangtua dengan anak. Komunikasi menentukan keberhasilan

pengasuhan. Komunikasi melalui berbagai percakapan positif akan menjadi jalan bagi orangtua untuk mampu menumbuhkan ketangguhan psikologis anak.

Komunikasi 2 Arah Percakapan Dialog

• Membangun kedekatan psikologis antara orangtua dan anak

• Membangun atmosfir tumbuh kembang yang positif

• Mengoptimalkan stimulasi

• Memperkuat proses belajar anak

• Mengantisipasi terjadinya problem perilaku

• Memberikan solusi atas problem yang sudah terjadi

Percakapan

Positif,

Percakapan

Konstruktif

Percakapan

Apresiatif

Pengasuhan

Apresiatif

…Ilustrasi • Ketika suatu hari Erin [ibu Erika] datang ke sekolah anaknya, guru memberi

informasi tentang perilaku Erika yang ceroboh dan berantakan. Erin kecewa karena merasa sudah mengajarkan hal yang benar. Saat mendengar informasi mengecewakan tersebut, Erin tampak lupa dengan sisi lain bahwa ia dikaruniai seorang anak yang sehat, lucu, kreatif, dan penuh kasih. Semakin Erin menegur Erika atas perbuatannya, semakin banyak ia membahas kecerobohannya, semakin sering si anak melakukan hal tersebut. Bahkan tidak jarang dilakukan persis di hadapan Erin, seperti perbuatan yang disengaja.

• Setelah lama merenungkan, Erin menyadari bahwa selama ini ia hanya berfokus pada apa yang salah dengan anaknya. Ia pun kemudian memutuskan untuk mencoba cara lain. Ia berusaha memperbaiki perilakunya dengan memfokuskan perhatian pada semua hal yang sudah benar dari Erika. Menjelang tidur Erin membacakan cerita-cerita bernilai positif untuk Erika, membelai kepalanya dan mengatakan semua hal yang ia cintai dari diri Erika. Dalam beberapa hari Erika ternyata berangsur mengurangi kecerobohannya dan menunjukkan usaha untuk lebih rapi dan teratur mengelola barang-barangnya.

Membangun Percakapan yang Memberdayakan Melalui Appreciative Parenting

• Hasil studi David Coperrider, dkk

• Melalui dialog-dialog terbuka dan apresiatif

• Fokus pada berbagai kekuatan/ potensi positif, keunikan dan kualitas personal

Dasar

Appreciative

Parenting

Penerapan

Appreciative Inquiry

Lingkup

Organisasi

Lingkup

Keluarga

Prinsip dalam Appreciative Parenting

• Prinsip konstruksionis: Words create worlds! mengedepankan apresiasi

• Prinsip positif: Positive dialog leads to positive change dua arah, dialog konstruktif, terarah dengan tujuan yang jelas

• Prinsip antisipatorik: Images inspires action tidak menunggu persoalan datang lebih dahulu, setiap waktu adalah berharga

• Prinsip keberlanjutan: Continuity leads to effectiveness

Siklus

Appreciative

Parenting

…Contoh 1

Anak pulang sekolah, mengatakan bahwa hari itu hasil UH Bahasa Inggris dibagikan. Ia memperoleh nilai 55.

Appreciating Apresiasi kejujurannya, gali kemampuan positif yang dimiliki

Imagining Mengajak membayangkan, semestinya ia bisa mencapai nilai berapa

Acting Mengajak untuk merencanakan upaya untuk mewujudkan capaian terbaik (konkrit, detil) Penguatan, motivasi untuk melakukan hal yang direncanakan

…Contoh 2 • Damai : Mama suka lagu-lagunya Maudy Ayunda ya?

Saya : Iya. Bagus-bagus Mai, enak didengar… Damai : Iya memang. Saya : Orangnya pinter lagi. Suaranya bagus, bisa bikin lagu sendiri. Damai : Bisa main gitar, bisa main piano juga lho… Saya : Iya, sama seperti kamu lho, bisa nyanyi, bisa main piano juga. Ya nggak? (Appreciating)

Damai: Hehehehe….

Saya: Udah gitu seperti Maudy Ayunda, ketrampilannya bisa jadi pekerjaan. Dapat uang sendiri. Asik kan ya? (Imagining) Damai : Oh…. iya ya Mam? Saya : Iyalah… Kan dia nyanyi, main musik atau bikin lagu gitu dibayar. Orang kalau punya beberapa ketrampilan gitu enak Mai. Ada banyak jalan buat dapat kerjaan. Coba kamu pikir, orang nanti kalau sudah selesai sekolah trus mau ngapain?

Damai : Kuliah… Saya : Habis kuliah? Damai : Ya kerjalah…

…Contoh 2 • Saya : Di mana?

Damai : Ya di kantor, di sekolah, tergantung pekerjaannya. Saya : Langsung bisa masuk dan dapat kerjaan? Damai : Kayaknya enggak Mam. Ada seleksinya, tes-tesnya gitu… Saya : Betul. Jadi yang nggak lolos seleksi ya nggak langsung dapat kerjaan. Banyak yang nganggur deh… Damai : Iya ya… Saya : Nah, kalau orangnya punya banyak kemampuan, dia bisa bikin kerjaan sendiri. Nggak tergantung dengan hasil seleksi. Misalnya bisa jadi guru piano seperti Miss Mita, jadi penulis buku, penulis cerita di majalah-majalah anak,… macem-macem. Makanya mama sama bapak ngeleskan kamu piano, ngajarin kamu nulis lewat blog itu biar kamu punya beberapa kemampuan, yang kalau sudah besar, sudah mahir, bisa dimanfaatkan juga buat jadi pekerjaan. Tapi ngomong-ngomong apa semua anak yang belajar piano bisa jadi pianis yang baik ya?

Damai: Nggak juga kayaknya. Ada juga yang mainnya menurutku nggak bagus Mam.

Saya: Hmm… Sulit buat jadi pekerjaan kalau yang begitu ya? Untuk bisa main bagus harus gimana kalau menurutmu? (Acting)

Latihan 1

• Silakan memilih pasangan untuk berlatih

• Buatlah percakapan apresiatif antara orangtua dengan anak dengan terlebih dahulu menetapkan topik dialog berikut tujuannya

• Simulasikan secara bergantian percakapan yang telah dibuat

Latihan 2: Kembali ke ilustrasi awal, bagaimana menindaklanjuti keluhan-keluhan ini dengan AP?

• Apa-apa harus saya yang

mengerjakan, dia tidak bisa sendiri…

• Anak saya begini karena pengaruh

teman-temannya…

• Saya sendiri harus bekerja, tidak bisa

terus mengawasi anak setiap

waktu…

• Anak saya sulit sekali diberitahu…

• Alat bantu belajar di rumah banyak, tapi kenapa perkem-bangannya masih lambat?

Level Penerapan AP

Antar orangtua dalam merencanakan proses pengasuhan anak

Antara orangtua dan anak dalam percakapan sehari-hari

Antara orangtua dan anak dalam situasi

khusus

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penerapan

Appreciative Parenting

(1) Topik Dialog dan Kualitas Pertanyaan

• Topik dialog harus mengacu pada prinsip konstruktif dan positif

• Kualitas pertanyaan:

Bagaimana tadi di sekolah? “Baik”, “Biasa aja” (pertanyaan yang hanya menghasilkan jawaban-jawaban pendek)

Apa hal yang paling menarik di sekolah hari ini ya? Cerita yuk sama Ibu… …… (pertanyaan yang menstimulasi jawaban yang lebih panjang dan kaya informasi)

(2) Komitmen Orangtua

• Kesediaan meluangkan waktu

• Tidak terburu untuk memperoleh perubahan perilaku

• Kesediaan dalam membangun komunikasi terbuka dengan anak

• Kejelian dalam memantau serta objektivitas dalam menilai detil perilaku

(3) Kualitas Komunikasi

Pendukung

• Fokus

• Pilihan kata

• Respon non verbal orangtua yang mendukung

Pemanfaatan Hasil Workshop

Sebagai Orangtua

Sebagai Psikolog, Konselor,

Pendidik, …

Info IPPI

• TEMU ILMIAH NASIONAL Ke-10

Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia

Semarang, 22 – 23 Agustus 2017

• Workshop Pra-TINAS:

21 Agustus 2017

Informasi lengkap akan disampaikan menyusul

Materi disampaikan oleh:

Dr. Wiwin Hendriani, M.Si.

• S1 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada • S2 Sains Psikologi Universitas Gadjah Mada • S3 Ilmu Kesehatan Universitas Airlangga • Short Course: Capacity Building for Quality

Development in Inclusive Education, Flinders University South Australia

• Dosen tetap di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

• Ketua Program Studi Magister Psikologi Universitas Airlangga (2014-2015)

• Ketua Program Studi Doktor Psikologi, Universitas Airlangga (2016-sekarang)

• Pengurus Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI)

• Buku/Bab dalam Buku: (1) Karena Kita Adalah Orangtua: Percikan Cerita Pengasuhan Anak; (2) Psikologi Keluarga; (3) Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini: Sebuah Bunga Rampai; (4) Buku Seri Ke-2 Sumbangan Pemikiran Psikologi untuk Bangsa: Psikologi dan Teknologi Informasi

• Email: wiwin.hendriani@psikologi.unair.ac.id • Blog: wiwinhendriani.com

Thank You…

top related