apa ilmu ekonomi - johannessimatupang’s weblog · web view... bahkan mungkin barang dan jasa yang...
Post on 10-Mar-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB. I. PENDAHULUAN
1.1 Alam dan metode ekonomi
Persoalan manusia yang paling tua adalah persoalan memenuhi
kebutuhan setiap harinya. Kebutuhan menjadi penggoda bagi setiap
individu sehingga tidak akan pernah merasa puas bahwa kebutuhannya
telah terpenuhi. Kebutuhan ini mulai dari cinta, pergaulan di tengah
masyarakat, keperluaan jasmani dan rohani hingga berbagai kesenangan
dan hiburan. Kebutuhan menjadi satu daftar dimana manusia tak
kunjung sepenuhnya memenuhi setiap item yang terdapat dalam daftar
tersebut. Sejarah perkembangan kehidupan manusia utamanya
didominasi oleh persoalan bagaimana usaha manusia memenuhi
kebutuhannya. Dari masa ke masa kenyataannya manusia semakin
mengalami kesulitan untuk memenuhi daftar yang dibuatnya sendiri.
Alam yang semula diyakini cukup murah untuk memenuhi seluruh
kebuutuhan manusia, pad aakhirnya disadari semakin terbatas
kemampuannya. Alam seakan tidak ramah lagi untuk memasok
kebutuhan yang ada pada setiap manusia, akibatnya persoalan ekonomi
sering barcampur baur dengan persoalan lain. Dengan jalan yang lebih
istimewa, ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang perilaku ekonomi
manusia dalam berproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang-barang kebutuhan jasmani dan rohani. Sebaliknya, kegiatan-
kegiatan demikian dihadapkan dengan berbagai keterbatasan
sumberdaya (faktor produksi) yang dimiliki.
Kenyataannya persoalan memenuhi kebutuhan bukan hanya
menyangkut kebutuhan jasmani, bahkan ketika seseorang sudah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan jasmani, maka orang semakin
memprioritaskan kebutuhan rohani pada tempat yang utama. Ilmu
Ekonomi lebih berkaitan dengan upaya pengaturan kebutuhan jasmani, yaitu upaya memenuhi kebutuhan fisik sedemikian rupa
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 1
sehingga memenuhi ukuran-ukuran baik secara umum maupun individu. Walaupun ada bukti yang menunjukkan bahwa dewasa ini
kebutuhan rohanipun sering dapat dianggap menjadi kebutuhan
ekonomi. Jenis kegiatan demikian tidak digolongkan kepada barang
ekonomi walau mungkin organisasi pelaksananya dikelola secara prinsip
ekonomi. Misalnya seperti adanya pertunjukan-pertunjukan amal yang
dimaksudkan untuk menghimpun dana, baik untuk kepentingan agama
maupun untuk kepentingan kemanusiaan, maka pengelolaan daripada
kegiatan ini tetap saja dikelola dengan berprinsip kepada ilmu ekonomi.
Perlu diingat bahwa persoalan kebutuhan sesungguhnya
mempunyai berbagai penentu (determinan) baik secara biologis, psikis,
maupun sosial sehingga muncul berbagai kebutuhan seperti pakaian,
makanan, tempat untuk berteduh, dan berbagai macam barang dan
pelayanan, ke dalamnya termasuk pendidikan, keinginan menjadi Sarjana
Ekonomi. Semua orang ingin agar seluruh yang ada didaftar
kebutuannya dapat terealisir, tapi kawatir bahwa suatu ketika daftar itu
tidak dapat dipenuhi keseluruhannya. Karena, menyadari bahwa alam,
sumberdaya yang tersedia semakin-hari semakin langka.
Keinginan yang semakin bertambah yang bersamaan dengan
kelangkaan sumberdaya yang semakin meningkat menjadi dua hal yang
bertolak belakang. Secara kuantitatif maupun kualitatif kemampuan alam
memasok kebutuhan semakin berkurang. Dalam keadaan seperti ini
muncul kelangkaan (scarcity), dimana barang-barang harus diperoleh
dengan cara mengorbankan sesuatu, baik berupa uang, barang, dan
waktu. Dengan adanya kelangkaan maka barang-barang menjadi barang
ekonomis dimana setiap orang yang akan memperolehnya akan
mengorbankan sesuatu yang bernilai. Sebaliknya, barang bebas sebagai
lawan kata daripada barang ekonomi adalah barang yang dapat dinikmati
tanpa harus mengorbankan sesuatu.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 2
Akibatnya, setiap hari manusia berusaha keras bagaimana
menentukan setiap pilihan (alternatif) dan memenuhinya. Manusia pada
akhirnya harus membuat pilihan, dan setiap pilihan yang memberi hasil
tidak optimum akan mengakibatkan dia tidak berada pada kepuasan yang
maksimum, atau setidaknya dia menyadari bahwa pilihan ini adalah
pilihan dengan biaya yang terendah. Manusia semakin kritis terhadap
pilihan yang dilakukan, baik secara individu maupun secara sosial.
Karena setiap pilihan akan mengakibatkan munculnya biaya manakala
ketika satu pilihan diambil ternyata tersedia pilihan lebih baik justru tidak
diambil. Dalam Ilmu Ekonomi disebut sebagai Opportunity cost.
Ilmu Ekonomi berkenaan dengan penggunaan sumber daya
yang terbatas secara efisien yang bertujuan memperoleh kepuasan
maksimum. Kalau telaah ekonomi berkaitan dengan konsumsi barang,
maka tujuannya adalah untuk menciptakan kepuasan maksimum, dan
kalau memproduksi barang maka tujuannya adalah mencari keuntungan
maksimum. Kata efisien pada batasan di atas mengacu kepada suatu
aturan, dimana manusia harus berupaya dan menemukan pola, baik di
sektor bisnis, pemerintah maupun individu dalam memanfaatkan sumber
daya. Pola (pattern) pada akhirnya menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan dalam memanfaatkan sumberdaya untuk mencapai tujuan
yang berhasil guna optimal. Efisiensi pada akhirnya menjadi syarat dalam
setiap pilihan ekonomi yang dilakukan, karena setiap keputusan yang
diambil tidak efisiensi akan mengakibatkan biaya yang kemungkinan
ditanggung bukan saja oleh pengambil keputusan, tapi oleh orang lain.
Dari segi konseptual mudah dipahami bahwa persoalan ekonomi
mendasar adalah menyangkut bagaimana manusia memenuhi
kebutuhannya. Tapi persoalan sering menjadi kabur ketika berhadapan
dengan persoalan-persoalan inflasi, pengangguran, pengurangan
anggaran belanja, kemiskinan, peraturan-peraturan bisnis dan lain-lain.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 3
Persoalan demikian sering dianggap sebagai persoalan kepemerintahan
dan mungkin saja persoalan politik, sehingga persoalan ekonomi sering
menjadi kabur. Misalnya mengenai cara pembiayaan yang dilakukan
pemerintah dengan cara meminjam sumberdaya, pada akhirnya sampai
kepada masalah harkat sebagai bangsa.
Memberikan batasan tentang ilmu ekonomi merupakan hal yang
sering dilakukan dalam pelajaran ekonomi elementer, walau sering
batasan ini berbeda secara harafiah dari satu penulis ke penulis
lainnya. Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha
memanfaatkan sumberdaya yang jumlahnya terbatas ke arah tujuan
pemakaian yang memberikan kepuasan atau hasil yang maksimum.
1.2 Ilmu Ekonomi bagi masyarakat
Ilmu ekonomi muncul dan berkembang bersamaan dengan
persoalan-persoalan yang ada masyarakat. Banyak masalah spesifik
pada saat ini berkaitan dengan aspek ekonomi yang penting. Misalnya
dalam proses pemilihan umum, sebagai warga kita dapat mempengaruhi
para wakil rakyat dalam menghadapi masalah tersebut. Pertimbangan-
pertimbangan krusial biasanya meliputi pertanyaan krusial berikut.
Apakah sebab dan akibat dari "twin deficit" (defisit ganda), defisit negara
dan defisit perdagangan internasional yang selalu dilaporkan media
masa? Apa yang mengkhawatirkan mereka yang tidak mempunyai
rumah? Karena faktor ekonomi apa sehingga nilai saham turun drastis?
Apakah diperlukan perusahaan yang serakah mengambil alih perusahaan
dengan cara yang tidak etis? Mengapa inflasi tidak diinginkan? Tindakan
apa yang harus dilakukan untuk mengurangi pengangguran? Apakah
program kesejahteraan yang ada sudah efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan? Pertanyaan-pertanyaan demikian muncul dari
masyarakat pada momen tertentu, misalnya pada saat-saat kampanye
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 4
pemilu. Ini menunjukkan bahwa masyarakat juga secara langsung
berbicara tentang Ilmu Ekonomi. Sebagai pertimbangan berikutnya
adalah apakah para wakil rakyat cukup sensitif dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan yang segera harus diambil pemerintah. Dan tentu
permasalahan ini banyak menyangkut masalah politik. Ilmu ekonomi
memang ditemukan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari dan
berkembang pada deimensi yang lebih kompleks sesuai dengan
perkembangan kebutuhan dan perilaku masyarakat itu sendiri.
Secara lebih spesifik pada satu negara, misalnya di Indonesia
permasalahan reformasi membawa dampak yang nyata terhadap kinerja
perekonomian. Dengan adanya reformasi yang hampir pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk dalam pemerintahan maka membwa dampak
terhadap peran pemerintah. Dari aspek teori ekonomi mikro maka peran
pemerintah perlahan-lahan dikurangi utamanya dalam memberikan
subsidi melalui berbagai komoditi yang selama ini disubsidi seperti
misalnya bahan bakar, listrik, telefon dan lain-lain. Pengurangan
demikian tidak selalu berjalan mulus karena adanya pertentangan
terhadap hal: 1) siapa yang layak disubsidi, 2) bagaimana cara
pemeberian, dan 3) bagaimana pula dampak subsidi dalam satu presfektif
perekonomian yang lebih luas. Hal seperti ini menjadi topik yang akan
berkembang terus yang membuat dinamikia pengajaran teori ekonomi
akan terus terperbaharui.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 5
1.3 Implikasi pribadi
Pilihan untuk menjadi ahli ekonomi menjadi prioritas bagi
sebahagian orang, dan ternyata semakin banyak para alumnus ekonomi
yang dipekerjakan oleh perusahaan besar. Apa pekerjaan mereka? Tugas
mereka menyimpulkan dan menginterpertasikan informasi ekonomi,
dimana keputusan bisnis yang diputuskan dari hasil penelitian. Ilmu
Ekonomi juga membekali individu, konsumen dan pekerja atau buruh
dengan wawasan bagaimana melakukan pembelian atau mengkonsumsi
yang lebih baik dan membuat keputusan tentang tenaga kerja.
Bagaimana seseorang harus memutuskan apa yang dibeli dan berapa
banyak? Bagaimana seseorang dapat menghindari kemungkinan
penurunan nilai tukar dollar yang mengiringi inflasi? Pekerjaan apa yang
baik gajinya, dan sedikit risiko, pemutusan hubungan kerja atau
pengangguran? Secara individu orang yang memahami analisis Ilmu
Ekonomi memang mendapat kesempatan yang luas dan dalam. Artinya,
dapat disimpulkan bahwa mereka akan lebih bermanfaat, dan lebih
daripada itu mereka lebih berkemungkinan memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
munculnya Ilmu Ekonomi didasarkan kepada dua hal yakni 1) kebutuhan
yang tidak terbatas (unlimited) dan 2) sumberdaya yang terbatas
(limited). Dari kedua kenyatan ini maka orang akan selalu berhadapan
dengan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan
kebutuhan mana yang segera dipenuhi.
Batasan ilmu ekonomi juga berkembang dari kedua fakta di
atas, sehingga Ilmu Ekonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
berusaha memberikan alternatif dalam mengelola sumberdaya yang
terbatas ke arah pemakaian yang kompetitif guna memenuhi kebutuhan
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 6
yang tak terbatas. Tentang lingkup definisi ini akan bervariasi dari
ekonom yang satu dengan ekonom yang lain, namun pengertian
utamanya tetap sama. Definisi akan sering diwarnai oleh kondisi aktual
seperti pembangunan yang berkelanjutan, gejala globalisasi, atau lainnya
yang mungkin bersifat temporer.
1.4 Metodologi
Setiap ilmu mempunyai metode spesifik yang dikembangkan,
demikian juga dengan Ilmu Ekonomi. Ciri daripada satu bidang ilmu
adalah metode yang dikembagnkan para ahlinya. Pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan metodologi meliputi. Apa yang dilakukan ahli
ekonomi? Apa tujuan mereka? Apa yang dijalankan? Ilmu ekonomi
merumuskan ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip yang pada akhirnya
dapat digunakan sebagai pengendalian dalam melaksankan aktivitas
ekonomi. Cara kerja yang digunakan ilmu ekonomi adalah meringkas atau
menggambarkan, melalui pengumpulan berbagai informasi yang relevan
sehingga menunjukkan berbagai hubungan dalam kasus atau
permasalahan ekonomi tertentu. Tugas ini kadang-kadang disebut
sebagai usaha deskriptif atau analisis berdasarkan pengalaman ekonomi.
Di samping usaha deskriptif, juga dilaksanakan hal-hal berikut. 1)
Menyatakan prinsip ekonomi, pada umumnya tentang cara individu dan
lembaga yang bertindak sama dalam kehidupan sehari-harinya. Prinsip
ekonomi berasal dari teori ekonomi atau "analisis ekonomi", 2) Seperti
kita lihat bentuk yang pertama ilmu ekonomi barangkali digerakkan dari
teori yang nyata dalam mempelajari kehidupan ekonomi yang mana
mereka bergerak dari kenyataan ke teori ekonomi, menyatakan tentang
yang lebih formal lagi. Kedua metode ini menjadi sangat umum dikenal
dalam Ilmu Ekonomi. Dalam Ilmu Ekonomi dikenal dua metode yaitu
metode deduktif dan induktif. Bila metode induktif berkaitan dengan
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 7
jeneralisasi (pengambilan kesimpulan) dari kasus per kasus, kemudian
baru disimpulkan, maka metode deduktif dimulai dari kebenaran-
kebenaran yang sudah mapan, sering disebut sebagai teori maupun
prinsip, kemudian menyimpulkan kasus yang dihadapi. Hubungan
antara fakta (ekonomi deskriptif) metode, dan kebijakan dapat dilihat
pada Gambar 1.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 8
1. Kebijakan
2. Prinsip atau Teori
3. Kenyataan Deskriptif Empiris
Gambar 1. Hubungan antara kenyataan (fakta), prinsip dan kebijakan ekonomi
Saat mengenali fakta sama artinya dengan mencari informasi yang
relevan terhadap pengamatan yang dilakukan. Informasi jumlahnya akan
sangat banyak, karena itu yang dikumpulkan hanya yang relevan saja.
Setelah fakta terkumpulkan maka dilakukan jeneralisasi dengan metode
induktif. Cara ini akan baik dalam menjelaskan perilaku pelaku ekonomi,
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 9
yang pada tahap berikutnya melahirkan teori maupun prinsip. Saat
sebelum melakukan jeneralisasi, sesungguhnya ada satu tahap lagi
yang dilakukan yaitu verifikasi, pengujian berdasarkan teknik tertentu
dalam menyimpulkan suatu bentuk hubungan. Apa yang diuji? Verifikasi
menguji hipotesis yakni kebenaran sementara yang dianggap
berlangsung sebelum pengumpulan data dan verifikasi dilakukan. Teknik
penyimpulan deduksi dan induksi merupakan hal yang komplementer,
tidak saling bertentangan, dan tidak perlu dipertanyakan mana yang lebih
ampuh. Hipotesis yang diformulasikan dari penelitian deduksi
memberikan pedoman bagi ekonom dalam mengumpulkan dan
mensistematiskan data empiris. Sebaliknya pemahaman bukti aktual dari
"keadaan sesungguhnya" merupakan prasyarat bagi formulasi hipotesis
yang baik. Singkatnya, pemahaman atau pengetahuan umum terhadap
perilaku ekonomi yang diberikan prinsip ekonomi dapat digunakan
sebagai formulasi kebijakan, hal ini merupkan suatu solusi bagi
pembenaran dalam menghadapi masalah secara cermat.
1.5 Ekonomi Deskriptif Semua disiplin ilmu dapat diempiriskan, artinya bahwa semua ilmu
pengetahuan didasarkan pada fakta yang dapat diobservasi dan
diverifikasi. Diobservasi maksudnya adalah bahwa dengan teknik tertentu
dapat dikumpulkan informasi yang digunakan peristiwa yang sedang
berlangsung untuk menguji hipotesis atau dugaan-dugaan sementara
yang dianggap benar yang diajukan. Sebagai salah satu cabang Ilmu
Sosial, Ilmu Ekonomi berkaitan dengan perilaku individu dan institusi atau
lembaga yang terlibat dalam produksi, pertukaran, dan konsumsi barang
dan jasa. Pengumpulan fakta bisa merupakan hal yang sangat komplek.
Seorang ekonom harus bijaksana karena dalam realitas banyak
dibingungkan oleh berbagai faktor yang berhubungan, karena itu harus
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 10
ditetapkan mana yang merupakan fakta ekonomi dan mana yang tidak,
kemudian ditentukan mana yang relevan dan yang tidak dengan
permasalahan. Bahkan ketika proses pemisahan ini sudah lengkap
dilakukan, fakta ekonomi yang relevan nampak beragam dan mungkin
saja tidak berkaitan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ekonomi deskriptif berkaitan dengan pencarian fakta baik bersifat
kualitatif maupun kuantitatif yang relevan untuk suatu masalah ekonomi
yang dihadapi.
1.6 Teori Ekonomi
Fungsi teori atau analisis ekonomi adalah menyusun,
menginterpertasikan, dan menjeneralisasi fakta secara sistematis.
Prinsip dan teori hasil akhir dari analisis ekonomi menjelaskan urutan,
dan makna dari sejumlah fakta dengan merangkumnya,
menempatkannya dalam hubungan yang benar satu sama lain dan
menjeneralisasi. Prinsip dan teori merupakan pernyataan yang
mengandung kebenaran yang disimpulkan dari fakta, sebaliknya fakta
berfungsi sebagai konstanta penguji validitas sebuah prinsip yang sudah
diciptakan, hal ini menyebabkan para ekonom harus selalu menguji
prinsip dan teori yang sudah ada, atau yang dianggap sudah ada atau
mapan terhadap perubahan lingkungan ekonomi. Suatu teori mempunyai
perangkat terminologi yang berbeda antara satu bidang ilmu dengan
bidang ilmu lainnya. Bahkan terminologi yang sama mungkin akan
mempunyai arti yang berbeda antara bidang ilmu yang berbeda.
Hukum ekonomi pada akhirnya salah satunya menghasilkan
model, yang dapat diartikan sebagai gambaran realita, sebuah
jeneralisasi abstrak dari data-data yang saling berhubungan, bukan
berisikan keseluruhan pengamatan. Jeneralisasi prinsip ekonomi
menyangkut usaha membuat pernyataan kuantitatif. Kenyataan-
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 11
kenyataan ekonomi biasanya beragam, beberapa orang dan institusi-
institusi melakukan kegiatan ekonomi dengan satu cara dan beberapa
variasi cara lainnya.
Suatu hukum atau prinsip diartikan secara relatif, bukan absolut.
Dalam pengertian demikian maka prinsip ekonomi lebih sering diartikan
dalam pengertian rata-rata atau kemungkinan. Contoh pada waktu
ekonom mengatakan bahwa rata-rata rumah tangga menghasilkan
pendapatan Rp 360.000 pada tahun 1978, pernyataan ini mengandung
pengertian rata-rata dari hasil suatu jeneralisasi. Secara umum
jeneralisasi ekonomi sering dinyatakan sebagai probabilitas. Seorang
peneliti mungkin mengatakan bahwa ada 95% kemungkinan bahwa
dalam setiap Rp 1.000 pengeluaran pendapatan, akan diperoleh
kenaikan pajak penghasilan sebesar Rp 92 dalam perbelanjaan
konsumen.
Aspek lain daripada teori adalah asumsi. Asumsi adalah keadaan-
keadan, kondisi-kondisi yang diisyaratkan terjadi atau tidak terjadi. Dalam
teori ekonomi dikenal adanya asumsi yang lain sama (ceterus paribus)
sering mendasari hukum ekonomi. Seperti ilmuwan lainnya ahli ekonomi
memanfaatkan caterus paribus atau faktor lain yang menentukan
semuanya sama, diasumsikan tetap. Teknik ini mempermudah
penyederhanaan proses yang membutuhkan alasan ilmiah, caranya
adalah mengasosiasikan (menghubungkan) antara variabel-variabel
yang diperhitungkan. Sebagai ilustrasi; dalam perhitungan hubungan
antara harga barang X, dan jumlah pembelian barang X akan lebih
membantu kalau diasumsikan bahwa semua faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi jumlah pembelian barang X diasumsikan tidak berubah
(Misalnya seperti harga barang substitusi, pendapatan konsumen dan
selera).
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 12
1.7 Abstraksi Prinsip ekonomi disusun berdasarkan suatu abstraksi.
Kenyataan yang dihadapi dalam kehidupan ekonomi, penyebab-
penyebab suatu peristiwa terlalu banyak, sehingga sulit dimengerti mana
faktor yang relevan dan mana yang tidak, mana yang menjadi penyebab
dan mana yang bukan. Proses penyederhanaan, "penyempitan" faktor-
faktor demikian yang dimaksudkan untuk membuat permasalahan
menjadi jelas dan mudah dimengerti disebut sebagai proses
abstraksi.Proses abstraksi sebenarnya bertujuan untuk lebih
memudahkan pemahaman atas pengamatan yang dilakukan yang pada
akhirnya dapat dipetik manfaat. Naumun, proses abstraksi tidak dapat
dilakukan begitu saja kalau tidak dekat dengan kenyataan. Abstraksi
yang menyimpang dari kenyataan tidak ada manfaatnya. Dalam
kaitannya dengan abstraksi, maka tiori dapat diartikan sebagai suatu
penyederhanaan (abstraksi) yang berisikan sebahagian daripada
peristiwa-peristiwa ekonomi. Suatu teori yang tidak dekat dengan
kenyataan bukan teori yang baik. Fungsi abstraksi adalah membantu
seseorang dapat memahami permasalahan yang dihadapi secara lebih
cepat.
1.8. Persyaratan Ceterus Paribus Memprediksi apa yang akan terjadi menjadi bahagaian dariapada setiap
ilmu. Ilmu ekonomi tidak terhindarkan pada akhirnya harus mampu
menjelaskan apa yang akan terjadi atas suatu kebijakan, tindakan dalam
pemakaian sumberdaya.. Sudah barang tentu bahwa setiap ekonom
melakukan abstraksi ketika akan melakukan prediksi. Dalam melakukan
ini secara inplisit dalam ilmu ekonomi diasumsikan bahwa segala sesuatu
faktor yang mempengaruhi akan tetap, tidak mengalami perubahan.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 13
Asumsi ini disebut sebagai ceterus parisbus, diman ekonom yang
melakukan prediksi dengan jeli akan menjelaskan faktor-faktor apa yang
diharapkan tidak berubah. Diasumsikan artinya diharapkan bahwa faktor-
faktor tersebut terjadi atau tidak terjadi, selanjutnya faktor-faktor tersebut
sering juga disebut sebagai asumsi.
1.9 Ekonomi Makro dan Mikro
Sesungguhnya ada dua level analisis yang berbeda yang dilakukan
oleh ekonom dimana mereka dapat menjelaskan perilaku pelaku
ekonomi. Level ekonomi makro berkaitan dengan penurunan hukum, atau
masalah-masalah pelaku ekonomi yang lebih besar, atau mempelajari
masalah-masalah yang merupakan agregasi (penjumlahan). Dikatakan
agregasi karena topik yang dipelajari adalah merupakan keseluruhan,
dimana unit-unitnya sesungguhnya dapat bekerja sendiri-sendiri. Maka
tak mengherankan bila dalam telaah makro bidang yang dipelajari
merupakan pendapatan, pengeluaran, dan harga secara keseluruhan.
Sebaliknya, ekonomi mikro berisikan telaah spesifik terhadap pelaku
ekonomi secara individu. Bila telaah yang dilakukan terhadap harga,
maka berkaitan dengan harga satu produk, pendapatan pendapatan
individu, dan tabungan juga tabungan individu. Pemisahan terhadap
ekonomi makro dan mikro adalah suatu hal yang tidak harus dipaksakan
dilakukan. Suatu permasalahan bisa saja termasuk kepada kedua unsur
bidang tersebut. Orang memisahkan telaah demikian lebih banyak hanya
didasarkan kepada tujuan praktis saja, dan sulit mengatakan bahwa di
antara pemisahan ini didapati perbedaan konsep yang esensial.
1.10. Kebijakan Ekonomi: Positif & NormatifIlmu ekonomi positif berhubungan fakta-fakta yang menjelaskan
bagaimana terjadinya suatu peristiwa ekonomi, tanpa mempertimbangkan
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 14
nilai (value judgment). Ilmu ekonomi positif berusaha untuk membuat
pernyataan yang ilmiah mengenai perilaku perlaku ekonomi. Katakanlah
seorang ekonom berbicara tentang kenaikan harga beras, para ekonom
hanya menjelaskan bagaimana sampai terjadi demikian, tanpa
melanjutkan analsisnya dengan pertanyaan apakah itu baik atau tidak.
Pertanyaan yang dijawabnya adalah "What is it". Sementara itu, ekonomi
normatif menyertakan pertimbangan nilai (value judgment) dalam
menelaah permasalahan yang diamatinya. Bila seorang ekonom
berbicara tentang kenaikan harga beras, maka dia akan melanjuti
analisisnya dengan pertanyaan bagaimana seharusnya harga beras, apa
rekomendasi yang harus dilakukan terhadap kenaikan harga beras.
Dengan demikian pertanyaan yang dapat dilanjutkan adalah berapakah
seharusnya harga beras. Pertanyaan utama yang harus dijawab pada
kesempatan ini adalah "What ought to be". Dalam telaah normatif, dalam
suatu negara, DPR biasanya menyatakan pernyataan-pernyataan
misalnya seperti bagaimanakah seharusnya melakukan pembangunan
dalam konteks ketenagakerjaan? Bagaimanakah seharusnya pemerataan
dilakukan?. Hasil dari telaah normatif adalah munculnya berbagai tujuan
perekonomian yang secara umum adalah
1. Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth)
2. Produksi barang dan jasa yang banyak yang dapat menjamin
kebutuhan masyarakat.
3. 2. Tenaga kerja penuh (Full Employment). Kecocokan pekerjaan
harus terjamin untuk siapa saja yang ingin dan mampu untuk
bekerja, dan secara relatif tidak didapati penganguran.
4. Efisiensi ekonomi. Diperolehnya output atau keuntungan
maksimum dari biaya yang minimum atas pemakaian
sumberdaya yang terbatas.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 15
5. Stablitas tingkat harga. Adanya kestabilan harga, tidak terjadi
kenaikan harga yang terus-menerus atau inflasi, sehingga tidak
merugikan konsumen.
6. Kebebasan ekonomi. Eksekutif perusahaan, pekerja, dan
konsumen akan menikmati tingkat kebebasan berusaha, tidak
didapati larangan-larangan atau suasana yang tidak kondusif
terhadap pengembangan usaha.
7. Keadilan distribusi pendapatan. Tidak ada warga yang mengalami
kekurangan yang berat, sementara kelompok menikmati kekayaan
yang ekstrim.
8. Keamanan ekonomi. Harus dirancang juga kegiatan untuk orang-
orang yang menderita sakit parah, tidak mampu, dan tak berdaya
atas berbagai kekurangan.
9. Keseimbangan perdagangan. Kita menjaga keseimbangan dalam
perdagangan Internasional sehingga dapat saling menguntungkan
dengan partner dagang.
Pertanyaan-pertanyaan di atas akan semakin berkembang sesuai
dengan isu-isu yang berkembang, misalnya sesuai dengan
perkembangan telaah Global. Artinya, pertimbangan normatif akan
menghasilkan tujuan perekonomian yang berbeda antara satu negara
dengan negara lain, bahkan akan berbeda bagi satu negara dari satu
waktu ke waktu lain.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 16
BAB. II. PERMASALAHAN EKONOMI
Ilmu Ekonomi berkembang dari pengamatan atas permasalahan-
permasalahan ril yang ditemui sehari-hari. Untuk itu, pengamatan
demikian harus dibekali dengan pertimbangan-pertimbangan yang
mampu menghubungkan masalah-masalah, antara satu faktor dengan
faktor lainnya, mana faktor penyebab dan akibat, sehingga diperoleh
gambaran yang dilakukan secara lebih menyeluruh. Untuk lingkup yang
lebih luas pengamatan bahkan diharapkan harus mampu menjelaskan
sistem perekonomian yang sedang berjalan. Dengan bekal
pertimbangan-pertimbangan keilmuan akhirnya kita dapat sampai pada
suatu cara penyelesaian (pemecahan) atas permasalahan yang
dihadapi. Dalam kaitan ini, maka sebagai salah satu cabang ilmu, Ilmu
ekonomi harus mampu menjelaskan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Secara umum permasalahan ekonomi dapat beriskan pertanyaan
tentang 1) Apa yang dihasilkan, 2) Bagaimana menghasilkan, dan 3) Untuk siapa dihasilkan. Pertanyaan pertama, menyangkut apa yang
dihasilkan mencakup pertimbangan barang atau jasa apa yang dihasilkan
oleh suatu organisasi ataupun negara. Suatu negara tidak berfikir bahwa
mereka harus menghasilkan seluruh apa yang dibutuhkan, melainkan
menghasilkan apa yang dapat dilakukan secara teknis dan
menguntungkan. Pertimbangan teknis menyangkut kemampuan
menghasilkan, sedangkan pertimbangan menguntungkan menyangkut
manfaat yang akan diterima. Dalam pertanyaan ini jelas akan
mengarahkan pembidangan, apa yang harus dihasilkan oleh pemerintah
dan selanjutnya apa pula yang dihasilakan oleh pasar. Walau harus
dicatat bahwa pertanyaan demikian tidak saja ditentukan oleh
pertimbangan ekonomi, akan tetapi menyangkut pertimbangan politik.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 17
Sementara pertanyaan kedua menyangkut bagaimana
menghasilkan. Pertanyaan ini menyangkut cara menghasilkan, teknologi
yang digunakan, dan siapa pelaksananya di satu negara. Pertanyaan ini
menyangkut dimensi yang lebih luas. Misalnya untuk menghasilakan satu
jenis barang dan jasa dibutuhkan capital intensive yang menjadi tidak
menarik dimana negara tersebut sedang menghadapi mahasiswa
pengangguran misalnya. Dan pertanyaan ketiga terakhir menyangkut
siapa yang aka memakai barang maupun jasa yang dihasilkan.
Pertanyaan ini menyangkut pasar, siapa yang akan membeli,
mengkonsumsi. Karena, tanpa pasar tidak akan ada keuntungan dan
kelangsungan daripada produksi yang dilaksanakan. Ketiga pertanyaan
ini secara jelas satu dengan lain saling berkaitan untuk menentukan
kinerja perekonomian secara makro.
2.1 Dasar Ilmu EkonomiDua kenyataan yang menjadi dasar bidang perekonomian yang
dalam kenyataan membentuk permasalahan ekonomi. Pertama adalah
kebutuhan-kebutuhan masyarakat (bersifat materil) yakni keinginan pokok
yang dirasakan oleh warga satu negara dan lembaga-lembaga, yang tidak
terbatasi atau yang belum mampu di atasi. Kedua, sumber-sumber
ekonomi (alat-alat produksi barang dan pelayanan) adalah terbatas atau
jarang, yang dikenal sebagai kelangkaan (scarcity).
Kedua hal ini berada pada kondisi yang berbeda. Hal pertama
selalu meningkat oleh berbagai hal, sesuai dengan tuntutan zaman,
selera, dan faktor lain. Sementara faktor kedua secara umum
mengalami penurunan, walau tidak selalu demikian. Mungkin pada satu
kondisi penurunan sumberdaya dapat di atasi karena adanya teknologi
atau penemuan sumberdaya baru. Karena teknologi dinilai dapat
mengatasi berbagai kelangkaan.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 18
A. Kebutuhan yang Tidak Terbatas
Kebutuhan dapat dilihat dari sifat pemenuhannya. Secara umum
dikenal kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani
didasarkan kepada agama yang diyakini, ketaatan yang diyakini oleh
seseorang. Semua orang beragama merasakan adanya tuntutan untuk
melaksanakan pola hidup, pengeluaran yang sesuai dengan agamanya.
Selanjutnya mereka merasa lebih aman, puas, karena mampu
melaksanakan segala sesuatu dengan agama. Hal-hal seperti ini tidak
diajarkan dalam ilmu ekonomi. Dalami ekonomi lebih diperhatikan
masalah barang dan jasa yang mampu memenuhi kebutuhan jasmani
(fisik). Walau diyakini bahwa antara kepuasan kebutuhan rohani dan
jasmani sering tidak terpisahkan. Orang yang baru menyelesaikan
perintah agama memperoleh kepuasan berupa perasaan senang dan
tidak khawatir, lepas dari stress dan lain-lalin. Kenyataannya hal ini
mempengaruhi terhadap kepuasann fisik, misalnya badannya terlihat
segar dan lain-lain.
Mari kita sistematiskan diskusikan dengan apa yang dimaksud
dengan "kebutuhan materi"?. Pengertian kebutuhan material adalah
menyangkut barang dan jasa yang menghasilkan utility yang oleh orang
ekonomi disebut sebagai sumber kepuasan (satisfaction). Utility
(kegunaan) adalah suatu konsep, ukuran yang digunakan untuk
menyatakan jumlah atau satuan kepuasan yang dapat dihasilkan oleh
sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi. Utility dapat bersumber baik
dari barang maupun jasa. Sedangkan untuk konsep barang (good) dan
jasa (service), dalam ilmu ekonomi disebut sebagai produk (product)
yang menjadi sumber utility.
Jumlah kebutuhan yang tidak terbatas dapat diklasifikasikan
menjadi kebutuhan dasar (necesseties) dan kebutuhan luks (lux) yang
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 19
kesemuanya memuaskan kebutuhan konsumen. Kebutuhan dasar
menyangkut kebutuhan akan barang-barang yang sifatnya segera, harus
dipenuhi, agar manusia dapat bertahan hidup. Sementara kebutuhan lux
menyangkut kebutuhan untuk merasakan sesuatu yang sifatnya lebih baik
yang dapat dipenuhi oleh barang-barang luks. Perasaan lebih baik ini
dapat muncul karena bersifat psikologis, karena ingin meniru,
menunjukkan kemampuan, atau menunjukkan kepribadian. Seiring
dengan itu, kebutuhan dapat juga diklasifikasikan sebagai kebutuhan
primer dan sekunder. Walau sangat mungkin sifat kebutuhan demikian
tidak sama antara satu orang dengan yang lain. Bagi seseorang
kebutuhan terhadap produk tertentu mungkin bersifat primer (necessities),
sementara bagi yang lain mungkin barang sekunder (luks). Misalnya
saja bagi orang yang mempunyai kultur berbeda, kebutuhan untuk kertas
tissue toilet mungkin sangat mendasar, akan tetapi bagi orang lain kerta
tissue bukanlah satu kebutuhan. Kebutuhan akan barang dan jasa
mencakup individu, lembaga, perusahaan yang kesemuanya digunakan,
baik untuk tujuan konsumsi maupun tujuan produksi.
Kebutuhan terhadap sejumlah barang tidak pernah terpenuhi
secara sempurna. Jumlah sumberdaya yang terbatas berhadapan
dengan sifat kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Misalkan anda
melakukan eksperimen dengan membuat daftar barang-barang yang
diinginkan, kemudian setelah selang tahun semua daftar sudah
terpenuhi. Apa yang terjadi selanjutnya adalah bahwa daftar tersebut
masih terasa kurang dan ingin ditambah lagi. Ini satu bukti bahwa
kebutuhan memang tidak terbatas, atau tidak pernah terpenuhi
sepenuhnya.
Sebagai kesimpulan kita bisa mengatakan bahwa pada waktu
tertentu individu dan kelompok dalam masyarakat mempunyai banyak
sekali kebutuhan barang yang tidak dapat segera dipenuhi. Beberapa
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 20
dari barang ini: makanan, pakaian, tempat tinggal, muncul karena
pengaruh biologis, tetapi beberapa di antaranya muncul karena
pengaruh konvensi dan kebiasaan masyarakat setempat. Beberapa
jenis makanan yang khusus, pakaian, tempat tinggal yang kita cari
umumnya ditentukan oleh masyarakat umum dan budaya pada
lingkungan itu.
Untuk waktu-waktu selanjutnya kebutuhan-kebutuhan berubah dan
berkembang, sering dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan
produk-produk baru dan iklan-iklan yang luas penyebarannya melalui
promosi penjualan.
B. Sumber-sumber yang TerbatasSekarang kita perhatikan bahwa kenyataan kedua yang
fundamental adalah sumber daya ekonomi yang terbatas, atau jarang.
Apa yang dimaksud dengan sumber-sumber ekonomi? Secara umum kita
menghubungkannya dengan sumber daya alam, dan sumber daya untuk
manufaktur yang digunakan dalam produksi barang dan jasa. Kegiatan
produksi meliputi semua bidang, yaitu: pabrik, pertanian, segala macam
perlengkapan, peralatan dan mesin yang digunakan dalam produksi
barang-barang manufaktur dan produksi-produksi pertanian, macam-
macam fasilitas komunikasi dan transportasi, segala macam jenis barang,
dan terakhir macam-macam sumber daya mineral dan tanah.
Sumberdaya (faktor produksi) dapat diklasifikasikan kepada suberdaya
manusia dan bukan manusia. Ke dalam sumberdaya bukan manusia
termasuk: sumber kekayaan tanah, bahan mentah dan modal, dan
sumber daya manusia termasuk tenaga kerja dan kemampuan
kewirausahaan (entrepeneurship). Jenis faktor produksi ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 21
1. Tanah. Apa yang dimaksud dengan tanah menurut ahli-ahli
ekonomi?. Defenisinya jauh lebih luas dari definisi masyarakat awam.
Tanah menyangkut segala sumber daya alam (segala kekayaan
alam) yang dapat digunakan dalam proses produksi. Sumber-sumber
daya ini adalah tanah, hutan, kandungan minyak, air atau laut dan
kandungannya dan mineral. Dalam terminologi lain ini dikenal juga
sebagai sumberdaya alam (natural resources).
2. Modal, kapital atau barang investasi, mengacu kepada seluruh
pertambahan barang manufaktur (pabrik) yang dimaksudkan untuk
tujuan produksi, termasuk alat-alat, mesin, perlengkapan, pabrik,
pergudangan, transportasi dan alat-alat distribusi. Proses
menghasilkan dan mengakumulasikan barang-barang dikenal sebagai
investasi. Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan menciptakan
atau meningkatkan nilai guna (utility) suatu barang. Dari pengertian
demikian dapat dibedakan dua hal. Pertama, barang modal (alat-alat)
berbeda dengan barang konsumen. Bentuk terakhir memuaskan
kebutuhan secara langsung, sebaliknya bentuk pertama memuaskan
secara tidak langsung melalui produksi barang-barang. Kedua, bentuk
"modal" di sini bukan didefinisikan sebagai uang. Sebenarnya,
eksekutif bisnis dan para ahli ekonomi sering membicarakan "modal
uang" yang berarti uang yang tersedia digunakan untuk pembelian
mesin, peralatan dan fasilitas produksi lainnya. Tetapi uang
sepertinya tidak memproduksi apa-apa, sehingga digolongkan tidak
sebagai faktor produksi. Modal yang nyata adalah alat-alat, mesin,
dan peralatan produktif lainnya adalah merupakan sumber ekonomi,
uang atau modal yang berhubungan dengan uang tidak termasuk.
3. Tenaga kerja. Tenaga kerja termasuk terminologi yang luas, mengacu
kepada kemampuan fisik dan talenta atau bakat (bakat yang berguna
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 22
dalam produksi barang dan jasa, tidak termasuk dalam kewirausahaan
(entrepeneurship)
4. Kemampuan Kewirausahaan. Akhirnya, yang dapat dikatakan tentang
sumber daya manusia yang spesifik adalah kewirausahaan
(entrepeneurship), yang dapat meliputi empat tindakan berikut
1. Perusahaan mengambil inisiatif mengkombinasikan sumber
daya tanah, modal dan tenaga kerja dalam suatu barang atau
jasa yang menjadi kekuatan di dalam produksi dan agen yang
menghubungkan sumber-sumber yang lainnya yang diharapkan
akan menjadi perbuatan yang menguntungkan.
2. Pengusaha menjalankan keputusan bisnis yang bijaksana,
tidak termasuk keputusan yang rutin, yang menerapkan
kemajuan bagi perusahaan.
3. Pengusaha adalah seorang inovator, orang yang mencoba
memperkenalkan suatu dasar komersial produk baru, tekhnik
produksi yang baru, atau bahkan bentuk organisasi yang baru.
4. Pengusaha adalah penanggung resiko (risk bearer). Ini
kelihatan pada ketiga fungsi semula yang menunjukkan bahwa
tidak ada jaminan bagi pengusaha untuk memperoleh imbalan atau
keuntungan atas tindakan-tindakannya. Namun dia bersedia
menanggung risiko atas berbagai kegagalan yang muncul atas
setiap keputusan yang diambilnya. Apa imbalan daripada setiap
sumber daya demikian? Imbalan daripada perumahan, disebut
sewa (rent), sementara dari peralatan disebut bunga ( intrest).
Pendapatan dari tenaga kerja disebut upah (wages) termasuk
juga gaji (salaries) tambahan-tambahan lain seperti bonus,
komisi, royalti dan lain-lain.
Masalah kewirausahaan akhir-akhir ini diakui menjadi determinan
penting dalam menentukan kesejahteraan masyarakat. Sumberdaya
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 23
ataupun faktor produksi yang dimiliki satu bangsa dapat lebih sedikit
dibanding dengan bangsa lain, akan tetapi karena faktor manusia,
kewirausahaan yang dimiliki, bangsa tersebut dapat lebih maju. Untuk
kasus Indonesia misalnya, hal ini telah menjadi faktor penting. Misalnya
dengan adanya GKN, Gerakan Kewirausahaan Nasional yang
merumuskan bahwa pengembangan kewirausahaan menyangkut tiga hal
1) kelembagaan, 2) pemasyarakatan dan 3) pembudayaan. Lebih jauh
sebagaimana dinyatakan oleh Soharto (2001) untuk Indonesia wirausaha
yang diingini meliputi jiwa, semangat, serta perilaku kewirausahaan, yang
meliputi: 1) kemauan dan kemampuan untuk bekerja dengan semangat
kemandirian, 2) kemauan dan kemampuan memecahkan masalah dan
mengambil keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil
resiko, 3) kemauan dan kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif
dan iinovatif, 4) kemauan dan kemampuan untuk bekerja secara lebih
teliti, tekun dan produktif, 5) kemauan dan kemampuan untuk bekerja
dalam kebersamaan dengan berlandaskan etika bisnis yang sehat.
Dengan demikian, kewirausahaan tidak hanya teramati dalam tinndakan,
akan tetapi dalam bersikap juga seseorang telah terindetifikasi apakah dia
mempunyai kewirausahaan atau tidak.
2.2 Ekonomi dan EfisiensiSekarang definisi ilmu ekonom dapat diperjelas. Ilmu ekonomi
adalah ilmu sosial yang berhubungan dengan masalah mengatur
penggunaan dan pengelolaan sumber-sumber yang langka (scarce) untuk
mencapai pemenuhan kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas secara
maximum. Ilmu ekonomi berkaitan dengan "melakukan yang terbaik
dengan apa yang kita punya". Bila kebutuhan kita tidak terbatas dan
sumber daya terbatas kita tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 24
Adanya kelangkaan memaksa orang selalu melaksanakan sesuatu
secara efisien, karena dengan pelaksanaan yang efisien hasil yang
diperoleh dapat lebih besar, jumlah masyarakat yang akan menerima
manfaat dapat lebih besar pula. Efisiensi dapat diartikan sebagai upaya
memperoleh hasil yang terbaik, lebih besar dengan penggunaan
sumberdaya yang tetap. Secara operasional, efisiensi ditunjukkan oleh
hubungan antara input dengan output. Input berupa sejumlah
sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi, sementara output
adalah hasil atau keluaran yang diperoleh dari proses produksi. Dengan
adanya hubungan input-output yang demikian maka proeses produksi
yang efisiensi dapat dijelaskana sebagai berikut.
Meningkatkan output dengan input tetap
Meningkatnya output lebih besar sebagai akibat meningkatknya
input yang lebih sedikir.
Menurunya pemakaian input dengan output yang tetap
Menurunya output sebagai akibat pengurangan input yang lebih besar
Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa efisiensi dapat dibedakan
menjadi dua hal: 1) efisiensi teknis dan 2) efisiensi ekonomis (alokatif).
Efisiensi teknis terjadi apabila dalam proses produksi yang berbeda
dengan input yang lebih kecil dapat diperoleh hasil yang sama, atau
dengan input yang sama dihasilkan output yang lebih besar. Misalnya
seorang pembuat batu bata dengan input utama adalah tenaga kerja.
Pabrik A dengan asumsi sumberdaya lain adalah tetap, menggunakan
tenaga kerja 10 orang dapat menghasilkan batu bata 10.000 buah
perminggu, sementara pabrik B dengan tetnaga kerja 10 orang dapat
menghasilkan batu bata 15.000 buah perminggu. Jelas bahwa pabrik B
lebih efisiensi dibanding dengan pabrik B.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 25
Bila saja untuk menghasilkan batu bata pada kedua pabrik di atas,
selain menggunakan tenaga kerja juga digunakan bahan bakar, maka
dengan hasil batubata yang sama. Misalnya 10.000 buah kedua pabrik
bisa berada pada kondisi efisiensi ekonomi yang berbeda. Apabila terjadi
kenaikan harga bahan bakar, maka efisiensi ekonomi tergantung kepada
persentase bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi.
Semakin besar persentase bahan bakar, maka semakin inefisien pabrik
tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan efisiensi ekonomi terjadi
sebagai akibat perubahan yang mempengaruhi, dalam hal ini kenaikan
harga bahan bakar.
2.3 Kesempatan Kerja Penuh dan Produksi PenuhMasyarakat ingin menggunakan sumber daya yang langka secara
efisien, untuk mendapat sejumlah barang dan jasa yang diinginkan. Untuk
mencapai ini harus diantisipasi dari sumber daya yang terbatas, yang
dapat diantisipasi pekerjaan penuh dan produksi penuh. Kesempatan
kerja penuh dimaksudkan sebagai suatu kondisi dimana semua sumber
daya yang tersedia telah digunakan, sehingga tidak ada pekerja-pekerja
(faktor produksi) yang seharusnya bekerja (digunakan) tetapi
menganggur. Pelaksanaan pembangunan perekonomian harus
menyediakan pekerjaan kepada semua orang yang ingin dan bisa
bekerja, tidak ada faktor produksi yang tidak dimanfaatkan. Namun
pemakaian faktor produksi secara penuh tidak menjamin pemakaian yang
efisien.
Dalam kaitan itu, kita mengenal konsep kerja produksi penuh.
Dengan produksi penuh kita benar-benar ingin sumber daya teralokasi
secara efisien; yaitu menggunakan sumber daya harus digunakan untuk
menciptakan suatu kontribusi yang bermanfaat bagi output total.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 26
Pengertian ini mengisyaratkan bahwa faktor produksi digunakan secara
efisien.
2.4 Tabel Kemungkinan ProduksiProblem ekonomi yang lazim dapat lebih jelas bila disajikan
dengan menggunakan tabel kemungkinan produksi. Karena sumber daya
terbatas, pekerjaan penuh, produksi penuh dari ekonomi penuh tidak
dapat memperoleh output barang dan jasa yang tidak terbatas. Lebih
jauh lagi, pilihan-pilihan harus diarahkan kepada barang dan jasa yang
harus diproduksi dan yang mana tidak diproduksi.
Asumsi dalam menggunakan kurva ini sebagai alat analisis adalah
sebagai berikut.
1) Efisiensi: Perekonomian beroperasi pada kesempatan kerja penuh
dan bertujuan mencapai produksi penuh.
2) Sumber daya tetap: Penyediaan faktor-faktor produksi tetap baik
secara kualitas maupun kuantitas. Tetapi tentu saja dapat
dipisahkan atau dialokasikan kembali ke dalam batas antara
kegunaan yang berbeda. Sebagai contoh: secara relatif, pekerja
yang tidak terampil dapat bekerja pada bidang pertanian, fast
food restoran atau pada pom bensin (pengisian bahan bakar).
3) Teknologi tetap: Dalam menelaah kurva kemungkinan produksi
diasumsikan bahwa teknologi yang digunakan adalah tetap,
karena kalau terjadi peningkatan teknologi maka akan terjadi
pula pergeseran kurva kemungkinan produksi.
4) Dua produksi: Untuk menyederhanakan ilustrasi, jumlah barang
atau jasa diproduksi adalah dua jenis.
Ilustrasi robot dan fizzaSebagai misal dari sejumlah barang dan jasa yang terhingga
yang diproduksi. Pizza sebagai simbol barang konsumsi, yang mana
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 27
tersebut langsung memenuhi kebutuhan sementara industri robot adalah
simbol dari barang-barang modal, barang yang memenuhi kebutuhan
secara tidak langsung.
2.5 Perlunya PemilihanSekarang jelas dari asumsi yang dikemukakan kita harus
melakukan pemilihan yang harus dibuat di antara berbagai alternatif
sebagai konsekuensi sumber daya yang terbatas. Selanjutnya, setiap
pemilihan alternatif akan memunculkan biaya baik biaya yang dapat
dicatat secara langsung maupun tidak dapat dicatat langsung.
Dengan demikian jumlah total robot dan pizza kemampuan
teknologi dalam memproduksi terbatas berperan dalam memberi
kepuasan kepada masyarakat. Dengan kondisi ini, bila sumber daya
yang terbatas, berarti,output yang dihasilkan terbatas pula. Selanjutnya,
bila sumber daya yang terbatas seluruhnya digunakan untuk
memproduksi pizza, maka tidak ada robot yang dihasilkan. Atau, bila
pizza hasilnya ditingkatkan maka jumlah robot yang dihasilkan harus
dikurangi.
2.6 Kurva Kemungkinan ProduksiKurva kemungkinan produksi (Production Possibility Curve),
menunjukkan kombinasi dua buah produk berbeda yang menghasilkan
kepuasan yang sama kepada masyarakat. Penjelasan ini dapat dilihat
pada Gambar 2.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 28
Robot
A
R1 B . W
. T
R2 C
D
0 P1 P2 Pizza
Gambar.2 Kurva Kemungkinan Produksi untuk dua jenis produk (Robot
dan Pizza)
Dalam kurva dua dimensi di atas, garis vertikal menunjukkan
robot dan horizontal Pizza. Setiap titik di kurva kemungkinan produksi,
A, B, C, dan D adalah titik yang menunjukkan kepuasan yang sama
kepada masyarakat. Masyarakat harus memilih titik tersebut, lebih banyak
robot yang dipilih lebih sedikit piza dan demikian sebaliknya bila lebih
banyak pizza.
Untuk memilih titik di luar KKP (W) tidak mungkin karena tidak
dimiliki sumber daya yang cukup, sebaliknya titik T dapat dipilih karena
sumberdaya yang dimiliki memang memungkinkan untuk itu. Tapi, karena
prinsip maksimisasi kepuasan maka titik itu tidak akan dipilih. Titik-titik
yang berada pada KKP diyakini kombinasi yang optimal. Bila ditanya
mana dari titik tersebut yang lebih baik? Maka pertanyaan demikian
menyangkut pertimbangan normatif, tergantung kepada keinginan
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 29
konsumen. Secara keilmuan tidak dapat dikatakan bahwa satu titik lebih
baik dari titik lain. Sangat tergantung kepada pertimbangan masyarakat,
dan mungkin sangat ditentukan oleh nilai dalam masyarakat. Karenanya
dalam pertimbangan ini menyangkut value judgment yang akan titik mana
yang harus dipilih.
Dengan mengingat asumsi yang berlaku, maka kita sepaham
bahwa untuk meperoleh tambahan robot, piza harus dikorbankan,
demikian juga sebaliknya. Setiap penambahan satu unit pizza
mengurangi unit robot, dan ini menunjukkan munculnya opportunity cost.
Setiap keputusan menambah pizza mengakibatkan pengurangan
terhadap robot yang dikonsumsi, dan ini secara ekonomi dikenal sebagai
biaya. Perhatikan pemahaman yang lebih lanjut daripada sifat
opportunity cost ini, untuk memperoleh tambahan setiap satu unit Pizza
semakin besar pengurangan Robot yang dilakukan. Atau setiap
pergerakan dari titik B, ke C dan seterusnya membutuhkan pengorbanan
robot yang semakin besar untuk memperoleh pizza yang jumlahnya
lebih sedikit dari semula.
Sifat inilah yang mempengaruhi bentuk KPP mengapa
bentuknya cembung, karena pergerakan dari titik A ke B sesuai dengan
sifatnya, hanya dapat sesuai apabila slopenya semakin curam, semakil
lancip. Bentuk demikian lazimnya dikenal dengan bentuk concave
(cembung ke titik awal).
Perkembangan TeknologiSetiap perubahan teknologi berkaitan erat dengan kemampuan
suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa. Demikian halnya
dengan perkembangan teknologi secara langsung akan terlihat dalam
pergeseran kurva kemungkinan produksi (KPP). Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 3.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 30
Robot
R3
A’
R1 A
R2 B B’
0 P1 P2 P3 Pizza
Gambar 3. Pergerakan Kurva Kemungkinan Produksi karena adanya perkembangan Teknologi.
Dengan berkembangnya Teknologi dalam suatu masyarakat
diperoleh pergeseran kurva KKP ke sebelah luar P3 atau R3. P3 dapat
diperoleh dengan jumlah R yang sama, atau R3 dengan jumlah P yang
tetap. Teknologi memungkinkan masyarakat memperoleh jumlah
baranng dan jasa yang lebih besar dari kondisi semula. Keadaan ini dapat
dijadikan indikator peningkatan kemakmuran masyarakat.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 31
BAB. III. SISTEM PEREKONOMIAN
3.1. Mengenenal Aliran Barang dan Jasa
Aliran barang dan jasa sudah sejak lama digunakan para ekonom
untuk menjelaskan bagaimana pergerakan sumberdaya (faktor produksi)
dari tangan konsumen ke produsen. Dalam pergerakannya ini
sumberdaya melalui satu bentuk kegiatan yang dinamakan pasar
sumberdaya. Sebagai penyeimbang daripada kegiatan ini terdapat aliran
lain, yaitu aliran barang dan jasa dari tangan produsen ke tanan
konsumen. Aliran barang dan jasa, faktor produksi, pasar dan uang
yang digunakan oleh dua rumahtangga digambarkan dalam gambar 3.1.
Gambar 3.1. Aliran barang dan jasa, sumberdaya, dan terbentuknya pasar diantara rumahtangga konsumen dan produsen.
Penjelasan tambahan dapat dimulai dari rumahtangga konsumen
bergerak ke bahagian atas. Konsumen mengeluarkan sejumlah uang,
pendapatan untuk memperoleh barang jadi yang pada akhirnya
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 32
RT PRODUSEN
RT KONSUMEN
PASAR BARANG JADI
PASAR FAKTOR PRODUKSI
Pengeluatan barang jadi
barang jadibarang jadi
Penerimaan produsen
Upah gaji, sewa, bunga dan keuntungan
Biaya perusahaan
labor, capital, dan sumberdaya
labor, capital, dan sumberdaya
merupakan penerimaan bagi produsen. Aliran ini dikenal juga sebagai
aliran uang (monetary flow). Aliran uang ini juga dapat dilihat dari
rumahtangga produsen dimana mengeluarkan sejumlah uang untuk
membayar kebutuhan sumberdaya (faktor produksi). Aliran sumberdaya
ini dikenal juga sebagai aliran fisik termasuk input (phisycal flow).
Sumberdaya yang diserahkan konsumen kepada produsen terdiri dari
tenaga kerja, kapital, dan sumberdaya alam. Sebagai imbalannya,
konsumen menerima upah, gaji, rente, bunga dan keuntungan.
Fungsi pasar dalam aliran di atas harus dicatat. Pasar menjadi
tempat penentuan harga dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh
produsen dan sumberdaya yang diserahkan konsumen kepada produsen.
Seberapa kuat masing-masing pelaku pasar dalam menentukan harga
dan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan akan menjadi topik dalam
diskusi bentuk-bentuk pasar.
3.2. Pemerintah dan Mekanisme PasarSebagaimana digambarkan dalam cricular flow, pemerintah
mempunyai peran besar dalam menentukan kinerja perekonomian.
Pemerintah bisa menganggap dirinya besar, powerfull karena mampu
membuat keputusan pada berbagai bidang, akan tetapi dia berada pada
kekuatan pasar. Pasar mempunyai satu aturan main yang tidak tampak,
invisible hands yang dapat memberikan signal apa yang harus dihasilkan
oleh produsen. Dalam hal ini pasar mempunyai suatu mekanisme.
Dengan adanya mekanisme pasar maka diakui bahwa pada akhirnya
pasar akan memberikan insentif bagi pelakunya untuk menghasilkan
barang dan jasa yang memang dibutuhkan oleh konsumen. Jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan akan ditentukan oleh seberapa kuat
permintaan dapat tetap memberi insentif kepada produsen untuk tetap
menghasilkan barang dan jasa.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 33
Dengan adanya kesepakatan suatu bangsa untuk membentuk
pemerintahan, maka tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah
memegang peranan penting dalam perekonomian baik karena
kedudukannya secara legal maupun secara ekonomis. Secara singkat
harus dipahami bahwa peran pemerintah terlihat dari perilaku
konsumsinya, melalui besaran anggaran pertahunnya untuk setiap tingka
pemerintahan, mulai dari pemerintahan pusat, provinsi serta kabupten
dan kota. Seiring dengan itu peran pemerintah juga terlihat dalam hal
melakukan kegiatan produksi. Melalui pendirian BUMN misalnya maka
secara jelas pemerintah terlihat mempunyai peran yang kuat dalam
menghasilkan barang dan jasa, artinya mereka bertindak sebagai rumah
tangga produksi.
Berbeda dengan pendapat Adam Smith yang tentunya ingin
mengurangi peran pemerintah. Adam Smith secara eksplisit membatasi
peran pemerintah dimana dia lebih melihat pemerintah sebagai penyedia
barang-barang kepentingan umum (public goods) dimana untuk urusan
seperti ini swsata tidak berminat, karena tidak memberikan keuntungan
langsung . Artinya, bila diaharapkan swasta menyediakan barang
kepentingan umum, maka sudah pasti itu tidak akan ditemukan di pasar.
Tentang peran pemerintah, harus dicatat pendapat Keynes.
Keynes, (1946) memberi kesempatan lebih luas kepada pemerintah
untuk memainkan peran yang penting dalam mencapai tujuan
pembangunan ekonomi. Peran pemerintah diharapkan terlihat pada saat
terjadi kelesuan dalam perekonomian makro, dimana diharapkan
pemerintah dapat melakukan tindakan investasi. Dalam tata hubungan
antara pelaku ekonomi, rumah tangga konsumsi, rumah tangga produksi
dan pemerintah harus disepakati suatu sistem perekonomian yang
diadopsi oleh suatu negara. Suatu sistem artinya perekonomian secara
umum mempunyai tujuan, yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 34
(social welfare). Selanjutnya harus diakui bahwa masing-masing pelaku
ekonomi mempunyai hubungan yang kuat, sehingga setiap perubahan
hubungan mereka akan menggangu pencapaian tujuan ekonomi.
Hubungan masing-masing pelaku ini juga harus ditelaah pada satu
presfektif waktu, adanya dinamika yang selalu mempengaruhi peran
masing-masing pelaku.
Dalam sistem perekonomian didiskusikan aturan-aturan yang
harus diikuti oleh pelaku ekonomi dalam memakai seluruh sumber daya,
baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Aturan ini dibuat
oleh pemerintah yang menerima saran dari perwakilan rakyat. Dalam
pandangan ekonom terdapat dua pandangan ekstrim, tentang
keikutsertaan pemerintah dalam perekonomian yaitu yang
memperkenankan pemerintah dalam mengatur kinerja perekonomian
dan yang tidak memperkenankan.
Secara lebih eksplisit, Adam Smith menyarankan peranan
pemerintah dalam tiga hal yakni: 1) menjaga/melindungi masyarakat
dari invasi negara lain; 2) melindungi masyarakat sedapat mungkin dari
ketidakadilan atau tekanan dari anggota masyarakat, atau bertugas
untuk menjamin terlaksananya pemerintahan yang adil; dan 3)
mendirikan dan membangun pekerjaan-pekerjaan umum tertentu, dan
lembaga-lembaga lainnya, yang tidak pernah menarik bagi kepentingan
individu.
Pendapat demikian sesungguhnya didasarkan kepada keyakinan
Smith tentang mekanisme pasar, dengan invisible handnya. Menurutnya,
jenis dan jumlah barang yang dihasilkan di pasar diatur oleh
mekanisme pasar. Misalnya, kalau dalam suatu situasi konsumen
merasakan adanya kebutuhan terhadap produk X, maka produsen akan
menghasilkannya. Untuk itu, tidak ada larangan pemerintah dalam
memakai sumberdaya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang X.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 35
Berapa jumlah, barang keseluruhannya ditentukan oleh mekanisme
pasar.
Harga akan terbentuk secara otomatis, berdasarkan hukum
permintaan dan penawaran. Keadaan demikian berlaku hampir untuk
semua barang. Kekuatan yang mengatur itu disebut ( invisible hand),
tangan tak nyata, yang mampu mengatur seluruh pengalokasian
barang maupun jasa yang yang dibutuhkan pasar. Keadan ini hanya
dapat tercipta apabila syarat-syarat berikut dapat dipenuhi.
1) Perekonomian terdiri dari banyak konsumen dan produsen
sehingga tidak ada di antara mereka yang cukup besar atau kuat,
masing-masingnya adalah price taker.
2) Pelaku ekonomi diasumsikan rasional, berusaha untuk
memaksimumkan kegunaan atau keuntungan.
3) Fungsi kegunaan setiap individu diasumsikan bebas
(independent) dari satu individu ke individu lainnya.
4) Selera dan preferensi konsumen adalah tetap dan lebih
ditentukan secara exogenous daripada endigenous.
5) Perilaku memaksimumkan keuntungan oleh perusahaan-
perusahaan menjamin mereka selalu menghasilkan produk
dengan biaya yang paling rendah.
6) Permintaan untuk suatu produk dipengaruhi oleh harga
pendapatan, preferensi konsumen, dan harga produk alternatif
yang tersedia untuk konsumen, distribusi pendapatan,dan faktor
faktor kependudukan seperti jumlah penduduk.
7) Penawaran produk tertentu dipengaruhi oleh harganya, biaya
produksi tujuan perusahaan dan teknologi.
8) Pada masing-masing pasar tidak ada campur tangan pemerintah,
dan keseimbangan pasar akan ditentukan oleh keseimbangan
kekuatan permintaan dan penawaran.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 36
9) Ada sejumlah vektor harga yang menjamin kualitas antara
permintan dan penawaran di seluruh pasar secara simultan, dalam
kondisi yang demikian perekonomian dikatakan berada pada
keseimbangan umum (general equilibrium).
Dapat dikemukakan inti pendapat Adam Smith dalam The Welth Of
Nations Tahun 1776 adalah argumentasinya tentang perekonomian
bebas, liberal, dimana terjadi kebebasan perdagangan di dalam negara
dan antarnegara. Untuk itu, pemerintah harus mengurangi perannya
dalam perekonomian, membiarkan orang memenuhi (mengejar) sendiri
kebutuhanya (self intrest). Smith yakin adanya tangan tak nyata ( invisible
hand) yang mengatur produsen untuk menghasilkan kebutuhan
masyarakat.Dengan berpegang pada masing-masing kebutuhannya maka
kelompok maupun masyarakat akan mempromosikan kebutuhannya lebih
baik daripada yang dilakukan oleh orang lain. Konsep perdagangan
bebas, laissez faire (biarkan sendiri)..
Dalam mekanisme pasar yang demikian dikatakan bahwa
perekonomian adalah self-correcting, mampu mengadakan penyesuaian
terhadap seluruh gangguan-gangguan. Artinya, tanpa campur tangan
pemerintah produsen dan konsumen dapat memproduksi dan
mengkonsumsi jumlah barang yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan mereka. Misalnya kalau ada kelebihan penawaran, hal ini
tidak akan lama terjadi karena produsen segera menyadari
kekeliruannya dalam memproduksi jumlah barang, tidak mau
mengalami kerugian, sehingga mengambil tindakan mengurangi
produksi. Akibatnya, harga kembali kepada titik yang dianggap produsen
memadai dan memungkinkan untuk melanjutkan produksi.
Adanya persaingan, lebih lanjut menurut Smith juga menurutnya
memungkinkan terjadinya efisiensi, dimana masing-masing produsen
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 37
akan menghasilkan barang yang lebih murah dengan kualitas yang baik.
Keadaan ini menjadi penjamin terciptanya kemakmuran masyarakat
(social welfare). Walau harus cicatat bahwa upaya individu untuk
merealisasikan tujuannya tidak dimaksudkan mengorbankan kepentingan
bersama individu sebagai anggota masyarakat.
3.3. Intervensi Pemerintah: Kegagalan Pasar dan Kegagalan
Pemerintah
Dari ketiga peranan tersebut di atas, sesungguhnya ada alasan
mendasar mengapa pemerintah turut dalam perekonomian. Alasan-
alasan ini terjadi karena pelaku ekonomi, perusahaan tidak mau atau
enggan melakukan investasi untuk menghasilkan barang maupun jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Akibatnya, jumlah barang yang
dihasilkan dan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan perekonomian.
1. Eksternalitas (externalities)
Eksternalitas adalah suatu kondisi dimana pihak ketiga menerima
benefit atau menanggung biaya (disadvantage) oleh karena adanya
transaksi antara produsen dan konsumen (pihak pertama dan kedua).
Bayangkan dengan adanya penebangan hutan oleh akan menimbulkan
berbagai kerusakan lingkungan yang mengakibatkan permintaan
terhadap perbaikan akibat kerusakan tersebut. Tapi, tidak didapati ada
perusahaan yang menawarkan barang maupun jasa yang dapat
menghasilkan perbaikan yang diminta. Akhirnya, pemerintah melakukan
campur tangan (intervensi) berbagai perbaikan dengan kekuatan yang
ada yaitu melalui pembuatan undang-undang. Misalnya adanya
peraturan tebang pilih dan kewajiban menanam kembali merupakan
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 38
bentuk intervensi pemerintah Tidak cukup dengan ahanya mengeluarkan
peraturan, akan tetapi pemerintah melalui berbagai kegiatan atau proyek
turut memprakarsai penanaman ulang terhadap lahan-lahan kritis atau
hutan yang sudah tidak berfunsi lagi. Peraturan tau tindakan pemerintah
ini pada akhirnya akan menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh
masyarakat, yaitu lingkungan yang nyaman dan udara yang segar.
Menghadapi adanya eksternalitas yan mengakibatkan munculnya
berbagai kelangkaan, maka pemerintah menyediakan barang dan jasa
sebagai upaya pemenuhan karena munculnya kelangkaan tersebut.
2. Kegagalan pasar (Market default)Kegagalan pasar diartikan sebagai suatu situasi dimana alokasi
sumberdaya tidak optimal. Alokasi sumberdaya yang tidak optimal
mengakibatkan tidak terpenuhinya jumlah barang maupun jasa yang
dibutuhkan, bahkan mungkin barang dan jasa yang dihasilkan tidak ada
sama sekali. Dalam keadaan seperti di atas pemerintah turut mengambil
bagian dengan menyediakan barang dan jasa dimana mekanisme
pasar tidak dapat menghasilkannya.
Dalam kaitan itu keikutsertaan pemerintah dilakukan melalui
badan-badan tertentu. Di Indonesia untuk komoditas pangan dan
sembilan kebutuhan pangan, pelaksanaan intervensi berada pada
wewenang BULOG. BULOG sering melakukan operasi pasar, melakukan
intervensi, dimana untuk menjaga harga pada tingkat tertentu BULOG
turut menjual barang, menyediakan barang biasanya meliputi sembilan
kebutuhan pokok.
3.4. Paham Ekonomi Dalam mencapai tujuan masyarakat secara menyeluruh
dibutuhkan suatu kordinasi seluruh pelaku ekonomi, yang meliputi
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 39
individu sebagai dan masyarakat sebagai konsumen, produsen dan
pemerintah. Pelaksanaan kordinasi demikian lahir daripada suatu
keyakinan suatu bangsa, atau wilayah terhadap nilai-nilai yang lahir
daripada bangsa itu sendiri. Ujud daripada keyakinan ini melahirkan
peraturan-peraturan yang legal yang mengatur kepemilikan dan
penggunaan faktor-faktor produksi. Peraturan-peraturan demikian
berbeda antara satu negara dengan negara lain. Kumpulan aturan-aturan
itu menyangkut sistem perekonomian. Sistem perekonomian adalah
suatu tatanan, perundang-undangan yang mengatur perilaku kepemilikan
faktor produksi, jumlah barang yang yang dihasilkan yang lahir sebagai
hubungan antara pemerintah, individu dan masyarakat serta pengusaha.
Misalnya untuk sistem perekonomian di Indonesia dikenal adanya pelaku
ekonomi yang meliputi pengusaha besar yang identik dengan BUMN yang
termasuk kepada pemerintah, BUMS yang dimiliki swasta dan koperasi.
Bahkan koperasi akhir-akhir ini disamasatuskan dengan pengusaha kecil.
Dengan kondisi ini, maka pengertian sistem ekonomi adalah bagaimana
pengaturan ketiga pihak tersebut dalam perekonomian. Pengaturan ini
diikuti dengan pertimbangan normatif, misalnya dengan
mempertimbangakan keseimbangan di antara pelaku tersebut.
Dalam telaah sistem perekonomian dikenal adanya berbagai
bentuk sistem perekonomian seperti 1) kapitalisme murni, 2) ekonomi
terpimpin dan 3) sistem ekonomi campuran.
(1) Kapitalis Murni
Tidak ada batasan jelas yang bisa diterima tentang kapitalis ini,
namun secara umum berbagai karakteristik yang didapati pada sistem
kapitalisme adalah :
a) terdapatnya pangakuan terhadap kekayaan pribadi;
b) kebebasan berusaha dan memilih;
c) terdapatnya kompetisi / persaingan;
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 40
d) kepercayaan terhadap sistem pasar atau sistem harga;
e) menonjolkan kepentingan pribadi; dan
f) terbatasnya peraturan pemerintah.
ad. a. Terdapatnya pengakuan terhadap kekayaan pribadi
Pada sistem kapitalis didapat adanya pengakuan pemilikan
sumber-sumber kekayaan yang dimiliki oleh individu-individu pribadi
dan lembaga-lembaga pribadi. Hal ini juga diikuti dengan kebebasan
berunding untuk mengikat kontrak-kontrak yang sah, surat-surat izin
orang-orang pribadi atau bisnis-bisnis untuk menghasilkan,
mengendalikan, mempekerjakan dan mengatur sumber-sumber
kekayaan.
Kebebasan tidak meliputi seluruh aspek perekonomian, ada
undang-undang yang melarang warga. Kebebasan dalam hal ini tidak
diartikan sebagai tidak ada perangkat hukum yang mengatur. Hukum
tetap menjalankan fungsinya mengatur kehidupan masyarakat sehari-hari.
b. Kebebasan berusaha dan memilih
Hubungan yang dekat antara pemilik pribadi dengan kekayaan
adalah kebebasan untuk memulai dan memilih usaha. Tuntutan
kapitalisme itu adalah unit-unit komponen ekonomi dengan
mempertanggungjawabkan pilihan-pilihan yang dibuat, yang tercatat
serta membuat efektif pasar bebas dalam ekonomi.
Kebebasan untuk memulai usaha didapati dalam sistem
kapitalisme murni, bisnis-bisnis pribadi bebas mendapatkan sumber-
sumber ekonomi dalam memproduksi barang atau jasa kepada
perusahaan-perusahaannya sendiri dan menjualnya ke pasar. Tidak ada
rintangan atau aturan-aturan yang menghalangi produsen untuk
melakukan tindakan.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 41
Kebebesan memilih berarti pemilik-pemilik sumber daya dan
uang dapat memperkerjakan atau mengatur sumber-sumber bila
mempunyai arti. Para konsumen yang ada pada posisi yang strategis
dalam ekonomi kapitalis. Konsumen melalui lembaga perlindungan
konsumen dapat menentukan barang-barang apa yang dihasilkan.
c. Kompetisi (persaingan)Kebebesan memilih mengunakan kekayaan sendiri merupakan
dasar terjadinya persaingan. Persaingan pada kapitalisme terjadi karena:
1. Kehadiran sejumlah pembeli yang bertindak bebas dan penjual yang
beroperasi di pasar untuk memperjualbelikan sumber daya dan
produk tertentu.
2. Kebebasan pembeli dan penjual untuk masuk dan keluar dari pasar.
Kenapa persaingan dapat terjadi? Jumlah pelaku konomi yang
banyak adalah syarat terjadinya persaingan. Dengan jumlah yang besar
maka akan tercipta suatu keadaan penyebaran kekuatan ekonomi yang
merata di antara pelaku ekonomi, baik produsen maupun konsumen.
Masing-masing pelaku pasar baik produsen maupun konsumen
mendasarkan tindakan pada kepentingannya. Produsen berusaha
mencapai laba yang setinggi-tingginya sementara konsumen mencapai
manfaat (kepuasan) yang setinggi-tingginya.
Namun karena di pasar jumlah perusahaan sedemikian banyak
sehingga tak satupun suatu perusahaan yang bisa menentukan berapa
jumlah barang yang diproduksi atau menentukan harga. Dalam
pengertian ini maka sesungguhnya dalam sistem pasar ini tidak ditemui
persaingan sebagaimana pemahaman orang awam. Sehingga dikatakan
persaingan pada sistem perekonomian demikian justru tidak didapati
persaingan seperti yang dimaksudkan oleh orang awam.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 42
Contoh: Harga barang A ditentukan Rp 100.00 dan terdapat 5
orang pedagang dan salah seorang pedagang tidak menerima harga itu,
sehingga ia berniat menurunkan jumlah barang yang ditawarkan. Dapat
dilihat bahwa perubahan jumlah penawaran yang dilakukan oleh salah
seorang pedagang saja tidak akan dapat menyebabkan perubahan harga
pasar sehingga tidak akan terjadi persaingan. Ini terjadi sebagai akibat
dari jumlah penjual yang banyak.
-Masuk dan keluarPersaingan juga mengasumsikan bahwa masalah bagi produsen untuk
masuk atau keluar dari industri tertentu adalah mudah dan tidak ada
hukum yang dibuat atau rintangan kelembagaan untuk melarang
perluasan atau pengurangan. Aspek persaingan ini penting, agar
ekonomi tetap efisien setiap waktu.
d. Kepercayaan terhadap sistem pasar atau sistem hargaMekanisme kordinasi dalam sistem kapitalis terjadi melalui pasar
atau sistem harga. Ekonomi mikro yang sering juga disebut sebagai
teori harga, menjelaskan peran harga mengatur kepentingan pembeli
dan penjual dalam melakukan kontak. Pada sistem kapitalis pasar
dimanfaatkan seluruh pelaku, sedangkan pada sistem sosialis hanya
digunakan oleh perencana ekonomi.
e. Menonjolnya kepentingan pribadiKarena kapitalisme itu adalah sistem individual, tidak akan
mengherankan bila kekuatan utama dari ekonomi seperti ini adalah
mempromosikan kepentingan diri sendiri. Setiap unit ekonomi
berusaha untuk melakukan apa yang terbaik untuk diri sendiri.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 43
Karena itu tujuan para pengusaha adalah memaksimalkan keuntungan
perusahaan atau juga meminimumkan kerugian.
f. Terbatasnya peraturan pemerintahDalam sistem kapitalisme pemerintah berusaha menciptakan suatu
lingkungan kondusif atau yang mendukung kegiatan palaku pasar
(pengusaha, produsen, rumah tangga) dan tidak akan ditemukan
peraturan-peraturan yang mengikat sejumlah orang untuk berusaha.
Namun pemerintah dalam kasus-kasus tertentu memang membatasi
bidang-bidang tertentu hanya boleh dilakukan pemerintah, misalnya
seperti produksi obatan-obatan terlarang -produksi alat-alat perang.
Persaingan ekonomi kapitalis kondusif terhadap efisiensi yang
tinggi dalam mengunakan atau mengalokasikan sumber daya. Terhadap
anggapan ini diyakini juga sedikit campur tangan pemerintah dalam
pelaksanaan ekonomi malalui peraturan, tentang pembatasan resmi
pilihan individu dan penggunaan kekayaan pribadi.
Karakteristik-karakteristik lainKekayaan pribadi, kebebasan berusaha dan memilih, kepentingan
pribadi sebagai motivasi, persaingan dan kepercayaan pada sistem
pasar adalah asumsi-asumsi yang berkaitan dengan kapitalisme murni.
Sebagai tambahan terhadap penjelasan demikian, masih ada lagi
karakteristik-karakterik lain yang dinilia terdapat dalam sistem
kapitalisme.
1. Penggunaan teknologi tinggi dan barang-barang modal
2. Spesialisasi
3. Penggunaan Uang
Spesialisasi dan teknologi tinggi adalah syarat untuk efisiensi
pekerjaan dari sumber-sumber ekonomi. Penggunaan uang adalah
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 44
karakteristik yang lebih mudah dilakukan dan memperoleh keuntungan
dari spesialisasi pekerjaan dari teknik produksi tinggi. Ketiga hal di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut :
ad. 1. Penggunaan teknologi tinggi dan barang-barang modal
Dalam sistem kapitalis murni ada persaingan bersama dengan
kebebasan memilih dan keinginan yang lebih jauh untuk kepentingan
pribadi yang menyediakan tercapainya teknologi tinggi. Kerangka kerja
kapitalis dirasa sangat efektif dalam menunjang pengembangan produk
baru dan mengembangkan teknik produksi. Hal ini dikarenakan
keuntungan keuangan yang diraih dari pertambahan langsung untuk para
penemu kapitalisme murni. sistem ini dapat dianggap perluasan
penggunaan dan pertumbuhan yang relatif, cepat dan barang-barang
modal yang digunakan secara maksimal serta penghematan biaya.
ad. 2. SpesialisasiSpesialisasi adalah pengkhususan kegiatan ekonomi baik
produksi maupun distribusi dalam usaha mengalokasikan sumber daya
untuk dapat menghasilkan satu jenis produk saja. Spesialisasi kerja akan
dapat mempertinggi produksi yang lebih efisien. Dengan adanya
spesialisasi orang tidak lagi menghasilkan semua barang atau jasa yang
diperlukannya, tetapi orang akan mengkhususkan untuk menghasilkan
barang atau jasa yang dapat disediakan dengan lebih efisien.
Dalam hal spesialisasi orang akan menghasilkan barang untuk
untuk kebutuhannya sendiri, oleh karena itu diperlukan adanya
kesamaan keinginan (kebutuhan) dan hal ini akan sangat sulit tercapai.
Oleh karena itu sangat diperlukan sekali sesuatu yang dapat digunakan
sebagai alat tukar. Hingga terciptalah uang yang merupakan alat untuk
tukar menukar yang akan memperlancar kegiatan perdagangan.
Sehingga perdagangan yang lancar akan memberikan perangsang
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 45
kepada masyarakat untuk melakukan spesialisasi di pekerjaan-
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka. Keuntungan-
keuntungan spesialisasi.
1. Dengan adanya spesialisasi seseorang akan dapat
mengembangkan keahliannya.
2. Spesialisasi akan mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-
faktor produksi.
3. Spesialisasi akan mempertinggi efisiensi memproduksi.
4. Spesialisasi mendorong perkembangan teknologi memproduksi
yang lebih baik.
Kerugian-kerugian dari spesialisasi. 1. Pelakasanaan pekerjaan yang sama terus-menerus akan dapat cepat
menyebabkan kebosanan.
2. Adanya rasa saling ketergantungan antara unit yang satu dengan
yang lainnya. 3. Diperlukan kekompakan agar dapat memproduksi
secara efisien.
ad. 3. Penggunaan uangSebagai akibat dari spesialisasi orang akan mengerjakan
pekerjaaan yang sesuai dengan bakatnya, dan tidak
menghasilkan seluruh kebutuhan yang dirasaknnya. Sebahagian
kebutuhannya disediakan orang lain. atau sebahagian
produksinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Akibatnya muncul sistem perdagangan, yang paling sederhana
dikenal sebagai barter. Barter tidak bertahan lama karena muncul
uang yang salah satu fungsinya adalah sebagai alat tukar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa spesialisasi pada akhirnnya
mengakibatkan intensitas pemakaian uang yang lebih tinggi.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 46
2. Ekonomi TerpimpinAlternatif sistem kapitalis murni adalah ekonomi terpimpin, yang
dicirikan dengan hak milik masyarakat atas seluruh kekayaan sumber
daya alam di bawah kendali pusat, pemerintah. Sistem ini kadang
disebut juga sebagai sistem terpusat (central). Dalam keputusan ini
keputusan tentang pemakaian sumber daya organisasi produksi
diputuskan oleh dewan yang di bawahi pemerintah. Perusahaan
dimiliki pemerintah dan berada di bawah pengarahan langsung
pemerintah. Jenis barang dan jasa dihasilkan oleh pemerintah secara
langsung atau oleh badan yang dibentuk oleh pemerintah.
3) Sistem Campuran (Mixed Sistem)Dalam dunia nyata tidak ada negara yang benar-benar menganut
sistem kapitalis secara penuh. Amerika dikenal lebih dekat ke sistem
kapitalis, sementara Uni Soviet (dulu) ke arah terpimpin. Sehingga,
apalagi menjelang abad 21 ini, tidak ada negara yang secara
absolut memihak kepada salah satu paham di atas.
Sistem yang berada di antara kedua sistem itu adalah sistem
campuran yang ditandai oleh :
1. Adanya kepemilikan pribadi, tapi juga berada ditangan
pengendalian pemerintah.
2. Pemerintah juga dapat beroperasi dalam perekonomian untuk
tujuan kepentingan masyarakat.
Hal yang membedakan sistem ekonomi antara satu negara
dengan negara lain adalah intensitas campur tangan pemerintah
dalam mengatur pemakaian faktor-faktor produksi.
Sistem perekonomian di Indonesia
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 47
Bagaimanapun sistem perekonomian berkaitan dengan hal-hal
bersifat mengatur (normatif), mengatur fungsi pemerintah, pengusaha
swasta kecil dan besar. Aturan merupakan terjemahan daripada nilai,
kultur, yang berada dan berkembang pada satu bangsa. Dalam
tingkatan yang paling tingi, aturan diturunkan dari Undang-undang dasar.
Untuk Indonesia, sistem perekonomian dapat dimulai dengan menelaah
Pasal 33, UUD 1945 ayat 1) Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama, berdasar atas kekeluargaan, ayat 2) cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak,
dikuasai oleh negara, ayat 3) bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya keakmuran rakyat.
Dengan adanya landasan tersebut maka peranan negara dalam
perekonomian bukan saja sebagai pengatur (fasilitator) akan tetapi juga
sebagai pelaku. Sebagai fasilitator pemerintah mengeluarkan berbagai
peraturan yang dimaksudkan untuk dapat mencapai tujuan pembangunan
ekonomi yang secara umum adalah menciptakan kesejahteraan sosial.
Tujuan ini dapat dicapai melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
berbagai jenis perusahaan. Sebagai pelaku ekonomi pemerintah dapat
mendirikan berbagai perusahaan yang dimaksudkan untuk mengelola
berbagai sumberdaya khususnya yang berkaitan dengan berbagai
kekayaan alam yang dari awal memang sudah disepakati sebagai hak
pemerintah.
Dalam fungsi seperti ini maka pemerintah dihadapkan kepada
berbagai permasalahan atau isu seperti: ekonomi kerakyatan, ekonomi
konglomerasi, kapitalisme, sosialisme dan lain-lain.
Kapitalisme dan Sosialisme.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 48
Kapitalisme menunjuk kepada praktek-praktek pembangunan
yang melibatkan para pemilik modal besar, kapitalis, yang jumlahnya
relatif sedtikit, mungkin di satu negara tidak sampai 10 persen. Akan
tetapi jumlah ini demikian dominan, sehingga kontribusi mereka dalam
pendapatan nasional dapat mencapai 85 persen, mungkin lebih. Peran
demikian dinilai sering mengabaikan kepentingan orang banyak, karena
dengan berbagai kekuatannya para kapitalis dinilai mampu
mempengaruhi kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah. Bagi
sebagian orang hal ini diangggap membahayakan, karena kinerja
perekonomian negara terllau ditentukan oleh kelompok pemilik modal ini.
Sistem perekonomian yang dianggap berbeda dengan ini adalah
sosialis dimana praktek pembangunan dilakukan oleh banyak orang, dan
kontribusi mereka dalam menciptakan pendapatan nasional meliputi 70-
90 persen misalnya. Kedua sistem ini dalam diskusi lebih lanjut sering
dihadapkan kepada pengalaman negara-negara maju yang membawa
kejelekan dan keunggulan. Misalnya saja sistem kapitalis banyak berlaku
di negara Eropa dan Amerika sering dituding sebagai perekonomian
yang kurang memperhatikan keadilan.
Kerakyatan vs KongomerasiDalam perekonomian Indonesia juga harus diakui terjadinya sistem
perekonomian yang kurang berpihak kepada orang banyak, kepada
rakyat pada umumnya. Sehingga bersamaan dengan terjadinya Krisis
Ekonomi pada Tahun 1997 misalnya diakui bahwa seluruh perekonomian
yang berbasi konglomerasi ambruk dan terpaksa disubsidi oleh
pemerintah. Perusahaan ini mulai dari Bank, Perusahaan besar, dan lain-
lain yang pada kenyataannya rapuh dan selalu minta pertolongan. Di lain
pihak perusahaan perusahaan kecil dapat berjalan sendiri dan untuk
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 49
perusahaan di bidang pertanian dinilai dapat tumbuh walau kecil pada
saat terjadinya krisis ekonomi.
Akhirnya para pemikir menyadarkan adanya dua orientasi yaitu
Kerakyatan Kongomerasi. Sistem perkonomian yang berorientasi kepada
kerakyatan ditandai dengan keterlibatan masyarakat banyak dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan
pembangunan. Sistem ini memberikan kesempatan yang besar kepada
masyarakat untuk menjadi pelaku ekonomi. Peran pemerintah dalam hal
dapat terlihat dalam 1) menciptakan persaingan yang sehat, 2)
mengurangi in-efisiensi, berbagai pungutan untuk pengusaha kecil, 3)
menumbuhkan kemitraan, dan 4) memberikan rangsangan untuk
bertumbuhnya perusahaan kecil berbagai paket seperti bantuan
teknologi, informasi pasar dan lain-lain. Sudah barang tentu peran
demikian termasuk kepada ekonomi normatif.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 50
BAB. IV. KEGUNAAN (UTILITY)
4.1. Pengertian
Dalam pengertian lebih spesifik Ilmu Ekonomi dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi dalam
memaksimumkan masing-masing tujuan pelaku. Ke dalam pelaku
ekonomi ini termasuk individu (konsumen), produsen, dan pemerintah.
Perilaku individu berkaitan dengan usaha memilih alternatif pemenuhan
kebutuhan barang dan jasa yang harus dilakukannya guna memenuhi
kebutuhan.. Barang disebut mempunyai kegunaan karena mampu
memberi kepuasan kepada konsumen, baik karena keberadaan fisik
yang nyata (tangible), maupun karena sifat yang tidak nyata (intangible).
Kegiatan menghabiskan kegunaan suatu barang disebut sebagai
konsumsi, sebaliknya kegiatan yang mengakibatkan menciptakan atau
menambah keguanaan suatu barang maupun jasa disebut sebagai
produksi.
Mengapa orang melakukan kosumsi? Pertanyaan ini sederhana,
namum untuk memahami perilaku konsumsi, perlu diketahui penjelasan-
penjelasan yang berkaitan dengannya.
a. Penjelasan Sosio-PsikiatrikSeperti yang diharapkan, Psikiater dan Psikolog mampu
menjelaskan tingkah laku manusia di pasar. Sigmund Freud, orang
pertama yang mampu menjelaskan bahwa orang selalu berusaha
keras untuk mencapai konsumsi yang lebih tinggi untuk menjamin
berbagai kebutuhan seperti: keselamatan, sex, dan kebutuhan ego. Hal
ini terbukti dari berbagai kenyataan, banyak orang membuat atribut-
atribut barang untuk kebutuhan tertentu. Ahli sosiologi melengkapi
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 51
penjelasan ini tentang tingkah laku konsumen, Llyoed Warner dan David
Riesman menjelaskan bahwa untuk tetap terkenal, bagi orang awam
hal dilakukan dengan mengkonsumsi barang dan jasa secara mencolok,
misalnya dengan mobil yang banyak, perhiasan serta pakaian terbaru
merupakan identik dengan pengakuan tersebut, sehingga lebih
meningkatkan tingkat konsumsi kita.
Sudah barang tentu tidak semua konsumsi didasarkan kepada
kebutuhan ego. Kebutuhan makanan dimaksudkan karena perasaan
lapar bersifat kebutuhan fisik. Sama halnya dengan pakaian dan
perumahan diperlukan untuk keselamatan dan layanan.
b. Penjelasan Ekonomi. Teori Sosio-Psikiatrik mampu menjelaskan mengapa konsumen
mempunyai keinginan terhadap barang-barang tertentu, tetapi mereka
tidak dapat menjelaskan serta menentukan barang mana yang benar-
benar dibeli. Keinginan merupakan langkah pertama dalam proses
konsumsi. Untuk mendapatkan barang dan jasa orang harus mempunyai
sejumlah uang untuk mendampingi keinginan. Produsen akan berupaya
memperoleh uang tersebut dengan menawarkan barang dan jasa yang
mempunyai nilai guna (utiliti) yang diharapkan oleh konsumen. Dalam
kaitan ini produsen harus menciptakan permintaan. Pemintaan
mengandung arti kerelaan dan kemampuan membeli barang dan jasa.
Banyak orang yang mempunyai keinginan kuat tidak tidak mempunyai
kemampuan dan kerelaan yang nyata untuk membeli. Produsen akan
berupaya mempengaruhi perilaku konsumen agar mereka mau
membelanjakan uang yang mereka miliki, atau mengkonsumsi.
Demikianlah alasannya mengapa orang melakukan konsumsi. Harus
diakui memang bahwa perilaku konsumsi konsumen dewasa ini banyak
ditentukan oleh tindakan-tindakan progresif produsen.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 52
4.2. Pengukuran Teori ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
perilaku pelaku ekonomi baik individu, lembaga, maupun bisnis baik
dalam tindakan mengkonsumsi maupun berproduksi. Masing-masingnya
bekerja dengan prinsip-prinsip yang sama, walau tujuannya adalah
berbeda.
Individu dalam kehidupannya sehari-hari, perkerjaannya bukan hanya
mengkonsumsi barang dan jasa, tapi dia dapat menggunakan haknya
untuk mempengaruhi pemerintah mengeluarkan kebijakan tertentu, untuk
hal-hal yang mereka inginkan maupun tidak. Dalam kaitan ini individu
setidaknya memainkan tiga peranan.
1. Sebagai konsumen
Individu mengkonsumsi, menghabiskan nilai guna sejumlah barang
agar kebutuhannya dapat terpuaskan. Sebagai konsumen perilaku
mereka mengkonsumsi, dan kegiatan-kegiatan mereka ini pada
gilirannya menentukan berapa banyak jumlah baranga maupun jasa
yang diproduksi produsen.
2. Penyedia jasa produktif. Sebagai faktor produksi Individu menyediakan
faktor produksi yang disebut sebagai tenaga kerja (labour). Dia harus
memutuskan berapa lama bekerja untuk memperoleh upah. Di
samping pertimbangan kepuasan atas barang dan jasa yang
dikonsumsi, dia juga mempertimbangkan berapa lama dia harus
beristrahat. Tindakan-tindakan ini seperti tindakan di atas juga
menentukan terhadap perekonomian secara keseluruhan.
3. Individu memainkan peranannya dalam hal politik untuk memilih
wakil-wakilnya yang pada akhirnya wakil ini menentukan kebijakan
pembangunan ekonomi yang akan menguntungkan.
Dengan penjelasan di atas, harus diingat bahwa ketiga peran
tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.. Individu dalam
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 53
tindakannya selalu diasumsikan mencari kepuasan yang paling tinggi,
sehingga beberapa ekonom menyebut bahwa individu sebagai
"Economic man" (Homo Economicus) yang melihat konsumen cenderung
sebagai orang yang haus untuk menghabiskan barang dan jasa saja.
Sebelum menentukan dan memprediksi bagaimana perilaku
konsumen, terlebih dahulu harus dipahami aksioma. Aksioma adalah
ketentuan-ketentuan, atau kebenaran-kebenaran yang mendasari
pengamatan, topik, atau permasalahan tertentu. Aksioma dasar
perilaku konsumen ialah tentang konsep prefensi. Bila seketika individu
menyatakan A lebih baik dari B, maka konsumen akan yakin bahwa
dengan memiliki sejumlah A akan lebih memberikan kepuasan lebih
besar, daripada memiliki sejumlah B. Prefensi ini mempunyai dua sifat
utama.
I. Completeness. Bila didapati dua situasi A dan B, individu harus selalu
mampu menentukan salah satu alternatif (pilihan) berikut:
a. A lebih disukai dari B;
b. B Lebih disukai dari A; dan
c. A dan B sama menariknya.
Dalam kaitannya dengan pemilihan, maka perilaku konsumen tidak
akan menemukan kondisi tidak mempunyai pilihan, konsumen harus
mampu.
II. Transitivity. Bila individu menyatakan bahwa A lebih disukai dari B,
dan B lebih disukai dari C maka harus berlaku ketentuan bahwa A lebih
disukai dari C.
Analisis tentang utility dalam teori ekonomi didasarkan kepada
asumsi-asumsi di atas. Selanjutnya, utility yang dalam terjemahan
Indonesia dikenal dengan kegunaan, menunjukkan sifat produk baik
fisik maupun bukan fisik yang mampu memberikan kepuasan pada
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 54
konsumen. Kepuasan yang diberikannya membuat kebutuhan tertentu
dapat dipenuhi pada jangka waktu tertentu pula.
Individu selain mampu menentukan pilihan juga diasumsikan
memberi kepuasan yang dominan, atau mencari utility yang paling
tinggi. Dalam kaitan antara utility dengan kepuasan, disadari bahwa utility
suatu barang terhadap individu tidak saja dipengaruhi oleh barang yang
bersangkutan tapi juga oleh sikap psikologis, pengaruh kelompok,
pengalaman pribadi, dan lingkungan secara umum. Walau ini disadari
dengan baik oleh ekonom, faktor yang menentukan kepuasan
disederhanakan yaitu jumlah barang yang dikonsumsi.
Asumsi Perlu dibuat asumsi bahwa tujuan individu adalah untuk
memaksimumkan kepuasan atas sejumlah barang dan jasa. Untuk itu
dianggap faktor lain konstan. Secara teoritis dinyatakan bahwa utility,
kegunaan (U) suatu barang tergantung kepada jumlah barang yang
dikonsumsi dan faktor-faktor lain, seperti dinyatakan berikut.
U = f (X1,X2,.... Xn; lain-lain)
Faktor lain-lain ini mengingatkan kita bahwa ada faktor-faktor selain
barang yang mempengaruhi, tapi ini dianggap konstan. Seperti selera,
konsumsi diwaktu yang akan datang dan jumlah pendapatan. Sehingga
fungsi utility dapat dinyatakan lebih spesifik lagi bahwa konsumsi dalam
penganalisisannya hanya ditentukan jumlah barang dan jasa yang
dikonsumsi.
Utility = f (X1,X2,X3,.... Xn), kemudian
jika hanya menyangkut dua barang: Utility = f(X,Y)
Pernyataan di atas jelas secara implisit menunjukkan keadaan
ceterus paribus, yaitu suatu ketentuan hanya berlaku apabila faktor lain
yang mempengaruhi dianggap konstan. Kembali kepada pengertian
abstraksi dalam pendahuluan, dalam keadaan seperti ini kegiatan
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 55
abstraksi dilakukan agar lebih nyata melihat hubungan antara U dengan
kepuasan yang diperoleh.
4.3. Pendekatan
Permasalahan pertama yang muncul adalah bagaimana menghitung
utility, dalam arti bagaimana menyatakan besarnya utility. Sesuai
dengan itu dikenal dua pendekatan yakin a) pendekatan kardinal, dan
b) pendekatan ordinal.
a) Pendekatan kardinal
Pendekatan ini berusaha mengkuantifikasikan, memberi bobot
berupa angka terhadap kepuasan yang mungkin diperoleh. Dalam
contoh klasik dikatakan bahwa kepuasan individu, seorang pelari atas
minuman yang diberikan padanya akan berkurang dari botol pertama,
kedua, hingga botol terakhir. Contoh di atas dapat dinyatakan dalam
tabel berikut:
Tabel 1. Hubungan antara total utility, marginal utility atas botol minuman.
Jumlah (Botol)
(1)
Kepuasan
Total (TU)
(2)
Marginal Utility
(MU)
(3)
1
2
3
4
5
6
10
19
26
32
35
35
10
---- 9
---- 7
---- 6
---- 3
---- 0
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 56
Dari tabel di atas dapat dijelaskan konsep-konsep berikut. Total
utility (TU) menunjukkan kepuasan total yang diperoleh karena
mengkonsumsi sejumlah barang yang dalam hal ini adalah minuman,
untuk dua botol minuman total utility yang diperoleh adalah 19.
Sedangkan marginal utility menunjukkan tambahan utility atau tambahan
kepuasan yang diperoleh atas setiap pertambahan satu botol minuman.
Secara empiris diakui bahwa setiap pertambahan botol minuman akan
memberikan kepuasan yang semakin berkurang. Kenyataan ini
menunjukkan berlakunya hukum "The law deminishing marginal utility"
yang mengatakan bahwa tambahan kepuasan yang dihasilkan oleh
setiap pertambahan unit barang yang dikonsumsi berturut-turut semakin
lama semakin berkurang. Secara grafis hal ini dapat dilihat pada grafik
berikut.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 57
35 TU 32
26
19
10
MU
0 1 2 3 4 5 6
Gambar 4. Hubungan antara Total Utility dengan Marginal Utility
Keterangan: TU = Total utilityMU = Marginal utilityQ = Jumlah barang yang dikonsumsi
Keabsahan pendekatan kardinal di atas disertai dengan asumsi-asumsi
berikut:
1. Rationality. Konsumen tujuannya adalah memaksimumkan
kepuasan atas kendala yang dihadapinya, yaitu pendapatan.
Pendapatan yang terbatas mengakibatkan alternatif yang terbatas pula
dalam mengkonsumsi.
2. Cardinal utility. Kepuasan yang diberikan oleh barang yang dikonsumsi
dapat dinyatakan dalam angka.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 58
3. Constant marginal utility of money. Tambahan uang yang digunakan
untuk membeli barang dan jasa setiap unit akan menghasilkan
tambahan utility yang sama.
4. Deminishing marginal utility. Utility yang diperoleh atas barang yang
dikonsumsi berturut-turut nilainya akan menurun.
5. Total utility yang diperoleh atas mengkonsumsi sejumlah barang
tergantung pada jumlah masing-masing barang barang yang
dikonsumsi.
Kritik Terhadap Pendekatan Kardinal
Salah satu kelemahan utama pendekatan kardinal adalah
bahwa asumsi yang menyatakan bahwa kepuasan dapat diukur atau
dinyatakan dalam angka sangat diragukan dapat berjalan secara objektif.
Pendekatan ini diprakarsai oleh Walras yang memberi satuan kepuasan
dalam ukuran yang disebutnya sebagai "utils" sulit diterima. Asumsi yang
menyatakan bahwa adanya "Constant marginal utility of money" juga
sangat tidak realistis. Karena pada kenyataannya bila pendapatan
meningkat maka marginal utility uang juga akan berubah. Oleh karena
kelemahan-kelemahan demikian maka muncul pendekatan ordinal
b) Pendekatan yang ordinal
Asumsi-asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah:
1. Rationality. Konsumen diasumsikan rasional, tujuannya
memaksimumkan kepuasan atas pendapatan dan harga yang
berlaku.
2. Utility dinyatakan secara ordinal. Individu mampu memberi rank,
memberi mana yang lebih baik atas sejumlah barang yang
ditawarkan kepadanya.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 59
3. Deminishing marginal rate of substitution. Ketentuan ini
dinyatakan dalam kurva indefferent yang menunjukkan besarnya
satu komoditi yang harus dikorbankan untuk memperoleh komoditi
lain.
4. Jumlah utility yang dapat diperoleh tergantung pada jumlah barang
yang dikonsumsi.
5. U = f(X1, X2,..... Xn)
6. Konsistensi pilihan dan transitivitas. Konsistensi menunjukkan bila
A > B, maka B > A, dan selanjutnya. Bila A > B, dan B > C, maka A
> C.
4.4. Kurva IndiferenKurva indiferen merupakan pendekatan grafis yang menun
jukkan tempat berbagai kombinasi barang yang memberi kepuasan yang
sama. Akibatnya individu akan merasa indifferent (tidak berbeda)
kepuasannya pada setiap kombinasi barang yang berbeda sepanjang
kurva indiferen. Misalkan konsumen menghadapi dua barang yang harus
dikonsumsi yaitu x dan y.
U = f(X,Y)
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 60
Dengan demikian dapat dibuat kurva indiferen sebagai berikut.
X
I1
Io
O Y
Gambar 5. Indiferent curve untuk Barang X dan Y
Keterangan: Kurva indiferen dengan dua kebutuhan ( Y dan X)
Slope IC (indefferent curve) disebut sebagai marginal rate of
substitution (MRS xy) yang menunjukkan berapa jumlah X yang harus
dikorbankan, tidak dikonsumsi, untuk memperoleh tambahan Y dengan
catatan bahwa konsumen tetap berada pada kepuasan sama. Slope
kurva indiferen adalah negatif, yang didasarkan keada kenyataan bahwa
bila konsumsi terhadap barang X ditambah, maka konsumsi terhadap Y
harus dikurangi. Pergerakan yang berlawanan demikian ditandai
dengan slope negatif.
Dalam hubungan demikian maka dikenal adanya tingkat subtitusi
antara barang X dan Y yang tetap, menunjukkan kepuasan yang
sama. Hubungan ini dikenal dengan marginal rate of substitution, yaitu
tingkat subtitusi antara barang X dan barang Y yang memberikan
kepuasan yang sama kepada konsumen.
MRSx,y = - dy/dx
Sifat-sifat kurva indiferen
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 61
1) Slopenya negatif, yang berarti untuk menambah X, Y harus
dikurangi, bila konsumen tetap ingin berada pada kepuasan
maksimum.
2) Semakin jauh dari titik asal, semakin tinggi kepuasan yang
ditawarkan, karena semakin banyak barang yang dikonsumsi, lihat
pada Gambar sebelumnya pergerakan dari Io ke I1.
3) Idefferent curve tidak berpotongan satu dengan lainnya, karena
bila berpotongan, maka ada dua titik yang menunjukkan kepuasan
yang sama, dan ini melanggar asumsi yang lain sebagaimana
dinyatakan dalam poin 2.
4) Indefferent curve cekung ketitik awal. Ini menunjukkan slope IC
menurun, bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.
Secara grafis proses penunjukkan tingkat kepuasan yang dicapai
oleh konsumen ditentukan oleh dua garis yaitu garis IC dan garis belanja
(budget line). Anggaran belanja menunjukkan uang yang dimiliki yang
akan digunakan membeli barang X dan Y. Dalam analisis yang
digunakan disumsikan bahwa uang harus dibelanjakan seluruhnya.
Dengan demikian anggaran belanja untuk dua jenis kebutuhan dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Y = Px X + Py YY = Pendapatan
Px = Harga barang X
Py = Harga barang Y
Secara grafis keseimbangan dapat ditunjukkan oleh persinggungan
antara IC dengan anggaran belanja sebagaimana pada kurva berikut.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 62
X
IC
I Y
0
Gambar 6. Kepuasan optimal, persinggungan antara garis belanja dan IC
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 63
BAB. V. PERMINTAAN
5.1. Pengertian
Istilah permintaan mempunyai arti yang spesifik bagi ahli ekonomi
yang berbeda dari penertian umum. Permintaan didefinisikan sebagai
suatu daftar yang menunjukkan bermacam-macam jumlah barang dan
jasa dimana konsumen mau dan mampu membelinya pada masing-
masing harga yang spesifik dalam sebuah urutan harga yang
memungkinkan, selama periode waktu yang spesifik. Permintaan secara
sederhana menggambarkan sebuah urutan kemungkinan-kemungkinan
alternatif yang dapat dibuat dalam bentuk tabel. Ini menunjukkan
kuantitas produk yang akan diminta pada bermacam-macam harga,
dimana semua faktor yang mempengaruhinya dianggap tetap. Adalah
tepat dan kadang lebih berguna untuk memandang permintaan dari
hubungan titik kuantitas. Yaitu, dengan mengganti pertanyaan berapa
kuantitas yang dapat dijual pada bermacam-macam harga, dengan
pertanyaan berapa harga yang diperoleh dari konsumen pada
bermacam-macam kuantitas barang.
Hubungan antara permintaan dengan jumlah barang yang diminta
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. 2. Hubungan antra harga dengan jumlah barang yang diminta
Harga Jumlah barang diminta
5 4321
1020355580
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 64
Suatu hal yang perlu dicatat dari definisi yang dikemukakan adalah
adanya kemauan dan kemampuan, karena kemauan saja tidaklah
efektif dalam pasar.
Seseorang mungkin berkeinginan untuk membeli sebuah parabot,
tapi keinginan tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli, yaitu
yaitu seumlah uang, ini tidak akan efektif. Permintaan secara sederhana
adalah sebuah tabel pernyataan dari rencana atau perhatian pembeli
untuk membeli sebuah produk, bukan merupakan transaksi pembelian
yang telah dilakukan oleh konsumen. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa ada dua bentuk permintaan yaitu, permintaan
potensial dan efektif.
Permintaan potensial baru berupa keinginan dari sekelompok
orang, satu lokasi pasar, sedangkan permintaan efektif adalah permintaan
yang diikuti oleh daya beli. Walau dalam pengertian pasar kedua jenis
permintaan ini tergolong kepada pengertian pasar. Sering pengertian
pasar dan permintaan tumpang tindih, dipertukarkan (interchangeable).
5.2. Hukum permintaanKarakteristik dasar permintaan menyatakan bahwa semua faktor
yang mempengaruhi analisis dianggap tetap, sehingga jika harga turun,
jumlah barang dan jasa yang akan dibeli akan naik. Sifat ini dikenal
menjadi hukum permintaan. Mengamati hubungan antara jumlah
barang dengan harga terdapat sebuah hubungan yang berlawanan.
Hubungan yang berlawanan yang dalam ilmu matematika dikenal
dengan hubungan negatif.
Atas landasan apa hukum ini? Ada berapa pengalaman untuk menjawab
masalah ini.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 65
1. Akal sehat dan observasi sederhana konsisten dengan slope negatif
kurva permintaan. Orang pada umumnya cenderung melakukan
pembelian sebuah produk pada harga yang rendah melakukan pada
harga yang tinggi. Bagi konsumen, harga adalah sebuah rintangan
yang menahan mereka dari pembelian. Dengan rintangan yang
tinggi, maka produk yang mereka beli sedikit, dengan rintangan
harga yang rendah, mereka akan membeli dalam jumlah yang lebih
tinggi. Dengan kata lain, dengan harga yang tinggi konsumen tidak
berani membeli.
2. Dalam setiap periode waktu, pembeli sebuah produk akan
memperoleh kepuasaan atau manfaat yang lebih kecil dari setiap
pertambahan unit barang yang dikomsumsi sebuah produk. Contoh
"Semangkok Bakso" yang kedua akan memperoleh kepuasaan yang
sedikit bagi konsumen daripada yang pertama; yang ketiga lebih
sedikit lagi manfaat atau kegunaannya daripada kedua; dan
seterusnya. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa komsumsi
mempunyai sifat pertambahan kepuasan yang semakin berkurang
(Diminishing Marginal Utility).
3. Pada sebuah pengalaman yang lebih ringan hukum permintaan dapat
dijelaskan dalam istilah efek pendapatan dan substitusi. Efek
pendapatan menunjukkan bahwa, pada harga yang lebih rendah,
seseorang dapat membeli lebih banyak barang tanpa kehilangan
barang alternatif. Dengan kata lain, penurunan harga akan menaikkan
kekuatan pembelian seseorang. Oleh sebab itulah seseorang dapat
membeli lebih banyak daripada sebelumnya. Harga yang tingi
mempunyai efek yang berlawanan. Efek subsitusi menerangkan
bahwa, pada harga yang lebih rendah, seseorang memiliki dorongan
untuk untuk mengganti barang yang lebih murah dari barang yang
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 66
semacam yang sekarang relatif mahal. Konsumen cenderung untuk
menggatikan barang yang mahal dengan barang yang murah.
5.3. Kurva permintaanHubungan yang berlawanan antara harga dengan kuantitas barang
yang diminta dapat ditunjukkan pada grafik dua dimensi yang sederhana
dengan ukuran kuantitas permintaan pada sumbu horizontal dan harga
pada sumbu vertikal, sebagaimana pada kurva berikut.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 67
Px
5
4
3
2
1
Dx
0 10 20 30 40 50
Gambar 7. Hubungan antara Jumlah Barang yang diminta dengan harga
Masing-masing harga menunjukkan tingkat yang spesifik yang
berhubungan dengan kuantitas dimana konsumen bersedia membeli
jumlah tersebut. Dengan meletakkan masing-masing tingkat harga
pada sumbu vertikal dan jumlah barang yang diminta pada sumbu
horizontal, maka ditemukan berbagai kombinasi, pada garis atau kurva
spesifik antara harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva yang
dihasilkan adalah kurva permintaan dan dilambangkan D yang
mempunyai negatif.
Apa keuntungannya menggambar grafik dari daftar permintaan?
Keuntungan adalah bahwa dengan melihat grafik penjelasan tentang
hukum permintaan lebih mudah dimengerti dibanding penjelasan
melalui tabel atau penjelasan verbal, dalam bentuk kalimat.
5.4 Permintaan individu dan permintaan pasar Permintaan individu berkaitan dengan perilaku permintaan individu
terhadap barang maupun jasa tertentu. Hal ini mengingatkan kita pada
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 68
asumsi bahwa setiap individu mampu menentukan pilihan atas sejumlah
alternatif harga dan jumlah barang yang diminta, sehingga ia dapat
mengidentifikasi jenis, jumlah barang maupun jasa pada berbagai tingkat
harga. Jadi setiap individu mempunyai kurva permintaan. Sementara
permintaan pasar adalah penjumlahan jumlah barang yang diminta (Qx)
pada setiap harga. Misalnya diketahui informasi pada tabel berikut.
Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Tabel. 3 Hubungan antara harga dengan masing-masing permintaan A, B, dan C serta Permintaan Pasar.
Harga
Permintaan individu
A B CPermintaan pasar
A + B + C
5 10 15 20 45
4 20 20 25 65
3 30 35 35 100
2 45 40 40 125
1 50 45 40 135
Tabel di atas dapat dinyatakan dalam bentuk grafik. Secara geometris,
permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal masing-masing
(A,B,dan C) permintaan individu.
Grafik pertama akan memuat berbagai permintaan individu A,
B, dan C pada berbagai tingkat harga, yang disebut permintaan
individu. Kemudian permintaan pasar merupakan penjumlahan A+B+C
pada setiap tingkat harga. Proses penemuan gafik tersebut dapat dilihat
pada grafik berikut.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 69
P P P P
Da Db Dc
Dm
(A) (B) (C) Pasar
Gambar 8. Permintaan Individu dan permintaan Pasar
5.5. Faktor-faktor penentu permintaan
Pada waktu ahli ekonomi mencetuskan kurva permintaan, mereka
mengasumsikan bahwa harga faktor penentu yang paling penting.
Namun setelah melalui pengamatan yang lebih cermat, akhirnya diakui
terdapat berbagai faktor penentu permintaan selama harga barang itu
sendiri. Perubahan faktor-faktor ini akan mengakibatkan pergeseran
permintaan (Demand Shifting).
Faktor-faktor penentu dimaksud adalah:
1. Selera atau keinginan konsumen
2. Jumlah konsumen di pasar
3. Pendapatan konsumen
4. Harga barang-barang yang berhubungan
5. Harapan konsumen tentang harga dan pendapatan di masa datang
5.6. Perubahan dalam permintaanApa yang terjadi jika satu atau lebih faktor-faktor penentu
permintaan berubah? Suatu perubahan pada pergeseran kurva
permintaan dapat berbentuk Increase in demand quantity yaitu apabila
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 70
konsumen pada harga yang sama bersedia membeli jumlah barang yang
lebih banyak. Sebaliknya, decrease in demand quantity (penurunan
permintaan) apabila konsumen pada harga yang sama menurunkan
jumlah barang diminta.
Berikut ini penjelasan tentang faktor penentu (determinan) permintaan.
1. Selera Suatu perubahan pada selara konsumen atau keinginan yang
menguntungkan pada suatu produk-produk mungkin didorong oleh iklan
atau perubahan-perubahan gaya akan berarti bahwa lebih banyak
permintaan pada setiap harga; yaitu, permintaan akan naik. Suatu
perubahan yang tidak menguntungkan pada keinginan konsumen akan
menyebabkan permintaan turun, pergeseran kurvanya ke kiri.
2. Jumlah pembeli Pada kenyataan bahwa peningkatan jumlah konsumen di
pasar akan menyebabkan peningkatan permintaan. konsumen yang
lebih sedikit akan menyebabkan penurunan permintaan.
3. Pendapatan
Perubahan yang kuat dalam pendapatan terhadap
permintaan sedikit lebih kompleks. Pada banyak komoditi, peningkatan
pendapatan akan menyebabkan peningkatam permintaan. Sebaliknya,
permintaan terhadap suatu produk akan turun sebagai akibat turunnya
pendapatan. Komoditi-komoditi yang permintaannya barang yang
berhubungan langsung, berubah sesuai perubahan pendapatan
disebut barang normal atau superior sementara barang-barang yang
hubungannya berlawanan disebut sebagai barang inperior.
4. Harga barang berhubungan (substitusi)
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 71
Apakah perubahan harga barang yang berhubungan akan
meningkatkan atau menurunkan permintaan terhadap produk
tergantung pada sifat barang apakah barang tersebut tergolong subsitusi
atau komplemen. Contoh, mentega dan margarin adalah barang
subsitusi. Ketika harga mentega naik, konsumen akan membeli sedikit
mentega, dan hal ini menyebabkan permintaan terhadap margarin naik.
Sebaliknya, jika harga metega turun, konsumen akan membeli lebih
banyak mentega, menyebabkan permintaan margarin turun. Jika dua
produk merupakan subsitusi, harga barang yang satu dan permintaan
terhadap barang yang lain adalah saling mempengaruhi. Tetapi
pasangan produk lain yang merupakan barang komplemen; mereka
bersama-sama diminta.
Ketika dua komoditi merupakan komplemen, harga barang yang satu
dan permintaan untuk barang yang lain saling mendukung. Beberapa
pasang barang, tentunya tidak semuanya saling berhubungan, mereka
adalah barang bebas. Barang komplemen contohnya adalah sepatu
dengan kaos.
5. Harapan (Ekspektasi) Harapan konsumen tentang sesuatu seperti harga produk di masa
datang, persedian produk, dan pendapatan di masa datang dapat
mempengaruhi permintaan. Harapan konsumen bahwa harga akan
meningkat di masa datang mungkin mendorog mereka untuk membeli
sekarang untuk mengantisipasi kenaikan harga, dan begitu pula
dengan harapan peningkatan pendapatan mungkin konsumen akan
membatasi pengeluaran sekarang. Sebaliknya, harapan turunnya
harga dan pendapatan cenderung menurunkan permintaan terhadap
produk.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 72
Kita dapat meringkas dengan mengatakan bahwa peningkatan
permintaan terhadap produk X, pada masing-masing harga mungkin
dapat naik disebabkan oleh.
1) Perubahan yang menguntungkan dalam selera konsumen.
2) Peningkatan jumlah pembeli di pasar.
3) Peningkatan pendapatan jika produk X adalah barang inperior
atau penurunan pendapatan jika barang X adalah barang normal.
4) Peningkatan harga yang berhubungan dengan barang Y
penurunan harga barang yang berhubungan dengan barang Y
jika barang Y adalah komplemen barang X.
5) Harapan terhadap peningkatan harga dan pendapatan di masa
datang.
Sebaliknya penuurunan permintaan untuk produk X dapat
dihubungkan dengan hal-halberikut.
1) Perubahan yang tidak menguntungkan dalam selera.
2) Penurunan jumlah pembeli di pasar.
3) Peningkatan pendapatan jika produk X adalah barang inperior
atau penurunan pendapatan jika produk X adalah barang normal.
4) Kenaikan harga yang berhubungan produk Y jika produk Y
adalah barang koplementer produk X atau penurunan harga yang
berhubungan dengan produk Y jika produk Y adalah barang
subsitusi produk X.
5) Harapan terhadap penurunan harga dan pendapatan dimasa
datang.
5.6. Pergeseran kurva permintaan Analisis kurva permintaan diperhadapkan dengan dua buah
peregerakan. Pergerakan pertama adalah pergerakan sepanjang kurva
permintaan (change in demand curve), yang menunjukkan adanya
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 73
perubahan jumlah barang yang diminta. Pergerakan ini dikarenakan
adanya perubahan harga barang yang diminta. Sementara itu,
pergerakan kedua adalah adanya pergeseran kurva permintaan, baik ke
kiri maupun ke kanan. Pergerakan ini dikarenakan adanya perubahan
determintan perminataan selain harga.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 74
Kedua pergerakan ini dapat dilihat pada Kurva berikut.
P
5
4 D1
Do
0 10 17 28 Q
Gambar 9. Dua jenis pergerkan kurva permintaan, pergerakan sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva permintaan.
Memperhatikan gambar di atas maka didapat dua bentuk
pergerakan . Pergerakan pertama adalah pertambahan jumlah barang
yang diminta karena adanya perubahan harga. Sementara pergerakan
kedua adalah karena adanya perubahan pada asumsi-asumsi
permintaan, yang ditunjukkan dari perubahan Do menjadi D1
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 75
BAB. VI. PENAWARAN
Penawaran dapat diartikan suatu daftar yang menunjukkan
bermacam-macam jumlah suatu produk dimana produsen mau dan
mampu memproduksi dan menyediakan untuk dijual di pasar pada tiap-
tiap harga yang spesifik dalam sebuah urutan harga yang
memungkinkan, selama beberapa periode waktu yang spesifik.
Daftar penawaran ini menggambarkan suatu rangkaian alternatif yang
memungkinkan bagi produsen. Kurva penawaran memberitahukan
kepada kita tentang jumlah suatu produk yang akan ditawarkan kepada
konsumen bermacam-macam harga, dimana semua faktor-faktor yang
mempengaruhi dianggap tetap (ceterus paribus).
6.1 Hukum penawaranJika harga naik, kuantitas penawaran naik; jika harga turun,
kuantitas penawaran turun. Hubungan ini disebut hukum penawaran.
Secara sederhana dapat diketahui bahwa produsen-produsen
berkeinginan untuk memproduksi dan menawarkan produk yang lebih
besar pada harga yang tinggi, daripada harga yang rendah. Mengapa ?
Harga menjadi suatu rintangan dari posisi standar konsumen. Rintangan
harga yang tinggi berarti bahwa konsumen konsumen akan membeli
relatif sedikit. Semakin rendah rintangan harga, lebih banyak konsumen
yang akan membeli di satu pihak. Produsen di lain pihak, menerima
harga produk akhir. Bagi seorang penawar, harga adalah pendapatan
perunit dan karena itu pendorong untuk memproduksi atau menjual
sebuah produk, pendorong yang lebih besar untuk memproduksi dan
menawarkan di pasar.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 76
6.2 Faktor-faktor penentu penawaran
Dalam diskusi tentang penawaran, ahli ekonomi mengasumsikan
bahwa harga adalah faktor penentu utama. Tetapi, seperti kurva
permintaan, kurva penawaran berpatokan pada asumsi yaitu, kurva
penawaran digambarkan atas suatu perkiraan dimana faktor-faktor
penentu tertentu selain uang dari sejumlah penawaran cenderung tidak
berubah. Perkiraan tidak menunjukkan peristiwa yang sebenarnya,
sehingga tabel permintaan maupun penawaran tidak sama dengan jumlah
barang yang dibeli atau yang dijual.
Jika beberapa faktor-faktor penentu selain harga, mengalami
perubahan, maka kurva penawaran akan berubah, yang dapat bergeser
ke kiri atau kekanan. Atau menunjukkan peningkatan penjualan atau
penurunan. Pergeseran ke kanan menunjukkan kenaikan penawaran;
produsen menawarkan lebih banyak kuantitas produk pada tiap-tiap
harga yang memungkinkan. Pergeseran ke kiri, menunjukkan sebuah
penurunan penawaran; penawar menawarkan lebih sedikit pada tiap-
tiap harga. Faktor-faktor penentu yang mendasar selain harga
penawaran adalah.
1. Harga sumber daya
2. Tehnik produksi
3. Pajak dan subsidi
4. Harga barang yang lain
5. Harapan pada harga
6. Jumlah penjual di pasar
Kurva penawaran dibuat berdasarkan tabel penawaran. Misalnya tabel
penawaran suatu barang pada berbagai harga adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Jumlah Barang yang siap dijual dengan harga
barang
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 77
Harga Jumlah Yang Ditawarkan
54321
605035205
Pada sumbu vertikal adalah harga, sedangkan pada sumbu
horizontal adalah jumlah barang yang ditawarkan. Tabel di atas
menunjukkan alternatif tindakan produsen untuk menjual jumlah barang
pada berbagai tingkat harga. Dalam kaitannya dengan dimensi waktu,
maka jumlah yang ditawarkan dapat berbeda dengan waktu yang
berbeda pada tingkat harga yang sama. Keadaan di atas dapat diplot
dalam kurva penawaran berikut.
P S
5
4
3
2
1
O 5 20 35 50 60
Q
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 78
Gambar 10. Hubungan antara jumlah barang yang dijual dengan harga
Keterangan:S = Suplai, p = hargaQ = Jumlah barang yang ditawarkan
Kurva di atas menunjukkan hubungan yang searah antara harga
dengan jumlah barang yang ditawarkan. Semakin tinggi harga, maka
jumlah barang yang ditawarkan semakin tinggi. Hubungan yang searah
disebut berslope positif. Keadaan ini tentu berbalik dengan sifat kurva
permintaan.
6.3 Perubahan-perubahan dalam penawaran
Mari kita mempertimbangkan efek perubahan pada tiap-tiap faktor
penentu (determinan) penawaran.
1. Harga sumber daya Seperti yang ditunjukkan dalam penjelasan hukum penawaran,
hubungan antara biaya produksi dan penawaran suatu hubungan yang
erat sekali. Sebuah kurva penawaran suatu perusahaan disusun
berdasarkan biaya produksi; suatu perusahaan harus menerima harga
yang lebih tinggi untuk menambah unit-unit outputnya, karena unit-unit
tambahan membutuhkan biaya. Ini menunjukkan bahwa penurunan
harga sumber daya akan memperendah biaya produksi dan menekan
penawaran, yaitu, menggeser kurva penawaran ke kanan. Sebaliknya,
suatu kenaikan harga input akan menaikkan biaya produksi dan
menurunkan penawaran, yaitu menggeser kurva penawaran ke kiri.
2. TeknologiKemajuan teknologi berarti bahwa penemuan ilmu pengetahuan,
yang berakibat kepada penerimaan biaya produksi sebagai akibat
peniingkatan produktivitas. Semakin tinggi, atau maju teknologi yang
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 79
digunakan, maka semakin rendah biaya produksi. Pada akhirnya semakin
tinggi pula kemungkinan perusahaan untuk menawarkan barangnya.
3. Pajak dan subsidi Perusahaan menganggap sebagian besar pajak merupakan biaya.
Karena itu, kenaikan pajak penjualan atau pajak kekayaan akan
menaikkan biaya dan menurunkan penawaran. Sebaliknya, dengan
pengaruh subsidi. Jika pemerintah mensubsidi produksi dari beberapa
barang, akan berpengaruh menurunkan biaya dan menaikkan
penawaran.
4. Harga barang yang lain Perubahan-perubahan harga dari barang lain juga dapat
menggeser kurva penawaran sebuah produk.
5. Harapan
Harapan yang dititikberatkan pada harga di masa datang dapat juga
mempengaruhi kemauan produsen untuk menawarkan produknya.
Adalah sulit, untuk menyamaratakan perhatian arahnya harapan,
bahwa harga-harga yang tinggi akan mempengaruhi kurva penawaran
dari sebuah produk pada masa sekarang.
6. Jumlah penjual Kecenderungan skala dari operasi tiap-tiap perusahaan,
jumlah penawar yang lebih besar. Jika perusahaan menjadi industri,
kurva penawaran akan bergerak ke kanan. Jumlah perusahaan
industri yang lebih sedikit. Ini berarti bahwa jika perusahaan beralih dari
industri, kurva penawaran akan bergeser ke kiri.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 80
6.4 Perubahan-perubahan dalam kuantitas penawaran
Perbedaan antara perubahan penawaran dan perubahan dalam
kuantitas penawaran sama dengan perubahan dalam permintaan dan
perubahan dalam kuantitas permintaan. Perubahan penawaran dapat
meliputi seluruh kurva penawaran, atau pergeseran kurva penawaran.
Penyebabnya adalah karena adanya perubahan determinan penawaran.
"Pergeseran Penawaran" berarti seluruh daftar barang yang akan dijual
berubah dan kurva bergeser. Perubahan dalam kuantitas penawaran, di
lain pihak, menunjukkan pergerakan dari satu titik lain pada kurva
penawaran yang sama. Penyebabnya adalah karena perubahan harga
barang yang bersangkutan.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 81
Chika
6.5. Penawaran dan permintaan: keseimbangan dasar (market equilibrum)
Sekarang kita gabungkan konsep penawaran dan permintaan
bersama-sama untuk melihat bagaimana interaksi keputusan membeli
konsumen dan keputusan menjual oleh produsen. Pada harga yang
lebih tinggi, produsen ingin menjual lebih dari keinginan konsumen, dan
akibatnya terjadi surplus. Pada harga yang lebih rendah, konsumen ingin
membeli lebih banyak dari kemauan produsen untuk menjual, akibatnya
terjadi kekurangan. Ketidaksesuaian dari penawaran penjual dan
permintaan pembeli, berturut-turut, akan mendorong harga ke arah yang
sama. Pada harga Rp.3, dan hanya pada harga ini, kuantitas dimana
produsen mau untuk memproduksi dan menawarkan di pasar sama
dengan sejumlah konsumen mau dan mampu untuk membeli.
Kita telah melihat bahwa surplus membuat harga turun dan
kekurangan menyebabkan harga naik. Dengan tidak adanya kekurangan
dan surplus, tidak ada alasan harga bergerak dari harga Rp.3. Ahli
ekonomi menyebut harga ini dengan harga equilibrium, berarti
"seimbang". Paca contoh kurva keseimbangan berikut, pada harga Rp.3,
jumlah barang yang ditawarkan dan diminta berada pada posisi
keseimbangan. Dalam kasus ini harga dan jumlah keseimbangan adalah
Rp.3 dan jumlah barang yang diminta adalah 7.000 unit
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 82
P
S
4
surplus E
3 D
2 shortage
O 7000 Q
Gambar 11. Keseimbangan antara jumlah barang yang diminta konsumen dengan barang yang siap dijual produsen (P=3; Q=7000).
Harga dan jumlah pada kondisi ekuilibrium menunjukkan
bekerjanya mekanisme pasar, adanya self correcting antara produsen
dan konsumen. Bila harga lebih tinggi atau lebih rendah akan
mengakibatkan terjadinya disequilibrium, yang menunjukkan bahwa
jumlah barang yang diminta konsumen dan yang siap dijual produsen
tidak sama. Kondisi kekurangan disebut sebagai shortage dan kelebihan
disebut sebagai surplus, barang banyak didapati di pasar, atau produsen
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 83
berlomba-lomba menawarkan barang. Kondisi surplus terjadi pada harga
yang lebih tinggi dari 3, dan kondisi kekurangan (shortage), tidak didapati
atau barang kurang di pasar terjadi pada harga lebih rendah dari 3.
Kedua kondisi ini tidak akan bertahan lama, karena baik produsen akan
saling menyesuaikan diri ke arah harga Rp 3.
6.6. Perubahan - perubahan dalam penawaran dan permintaanPosisi keseimbangan adalah posisi yang dinamis, berubah
sedemikian rupa sesuai dengan determinan permintaan dan penawaran.
Determinan permintaan antara lain yaitu fluktuasi selera atau pendapatan
konsumen, perubahan harapan konsumen, atau variasi dari harga
barang yang berhubungan. Di pihak lain, penawaran mungkin berubah
karena menanggapi perubahan-perubahan teknologi, harga sumber
daya, atau pajak. Analisis kita akan lengkap mempertimbangkan
perubahan-perubahan dalam penawaran dan permintaan pada harga
equilibrium. Di luar determinan tersebut, didapat perubahan sebagai
akibat dari camput tangan pemerintah. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut.
6.7. Campur tangan pemerintahTelah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam perekonomian yang
sebebas apapun selalu ada peranan pemerintah. Dalam diskusi ini secara
ringkas akan ada dua kemungkinan tindakan pemerintah, yaitu
menetapkan harga lebih tinggi dari harga ekuilibrium, atau menetapkan
lebih rendah.
a. Price CeilingsDalam kasus ini pemerintah menentukan batas tertinggi daripada
suatu produk. Kebijakan ini dilakukan pemerintah biasanya untuk
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 84
memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat tertentu untuk
dapat menikmati barang maupun jasa tertentu. Atau, lebih menolong
kelompok orang miskin. Price ceiling diterapkan cenderung kepada
peningkatan jumlah barang yang diminta, menurunkan jumlah barang
yang ditawarkan, dan membuat kelangkaan di pasar. Keadan ini dapat
dilihat pada kurva berikut.
P
S
Pe E
Pc
D
shortage
O Q1 Qe Q2
Keterangan: Pe : Harga ekuilibriumPc: Harga tertinggi (Price ceiling)
Dengan adanya Pc maka pasar mengalami kekurangan sebear
Q2-Q1. Produsen hanya inigin menjual sebesar Q1, sementara konsumen
pingin membeli sebesar Q2.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 85
b. Price Floor
Harga dasar adalah harga terendah yang harus diterapkan oleh
pembeli. Biasanya pemerintah melakukan ini dengan maksud membantu
produsen, umumnya petani. Kebijakan ini biasanya bertujuan untuk
jumlah barang yang ditawarkan, mengurangi jumlah barang yang diminta,
dan menciptakan market surplus. Keadan ini dapat dilihat pada kurva
berikut.
P
S
Pf Surplus
E
Pe
D
O Q1 Qe Q2
Keterangan: Pe : Harga ekuilibriumPf: Harga tertinggi (Price Floor)
Pemerintah menerpakan harga terendah sebesar Pf, akibatnya
produsen siap menjual sebesar Q2 di atas Q1 yang diminta oleh pasar.
Dalam kenyatannya kebijakan ini biasanya diikuti oleh inisiatif pemerintah
untuk membeli kelebihan pasar, agar tetap mempertahankan harga tinggi.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 86
Kedua kebijakan di atas biasanya dibarengi dengan kebijakan lain
seperti pemberian sangsi kepada produsen yang melanggar ketentuan
pemerintah, dengan tujuan agar keefektifan kebijakan dapat direalisir.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 87
BAB. VII. ELASTISTAS HARGA1. Pengertian
Terminologi elastisitas menunjukkan respon suatu variabel atas
perubahan variabel lain. Dalam telaah yang lebih bersifat keilmuan,
elastisitas dapat didefiniskan sebagai respon variabel dependen atas
perubahan variabel independen. Definisi ini jelas menunjukkan adanya
suatu ketentuan yang mengatur adanya hubungan antarvariabel. Dalam
ilmu ekonomi permasalahan elastisitas banyak dibicarakan pada topik
permintaan yang bertujuan mengamati bagaimana respon barang yang
diminta atas perubahan yang terjadi pada berbagai determinan (faktor-
faktor yang menentukan) permintaan. Namun sesungguhnya
permasalahan elastisitas juga terjadi pada bidang lain seperti misalnya
bidang produksi dan tenaga kerja dan lain-lain.
Persoalan teknis dalam elastisitas adalah bagaimana menghitung
besarnya dan pemberian makanyanya, untuk itu sebelum penghitungan
dimulai perlu diketahui hal-hal berikut.
1. Data yang digunakan dalam menghitung elastisitas dapat berupa
data berkala (time series) maupun data sesaat (cross section).
2. Dibutuhkan pengetahuan statistik sehingga bisa dipahami jenis dan
perilaku data.
3. Dibutuhkan pemahaman teori sehingga dapat diketahui mana
variabel independen dan mana variabel dependen.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 88
2. Jenis-jenis Elastisitas Dalam ilmu ekonomi ada banyak ukuran elastisitas, namun
ada beberapa sudah dikenal yaitu: 1) elastisitas harga, 2) elastisitas arkus
(arc), 3) elastisitas pendapatan, dan 4) elastisitas silang.
2.1. Elastisitas harga Elastisitas harga sering juga disebut sebagai elastisitas
permintaan. Elastisitas ini menunjukkan ketanggapan perubahan jumlah
suatu barang yang diminta karena terjadi perubahan harganya. Bila
perubahan harga yang terjadi dapat dinyatakan sedemikian kecil maka
elastisitas yang digunakan adalah elastisitas titik (point elasticity).
Sementara kalau perubahan yangmungkin terjadi dalam satuan bilangan
yang besar maka elastisitas yag digunakan adalah elastisitas arkus (arc
elasticity).
2.2. Elastisitas titik
Elastisitas didefinisikan sebagai persentase perubahan jumlah
barang yang diminta dikarenakan perubahan persentase perubahan
harga yang sangat kecil.
Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam persamaan kalkulus seperti berikut:
dq p ε = x (2) dp q
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 89
dq dp dq p ε = = x (1) q p q dp
Bila diketahui fungsi permintaan adalah Q = bo - b P1P, bedasarkan
persamaan 2 maka elasitisitas titiknya adalah sebagai berikut.
p -b1.
q
Secara grafis elastisitas titik dapat dinyatakan dalam Grafik berikut.
P
7 A
6 B
5 C
D 4
E 3
Dx 2
F
0 100 200 300 400 500 600 Qx
Keterangan: Dx = kurva permintaan, berbentuk linier
Q x = jumlah barang yang diminta
Px = harga barang yang bersangkutan
Dalam grafik di atas dapat dinyatakan bahwa secara grafis
elastisitas adalah hasil bagi antara perubahan garis horizontal dengan
perubahan garis vertikal. Perlu diingat bahwa koefisien daripada
elastisitas ini adalah negatif karena menunjukkan pergerakan yang tak
searah antara dua garis atau keadaan. Selanjutnya harus diingat bahwa
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 90
elastisitas tidak mempunyai satuan, walau sesungguhnya yang dalam
ukuran elastisitas yang menjadi perhatian adalah nilai mutlaknya.
Dengan demikian maka dapat dihitung masing-masing elastisitas pada
setiap titik pada garis permintaan.
dq p -100 5 ε = x = x = -5 dp q 1 100
Angka ini menunjukkan bahwa permintaan akan turun 5 persen untuk
setiap peningkatan harga 1 persen sementara faktor determintan
permintaan tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
1. Barang subtitusi; permintaan terhadap barang X akan lebih elastik
bila terjadi perubahan harganya dibanding dengan barang Y yang
tidak mempunyai barang subtitusi.
2. Sifat kebutuhan yang dipenuhi oleh barang tersebut; barang yang
sifatnya menjadi barang luks akan lebih elastis dibanding dengan
barang yang sifatnya kebutuhan pokok.
3. Periode waktu, dalam jangka panjang permintaan terhadap suatu
barang akan lebih bersifat elastis dibanding dengan jangka
pendek. Karena, pada jangka pendek seorang konsumen tidak
akan segera melakukan perubahan permintaan dibanding dengan
jangka panjang dimana konsumen sudah melakukan persiapan
perubahan permintaan.
4. Jumlah barang yang dikonsumsi. Bila barang yang dikonsumsi
daam jumlah yang sedikit akan kurang elastis dibanding dengan
barang yang dikonsumsi banyak terhadap perubahan harganya.
5. Jumlah pendapatan yang dialokasikan kepada barang tersebut.
Semakin banyak jumlah pendapatan yang dialokasikan ke barang
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 91
tersebut maka permintaan akan lebih elastisitas dibanding dengan
barang yang pengalokasian belanjanya lebih sedikit.
Mengkaitkan berbagai bentuk elastisitas harga, yang diturunkan dari
kurva permintaan, maka akan diperoleh berbagai bentuk kurva
permintaan dengan elastisitas yang berbeda-beda. Dalam kaitan ini ada
lima bentuk umum elastisitas harga seperti terlihat pada Gambar berikut.
p p p p p
D D D D D
O Q O Q O Q O Q O Q
(a) Perfectly Elastic (b) Relativly elastic (c) Unitary el astic (d) Relatively inelastic (e) Perfectly
inelastic
E = ; E > 1 E = 1 E < 1 E = 0
Gambar 12. Lima kemungkinan kondisi teoritis elastisitas harga
Dari kelima bentuk di atas patut dicatat dua bentuk yang ekstrim
yaitu E tidak terhingga () dan E = 0. Bentuk pertama menunjukkan
keadaan perubahan jumlah barang yang diminta selalu berubah-ubah
walau tidak terjadi perubahan harga, sebaliknya bentuk kedua
menunjukkan perubahan yang tetap walau terjadi perubahan harga.
2.3. Elastisitas Arkus
Elastisitas ini sering juga disebut sebagai elastisitas rata-rata, karena
menunjukkan perubahan dua buah titik.
Rumus yang digunakan menghitung elastisitas ini adalah
dq p1 + p2 /2
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 92
ε = x (3) dp q1 +q2 /2
q2 - q1 p2 + p1 /2 ε = x
p2 - p1 q2 +q1 /2
q2 - q1 p2 + p1
= x p2 - p1 q2 +q1
Dengan memakai formula (3) dalam menghitung elastisitas arkus dari titik
C ke F dapat dihitung
q2 - q1 p2 + p1 300 - 200 4 + 3 ε = x = x = -1.14 p2 - p1 q2 + q1 4 - 3 200 + 300
Dengan cara yang sama kita juga memperoleh hasil yang sama ε
apabila kita menghitung elastisitas dari titik F ke titik C.
q2 - q1p2 + p1 200 - 300 4 + 3 ε = x = x = -1.14 p2 - p1 q2 + q1 4 - 3 200 + 300
Apa yang ditunjukkan kedua elastisitas ini adalah perubahan 1 persen
harga, dalam ukuran rata-rata, mengakibatkan perubahan 1.4 persen
jumlah barang X yang diminta. Perhatikan bahwa nilai -1.4 berada di
antara -1 dan -2 sebagaimana diperoleh dari elastisitas titik. Dalam
pertimbangan besarnya elastisitas ini maka dikenal berbagai jenis barang.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 93
1) Barangnormal; apabila persentase perubahan jumlah barang yang
diminta sama dengan persentase perubahan harga, ini dikenal juga
sebgai elastisitas unity;
2) Barang given; jumlah barang yang diminta tidak akan berubah
walaupun terjadi perubahan harga barang; dan
3) barang inferior, jumlah barang yang dikonsumsi akan berkurang karena
adanya pertambahan pendapatan.
2.4. Elastisitas PendapatanElastisitas pendapatan menunjukkan perubahan jumlah barang yang
diminta karena adanya perubahan pendapatan. Elastisitas dapat
dinyatakan dalam rumus berikut.
dq dy dq y ε = / = x qx y q dy
Elastisitas ini dapat digunakan untuk melihat apakah suatu barang itu
barang normal atau bukan.
Barang normal adalah brang yang permintaannya akan bertambah
kalau terjadi perubahan pendapatan. Untuk barang luks elastisitas akan
lebih besar dan untuk barang yang sifatnya untuk kebutuhan dasar
elastisitas < 1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas pendapatan
a. Sifat kebutuhan yang dipenuhi oleh barang tersebut
b. Tingkat pendapatan awal suatu negara, pada awal perkembangan
suatu negara permintaan terhadap barang tertentu akanberbed
setelah negara tersebut mengalami kemajuan ekonomi
2. Periode waktu, periode jangka pendek atau jangka panjang akan
menentukan besaranya elastisitas ini.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 94
2.5. Elastisitas silangElastisitas ini menunjukan perubahan jumlah barang yangdiminata
(X) yang dikarenakan perubahan harga barang (Y). Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa rumus menghitung elastisitas ini adalah sebagai
berikut.
dq dpy dq py ε = / = x qx y qx dpy
3. Elastisitas Harga, Penerimaan Total, dan Penerimaan Marginal
Ada hubungan yang penting antara elastisitas Harga, Penerimaan
Total, dan Penerimaan marginal. Penerimaan total (TR) adalah hasil
perkalian antara jumlah barang yang dijual (Q) dengn harga (P),
sedangkan penerimaan margninal adalah setiap perubahan penerimaan
perunit karena adanya perubahan unit penjualan. keterangan tersebtu
dapat dirumuskan dalam persamaan berikut:
TR = P x Q
MR = dTR/dQ
Dengan terjadinya proses penurunan harga, jika permintaan elastis
maka terjadi pertambahan penerimaan total; TR tidak akan berubah kalau
elastisitas adalah unitary, sementara itu TR akan turun bila elastisitas
adalah inelastik.
Alasan untuk itu adalah apabila harga turun dengan permintaan
elastis, akan mengakibatkan proporsi pertambahan permintaan yang
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 95
lebih besar. Sementara itu kalau elastisitas adalah unitary, penurunan
harga akan mengakibatkan perubahan jumlah barang dengan persentase
yang sama, sehingga tidak akan ada perubahan penerimaan total.
Selanjutnya kalau permintaan inelastik, maka persentase penurunan
harga akan mengakibatkan perentase kenaikan permintaan yang lebih
kecil.
Hubungan ini menunjukkan bahwa pengetahuan elastik atau
tidaknya suatu produk akan berpengaruh kepada kebijakan bisnis yang
akan diambil oleh pimpinan. Bila kurva permintaan adalah benar-benar
linier maka unitary akan terletak di tengah, di atasnya adalah elastis dan
di bawahnya adalah inelastis.
Hubungan antara penerimaan marginal (MR) dengan elastisiatas
harga dapat dirumuskan sebagai berikut
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 96
d (PQ) P + Qdp dp Q 1 ε = = = (1 + x ) = p ( 1 + ) dQ dq dQ P ε
Untuk jelasnya hubungan antar variabel di atas perhatikanlah angka hipotetik ini
Tabel 5. Elastisitas Harga, Penerimaan Total dan Penerimaan Marginal
P Qεp
TR MR =
TR/Q
6543210
0100200300400500600
- -5-2-1-1/2-1/50
05008009008005000
-531-1-3-5
Tabel di atas dapat dimuat dalam grafik sehingga dapat
menjelaskan hubungan antara penerimaan total dengan penerimaan
marginal sebagaimana pada dua kurva berikut.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 97
TR
900 800
TR 500
0 100 200 300 400 500 600 Qx
P
5
4 MR
3
2
1
100 200 300 400 500 600 Qx - 1
- 2
-3
Gambar 13. Hubungan antara Penerimaan Total dengan Penerimaan Marginal
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 98
DAFTAR PUSTAKA
Fergusson and Gould, 1979. Micoreconomics Theory, Richard D. Irwin. Inc.
Nicholson. W. Micoreconomic Theory, Basic Principles and Exsension, Third Edition, The Dryden Press, Chicago.
Koutsyuanis, Micro Economic Theory, McGraw-Hill,Inc. NewYork
Schiller, Bradley.R., 1991. The Micro Economy Today, Fifth Edition, The American University, McGraw-Hill,Inc. NewYork.
Wonnacott P., Wonnacott R., 1982. An Intorduction To Microeconomics, Second Edition, McGraw-Hill book Company, New York.
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 99
Matrikulasi Magister Manajemen Juli 2010 100
top related