“overview 1 tahun pandemilp2m.unmul.ac.id/webadmin/public/upload/files/d913e9c16f...menular...

Post on 24-Mar-2021

6 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Email: ridwan.amiruddin@gmail.com, Mobile: 08164384965

Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.Sc.PH

(Ketua Umum PERSAKMI, Ketua Umum PAEI Cabang Sulsel, Epidemiolog FKM UNHAS)

“Overview 1 tahun Pandemi”

OUTLINE

Overview Pandemi01

02

03

04

Peran Organisasi Kesehatan Dunia

Peran Pemerintah Indonesia

Peran Epidemiolog

Timeline 5 Pandemic Sejak 1918 (Yen cin liu, et al. 2020)

Evolusi Wabah Corona 2019 (31 Desember 2019 - 4 Februari 2020)

PERKEMBANGAN COVID-19 SECARA GLOBAL (WHO,2021)

Sampai dengan tanggal 23 Februari 2021, WHO melaporkan :

280,853

Kasus Baru

111,419,939

Kasus

Konfirmasi

2,470,772

Kematian

STOP COVID 19

Pertambahan Kasus harian

Jumlah testing

CFR

Posityfity rate

Jumlah yang di vaksin

Grafik Vaksin

10 KASUS KONFIRMASI TERTINGGI (WHO,2021)

AS

India

Brazil

Rusia

Britania

Raya

Prancis

Spanyol

Italia

Turki

Jerman

Indonesia

Filipina

Malaysia

Myanmar

Singapura

Thailand

Vietnam

Kamboja

Brunei

Laos

DKI

Jabar

Jateng

Jatim

Sulsel

Kaltim

Bali

Riau

Sumbar

Banten

Kasus Konfirmasi Global Kasus Konfirmasi ASEAN Kasus Konfirmasi Indonesia

SITUASI TERKINI PERKEMBANGAN COVID-19 DI INDONESIA Data dilaporkan sampai 23 Februari2021

Sumber(WHO,2021

)

Covid-19 Sul sel

PROGRAM TRISULAPROVINSI SULAWESI SELATAN

EDUKASI

CONTACT TRACING

TESTING

Kontribusi 25 %

terhadap penurunan

kasus

Kontribusi 25 %

terhadap penurunan

kasus

Kontribusi 40 %

terhadap penurunan

kasus

Total kontribusi intervensi terhadap

penurunan kasus : 90 %

KASUS BERDASARKAN JENIS KELAMIN (WHO,2021)

GLOBAL VIIEW OF COVID-19

13% (95% CI 11% -16%) dari semua orang dengan

COVIDTIDAK MENUNJUKKAN

GEJALA

TERMASUK

32% (95% CI 23% -42%) anak-anak

37% (95% CI 19% -60%) petugas kesehatan

48% (95% CI 31% -73%) dari semua orang dengan

infeksi asimtomatik memilikikelainan radiografi paru

2m

Dibandingkan dengan orang dewasaberusia ≥60 tahun, individu yang

berusia <20 tahun (66-84%) LEBIH TIDAK RENTAN terhadap infeksiNAMUN 60% LEBIH MUNGKIN

untuk menulari orang lain

Individu asimtomatik kurang menulardibandingkan individu yang bergejala

(OR 0,21, 95% CI 0,14-0,31), Namun individu yang bergejala lebihmungkin untuk menginfeksi orang lain

sebelum onset gejala daripadasetelahnya

(OR 1,42, 95% CI 1,30-1,55)

VARIAN VIRUS BARU

Varian Virus baru yang saat ini sedang menjadi perhatiandan sedang dalam proses peninjauan, per 15 Februari 2021

(Sumber : WHO, 2021)

Peran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

WHO menyatakan wabah virus Corona (2019-20) sebagai keadaan darurat kesehatan

masyarakat pada 30 Januari 2020 dan pandemipada 11 Maret 2020. WHO juga telah

menyiapkan pedoman untuk memerangi virus corona dengan memperkenalkan 8 pilar

dukungan:

Komunikasi risiko dan keterlibatan komunitas

Pngawasan,tim tanggap cepat & investigasi kasus

Points of entry (Titik Masuk)

Laboratorium Nasional

Pencegahan & Pengendalian Infeksi

Manajemen Kasus

Dukungan Operasional & Logistik

1

2

3

4

5

6

7

8

Kordinasi,prencanaan & pemantauan tingkat negara

WHO Criteria

1. COVID-19 transmission is controlled to a level of sporadic cases and clusters of cases

2. Sufficient health system and public health capacities are in place to enable a)Detection b)Testing c)Isolation d)Quarantine

3. Outbreak risks in high-vulnerability settings are minimized

4. Workplace preventive measures are established

5. Risk of imported cases managed

6. Communities are fully engaged

TINDAKAN PERLINDUNGAN DASAR - WHO

Sering-seringlah mencuci tangan dengan alkohol atau sabun dan air.

Lakukan kebersihan pernafasan

Pertahankan jarak sosial

Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

Jika Anda mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, cari perawatan medis sejak dini

Menghindari kontak tanpa perlindungan dengan peternakan atau hewan liar.

TINDAKAN PERLINDUNGAN DASAR - WHO

Sering-seringlah mencuci tangan dengan alkohol atau sabun dan air.

Lakukan kebersihan pernafasan

Pertahankan jarak sosial

Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

Jika Anda mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, cari perawatan medis sejak dini

Menghindari kontak tanpa perlindungan dengan peternakan atau hewan liar.

PERAN PEMERINTAH INDONESIA

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular1

Permenkes No 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit

Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya

Penanggulangan.

Kepmenkes No HK.01.07/MENKES/104/2020

tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus

(Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang

Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya

Penanggulangannya.

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang

Penangulangan Wabah Penyakit2

3

4

Seharusnya dilakukan

1. persiapan (Epidemic Preparedness)a. Membuat tim wabahb. Menentukan prioritasc. Membuat epidemic preparedness plan d. Melakukan survveilanse. Melakukan respons terhadap wabah dana

cepat dan efektif (termasu membuatpedoman).

2. Investigasi wahan (Epidemic Investigation)a. deteksi dini dan Testb. isolasi kasus dan Karantinec. contact tracing d. upaya pelayanan kesehatan yang adekuat,

aproprariat dan efektife. Upaya pencegahan (cuci tangan, masker,

desinfeksi) f. Partipasi Masyarakat (social distancing). g. Desinfektanh. Karena belum ada obat untuk pengobatan

dani. vaksin untuk pencegahannya

Kontrol

Australia dan New Zealand

Program Penanggulangan di Indonesia

a. Deteksi dini dan isolasi kasus (70.000 spesimen/hari)

b. Contact tracing (menurun dari 20-30 menjadi 2-10)

c. Upaya pelayanan kesehatan yang adekuat, aproprariat dan efektif(terbatas)

d. Upaya pencegahan (protokol kesehatan : cuci tangan, masker, desinfeksi)

e. Partipasi Masyarakat (social distancing)(PSBB= kurang efektif -PPKM)

f. Karena belum ada obat untuk pengobatan dan (thn 2021)

g. vaksin untuk pencegahannya (awal thn 2021) mencakup 5 juta orang ygsudah divaksinasi dengan persediaan 26 juta dosis SINOVAC dan 1,13 jutadosis ASTRAZENECA supply akan datang April-Juni 2021….

DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH

DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH

Deteksi dini di wilayah dilakukan melalui peningkatan kegiatan surveilans rutin dansurveilans berbasis kejadian yang dilakukan secara aktif maupun pasif.

Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan adanya indikasi pasien dalampengawasan 2019-nCoV yang harus segera direspon.

Adapun bentuk respon dapat berupa verifikasi, rujukan kasus, investigasi,notifikasi, dan respon penanggulangan. Bentuk kegiatan verifikasi daninvestigasi adalah penyelidikan epidemiologi.

Sedangkan, kegiatan respon penanggulangan antara lain identifikasi danpemantauan kontak, rujukan, komunikasi risiko dan pemutusan rantai penularan.

KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH

Deteksi DiniPUSKESMAS

• Meningkatkan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan pneumonia

• Melakukan surveilans aktif/pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari wilayah/negara terjangkit selama 14 hari sejak kedatangan ke wilayah berdasarkan informasi dari Dinkes setempat

• Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat maupun petugas kesehatan

• Melakukan pemantauan terhadap kasus dan kontak erat minimal satu kali masa inkubasi terpanjang. Pencatatan pemantauan kontak menggunakan form

KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH

Deteksi DiniRUMAH

SAKIT• Meningkatkan surveilans ISPA berat

• Mendeteksi kasus dengan demam dan gangguan pernafasan sertamemiliki riwayat bepergian ke wilayah/negara terjangkit dalamwaktu 14 hari sebelum sakit (menunjukkan HAC)

• Melakukan pemantauan kontak erat yang berasal dari keluargapasien, pengunjung, petugas kesehatan dan dilakukan pencatatanmenggunakan form

KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH

Deteksi DiniDINAS

KESEHATAN KAB/KOTA

• Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui SistemKewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)

• Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait dengankasus 2019-nCoV di masyarakat melalui media atau sumber informasi lainnyadan melakukan verifikasi terhadap berita tersebut

• Memonitor pelaksanaan surveilans 2019-nCoV yang dilakukan oleh puskesmas

• Melakukan surveilans aktif 2019-nCoV rumah sakit untuk menemukan kasus

• Melakukan penilaian risiko

KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH

Deteksi DiniDINAS

KESEHATAN PROVINSI

• Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui SKDR

• Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait dengankasus 2019-nCoV di masyarakat melalui media atau sumber informasi lainnyadan melakukan verifikasi terhadap berita tersebut

• Meneruskan notifikasi laporan dalam pengawasan 2019-nCoV dari KKP ke Dinkes yang bersangkutan

• Melakukan penilaian risiko

• Membuat Surat Kewaspadaan yang ditujukan bagi Kab/Kota

KEGIATAN DETEKSI DINI DAN RESPON DI WILAYAH

Deteksi DiniPUSAT• Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui SKDR

• Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait dengan kasus2019-nCoV di masyarakat melalui media atau sumber informasi lainnya danmelakukan verifikasi terhadap berita tersebut

• Melakukan analisis situasi secara berkala terhadap perkembangan kasus 2019-nCoV

• Melakukan penilaian risiko

• Membuat Surat Edaran yang ditujukan bagi Dinkes Provinsi dan Unit Pelayanan Teknis (UPT)

Catatan dan Tantangan di di Indonesia

• Beragam Insidens di berbagai provinsi dan kabupaten/kota (34 provinsi, 510 kab/kota)

• Masyarakat Indonesia (51 bependidikan SMP kebawah)

• Kepatuhan masyarakat Indonesia ≠ orang Jepang atau Korea

• Vaksin baru akan ada awal tahun 2021 10juta dosis, Pertengahtahun 2021 100 juta dosis dan akhir tahun 2021 200 juta dosisVE=>90% dan Keamanan baik kapan mulai dan Roadmap

Tantangan

• Varian baru B1.17 dan N439K

• PPKM yang tidak optimal

• Vaksinasi Supply April dan Juni 2021 masa kekebalan dan Masa expired

• Mobilisasi Masyarakat-- Partisipasi Masyarakta

• Mobilisasi Petugas kesehatan

1. Jenis vaksin dan cara vaksinasi: Vaksin virus hidup yang dilemahkan lebih kuat daripada virus mati

2. Infeksi sebelumnya:Pernah infeksi coronavirusSebelumnya (4 diantaranya menyebabkan flu) membentuk sel memori imunitas lebihcepat dan lebih kuat repons terhadapnyavaksin.

4. Usia:Makin tua, makin menurun kemampuan membentukantibodi

3. Genetik:Gen banyak berperan dalam regulasi sistem imun, termasuk pengaruh beda jenis kelamin melalui beda gen.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Respons Imun terhadap Vaksinasi Covid-19

5. Gaya hidup:• Diet sehat dan exercise menin

gkatkan respons imun; • stres dan merokok menurunka

n repons imun

6. Ko-morbiditas:Ko-morbiditas melemahkan sistem imun (misal, leukemia, pengobatan obat tertentu, infeksi HIV dan Kontra-indikasi

(Gill dan van Zelm, 2020; CDC, 2020)

Pentingnya Keamanan Vaksin(CDC)

Vaksinasi direkomendasikan secara

universal dan diamanatkan

Penurunan risiko penyakit

dan peningkatan perhatian

pada risiko vaksin Kepercayaan publik terhadap

keamanan vaksin sangat penting

Standar keamanan yang lebih

tinggi diharapkan dari vaksin

para vaksin umumnya sehat (vs. sakit

karena obat-obatan)

Toleransi risiko yang lebih

rendah = perlu mencari reaksi

yang jarang terjad

EPIDEMIOLOG

INVESTIGATOR MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

BERPERAN PENTING KHUSUSNYA DIDALAM SITUASI PANDEMI

MENGGUNAKAN METODE EPIDEMIOLOGI DLM MEMECAHKAN MASALAH KESEHATAN DILAPANGAN

BEKERJA SECARA TIM

BERPERAN AKTIF DALAM KERJASAMA ANTAR SEKTOR MAUPUN LINTAS SEKTOR

AKTIF MELAKUKAN PENELITIAN BAIK KUALITATIF MAUPUN KUANTITATIF GUNA MERUMUSKAN DAN MEMBUKTIKAN HIPOTESIS MASALAH KESEHATAN DILAPANGAN

Tanggung Jawab Epidemiolog dalam INVESTIGASI WABAH

1

2

Memvisualisasikan &

menyajikan data dgn cara

yg jelas & ringkas utk

Memberikan Rekomendasi

Kpd para Pengambil

Kebijakan, professional

kesehatan dan publik

4

EPIDEMIOLOG = TULANG PUNGGUNG INVESTIGASI WABAH

3Menentukan

Definisi Operasional

Berdasarkan

orang, Tempat

dan waktu

Meningkatkan

sistim surveilans &

aktif melakukan

penemuan kasus

di lapangan

Menentukan

Faktor risiko dan

Riwayat Alamiah

Penyakit

KESIMPULANEpidemiolog memainkan peran penting dalam masalah kesehatan

masyarakat. Epidemiolog berada di garis terdepan sebagaiinvestigator penyakit dilapangan, Khususnya dalam situasipandemi, Epidemiolog bertindak sebagai dasar bagi para

profesional kesehatan lainnya yang berperan memandu strategi untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah wabah penyakit di masyarakat. Kekuatan epidemiolog adalah fakta dan data. Dari

datalah epidemiolog mengandalkan keuatan angka untukmembantu para pemangku kepentingan dalam menentukan

kebijakan terbaik dan berperang melawan pandemi.

THANK YOU

2m

Lets Stay at home

top related