andi darmawan skripsi jadi
Post on 01-Dec-2015
116 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum kita membahas mengenai permasalahan-permasalahan
pendidikan di Indonesia, sebaiknya kita melihat definisi dari pendidikan itu
sendiri terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan
berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi
latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan
pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.
Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan
alam dan masyarakatnya.
Reformasi di Indonesia telah terjadi sejak tahun 1999. Sedang
reformasi di bidang pendidikan terjadi sejak tahun 2003 dengan ditandai
lahirnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Euforia demokratisasi merupakan warna menonjol proses reformasi
itu. Di sektor pendidikan demokratisasi utamanya ditandai dengan peran serta
iii
masyarakat yang diharapkan semakin besar, serta perubahan etika birokrasi dan
yang semula terpusat menjadi otonomi daerah (Fathoni,2005:1).
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di
bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya
peningkatan kualitas manusia Indonesia secara kaffah.
Posisi madrasah selama ini diperlakukan kurang adil. Sebab, pada satu
sisi madrasah dituntut menghasilkan lulusan yang sama dengan sekolah umum,
akan tetapi kurang memperoleh dukungan finansial yang memadai. Lebih-lebih
lagi, madrasah yang berstatus swasta. Lembaga pendidikan madrasah, mestinya
harus dilihat sebagai lembaga pendidikan yang khas, yang memiliki
kharasteristik berbeda dengan pendidikan umum lainnya. Anehnya, selama ini
hanya aspek-aspek tertentu diperbandingkan dengan sekolah umum, sedangkan
prestasi lainnya diabaikan. Prestasi madrasah di bidang pembinaan akhlak dan
spiritual yang sesungguhnya menjadi fondasi kehidupan, baik pribadi maupun
masyarakat yang berhasil dibangun selama ini, tidak pernah memperoleh
perhatian yang cukup. Madrasah hanya dikenali sebagai lembaga pendidikan
yang kurang berhasil di bidang Matematika, IPA, Bahasa Inggris dan lain-lain.
Ke depan dalam melihat kualitas pendidikan harus dilakukan secara utuh dan
komprehensif.
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah/madrasah, orang tua
peserta didik dan masyarakat. Masing-masing memiliki fungsi dan peran yang
iii
sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu dapat
dikatakan maju mundurnya, tinggi rendahnya mutu pendidikan sangat
tergantung pada kualitas partisipasi dan ‘kemesraan’ mereka dalam mendukung
pendidikan di sekolah/madrasah.
Dalam implikasinya lahirlah model manajemen yang disebut
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) School Based Management atau di
madrasah disebut Manajemen Berbasis Madrasah (MBM). Ketentuan tersebut
sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas 2003, pasal 52 ayat (1) bahwa
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/madrasah. (Mulyasa,2003:12).
Manajemen Berbasis Madrasah atau Madrasah Based Management
(MBM) merupakan strategi untuk mewujudkan madrasah yang efektif dan
produktif. MBM merupakan paradigma baru manajemen pendidikan yang
memberikan otonomi luas pada madrasah, dan pelibatan masyarakat dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar madrasah
leluasa mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat. (Mulyasa,2004:3).
Beberapa faktor penting dalam implementasi manajemen berbasis
madrasah adanya kepemimpinan kepala madrasah yang baik, adanya partisipasi
masyarakat yang tinggi, serta adanya aktivitas supervisi akademik yang
iii
memadai di setiap madrasah. Oleh karena itu penelitian ini mengkhususkan
pada pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dalam kaitannya dengan
prestasi kerja pegawai dalam madrasah. Pendidikan bukan hanya tanggung
jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
Sekolah/Madrasah, orang tua peserta didik dan masyarakat.
Di setiap organisasi, posisi dan peran pimpinan selalu sangat sentral.
Maju dan mundurnya organisasi sangat tergantung pada sejauh mana pimpinan
mampu berimajinasi memajukan organisasinya. Demikian pula dalam konteks
madrasah sebagai organisasi, maka posisi kepala madrasah juga sangat strategis
dalam memajukan lembaga yang dipimpinnya. Akan tetapi seringkali terlihat
kepala madrasah kurang berdaya karena berbagai sebab dan kendala baik yang
bersifat internal pribadi yang bersangkutan maupun eksternal. Yang bersifat
internal misalnya (1) kurangnya keberanian untuk mengambil prakarsa dalam
melakukan inovasi yang bersifat strategis, (2) kurangnya pemahaman atas
peran-peran yang seharusnya dimainkan, (3) kurangnya keberanian
menanggung risiko dan seterusnya. Sedangkan yang bersifat eksternal,
misalnya: (1) kekurangan informasi yang seharusnya dikuasai, (2) terlalu
banyak peraturan sehingga ruang geraknya terasa terbatas, (3) suasana birokratis
yang mengurangi bahkan membatasi ruang gerak dalam upaya pengembangan,
dan (4) hubungan primordial yang berlebihan dan seterusnya masih banyak lagi
lainnya.
iii
Dalam banyak kasus kepala madrasah yang tergolong inovatif, yang
mampu melakukan perubahan-perubahan untuk memajukan madrasahnya,
memiliki keberanian keluar dari kendala-kendala itu. Akan tetapi tampaknya
orang yang memiliki keberanian seperti itu jumlahnya amat terbatas.
Kebanyakan kepala madrasah, entah karena tidak berani menanggung risiko
yang ditimbulkan oleh langkah-langkah yang diambil, atau kurang tepat dalam
memahami peran-peran yang seharusnya dimainkan sebagai kepala madrasah,
lebih memilih sekadar menjalankan garis-garis besar yang dipandang menjadi
kewajiban atau wewenangnya. Akibatnya, madrasah yang dipimpin dengan
gaya kepemimpinan seperti itu tidak banyak mengalami perubahan dan
biasanya berjalan sekadar menjalankan pekerjaan rutinitas. Padahal,
sebagaimana teori organisasi modern berkutat dalam rutinitas sejatinya tanpa
disadari merupakan gejala kematian organisasi secara perlahan-lahan.
Madrarah sebagai salah satu bagian sistem pendidikan nasional tentu
memerlukan perhatian dan pengelolaan secara serius. Karena itu, kepemimpinan
madrasah ke depan dengan perubahan masyarakat yang semakin cepat dan
terbuka menuntut kemampuan yang lebih kreatif, inovatif dan dinamis. Kepala
madrasah yang sekadar bergaya menunggu dan terlalu berpegang pada aturan-
aturan birokratis dan berpikir secara struktural dan tidak berani melakukan
inovasi untuk menyesuaikan tuntutan masyarakatnya, akan ditinggalkan oleh
peminatnya. Pada masyarakat yang semakin berkembang demikian cepat dan di
dalamnya terjadi kompetisi secara terbuka selalu dituntut kualitas pelayanan
iii
yang berbeda dengan masyarakat sebelumnya. Perlu disadari bahwa ciri khas
masyarakat maju adalah pemegang kendali bukan lagi produsen melainkan
konsumen, (The stake holders are not the producers, but the consumers)
pilihan-pilihan sudah semakin banyak dan beragam, mereka menuntut kualitas
dan pelayanan prima. Tuntutan semacam ini hanya dapat dipenuhi oleh kepala
madrasah yang berdaya kreatif, memiliki kemampuan leadership dan manajerial
yang tanggu, tidak mengenal lelah dan tak kenal putus asa.
Persoalannya adalah bagaimana menjadikan kepala madrasah lebih
berdaya agar memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk memajukan
madrasah sebagaimana yang digambarkan itu. Seorang pemimpin dikatakan
berdaya manakala yang bersangkutan menyandang kekuatan untuk
menggerakkan orang lain. Pemimpin menurut hemat saya, pada sebagian
perannya adalah tak ubahnya sebuah accu yang bertugas menjadi sumber
penggerak seluruh kekuatan mesin. Karena itu, yang harus dilakukan seorang
pemimpin adalah memperluas cakrawala pandang, memperluas batas,
menumbuh-kembangkan suara batin secara terus menerus, membangun dialog
batin yang positif, mengupayakan dukungan dan berusaha untuk mengetahui
keterbatasan diri secara tepat. Proses batin seperti ini jika dilakukan secara terus
menerus akan melahirkan kekuatan sebagaimana accu untuk menggerakkan
mesin tersebut.
Menurut para ahli sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu
pendidikan kita tidak mengalami peningkatan. Pertama, penyelenggaraan
iii
pendidikan nasional dilakukan dan diatur secara sentralistik dan birokratik.
Kedua, program pembangunan pendidikan lebih menekankan pada penyediaan
input seperti guru, fasilitas pendidikan, buku dan alat peraga, serta sumber
belajar lainnya dengan asumsi bahwa peningkatan mutu akan terjadi dengan
sendirinya apabila input pendidikan telah dipenuhi. Ketiga, selama ini peran
serta masyarakat, khususnya orang tua anak didik dalam penyelenggaraan
pendidikan sangat minim. (Umaedi:2000).
Sejalan dengan pendapat diatas, peran kepala madrasah (sekolah)
sebagai refleksi dari kemampuan dan keterampilan manajerial baik secara fisik
maupun psikologis sangat diperlukan. Hal ini dapat dilihat dan dirasakan oleh
semua pihak yang terkait, baik guru, maupun tenaga administrasi lainnya agar
tujuan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari dapat tercapai.
Untuk itu Kepala Sekolah dituntut memiliki kemampuan :
(1) Memandang sumberdaya manusia yang ada guna menyediakan fasilitas,
sarana dan prasarana, serta memberikan motivasi pada guru, (2) Mencurahkan
banyak waktu untuk pengelolaan dan koordinasi proses belajar mengajar, dan
(3) Berkomunikasi secara teratur dengan staff, orang tua siswa dan masyarakat
lainnya. (Musardirdja:2002).
Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka peningkatan
kualitas sumber daya manusia adalah dengan melaksanakan sistem pendidikan
yang berorientasi pada peningkatan mutu secara terpadu yang dikenal dengan
iii
istilah Total Quality Management (TQM). Sesungguhnya istilah tersebut di
negara-negara yang sudah maju lebih populer dalam dunia usaha dan industri.
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengembangan prestasi kerja pegawai dalam
bentuk karya ilmiah yang berjudul : “Pelaksanaan Fungsi Manajerial Kepala
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan ilustrasi diatas, maka rumusan masalah dalam rencana
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah Pelaksanaan Fungsi Manajerial Kepala Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kendari ?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Pelaksanaan Fungsi Manajerial
Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Fungsi Manajerial Kepala Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kendari.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan
Fungsi Manajerial Kepala Madrasah Negeri 2 Kendari.
iii
1.3.2 Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini dapat disumbangkan untuk perkembangan ilmu-
ilmu sosial khususnya perkembangan Ilmu Administrasi Negara.
b. Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dibangku
kuliah pada saat berada dilapangan.
c. Informasi bagi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari dalam
peningkatan prestasi kerja pegawai.
d. Dapat menambah daya nalar peneliti dan mengaplikasikan mata
kuliah yang peneliti peroleh selama kuliah di Universitas Lakidende.
iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Manajemen
Secara umum semua instansi yang didalamnya terdapat sebuah
organisasi sadar atau tidak sadar telah melaksanakan manajemen, karena dalam
prakteknya, manajemen dibutuhkan di mana saja orang-orang bekerja bersama
(organisasi) untuk mencapai suatu tujuan bersama. Begitu juga di dalam
organisasi sekolah. Akan tetapi apakah manajemen yang diterapkan telah
berlangsung secara baik sesuai dengan prosedur yang ada?. Untuk mengetahui
lebih jelas apa yang dimaksud dengan manajemen, berikut akan dilihat beberapa
defenisi, yaitu :
Manajemen ialah “kepemimpinan, proses pengaturan, menjamin
kelancaran jalannya pekerjaan dalam mencapai tujuan dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya.”
Dari defenisi tersebut dapat dilihat ada beberapa unsur yang terdapat
dalam manajemen, yaitu:
1. Unsur kepemimpinan.
2. Unsur pengaturan.
3. Unsur menjamin kelancaran.
4. Unsur pencapaian tujuan.
5. Unsur pengorbanan.
Kelima unsur di atas sebagai pengertian dari manajemen adalah
bagian-bagian dari tugas yang harus dilaksanakan dengan tanggung jawab.
iii
Dalam pengertian lain dikatakan : Gaffar (1989) mengemukakan bahwa
manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang
sistematik, sistemik, komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan segala sesuatu
yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan
jangka panjang.
Dari ungkapan diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa
manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa
manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal,
efektif, dan efesien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan
manajemen yang efektif dan efesien.
Apabila dilihat secara luas unsur-unsur manajemen seperti yang
dirumuskan di atas dapat dikatakan antara satu dengan yang lainnya tidak
terlepaskan atau saling berkaitan. Karena sebagai pemimpin tidak akan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik apabila tidak ada kemampuan mengatur.
Sedangkan dalam tugas memimpin dan mengatur menuntut adanya tanggung
jawab, sehingga terjamin kelancaran program kegiatan yang dilaksanakan,
demikian juga dalam tugas memimpin harus ada pengorbanan baik dalam
bentuk moril demikian juga materil. Apabila semua unsur-unsur telah
iii
dilaksanakan dengan sendirinya, apa tujuan yang telah diprogramkan akan
mudah tercapai.
Apalagi dengan munculnya program pemerintah manajemen berbasis
sekolah (MBS) yang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Tujuan
utamanya adalah meningkatkan efesiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.
Dalam kaitannya MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil
dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif
dan memberdayakan otoritas daerah setempat. Dan semua itu diberikan
kewewengan kepada Kepala Sekolah selaku pemimpin dalam sekolah.
Dalam kaitan ini sebagai modal utama bagi kegiatan manajemen ialah
kemampuan manusianya, yaitu terbentuknya sumber daya manusia yang baik
dan terarah. Antara manajemen sumber daya manusia dengan personel
manajemen terdapat di dalam ruang lingkup dan tingkatannya. Manajemen
sumber daya manusia baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang
berusaha sendiri. Personel manajemen mencakup sumber daya manusia yang
berada dalam perusahaan-perusahaan modern-modern yang dikenal dengan
sektor formal.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa manajemen tidak terlepas
dari sumber daya manusia, karena manajemen berlangsung di dalam organisasi
manusia. Jelaslah apabila orang-orang yang bergabung dalam organisasi tidak
dimenej atau dipimpin secara baik, meraka akan kurang berkembang dalam
iii
melaksanakan tugas-tugas tertentu atau mungkin saja mengalami kesulitan dan
problema-problema lainnya. Maka sejumlah manusia yang mau diarahkan dan
dikembangkan secara optimal, sehingga sumber daya yang mereka miliki dapat
berfungsi secara terarah dan optimal.
Manajemen sering disejajarkan dengan pengertian kepemimpinan,
karena kedua-duanya sama-sama berproses untuk mengemban tugas komando.
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting, dalam kaitan ini akan
dikemukakan pengertian kepemimpinan.
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi
orang-orang yang diarahkan terhadap pencapain tujuan organisasi. Sutisna
(1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi
tertentu”. Sementara Soepardi (1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
“kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan
bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia
sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan
administrasi secara efektif dan efesien.”
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup
tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya,
adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut
berinteraksi.
iii
Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi
adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu
organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan
pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju
tujuan yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Siagian (1994:49) : Bahwa arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju
tujuan harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari
segala sarana dan prasarana yang tersedia. Arah yang dimaksud tertuang dalam
strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi yang
bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan taktik adalah pemimpin dalam
organisasi tersebut.
2.2 Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan untuk memimpin;
kemampuan untuk menentukan secara benar apa yang harus dikerjakan.
Menurut Gibson, kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang
lain, yang dilakukan melalui hubungan interpersonal dan proses komunikasi
untuk mencapai tujuan. Newstrom & Davis berpendapat bahwa kepemimpinan
merupakan suatu proses mengatur dan membantu orang lain agar bekerja
dengan benar untuk mencapai tujuan.
iii
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai
pimpinan suatu kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama
bawahannya untuk berpikir dan bertindak sehingga melalui perilaku yang
positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi
(Anwar,2003: 66).
Sedangkan Stogdill berpendapat bahwa kepemimpinan juga
merupakan proses mempengaruhi kegiatan kelompok, dengan maksud untuk
mencapai tujuan dan prestasi kerja. Oleh karena itu, kepemimpinan dapat
dipandang dari pengaruh interpersonal dengan memanfaatkan situasi dan
pengarahan melalui suatu proses komunikasi kearah tercapainya tujuan khusus
atau tujuan lainnya. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kepemimpinan
terdiri dari dua hal yakni proses dan properti. Proses dari kepemimpinan adalah
penggunaan pengaruh secara tidak memaksa, untuk mengarahkan dan
mengkoordinasikan kegiatan dari para anggota yang diarahkan pada pencapaian
tujuan organisasi. Properti dimaksudkan, bahwa kepemimpinan memiliki
sekelompok kualitas dan atau karakteristik dari atribut-atribut yang dirasakan
serta mampu mempengaruhi keberhasilan pegawai.
Kepemimpinan (leadership) dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan
organisasi (Mulyasa,2004). Lebih lanjut Mulyasa mengutip pendapat Sutisna
iii
bahwa kepemimpinan sebagai ”proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”.
Sementara menurut Supardi (dalam Mulyasa.2004) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai ”kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi,
memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh,
memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) serta membina
dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam
rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien”.
Sementara itu Rivai (2006) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
suatu proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya.
Dari beberapa definisi dapat dilihat bahwa unsur-unsur yang terdapat
pada situasi kepemimpinan meliputi :
a. Adanya pemimpin dan karakteristiknya, yaitu orang yang mempengaruhi
orang lain berikut gaya kepemimpinannya.
b. Adanya pengikut, yaitu orang yang mendapatkan pengaruh dari pemimpin.
c. Adanya interaksi antara pemimpin dan pengikut seperti kegiatan
mempengaruhi, memotivasi, membimbing dan sebagainya.
d. Adanya target atau tujuan yang ingin dicapai.
iii
Kepemimpinan kepala madrasah adalah merupakan salah satu faktor
yang menentukan dalam peningkatan mutu pendidikan di madrasah tersebut.
Hal tersebut dapat dilihat dari langkah-langkah kepala madrasah dalam
mendorong serta memotivasi warga madrasah untuk mewujudkan visi, misi dan
tujuan madrasah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana
dan bertahap. Hal tersebut perlu disebutkan karena erat hubungannya antara
mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin
sekolah dan iklim budaya sekolah. Dalam pada itu, kepala madrasah
bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di madrasah. Apa yang
diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan dengan semakin
kompleksnya tuntutan tugas kepala madrasah, yang menghendaki dukungan
kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Oleh karena itu seorang kepala madrasah idealnya seorang yang
memiliki kemampuan manjemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu
mengambil keputusan atau sebagai decicion maker dan berani berinisiatif atau
prakarsa demi untuk meningkatkan kualitas madrasah. Untuk mendapatkan
kepala madrasah yang tangguh perlu dikaji ulang proses pengangkatan kepala
madrasah, selama ini calon belum dibekali dengan wawasan dan kemampuan
kepemimpinan.
iii
2.3 Konsep Manajemen Kepemimpinan
Seseorang yang menduduki jabatan pemimpin atau manajerial dalam
suatu organisasi memainkan peranan yang sangat penting tidak hanya secara
internal bagi organisasi yang bersangkutan akan tetapi juga dalam menghadapi
berbagai pihak diluar organisasi yang kesemuanya dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan organisasi mencapai tujuannya.
Manajemen kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan
organisasi (Mulyasa,2004). Lebih lanjut Mulyasa mengutip pendapat Sutisna
bahwa kepemimpinan sebagai ”proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”.
Ki Hajar Dewantara (dalam Mulyasa.2004) Desentralisasi dan
otonomi pendidikan akan berhasil dengan baik, jika diiringi pemberdayaan pola
kepemimpinan kepala sekolah yang optimal. Pemberdayaan berarti peningkatan
kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal.
Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik, meliputi (1) perencanaan; (2) pengorganisasian;
(3) pengarahan; (4) pengawasan dan; (5) penilaian. Segi kepemimpinan,
seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan
iii
transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi
secara optimal. Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai
gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan, dan atau
mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar
sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua unsure yang ada di
sekolah (guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, masyarakat, dan sebagainya)
bersedia, tanpa paksaan, berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan
ideal sekolah.
Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Moeljono.2003:54) menyatakan
bahwa konsep kepemimpinan sebagai berikut: Ing Ngarsa Sung Tulodho, Ing
Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Maksudnya, seorang pemimpin
hendaknya dapat membentuk, memperhatikan, memelihara, dan menjaga
kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik, mampu bekerja
sama, mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim). Jadi kepemimpinan dalam
pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan ada
peningkatan.
Kepala Madrasah adalah merupakan salah satu faktor
yang menentukan dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah tersebut.
Hal tersebut dapat dilihat dari langkah-langkah Kepala Madrasah dalam
mendorong serta memotivasi warga madrasah untuk mewujudkan visi, misi dan
iii
tujuan madrasah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana
dan bertahap. Hal tersebut perlu disebutkan karena erat hubungannya antara
mutu Kepala Madarasah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti
disiplin sekolah dan iklim budaya sekolah. Dalam pada itu, kepala madrasah
bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di madrasah.
Apa yang diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan dengan
semakin kompleksnya tuntutan tugas Kepala Madrasah, yang menghendaki
dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Oleh karena itu seorang
Kepala Madrasah idealnya seorang yang memiliki kemampuan manjemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan atau sebagai
decicion maker dan berani berinisiatif atau prakarsa demi untuk meningkatkan
kualitas madrasah. Untuk mendapatkan Kepala Madrasah yang tangguh perlu
dikaji ulang proses pengangkatan Kepala Madrasah, selama ini calon belum
dibekali dengan wawasan dan kemampuan kepemimpinan.
Koster (2000) menyebutkan bahwa Kepala Sekolah tidak dibekali
kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan manajerial yang baik, serta
kurangnya pelatihan. Pengangkatan kepala sekolah/madrasah hendaknya jangan
hanya menekankan pada pertimbangan urutan jenjang kepangkatan atau Daftar
Urut Kepangkatan (DUK) dan mengabaikan faktor leadership atau kemampuan
calon kepala madrasah dalam memimpin lembaga.
iii
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas peranan
kepemimpinan Kepala Madrasah merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Ini berarti bahwa kinerja
madrasah dapat dicapai melalui kepemimpinan Kepala Madrasah yang baik
pula.
2.4 Konsep Prestasi Kerja
Istilah prestasi kerja mengandung berbagai pengertian. Prabowo
(2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih merupakan tingkat keberhasilan
yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai
prestasi yang diukur atau dinilai. Suryabrata (1984) menyatakan bahwa prestasi
adalah juga suatu hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan suatu
kegiatan. Dalam dunia kerja, prestasi kerja disebut sebagai work performance
(Prabowo, 2005).
Definisi prestasi kerja menurut Lawler (dalam As’ad,1991) adalah
suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam mengerjakan tugas atau
pekerjaannya secara efisien dan efektif. Lawler & Porter (dalam As’ad, 1991)
menyatakan bahwa prestasi kerja adalah kesuksesan kerja yang diperoleh
seseorang dari perbuatan atau hasil yang bersangkutan. Dalam lingkup yang
lebih luas, Jewell & Siegall (1990) menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil
sejauh mana anggota organisasi telah melakukan pekerjaan dalam rangka
memuaskan organisasinya.
iii
Definisi prestasi kerja menurut Hasibuan (1990) adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta
waktu.
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Zeitz (dalam Baron & Byrne, 1994) mengatakan bahwa prestasi kerja
dipengaruhi oleh dua hal utama, yaitu faktor organisasional (perusahaan) dan
faktor personal. Faktor organisasional meliputi sistem imbal jasa, kualitas
pengawasan, beban kerja, nilai dan minat, serta kondisi fisik dari lingkungan
kerja. Diantara berbagai faktor organisasional tersebut, faktor yang paling
penting adalah faktor sistem imbal jasa, dimana faktor tersebut akan diberikan
dalam bentuk gaji, bonus, ataupun promosi. Selain itu, faktor organisasional
kedua yang juga penting adalah kualitas pengawasan (supervision quality),
dimana seorang bawahan dapat memperoleh kepuasan kerja jika atasannya lebih
kompeten dibandingkan dirinya.
Sementara faktor personal meliputi ciri sifat kepribadian (personality
trait), senioritas, masa kerja, kemampuan ataupun keterampilan yang berkaitan
dengan bidang pekerjaan dan kepuasan hidup. Untuk faktor personal, faktor
yang juga penting dalam mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor status dan
masa kerja. Pada umumnya, orang yang telah memiliki status pekerjaan yang
lebih tinggi biasanya telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Status
iii
pekerjaan tersebut dapat memberikannya kesempatan untuk memperoleh masa
kerja yang lebih baik, sehingga kesempatannya untuk semakin menunjukkan
prestasi kerja juga semakin besar.
Blumberg & Pringle (dalam Jewell & Siegall,1990) juga menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang, yaitu
kesempatan, kapasitas, dan kemauan untuk melakukan prestasi. Kapasitas
terdiri dari usia, kesehatan, keterampilan, inteligensi, keterampilan motorik,
tingkat pendidikan, daya tahan, stamina, dan tingkat energi. Kemauan terdiri
dari motivasi, kepuasan kerja, status pekerjaan, kecemasan, legitimasi,
partisipasi, sikap, persepsi atas karakteristik tugas, keterlibatan kerja,
keterlibatan ego, citra diri, kepribadian, norma, nilai, persepsi atas ekspektasi
peran, dan rasa keadilan. Sedangkan kesempatan meliputi alat, material,
pasokan, kondisi kerja, tindakan rekan kerja, perilaku pimpinan, mentorisme,
kebijakan, peraturan, prosedur organisasi, informasi, waktu, serta gaji.
2.6 Konsep Penilaian Prestasi Kerja
Asnawi (1999) mengemukakan bahwa didalam proses penilaian
prestasi kerja, terdapat berbagai macam teknik penilaian yang dapat digunakan,
baik yang objektif maupun yang subjektif. Penilaian yang objektif akan
mendasarkan pada data yang masuk secara otentik, baik yang menyangkut
perilaku kerja, kepribadian, maupun data mengenai produksi. Sedangkan
penilaian yang subjektif sangat tergantung pada judgment pihak penilai. Oleh
iii
karena itu, terutama untuk hasil penilaian yang subjektif, hasil tersebut perlu
untuk dianalisis dengan lebih teliti, sebab ia dapat berakhir dengan relatif
ataupun absolut. Hal ini harus diperhatikan menimbang banyaknya
penyimpangan perilaku (behavioral barriers), baik yang bersifat penyimpangan
interpersonal maupun penyimpangan politis.
Subjek penilai dapat merupakan atasan langsung, nasabah, rekan kerja,
bawahan, diri sendiri, ataupun majelis penilai. Pendapat yang serupa juga
dikemukakan oleh Dessler (1988) bahwa subjek penilai adalah pejabat khusus,
komite khusus, ataupun dirinya sendiri.
Sedikit berbeda dari beberapa teknik penilaian prestasi kerja seperti
yang telah dikemukakan di atas, terdapat suatu teknik penilaian yang
dikemukakan oleh Schultz (dalam Asnawi, 1999) yang membedakan teknik
penilaian yang diterapkan untuk tenaga kerja yang melaksanakan fungsi
produksi dengan tenaga kerja yang tidak melaksanakan fungsi produksi. Bagi
tenaga kerja yang melaksanakan fungsi produksi, teknik penilaiannya akan
berorientasi pada jumlah produksi, kualitas produksi, ada tidaknya atau jumlah
kecelakaan kerja, tingkat penghasilan atau upah, absensi, dan peranan interaksi
dalam kerja sama.
Dalam memberikan penilaian, para pengawas sering tidak disiapkan
untuk melakukan penilaian dan jarang memiliki keahlian wawancara yang
efektif yang merupakan hal penting dalam proses penilaian itu. Pendekatan
iii
terhadap situasi ini adalah dengan pemahaman bahwa apa yang dilakukan hanya
untuk memenuhi fungsi administrasi saja (Edwards dan Williams:1998).
Dalam teorinya, penilaian prestasi kerja adalah hal hebat. Dalam
prakteknya, sukar sekali menciptakan lingkungan dimana penilai tidak menjadi
hakim dan juri dan menciptakan banyak ketidaknyaman baik bagi penilai
maupun staff yang dinilai (Bell:1994).
Jika dilihat teorinya, “wawancara penilaian pekerjaan” adalah cara
nomor satu untuk saling mempertukarkan pandangan dan mencari cara-cara
yang lebih baik untuk memenuhi keinginan orang dalam situasi kerja, dan
membantu mereka menjadi lebih produktif dalam mengejar tujuan organisasi.
Dalam realisasinya, ada potensi mimpi buruk (Piercy:1994). Penilaian prestasi
kerja dilihat terutama sebagai alat bantu individu memperbaiki kinerjanya
dalam jabatan yang sekarang. Hal itu kadang-kadang melibatkan struktur
penilaian prestasi kerja yang formal (Wright:1998).
iii
2.7 Kerangka Fikir
Kihajar Dewantara dalam Mulyasa (2004) Peranan dan Fungsi
Manajerial Kepala Madrasah sangat diperlukan dalam meningkatkan prestasi
kerja pegawai agar tujuan pendidikan dapat tercapai seperti yang dapat
diilustrasikan dalam kerangka fikir penelitian ini sebagai berikut :
2.8 Hipotesa Penelitian
Sebagai dasar pembahasan dalam kaitannya dengan rumusan masalah
yang telah diuraikan, maka hipotesa yang diajukan adalah : Diduga Pelaksanaan
Fungsi Manajerial Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari belum berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
iii
Fungsi ManajerialKepala Madrasah
1. Perencanaan2. Pengorganisasian3. Pengarahan4. Pengawasan5. Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai
1. Kualitas Kerja2. Kuantitas Kerja3. Kedisiplinan4. Tanggung Jawab
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Madrasah Aliyah Negeri 2
Kendari. Dipilihnya Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari, karena merupakan
sekolah yang berbasis Islam dan sementara dalam proses perkembangan.
Berdasarkan karakteristik penelitian kualitatif penentuan fokus
dilakukan pada saat penelitian itu berlangsung dan berkembang secara terus
menerus sesuai dengan kebutuhan yaitu lengkap tidaknya data yang diperoleh.
Dengan kata lain bahwa penentuan fokus dianggap memadai apabila telah
mencapai tahap ketuntasan.
3.2 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah keseluruhan Pegawai (Guru dan
Staf) Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari yang berjumlah 22 orang PNS yang
terdiri dari 19 orang tenaga pengajar dan 3 orang tenaga administrasi,
mengingat jumlah populasi yang relatif kecil, sehingga populasi yang ada juga
ditetapkan sebagai sampel (total sampling).
iii
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa
metode antara lain :
1. Studi Kepustakaan (Dokumentasi), yaitu dilakukan dengan membaca buku-
buku, majalah, koran dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengan
penelitian ini.
2. Studi Lapangan
a. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan metode yang digunakan untuk
memperoleh data dengan melakukan tanya-jawab baik secara langsung
ataupun tidak langsung dengan sumber data atau informan. Dengan kata
lain, bahwa metode wawancara sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Sumber-sumber data yang akan diwawancarai dalam penelitian
ini adalah:
1. Wakil Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari.
2. Guru-guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari.
3. Staf Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari.
b. Metode Observasi
Dalam penelitian ini digunakan metode observasi yang
ditujukan untuk mengamati objek penelitian secara langsung. Metode ini
iii
memiliki keunggulan dalam memperoleh data dan informasi faktual
secara langsung pada objek yang diteliti. Adapun yang diobservasi
adalah tingkat kehadiran dan prestasi kerja pegawai melalui DP-3.
3.4 Desain Penelitian
Penelitian ini mengungkapkan secara deskriptif serta dianalisis secara
mendalam tentang Peranan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Prestasi
Kerja Pegawai pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari yang selanjutnya
diharapkan mampu menjadi model dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Berdasarkan fokus yang disoroti dalam penelitian ini menuntut peneliti
untuk melakukan eksplorasi baik secara menyeluruh maupun terfokus, untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dan mendalam terhadap objek yang
akan diteliti. Untuk itu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
deskriptif, kualitatif. Pendekatan deskriptif dalam penelitian ini digunakan
untuk menggambarkan apa adanya terhadap objek yang diteliti, pendekatan
kualitatif merupakan salah satu pendekatan berorientasi pada gejala-gejala yang
bersifat wajar dan alamiah.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat kritis dalam
melakukan penelitian yang bersifat ilmiah, karena dari analisis data itulah akan
didapatkan arti dan makna dalam memecahkan masalah-masalah yang akan
diteliti. Data yang terkumpul selama peneliti melakukan penelitian, akan
iii
diklasifikasi, dianalisis dan diinterpretasikan secara mendetail, teliti dan cermat
untuk memperoleh kesimpulan yang lebih obyektif dari suatu penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan secara mendalam
sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara dan informasi lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang kasus yang diteliti.
iii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari
4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari
MAN 2 Kendari (dahulu MAS Filial Kendari) didirikan pada
tanggal 23 Oktober 1993 berdasarkan SK Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor : 244 Tahun 1993 Tentang Pembukaan dan Pengertian
Madrasah. Pada tahun 1997 MAN 2 Kendari memperoleh kesepakatan
untuk diakreditasi pada tahun 2008 dan memperoleh status Akreditasi
Point B.
Dalam mengembangkan tugas-tugas umum pemerintah disektor
pendidikan sesuai dengan misi MAN 2 Kendari, telah diusahakan untuk
melaksanakan pembagian kerja sesuai struktur yang ada. Disamping itu
agar setiap fungsi berjalan sesuai kebutuhan yang dapat dipertanggung
jawabkan, diarahkan untuk membantu tugas-tugas lainnya sehingga
mencapai pada setiap tugas yang dilaksanakan.
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Memiliki wawasan keilmuan, terampil dan berbudi luhur.
iii
b. Misi
- Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT,
sebagai wujud pengamalan ibadah dan akhlakul karimah.
- Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
efisien yang berorientasi pada mutu lulusan.
- Menanamkan kesadaran yang tinggi dalam bekerja dan belajar
kepada seluruh warga madrasah yang didasari niat ibadah.
c. Tujuan
- Menjadikan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT, dan berakhlak mulia.
- Membentuk peserta agar menjadi manusia yang cerdas,
berkualitas dan berprestasi.
- Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
agar mampu bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
4.1.3 Struktur Organisasi MAN 2 Kendari
Struktur organisasi MAN 2 Kendari terdiri dari : Kepala sekolah,
Komite sekolah, Kepala TU, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum,
Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas/BP, Wali
Kelas, dan Guru Bidang Studi serta Siswa/Siswi MAN 2 Kendari.
iii
Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi MAN 2 Kendari,
dapat digambarkan sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KENDARI
Keterangan :
- - - - - - - - = Garis Koordinasi
__________ = Garis Komando
iii
KETUA KOMITEArsjad Tombili, Bsc
KEPALA MADRASAHDrs. H. Abd. Malik, M.Pd
Wakamad. KurikulumLaode Subarjo, S.Pd
KAUR. TATA USAHADjabal Nur, A.Md
Wakamad. KesiswaanMashuri Saiyeng, S.Ag
Wakamad. Humas/BKAkbar, S.Pd
Wakamad. S.PrasaranaDra. Nirmala
Wali Kelas X ASitti Sya’ban, S.Pd
Wali Kelas X BHarmin, S.Pd
Wali Kelas X CSatria Alfrizky, S.Pd
Wali Kelas XI IPASitti Sarina, S.Ag
Wali Kelas XI IPS 1Abu Jafar, S.Ag
Wali Kelas XI IPS 2A r n i, S.Ag
Wali Kelas XII IPAAndi Sakka, S.Ag, S.Pd
Guru-Guru Bidang Studi
Wali Kelas XII IPSDrs. Arifuddin
SISWA/SISWI MAN 2 KENDARI
BENDAHARAHasnah, S.Sos
Kedudukan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan
struktural adalah sebagai berikut :
1. a. Kepala Sekolah Selaku Edukator
- Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan
efesien.
b. Kepala Sekolah Selaku Manajer
- Menyusun perencanaan
- Mengorganisasikan kegiatan
- Mengarahkan kegiatan
- Mengkoordinasikan kegiatan
- Melaksanakan pengawasan
- Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
- Menentukan kebijaksanaan
- Mengadakan rapat
- Mengambil keputusan
- Mengatur proses belajar mengajar
- Mengatur administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan,
sarana prasarana, dan keuangan
- Mengatur OSIS
- Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi
terkait.
iii
c. Kepala Sekolah Selaku Administrator
- Menyelenggarakan administrasi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan,
kurikulum, kesiswaan, ketatausahaan, ketenagaan, keuangan,
perpustakaan, Laboratorium, Bimbingan Konseling, UKS, dan
OSIS.
d. Kepala Sekolah Selaku Supervisior
- Menyelengarakan supervisi mengenai Proses belajar mengajar,
kegiatan bimbingan konseling, kegiatan ekstrakurikuler,
kegiatan ketatausahaan, kegiatan kerja sama dengan
masyarakat dan instansi terkait, sarana dan prasarana, dan
kegiatan OSIS.
e. Kepala Sekolah Selaku Pemimpin
- Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa
- Memiliki visi dan misi sekolah
- Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
- Pendelegasian wewenang
iii
f. Kepala Sekolah Selaku Motivator
- Menciptakan ruang kantor yang kondusif
- Menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis
- Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman
2. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum
a. Menyusun dan menjabarkan kelender pendidikan
b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
c. Mengatur program pengajaran
d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
e. Mengatur pelaksanaan program penilaian, kreteria kenaikan
kelas, dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembgian raport
dan STTB
f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
h. Mengatur pengembangan MGMP
i. Mengatur mutasi siswa
j. Menyusun laporan
3. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana
a. Merencanakan kebutuhan prasarana untuk menunjang proses
belajar mengajar
b. Merencanakan program pengadaan barang
iii
c. Mengatur pemanfaatan sarana prasarana sekolah
d. Mengelola perawatan, perbaikan sarana prasarana
e. Mengatur inventarisasi sarana prasarana
f. Menyusun laporan
4. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan 7 K ( Keamanan,
Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan
dan Kerindangan )
c. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS
d. Mengatur program pondok romadlon
e. Menyususn dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan
f. Menyeleksi calon untuk diajukan mendapatkan beasiswa
g. Menyusun laporan
5. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas/BK
a. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite
sekolah
b. Menyelenggarakan bakti sosial, karya wisata
c. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan sekolah
d. Menyusun laporan
iii
6. Kepala Tata Usaha
a. Menyususn program kerja Tata Usaha sekolah
b. Mengelola keuangan sekolah
c. Mengurus administasi ketenagaan dan siswa
d. Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha sekolah
e. Menyususn adminsitasi perlengkapan sekolah
f. Menyusun dan menyajikan data/ statistik sekolah
g. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan ketata-usahaan secara
berkala.
7. Bendahara
a. Mengatur Keuangan Madrasah
b.Membayar Gaji Guru dan Pegawai
8. Wali Kelas
a. Membantu kepala sekolah dalam pengelolaan kelas
b. Membuat administrasi kelas yang meliputi : denah tempat duduk
siswa, papan absensi, daftar pelajaran, daftar piket, buku absensi,
tata tertib siswa.
c. Menyusun statistik bulanan siswa
d. Membuat catatan khusus tentang siswa
e. Mencatat mutasi siswa
f. Mengisi dan membagi Buku Laporan Hasil Belajar
iii
9. Guru
a. Membuat perangkat pengajaran
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses pembelajaran
d. Melakukan analisis hasil evaluasi
e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
f. Mengisi daftar nilai siswa
g. Membuat dan mempersiapkan alat peraga pembelajaran
h. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum dan MGMP
i. Membuatan catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
j. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai
pelajaran
k. Mengatur ruang pembelajaran
4.1.4 Data-data Guru, Staf dan Siswa MAN 2 Kendari
a.Data Guru MAN 2 Kendari
Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan
dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus dapat
memberikan kualitas pembelajaran dan kinerjanya dalam
menghasilkan output pada lembaga pendidikan tersebut. Oleh sebab
itu, latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu faktor
iii
penentu dalam memberikan hasil belajar yang optimal. Berikut ini,
data-data tentang guru yang terdapat di MAN 2 Kendari :
Tabel 1Data Guru MAN 2 Kendari
Tahun Ajaran 2008/2009
No Nama Tgl. Lahir Gol Jabatan PendidikanMulai
Bertugas1 Drs. H. Abd. Malik, M.Pd
15019215114-04-1956 IV/b Ka. MAN S2 UNEM
200501-09-2004
2 Laode Subarjo, S.Pd150 277 588
10-12-1974 III/c Wakamad.Kurikulum
S1 UNM2000
01-12-2001
3 Dra.Nirmala150 277 588
31-12-1966 IV/a Wakamad.S.Prasarana
S1 IAIN1991
01-03-1996
4 Mashuri Saiyeng, S.Ag150 291 208
23-10-1969 IV/a Wakamad.Kesiswaan
S1 IAIN1995
01-11-1998
5 Akbar, S.Pd150 362 919
26-11-1978 III/b Wakamad.Humas
S1 UNHALU2002
01-01-2005
6 M.Arsad, S.Pd132 084 832
07-08-1960 III/d Guru TetapBid. Studi
S1 STAIN1997
01-03-1996
7 Drs. Turaji150 273 221
09-05-1968 III/d Sda S1 IAIN1993
01-02-2001
8 Hermi Irawati SB, S.Ag150 327 856
02-08-1973 III/b Sda S1 IAIN1996
01-12-2003
9 Andi Sakka, S.Pd150 362 908
15-12-1970 III/b Sda S1 UNHALU2002
01-01-2005
10 Sitti Sya'ban, S.Pd150 362 879
00-00-1970 III/b Sda S1 UNHALU2000
01-01-2005
11 Aswin, S.Pd150 362 937
27-06-1978 III/b Sda S1 UNHALU2003
01-01-2005
12 Abu Jafar, S.Ag150 363 073
28-09-1971 III/b Sda S1 STAIN1997
01-01-2005
13 Harmin, S.Pd150 362 920
07-071977 III/b Sda S1 UNHALU2002
01-01-2005
14 Satria Afrisky, S.Pd150 362 889
27-02-1979 III/b Sda S1 UNM2004
01-01-2005
15 Sutanti Tosepu, S.Pd150 392 946
29-05-1981 III/b Sda S1 UNHALU2004
01-01-2005
16 Drs. Arifuddin150 385 576
14-09-1966 III/a Sda S1 UVRI1992
01-04-2006
17 Drs. Abdul Gaffar150 086 009
20-10-1968 III/a Sda S1 IAIN1993
01-04-2006
18 Arni, S.Ag150 388 467
15-03-1973 III/a Sda S1 STAIN2003
01-04-2006
19 Sitti Sarinah, S.Ag150 388 466
12-03-1973 III/a Sda S1 STAIN1997
01-04-2006
Sumber : Kantor MAN 2 Kendari (diolah)
iii
b. Data Staf MAN 2 Kendari
Staf dan karyawan merupakan personil pendukung dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk itu staf dan karyawan yang
terdapat di MAN 2 Kendari adalah sebagai berikut:
Tabel 2Data Tata Usaha MAN 2 Kendari
Tahun Ajaran 2008/2009
No Nama Tgl. Lahir Gol Jabatan PendidikanMulai
Bertugas1 Djabal Nur, A.Md
150 202 63910-01-1957 III/d Kaur. TU
MAND3 STAIN
199901-02-2007
2 Hasnah, S.Sos150231098
26-03-1966 III/b Staf TUBendahara
S1 UNILAKI2001
01-11-1997
3 Ikhsan150 289 560
07-04-1978 II/c Staf TUMAN
MAN1996
01-04-2008
Sumber : Kantor MAN 2 Kendari (diolah)
c.Data Siswa MAN 2 Kendari
Sejak didirikannya, atau mulai tahun ajaran 1993/1994
MAN 2 Kendari sampai dengan tahun ajaran 2008/2009 telah
banyak meluluskan. Adapun gambaran siswa MAN 2 Kendari tahun
ajaran 2008/2009 sebagai berikut:
iii
Tabel 3Data Siswa MAN 2 Kendari
Tahun Ajaran 2008/2009
No KelasSiswa
Laki-Laki Perempuan Jumlah12345678
X AX BX CXI IPAXI IPS 1XI IPS 2XII IPAXII IPS
191713417181015
1113141912101515
3030272329282530
J u m l a h 113 109 222 Sumber : Kantor MAN 2 Kendari (diolah)
4.1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana
Peralatan atau sarana dan prasarana didalam pelaksanaan suatu
tugas merupakan hal yang sangat penting dan sangat menetukan
pencapaian hasil yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Adapun yang
dimaksud dengan sarana dan prasarana adalah semua hal, baik fisik
maupun non fisik yang dipakai secara langsung untuk menhasilkan suatu
produk.
Alat fisik misalnya, jenis mesin dikantor atau lapangan
perlengkapan kerja, sedang alat non fisik misalnya pola standar,
prosedur, pengetahuan, pengalaman yang juga berperan dalam usaha
pengemabngan sumber daya manusia khususnya dalam kaitannya
pelaksanaan administrasi.
iii
Adapun sarana dan prasarana pada MAN 2 Kendari Kecamatan
Unaaha Kabupaten Konawe adalah sebagai berikut :
Tabel 4Sarana dan Prasarana MAN 2 Kendari
Tahun Ajaran 2008/2009
No Jenis Sarana/Barang JumlahKeadaan
Baik Rusak1234567891011121213141516171819202122232425262728293031
TanahRuang Kantor Kepala MadrasahRuang Wakil Kepala SekolahRuang Tata UsahaRuang BendaharaRuang GuruRuang TamuRuang Operator KomputerRuang BKRuang OsisLaboratorium IPALaboratorium KomputerLaboratorium MultimediaPerpustakaanRKBAuditoriumMushollahKomputerLaptopTVDVDInfokusTelponSound SystemOHPJam DindingWCMeja Macam-Macam BentukKursi Macam-Macam BentukMeja SiswaKursi SiswaKursi + Meja Tamu
2.000 M2
11111111111111111811112215134375181365
2 Set
BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik
iii
323334353637383940414243444546474849505152
LemariPapan Struktur OrganisasiPapan PengumumanMadingBrankasKipas AnginKendaraan Roda DuaMesin Foto CopyMesin Pemotong RumputTangki SemprotPapan TulisAlat Olah RagaAlat SenamLapangan VollyLapangan BadmintonLapangan TakrawLapangan Tennis MejaAlat KesenianLukisan Presiden/Wakil PresidenBendera Merah PutihBendera Tut Wuri HandayaniLambang Bineka Tunggal IkaBendera Korpri
5211112212224652111123142121
BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik
Sumber : Kantor MAN 2 Kendari (diolah)
Berdasarkan keadaan sarana dan prasarana kerja pada MAN 2
Kendari tertera pada tabel 4 tersebut, nampak jelas terlihat bahwa
ditinjau dari aspek kuantitas dan kualitasnya cukup memadai. Hal ini
berarti telah dapat dikatakan cukup mendukung pelaksanaan tugas, baik
dalam proses pembelajaran oleh guru dan staf.
iii
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Fungsi Manajerial Kepala Madrasah
Sebagai manager pendidikan, kepala madrasah bertanggung
jawab penuh memanage madrasah. Memanage berarti mengatur seluruh
potensi madrasah agar berfungsi secara optimal untuk mencapai tujuan
madrasah. Kepala madrasah bertanggung jawab melaksanakan
administrasi madrasah dengan seluruh substansinya, memobilisasikan
sumber daya madrasah, merencanakan dan mengevaluasi program,
melaksanakan kurikulum dan pembelajaran, mengelola personalia,
memberdayakan sarana dan sumber belajar, mengadministrasikan
keuangan, melakukan pelayanan siswa, mengelola hubungan dengan
masyarakat, dan menciptakan iklim madrasah yang kondusif. Disamping
itu, kepala madrasah bertanggung jawab terhadap kualitas
pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya manusia di madrasah
agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan secara
efektif. Dengan kata lain, kepala madrasah sebagai pengelola pendidikan
memiliki tugas mengembangkan kinerja para guru dan pegawai, menjadi
guru dan pegawai yang profesional.
1. Perencanaan
Dalam setiap perencanaan kegiatan madrasah, lebih-lebih yang
melibatkan sejumlah orang, perencanaan merupakan tahap
permulaan yang mutlak perlu. Banyak kali tujuan tak tercapai karena
iii
tiadanya perencanaan yang baik. Akan tetapi perencanaan itu tidak
saja dilakukan pada permulaan kerja melainkan perlu terus menerus
dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Oleh karena itu
perencanaan dapat didefinisikan sebagai “Persiapan yang teratur dari
setiap usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Sebaiknya dalam menyusun perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh madrasah harus jelas adanya visi dan misi, bidang
garapan, tujuan, kegiatan yang akan dilaksanakan, kriteria
keberhasilan, jadwal pelaksanaan, sumber daya yang diperlukan,
anggaran serta penanggungjawab/pelaksana kegiatan. Karena dalam
perencanaan juga terkandung unsur penganggaran maka dalam
penyusunan anggaran harus dipertimbangkan beberapa faktor
seperti:
a. Prioritas kegiatan, dapat dibuat skala prioritas kegiatan.
b. Bobot kegiatan, dilihat dari jumlah person yang terlibat, lama
waktu kegiatan dan sumber daya yang diperlukan.
c. Produktifitas kegiatan, yang dapat dilihat dalam target kegiatan
(kuantitatif atau kualitatif).
d. Efektifitas biaya yang dikeluarkan dengan manfaat kegiatan yang
dilaksanakan.
e. Efisiensi pembiayaan, diukur dari perbandingan antara pencapaian
target secara nyata dan yang seharusnya.
iii
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tugas kepala
madrasah sebagai manajer dalam perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pencapaian prestasi kerja pegawainya akan
dikatakan baik apabila sudah memenuhi indikator tersebut diatas.
Kenyataan baik dan tidaknya proses perencanaan yang telah
dilaksanakan oleh kepala madrasah dalam kegiatan pengembangan
prestasi kerja pegawai. Namun sesuai dengan hasil observasi bahwa
di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari tidak, peneliti tidak
menemukan perencanaan kegiatan tahunan yang buat oleh Kepala
Madrasah
2. Pengorganisasian
Setelah perencanaan dilakukan, maka perlu ditetapkan
pembagian tugas-tugas diantara orang-orang yang terlibat agar
masing-masing tahu apa yang harus dikerjakan.
Pengorganisasian di sini berarti proses pembagian tugas-tugas
dan tanggung jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jadi pengorganisasian
meliputi penciptaan struktur, mekanisme dan prosedur kerja, uraian
kerja serta penempatan personil pada posisi yang sesuai dengan
kemampuannya. Karena organisasi merupakan alat Manajemen
iii
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka susunan, bentuk
serta besar kecilnya organisasi harus disesuaikan dengan tujuan yang
telah ditetapkan tersebut.
Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita
perhatian yaitu :
Asas Koordinasi.
Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan pemeliharaan
tata hubungan agar tercipta tindakan yang sama dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan
mulus maka diperlukan tiga syarat pokok :
a. Adanya wewenang tertinggi, yang berfungsi sebagai pemberi
arah.
b. Adanya kesediaan bekerja sama antara anggota karena merasa
adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.
c. Adanya filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati oleh
semua anggota.
Asas Hierarki.
Asas hierarki adalah suatu proses pewujudan koordinasi dalam
organisasi. Didalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas,
wewenang dan tanggung jawab. Di dalam hirarki ini diperlukan
adanya : kepemimpinan, pendelegasian wewenang dan pembatasan
tugas.
iii
Hasil observasi peneliti tentang pengorganisasian atau
pembagian tugas guru dan staf yang dituangkan dalam bentuk SK
Pembagian Tugas Guru dan Staf MAN 2 Kendari berdasarkan
pernyataan informan adalah sebagai berikut :
Tabel 5Pembagian Tugas dan Guru MAN 2 Kendari
Tahun Ajaran 2008/2009
N0 NAMA GURUMATA
PELAJARAN/BEBAN KERJA
KELASJUMLAH JAM TATAP MUKA
(JTM)
TOTAL BEBAN KERJA
1 Drs. H. Abd. Malik, M.Pd Qur’an Hadits
Beban Kerja Sebagai Kepala MAN 2 Kendari
XII IPAXII IPSXI IPA
222
18
24
2 La Ode Subarjo, S.Pd Ekonomi
Beban Kerja Sebagai Wakamad. UR. Kurikulum
XI IPS 1XI IPS 2
X AX B X C
44222
12
26
3 Dra. Nirmala Bahasa Inggris
Beban Kerja Sebagai Wakamad. UR. Sarana
XII IPSXII IPAXI IPA
444
12
24
4 Mashuri Saiyeng, S.Ag Biologi
Beban Kerja Sebagai Wakamad. UR . Kesiswaan
XII IPAXI IPAX A X B
4422
12
24
5 Akbar, S.Pd Sejarah
Beban Kerja Sebagai Guru Wakamad. Humas/BK
XII IPAXII IPSXI IPA
XI IPS 1XI IPS 2
X AX BX C
22222222
12
28
iii
6 Drs. Turaji Fiqhi
Beban Kerja Sebagai Kepala Perpustakaan
XII IPAXII IPSXI IPA
XI IPS 1XI IPS 2
X A
222222
12
24
7 Muh. Arsad, S.Pd BiologiGeografi
Beban Kerja Sebagai Kepala Laboratorium MIPA
X CXII IPSXI IPS 1 XI IPS 2
X AX B X C
2444222
12
32
8 Andi Sakka, S.Pd Bahasa Indonesia XII IPAXII IPSXI IPA
XI IPS 1XI IPS 2
X A
444444
24
9 Hermi Irawati, S.Ag SKI
Bahasa Indonesia
XII IPAXII IPS
X BX C
2244
12
10 Siti Syaban, S.Pd Bahasa Inggeris XI IPS 1XI IPS 2
X AX BX C
44444
20
11 Harmin, S.Pd Matematika XII IPAXII IPSXI IPA
XI IPS 1XI IPS 2
44444 20
12 Abu Jafar, S.Pd Fiqhi
Aqidah Akhlak
X BX C
XI IPAXI IPS 1XI IPS 2
X AX BX C
22222222
16
iii
13 Satria Afrizky, S.Pd Pendidikan Seni XII IPAXII IPSXI IPA
XI IPS 1XI IPS 2
X AX BX C
22222222
16
14 Sutanty Tosepu, S.Pd Fisika
TIK
XII IPAXI IPA
X AX BX C
XII IPAXII IPS
4422222
18
15 Drs. Arifuddin PKn
Sosiologi
XII IPAXII IPSXI IPA
XI IPS 1XI IPS 2
X AX BX C
XII IPSXI IPS 1XI IPS 2
22222222444
28
16 Drs. Abdul Gaffar Qur’an Hadits
Penjaskes
Beban Kerja Sebagai Kepala Lab. Komputer
X AX BX C
XI IPAXI IPS 1XI IPS 2
222
222
12
24
17 Arni, S.Ag Qur’an Hadits
Mulok (Baca Tulis Al-Qur’an)
Sosiologi
XI IPS 1XI IPS 2XI IPA
XI IPS 1XI IPS 2
X AX BX CX AX BX C
22222222222
22
iii
18 Sitti Sarina, S.Ag Bahasa Arab XII IPAXII IPSXI IPA
XI IPS 1XI IPS 2
X AX BX C
22222222
16
19 Aswin, S.Pd Kimia XII IPAXI IPA
X AX BX C
44222
14
20 Drs. I Ketut Sutama Ekonomi XII IPS 4 421 Abdul Rahman Alhasby,
S.PdMatematika X A
X BX C
444
12
22 Alwi, S.Ag TIK XI IPAXI IPS 1XI IPS 2
X AX BX C
222222
12
23 Sumara, SE Penjaskes XII IPAXII IPS
22
4
24 Salim Zulhijah, S.Pd Penjaskes X AX BX C
222 6
Sumber : Kantor MAN 2 Kendari (diolah)
Setelah melihat pembagian tugas diatas, dapat disimpulkan
bahwa pembagian tugas di MAN 2 Kendari masih jauh dari pada apa
yang diharapkan, ini dibuktikan dengan ada beberapa guru yang
mengajar bukan bidang ilmunya masing-masing.
3. Penggerakan (Actuating)
Menurut George R Terry actuating ialah tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
iii
mencapai saran-sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha-usaha organisasi.
Masalah penggerakan ini sangat erat hubungannya dengan
unsur manusia, sehingga keberhasilannya juga ditentukan oleh
kemampuan kepala madrasah dalam berhubungan dengan manusia
yang dipimpinnya. Dengan kata lain usaha penggerakan ini berkaitan
erat dengan usaha memberi motivasi kepada kepada guru dan
stafnya. Dalam rangka memberi motivasi ini maka diperlukan
adanya pengarahan yang jelas, berupa perintah, penugasan, petunjuk
maupun pembimbingan. Agar dalam menjalankan tugas dapat
berjalan dengan baik, maka harus selalu ada koordinasi dari
pimpinan, mulai dari pimpinan tertinggi maupun pimpinan unit kerja
MAN 2 Kendari.
Agar seorang pemimpin atau pimpinan sekolah mampu
melaksanakan fungsi ini dengan baik maka dituntut padanya
kemampuan berkomunikasi, memiliki daya kreasi serta inisiatif yang
tinggi dan mampu mendorong semangat stafnya.
Namun berdasarkan informan bahwa penggerakan (actuating)
yang seharusnya dilakukan oleh kepala madrasah selaku pimpinan
tertinggi tidak selalu memihak terhadap bawahannya, ini
disimpulkan dengan seringnya kebijakan yang diambil oleh kepala
iii
madrasah tidak adanya transparansi dan tidak melalui jalur
musyawarah.
4. Pengawasan
Di dalam melakukan pengawasan orang harus menggunakan
tolak ukur (kriteria) tertentu. Perencanaan sudah merupakan kriteria
yang dapat dipakai dalam pengawasan.
Pengawasan dalam bidang pendidikan biasa digunakan dengan
istilah supervisi. Yang dimaksud dengan supervisi adalah kegiatan
pelayanan/bantuan kepada guru untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dikelas. Kegiatan supervisi pendidikan berusaha
memperbaiki cara guru mengajar, cara murid belajar, meningkatkan
mutu serta penggunaan pelajaran, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, para guru maupun staf harus
diberikan pelatihan dan pengembangan. Karena dengan pelatihan
diharapkan mereka lebih profesional dan trampil dalam
melaksanakan kegiatan kependidikan. Kegiatan pelatihan dan
pengembangan sumber daya sekolah yaitu peningkatan
profesionalisme, seperti mengikuti pelatihan, seminar, kursus dan
pertemuan guru-guru mata pelajaran.
Selain hal tersebut, para guru dan staf perlu mendapatkan
kesempatan dalam pengembangan karier mereka, seperti
iii
memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi dan menaikkan
jabatan untuk staf yang berprestasi dalam kinerjanya.
Dengan pelatihan, pegawai akan mempunyai kecakapan dan
keterampilan dalam menjalankan tugas mereka. Pelatihan dan
pengembangan bertujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan
dan meningkatkan efektivitas kinerja pegawai dalam upaya
mencapai hasil yang optimal.
Namun hasil penelitian kami yang bersumber dari informan
bahwa di MAN 2 Kendari jarang sekali terlaksana pelatihan-
pelatihan yang dapat menunjang prestasi kerja pegawainya dengan
alasan kurangnya dana kas madrasah.
5. Penilaian
Penilaian prestasi kerja merupakan kegiatan yang urgent dalam
lembaga pendidikan. Karena dengan penilaian yang objektif dan
kontinue, sekolah akan dapat mengetahui dan menilai tentang
prestasi kerja seluruh pegawainya.
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal), menurut
T. Handoko adalah proses melalui mana organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Penilaian ini
merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan kinerja
iii
pegawai masing-masing dalam mengembangkan kualitas kinerja
mereka.
Penilaian tenaga kependidikan biasanya lebih difokuskan pada
prestasi individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah.
Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi
tenaga kependidikan yang bersangkutan. Bagi tenaga kependidikan,
penilaian berguna sebagai umpan balik (feed back) terhadap potensi
yang ia miliki. Sedangkan bagi sekolah, hasil penilaian prestasi kerja
tenaga kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan
berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program sekolah,
penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem
imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses pengembangan
sumber daya manusia secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan, penilaian prestasi
kerja pegawai di MAN 2 Kendari rangkum dalam bentuk DP-3
seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini:
iii
Tabel 6Penilaian Prestasi Kerja Guru dan Staf MAN 2 Kendari (DP-3)
Tahun Ajaran 2008/2009+
No NamaAspek Penilaian
Jumlah Rata-RataKesetiaan Prestasi Kerja Tanggung Jawab Ketaatan Kejujuran Kerja Sama Prakarsa Kepemimpinan
12345678910111213141516171819202122
Drs. H. Abd. Malik, M.PdLaode Subarjo, S.PdDra.NirmalaMashuri Saiyeng, S.AgAkbar, S.PdDjabal Nur, A.MdM. Arsad, S.PdDrs. TurajiHasnah, S.SosHermi Irawati SB, S.AgAndi Sakka, S.PdSitti Sya'ban, S.PdAswin, S.PdAbu Jafar, S.AgHarmin, S.PdSatria Afrisky, S.PdSutanti Tosepu, S.PdDrs. ArifuddinDrs. Abdul GaffarArni, S.AgSitti Sarinah, S.AgIkhsan
91919191919191919191919191919191919191919190
82798281778179817979767776777776767776767778
83788381768278807978777777777777777777767778
82788280778278807978777777777777767777767777
82788280778277807977777777777777767677767778
82788280778178797978767677777676777676767678
82788280768077787877767676767676767676767678
817781807681----------------
583559583573
78,57660558569564558551551551552551551549550550547550558
83,2879,8583,2881,8578,5782,5079,7181,2880,5779,7178,7178.7178,7178,8578,7178,7178,4378,5778,5778,1478,5779,71
Sumber : Kantor MAN 2 Kendari (diolah)
iii
Berdasarkan tabel DP-3 guru dan staf MAN 2 Kendari, nampak
jelas terlihat bahwa ditinjau dari aspek penilaian cukup baik. Hal ini
berarti telah dapat dikatakan cukup baik dalam pelaksanaan tugas, baik
dalam proses pembelajaran dan kegiatan madrasah lainnya oleh guru
dan staf.
4.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peranan Kepala madrasah Dalam
Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai
Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat
penting bagi lembaga pendidikan dalam mengelola, mengatur dan
memanfaatkan karyawan dan tenaga pendidik sehingga dapat
berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan lembaga
pendidikan. Sumber daya manusia di lembaga pendidikan perlu
dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara
kebutuhan guru dan karyawan dengan tuntutan dan kemampuan
lembaga pendidikan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci
utama dari lembaga pendidikan agar dapat berkembang secara
produktif dan wajar. Perkembangan lembaga pendidikan sangatlah
tergantung pada kemampuan dan produktvitas tenaga pendidik yang
berada di lembaga pendidikan. Dengan pengaturan manajemen
sumberdaya manusia yang profesional, maka diharapkan karyawan
dan tenaga pendidik dapat bekerja dengan baik, yang pada akhirnya
iii
dapat berprestasi dengan baik pula. Oleh karena itu tidaklah
berlebihan apabila ada asumsi bahwa manusia adalah faktor yang
dominan dalam menentukan berhasil tidaknya tujuan dari suatu
organisasi. Tanpa sumber daya insani, maka mustahil sebuah
organisasi dapat dijalankan dengan baik.
Kegiatan akademik lembaga pendidikan sangat tergantung
pada kondisi para pendidik sebagai ujung tombak yang berhadapan
langsung dengan peserta didik, oleh sebab itu maka aktivitas dan
prestasi kerja tenaga pendidik menjadi sesuatu yang sangat penting
dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Oleh karena itu pembinaan
dan pengembangan karier harus ditangani sebaik mungkin agar
prestasi kerja atau kinerja dari tenaga pendidik dapat ditingkatkan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu peserta didik dan
lembaga pendidikan itu sendiri. Guru yang mempunyai kinerja yang
baik akan sangat berpengaruh terhadap tujuan dari pendidikan, dan
sebaliknya guru yang prestasi kerjanya jelek akan menghancurkan
lembaga pendidikan itu pada akhirnya. Peningkatan kinerja sumber
daya insani merupakan hal yang sangat penting dalam usaha
memperbaiki proses belajar mengajar, sehingga perlu diupayakan
secara terus menerus dan berkesinambungan. Sumber daya insani
adalah aset yang paling penting dan berharga bagi suatu lembaga
pendidikan yang perlu ditunjang dengan manajemen yang efektif
iii
untuk menuju keberhasilan dari tujuan lembaga pendidikan. Untuk
itu maka perlu dianalisis tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pada peningkatan kinerja atau prestasi kerja guru dan
staf tersebut.
Tinggi rendahnya kinerja guru dan staf dipengaruhi oleh
banyak faktor yang terlibat di dalamnya, antara lain kemampuan dan
kemauan kerja, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, kebijakan
kompensasi yang diterapkan di sekolah baik kompensasi finansial
maupun non finansial atau kompensasi langsung maupun
kompensasi tidak langsung, lingkungan kerja, budaya, motivasi guru
dalam mengajar dan faktor-faktor lainnya. Pada penerapan
kurikulum dengan pendekatan berbasis kompetensi menuntut guru
berkinerja tinggi, karena inti dari penerapan kurikulum ini adalah
pemberdayaan kemampuan siswa melalui penilaian proses pada
siswa untuk mengetahui kompetensi individu masing-masing siswa
bagi dari segi kognitif, afektif dan konaktifnya sehingga guru dalam
menilai siswa tidak hanya di akhir semester saja atau akhir pokok
bahasan saja tetapi dia menilai mulai dari awal pelajaran sampai
akhir pelajaran yang ini harus dilakukan terus menerus. Kinerja guru
yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap kesahihan hasil
penilaian terhadap peserta didik, sebaliknya guru yang kinerjanya
jelek akan menghasilkan penilaian terhadap siswa bersifat subyektif.
iii
Di sisi lain prestasi guru dan staf yang baik akan sangat
mempengaruhi terhadap pembentukan perubahan dan karakteristik
pada peserta didik, karena guru bagi peserta didik adalah contoh bagi
perubahan dirinya. Prestasi kerja guru dan staf dapat dilihat dari
penyelesaian beban-beban tugas yang dibebankan kepadanya oleh
pihak sekolah, antara lain adalah mengajar di kelas, membuat
perangkat mengajar, membuat perangkat penilaian, menganalisis
hasil penilaian, dan tugas-tugas lain yang dibebankan sekolah pada
dirinya.
Bagi sekolah kinerja guru yang baik akan sangat membantu
bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah sesuai visi dan misi
sekolah tersebut yang pada akhirnya adalah dapat meningkatkan
kinerja sekolah sendiri. Kinerja sekolah yang baik menunjukkan
mutu dari sekolah tersebut. Apabila mutu sekolah baik maka image
pada masyarakat juga baik yang pada akhirnya dapat menaikkan
nilai jual sekolah di masyarakat dan sebaliknya apabila kinerja
sekolah kurang baik, maka image pada masyarakat juga menurun
yang pada akhirnya akan menurunkan nilai jual dari sekolah
tersebut.
Madrasah Aliyah adalah salah satu dari sekian banyak lembaga
pendidikan yang ada di Indonesia. Madrasah saat ini dituntut untuk
bisa berkompetisi dengan lembaga-lembaga pendidikan baik yang
iii
sejenis maupun lembaga pendidikan yang tidak sejenis. Madrasah
harus bisa bersaing dengan lembaga pendidikan Sekolah Menengah
Atas, Sekolah Menengah Kejuruan maupun dengan lembaga-
lembaga pendidikan non formal yaitu Lembaga Bimbingan Belajar.
Untuk bisa berkompetisi maka dituntut adanya guru yang
profesional, yang salah satu bentuknya adalah guru yang mempunyai
kinerja yang baik. Madrasah Aliyah Negeri 2 Kendari merupakan
satu dari sekian banyak lembaga pendidikan yang ada di Kab.
Konawe terutama yang ada di sekitar Madrasah Aliyah Negeri 2
Kendari yaitu SMA Negeri 1 Unaaha, SMA Negeri 2 Unaaha, SMK
Kesehatan, SMK Negeri Unaaha, SMA Negeri 1 Wawotobi dan
SMA Nasional Wawotobi. Sebagai lembaga pendidikan maka
MAN 2 Kendari dituntut untuk bisa bersaing dengan lembaga
pendidikan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis
yaitu dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan kualitas kerja
seiring dengan perkembangan jaman
Masalah prestasi kerja guru dan staf pada madrasah akan
sangat berhubungan dengan kondisi peserta didik. Prestasi kerja guru
yang baik akan membawa pengaruh pada proses belajar mengajar di
sekolah yang pada akhirnya akan berpangaruh terhadap peserta didik
dan kondisi lingkungan belajar di madrasah itu sendiri.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kehadiran guru di sekolah, tingkat
iii
ketepatan waktu mengajar baik jam masuk maupun jam keluar.
Berdasarkan pengamatan dari penulis hampir tiap hari ada guru yang
tidak masuk kerja dan berdasarkan rekapitulasi prosentasi kehadiran
guru pada data kepegawaian dikantor TU diperoleh prosentasi
kehadiran guru rata-rata 80% dan komplain dari murid yang sering
ditinggal guru saat jam-jam efektif hanya untuk mengerjakan tugas-
tugas yang bukan dari sekolah. Ini jelas akan mempengaruhi proses
belajar mengajar di kelas yang pada akhirnya adalah terganggunya
proses belajar mengajar di sekolah. Akibat dari guru yang sering
tidak masuk kerja, atau datang terlambat atau meninggalkan jam-jam
pelajaran maka banyak komplain dari peserta didik tentang layanan
pendidikan yang mereka terima yang berdampak pada tingkat
kedisiplinan siswa baik pada jam masuk pelajaran atau tingkat
pelanggaran pada tata tertib sekolah yang sering dilakukan. Kinerja
atau prestasi kerja guru Madrasah Aliyah tersebut tidak terlepas dari
kompensasi yang diterima oleh guru baik kompensasi yang berupa
finansial maupun kompensasi non finansial serta motivasi kerja dari
para guru dalam bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi peranan kepala madrasah dalam meningkatkan
prestasi kerja pegawai di MAN 2 Kendari adalah sebagai berikut :
iii
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kerja guru dan
staf MAN 2 Kendari baik yang berhubungan dengan tenaga guru dan
staf maupun lingkungan sekolah. Menurut peneliti, dapat
dikemukakan 12 faktor utama yang memnentukan kinerja tenaga
guru dan staf, yakni:
1. Sikap Mental, berupa motivasi, disiplin dan etika kerja.
2. Pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan
yang lebih tinggi akan nmemiliki wawasan yang lebih luas,
terutama penghayatan akan arti penting kinerja. Pendidikan
disisni dapat berarti pendidikan formal informal, maupun non
formal. Tingginyakesadaran akan pentingnya kinerja akan
mendorong tenaga kependidikan yang bersangkutan bertindak
produktif.
3. Keterampilan, makin terampil tenaga kependidikan akan lebih
mampu bekerja serta menggunakan fasilitas dengan baik. Tenaga
kependidikan akan menjadi lebih terampil apabila mempunyai
kecakapan (ability) dan pengalaman (experience) yang memadai.
4. Manjemen, diartikan dengan hal yang berkaitan dengan sistem
yang diterapkan oleh kepala sekolah untuk mengelola dan
memimpin serta mengendalikan tenaga kependidikan.
Manajemen yang tepat akan menimbulkan semangat yang lebih
tinggi sehingga mendorong tenaga kependidikan untuk bertindak
produktif.
5. Hubungan Industrial, dapat:
a. Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan mitivasi
kerja secara produktif sehingga kinerja dapat meningkat.
iii
b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis
sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam usaha
meningkatkan kinerja.
c. Meningkatkan harkat dan martabat tenaga kependidikan
sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi
dalam upaya meningkatkan produktivitas sekolah.
6. Tingkat penghasilan yang memadai dapat menimbulkan
kosentrasi kerja, dan kemampuan yang dimiliki dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja.
7. Jaminan sosial yang diberikan Departemen Agama dan Dinas
Pendidikan kepada dimaksudkan untuk meningkatkan
pengabdian dan semangat kerja. Jika jaminan sosial tenaga
kependidikan mencukupi maka akan menimbulkan kesenangan
bekerja, yang mendorong pemanfaatan seluruh kemampuan
untuk meningkatkan kinerja.
8. Lingkungan dan suasana mengajar yang baik akan mendorong
tenaga kependidikan senang bekerja dan meningkatkan tanggung
jawab untuk melakuakan pekerjaan dengan lebih baik menuju
kearah peningkatan kinerja.
9. Kualitas sarana pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja, sarana pembelajaran yang tidak baik akan menimbulkan
pemborosan.
10. Tekhnologi yang dipakai secara tepat akan mempercepat
penyelesaian proses pendidikan, menghasilkan jumlah lulusan
yang berkualitas serta memperkecil pemborosan.
11. Kesempatan berprestasi dapat menimbulkan dorongan psikologis
untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang
dimiliki dalam meningkatkan kinerja.
iii
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka pada uraian akhir ini
ditarik beberapa kesimpulan pokok terutama kesimpulan berkenaan dengan
jawaban permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan-
kesimpulan dimaksud adalah sebagai berikut :
Fungsi manajerial kepala madrasah selaku pimpinan di MAN 2 Kendari
berdasarkan data-data yang telah diuraikan sebelumnya menunjukkan
bahwa dari keseluruhan informan yang ditetapkan sebagai sumber data
dalam penelitian ini, secara umum dapat dikatakan belum maksimal. Hal
ini dapat diamati kembali melalui implementasi keseluruhan komponen
atau kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala madrasah selaku
manajer, dimana komponen atau kegiatan tersebut belum terlaksana
dengan baik, dalam arti implementasi tugas-tugas tersebut
diamati/diawasi oleh seluruh dewan guru dan staf yang ada di MAN 2
kendari.
Didalam proses implementasi tugas dan fungsi kepala madrasah selaku
manajer, faktor-faktor yang berpengaruh antara lain : Komitmen kerja
kepala madrasah dalam menjalankan peranannya dalam pemberian
motivasi untuk mencapai prestasi kerja yang baik cenderung dianggap
iii
sebagai faktor penghambat dalam mencapai keberhasilan visi, misi dan
tujuan madrasah.
Dari kedua kesimpulan umum tersebut diatas, maka apabila dilakukan
klasifikasi atau penilaian pada pelaksanaan fungsi manajerial kepala
madrasah dapat dijelaskan bahwa didalam pelaksanaan kepemimpinan
yang dilakukan oleh kepala madrasah terhadap beberapa komponen
dalam menunjang keberhasilan dalam penerapan pendidikan di MAN 2
Kendari, nampak begitu kurang efektif.
Saran
Atas dasar kesimpulan tersebut diatas dapat dikemukakan beberapa
saran dalam rangka peningkatan kualitas kerja Guru dan Staf MAN 2 Kendari
dalam proses penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut :
Hendaknya kepala madrasah selaku pimpinan untuk lebih meningkatkan
komitmen kerjadan realisasinya didalam proses penyelenggaraan
pendidikan, dan terutama pada aktualisasi tugas dan fungsi kepala
madrasah, dalam kedudukannya sebagai pimpinan, baik komitmen
dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai maupun pelaksanaan fungsi
tersebut. Hal ini penting mengingat kepala madrasah sebagai pimpinan
adalah merupakan penanggung jawab utama atas tercapainya tujuan
iii
organisasi, seperti halnya organisasi MAN 2 Kendari dalam sekolah
suatu tujuan diantaranya adalah meningkatkan mutu pendidikan.
Hendaknya kepala madrasah termasuk unsur penyelenggara pendidikan
pada MAN 2 Kendari, untuk lebih meningkatkan frekuensi dan mutu
hubungan dengan lingkungan madrasah terutama orang dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan guna tercapainya tujuan
madrasah yang sebenarnya.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Atmodiwirio, Soebagio.2000. Manajemen Pendidikan. Jakarta : Ardadizya Jaya.
Gie, The Liang. 2000. Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta: Liberty.
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta : Rinieka Cipta.
Kansil, CST. 1993. Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri Sipil, Jakarta : CV.
Mas Agung.
Mulyasa E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya
Nucholis, Hanif. 2005. Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Jakarta : Garsindo.
Sahertian, Piet. A. 1985. Dimensi Administrasi Pendidikan. Malang : Usaha
Nasional.
Siagian, SP. Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta :
Rineka Cipta.
Siagian, Sondang P, 1993, Organisasi, Kepemimpinan dan Prilaku Administrasi, C.
V. Haji Masagung, Jakarta.
Siagian, Sondang P, 1995, Teori Pengembangan Organisasi, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Purwanto, Ngalim. M. 1987. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
The Lian Gie, 1992, Ilmu Administrasi, Penerbit Lyberti, Yogyakarta.
iii
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003),
Wahjosumidjo. 1984. Kepemimpinan Dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Wahjosumidjo. 1995. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta : Rajawali Pers.
Wijaya, HAW. 1999. Administrasi Kepegawaian, Jakarta : CV. Rajawali.
Winardi. 1990. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta : Rineka Cipta
www.google.co.id
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing untuk mengikuti
Ujian Skripsi pada Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara
Universitas Lakidende Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara.
Unaaha, Agustus 2009
MENYETUJUI :
MENGETAHUI :
KETUA PRODI ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS LAKIDENDE
SARTONO NGADE, S.Sos, M.Si
PEMBIMBING I
Drs. GUSARMIN SOFYAN, M.Pd
PEMBIMBING II
SARTONO, S.Sos, M.Si
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 5
1.4 Sistematika Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
2.1 Konsep Peranan ................................................................................ 7
2.2 Konsep Kepemimpinan ..................................................................... 12
2.3 Konsep Peranan Kepemimpinan Kepala Madrasah .......................... 13
2.4 Konsep Prestasi Kerja ....................................................................... 16
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja .......................... 17
2.6 Konsep Penilaian Kinerja ................................................................. 19
2.7 Kerangka Fikir .................................................................................. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 22
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 22
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 22
iii
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 23
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 23
3.5 Metode Analisis Data ........................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 26
iii
PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL
KEPALA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KENDARI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 )
Pada Fakultas Ilmu AdministrasiUniversitas Lakidende
O l e h :
ANDI DARMAWANSTB : 205 101 006
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS LAKIDENDE
KONAWE
2009
iii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi ini diterima oleh panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Lakidende, untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Administrasi Negara
pada tanggal Agustus 2009.
Disahkan oleh :
Dekan, Fakultas Ilmu Administrasi
H. SULSALMAN MOITA, S.Sos, M.Si
TEAM PENGUJI :
1. Drs. I MADE CITA, M.Si : Ketua (……………….……)
2. SARTONO, S.Sos, M.Si : Sekretaris (……………….……)
3. AKRIMAN, S.Sos, M.Si : Anggota (……………….……)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan walaupun dalam bentuk
yang sederhana.
Banyak tantangan dan hambatan yang penulis alami dalam penyusunan
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, maka tantangan dan
hambatan tersebut dapat diatasi. Untuk itu, sudah selayaknya jika penulis
menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang tulus kepada Bapak
Drs. Gusarmin Sofyan, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Bapak
Sartono, S.Sos, M.Si., selaku Pembimbing II.
Selanjutnya, penulis tak lupa menyampaikan terima kasih kepada
masing-masing pihak berikut ini :
1. Drs. Gusarmin Sofyan, M.Pd., selaku Rektor Universitas Lakidende.
2. H. Sulsalman Moita, S.Sos, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Lakidende.
iii
3. Sartono Ngade, S.Sos, M.Si., selaku Ketua Program Studi Administrasi
Negara Universitas Lakidende.
4. Agung, S.Sos., selaku Penasehat Akademik selama penulis menjalani
proses perkuliahan di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lakidende.
5. Milyan, S.Sos., dan Mustofik, S.Kom., Staf Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Lakidende.
6. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Lakidende.
7. Drs. H. Abd. Malik, M.Pd., selaku Kepala MAN 2 Kendari yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Laode Subarjo, S.Pd., Drs. Turaji, Dra. Nirmala, Mashuri Saiyeng, S.Ag.,
Andi Sakka, S.Ag, S.Pd., Djabal Nur, A.Md,. Ikhsan, selaku staf pengajar
dan staf tata usaha MAN 2 Kendari yang telah banyak membantu dalam
pemberian informasi dan data-data yang dibutuhkan penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Ayahanda Andi Muh. Nasir dan Ibunda tercinta Andi Sitti Halijah, atas
kesabaran dan keteguhannya dalam memberikan dorongan dan bimbingan
sejak mulai dari Pendidikan Dasar hingga Perguruan Tinggi.
iii
10. Saudaraku tercinta Andi Aniestan, Andi Misnawati, S.Pd I, Andi Mukhlis
yang selalu membantu baik dalam bentuk moril maupun materil dalam
penyelesaian studi ini.
11. Keluarga-keluargaku tercinta Andi Muh. Wahyuddin, SE.,
Drs. Andi Muh. Kamaruddin, Andi Murni, Andi Wati, Andi. Hj. Nuru,
Andi Jamaluddin, Andi Muh. Dzulfadli, Andi Idhan, SH., Pia, dan yang
belum sempat saya penulis sebutkan satu persatu, sebagai pemberi
semangat sejak memulai pendidikan hingga dalam penyusunan skripsi ini.
12. Rekan-rekan mahasiswa, Brigadir. Kadek Sudiadnyana,
Briptu. Eko Sulistiono, Asran Laloasa, Agus Handoyo, dan yang belum
sempat penulis sebutkan namanya, semoga amal kebaikannya mendapat
imbalan dari Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, Amin.
Unaaha, 25 Agustus 2009
P e n u l i s,
iii
top related