anatomi & fisio esofagus (yana)
Post on 03-Jan-2016
201 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Anatomi Esofagus
Esofagus merupakan sebuah saluran berupa tabung berotot yang menghubungkan dan
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Dari perjalanannya dari faring
menuju gaster, esofagus melalui tiga kompartemen dan dibagi berdasarkan kompartemen
tersebut, yaitu Leher (pars servikalis), sepanjang 5 cm dan berjalan di antara trakea dan
kolumna vertebralis. Dada (pars thorakalis), setinggi manubrium sterni berada di
mediastinum posterior mulai di belakang lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri, lalu
membelok ke kanan bawah di samping kanan depan aorta thorakalis bawah. Abdomen (pars
abdominalis), masuk ke rongga perut melalui hiatus esofagus dari diafragma dan berakhir di
kardia lambung, panjang berkisar 2-4 cm.5
Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus superior ke otot
krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke v. pulmonalis inferior, 30-35
cm, dan ke kardioesofagus joint kurang lebih 40-45 cm.
Pada anak, panjang esofagus saat lahir bervariasi antara 8 dan 10 cm dan ukuran sekitar
19 cm pada usia 15 tahun.
Bagian cervical:
1. Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai vertebra thoracalis I
2. Anterior melekat dengan trachea (tracheoesophageal party wall)
3. Anterolateral tertutup oleh kelenjar thyroid
4. Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus
5. Posterior berbatasan dengan hypopharynx
6. Pada bagian lateral ada carotid sheats beserta isinya
Bagian Thoracal:
1. Panjang 16-18 cm, setinggi Vertebra thoracalis IX-X
2. Berada di mediastinum superior antara trachea dan collumna vertebralis
3. Dalam rongga thorax disilang oleh arcus aorta setinggi vertebra thoracalis IV dan
bronchus utama sinistra setinggi Vertebra thoracalis V
4. Arteri pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis
5. Pada bagian distal antara dinding posterior oesophagus dan ventral corpus
vertebralis terdapat ductus thoracicus, vena azygos, arteri dan vena intercostalis.
Bagian abdominal:
1. Terdapat pars diaphragmatica sepanjang 1 - 1,5 cm, setinggi vertebra thoracalis X.
2. Terdapat pars abdominalis sepanjang 2 - 3 cm, bergabung dengan cardia gaster
disebut gastroesophageal junction.
Esofagus mempunyai tiga daerah normal penyempitan yang sering menyebabkan
benda asing tersangkut di esofagus. Penyempitan pertama adalah disebabkan oleh
muskulus krikofaringeal, dimana pertemuan antara serat otot striata dan otot polos
menyebabkan daya propulsif melemah . Daerah penyempitan kedua disebabkan oleh
persilangan cabang utama bronkus kiri dan arkus aorta. Penyempitan yang ketiga
disebabkan oleh mekanisme sfingter gastroesofageal.5
Gambar 1: Anatomi Esofagus
Fisiologi esophagus (Proses Menelan)
Menelan merupakan suatu aksi fisiologis kompleks ketika makanan atau
cairan berjalan dari mulut ke lambung. Menelan merupakan rangkaian gerakan otot
yang sangat terkoordinasi, dimulai dari pergerakan voluntar lidah dan diselesaikan
dengan serangkaian refleks dalam faring dan esofagus. Bagian aferen refleks ini
merupakan serabut-serabut yang terdapat dalam saraf V, IX, dan X. Pusat menelan
atau deglutisi terdapat pada medula oblongata. Di bawah koordinasi pusat ini,
impuls-impuls berjalan ke luar dalam rangkaian waktu yang sempurna melalui
saraf kranial V, X, dan XII menuju ke otot-otot lidah, faring, iaring, dan esofagus.
Walaupun menelan merupakan suatu proses yang kontinu, tetapi terjadi
dalam tiga fase oral, faringeal, dan esofageal. Pada fase oral, makanan yang telah
dikunyah oleh mulut disebut bolus didorong ke belakang mengenai dinding
posterior faring oleh gerakan voluntar lidah. Akibat yang timbul dari peristiwa ini
adalah rangsangan gerakan refleks menelan.
Pada fase jhringeal, palatum mole dan uvula bergerak secara refleks menutup
rongga hidung. Pada saat yang sama, Iaring terangkat dan menutup glotis,
mencegah tnakanan memasuki trakea. Kontraksi otot konstriktor faringeus
mendorong bolus melewati epiglotis menuju ke faring bagian bawah dan
memasuki esofagus. Gerakan retroversi epiglotis di atas orifisium Iaring akam
melindungi saluran pernapasan, tetapi terutama untuk menutup glotis sehingga
mencegah makanan memasuki trakea. Pernapasan secara serentak dihambat untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi. Sebenarnya, hampir tidak mungkin secara
voluntar menarik napas dan menelan dalam waktu yang sama.
Fase esofageal mulai saat otot krikofaringues relaksasi sejenak dan
memungkinkan bolus memasuki esofagus. Setelah relaksasi yang singkat
iiu,gelombang jieristaltik primer yang dimulai dari faring dihantarkan ke otot
krikofaringeus, menyebabkan otot ini berkontraksi. Gelombang peristaltik terus
berjalan sepanjang esofagus, mendorong bolus menuju sfingter esofagus bagian
distal. Adanya bolus merelaksasikan otot sfingter distal ini sejenak sehingga
memungkinkan bolus masuk ke dalam lambung. Gelombang peristaltik primer
bergerak dengan kecepatan 2 sampai 4 cm/ detik, sehingga makanan yang tertelan
mencapai lambung dalam waktu 5 sampai 15 detik. Mulai setinggi arkus aorta,
timbul gelombang peristaltik sekunderbila gelombang primer gagal mengosongkan
esofagus. Timbulnya gelombang ini dipacu oleh peregangan esofagus oleh sisa
partikel partikel makanan.
Gelombang peristaltik primer penting untuk jalannya makanan dan cairan melalui
bagian atas esofagus, tetapi kurang penting pada esofagus bagian bawah. Posisi
berdiri tegak dan gaya gravitasi adalah faktor-faktor penting yang mempermudah
transpor dalam esofagus bagian bawah, tetapi adanya gerakan peris taldk
memungkinkan seseorang untuk minum air sambil berdiri terbalik dengan kepala
di bawah atau ketika berada di luar angkasa dengan gravitasi nol.
Sewaktu menelan terjadi perubahan tekanan dalam esofagus yang
mencerminkan fungsi motoriknya. Dalam keadaan istirahat, tekanan dalam
esofagus sedikit berada di bawah tekanan atmosfer, tekanan ini mencerminkan
tekanan intratorak. Daerah sfingter esofagus bagian atas dan bawah merupakan
daerah bertekanan tinggi. Daerah tekanan tinggi ini berfungsi untuk mencegah
aspirasi dan refluks isi lambung. Tekanan menurun bila masing-masing sfingter
relaksasi sewaktu menelan dan kemudian meningkat bila gelombang peristaltik
melewatinya.
Ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa rangkaian gerakan kompleks yang
menyebabkan terjadinya proses menelan mungkin terganggu bila ada sejumlah
proses patologis. Proses ini dapat mengganggu transpor makanan maupun
mencegah refluks lambung.
Gambar 2: Fisiologi Menelan.
top related