anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak

Post on 30-Jul-2015

81 Views

Category:

Health & Medicine

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ANAMNESIS DAN PeMERIKSAAN FISIK

PASIEN KANKEROleh :

dr. Teddy Bear Bear

BAGIAN/SMF ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

RSU DR. ZAINOEL ABIDINBANDA ACEH

2014

Pembimbing : dr. , Sp.BA

PENDAHULUANKanker pada anak Kanker bisa sulit dideteksi pada

anak-anak. Anak-anak dengan kanker dapat mengalami gejala atau tanda-tanda berikut.

Continued, unexplained weight loss

Headaches, often with early morning vomiting

Increased swelling or persistent pain in the bones, joints, back, or legs

Lump or mass, especially in the abdomen, neck, chest, pelvis, or armpits

Development of excessive bruising, bleeding, or rash

PENDAHULUANConstant, frequent, or persistent infectionsA whitish color behind the pupilNausea that persists or vomiting without nauseaConstant tiredness or noticeable palenessEye or vision changes that occur suddenly and persistRecurring or persistent fevers of unknown origin

Kadang-kadang, anak-anak dengan kanker tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut. Atau, gejala-gejala tersebut dapat disebabkan oleh kondisi medis yang bukan kanker.

PENDAHULUAN

Wilkinson

Bunuh diri (suicide) sebagai tindakan fatal untuk mencederai diri sendiri yang

dilakukan dalam kesadaran untuk merusak diri yang kuat atau secara sungguh-sungguh (conscious self-

destructive intent) dihadapi. (Keliat)

Usaha bunuh diri (parasuicide) merujuk pada tindakan menyakiti diri sendiri yang dilakukan dengan

pertmbangan yang mendalam yang biasanya tidak berakibat fatal.

PENDAHULUAN

Para klinisi menemukan adanya perbedaan antara :

- Bunuh diri yang asli (genuine suicide)Bunuh diri asli yang dilakukan oleh orang yang memang benar-benar ingin mati dan tindakan yang dilakukan untu merealisasikan bunuh dirinya tersebut, dilakukan tanpa perhitungan yang salah.

- Bunuh diri yang dimanipulasi (manipulative suicide)Bunuh diri tanpa bermaksud sungguh-sungguh ingin membunuh dirinya tindakan mereka adalah percobaan yang terkontrol, yang dilakukan untuk memanipulasi orang lain.

EPEDEMIOLOGI

• Hampir 1 juta orang melakukan bunuh diri

tiap tahun. Rata-rata terjadi kasus bunuh

diri di dunia setiap 40 detik. (WHO, 2006)

• Tiap tahun sedikitnya 50.000 orang

Indonesia melakukan bunuh diri tiap

tahunnya. (WHO, 2005)

Etiologi

Beberapa faktor yang menjadi penyebab bunuh diri dan parasuicide :

a. Faktor biologis : - Genetika - Neurokimia

b. Faktor sosial : - Teori Durkheim

c. Faktor psikologis - Teori Freud - Teori Menninger - Teori-teori baru

Faktor yang terkait• Faktor-faktor yang terkait dengan tindakan bunuh diri

dan percobaan bunuh diri (parasuicide) adalah : 1. Jenis kelamin 2. Metode 3. Usia 4. Ras 5. Status perkawinan 6. Pekerjaan 7. Kesehatan fisik 8. Kesehatan mental 9. Pasien psikiatrik

Gangguan-Gangguan Yang Beresiko

Terjadinya Percobaan Bunuh Diri

2.Skizofrenia

3. Ketergantungan alkohol

4. KetergantunganZat lain

5. Gangguan kepribadian

1. Gangguan mood

Penatalaksanaan• Tidak semua pasien parasuicide memerlukan rawat

inap (langsung meminta pasien yang diduga

bermaksud bunuh diri untuk menelpon segera jika

mencapai titik dimana mereka tidak yakin akan

kemampuan mereka untuk mengendalikan impuls

bunuh dirinya). Jika mereka tidak mampu

melakukan komitmen ini (dapat mengendalikan

impuls bunuh diri mereka dan dapat mencari

bantuan jika hal tsb terjadi), maka itu adalah

indikasi rawat inap.

Rawat inap tidak hanya dapat melindungi pasien tetapi juga menyediakan waktu aman untuk memulai penanganan, menurunkan resiko, mobilisasi dukungan, dan merencanakan keamanan pasien setelah perawatan di rumah sakit.

Meski demikian, rawat inap tidak dapat mencegah secara penuh tindakan bunuh diri sampai masalah pencetusnya terselesaikan.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Menurut Schnedman :

3. Menawarkan alternatif bunuh diri

2. Membangun dukungan yang realistik dengan menyadari bahwa pasien mungkin memiliki keluhan

yag masuk akal. Klinisi memiliki

beberapa tindakan

preventif praktis untuk

menghadapi orang yang ingin

bunuh diri, seperti :

1. Menurunkan penderitaan psikologi dengan memodifikasi lingkungan pasien yang penuh dengan stres,

menuliskan bantuan dari pasangan, perusahaan, teman.

– Keputusan untuk merawat pasien di RS tergantung pada diagnosis, keparahan depresi dan gagasan bunuh diri, kemampuan pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah, situasi hidup pasien, tersedianya dukungan sosial dan ada tidaknya faktor resiko untuk bunuh diri.

Penatalaksanaan

Alasan merawat inap pasien remaja dengan ide bunuh diri :

1. Psikosis2. Kejang-kejang berulang dan berat3. Sedang dalam fase mania4. Mengalami intoksikasi (kelebihan dosis obat)5. Pasien laki-laki (resiko meningkat 10 kali)6. Ada anggota keluarga yang meninggal bunuh

diri

PENATALAKSANAANGreydanus DE. Suicide in Adolescents : A Worldwide

Preventable Tragedy. 2009

Alasan merawat inap pasien remaja dengan ide bunuh diri :

7. Gagal dengan terapi rawat jalan yang intensif8. Riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya

(resiko meningkat 15 kali). 9. Gangguan penyalahgunaan yang berat. 10. Keterbatasan perhatian dan perawatan di

rumah. 11. Masalah medis lainnya.

PENATALAKSANAANGreydanus DE. Suicide in Adolescents : A Worldwide

Preventable Tragedy. 2009

Pasien yang dalam masa krisis obat pilihannya adalah golongan

benzodiazepine. Misal : Lorazepam 3x1 mg/hari. Selama 2 minggu.

Hati-hati memberikan benzodiazepine pada pasien yang

hostile, karena dapat meningkatkan iritabilitas pasien.

Terapi psikofar

maka

Pemberian obat jangan dalam jumlah banyak sekaligus (sedikit-sedikit), dan pasien harus kontrol

dalam beberapa hari.

Pemberian antidepresan biasanya tidak dimulai di ruang gawat darurat,

meskipun biasanya terapi definitif pasien-pasien dengan

kecenderungan bunuh diri adalah antidepresan. Antidepresan boleh

diberikan di ruang gawat darurat asal harus dikontrol esok harinya.

Terapi psikofar

maka

TERIMA KASIH..

WASSALAMUALAIKUM.WR.WB..

top related