analisis perbedaan rasio profitabilitas dan economic value added...
Post on 30-Jan-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
ANALISIS PERBEDAAN RASIO PROFITABILITAS
DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(STUDI PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR LQ45 PERIODE 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
MUHAMAD WAWAN NIM. 135030200111143
Dosen Pembimbing Dr. Drs. Muhammad Saifi, Msi
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI KEUANGAN
MALANG 2017
-
MOTTO
~Bill Gates
-citamu dengan memulainya dari berkerja ~ unknown
-
ii
RINGKASAN
Muhamad Wawan, 2017, Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode 2013-2015) Dr. Drs. Muhamad Saifi, M.Si, 97 Hal. + x
Dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, khususnya pusat pertanggungjawaban investasi, terdapat metode yang sudah lazin digunakan yaitu metode Rasio Profitabilitas. Namun beberapa tahun terakhir, dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah berkembang suatu pendekatan baru yaitu Economic Value Added (EVA). Pendekatan ini mula-mula dipopulerkan pada akhir tahun 1980-an oleh Stren Stewart & Co, dengan formula baru bahwa EVA adalah faktor yang paling relavan dan menentukan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. EVA merupakan alternatif pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang didapat dengan mengurangkan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dengan Cost of Capital.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji perbeedan kinerja keuangan perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 periode 2013-2015 dengan implementasi Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added (EVA). Metode Rasio Profitabilitasmerupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Metode Economic Value Added merupakan estimasi laba ekonomi usaha yang sebenarnya untuk tahun tertentu, dan sangat jauh berbeda dari laba bersih akuntansi di mana laba akuntansi tidak dikurangi dengan biaya ekuitas.Variabel yang menjadi pembanding dalam penelitian ini ialah ROE dan EVA.
Sehubungan dengan masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 periode penelitian 2013-2015 dengan sampel 42. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 23. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis normalitas, dan uji paired t-test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara metode Rasio Profitabilitas dengan metode Economic Value Added (EVA) sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan.
Kata Kunci: Rasio Profitabilitas, Economic Value Added, LQ 45
-
iii
SUMMARY
Muhamad Wawan, 2017, The Differences between Profitability Ratio
Analysis and Economic Value Added (EVA) in Assessing Corporate Financial Performance (Studies on companies incorporated in LQ45 period 2013-2015) Dr.Drs. Muhamad Saifi, M.Si. Page 97 + x
In measurement of company financial performance, especially the center of investment liability, there is a method that commonly used, named Profitability Ratio method. But in the recent years, in measurement of company financial performance has been developing a new approach. It is Economic Value Added (EVA). At first, this approach popularized by Stren Stewart & Co in late 1980, with a new formula that EVA is the most relevant and determining factor in measurement of company financial performance. EVA is an alternative measurement of company financial performance which is obtained by using Net Operating Profit after Tax (NOPAT) with Cost of Capital.
The aim of this study is for testing the differences in financial performance of companies incorporated in the LQ45 index period 2013-2015 with implementation of Profitability Ratio and Economic Value Added (EVA). Profitability Ratio Method is a ratio to assess the ability of company in obtaining profit and providing a measure of the level of company management effectiveness. Economic Value Added (EVA) Method is an actual business economic profit estimation for a certain year, and its very different from accounting net profit where accounting profit not reduced by equity cost. The comparison of variables in this research is ROE and EVA.
In connection with the problem, the authors are interested to conduct research on companies incorporated in the LQ45 index period 2013-2015 with 42 samples. Data analysis in this research are using SPSS version 23 program. The analysis technique that used in this research is normality analysis and paired t-test. The results of this study show that there is a significant difference between Profitability Ratio method and Economic Value Added (EVA) method as measurement of company financial performance.
Keywords: Profitability Ratio, Economic Value Added, LQ45
-
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added
(EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada peruhaan
yang tergabung LQ45 periode 2013-2015) .
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Admnistrasi Bisnis (SAB) pada Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
3. Bapak Mohammad Iqbal, S.Sos,M.Si,DBA selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
4. Bapak Dr. Drs. Wilopo. M.AB selaku Ketua Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
5. Bapak Mukhamad Kholid Mawardi, M.AB., Ph.D selaku Sekretaris Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
6. Bapak Dr. Drs. Muhammad Saifi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan hingga skripsi ini selesai.
7. Seluruh Dosen Pengajar Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
-
v
8. Kedua orang tua penulis terima kasih telah memberikan doa terbaik, dukungan moril, kasih sayang serta semangat yang tiada hentinya sehingga penulisan tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Adik penulis Ahmad Hidayat dan Siti Salwa terima kasih untuk dukungan ceria nya dan pertanyaan kapan pulangnya.
10. Teman kontrakan yang selalu memberikan pandangan dalam pengerjaan skripsi untuk menyegerakan dalam penelitian.
11. Terimakasih Bagus, Yola, Riris, devira, Dinda, Fira, Wahyu, Ulfah, dkk. terimakasih atas waktu yang diberikan untuk menemani, membantu, dan terus memberikan dukungan kepada saya dalam proses penulisan karya ilmiah ini.
12. Terimakasih pula kepada teman satu pembimbing (Idung, Farras, Dita, Sasa, dkk) yang sangat membantu dalam berbagai informasi, terutama hal keberadaan dosen pembimbing.
13. Team Longor yang dipertemukan di OB selalu mengajak saya main. Terimakasih telah mengenal kalian. Sampai bertemu lagi!
14. Teman teman seperjuangan teman-teman wakadobret, dan teman jurusan Ilmu Administrai Bisnis Angkatan 2013 yang telah banyak membantu memberikan masukan dalam penyusunan skripsi dan memberikan banyak kenangan si peneliti selama hampir 4 tahun kuliah di Malang
15. Rekan Mahasiswa Konsentrasi Manajemen Keuangan 2013. 16. Rekan Mahasiswa FIA Bisnis yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Senang bisa mengenal kalian selama 4 tahun ini. 17. Semua pihak yang telah membantu, memberikan dukungan
terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikian kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Malang, 29 Mei2017
Penulis
-
vi
DAFTAR ISI
Halaman MOTTO TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI PERNYATAAN ORISIONALITAS SKRIPSI RINGKASAN ........................................................................................................ ii SUMMARY .......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9 D. Kontibusi Penelitian ................................................................................... 9 E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 12 A. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 12 B. Laporan Keuangan ................................................................................... 16
1. Pengertian Laporan Keuagan .............................................................. 16 2. Tujuan Laporan Keuangan .................................................................. 17 3. Jenis Laporan Keuangan ..................................................................... 18 4. Pentingnya laporan keuangan.............................................................. 19 5. Keterbatasan Laporan Keuangan ........................................................ 20 6. Kinerja Keuangan ................................................................................ 20
C. Rasio Keuangan ....................................................................................... 21 1. Pengertian Analisis Rasio.................................................................... 21 2. Rasio Profitabilitas .............................................................................. 21 3. Metode Pembanding Rasio Keuangan ................................................ 23 4. Pihak-pihak yang Berkepentingan Dengan Rasio Keuangan .............. 23 5. Keunggulan dan Keterbatas Rasio ...................................................... 24
D. Metode Economic Value Added (EVA) ................................................... 26 1. Pengertian Economic Value Added (EVA) ......................................... 26 2. Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA) .................... 27 3. Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA) ............. 31 4. Manfaat Economic Value Added (EVA) ............................................. 33 5. Strategi Menaikkan Economic Value Added (EVA) ........................... 33
-
vii
E. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 34 F. Hipotesis ................................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 37 Jenis Penelitian......................................................................................... 37 Lokasi Pengambilan Data ........................................................................ 38 Variabel Penelitian ................................................................................... 38 Populasi dan Sampel ................................................................................ 39 1. Populasi ............................................................................................... 39 2. Sampel ................................................................................................. 39
Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 40 Analisis Data ............................................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 48 A. Gambaran Umum Bursa Efek Indoensia (BEI) ....................................... 48
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) ...................................... 48 2. Visi dan Misi BEI ................................................................................ 50
B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel..................................................... 51 1. PT. Astra Argo Lestari, Tbk ................................................................ 51 2. PT. Alam Sutera Realty Tbk ............................................................... 52 3. Global Mediacom Tbk ........................................................................ 53 4. Bumi Serpong Damai Tbk................................................................... 54 5. Charoen Pokphand Indonesia Tbk ...................................................... 55 6. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ................................................... 55 7. Indofood Sukses Makmur Tbk ............................................................ 56 8. Jasa Marga (Persero) Tbk .................................................................... 56 9. Kalbe Farma Tbk ................................................................................. 58 10. Lippo Karawaci Tbk ......................................................................... 59 11. Media Nusantara Citra Tbk ............................................................... 60 12. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk ................................. 61 13. Semen Indoensia (Persero) Tbk ........................................................ 62 14. United Tractor Tbk ........................................................................... 63
C. Analisis Rasio Profitabilitas Perusahaan LQ 45 ...................................... 64 1. Gross Profit Margin ............................................................................ 64 2. Net Profit Margin ................................................................................ 65 3. Return On Assets ................................................................................. 66 4. Return On Equity ................................................................................. 67
D. Analisis Economic Value Added (EVA) .................................................. 68 1. Menghitung Biaya Modal Utang ......................................................... 69 2. Menghitung Biaya Modal Saham ........................................................ 70 3. Menghitung Struktur Modal ................................................................ 73 4. Menghitung Biaya Modal Rata-rata .................................................... 74
E. Menghitung Economic Value Added (EVA)............................................ 78
-
viii
F. Kinerja Keuangan Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas dan Konsep Economic Value Added (EVA) ................................................................ 81
G. Uji Statistik .............................................................................................. 88
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91 A. Kesimpulan .............................................................................................. 91 B. Saran ........................................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 94
-
ix
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Judul Penelitian .............................................................................................. 14 2. Laporan Laba Rugi Tradisional dan Lapoan Laba Rugi Nilai ....................... 27 3. Sejarah singkat BEI ........................................................................................ 49 4. Gross Profit Margin perusahaan LQ 45 tahun 2013-2015 ............................ 64 5. Net Profit Margin perusahaan LQ 45 tahun 2013-2015 ................................ 65 6. Return On Assets perusahaan LQ 45 tahun 2013-2015 ................................. 66 7. Return On Equity perusahaan LQ 45 tahun 2013-2015 ................................. 67 8. Biaya Modal Utang perusahaan LQ 45 periode 2013-2015 ......................... 69 9. Biaya Modal Saham perusahaan LQ 45 periode 2013-2015 ......................... 71 10. Struktur Modal perusahaan LQ 45 periode 2013-2015) ................................ 73 11. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang .............................................................. 74 12. Nilai Biaya Modal Rata-rata Tertimbang....................................................... 76 13. Perhitungan Economic Value Added (EVA) .................................................. 78 14. Hasil Analisis Rasio Profitabilitas ................................................................. 81 15. Hasil Analisis Economic Value Added .......................................................... 84 16. Uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................... 89 17. T-Test ............................................................................................................. 89
-
x
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................................ 35
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Hasil Purposive Sampling ................................................................ 97 2. Data EPS .......................................................................................... 98 3. Dividen ............................................................................................. 98 4. Harga Saham .................................................................................... 99
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyambut Asean Economic Community, setiap perusahaan dituntut
untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan perusahaan-
perusahaan baik dalam lingkup nasional, regional, maupun internasional.
Pertumbuhan jumlah penduduk dan diikuti peningkatan taraf hidup masyarakat
secara umum membuat persaingan semakin bebas dan kompleks. Indonesia
memiliki banyak perusahaan yang mampu bersaing dalam menghadapi
perdagangan bebas tersebut. Perlu adanya perhatian penuh oleh perusahaan-
perusahaan Indonesia mengingat perkembangan bisnis ekonomi global dan
keadaan perekonomian yang belum kembali pulih benar, keadaan ini mendorong
perusahaan harus meningkatkan kinerjanya seoptimal mungkin untuk
menghadapi persaingan yang sangat ketat.
Setiap perusahaan menjalankan fungsi bisnis yang berbeda-beda tetapi
kegiatan utama perusahaan umumnya adalah melakukan produksi. Kegiatan
produksi dilakukan untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan menjadi nilai (value creation) yang lebih bermanfaat. Perusahaan
diharapkan tidak hanya melakukan proses bisnisnya untuk keuntungan semata
tapi dituntut untuk berperan aktif dalam menyelesaikan masalah yang ada
dikehidupan sehari-hari dalam yang dapat membantu pekerjaan masyarakat
banyak.
-
2
Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah untuk memaksimalkan
keuntungan, namun perusahaan turut memberikan kontribusi yang besar dalam
menunjang pembangunan ekonomi termasuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, menurunkan angka pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Bagi pihak intern tingkat kesehatan perusahaan akan membawa
dampak dalam pengambilan keputusan, baik oleh pihak kreditur dan pemegang
saham maupun oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri.
Calon kreditur dan pemegang saham sangat berkepentingan untuk
mengetahui kondisi keuuangan perusahaan agar modal yang diinvestasikan
cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang
menguntungkan atas investasi yang ditanamkannya. Berdasarkan kondisi seperti
ini, perusahaan harus tetap memandang jauh ke depan guna mengantisipasi
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan bisnisnya dan perusahaan sendiri harus memiliki keunggulan
bersaing (competitive advantage) agar dapat bertahan dari perubahan-perubahan
ekonomi serta mendapatkan keutungan yang optimal. Banyak investor yang
tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga diharapkan
akan medapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dari perusahaan.
Strategi ataupun tujuan perusahaan merupakan ukuran bagi segala
pemikiran dalam perusahaan dan memberikan arah serta merupakan cara
mengukur efektivitas suatu kegiatan perusahaan. Keberhasilan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan yang maksimal atau mencapai keuntungan yang
telah ditargetkan akan mensejahterakan pihak-pihak yang berperan penting
-
3
dalam perusahaan. Bukan hanya memperoleh keuntungan yang maksimal tetapi
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya merupakan pertimbangan
strategi yang bisa dilakukan.
Penilaian terhadap kinerja perusahaan diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana perusahaan dapat mencapai tujuan. Kinerja keuangan perusahaan
merupakan pencapaian prestasi perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009:53).
Informasi kinerja keuangan dibutuhkan oleh investor untuk menilai kinerja
perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi
agar dana yang diinvestasikan mendapat tingkat pengembalian yang tinggi.
Penilaian kinerja ini sangat dibutuhkan oleh banyak pihak, tentunya investor
sebagai pemberi dana memerlukan informasi yang memuaskan dari investasi
yang telah dilakukannya dan mengetahui kesehatan perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan ukuran tingkat keberhasilan
manajemen dalam mengola sumber daya keuangan perusahaan dan juga
digunakan oleh investor untuk bahan analisis. Adapun metode analisis laporan
keuangan yang dapat digunakan antara lain : analisis rasio keuangan, analisis
rasio keuangan yang dimodifikasi, Analisis Nilai Tambah Pasar (Market Value
Added/MVA), Analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added/EVA),
Analisis Capital, Asset, Management, Equity and Liquidity (Camel), dan
Balance Scoredcard (BSC). Umumnya analisis yang sering digunakan selama
ini adalah analisis rasio keuangan. Perhitungan kinerja keuangan dengan
menggunakan rasio keuangan tidak menjamin kondisi dan posisi keuangan
-
4
perusahaan yang sesungguhnya karena laba akuntansi dalam metode analisis
rasio keuangan dihitung tanpa mengurangi biaya modal (Sartono 2011:104).
Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai menggunakan rasio keuangan
yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio
Profitabiltas. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu strategi dalam
bidang keuangan terutama untuk menilai prestasi yang telah diraih perusahaan,
yang dapat dianalisis melalui perbandingan rasio-rasio keuangan. Melakukan
evaluasi atas pengukuran kinerja keuangan diperlukan tolak ukur tertentu.
Peneliti memakai metode pengukuran kinerja keuangan diantaranya, yaitu rasio
profitabilitas dan Economic Value Added (EVA). Rasio profitabilitas perusahaan
dapat mengukur kinerja keuangan dengan baik, dan mengukur kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba, sehingga perusahaan dapat mengetahui laba
kotor dan bersih yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. dalam
suatu periode tertentu.
Analisis rasio profitabilas dalam analisa keuangan mempunyai arti yang
sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan. Rasio profitabilitas
merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Data rasio profitabilitas dari
beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecendeungan
penciptaan laba yang diperoleh dan bila dibandingkan standart ratio akan
diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau
sebaliknya.
-
5
Analisis rasio profitabilitas memiliki keterbatasan, keterbatasan yang
utama dapat dilihat adalah dengan hanya digunakannya data nilai keuangan
historis tanpa dipertimbangkannya nilai pasar dari aset yang dimilikinya,
sehingga data yang digunakan terkadang tidak mencerminkan nilai yang
sebenarnya atau realisasinya. Rasio profitabilitas juga tidak memperhitungkan
biaya atas penggunaan dana (cost of fund). Mengatasi keterbatasan tersebut
maka pada tahun 1993 di bidang manajemen keuangan muncul konsep
pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai tambah (Value Added) yaitu
Economic Value Added (EVA) atau bisa disebut juga dengan Nilai Tambah
Ekonomis (NITAMI) konsep ini dikembangkan oleh Joel Stern dan Bennett
Stewart, pendiri perusahaan konsultan Stern Stewart & Company.
EVA merupakan estimasi laba ekonomi usaha yang sebenarnya untuk
tahun tertentu, dan sangat jauh berbeda dari laba bersih akuntansi dimana laba
akuntansi tidak dikurangi dengan biaya ekuitas sementara dalam perhitungan
EVA biaya ini akan dikeluarkan (Brigham & Houston 2014:111). Konsep EVA
menawarkan parameter yang cukup obyektif karena berangkat dari konsep biaya
modal (cost of capital) yaitu mengurangi laba dengan beban biaya modal dimana
beban biaya modal ini mencerminkan tingkat risiko perusahaan, serta biaya
modal mencerminkan kompensasi atau return yang diharapkan investor atas
sejumlah investasi yang ditanamkan perusahaan. Semua orang pasti mengetahui
bahwa risiko harus dipertimbangkan dalam menentukan nilai dan membuat
pilihan investasi. Bahkan, penilaian dan pemahaman tentang pertukaran antara
-
6
risiko dan imbal hasil merupakan dasar dari pencapaian kesejahteraan para
investor.
Dasar penilaian pendekatan EVA adalah profit rill perusahaan, dimana
penggunaan pendekatan ini tidak membutuhkan perbandingan dengan
perusahaan sejenis. Penggunaan metode EVA, perusahaan akan memfokuskan
pada penciptaan nilai perusahaan ( ). Memasukkan unsur
biaya modal dalam perhitungannya, pendekatan metode EVA ini tidak hanya
mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan tapi juga secara
eksplisit mempertimbangkan risiko yang dihadapi perusahaan.
Perusahaan sebelumnya harus mendaftarkan perusahaan kepada BEI atau
yang sering kita kenal dengan perusahaan go public agar calon kreditur ataupun
dan calon investor dapat menanamkan modalnya. Setelah perusahaan tersebut
menjadi perusahaan go publik diharapkan dapat konsisten dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahan, dengan begitu perusahaan bukan
hanya bertanggung jawab kepada manajemen perusahaan melainkan kepada
seluruh investor dan dituntut membuat strategi agar kinerja perusahaan terus
meningkat. Perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja perusahaannya jika
ingin memiliki keunggulan bersaing.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Indeks ini menjadi pilihan alternatif setelah IHSG bagi para investor untuk
menanamkan dananya. LQ45 merupakan indeks yang diperoleh dari perhitungan
-
7
45 emiten dengan seleksi kriteria seperti penilaian atas likuiditas. Faktor-faktor
yang berperan dalam pergerakan indeks LQ45 yaitu:
1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di
pasar keuangan Indonesia.
2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko.
3. Saham-saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabennya
merupakan saham berkapitaslisasi pasar besar di Bursa Efek Indonesia
(idx.co.id).
LQ45 mencerminkan pergerakan saham yang aktif diperdagangkan dan
juga mempengaruhi keadaan pasar, terdiri dari saham dengan likuiditas dan
kapabilitas pasar yang tinggi memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi
keuangan yang cukup baik. BEI juga terus memantau perkembangan yang
masuk dalam perhitungan index LQ45, setiap 6 bulan sekali dilakukan review
pergerakan ranking saham dan untuk menjamin kewajaran pemilihan saham,
sehingga jika ada saham yang tidak memenuhi kriteria tidak akan dimasukan
dalam indeks LQ45 dan akan digantikan dengan saham yang lain yang
memenuhi kriteria (idx.co.id).
Perusahaan yang masuk LQ45 belum tentu sepenuhnya merupakan yang
baik dari segala sisi. Melemahnya sektor bahan bakar fosil membuat PT Adaro
Energy Tbk membukukan laba bersih turun 39.99% menjadi US$ 231,23 juta
pada 2013 dibandingkan periode 2012 sebesar US$ 385,34 juta
(bisnis.liputan6.com), dan Perusahaan tambang milik pemerintah, PT Aneka
Tambang Tbk (Antam) melalukan perombakan dewan direksi setelah perseroan
-
8
mengalami kerugian sebesar Rp 775,29 milliar pada 2014, berbalik dari laba
410,14 milliar pada 2013 (cnnindonesia.com). Secara tidak langsung bisa
dikatakan fundamentalnya buruk tetapi masuk indeks LQ45, karena kriteria yang
lebih diperhatikan dalam indeks ini adalah likuiditas sahamnya, pemilihan
saham yang lebih memperhatikan faktor likuiditas itulah, yang pada akhirnya
perlu dilakukannya penelitian lebih mendalam atas kinerja perusahaan yang
tergabung dalam indeks LQ45.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka peneliti berusaha
melihat sisi lain dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan yaitu mencoba
menganalisis penilaian kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio
profiabilitas dan membandingkan dengan metode Economic Value Added
(EVA). Sementara data yang digunakan adalah LQ45, hal ini disebabkan karena
perusahaan yang tergabung merupakan emiten yang banyak dicari oleh calon
investor sehingga perlu ada nya penelitian lebih lanjut. Peneliti mengangkat
judul penelitian: Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas dan Economic
Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (studi
pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 periode 2013-2015)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, peneliti merumuskan
lebih lanjut tentang masalah yang akan diteliti yaitu :
1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang masuk dalam LQ45
berturut-turut periode 2013-2015 apabila dinilai berdasarkan rasio
profitabilitas?
-
9
2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang masuk dalam LQ45
berturut-turut periode 2013-2015 apabila dinilai berdasarkan metode
Economic Value Added (EVA)?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan atas hasil pengukuran kinerja
keuangan menggunakan rasio profitabilitas dan Economic Value Added
(EVA)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan perusahaan yang tergabung dalam
LQ45 berturut-turut periode tahun 2013-2015 berdasarkan rasio
profitabilitas.
2. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan jika diukurberdasarkan metode
Economic Value Added (EVA) pada perusahaan yang termasuk dalam LQ45
berturut-turut periode 2013-2015.
3. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan signifikan kinerja keuangan
antara perhitungan rasio profitabilitas dan Economic Value Added (EVA)
pada perusahaan yang termasuk dalam LQ45 berturut-turut periode 2013-
2015.
D. Kontibusi Penelitian
Kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
-
10
1. Aspek Praktis
a. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen
perusahaan untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang.
b. Membantu pihak kreditur dan calon kreditur juga bagi pihak pemegang
saham serta calon investor dalam mengambil keputusan investasi di masa
yang akan datang.
2. Aspek Akademis
a. Menambah wawasan khususnya tentang analisis rasio profitabilitas dan
Economic Value Added (EVA).
b. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
Mempermudah dan memperjelas pembahasan masalah yang dihadapi,
serta pemecahannya yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulisan ini
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi penjelasan secara umum latar belakang pemilihan
judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi
penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang landasan teori-teori dan
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diambil
dari literatur, serta tulisan-tulisan ilmiah dari buku yang
-
11
memuat penjelasan mengenai metode penilaian kinerja
keuangan perusahaan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, fokus penelitian,
pemilihan lokasi, sumber data, teknik pengumpulan data,
instrument penelitian dan analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran
umum perusahaan yang diteliti, langkah-langkah analisa,
penyajian data hasil olahan, serta melakukan analisis dan
interpretasi
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan mengenai hasil analisis
dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya yang
disertai dengan saran peneliti atas kesimpulan yang telah
diperoleh yang diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang terkait.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Kaunang (2013)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perusahaan Menggunakan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added
(EVA) pada Perusahaan yang Tergabung dalam LQ45 n dilakukan
pada 9 perusahaan yang tergabung dalam LQ45 telah membayar deviden tahun
2009-2011. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini komperatif
dengan pendekatan kuantitatif. Hasil yang didapat dalam penelitian ini
menggunakan rasio keuangan yang ada dalam rasio profitabilitas pada 9
perusahaan yang tergabung dalam LQ45 menunjukkan kenaikan dan penurunan
pada tahun tertentu. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan EVA menunjukkan hasil yang baik, karena didapat hasil yang
selalu positif disetiap tahunnya. Hasil perbandingan antara analisis rasio
profitabilas dengan EVA bahwa dalam pengukuran kinerja keuangan lebih baik
menggunakan EVA, hasil yang diperoleh dengan menggunakan EVA.
2. Simbolon (2014)
Penelitian ini berjudul Analisis Economic Value Added (EVA) untuk
farmasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012.
-
13
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja keuangan
perusahaan. Hasil dari penelitian ini secara umum perusahaan sektor farmasi
yang ada di BEI memiliki nilai EVA yang baik, hal ini di dapat dilihat dari 5
perusahaan yang menjadi obyek penelitian dan 3 periode tahun perhitungan. Ada
2 perusahaan yang memiliki nilai EVA negaif pada tahun 2010, hal tersebut
disebabkan oleh nilai deviden per saham dan beban bunga dari masih-masing
perusahaan, dimana berpengaruh terhadap biaya modal dan biaya modal saham
yang kemudian berpengaruh NOPAT dan nilai EVA.
3. Nirmala (2016)
Konsep Economic Value Added (EVA) untuk Mengukur Kinerja Keuangan
Podomoro Land Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu leverage ratio,
liquidity ratio, acivity ratio, profitability ratio, dan Economic Value Added
(EVA). Hasil dari penelitian ini menunjukan pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio keuangan, secara keseluruhan kinerja keuangan PT
Pakuwon Jati Tbk dan PT Agung Podomoro Tbk menunjukkan kondisi
keuangan yang stabil. Sebagian besar rasio berada pada tingkat yang stabil
walaupun masih ada beberapa rasio yang berfluktuasi. Sedangkan berdasarkan
hasil pengukuran kinerja keuangan menggunakan konsep Economic Value
Added (EVA), PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Agung Podomor Land Tbk telah
-
14
mencapai nilai EVA yang positif (EVA>0). Hal tersebut menandakan bahwa
perusahaan telah berhasil menciptakan nilai bagi para pemegang saham.
Tabel 1 Judul Penelitian
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian Kaunang (2013)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added (EVA)
1. Menggunakan indikator keuangan sebagai alat analisa kinerja keuangan.
2. Menggunakan metode Economic Value Added (EVA) sebagai pembanding kinerja keuangan
1. Penelitian di lakukan pada perusahaan yang konsisten memberikan deviden pada perusahaan LQ45.
2. Periode penelitian 2009-2011
Penilaian kinerja keuangan menggunakan rasio profitabilitas menunjukkan kenaikan dan penurunan pada tahun tertentu. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan EVA menunjukkan hasil yang baik, karena didapatkan hasil yang positif setiap tahunnya.
Simbilon (2014)
Analisis Economic Value Added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
1. Menggunakan indikator Economic Value Added (EVA) sebagai penilaian kinerja keuangan.
2. Pengambilan sampel berasal dari Bursa Efek
1. Studi dilakukan pada peru- sahaan farmasi.
2. Periode penelitian 2010-2012.
Secara umum perusahaan sektor farmasi yang ada di BEI memiliki nilai EVA yang baik, hal tersebut disebabkan oleh nilai deviden per saham dan beban bunga dari masing - masing
-
15
Lanjutan Tabel 1
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian Simbilon (2014)
Analisis Economic Value Added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
Indonesia (BEI).
perusahaan, dimana berpengaruh terhadap biaa modal dan biaya modal saham kemudian berpengarh NOPAT dan nilai EVA.
Nirmala (2016)
Penerapan analisis rasio keuangan dan konsep Economic Value Added (EVA) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.
1. Menggunakan indikator keuangan sebagai alat analisa keuangan.
2. Menggunakan metode Economic Value Added (EVA) sebagai pembanding kinerja keuangan.
1. Studi dilakukan pada PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Agung Podomoro Land Tbk.
2. Periode penelitian 2011-2013
Berdasarkan hasil rasio keuangan PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Agung Podomoro Land Tbk, di antara kedua perusahaan tersebut yang memiliki kinerja keuangan yang lebh baik adaah PT Pakuwon Jati Tbk. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil rasio likuiditas, dan rasio aktivitas yang lebih tinggi daripada PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Sumber: Data diolah, 2016
-
16
B. Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya bagi suatu perusahaan hanyalah
sebagai hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan, kemudian laporan
keuangan digunakan juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi
keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-
pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan, Lalu untuk mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan.
1. Pengertian Laporan Keuagan
PSAK No.1 Revisi 2009 tentang Penyajian Laporan Keuangan, yang
dimaksud laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut Harahap (2006:105)
menyatakan bahwa keuangan adalah laporan yang menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan pada saat tertentu atau jangka
Menurut Jumingan (2011:4) menyatakan bahwa
keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan
perusahaan, disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak
lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data
Menurut Hary (2012:3) menyatakan bahwa
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomunukasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan
kepada pihak- .
-
17
Menurut Bigham & Houston (2014:84) menyatakan bahwa
keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di
atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada
Menurut Munawir (2012:2) menyatakan bahwan
at
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.
Berdasarkan kelima definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah hasil akhir dari pross akuntansi yang pada dasarnya terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, perubahan modal dan laporan arus
kas dalam suatu periode tertentu.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan umumnya memiliki tujuan untuk memberikan
gambaran keadaan keuangan perusahaan. Menurut Kasmir (2012:11) ada
beberapa tujuan laporan keuangan yaitu:
a. Membuka informasi tentang jenis dan jumlah aktiva atau harta. b. Membuka informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini. c. Membuka informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu. d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya. e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva,pasiva,modal perusahaan. f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
periode tertentu. g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. h. Keuangan informasi lainnya.
-
18
Laporan keuangan tahunan mempunyai peranan paling penting bagi
calon maupun investor karena isi di dalam laporan keuangan tahunan tersebut
mempunyai dua peranan penting, peranan penting yang pertama
menggambarkan perkembangan perusahaan dan peranan penting yang kedua
menyajikan laporan posisi keuangan, laporan rugi laba, laporan arus kas, laporan
perubahan modal. Kedua laporan keuangan perusahaan tersebut diperlukan oleh
pihak- pihak luar perusahaan khususnya pemegang saham dan calon investor,
yang kemudian akan dianalisis untuk mengetahuui perkembangan kinerja
perusahaan dimasa datang.
3. Jenis Laporan Keuangan
Secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang disusun yaitu
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan
laporan catatan atas laporan keuangan (Fahmi, 2013:3). Penelitian ini hanya
membahas neraca/laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi.
a. Laporan posisi keuangan
Neraca sering juga disebut sebagai laporan posisi keuangan
perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas
pada saat tertentu. Laporan posisi keuangan atau statement of financial
position merupakan laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari
suatu perusahaan atau aset kewajibannya-kewajibannya, dan para pemilik
perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut. Laporan posisi
keuangan harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan, oleh karena itu neraca
-
19
tepatnya dinamakan statement of financial position karena neraca merupakan
potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca
merupakan status report bukan merupakan flow report (Harahap, 2011:107).
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets),utang
(liabilities), dan modal sendiri ( ) dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir
triwulan atau akhir tahun (Jumingan, 2011:13).
b. Laporan Laba Rugi
Menurut Baridwan (2008:29), Laporan laba rugi adalah suatu
laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari
suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Perbedaan selisih antara
pendapatan-pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan merupakan laba yang
diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan . Pentingnya laporan laba
rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan
dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam
suatu periode. Istilah-istilah yang sering muncul dalam laporan laba rugi
adalah pendapatan (revenue), biaya (expense), penghasilan (Income), laba
(gain), rugi (loss), harga perolehan (cost).
4. Pentingnya laporan keuangan
Kegunaan laporan keuangan untuk menyediakan informasi mengenai
posisi keuangan,kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
bermanfaat bagi banyak pemakai ketika membuat keputusan ekonomi. Laporan
posisi keuangan mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal pada suatu
-
20
periode. Laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu
periode tertentu. Maka perlu adanya evaluasi dari pemakai laporan keuangan
seperti apakah akan melakukan investasi tambahan ke dalam entitas,
menyediakan kredit dan pembiayaan, atau sekedar menilai kinerja manajemen.
5. Keterbatasan Laporan Keuangan
Jumingan (2011:10) laporan keuangan memiliki keterbatasan sebagai
berikut:
a. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report), bukan merupakan laporan final, karena laba-rugi riil (laba-rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi.
b. Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain (karena lebih adanya satu standar yang diperkenankan),
c. Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu itu mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga-harga), dan
d. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang.
6. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan menurut Rudiatno (2013:189) merupakan hasil atau
prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan
fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.
Pengukuran kinerja keuangan penting bagi manajer dan pemangku kepentingan
perusahaan untuk merumuskan strategi maupun keputusan yang akan diambil
mendatang. Kinerja keuangan selanjutkan akan menjadi tolok ukur dalam
peninjauan ulang atas strategi perusahaan yang telah dilakukan.
-
21
C. Rasio Keuangan
1. Pengertian Analisis Rasio
Rasio keuangan digunakan untuk membantu manajemen mengevaluasi
laporan keuangan. Pengertian rasio menurut Jumingan (2011:118) adalah angka
yang menunjukkan hubungan antar suatu unsur dengan unsur lainnya dalam
laporan keuangan, yang dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Pengertian analisa rasio menurut munawir (2010:101) angka-angka rasio
keuangan yang diperoleh dapat dianalisa dengan memperbandingkan angka
rasio tersebut dengan :
a. Standart rasio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana perusahaan yang data keuanganna sedang dianalisa menjadi anggotanya.
b. Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan.
c. Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari perusahaan yang bersangkutan.
d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis merupakan pesaing perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.
Golongan angka rasio diatas dapat digunakan untuk menganalisis
laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan analisis, tetapi dalam hal ini penulis
hanya mengambil beberapa saja mengenai masalah yang penulis bahas, yaitu
analisis laporan keuagan dalam hubungannya dengan rasio profitabilitas.
2. Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2012:196), rasio profitabilitas adalah rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, yang
termasuk dalam indikator rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
-
22
Return on Assets = Laba bersih sesudah pajak Total Aktiva
a. Gross Profit Margin (GPM)
Untuk mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume
penjualan.:
Sumber: Sudana (2011:118)
b. Operating Profit Margin
Untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume
penjualan perusahaan.
Sumber: Sudana (2011:118)
c. Net Profit Margin
Untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume
penjualan.
Sumber: Halim (2007:157)
d. Return on Assets
Untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari
totalaktiva perusahaan.
Sumber: Halim (2007:157)
NPM = Laba bersih sesudah pajak Penjualan
OPM = Laba operasi Penjualan
GPM = Laba kotor Penjualan
-
23
Return on Equity = Earning After Interest and Tax x 100% Total Equity
e. Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Sumber: Syafri (2008:305)
3. Metode Pembanding Rasio Keuangan
Menurut Syamsudin (2009:39), ada dua caa yang dapat dilakukan di
dalam membandingkan rasio financial perusahaan, yaitu :
a. Cross sectional approach Adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pembandingan dengan cara cross sectional approach juga dapat dilakukan dengan jalan membandingan rasio financial perusahaan dengan rasio rata-rata industri (ratio to industry average)
b. Time series analysis Dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio financial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembandingan antara rasio yan dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan akan dapat dilihat pada tren dari tahun ke tahun, sehingga dengan melihat perkembangan ini perusahaan dapat membuat rencana-rencana untuk masa depannya.
4. Pihak-pihak yang Berkepentingan Dengan Rasio Keuangan
Syamsudin (2009:37) menjelaskan bahwa pada umumnya ada tiga
kelompok yang paling berkepentingan dengan rasio-rasio keuangan (financial
rasio), yaitu :
-
24
a. Para pemegang saham dan calon pemegang saham Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat kuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Hal ini sangat pentng bagi para pemegang dan calon pemegang saham karena tingkat keutungan akkan mempengaruhi harga saham-saham yang dimiliki. Di samping tingkat keuntungan, para pemegang dan calon pemegang saham juga berkepentingan dengan tingkat likuiditas,aktivitas, serta leverage sebagai faktor lain dalam penilaian kelanjutan hidup perusahaan serta proyeksi terhadap distribusi serta income pada masa-masa yang akan datang.
b. Kreditur dan calon kreditur Para kreditur umumnya merasa berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban financial baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kreditur yang pada saat ini sudah memberikan pinjaman kepada perusahaan ingin mendapatkan suatu jaminan bahwa perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya akan mampu membayar bunga dan pinjaman pokok tepat pada waktunya. Sedangkan calon kreditur lebih menekankan pada struktur financial dan struktur modal perusahaan.
c. Manajemen perusahaan ( Manajemen perusahaan merasa berkepentingan dengan seluruh keadaan keuangan perusahaan karena mereka menyadari bahwa hal-hal tersebutlah yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan maupun para kreditur, sehingga sudah tentu dalam hal ini manajemen perusahaan akan selalu berusaha mempertahankan rasio-rasio yang dianggap baik oleh kedua kelompok diatas.
5. Keunggulan dan Keterbatas Rasio
Metode rasio keuangan memiliki keunggulan dibanding dengan teknik
analisis lainnya. Menurut Harahap, (2004:298) keunggulan tersebut adalah :
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar satistik yang mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score). e. Menstandarisir size perusahaan. f. Lebih mudah unuk mebandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
-
25
g. Lebih mudah untuk melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Analisis rasio dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat
sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan perusahaan, namun di
dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian dan
pertimbangan. Berikut beberapa potensi dari masalah itu:
a. Kebanyakan perusahaan besar mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berlainan, dan bagi perusahaan seperti ini akan sulit untuk mengembangkan rata-rata industri yang berarti. Oleh karena itu, analisis rasio lebih bermanfaat bagi perusahaan kecil yang memiliki fokus lebih sempit dibandingkan perusahaan besar yang multidivisional.
b. Sebagian besar perusahaan menginginkan hasil di atas rata-rata sehingga hanya mencapai kinerja rata-rata tidak selalu berarti sesuatu yang baik. Sebagai sasaran untuk kinerja tingkat tinggi, akan lebih baik jika berfokus pada rasio-rasio pempimpin industri. Dalam hal ini seperti, benchmarking akan dapat membantu.
c. Inflasi telah mendistorsikan neraca banyak perusahaan, nilai tercatat sering kali sangat jauh berbeda dengan nilai sebenarnya. Inflasi memengaruhi baik beban penyusutan maupun harga perolehan persediaan, maka laba juga akan ikut terpengaruh. Jadi, analisis rasio untuk satu perusahaan dari waktu ke waktu, atau analisis komperatif beberapa perusahaan dari waktu yang berbeda-beda, harus diterjemahkan dengan pertimbangan yang masak.
d. Faktor-faktor musiman juga dapat mendistorsikan analisis rasio. e. Perusahaan dapat menggunakan untuk
membuat laporan keuangannya terlihat lebih kuat. f. Praktik akuntansi yang berlainan dapat mendistorsikan perbandingan.
Seperti yang telah dicatat sebelumnya, penilaian persediaan dan metode metode penyusutan dapat mempengaruhi laporan keuangan sehingga mendistorsikan perbandingan anatar perusahaan.
g. Sulit mengatakan apakah suatu rasio tertentu itu baik atau buruk. h. Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang terlihat bagus
dan rasio-rasio lain yang terlihat buruk, sehingga membuat kita sulit menilai secara keseluruhan apakah perusahaan tersebut kuat atau lemah. (Brigham dan Houston, 2014:161-162).
-
26
D. Metode Economic Value Added (EVA)
1. Pengertian Economic Value Added (EVA)
Kekurangan serta keterbatasan yang terdapat pada metode rasio
keuangan sebagai alat pengukur kinerja keuangan perusahaan yang paling umum
digunakan telah mendorong para ahli dan eksekutif yang berkecimpung dalam
manajemen keuangan mencoba memikirkan suatu cara operasional perusahaan
secara tepat, oleh karena itu para ahli keuangan mengembangkan konsep baru
sebagai pengukur kinerja yang dikenal dengan istilah Economic Value Added
(EVA). Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan
menghitung Economic Value Added (EVA). Istilah EVA mula-mula diluncukan
oleh Stern Stewart Management Servise, yaitu sebuah perusahaan konsultan di
Amerika Serikat pada tahun 1989. EVA merupakan salah satu ukuran kinerja
operasional yang dipopulerkan oleh G.Benner Stewart & Joel M.Stren yaitu
analis keuangan dari perusaaan Stren Stewart & Co pada tahun 1993.
Menurut Brigham dan Houston (2014:111),
laba ekonomi usaha yang sebenarnya untuk tahun tertentu, dan sangat jauh
berbeda dari laba bersih akuntansi di mana laba akuntansi tidak dikurangi dengan
biaya ekuitas sementara dalam perhitunhan EVA biaya ini akan dikelua
Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai
Tambah Ekonomis). EVA merupakan suatu basis yang baik bagi sistem
kompensasi manajemen yang memotivasi para manajer untuk menciptakan nilai.
Oleh sebab itu, para manajer keuangan sangat peduli dengan laba positif setelah
pengurangan biaya modal. EVA sendiri merupakan laba bersih perusahaan atau
-
27
divisi setelah dikurangi biaya modal yang digunakan. EVA yang positif
mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan telah berhasil meningkatkan
nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen
keuangan memaksimalkan nilai perusahaan, sebaliknya EVA yang negatif
menunjukan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian
lebih rendah dari biaya modal.
2. Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Menurut Mulyadi (2009:428), Manajemen memenuhi tanggang jawab
keuangan dan perusahaan menghasilkan kekayaan bagi pemiliknya dengan cara
menaikkan nilai investasi para investor (shareholder value) dalam melukiskan
pehitungan laba-rugi tradiosional dengan laba-rugi yang dihitung basis nilai .
Tabel 2 Laporan Laba Rugi Tradisional dan Lapoan Laba Rugi Berbasis Nilai
LAPORAN LABA RUGI TRADISIONAL
LAPORAN LABA RUGI BERBASIS NILAI (VALUE BASED
INCOME STATEMENT)
Dikurangi: Pendapatan
Dikurangi: Pendapatan
Kos Penjualan Kos Penjualan Sama dengan: Laba Bruto Sama dengan: Laba Bruto Dikurangi: Degresiasi, Biaya
Pemasaran, Adm & Umum, dan Biaya Lain
Dikurangi: Degresiasi, Biaya Pemasaran, Adm & Umum, dan Biaya Lain
Sama dengan: Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan (EBIT)
Sama dengan: Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan (EBIT)
Dikurangi: Bunga Dikurangi: Pajak yang Telah Ditentukan
Sama dengan: Laba Sebelum Pajak (EBT)
Sama dengan: Laba Usaha Bersih Setelah Pajak Penghasilan
-
28
Lanjutan Tabel 2
LAPORAN LABA RUGI TRADISIONAL LAPORAN LABA RUGI BERBASIS NILAI (VALUE BASED INCOME STATEMENT)
Dikurangi: Pajak Penghasilan Dikurangi:
Bebas Modal (Capital Charge)
Sama dengan: Laba Bersih (EAT) Sama dengan:
Economic Value Added (EVA)
Sumber: Mulyadi (2009:428)
Tabel 2 menunjukkan EVA dihitung dengan mengurangi laba usaha
setelah pajak (LUBSP) dengan beban modal (capital charge). Terdapat lima
langkah dalam perhitungan EVA:
a. Menghitung LUBSP.
b. Memperkirakan jumlah modal terpakai (capital employed).
c. Memperkirakan rerata bertimbang biaya modal (weighed average cost of
capital).
d. Menghitung beban modal.
e. Menghitung EVA.
Pengukuran EVA memberikan nilai tambah lebih baik bagi perusahaan
yang diberikan kepada pemegang saham. Oleh karenanya itu manajer yang
menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang
konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Perhitungan
EVA terdiri dari tiga komponen yaitu, biaya modal, dan modal itu sendiri.
Perhitungan EVA sendiri adalah sebagai berikut:
Sumber: Brigham dan Houston (2014:165)
EVA = NOPAT (WACC x Invested Capital)
-
29
atau lebih mudahnya
Sumber: Brigham dan Houston (2014:165)
Pehitungan Economic Value Added (EVA) diharapkan dapat mendukung
penyajian laporan penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah
para pemakai laporan keuangan diantara para investor, kreditur, karyawan,
pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada banyak
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA. Beberapa langkah
yang harus dilakukan dalam perhitungan EVA yaitu :
a. Menghitung biaya modal hutang
Menurut Y Biaya Modal adalah tingkat dari
pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana, jika modal itu
diinvestasikan di tempat lainnya, dalam suatu proyek aktiva atau
perusahaan dengan resiko yang sebanding . Perhitungan biaya modal
dimulai dengan perhitungan biaya hutang dengan rumus:
1. Biaya modal hutang sebelum pajak
Sumber : Hanafi (2004:277)
2. Biaya Modal hutang setelah pajak
Sumber: Hanafi (2004:277)
EVA = Laba operasi setelah pajak (NOPAT) Biaya Modal (Capital
Charger)
Kd = Beban bunga x 100% Utang jangka panjang
Ki = Kd (1-t)
-
30
Sumber: Hanafi (2004:277)
Keterangan: Ki = Biaya modal utang setelah pajak Kd = Baya modal utang sebelum pajak T = Tarif pajak
b. Menghitung struktur permodalan
Modal suatu perusahaan dapat dibangun dengan berbagai alternative
komposisi modal (Rudianto 2011:218).
Cara menghitung struktur modal yaitu:
Sumber: Fahmi (2012:108)
c. Menentukan NOPAT yang merupakan sejumlah laba perusahaan yang
akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak
memiliki asset financial.
Sumber: Sartono (2011:100)
d. Menentukan biaya rata-rata tertimbang (WACC)
Sumber: Atmaja (2008:121)
1. Hutang Jangka Panjang + Modal Saham = Jumlah Modal
2. Hutang Jangka Panjang : Jumlah Modal = Komposisi
Hutang
3. Modal Saham : Jumlah Modal = Komposisi Modal Saham
NOPAT = EBIT (1 - Tarif Pajak)
WACC = (Ki x Pd) + (Ke x Pe)
T = Beban pajak Laba sebelum pajak
-
31
e. Menghitung EVA
Sumber: Rudianto (2011:218)
Menurut Abdullah (2005:142) kriteria-kriteria metode EVA ada tiga
yaitu:
1) EVA < 0, menunjukan tidak terjadi proses nilai tambah bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak mendapatkan pengembaian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur tetap mendapatkan bunga, sehingga dengan tidak ada nilai tambahnya mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik.
2) EVA = 0, menunjukan posisi impas karena semua laba yang telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur atau pemegang saham.
3) EVA > 0, menunjukan telah terjadi nilai tambah dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka haapan para penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur mendapatkan bunga. Keadaan ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create vaue) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangan telah baik.
3. Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)
Menurut Kasmir (2010 :141), keunggulan EVA adalah:
a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperlihatkan biaya modal sebagai konsekuensi investasi.
b. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa perlu memerlukan data pembanding seperti standar industry atau data perusahaan sebagai konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio.
c. Konsep EVA adalah alat mengukur bonus karyawan perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukuran yaitu dengan memperlihatkan harapan para penyandang dana secara adil, dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari stuktur modal yang ada dan pedoman nilai pasar dan bukan pada nilai buku.
EVA = Laba operasi setelah pajak (NOPAT) Biaya Modal
(Capital Charger)
-
32
d. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran yang praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan. Sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
e. Meskipun konsep EVA berorientasi kepada kinerja operational akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategi perkembangan perusahaan.
Maka dapat dikatakan bahwa EVA adalah suatu metode penilaian
secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar
atas koalisi suatu perusahaan. Melihat berbagai kelebihan dari metode EVA,
ternyata juga terdapat kelemahan, diantara sebagai berikut:
a. Nilai Tambah Ekonimis hanya menggambarkan penciptaan nilai pada
suatu tahun tertentu. Seperti diketahui nilai suatu perusahaan adalah
merupakan akumulasi Nilai Tambah Ekonomis selama umur
perusahaan. Dengan demikian, bisa saja suatu perusahaan memiliki
Nilai Tambah Ekonomis positif pada tahun yang berlaku, tetapi nilai
perusahaan tersebut rendah karena Nilai Tambah Ekonomis dimasa
medatang negative.
b. Proses perhitungan Nilai Tambah Ekonomis memerlukan estimasi atas
biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan-perusahaan
yang belum go public sulit dilakukan dengan tepat.
c. Dalam perhitungan Nilai Tambah Ekonomis masih disasarkan pada
laporan keuangan yang memungkinkan dapat direkayasa
pembukuannya untuk mendapatkan Nilai Tambah Ekonomis yang
positif.
Meskipun terdapat banyak kelemahan, EVA tetep sangat berguna
untuk dijadikan acuan, mengingat EVA dapat mempertimbangkan harapan
-
33
investor terhadap investasi mereka. Pengembalian dari suatu investasi baru
akan berarti apabila besarnya pengembaian tersebut melebihi biaya modal
yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.
4. Manfaat Economic Value Added (EVA)
Menurut Abdullah (2003:142) manfaat penerapan metode EVA adalah
sebagai berikut :
a. Penerapan model EVA sangat bermanfaat sebagai alat ukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation).
b. Penilaian kinerja keuangan dengan menerapkan model EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham, dengan EVA para manajer akan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang dapat memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
c. EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur modalnya.
d. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dengan demikian sebaiknya diambil, begitu juga sebaliknya.
5. Strategi Menaikkan Economic Value Added (EVA)
Hasil dari perhitungan EVA dapat ditungkatkan sehingga nilai EVA
yang semula negatif bisa menjadi positif, EVA dapat ditingkatkan dengan cara:
a. Memperoleh lebih banyak laba tanpa menggunakan lebih banyak modal. Cara yang populer hal ini adalah memotong biaya, bekerja dengan biaya produksi dan pemasaran yang lebih rendah agar diperoleh margin laba yang lebih besar. Hal ini dapat juga dapat dicapai dengan meningkatkan perputaran aktiva, baik dengan cara meningkatkan volume penjualan atau bekerja dengan aktiva yang lebih mudah (lower Assets).
b. Memperoleh pengembalian (return) yang lebih tinggi dari pada biaya modal atau investasi baru. Hal ini sesungguhnya menyangkut pertumbuhan perusahaan (Sawir, 2001:48).
-
34
Langkah menaikkan EVA menurut Rudianto (2011:222) terdapat tiga
cara yang dapat ditempuh perusahan yaitu:
a. Meningkatkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.
b. Merestrukturisasi pendanaan perusahaan yang dapat diminimalkan biaya
modalnya
c. Menginvestasikan modal pada proyek-proyek dengan return yang tinggi
Adanya analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan metode EVA
menyebabkan perhatian sesuai dengan kepentingan pemegang saham karena
EVA secara langsung menunjukkan seberapa besar perusahaan telah
menciptakan nilai bagi pemilik modal.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan bagian yang penting karena pada bagian
ini berisi tentang alur pemikiran peneliti secara logis dalam mendekati masalah.
Kerangka berfikir dibangun berdasarkan teori-teori yang sudah ada dan
berisikan penjelasan mengenai hubungan antara variabel hingga sampai pada
tujuan akhir yang ingin dicapai oleh peneliti terhadap penelitiannya Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja
keuangan perusahaan yang konsisten masuk daftar LQ45 tahun 2013-2015.
Penelitian ini terdiri dari rasio profitabilitas dan Economic Value Added (EVA).
Untuk memberikan gambaran yang sistematis maka gambar 1 akan menyajikan
kerangka teoritis penelitian yang menjadi pedoman dalam keseluruhan
penelitian yang akan dilakukan.
-
35
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Sumber: Diolah Peneliti, 2016
F. Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dalah untuk membuktikan
apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua variabel. Hipotesis nol
(Ho) pada umumnya diformulasikan untuk ditolak. Apabila diitolak, maka
hipotesis pengganti (Ha) dapat diterima. Hipotesis pengganti ini merupakan
hipotesis penelitian, yaitu prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji.
Adapun penetapan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan metode ROE sama jika
dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan diukur dengan metode EVA
Laporan Keuangan
Rasio Profitabilitas Economic Value Added
Perusahaan (LQ45 2013-2015)
Kinerja Keuangan
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
-
36
Ha = Kinerja keuangan perusahaan yang diuku dengan metode ROI berbeda jika
dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan metode
EVA.
-
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh
dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat
dijawab dan diuji secara akurat. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
komparatif dengan pendekatan kuantitatif, yang mempunyai tujuan untuk
mengetahui dan menganalisis ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan
perusahan menggunakan metode rasio profitabilitas dan Economic Value Added
(EVA) yang akan dibahas dalam penelitian ini. Menurut Basuki (2010:110),
penelitan deskriptif yaitu mencoba menggambarkan yang paling tepat dari
semua aktivitas, objek, proses dan manusia. Penelitian deskriptif ini
berhubungan dengan pengumpulan data-data maupun fakta yang valid untuk
memberikan pandangan mengenai objeck yang diteliti.
penelitian yang berlandasan pada filsafat positivme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan intrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
Oleh karena itu, akan dibahas mengenai definisi dan operasionalisasi
varibel yang digunakan pada penelitian, populasi dan sampel data, metode
pengumpulan data, dan metode pengumpulan data, dan metode analisis.
Penelitian ini bermaksud mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada variabel
yang dijadikan objek penelitian.
-
38
Lokasi Pengambilan Data
Lokasi pengambilan data perusahaan yang tergabung menjadi LQ45
diperoleh pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini membutuhkan data
sekunder berupa annual report yang merupakan data sekunder yang diperoleh
dari BEI. Alasan penelliri memilih lokasi tersebut karena perusahaan yang
terdaftar di BEI adalah perusahaan yang telah go public sehingga laporan
keuangan dari perusahaan tersebut telah diaudit sebelumnya serta keakuratan
yang terjamin, hal tersebut akan memudahkan peneliti dalam melakukan
perhitungan rasio profitabilitas dan penggunaan metode Economic Value Added
(EVA) secara tepat dalam menilai kinerja keuangan pada keuangan perusahaan
tersebut.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan hal apa yang digunakan dalam meniliti
untuk dipelajari, sehingga dapat menjadikan informasi yang dapat ditarik
kesimpulannya. Pengertian variabel menurut Sugiyono (2011
adalah suau atribu atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
bervar
2012:68).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator keuangan
yang berupa rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas dan Economic Value Added
-
39
(EVA) tentang kinerja keuangan perusahaan yang termasuk kedalam LQ45,
penelitian ini akan mengukur kinerja perusahaan LQ45 yang diproksikan dengan
pengukuran indikator Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),
Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Economic Value Added
(EVA).
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Neolaka (2014:41)
totalitas objek yang diteliti. Ciri-ciri populasi d Sedangkan
menurut Munawaroh (2012:61)
terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
bahwa populasi ialah sekumpulan dari objek penelitian dari mana data akan
disaring atau dikumpulkan. Penelitian ini, peneliti mengambil seluruh
populasi perusahaan yang termasuk LQ45 antara tahun 2013-2015.
2. Sampel
Sugi
dan Sedangkan menurut
Munawaroh (2012:61)
Berdasarkan pengertian sampel tersebut peneliti
menyimpulan bahwa sampel adalah bagian yang mewakili populasi tersebut.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling
-
40
yang mempunyai kriteria tertentu, dan dianggap mempunyai hubungan
karakteristik populasi dengan masalah dan tujuan penelitian. Kriteria yang
ditetapkan untuk sampel yang dipilih adalah:
a. Perusahaan yang masuk dalam LQ45 berturut-turut selama tahun 2013
sampai dengan 2015.
b. Perusahaan LQ45 yang menerbitkan laporan keuangan selama periode
2013-2015
c. Perusahaan LQ45 yang memilki variabel-variabel yang akan diteliti.
d. Tidak mengalami kerugian selama periode penelitian.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di atas, diperoleh jumlah sampel
sebanyak 14 sampel perusahaan. Yang terdiri dari :
1. Astra Agro Lestari, Tbk 2. Alam Sutera Realty, Tbk 3. Global Mediacom, Tbk 4. Bumi Serpong Damai, Tbk 5. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk 6. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 7. Indofood Sukses Makmur Tbk 8. Jasa Marga (Persero) Tbk 9. Kalbe Farma Tbk 10. Lippo Karawaci Tbk 11. Media Nusantara Citra Tbk 12. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 13. Semen Indonesia (Persero) Tbk 14. United Tractors Tbk
Teknik Pengumpulan Data
adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dan telah terdokumentasi,
(Mustafa,2013:92). Data sekunder merupakan data yang didapat secara tidak
-
41
GPM = Laba Kotor Penjualan
langsung atau melalui berbagai sumber, seperti literatur, jurnal, artikel, dan situs
internet yang berkenaan dengan objek penelitian. Data sekunder yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini berupa pengumpulan data dari dokumen yang
dikeluarkan dan dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara
mengakses situs resminya yaitu www.idx.co.id.
Analisis Data
Analisis data yaitu suatu proses untuk menelaah dan menguraikan data
untuk memperoleh kesimpulan dari masalah yanng diteliti. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan
secara statistik maupun nonstatistik untuk memperoleh hasil atau temuan
dan terperinci seluruh data yang diperoleh dan kemudian dipaparkan dalam
bentuk angka sehingga data tersesebut dapat lebih mudah dipahami dan
diinterprestasikan. Analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penilaian tingkat efektivitas dalam menghasilkan keuntungan perusahaan
LQ45 selama periode 2013-2015 dengan menggunakan analisis sebagai
berikut :
Menghitung rasio keuangan
a. Gross Profit Margin
Sumber: Sudana (2011:118)
-
42
OPM = Laba operasi Penjualan
NPM = Laba bersih sesudah pajak Penjualan
Return on Assets = Laba bersih sesudah pajak Total Akiva
b. Operating Profit Margin
Untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume
penjualan perusahaan.
Sumber: Sudana (2011:118)
c. Net Profit Margin
Untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volum
penjualan.
Sumber: Halim (2007:157)
d. Return on Assets
Untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total
aktiva perusahaan.
Sumber: Halim (2007:157)
e. Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran
dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan
-
43
Return on Equity = Earning After Interest and Tax x 100% Total Equity
T = Beban pajak Laba sebelum pajak
(baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Sumber: Syafri (2008:305)
2. Menghitung biaya modal hutang
a) Biaya modal hutang sebelum pajak (Kd)
Sumber: Hanafi (2004:277)
b) Biaya modal hutang setelah pajak (Ki)
Sumber: Hanafi (2004:277)
Keterangan: Ki = Biaya modal utang setelah pajak Kd = Baya modal utang sebelum pajak T = Tarif pajak
Kd = Beban bunga x 100% Utang jangka panjang
Ki = Kd (1-t)
-
44
Menghitung biaya modal saham (Ke)
Sumber: Hanafi (2004:277)
Keterangan: Ke : biaya modal saham biasa D : dividen P : Harga Saham g : tingkat pertumbuhan dividen
c) Menghitung struktur modal
Modal suatu perusahaan dapat dibangun dengan berbagai alternative
komposisi modal (Rudianto 2011:218)
Cara menghitung struktur modal yaitu:
Sumber: Fahmi (2012:108)
d) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Sumber: Atmaja (2008:121)
e) Menghitung laba operasi setelah pajak (NOPAT)
Sumber: Sartono (2011:100)
1. Hutang Jangka Panjang + Modal Saham = Jumlah Modal
2. Hutang Jangka Panjang : Jumlah Modal = Komposisi
Hutang
3. Modal Saham : Jumlah Modal = Komposisi Modal Saham
WACC = (Ki x Pd) + (Ke x Pe)
NOPAT = EBIT (1 - Tarif Pajak)
Ke = D + g P
-
45
f) Menghitung Economic Value Added (EVA)
Sumber: Rudianto (2011:218)
g) Membandingkan kinerja keuangan perusahan yang masuk dalam LQ45
periode 2013-2015 melalui hasil perhitungan antara analisis metode rasio
profitabilitas dengan metode Economic Value Added (EVA).
3. Analisis Uji Beda (t-test)
Pengujian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang cocok
digunakan untuk data yang dimilik. Ada dua metode yang dapat digunakan
untuk menguji hipotesis, yaitu metode statistika parametrik atau metode non
parametrik. Metode statistik parametrik digunakan yang berdistribusi normal,
jika tidak maka harus digunakan metode statistika non parametrik, untuk
menentukan apakah data yang dimiliki memenuhi asumsi kenormalan,
terlebih dahulu peneliti melakukan uji kecocokan distribusi normal yang
sering disebut dengan uji normalitas. Peneliti menggunakan normalitas
metode Kolmogorov Smirnov dengan memenuhi persyaratan yang telah
diterima yaitu data berskala interval atau ratio, data tunggal atau belum
dikelompokan pada tabel distribusi dan dapat untuk n besar maupun n kecil.
Teknik statistik ini menyediakan uji statistik untuk sample besar (n>30) dan
jenis distribusi dari populasi yang diambil adalah berdistribusi normal.
Setelah analisis tersebut bahwa data tersebut berdistibusi normal,
maka peneliti akan dapat menggunakan analisis statistik parametrik. Setelah
EVA = Laba operasi setelah pajak (NOPAT) Capital
Charger
-
46
data tersebut terbukti berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis hipotesis berdasarkan identifiasi masalah pada Bab I,
yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan anatara penguuran kinerja
keuangan dengan menggunakan metode ROE dan metode EVA. Pengujuan
dilakukan menggunakan paired sample t-test dalam mengolah data dengan
bantuan software SPSS versi 23. Pengujian dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan yang signifikan antara metode rasio profitabilitas yang
diwakili ROE dengan metode EVA sebagai pengukur kinerja keuangan
perusahaan, yang akan diuji dalam penelitian ini adalah membuktikan apakah
terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua variabel. Apakah kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan metode profitabilitas sama jika
dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan
metode EVA ataupun sebaliknya. Pengujian yang akan digunakan adalah
teknik statistik parametrik karena variabel-variabel dalam penelitian ini sudah
merupakan data kuantitatif sehingga tidak diperlukan penjabaran dalam
dimensi lain.
0,05 yang berarti kemungkinan benar dari hasil penarikan kesimpulan
mempunyai profitabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. Hal ini dipilih
karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara kedua variabel
dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian
ilmu sosial. Penarikan kesimpulan dilaksanakan berdasarkan hasil
pengolahan data dan hasil pengujian sesuai dengan kriteria-kriteria yang teah
-
47
dikemukakan, serta didukung oleh teori yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti.
-
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indoensia (BEI)
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah
Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977,
dan beberapa tahun kemud
top related