analisis pengaruh rasio kecukupan modal, …eprints.undip.ac.id/29098/1/jurnal_fix.pdf · untuk...
Post on 03-Apr-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS, NON
PERFORMING LOANS, EQUITY TO ASSET RATIO DAN TIME DEPOSIT
RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK
(Studi Empiris Pada Bank Umum Konvensional di IndonesiaPeriode 2006-2010)
Anita Fitriyana
Drs. Wisnu Mawardi, S.E.
ABSTRACT
This research aim to know influence of Capital Adequacy, Liquidity, Non
Performing Loans, Equity to Assets Ratio and Time Deposit to Return On Assets of
conventional banks in Indonesia. Independent variables used in this research is CAR,
LDR, NPL, EAR and TDR to dependent variable ROA.
The sampling technique by sample selection aims (Purposive Sampling) with
selection method based on the consideration (Judgement Sampling). Samples used
are all conventional banks that listed in Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period
amounted to 22 banks with linear regression analysis techniques.
Based on testing performed all the classical assumptions show the result of
regression equation has assumption of normality, no problem multikolonieritas,
heterocedastity and autocorrelation. The result of analysis with t-statistical test
showed that partially only NPL and TDR have an significant impact on ROA with a
significance level less than 0,05 (both 0,000). While CAR, LDR and EAR doesn’t
significantly with each level of significance 0,953, 0,423 and 0,063 greater than 0,05.
Simultaneously based on test result of the F-Statistic variable CAR, LDR, MPL, EAR
and TDR proved significant effect on ROA banks at significance level of 0,000 less
than 0,05. Adjusted R2 value 0f 0,387 indicates predictive ability of the five variables
on ROA is 38,7% and the remaining 61,3% influence by other factors beyond the
research model.
Keywords : ROA, CAR, LDR, NPL, EAR and TDR
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kinerja kegiatan di sektor riil dalam suatu perekonomian sangat terkait
dengan kinerja sektor moneternya. Salah satu sumber pendanaan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia yaitu industri perbankan.
Perbankan mempunyai fungsi utama untuk menghimpun dana dari masyarakat dan
kemudian menyalurkannya lagi kepada masyarakat untuk kegiatan-kegiatan produksi,
distribusi dan konsumsi (A. Susty Ambarriani, 2003). Perbankan menjadi salah satu
tonggak dalam pembangunan ekonomi Indonesia terutama dalam menghadapi era
perdagangan bebas dan globalisasi, baik sebagai perantara antara sektor defisit (lack
of funds) dan sektor surplus (surplus of funds) maupun sebagai agent of development
(Tony Wijaya, 2007).
Sejak semester kedua tahun 2008, pasar uang di berbagai belahan dunia
mengalami kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Keadaan ini dipicu oleh
krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang meluas ke investasi, produk
keuangan terstruktur dan pasar komoditas. Gejolak jatuhnya Pasar Sub-prime
Mortgage ini ditambah dengan kenaikan nilai dolar AS yang tajam dan serangkaian
perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh entitas lain,
mengakibatkan terjadinya krisis perbankan dan keuangan di akhir tahun. Bagi sektor
perbankan di Indonesia pada umumnya, krisis disebabkan oleh terbatasnya likuiditas
baik dalam mata uang asing, langkanya fasilitas kredit sebagai akibat dari kebijakan
konsolidasi yang dilakukan oleh perbankan atas portfolio kredit mereka, kenaikan
tingkat suku bunga dan kenaikan biaya kredit seiring dengan naiknya resiko kredit
(Infobank, 2009).
Sejak diberlakukannya paket deregulasi perbankan tanggal 29 Mei 1993
yang mengatur beberapa hal antara lain : kewajiban penyertaan modal minimum
(Capital Adequacy Ratio), batas maksimum pemberian kredit (legal lending limit),
kualitas aktiva produktif (KAP) dan penilaian tingkat kesehatan bank, maka
3
pengelolaan perbankan Indonesia dihadapkan pada berbagai peluang sekaligus
ancaman dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sejak periode krisis
samapai saat ini CAR menjadi acuan utama dalam menentukan kesehatan bank (SK
Dir BI April 1999), dimana salah satu program API adalah mensyaratkan modal
minimum bagi bank umum (termasuk BPD) menjadi 100 miliar dengan CAR
minimum 8% selambat-lambatnya pada tahun 2010 (Yacub Azwir, 2006).
Likuiditas juga mempunyai peranan penting dalam pengelolaan kinerja
perbankan karena menyangkut pemecahan antara reserve requirement yang
ditetapkan Bank Sentral, penarikan dana oleh deposan dan debitur serta pembayaran
kewajiban jatuh tempo. Salah satu ukuran untuk menghitung Likuiditas Bank yaitu
menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang ditetapkan maksimum 110% sesuai
dengan Peraturan BI Nomor 5/20/P.BI/2003.
Salah satu resiko yang muncul akibat semakin kompleknya kegiatan
perbankan adalah munculnya non performing loan (NPL) yang semakin besar. Atau
dengan kata lain semakin besar skala operasi suatu bank maka aspek pengawasan
semakin menurun, sehingga NPL atau resiko kredit semakin besar. Perkembangan
kondisi eksternal dan internal perbankan dapat memacu persaingan dikalangan
perbankan semakin tajam dalam rangka memperebutkan pangsa pasar. Dengan
demikian bank-bank yang mampu meningkatkan kredit dan menekan NPL sudah
memenangkan setengah persaingan, apalagi jika sudah berhasil mencetak laba dan
mempertahankan CAR (Wisnu Mawardi, 2005).
Kemampuan sektor perbankan mendukung produksi barang dan jasa disektor
riil antara lain dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang merupakan salah satu faktor
pembentuk kinerja atau performance yang diproksikan dengan Equity to Asset Ratio
(EAR). Semakin tinggi motivasi pemilik atas kelangsungan usaha banknya, maka
pemilik akan semakin terdorong untuk mempengaruhi pihak manajemen bank
mengelola secara profesional sehingga kinerja akan meningkat. Kedua Time Deposit
Ratio (TDR) yaitu tingkat ketersediaan dana dengan tingkat likuiditas yang sesuai
kebutuhan atau dapat diperkirakan dengan tepat jangka waktu jatuh temponya.
4
Semakin besar jumlah dana yang tersedia memungkinkan bank lebih leluasa
mengembangkan usahanya dan tidak mudah mengalami kesulitan likuiditas sehingga
efisiensi pengelolaan dana secara umum juga meningkat (A. Susty Ambarriani,
2003).
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas
dan informasi lain dapat diperoleh dari laporan keuangan. Untuk memahami
informasi tentang laporan keuangan diperlukan analisis laporan keuangan yang
meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Pada umunya digunakan lima
aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity).
Empat dari lima aspek tersebut dinilai dengan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan
rasio keuangan juga bermanfat dalam memprediksi laba perusahaan (Penman, 1992 :
Machfoedz, 1994).
Sinta Sudarini (2005) dalam penelitiannya menguji pengaruh rasio keuangan
menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hesty
Werdaningtyas (2002) menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh positif
terhadap profitabilitas secara signifikan baik secara bersama-sama maupun parsial.
Penelitian Tony Wijaya (2007) dalam penelitiannya menguji pengaruh CAR, NPL,
PPAP, LDR, BOPO,NIM menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap
perubahan laba perusahaan perbankan. Tetapi hal ini bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan Sinta Sudarini (2005) bahwa peningkatan dana dan LDR
justru mengurangi profitabilitas. Resiko kredit (NPL) menurut penelitian yang
dilakukan Wisnu Mawardi (2005) berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja
keuangan bank umum sehingga perlu menjaga agar jumlahnya tidak membengkak
sesuai ketentuan Bank Indonesia yakni 5%. Sedangkan hasil penelitian Mabruroh
(2004) resiko kredit berpengaruh signifikan positif dan dominan terhadap kinerja
keuangan perbankan. EAR dan TDR menurut A. Susty Ambarriani (2003)
berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat efisiensi perbankan di Indonesia.
5
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan
permasalahan penelitian yang terjadi yaitu adanya perbedaan hasil penelitian
(fenomena gap) dan research gap, yaitu hasil penelitian yang berbeda antara peneliti
satu dengan peneliti yang lainnya mengenai pengaruh rasio kecukupan modal,
likuiditas, non performing loans, equity to asset ratio dan time deposit ratio terhadap
kinerja bank yang diproksikan sebagai return on assets bank.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis pengaruh antara CAR
(Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing
Loans), EAR (Equity To Asset Ratio) dan TDR (Time Deposit Ratio) terhadap ROA
pada Bank Umum Konvensional di Indonesia.
Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu :
1. Perusahaan Perbankan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar
untuk merencanakan pengelolaan dana dalam rangka meningkatkan laba
pada periode mendatang.
2. Investor, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasinya di pasar modal.
3. Masyarakat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan sebagai bukti empiris di bidang perbankan.
4. Penelitian Selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
referensi untuk penelitian selanjutnya secara luas dan mendalam yang
berkaitan dengan kinerja keuangan.
6
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kinerja Perbankan
Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan suatu bank yang
mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengelola usahanya. Penilaian kinerja
adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis, mandiri dan objektif dengan
berorientasi pada masa depan, atas kebijakan atau keputusan manajemen dalam
mengelola sumber daya dan dana yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan pelaksanaan fungsi manajemen yang lebih baik (Aprilia
Ayu P, 2009).
Analisi Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2002) analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk (1)
Corporate Management Model yang membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan jangka pendek maupun panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas
operasi serta untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja. Selain itu untuk (2)
Bank Lending Decision Making Model, (3) Portfolio Selection Model dan (4) Analisis
Bagi Kreditor untuk memperkirakan potensi risiko pembayaran bunga dan
pengembalian pokok pinjaman (Sinta Sudarini, 2005).
Return On Assets
Return on assets merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan (laba) dari pengelolaan aset
secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari segi penggunaan aset.
7
Hipotesis
Inti dari penelitian ini tidak terlepas dari faktor CAMEL (Capital, Assets,
Management, Earning dan Liquidity) sebagaimana dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu. Namun penelitian ini dilihat dari variabel modal diukur dengan CAR,
variabel likuiditas dengan LDR, variabel risiko kredit dengan NPL, dan variabel EAR
dan TDR.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
CAR
(Capital Adequacy Ratio) H1 (-)
LDR
(Loan to Deposit Ratio) H2 (+)
NPL H3 (-) ROA
(Non Performing Loans) (Return on Assets)
EAR H4 (-)
(Equity to Assets Ratio)
TDR
(Time Deposit Ratio) H5 (+)
8
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel
Notasi
Pengertian
Rumus
Sumber
Capital
Adequacy Ratio
(Variabel
Independen)
CAR Rasio kinerja bank
untuk mengukur
kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang
mengandung resiko.
��� � �������
����
Dendawijaya,
2006
Loan to Deposit
Ratio (Variabel
Independen)
LDR Rasio mengukur
seberapa besar dana
bank dilepas ke
perkreditan
��� �� �����
�����������
Hesty
Werdaningtyas
(2002)
Non Performing
Loans (Variabel
Independen)
NPL Rasio mengukur kredit
bermasalah dari total
kredit yang ada
���
� � �������������
���� �����
Wisnu Mawardi
(2005)
Equity to Asset
Ratio (Variabel
Independen)
EAR Rasio antara total
modal sendiri dengan
total asset sebuah bank
���� � ���������
�������
A. Susty
Ambarriani
(2003)
Time Deposit
Ratio (Variabel
Independen)
TDR Rasio antara dana
deposito yang dihimpun
sebuah bank dengan
total dana simpanan
yang berhasil dihimpun
oleh sebuah bank (giro,
tabungan, deposito)
TDR= ������� !"#$!
$%�����&#' �����(��)�
A.Susty
Ambarriani
(2003)
Return on Asset
(Variabel
Dependen)
ROA Rasio yang mengukur
kemampuan
manajemen bank dalam
memperoleh
keuntungan (laba)
secara keseluruhan.
�*� � ���������
���� ��+
Dendawijaya,
2006
9
Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh Bank Umum Konvensional
yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember selama periode 2006 - 2010
serta dilaporkan ke Bank Indonesia dan terdaftar di BEI. Pada akhir tahun 2010
terdapat 22 bank yang yang listing di BEI dan sesuai dengan kriteria pengambilan
sampel.
Metode Analisis
Analisis Regresi Berganda
Model yang digunakan dalam penelitian adalah model regresi linier berganda. Hal ini
disebabkan penelitian dirancang untuk mengetahui arah, pengaruh dan kekuatan hubungan dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun model dasarnya dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Adapun model dasar dari regresi linier berganda dari penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 + e
Dimana :
Y = Return on Asset (ROA)
a = konstanta
b1-b5 = koefisien regresi
x1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
x2 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
x3 = Non Performing Loans (NPL)
x4 = Equity to Asset Ratio (EAR)
x5 = Time Deposit Ratio (TDR)
e = variabel residual
10
Besarnya konstanta tercermin dalam “a” dan besarnya koefisien regresi dari masing-
masing variabel independen ditunjukkan dengan b1, b2, b3, b4, dan b5. Pada model persamaan di
atas dapat diketahui tanda positif atau negatif dari masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Agar model tersebut memberikan hasil estimasi yang terbaik, maka model harus
memenuhi asumsi regresi linier klasik, yaitu tidak terjadi gejala multikolonieritas, autokorelasi,
heterokedastisitas, dan berdistribusi normal ataupun mendekati normal.
Pengujian Hipotesis
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2006). Uji F
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F
pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan cara sebagai
berikut:
a. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka hipotesis
tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig ≥ 0,05), maka hipotesis
tidak dapat diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan
dengan memperbandingkan t hitung dengan t tabel (Ghozali, 2006). Dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Bila t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka menolak
Ho dan menerima Ha.
11
b. Bila t hitung < t tabel atau probabilitas > tingkat signifikansi (Sig > 0,05) maka menerima
Ho dan menolak Ha.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai R² mempunyai interval antara 0
sampai 1 (0 ≤ R² ≤ 1). Semakin besar R² (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi
tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat
menjelaskan variabel dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
CAR 109 10.80 44.84 18.2478 6.38999
LDR 109 35.83 120.31 70.7972 17.73600
NPL 109 .35 16.34 3.3745 2.52247
EAR 109 4.99 21.04 10.6235 3.62608
TDR 109 24.50 93.22 64.3166 18.41928
ROA 109 -.33 2.84 1.1719 .75053
Valid N
(listwise)
109
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa N atau jumlah data pada
setiap variabel yang valid yaitu 109, data yang hilang (missing) ada satu yaitu data 86
pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional dan semua data siap diproses. Hasil
perhitungan di atas menunjukkan bahwa ROA (Return on Asset) memiliki nilai
terendah -0,33% pada Bank Agroniaga tahun 2006 dan mencapai nilai tertinggi
2,84% pada Bank Rakyat Indonesia tahun 2010. CAR (Capital Adequacy Ratio)
memiliki nilai minimum sebesar 10,80% pada Bank Victoria Internasional tahun
2010 dan nilai tertinggi 44,84% pada Bank Windu Kentjana Internasional tahun
2007. LDR (Loan to Deposit Ratio) dapat dilihat bahwa nilai terendah sebesar
35,83% pada Bank Victoria Internasional tahun 2010 dan mencapai nilai tertingginya
120,31% pada Bank Permata tahun 2006. NPL (Non Performing Loan) menunjukkan
nilai terendah 0,35% pada Bank Ekonomi Raharja tahun 2010 dan memiliki nilai
tertinggi sebesar 16,34% pada Bank Mandiri tahun 2006. EAR (Equity to Asset Ratio)
13
memiliki nilai terendah 4,99% pada Bank Artha Graha Internasional tahun 2006 dan
memiliki nilai tertinggi sebesar 21,04% pada Bank Mayapada tahun 2007. TDR
(Time Deposit Ratio) berdasarkan tabel statistik deskriptif memiliki nilai terendah
24,50% pada Bank Central Asia tahun 2010 dan mencapai nilai tertinggi 93,22%
pada Bank Victoria Internasional tahun 2010. Standar deviasi untuk semua variabel
lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean
menunjukkan bahwa tidak terdapat variasi dan kesenjangan yang besar pada data
tersebut.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang semakin mendekati 1 artinya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat dan
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai koefisien determinasi
(adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel bebas adalah terbatas. Nilai koefisien determinasi untuk
data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara
masing-masing pengamatan. Insukindro (1998) menenkankan bahwa koefisien
determinasi hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya kriteria memilih model yang
baik (Ghozali, 2009). Besarnya koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
14
Uji Goodness of Fit
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .645a .415 .387 .58759 1.935
a. Predictors: (Constant), TDR, NPL, CAR, LDR, EAR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi pada tabel di atas,
besarnya nilai adjusted R2 dalam model regresi adalah sebesar 0,387 atau 38,7%. Hal
ini menunjukkan bahwa kinerja perbankan yang diproksikan sebagai ROA
dipengaruhi oleh variabel independen yaitu CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR dapat
diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 38,7% sedangkan sisanya
sebesar 61,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Dengan koefisien
determinasi yang sangat kecil (38,7%) dalam penelitian ini sangat dimungkinkan
karena ROA tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fundamental yang diwakili oleh
kelima rasio tersebut., namun ROA juga dipengaruhi variabel makro ekonomi seperti
kurs, inflasi dan lain-lain. Selain itu nilai R2 juga kecil yaitu sebesar 0,415 atau 41,5%
yang berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas.
Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadapvariabel
terikat (Ghozali, 2009). Hasil perhitungan uji F ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:
15
Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 25.273 5 5.055 14.640 .000a
Residual 35.562 103 .345
Total 60.835 108
a. Predictors: (Constant), TDR, NPL, CAR, LDR, EAR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa secara bersama-sama besar
kecilnya variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar
14,640 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas signifikansi yang lebih kecil
dari 0,05 maka dalam model regresi dapat dikatakan bahwa variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hasil Analisis Regresi
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel bebas yaitu CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR terhadap
variabel dependen yang mencerminkan kinerja perbankan yaitu ROA. Berdasarkan
hasil uji asumsi klasik yang dilakukan dapat diketahui bahwa data memenuhi asumsi
normalitas, tidak ada multikolonieritas, tidak terjadi autokorelasi dan tidak terdapat
heterokedastisitas. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang tersedia sudah
memenuhi syarat untuk menggunakan model regresi linier berganda. Hasil analisis
16
regresi linier berganda dan uji hipotesis secara parsial (Uji t) dapat dilihat pada tabel
berikut:
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.019 .344 5.868 .000
CAR -.001 .017 -.009 -.059 .953
LDR .003 .004 .078 .804 .423
NPL -.106 .023 -.358 -4.658 .000
EAR .057 .030 .275 1.881 .063
TDR -.020 .003 -.499 -6.007 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas maka dapat disusun
persamaan regresi sebagai berikut:
ROA = 2,019 , 0,001 CAR + 0,003 LDR , 0,106 NPL + 0,057 EAR
, 0,020 TDR + e
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh
dominan adalah variabel NPL dengan koefisien 0,106. Lalu variabel EAR dengan
koefisien 0,057 kemudian variabel TDR dengan koefisien 0,020 dan variabel LDR
dengan koefisien 0,003. Sedangkan variabel paling lemah dalam mempengaruhi
adalah variabel CAR dengan koefisien 0,001. Berdasarkan persamaan regresi tersebut
terlihat bahwa variabel LDR dan EAR berpengaruh positif terhadap ROA, artinya
17
semakin tinggi LDR dan EAR maka ROA juga akan meningkat. Sebaliknya jika LDR
dan EAR menurun maka ROA juga akan menurun. Sedangkan variabel yang
berpengaruh negatif terhadap ROA adalah variabel CAR, NPL dan TDR. Artinya
apabila CAR, NPL dan TDR naik akan mengakibatkan menurunnya ROA, sebaliknya
jika CAR, LDR dan TDR turun akan meningkatkan ROA.
Pembahasan
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
(CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR) secara individual atau parsial dalam menerangkan
variasi variabel dependen yang diproksikan dalam ROA.
Berdasarkan hasil perhitungan uji secara parsial pada tabel di atas dapat
dilihat nilai konstanta sebesar 2,019. Hal ini mengindikasikan bahwa ROA
mempunyai nilai sebesar 2,019 apabila variabel independen lainnya dianggap
konstan, namun menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Untuk melihat besarnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya dapat dilihat dari nilai
beta unstandardized coefficient. Sedangkan untuk melihat dominasi variabel
independen terhadap variabel dependennya tercermin dalam beta standardized
coefficient. Hasil pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dianalisis sebagai berikut:
1) Pengujian terhadap variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta
sebesar – 0,001 dan nilai t hitung sebesar – 0,059 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,953 dimana nilai ini tidak signifikan karena lebih besar dari 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan CAR
berpengaruh negatif dan signifikan ditolak.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kecukupan modal yang
tercermin dalam CAR menunjukkan bahwa semakin tinggi CAR maka semakin
rendah kinerja perbankan dari segi permodalan. Kecukupan modal yang
18
digunakan untuk aktivitas operasionalnya menanggung aktiva berisiko.
Sehingga CAR yang relatif rendah lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa
manajemen perbankan telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif yang
mampu meningkatkan keuntungan perusahaan. Jadi CAR yang terlalu besar
perlu menjadi pertimbangan manajemen karena mengindikasikan bahwa modal
sendiri tidak dioperasionalkan secara optimal sehingga beban bank meningkat
dengan menanggung biaya dana yang besar. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan Sinta Sudarini (2005) yang menunjukkan pengaruh
negatif antara kecukupan modal dengan kinerja perbankan.
Berdasarkan hasil analisis CAR tidak berpengaruh signifikan karena
adanya peraturan Bank Indonesia tentang CAR Bank Umum minimal 8%.
Kondisi ini mengakibatkan bank cenderung menjaga CARnya tidak lebih dari
8% karena berarti idle fund atau pemborosan sebab modal utama bank adalah
kepercayaan sedangkan CAR hanya dimaksudkan untuk menyesuaikan kondisi
perbankan internasional sesuai BIS. Bank yang profitable tidak harus dengan
CAR 8% yang penting ada kepercayaan masyarakat. CAR yang lebih dari 8%
disebabkan adanya penambahan modal pemilik berupa fresh money untuk
mengantisipasi perkembangan skala usaha yang berupa ekspansi kredit atau
pinjaman diberikan (Wisnu Mawardi, 2005).
2) Pengujian terhadap variabel Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta
sebesar 0,003 dan nilai t hitung sebesar 0,804 dengan nilai signifikansi sebesar
0,423 dimana nilai ini tidak signifikan karena lebih besar dari 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan LDR berpengaruh positif
dan signifikan ditolak.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi LDR
menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin
19
rendah LDR manunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan
kredit. Semakin tinggi LDR maka keuntungan perusahaan semakin meningkat
dengan asumsi bahwa manajemen bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya
dengan efektif sehingga bank memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk
memenuhi kewajiban dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dan likuiditasnya terpenuhi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
dari Tony Wijaya (2007) dan Mabruroh (2004) yang menunjukkan bahwa LDR
mampu memprediksi ROA.
LDR tidak berpengaruh signifikan karena likuiditas bukan masalah
utama bank pada sistem perbankan yang kompetitif. Selain likuiditas terdapat
faktor lain yaitu bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk senantiasa
menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan
pencapaian profitabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang
memadai. Untuk memperkecil risiko likuiditas bank harus menyediakan alat-
alat likuid yang cukup dan mempunyai tingkat risiko minimal, mengadakan
penyusunan cash budgeting atau cash flow yang lebih cermat.
3) Pengujian terhadap variabel Non Performing Loans (NPL)
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta
sebesar – 0,106 dan nilai t hitung sebesar – 4,658 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 dimana nilai ini berpengaruh signifikan karena lebih kecil dari
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel NPL berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan NPL
berpengaruh negatif dan signifikan diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi NPL akan
meningkatkan biaya cadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya yang
berpengaruh negatif terhadap kinerja dan keuntungan bank, sehingga
manajemen perlu menjaga agar jumlah NPL tidak membengkak karena
pengukuran risiko sangat berhubungan dengan tingkat return yang akan
20
diterima perusahaan perbankan. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia
tentang non performing loan mengatur bahwa setiap kenaikan outstanding
pinjaman diberikan, harus dicover dengan cadangan aktiva produktif dengan
cara mendebet rekening biaya cadangan aktiva produktif dan mengkredit
rekening cadangan penghapusan aktiva produktif, sehingga setiap kenaikan
outstanding pinjaman diberikan akan menambah biaya cadangan aktiva
produktif yang pada akhirnya mempengaruhi ROA. Selain itu penurunan NPL
mempunyai pengaruh yang baik karena kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil dan kinerja bank meningkat karena tingkat kredit
macet (bad debt) turun. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Wisnu
Mawardi (2005) yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh signifikan
negative terhadap perubahan laba dan kinerja bank.
NPL yang merupakan indikator risiko kredit karena adanya
ketidakpastian tentang pembayaran kembali pinjaman oleh debitur, sehingga
penyelesaian kredit bermasalah perlu menjadi perhatian penting agar kinerja
perbankan tidak menurun. Penyelesaian tersebut antara lain dengan
penjadwalan kembali (rescheduling), penataan kembali (restructuring) yaitu
berupa konversi seluruh atau sebagian kredit menjadi penyertaan dalam
perusahaan, maupun persyaratan kembali (reconditioning) yaitu perubahan
sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit (Hesty Werdaningtyas, 2002).
4) Pengujian terhadap variabel Equity to Asset Ratio (EAR)
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta
sebesar 0,057 dan nilai t hitung sebesar 1,881 dengan nilai signifikansi sebesar
0,063 dimana nilai ini tidak signifikan karena lebih besar dari 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel EAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan EAR berpengaruh negatif
dan signifikan ditolak.
21
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi EAR maka
semakin tinggi pula ROA, sebaliknya semakin rendah EAR akan menurunkan
ROA. Karena EAR sebagai indikator tersedianya modal untuk menjaga
likuiditas (protective function) dan kelangsungan operasionalnya dapat
melindungi para pemilik modal dari pailit karena adanya peranan pemilik yang
mampu mendorong pihak manajemen meningkatkan efisiensi kinerja yang akan
berimbas pada laba yang didapatkan perusahaan sekaligus memenuhi ketentuan
yang diwajibkan oleh peraturan. Selain itu melindungi nasabah dari kerugian
yang timbul dan menjaga kepercayaan masyarakat karena adanya modal yang
tersedia untuk menjaga dana mereka. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
dari A. Susty Ambarriani (2003) yang menunjukkan bahwa EAR berpengaruh
positif terhadap ROA.
EAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA karena manajemen
adalah faktor utama yang mempengaruhi kinerja bank bukan besar kecilnya
modal yang dimiliki. Keberhasilan bank bukan terletak pada jumlah modal
yang dimiliki tetapi bagaimana bank “mempergunakan” modal itu untuk
menarik dana dan meminjamkannya kepada masyarakat sesuai dengan fungsi
bank.
5) Pengujian terhadap variabel Time Deposit Ratio (TDR)
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta
sebesar – 0,020 dan nilai t hitung sebesar – 6,007 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 dimana nilai ini berpengaruh signifikan karena lebih besar dari
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel TDR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan TDR
berpengaruh positif dan signifikan ditolak.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi TDR maka
ROA akan semakin turun, sebaliknya semakin rendah TDR maka akan
meningkatkan ROA. Salah satu problem yang dihadapi bank dalam
22
menjalankan usahanya berdasarkan time deposit yaitu tingkat suku bunga.
Tingkat bunga mempunyai pengaruh atas besar kecilnya deposit terutama bila
menyangkut titipan berjangka sebab motivasi deposito berjangka untuk
memperoleh bunga (pendapatan) dan tingkat bunga yang tinggi dapat menarik
pemilik dana menitipkannya di bank. Namun tingkat suku bunga yang relatif
tinggi akan menyebabkan biaya dana atau cost of capital yang harus dibayar
menjadi tinggi pula dan hal ini tidak menarik bagi perusahaan yang
membutuhkan modal karena menyebabkan harga produknya tinggi dan susah
dipasarkan. Oleh karena itu, jika tidak diimbangi oleh manajemen liability yang
baik akan berpengaruh terhadap penurunan keuntungan yang didapat. Hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian dari A. Susty Ambarriani (2003)
yang menunjukkan bahwa TDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
23
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu selama periode penelitian
menunjukkan bahwa data penelitian telah memenuhi asumsi normalitas, tidak ada
multikolonieritas, tidak terjadi autokorelasi dan tidak terdapat heterokedastisitas.
Maka dapat disimpulkan bahwa data yang tersedia sudah memenuhi syarat untuk
menggunakan model regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR terhadap kinerja
keuangan bank yang diproksikan sebagai ROA.
1. Berdasarkan Uji Determinasi, kinerja keuangan yang dipengaruhi variabel
CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR secara parsial dalam menjelaskan variasi
dan memberi informasi terhadap variabel dependen yaitu ROA sebesar
38,7% sedangkan sisanya sebesar 61,3% disebabkan faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam persamaan ini.
2. Berdasarkan hasil analisis uji F, secara bersama-sama variabel penelitian
yang terdiri dari CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja perbankan yang diproksikan dalam variabel
ROA, dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
3. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa
dilihat dari hubungan atau sifat pengaruh terhadap ROA maka variabel LDR
dan EAR mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA dan variabel
CAR, NPL serta TDR mempunyai pengaruh negatif. Dari kelima variabel
independen, hanya variabel NPL dan TDR yang terbukti berpengaruh
signifikan karena peningkatan NPL akan meningkatkan resiko kredit dan
biaya cadangan aktiva produktif sehingga perusahaan harus menerapkan
Manajemen Resiko secara konsisten agar kinerjanya tidak menurun,
sedangkan peningkatan TDR akan meningkatkan biaya dana yang besar
24
akibat tingginya suku bunga yang harus dibayar sehingga bank harus mampu
mengelola dananya dengan baik. Variabel CAR, LDR dan EAR tidak
berpengaruh signifikan karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05%.
Berdasarkan hipotesis yang diajukan hanya ada satu hipotesis yang diterima
yaitu hipotesis 3, dimana hanya variabel NPL yang terbukti berpengaruh
signifikan negatif terhadap ROA.
4. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa NPL
merupakan variabel paling dominan dengan tingkat pengaruh sebesar 0,106
terhadap ROA. Lalu variabel EAR yang mempunyai tingkat pengaruh
sebesar 0,057 terhadap ROA, tingkat pengaruh TDR terhadap ROA adalah
sebesar 0,020. LDR mempunyai urutan keempat sebesar 0,003 dalam
pengaruhnya terhadap ROA. Sedangkan CAR merupakan variabel paling
kecil pengaruhnya terhadap ROA yaitu sebesar 0,001.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat menghambat ataupun
mengurangi keakuratan hasil penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Faktor makro ekonomi lain seperti tingkat kurs, tingkat suku bunga dan
inflasi belum digunakan dalam penelitian ini yang kemungkinan
mempengaruhi kegiatan usaha perbankan yang dapat mempengaruhi hasil
dari penelitian.
2. Hasil penelitian ini relatif kurang baik karena nilai koefisien determinasi
untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang
besar antara masing-masing pengamatan. Hal ini ditunjukkan dengan
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen terbatas yaitu nilai R2 hanya sebesar 38,7%. Penelitian ini hanya
terbatas pada bank konvensional saja dan belum mencakup semua bank yang
ada di Indonesia serta perbedaan model penelitian yang berpengaruh hasil
analisis terhadap kinerja perbankan.
25
3. Hasil yang tidak sesuai antara teori dan hipotesis mengenai arah dan
pengaruh dari beberapa variabel dalam mempengaruhi ROA. CAR, LDR dan
EAR terbukti tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan EAR tidak terbukti
berpengaruh negatif terhadap ROA dan TDR tidak terbukti berpengaruh
positif terhadap ROA. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan bagaimana
kucukupan modal yang efektif, likuiditas dan kualitas kredit yang baik akan
mempengaruhi cara perusahaan perbankan dalam melakukan kegiatan
operasionalnya dengan efisien, pengelolaan aset dan manajemen yang lebih
baik sehingga kinerja dan keuntungan perusahaan perbankan akan
meningkat.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil peneltian ini adalah
sebagai berikut:
1. Rasio NPL pada penelitian ini mempunyai pengaruh yang paling dominan
terhadap kinerja Bank Konvensional selama periode 2006 – 2010, sehingga
dapat diharapkan bank mampu menjaga rasio NPL tidak melebihi batas
maksimal yang ditentukan yaitu sebesar 5% agar dapat meningkatkan kinerja
perbankan dalam mengelola risiko kredit untuk mendapatkan keuntungan.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang sama dengan penelitian ini
dengan memperluas sampel penelitian, data penelitian maupun alat
analisisnya. Contohnya dengan menggunakan periode penelitian yang lebih
panjang dan jumlah sampel yang digunakan lebih kompleks, sehingga
memungkinkan perolehan tingkat kinerja bank yang lebih baik.
3. Berdasarkan hasil yang tidak sesuai dengan teori dan hipotesis tentang arah
dan pengaruh dari beberapa variabel dalam mempengaruhi ROA, penelitian
selanjutnya hendaknya mengkaji ulang hasil penelitian pada periode
penelitian dan metode analisis yang berbeda, guna menguji konsistensi hasil
dari penelitian ini sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang ada.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ambarriani, A. Susty. 2003. “Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
perbankan di Indonesia”. MODUS Vol 15 (1): 37-46
Ayu.P, Aprilia. 2009. Analisis Pengaruh CAR, Liquidity Risk Factor, Credit Risk
Factor, FCR, EAR dan TDR Terhadap ROA Bank-bankyang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Ekonomi Universitas Diponegoro
Azwir, Yacub. 2006. Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, LIkuiditas,
NPL dan PPAP terhadap ROA Bank. Tesis Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Salemba Empat. Jakarta
Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
UNDIP Semarang
Iswardoyo. 1996. Uang dan Bank. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta
Januarti, Indira. 2002. “Variabel Proksi CAMEL dan Karakteristik Bank Lainnya
Untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank di Indonesia”. Jurnal Bisnis
Strategi Vol 10
Kasmir. 2005. Bank dan lembaga Keuangan Lain. PT. Raja Grafindo Perkasa. Edisi
6. Jakarta
Mawardi, Wisnu. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Bank Umum di Indonesia (studi kasus pada Bank Umum
dengan total assets kurang dari 1 triliun). Jurnal Bisnis Strategi Vol. 14
No.1
Mabruroh. 2004. “Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja
Keuangan Perbankan”. BENEFIT Vol. 8 No.1
Muljono, Teguh Pudjo. 2006. Aplikasi Manajemen Audit (Dalam Industri
Perbankan). BPFE. Yogyakarta
27
Murtanto, dan Zeny Arfiana. 2002. “Analisis Laporan Keuangan dengan
Menggunakan Rasio CAMEL dan Metode Altman sebagai Alat untuk
Memprediksi Tingkat Kegagalan Usaha Bank”. Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi Vol.2 No.2
Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Infomedia. Jakarta
Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. Bumi Aksara. Jakarta
Sudarini, Sinta. 2005. “Penggunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba
Pada Masa Yang Akan Datang”. Jurnal Akuntansi san Manajemen Vol
XVI Nomor 3
Suhardjono, Mudrajad Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta
Wasis. 1993. Perbankan Pendekatan Manajerial. Satya Wacana. Semarang
Werdaningtyas, Hesty. 2002. “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Take Over Pramerger di Indonesia”. Jurnal Manajemen Indonesia Vol.1
No.2
Wijaya, Toni. 2007. “Kontribusi Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba
Perbankan di Bursa Efek Surabaya”. MODUS Vo. 19 No. 1
top related