analisis pengaruh inovasi produk, persepsi harga,...
Post on 27-Feb-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH INOVASI PRODUK, PERSEPSI HARGA, LOKASI
DAN WORD OF MOUTH TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
VENUS BAKERY
(STUDI KASUS PADA KONSUMEN VENUS BAKERY JALAN PAJAJARAN
BOGOR TIMUR)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
RAVENA SIFA
NIM: 1112081000048
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
i
ANALISIS PENGARUH INOVASI PRODUK, PERSEPSI HARGA, LOKASI
DAN WORD OF MOUTH TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
VENUS BAKERY
(STUDI KASUS PADA KONSUMEN VENUS BAKERY JALAN PAJAJARAN
BOGOR TIMUR)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ravena Sifa
NIM: 1112081000048
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Muniaty Aisyah, MM. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA.
NIP. 19780307 201101 2 003 NIP. 19741018 201411 2 001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Kamis, 12 Mei 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Ravena Sifa
2. NIM : 1112081000048
3. Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi
dan Word of Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian Venus Bakery
(Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Mei 2016
1. Rachmat Gunawan, M.Si (__________)
Penguji I
2. Amir Syarifuddin, SH., MM (__________)
Penguji II
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ravena Sifa
2. Tempat tgl lahir : Jakarta, 15 Agustus 1994
3. Alamat : Jl. Alpukat 1 blok E-15 No. 24, Perumahan
Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
4. Telepon : 085782672500
5. E-mail : ravenasifa1@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDN Serua 06 : 2000-2006
2. SMPN 2 Pamulang : 2006-2009
3. SMAN 1 Ciputat : 2009-2012
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2012-2016
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Setiono
2. Ibu : Mulyawati
3. Alamat : Jl. Alpukat 1 blok E-15 No. 24, Perumahan
Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
2006-2009 Paskibra SMPN 2 Pamulang
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of product
innovation, price perception, location and word of mouth toward purchase
decision of Venus Bakery. Consumer of Venus Bakery Pajajaran East Bogor
were used as a study case. This research uses primary data which was taken
from 100 consumers of Venus Bakery. The data were analyzed using multiple
linear regression. Based results, obtained regression equation: 3,896 +
0,473.X2 + 0,102.X3 + 0,158.X4 + e, based on statical data analysis, the
indicators in this research is valid and the variables are reliability. In testing
the assumption of classical, doesn’t occur multikolinieritas and
heteroskedastisitas, and distribution data normal.
The results showed that price perception, location and word of mouth
have significant toward purchase decision while product innovation has no
significant influence toward purchase decision. Based on simultaneous result, it
proves that product innovation, price perception, location and word of mouth
have significant influence toward purchase decision.
Keyword: product innovation, price perception, location, word of
mouth, purchase decision
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inovasi produk,
persepsi harga, lokasi dan word of mouth terhadap keputusan pembelian Venus
Bakery, studi kasus pada konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor
Timur. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari 100
konsumen Venus Bakery. Data yang diolah dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil, diperoleh persamaan regresi:
3,896 + 0,473.X2 + 0,102.X3 + 0,158.X4 + e, berdasarkan analisis data
statistik, indikator dalam penelitian ini valid dan variabel reliabel. Dalam uji
asumsi klasik, tidak terjadi multikolinieritas dan heteroskedastisitas, serta data
berdistribusi normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel persepsi
harga, lokasi dan word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian, tetapi variabel inovasi produk tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Berdasarkan hasil simultan terbukti variabel inovasi
produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Kata kunci: inovasi produk, persepsi harga, lokasi, word of mouth,
keputusan pembelian
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW
yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, Almh. Ibu Mulyawati dan Bapak Setiono, serta
kakak Dessie, atas dukungan moril dan materil serta doa dan kasih sayang yang
senantiasa tidak henti-hentinya diberikan kepada penulis. Terutama Almh. ibu
yang menjadi semangat dan motivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Ir. Ella Patriana, MM., AAAIJ selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
ix
5. Ibu Dr. Muniaty Aisyah., Ir., MM, selaku dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu, bimbingan, arahan dan solusi
pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku dosen Pembimbing
Skripsi II yang telah bersedia memberikan motivasi, tambahan ilmu,
bimbingan, arahan dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam
penulisan skripsi ini.
7. Ibu Leis Susanawaty, SE., M.Si, selaku dosen Pembimbing akademik
yang telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama masa
perkuliahan.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan dan
membantu penulis.
9. Seluruh keluarga besar Hj. Asmara yang selalu memberikan motivasi
serta mendukung baik moril maupun materil kepada penulis.
10. Fahmi Syamsi, yang selalu memberikan semangat dan memotivasi
penulis agar menyelesaikan skripsi dengan baik. Terima kasih banyak atas
waktu, bantuan, perhatian dan doa yang telah diberikan kepada penulis hingga
skripsi ini selesai.
11. Teman-teman seperjuangan di bangku perkuliahan, khususnya
Manajemen B reguler dan Konsentrasi Pemasaran serta teman-teman KKN
Semarak. Terima kasih telah menjadi bagian dalam kehidupan selama masa
perkuliahan. Semoga kelak kita menjadi manusia yang sukses dan bermanfaat.
12. Sahabat di rumah dan di bangku SMA, yaitu Mayta, Ajeng dan teman-
teman “Sugar”, terima kasih banyak atas semangat, hiburan, doa dan bantuan
teman-teman semua.
13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu
x
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terima kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai
tambahan informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Agustus 2016
Penulis
Ravena Sifa
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Lembar Pengesahan Skripsi ....................................................................... ii
Lembar Pengesahan Komprehensif .......................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ iv
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ v
Abstract ........................................................................................................ vi
Abstrak ........................................................................................................ vii
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Daftar Isi ...................................................................................................... x
Daftar Tabel ................................................................................................ xii
Daftar Gambar ............................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ......................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 10
1. Tujuan Penelitian ................................................................ 10
2. Manfaat Penelitian .............................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12
A. Perilaku Konsumen ................................................................. 12
B. Marketing Mix .......................................................................... 17
C. Produk ..................................................................................... 18
1. Pengertian Produk ............................................................... 18
2. Inovasi Produk ..................................................................... 19
a. Pengertian Inovasi Produk ............................................. 19
b. Tipe Inovasi Produk ....................................................... 21
c. Proses Penyebaran Inovasi Produk ................................ 22
d. Pengukuran Inovasi Produk ........................................... 25
D. Harga ....................................................................................... 26
1. Pengertian Harga ................................................................ 26
2. Persepsi Harga .................................................................... 26
3. Peran Harga Dalam Pengambilan Keputusan ..................... 29
4. Metode Penetapan Harga .................................................... 30
5. Indikator Persepsi Harga ..................................................... 31
E. Lokasi ....................................................................................... 33
1. Pengertian Lokasi ................................................................ 33
xii
2. Tipe Lokasi ......................................................................... 34
3. Faktor-faktor Pemilihan Lokasi .......................................... 37
F. Promosi .................................................................................... 39
1. Pengertian Promosi ............................................................. 39
2. Word of Mouth ..................................................................... 40
a. Pengertian Word of Mouth .............................................. 40
b. Manfaat Word of Mouth .................................................. 45
c. Jenis-jenis Word of Mouth .............................................. 45
d. Dimensi Word of Mouth .................................................. 46
G. Usaha Eceran (Retailing) .......................................................... 50
1. Pengertian Retailing ............................................................ 50
2. Klasifikasi Ritel ................................................................... 52
3. Keuntungan dan Kelemahan Bisnis Ritel ........................... 55
H. Proses Keputusan Pembelian ................................................... 57
1. Pengertian Keputusan Pembelian ....................................... 57
2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ........................ 58
I. Penelitian Terdahulu ................................................................ 61
J. Kerangka Pemikiran ................................................................ 68
K. Hipotesis Penelitian ................................................................. 69
BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................. 72
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 72
1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 72
2. Variabel Penelitian .............................................................. 72
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 73
1. Populasi .............................................................................. 73
2. Sampel ................................................................................ 73
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 75
1. Sumber Primer .................................................................... 76
2. Sumber Sekunder ................................................................ 77
D. Metode Analisis Data .............................................................. 78
1. Uji Kualitas Data ................................................................. 79
a. Uji Validitas………………………………………… .... 79
b. Uji Reliabilitas……………………………………… .... 79
2. Uji Asumsi Klasik ……………………………………… .. 80
a. Uji Normalitas ................................................................ 80
b. Uji Multikolinieritas ....................................................... 82
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 83
3. Pengujian Hipotesis ............................................................ 84
a. Uji t (parsial) .................................................................. 84
b. Uji F (simultan) .............................................................. 85
4. Analisis Regresi Berganda .................................................. 85
5. Koefisien Determinasi (R²) .................................................. 86
6. Operasional Variabel .......................................................... 86
xiii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. 94
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................... 94
1. Sejarah Singkat Perusahaan Venus Bakery………………94
2. Visi dan Misi Venus Bakery ............................................ 98
B. Pembahasan Hasil Kuesioner ................................................ 98
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 98
a. Uji Validitas…………………………………………...100
b. Uji Reliabilitas…………………………………………102
2. Deskriptif Responden ....................................................... 102
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 102
b. Responden Berdasarkan Usia ...................................... 103
c. Responden Berdasarkan Profesi .................................. 104
d. Responden Berdasarkan Pendapatan ........................... 105
C. Pembahasan Analisis Deskriptif .. ......................................... 106
1. Deskripsi Variabel Inovasi Produk ................................... 106
2. Deskripsi Variabel Persepsi Harga .................................. 108
3. Deskripsi Variabel Lokasi ................................................ 110
4. Deskripsi Variabel Word of Mouth .................................. 120
5. Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian ........................ 127
D. Uji Asumsi Klasik…………………………………………. . 130
1. Uji Normalitas…………………………………………….130
2. Uji Multikolinieritas ......................................................... 133
3. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 135
4. Uji Regresi Linier Berganda ............................................ 136
7. Uji Koefisien Determinasi (R²) ......................................... 138
8. Uji Hipotesis ..................................................................... 140
a. Uji t Hitung (parsial) .................................................... 140
b. Uji F Hitung (simultan) ............................................... 145
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 147
A. Kesimpulan ........................................................................... 147
B. Saran ...................................................................................... 148
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 152
LAMPIRAN ................................................................................................ 157
xiv
DAFTAR TABEL
Keterangan Hal
1.1 Perusahaan Roti di Kota Bogor Tahun 2005 ................................... 2
1.2 Perusahaan Roti di Kota Bogor Tahun 2014 ................................... 3
2.1 Penelitian Terdahulu 1 ..................................................................... 63
2.2 Penelitian Terdahulu 2 ..................................................................... 64
2.3 Penelitian Terdahulu 3 ..................................................................... 65
2.4 Penelitian Terdahulu 4 ..................................................................... 66
2.5 Penelitian Terdahulu 5 ..................................................................... 67
2.6 Penelitian Terdahulu 6 ..................................................................... 68
2.7 Penelitian Terdahulu 7 ..................................................................... 69
3.1 Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 91
4.1 Jenis dan Harga Produk Venus Bakery ........................................... 97
4.2 Hasil Try Out Uji Validitas ............................................................. 100
4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ......................................................... 102
4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 102
4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ............................................. 103
4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Profesi ......................................... 104
4.7 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan .................................. 105
4.8 Pembahasan Hasil Jawaban Responden ......................................... 105
4.42 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ........................................... 133
4.43 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 134
4.44 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .................................................. 137
4.45 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) .............................................. 139
xv
4.46 Hasil Uji Signifikansi Parsial (uji t) ................................................ 141
4.47 Uji Signifikansi F (simultan) ........................................................... 146
xvi
DAFTAR GAMBAR
Keterangan Hal
2.1 Model Perilaku Konsumen .............................................................. 14
2.2 Faktor Keberhasilan Difusi Inovasi ................................................. 23
2.3 Klasifikasi Bisnis Ritel .................................................................... 52
2.4 Proses Pengambilan Keputusan ....................................................... 58
2.5 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 70
4.1 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas..................................... 131
4.2 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................. 135
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Hal
Lampiran 1: Lembar Kuesioner ......................................................................... 157
Lampiran 2: Hasil Jawaban Responden (Data Mentah) ..................................... 163
Lampiran 3: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................... 183
Lampiran 4: Tabulasi Deskriptif Responden ...................................................... 197
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam destinasi wisata
potensial. Peminat datang dari wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara. Salah satu kota yang menjadi destinasi wisatawan mancanegara
maupun nusantara adalah Kota Bogor. Kunjungan ke Kota Bogor tahun 2014
mengalami peningkatan jumlah sebesar 10,5 persen dari tahun sebelumnya.
4.350.930 pengunjung yang datang didominasi wisatawan nusantara sebesar
4.180.650 dan wisatawan mancanegara sebesar 202.280 (Tarmizi, 2015).
Melihat tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Kota Bogor,
memunculkan banyak peluang usaha di bidang industri pariwisata maupun
kuliner. Hal ini membawa dampak yang positif bagi pariwisata dalam negeri
serta bagi industri oleh-oleh khas Kota Bogor. Di antara jenis kuliner yang
menjadi oleh-oleh khas Kota Bogor antara lain soto mie bogor, cungkring,
doclang, gepuk karuhun, ikan balita, asinan bogor, toge goreng, roti unyil serta
lapis bogor.
Pada bidang industri roti dan kue, Kota Bogor diramaikan oleh
persaingan antar industri roti dan kue dengan sejumlah perusahaan seperti yang
2
tertera pada tabel Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor tahun
2005berikut ini.
Tabel 1.1
Perusahaan Roti di Kota Bogor
No Nama Perusahaan Kapasitas Produksi
Roti Manis (potong)
Tenaga
Kerja
(orang)
Investasi
(Rp)
1. Venus 1.800.000 11 364.700.000
2. Bogor Permai 1.000.000 25 359.300.000
3. Sukses Bakery 750.000 7 14.600.000
4. SAE 750.000 6 30.000.000
5. PT. Pramaya
Lestari
720.000 12 41.000.000
6. Evy Boy 500.000 10 20.000.000
7. Tista 360.000 20 25.000.000
8. Dwi Rambo 330.000 4 2.500.000
9. Manis Bakery 260.000 5 1.250.000
10. Shary Bakery 200.000 11 110.000.000
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2005
Pada tahun 2014 industri roti dan kue mengalami perubahan. Hal ini
terlihat dari banyaknya nama pemain baru dalam bidang industri roti dan kue
Kota Bogor yang menggantikan posisi merek terdahulu pada tahun 2005.
Perkembangan industri roti dan kue di Kota Bogor tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
3
Tabel 1.2
Perusahaan Roti di Kota Bogor
No Nama Perusahaan Kapasitas
Produksi Roti
Manis (potong)
Tenaga
Kerja
(orang)
Investasi
(Rp)
1. Rere Cake Bogor 24.000 8 47.650.000
2. D’ Fla Cake
House
15.000 5 44.755.000
3. Yamin Casava
Cake
9.600 1 28.000.000
4. Gemilang Pejabat 2.970 3 30.241.000
5. Rafita’s Cake 2.400 4 31.160.000
6. Mutiara’s Zuppa
Soup
700 3 49.302.000
7. Boga Bogor 600 2 33.845.000
8. KK Pudding dan
Cake
250 5 45.715.000
9. D Heline’s 179 5 48.800.000
10. Brownies Megah
Rasa
130 4 35.470.000
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2014
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa industri roti dan kue
di Kota Bogor telah mengalami perkembangan. Potensi Kota Bogor sebagai
salah satu destinasi wisata di Indonesia memunculkan keanekaragaman industri
roti dan kue dengan persaingan yang ketat. Salah satu perusahaan roti yang
mendapat tempat dalam persaingan industri roti dan kue di Kota Bogor
4
adalahVenus Bakery. Venus Bakery didirikan pada tahun 1992 dan merupakan
perusahaan roti yang cukup populer serta menjadi pelopor roti berukuran mini.
Pada tahun 2005 citra Venus Bakery sebagai perusahaan roti manis dapat
mengungguli perusahaan roti yang sudah lebih awal muncul yaitu Bogor
Permai.Venus Bakery menjadi ciri khas oleh-oleh dari Kota Bogor. Sebagai
salah satu oleh-oleh khas Kota Bogor, Venus Bakery adalah salah satu dari
banyaknya oleh-oleh khas Kota Bogor dalam industri roti dan kue yang cukup
menarik perhatian. Hal ini dikarenakan inovasi yang dilakukan oleh perusahaan
terhadap produknya. Akan tetapi pada tahun 2014 Venus Bakery tidak masuk
ke dalam daftar perusahaan roti dengan jumlah produksi dan nilai investasi
yang tinggi di Kota Bogor seperti pada data Dinas Perindustrian dan
Perdagangan tahun 2005. Selain itu tidak sedikit perubahan yang terjadi pada
jumlah produksi tiap perusahaan roti yang ada pada tabel karena perusahaan
roti Kota Bogor semakin bermunculan sehingga menghasilkan perubahan nama
pemain dalam industri roti dan kue dari tahun 2005 ke tahun 2014.
Melihat data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor,
tergantikannya posisi Venus Bakery yang menjadi pelopor inovasi roti
manisberukuran mini dari perusahaan sejenis, membuat perusahaan dituntut
untuk memiliki daya saing dan kekuatan dalam mempertahankan posisinya.
Semakin bermunculan perusahaan roti yang menawarkan nilai lebih bagi
pelanggan menjadi tanda bahwa persaingan roti di Kota Bogor mengalami
5
perkembangan yang cukup pesat. Berdasarkan pernyataan tersebut perlu adanya
upaya strategi pemasaran yang baik yang diimplementasikan oleh perusahaan
Venus Bakery.
Melihat persaingan bisnis industri roti dan kue sekaligus oleh-oleh khas
Kota Bogor yang semakin ketat, mempengaruhi suatu perusahaan dalam
mempertahankan pangsa pasar yang dimilikinya. Perusahaan harus
mengembangkan strategi dalam merebut hati konsumen dari perusahaan
pesaing. Perusahaan dapat melakukan strategi diferensiasi produk dengan
inovasi untuk membedakan produknya dengan produk lain. Selain itu
perusahaan dapat mengembangkan strategi harga yang menarik, lokasi yang
mudah dijangkau agar mudah diperoleh konsumen, serta komunikasi yang
efektif untuk menarik konsumen.
Setiap individu konsumen memiliki kebutuhan, keinginan dan bentuk
penilaian yang berbeda terhadap suatu produk. Dalam menghadapi persaingan
dunia bisnis, perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang berbeda dari masing-masing individu konsumen tersebut.
Perusahaan dapat menggunakan bauran pemasaran sebagai sebuah strategi
untuk memasarkan produknya, dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
dan keinginan individu konsumen.
Elemen bauran pemasaran yang utama adalah produk. Sebuah produk
yang diciptakan oleh suatu perusahaan dituntut agar mampu menghadapi
6
persaingan. Menurut Suryani (2008:5) agar suatu perusahaan sukses dalam
persaingan, yang dapat dilakukan adalah berusaha mencapai tujuan dengan
mempertahankan dan meningkatkan pelanggan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan sebuah inovasi terhadap
produknya.
Setelah produk, perusahaan harus memperhatikan penetapan harga yang
dikenakan terhadap produknya tersebut. Pembentukan persepsi oleh perusahaan
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi individu untuk membeli suatu
produk. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha memberikan
persepsiyang baik di mata konsumen terhadap produk atau jasa yang mereka
tawarkan.
Menurut Ferrinadewi (2008:111) persepsi berperan sangat penting dalam
pemasaran. Persepsi berpengaruh kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga. Menurut Stanton
(1996:320) harga merupakan faktor yang penting untuk menentukan
keberhasilan pemasaran. Bagi konsumen yang kurang informasi, harga sering
dipakai sebagai indikator kualitas.
Di samping itu, sebuah perusahaan membutuhkan pemilihan lokasi yang
tepat dalam menjalankan bisnisnya. Sebelum seseorang memutuskan untuk
membeli produk di suatu toko, ia akan mempertimbangkan lokasi toko yang
dituju. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi menjadi sebuah pertimbangan
7
yang penting bagi suatu perusahaan. Lokasi yang mudah dijangkau oleh
pembeli dan dekat dengan pusat keramaian merupakan lokasi yang tepat untuk
mendirikan suatu usaha. Menurut Sumarwan (2004:280) lokasi merupakan
tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk
datang dan berbelanja.
Menurut Kotler dan Amstrong (2014:76) tempat meliputi kegiatan
perusahaan yang membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran.
Ketersediaan produk bagi konsumen merupakan sebuah cara bagi perusahaan
untuk memudahkan konsumen mendapatkan produk.
Selain ketiga elemen bauran pemasaran di atas, perusahaan harus
memperhatikan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen yang telah melakukan
pembelian pada produknya. Hal ini menjadi tolak ukur bagi perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan, yaitu dari informasi yang disebarkan oleh si
konsumen yang merasa puas kepada orang lain yang berpotensi untuk menjadi
konsumen. Komunikasi yang terjadi tersebut merupakan komunikasi word of
mouth atau komunikasi mulut ke mulut. Karena melihat bahwa pengirim pesan
dinilai tidak mendapat keuntungan apapun berkaitan dengan keputusan si
penerima pesan di kemudian hari, maka komunikasi informal word of mouth
dinilai lebih persuasif, bagi pemasar word of mouth hampir selalu lebih efektif
daripada promosi pesan berbayar dari pengiklan (Schiffman dan Wisenblit,
2015:249).
8
Onbee Marketing Research (anak perusahaan Onbee Consulting Group)
yang bekerjasama dengan majalah SWA menyatakan bahwa 89% konsumen di
Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat
ingin membeli suatu produk. Word of mouth memiliki kekuatan yang lebih
besar dibandingkan dengan iklan dan bentuk promosi lain. Penelitian dilakukan
tahun 2000 kepada konsumen di lima kota di Indonesia (Bramantoro, 2010).
Penelitian lain yang dilakukan oleh perusahaan konsultasi dan penelitian
Keller Fay mencatat bahwa hampir 80 persen dari word of mouth terjadi secara
offline dan 20 persen pemasar berkonsentrasi pada efek yang diberikan secara
online melalui periklanan, humas dan agen digital (Kotler dan Keller,
2012:574).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi
dan Word of Mouth Terhadap Proses Keputusan PembelianVenus Bakery
(Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor
Timur)”.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif, beragam pilihan
disajikan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Perkembangan industri makanan olahan roti dan kue menjadi tren di
9
Indonesia, salah satunya di Kota Bogor yang menjadi salah satu destinasi
wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Selain persaingan yang
ketat, pertumbuhannya yang fluktuatif mulai dari bisnis besar hingga kecil dan
menengah yang saling bersaing merebut hati pelanggan menjadi fenomena yang
menarik.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, untuk memecahkan permasalahan
bagaimana bisnis yang sudah dijalankan tersebut dapat terus berkembang dan
berjalan dengan sukses pada lingkungan yang kompetitif sehingga dapat
mencapai keuntungan seperti yang diinginkan, maka peneliti menetapkan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah inovasi produk berpengaruh terhadap proses keputusan
pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?
2. Apakah persepsi harga berpengaruh terhadap proses keputusan
pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?
3. Apakah lokasi berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian
Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?
4. Apakah word of mouth berpengaruh terhadap proses keputusan
pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?
10
5. Apakah inovasi produk, persepsi harga, lokasidan word of mouth
berpengaruh positif secara simultan terhadap proses keputusan pembelian
Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh inovasi produk terhadap proses
keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.
b. Untuk menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap proses
keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.
c. Untuk menganalisis pengaruh lokasi terhadap proses keputusan
pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.
d. Untuk menganalisis pengaruh word of mouth terhadap proses
keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.
e. Untuk menganalisis pengaruh variabel independen (inovasi produk,
persepsi harga, lokasi dan word of mouth) secara simultan terhadap proses
keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.
11
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi masukan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan
evaluasi terhadap strategi bersaing usaha sehingga dapat digunakan dalam
proses peningkatan usahanya ke depan.
b. Bagi Penulis
Merupakan kesempatan untuk belajar lebih banyak dalam menerapkan
ilmu pengetahuan yang diterima dalam proses perkuliahan dengan
mengaplikasikannya secara langsung di masyarakat.
c. Bagi Akademik
Sebagai referensi tambahan untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara
teoritis dan praktis, serta menjadi bahan perbandingan untuk peneliti yang
serupa agar menjadi lebih berkembang dan efektif.
d. Bagi Pelanggan
Menjadi sumber informasi tambahan dalam menentukan kriteria toko roti
dan oleh-oleh khas Kota Bogor yang diinginkan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Konsumen
Pada hakikatnya kebutuhan konsumen akan mengalami perubahan seiring
dengan perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupannya. Perubahan
tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian maupun penggunaan suatu produk barang atau jasa pemuas
kebutuhannya.
Definisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Wisenblit (2015:30)
adalah studi tentang tindakan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen
menggambarkan individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber
daya mereka yang tersedia (waktu, uang dan usaha) guna membeli barang-
barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari pengertian tentang perilaku
konsumen di atas dapat diperoleh dua hal yang penting, yaitu: perilaku
konsumen (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai proses pengambilan
keputusan.
13
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:173) perilaku konsumen
adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan
bahwa perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan oleh konsumen yang
mendorong tindakan pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa dengan kegiatan mengevaluasi
produk barang atau jasa sebelum melakukan pembelian.
Perusahaan yang benar-benar memahami adanya persaingan akan
mengupayakan perusahaan agar lebih menarik perhatian konsumen.
Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukan suatu hal yang mudah untuk
dilakukan oleh pemasar, karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi dan
berinteraksi satu sama lain, sehingga pemasar harus melakukan sebuah
pendekatan yang direncanakan sebaik mungkin. Selain itu pemasar harus
memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mempelajari bagaimana
cara konsumen berpikir, bertindak dan berperilaku. Pemasar harus pandai
memahami keragaman dari perilaku konsumen agar strategi pemasaran yang
diberlakukan mampu mencapai tujuan dari perusahaan.
14
Rangsangan
Pemasaran
Produk dan
Jasa
Harga
Distribusi
Komunikasi
Rangsangan
Lain
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Psikologi
Konsumen
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Memori
Karakteristik
Konsumen
Budaya
Sosial
Pribadi
Proses
Keputusan
Pembelian
Pengenalan
masalah
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
pascapembelian
Keputusan
Pembelian
Pilihan
produk
Pilihan
merek
Pilihan
penyalur
Jumlah
pembelian
Waktu
pembelian
Metode
pembayaran
Menurut Kotler dan Keller (2012:183) titik tolak ukur untuk memahami
perilaku pembeli adalah model rangsangan tanggapan atau stimulus respon
model seperti tabel berikut ini.
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
Sumber: Kotler dan Keller (2012:183)
Berdasarkan model perilaku konsumen di atas, rangsangan pemasaran
dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses
psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu untuk
menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.
Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen
antara datangnya rangsangan sampai dengan keputusan akhir dari konsumen.
15
Berawal dari konsumen yang mendapatkan rangsangan pemasaran dan
rangsangan di luar pemasaran. Rangsangan pemasaran terdiri dari 4P atau
marketing mix dan rangsangan lain di luar pemasaran terdiri dari ekonomi,
teknologi, politik dan budaya. Setelah mendapatkan rangsangan, konsumen
akan melalui proses dalam dirinya berupa empat proses psikologi kunci yaitu
motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori yang mempengaruhi respons
konsumen secara fundamental. Dalam motivasi, kebutuhan menjadi motif
ketika kebutuhan meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga
mendorong konsumen untuk bertindak. Setelah seorang konsumen termotivasi,
ia akan siap untuk bertindak. Lalu konsumen akan dipengaruhi oleh
pandangannya tentang sebuah situasi. Rangsangan yang semula sampai pada
konsumen akan diproses dengan memilih, mengatur dan menerjemahkan
informasi yang diterimanya.
Setelah konsumen siap untuk bertindak, maka ia akan melakukan sebuah
pembelajaran yang berasal dari pengalaman. Dan selepas itu, konsumen akan
menyimpan pengalamannya dalam sebuah memori. Seseorang tidak akan
mengingat informasi dan kejadian secara lengkap, maka konsumen akan
mengingat beberapa memori terhadap sebuah produk dan hal ini akan
mempengaruhinya dalam proses keputusan pembelian.
Selain proses psikologi konsumen, faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen terjadi berdasarkan karakteristik konsumen itu sendiri. Menurut
16
Kotler dan Keller (2012:173) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen, yaitu terdiri dari:
a. Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan
mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari budaya,
subbudaya dan kelas sosial.
b. Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta
status sosial.
c. Faktor Pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap
perilaku konsumen terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan
lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat
faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan
dan pendirian. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan
keputusan dalam pembelian mereka.
Setelah serangkaian psikologi konsumen dan karakteristik konsumen
terlewati, maka konsumen akan melewati proses keputusan pembelian yang
terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku pascapembelian.
Kotler dan Keller (2012:192) menjelaskan bahwa bila konsumen
memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian
17
keputusan yang harus diambil meliputi enam sub-keputusan yaitu keputusan
memilih produk, memilih merek, tempat pembelian, kuantitas, waktu dan
metode pembayaran. Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas
pertanyaan–pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan
pembeliannya.
B. Marketing Mix
Marketing mix atau bauran pemasaran merupakan sebuah strategi yang
digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya. Menurut Kotler dan
Amstrong (2008:57) “Marketing mix is the set of controllable, tactical
marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the
target market”. Marketing mix meliputi alat-alat pemasaran yaitu product,
price, place dan promotion.
Sementara itu menurut Rangkuti (2009:22) bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasarannya.
Kemudian Alma (2008:205) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai
sebuah strategi perusahaan untuk mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran,
agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang
memuaskan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah kegiatan yang dapat
18
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau
konsumen.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari 4 P yaitu product,
price, place dan promotion yang digunakan perusahaan untuk memasarkan
produknya demi mencapai pasar sasarannya.Sebuah perusahaan perlu
merumuskan strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang tepat agar
konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang telah dihasilkan oleh
perusahaan.
C. Produk
1. Pengertian Produk
Inti dari bauran pemasaran adalah produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Elemen produk dalam bauran pemasaran dapat diartikan sebagai
apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan seorang konsumen, untuk memenuhi
kebutuhan yang dipersepsikan (Supranto, 2007:11).
Menurut Lupiyoadi (2006:70) produk adalah apapun yang bisa
ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau
kebutuhan.
SementaraThamrin (2013:153) mendefinisikan produk sebagai segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
19
dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekedar barang berwujud atau dapat
dideteksi pancaindra. Jika didefinisikan secara luas, produk meliputi objek
secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan atau bauran dari
semua wujud di atas.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah
wujudpersepsi konsumen yang produsen berikan melalui hasil produksinya,
baik berupa barang, jasa, ide atau hal lainnya yang mampu menjadi alat
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Inovasi Produk
a. Pengertian Inovasi Produk
Untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan, menurut Suryani (2008:5)
perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan pelanggan.
Mempertahankan pelanggan dapat diartikan dengan bagaimana usaha
perusahaan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan melebihi
apa yang diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan pelanggan berarti
perusahaan harus dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui strategi
pemasarannya untuk mendapatkan pelanggan baru. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk menarik pelanggan baru adalah dengan
melakukan sebuah inovasi terhadap produknya. Karena inti dari bauran
pemasaran adalah produk yang ditawarkan.
20
Menurut Nasution (2005:44) inovasi didefinisikan sebagai produk atau
jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Inovasi diciptakan bukan hanya untuk menarik perhatian konsumen akan
produk yang diciptakan, tetapi lebih dari itu untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Sedangkan pengertian dari inovasi produk menurut Kotler dan Amstrong
(2007:36) adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling
mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Inovasi bukanlah konsep dari
suatu ide baru dan bukan juga merupakan suatu perkembangan dari sebuah
pasar yang baru saja, tetapi inovasi merupakan gambaran dari semua proses
tersebut.
Kemudian menurut Mowen dan Minor (2002:192) inovasi produk adalah
suatu produk yang baru-baru ini diperkenalkan dan oleh konsumen dianggap
sebagai baru, sehubungan dengan produk atau jasa yang sudah ada.
Dengan melakukan inovasi produk, harga juga akan berpengaruh dan
dampaknya terjadi pada perusahaan dalam memenangkan persaingan.
Perusahaan menetapkan harga agar dapat mengejar keberlangsungan hidup
perusahaan, untuk memperoleh laba yang maksimum, pertumbuhan penjualan
maksimum dan kepemimpinan kualitas produk. Inovasi menjadi nilai tambah
yang dijadikan perusahaan sebagai kekuatannya dalam menghadapi persaingan.
21
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan
dituntut untuk menciptakan pemikiran baru, gagasan baru dan menawarkan
produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang memuaskan konsumen
demi menarik perhatian konsumen di tengah ramainya persaingan bisnis.
b. Tipe Inovasi Produk
Suryani (2008:301) menyatakan bahwa produk dapat dikatakan baru dari
perspektif konsumen. Dalam konsep pemasaran, sebuah produk dikatakan baru
sebaiknya dari perspektif konsumen. Produsen dapat saja beranggapan bahwa
produk yang diciptakan adalah produk baru, tetapi jika konsumen
menganggapnya bukan sebagai hal yang baru karena produk sejenis sudah
beredar banyak di pasar, artinya produk tersebut tidak baru sesuai
perspektifnya.
1) Baru Menurut Perspektif Perusahaan
Dari perspektif perusahaan sebuah produk dikatakan baru jika produk
tersebut benar-benar baru menurut perusahaan. Baru bisa diartikan karena
perusahaan belum pernah memproduksi sebelumnya, atau baru karena
bahannya baru atau baru karena perusahaan menambah atribut-atribut yang
berbeda dari yang pernah dibuat sebelumnya.
22
Terdapat dua jenis inovasi:
a) Inovasi produk: berkaitan dengan produk baru atau perbaikan dan
penyempurnaan produk.
b) Inovasi proses: terkait dengan perbaikan proses produksi baru atau
penyempurnaan atas proses produksi yang sudah ada.
2) Baru dari Perspektif Produk
Perspektif ini lebih menekankan kepada atribut yang melekat kepada
produk itu sendiri dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.
3) Baru dari Perspektif Konsumen
Sebuah produk diperspektifkan baru menurut konsumen jika produk
tersebut menawarkan manfaat baru atau berbeda dari produk yang sudah ada di
pasar sebelumnya dan saat ini. Perusahaan perlu memperhatikan perspektif ini
karena dalam konsep pemasaran persepsi konsumen atas kebaruan suatu produk
merupakan hal yang sangat penting yang akan mempengaruhi perilaku
pembelian dan perilaku konsumen.
c. Proses Penyebaran Inovasi Produk
Melalui strategi penciptaan produk baru, perusahaan perlu
memperkenalkan kepada pasar akan produknya agar produk tersebut diterima
dan dipakai secara luas. Proses mulai diperkenalkannya produk hingga
23
digunakan oleh masyarakat secara luas disebut dengan proses difusi. Difusi
proses terjadi dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu, dalam
suatu jangka tertentu di antara anggota suatu sistem sosial.
Dalam difusi ini terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan
difusi inovasi seperti gambar berikut:
Gambar 2.2
Faktor Keberhasilan Difusi Inovasi
Sumber: Chauduri (1994), “The Diffusion of an Innovation in Indonesia”,
dalam Suryani 2008:306
Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa proses dan
keberhasilan difusi inovasi dipengaruhi oleh 4 hal berikut ini, yaitu:
Karakteristik produk (inovasi)
- Keunggulan relatif
- Compatibility
- Kompleksitas
- Kemampuan untuk dicoba
- Kemampuan untuk dilihat Saluran komunikasi
- Media masa
- Jaringan interpersonal
Upaya perubahan dari agen
Sifat sistem sosial
Difusi
24
1) Karakteristik inovasi. Sebuah produk baru dapat dengan mudah
diterima oleh konsumen jika produk tersebut mempunyai keunggulan relatif.
Artinya produk baru akan menarik konsumen jika produk tersebut mempunyai
kelebihan dibandingkan produk yang sudah ada sebelumnya di pasar.
2) Saluran komunikasi. Difusi inovasi akan menyebar pada konsumen
yang ada di masyarakat melalui saluran komunikasi yang ada. Suatu produk
baru akan dapat dengan segera dan menyebar luas ke masyarakat jika
perusahaan memanfaatkan saluran komunikasi yang banyak dan jangkauan
yang luas.
3) Upaya perubahan dari agen. Agen yang melakukan perubahan dengan
harapan masyarakat menerima dan menggunakan produk baru sangat penting
peranannya. Agen ini dapat bersifat formal berasal dari perusahaan secara resmi
atau memanfaatkan opinion leader sebagai agen perubahan.
4) Sistem sosial. Sistem sosial yang merupakan lingkungan fisik, sosial
dan budaya yang ada di suatu masyarakat mempunyai peranan penting terhadap
difusi inovasi. Nilai-nilai yang berkembang dan dianut oleh suatu masyarakat
akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi baru.
25
d. Pengukuran Inovasi Produk
Menurut Lukas dan Ferrel (2000) dalam jurnalnya yang berjudul “The
Effect of Market Orientation on Product Innovation”, memaparkan pengukuran
inovasi produk dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Perluasan lini (line extensions) yaitu produk yang dihasilkan
perusahaan tidaklah benar-benar baru atau masih familiar bagi perusahaan
tetapi relatif baru untuk sebuah pasar.
2) Peniruan produk (me too-product) yaitu produk baru bagi perusahaan
tetapi tidak baru atau masih familiar bagi pasar.
3) Produk benar-benar baru (new-to-the-world product) yaitu produk
yang termasuk baru baik untuk perusahaan maupun pasar.
Berdasarkan uraian di atas maka pengukuran inovasi produk yang
digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Lukas dan Ferrel (2000)
yang meliputi: perluasan lini (line extentions), peniruan produk (me too-
product) dan produk benar-benar baru (new-to-the-world), karena sesuai
dengan objek penelitian.
26
D. Harga
1. Pengertian Harga
Dalam elemen bauran pemasaran harga merupakan satu-satunya elemen
yang menghasilkan pendapatan, elemen bauran pemasaran yang lainnya yaitu
produk, tempat dan promosi menghasilkan beban (Kotler dan Keller,2012:405).
Definisi harga menurut Kotler dan Amstrong (2014:312) adalah jumlah
uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang
dipertukarkan konsumen untuk memperoleh manfaat yang dimiliki dengan
menggunakan produk atau jasa.
Selain itu menurut Supranto (2007:12) harga ialah sejumlah uang dimana
seseorang harus membayar untuk mendapatkan hak menggunakan produk.
Harga sering dianggap sebagai sinyal mutu. Harga barang yang murah
dipersepsikan barang bermutu rendah. Harga merupakan faktor yang penting
untuk menentukan keberhasilan pemasaran karena bagi konsumen yang kurang
informasi, harga sering dipakai sebagai indikator kualitas.
2. Persepsi Harga
Dalam dunia bisnis, setiap individu konsumen memiliki kebutuhan dan
bentuk penilaian yang berbeda terhadap suatu produk. Untuk itu perusahaan
dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari
masing-masing individu konsumen tersebut. Pembentukan persepsi oleh
27
perusahaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi individu untuk
membeli suatu produk. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha
memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka
tawarkan kepada konsumen.
Persepsi didefinisikan sebagai “proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Dalam pemasaran, persepsi
lebih penting daripada realitas, karena persepsi yang mempengaruhi perilaku
aktual konsumen. Orang mempunyai persepsi yang berbeda tentang obyek yang
sama karena tiga proses pemahaman: atensi selektif, distorsi selektif, dan
retensi selektif (Kotler dan Keller, 2012:183).
Menurut Ferrinadewi (2008:42) persepsi merupakan proses yang
kompleks. Seringkali terjadi dimana pesan yang satu tidak berhubungan dengan
pesan yang akhirnya memasuki otak konsumen. Karena itu memahami proses
persepsi sangat penting bagi pemasar agar dapat menciptakan komunikasi yang
efektif dengan konsumen. Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin
perception yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu
proses di mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasi menjadi
informasi yang bermakna. Stimuli adalah input dari obyek tertentu yang dilihat
oleh konsumen melalui satu atau beberapa panca inderanya.
28
Persepsi mempunyai peran yang sangat penting dalam pemasaran. Citra
yang ada di benak konsumen timbul karena proses persepsi, bagaimana
konsumen menilai sebuah kualitas jasa juga sangat ditentukan oleh persepsinya,
keberhasilan dalam pemosisian produk juga sangat tergantung pada persepsi
yang ada di benak konsumen. Persepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi
konsumen. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu
persepsi akan harga (Ferrinadewi, 2008:111).
Menurut Peter dan Olson (2010:447) persepsi harga berkaitan dengan
bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan
memberikan makna yang dalam bagi mereka. Jadi dapat diartikan bahwa
bagaimanakah pandangan pelanggan terhadap harga yang ditawarkan
mempengaruhi pelanggan tersebut untuk membeli dan merasakan kepuasan.
Untuk menumbuhkan persepsi akan harga, perusahaan perlu menetapkan
strategi penetapan harga yang didasari pemahaman yang jelas akan tujuan
penetapan harga tersebut. Tujuan penetapan harga yang paling umum
biasanya dikaitkan dengan pendapatan dan keuntungan serta membangun
permintaan dan mengembangkan basis pengguna (Lovelock dan Wirtz,
2011:159).
Keputusan mengenai harga menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:90)
merupakan faktor utama penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai pasar
sasarannya, bauran ragam produk dan pelayanan serta kondisi persaingan.
29
3. Peran Harga Dalam Pengambilan Keputusan
Menurut Tjiptono (2008:152) harga memiliki peranan utama dalam
proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu:
a. Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi
yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya
harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan
daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan
harga dari berbagai alternatif yang tersedia.
b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membidik
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama
bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai
faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering muncul
adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga
konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk
maupun jasa yang ditetapkan. Dengan demikian adanya harga dapat membantu
para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya
pada berbagai jenis barang dan jasa.
30
4. Metode Penetapan Harga
Di samping itu, menurut Lupiyoadi (2006:100) metode penetapan harga
harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan penetapan harga itu sendiri,
antara lain:
a. Bertahan. Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-
tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi
pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan
hidup perusahaan.
b. Memaksimalkan laba. Penentuan harga bertujuan untuk
memaksimalkan laba dalam periode tertentu.
c. Memaksimalkan penjualan. Penetapan harga bertujuan untuk
membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang
merugikan.
d. Gengsi atau prestis. Tujuan penetapan harga di sini adalah untuk
memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif.
e. Pengembalian atas investasi (ROI). Tujuan penetapan harga
didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi (return of investment-
ROI) yang diinginkan.
31
5. Indikator Persepsi Harga
Untuk menentukan persepsi harga,Kotler dan Keller (2009:72) dalam
Samosir (2015) menjelaskan bahwa pemasar harus memahami bagaimana
konsumen sampai pada persepsi harga terhadap produknya. Terdapat 3
pengukuran dari persepsi harga yaitu:
a. Harga referensi. Berdasarkan riset, hanya sedikit konsumen yang dapat
mengingat harga spesifik produk secara akurat. Namun, ketika mempelajari
produk, konsumen sering menerapkan harga referensi (reference price),
membandingkan harga yang diteliti dengan harga referensi internal yang
mereka ingat atau dengan kerangka referensi eksternal. Konsumen akan
menggunakan harga referensinya terhadap pilihan produk sejenis. Harapan
konsumen juga dapat memainkan peran kunci dalam respons harga. Pemasar
berusaha membuat kerangka harga untuk menandakan kemungkinan nilai
terbaik yang akan diterima oleh konsumen.
b. Asumsi harga dan kualitas. Banyak konsumen menggunakan harga
sebagai indikator kualitas. Akan tetapi ketika informasi alternatif tentang
kualitas sebenarnya tersedia, harga menjadi indikator kualitas yang kurang
penting. Dan sebaliknya, ketika informasi ini tidak tersedia, harga bertindak
sebagai tanda kualitas.
32
c. Akhiran harga. Banyak penjual yakin harga harus berakhir dengan
angka ganjil. Riset memperlihatkan bahwa konsumen cenderung memproses
harga dari “kiri ke kanan” dan bukan dengan membulatkan. Pengkodean harga
dengan cara ini penting jika ada batasan harga mental pada harga pembulatan
yang lebih tinggi. Selain itu ketersediaan yang terbatas (misalnya, “hanya tiga
hari”) juga dapat meningkatkan penjualan di antara konsumen yang aktif
berbelanja untuk sebuah produk.
Selain itu menurut Stanton (2004) dalam Iryanita (2013)menjelaskan
pengukuran persepsi harga dalam tiga ukuran berikut ini:
a. Perbandingan harga dengan produk lain, yaitu bagaimana
perbandingan harga produk dengan produk pesaingnya.
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu apakah harga yang
ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan.
c. Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu apakah harga yang
ditawarkan produsen sudah sesuai dengan manfaat yang diberikan melalui
produk.
Berdasarkan uraian di atas maka indikator persepsi harga yang digunakan
pada penelitian ini adalah teori menurut Stanton (2004) dalam Iryanita (2013)
yang meliputi: perbandingan harga dengan produk lain, kesesuaian harga
33
dengan kualitas produk dan kesesuaian harga dengan manfaat produk, karena
sesuai dengan objek penelitian.
E. Lokasi
1. Pengertian Lokasi
Pada elemen bauran pemasaran place, di dalamnya terdapat dua faktor
yaitu distribusi dan tempat atau lokasi. Keputusan pemilihan lokasi menjadi
salah satu hal yang penting untuk dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan.
Lokasi sangat penting untuk mempermudah konsumen dalam membeli dan
menjadikan faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi yang strategis akan
menarik perhatian pembeli.
Menurut Kotler dan Armstrong (2014:76), tempat meliputi kegiatan
perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Fungsinya
memudahkan calon konsumen untuk mendapatkan produk yang ditawarkan.
Sementara itu, Ma’ruf (2006:115) menyatakan bahwa lokasi adalah faktor
yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat,
sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi
kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh
pramuniaga yang sama banyak dan terampil, serta sama-sama punya setting
atau ambiance yang bagus.
34
Menurut Peter dan Olson (2014:268) lokasi adalah tempat atau berdirinya
perusahaan atau tempat usaha. Lokasi merupakan faktor penting yang
berpengaruh terhadap kesuksesan suatu perusahaan karena berhubungan
langsung dengan bagaimana konsumen dapat memperoleh produk yang
ditawarkan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi
merupakan keputusan penting yang harus diambil perusahaan untuk menarik
perhatian konsumen, dimana tempat yang dipilih digunakan sebagai markas
melakukan kegiatan perusahaan. Lokasi sangat penting untuk mempermudah
konsumen dalam membeli dan menjadikan faktor utama bagi kelangsungan
usaha. Lokasi yang strategis akan menarik perhatian pembeli.
2. Tipe Lokasi
Dalam dunia ritel, menurut Utami (2008:70) ada tiga lokasi yang dapat
dipilih yaitu:
a. Pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan (shopping centre) yang besar
berorientasi bagi pemenuhan golongan besar konsumen. Mengkombinasikan
banyak toko di satu atap menciptakan sinergi yang dapat menarik lebih banyak
pelanggan. Daripada toko-toko tersebut berada di lokasi terpisah.
b. Lokasi di kota besar atau bertempat di tengah kota, maupun kota kecil.
35
c. Freestanding (bebas). Cara ini digunakan untuk mengembangkan
kegunaan, yaitu mengkombinasikan beberapa kegunaan yang berbeda atau
kompleks, seperti pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, hotel, perumahan,
kompleks pejabat dan pusat konveksi.
1) Pelabuhan udara populer di antara ritel-ritel Nasional.
2) Tempat peristirahatan atau resort, sebab akan banyak yang customer
lakukan di waktu renggang.
3) Rumah sakit adalah alternatif pilihan lokasi yang populer karena pasti
pasien dan para tamu akan menyempatkan ke toko.
4) Dalam toko, di dalam toko adalah pilihan lain untuk ritel adalah di
dalam toko yang lebih besar ritel khusus berada di toserba.
Selain itu Levy dan Weitz (2009:195) membedakan tipe lokasi ritel
sebagai berikut:
a. Free standing. Toko yang berdiri sendirian tanpa ada toko lain di
dekatnya. Lokasi ritel yang terisolasi dan tidak terhubung dengan retailer lain,
tapi lokasinya berdekatan dengan free standing yang lain, shopping center,
ataupun berada di dalam gedung perkantoran atau di dalam shopping center.
b. Urban location / CBD (central bussines district). Pusat bisnis
tradisional yang berada di kota. Di area ini biasanya muncul gerai-gerai ritel
36
yang menguntungkan karena berlokasi di tempat yang kepadatan lalu lintasnya
sangat tinggi dibanding lokasi yang lain.
c. Community and neighborhood. Ritel yang berada di lingkungan
sebuah komunitas, yang biasanya lapangan parkirnya berada di tempat terbuka.
d. Power center. Pusat perbelanjaan, disini terdapat banyak toko-toko di
dalamnya, terutama toko-toko besar dan terkenal.
e. Lifestyle center. Pusat perbelanjaan yang paling cepat berkembang,
pusat perbelanjaan dengan udara terbuka, biasanya berisi toko spesialis, tempat
hiburan, restaurant, biasanya menyerupai jalan utama, di dalamnya terdapat
taman dan lain-lain.
f. Fashion / speciality center. Pusat perbelanjaan yang berisi toko-toko
apparel untuk pengunjung dengan skala atas, biasanya harganya mahal dan
memiliki kualitas yang baik.
g. Festival center. Pusat perbelanjaan yang biasanya menggunakan tema
yang menyesuaikan dengan toko-toko yang ada di dalamnya, biasanya menjadi
tujuan turis.
Berdasarkan penjelasan tipe lokasi ritel di atas maka objek penelitian
yaitu Venus Bakery termasuk ke dalam tipe lokasi ritel urban location / CBD
37
(central bussines district), karena sesuai dengan ciri-ciri tipe lokasi ritel
tersebut.
3. Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi
Menurut Tjiptono (2007:92) dalam pemilihan lokasi harus ada
pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi yang
meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
a. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau
sarana transportasi umum.
b. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan
satau jarak pandang normal.
c. Lalu lintas (traffic), disini ada dua hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
1) Banyaknya orang lalu lalang dapat memberikan peluang terjadinya
impuls buying, yaitu keputusan pembelian seringkali terjadi spontan, tanpa
perencanaan
2) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan
d. Fasilitas, misalnya tempat parkir yang luas dan aman, baik untuk
kendaraan roda dua maupun roda empat.
38
e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
di kemudian hari.
f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang
ditawarkan.
g. Kompetisi, dengan melihat banyaknya pesaing di lokasi tersebut.
h. Peraturan Pemerintah, dengan melihat peraturan pemerintah mengenai
penggunaan lokasi tersebut (tata kota, peruntukan dan lain-lain).
Selain itu menurut Berman dan Evans (2007:304), dalam memilih dan
mengevaluasi lokasi yang akan dipakai, ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan retailer yaitu:
a. Lalu lintas pejalan kaki, meliputi jumlah dan tipe pejalan kaki yang
melalui lokasi. Lokasi dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi merupakan
lokasi yang bagus.
b. Lalu lintas kendaraan, meliputi jumlah dan tipe kendaraan yang
melewati lokasi tersebut.
c. Fasilitas parkir, meliputi jumlah dan kualitas tempat parkir yang
tersedia, jarak tempat parkir dengan toko dan ketersediaan petugas parkir.
d. Transportasi, meliputi ketersediaan angkutan umum dan kemudahan
akses dari jalan utama.
39
e. Komposisi toko, meliputi kesesuaian jumlah dan ukuran toko-toko lain
yang saling berdekatan.
f. Letak tertentu, meliputi visibility (kemudahan toko dilihat oleh orang-
orang di jalan), penempatan toko di lokasi, ukuran dan bentuk toko yang dipilih
dan kondisi bangunan toko
g. Jangka hunian, meliputi sistem kepemilikan toko dan biaya-biaya yang
terkait dengan keberadaan toko.
h. Peringkat keseluruhan, merupakan pertimbangan pemilihan lokasi
secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas maka dimensi lokasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah teori menurut Berman dan Evans (2007:304) yang
meliputi: lalu lintas pejalan kaki, lalu lintas kendaraan, fasilitas parkir,
transportasi, komposisi toko dan letak tertentu, karena sesuai dengan objek
penelitian.
F. Promosi
1. Pengertian Promosi
Elemen bauran pemasaran yang terakhir adalah promosi. Promosi adalah
unsur yang didayagunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang
produk baru perusahaan, periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan,
40
publisitas dan hubungan masyarakat, yang merupakan kegiatan promosi
(Lupiyoadi, 2006:70).
2. Word of Mouth
a. Pengertian Word of Mouth
Dalam ilmu pemasaran, kegiatan promosi tidak hanya dapat dilakukan
oleh pihak perusahaan atau pemasar, akan tetapi juga dapat dilakukan oleh
pihak konsumen atau pelanggan. Adanya komunikasi yang digunakan oleh
calon konsumen atau pelanggan untuk bertukar informasi mengenai produk
barang dan jasa dapat dilakukan dengan cara komunikasi mulut ke mulut (word
of mouth). Pertukaran informasi ini dilakukan oleh satu orang yang telah
menggunakan suatu produk dan membantu pihak lain atau calon pembeli untuk
mengetahui informasi tentang produk tersebut. Dalam pemasaran, komunikasi
word of mouth terjadi ketika konsumen memberikan saran atau pendapat dan
berbagi pengalaman kepada konsumen lain tentang sebuah produk, jasa atau
merek (Schiffman dan Wisenblit, 2015:248).
Bill Bernbach, seorang pendiri biro iklan internasional DDB dan salah
satu pengiklan yang paling berpengaruh pada abad kedua puluh bahkan
menyatakan bahwa word of mouth adalah media iklan yang terbaik diantara
semua (MacLeod, 2005). Sementara itu dalam Kotler dan Keller (2012:574)
menurut perusahaan riset dan konsultasi Keller Fay, 80% berita dari mulut ke
mulut terjadi secara offline dan sisanya secara online.
41
Informasi word of mouth masuk dalam kategori komunikasi informal
dengan ciri khas disampaikan oleh sumber informasi atau tidak menyampaikan
pesan atas nama organisasi atau perusahaan. Bentuk komunikasi word of mouth
sendiri dapat berupa pemberian informasi atau saran tentang produk oleh orang
tua atau teman. Pengirim pesan dinilai tidak mendapat keuntungan apapun
berkaitan dengan keputusan si penerima pesan di kemudian hari. Pemasar
menyadari bahwa kekuatan komunikasi informal word of mouth yang beredar
di antara konsumen hampir selalu lebih efektif daripada promosi pesan berbayar
yang dilakukan oleh pengiklan (Schiffman dan Wisenblit, 2015:249).
Word of mouth merupakan salah satu proses komunikasi yang melibatkan
pengirim pesan, penerima pesan, pesan yang disampaikan, pesan atau media
tempat pesan tersebut digunakan, tempat pesan tersebut disampaikan serta apa
yang dilakukan oleh penerima pesan setelah menerima pesan tersebut. Rangkuti
(2009:77) mendefinisikan word of mouth sebagai usaha pemasaran yang
memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan
dan menjual produk, jasa atau merek kepada pelanggan lain.
Sementara Mowen dan Minor (2002:180) mengatakan bahwa komunikasi
Word of Mouth mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide
diantara dua konsumen atau lebih yang tidak satupun merupakan sumber
pemasaran.
42
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:478) “Word of mouth relate
marketing is people oral, written or electronic communication that relate the
merits or experiences of purchasing or using product or service.” Word of
mouth merupakan salah satu bentuk marketing communication mixyang tentu
diharapkan dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya baik
secara langsung melakukan perbincangan, tulisan dan bahkan melalui alat
komunikasi elektronik.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
word of mouth merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh
individu non-organisasi atau perusahaan yang telah menggunakan produk dan
mengalami kepuasan, lalu memberikan saran, membicarakan, mempromosikan
dan menjual suatu merek kepada orang lain.
Dalam Kotler dan Keller (2009:255) pemasaran dari mulut ke mulut
memiliki dua bentuk khusus antara lain buzz dan viral. Pemasaran buzz (gossip
atau perbincangan) fungsinya dapat menghasilkan ketertarikan, menciptakan
publisitas dan mengekspresikan informasi relevan baru yang berhubungan
dengan merek melalui sarana yang tidak terduga atau bahkan mengejutkan.
Sedangkan pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain berita
dari mulut ke mulut yang mendorong konsumen untuk menceritakan produk
dan jasa yang dikembangkan perusahaan atau informasi audio, video dan
tertulis kepada orang lain secara online.
43
Pemasaran buzz dan viral mencoba menciptakan publikasi di pasar untuk
memamerkan merek dan fitur berharganya. Sebagian orang percaya bahwa
pemasaran buzz dan viral lebih banyak digerakkan oleh peraturan hiburan
daripada peraturan penjualan. Kampanye viral yang berhasil ditentukan
karakternya sebagai “iklan hiburan yang adiktif, propaganda sendiri yang hidup
di situs Web, blog, telepon seluler, papan pesan dan aksi di dunia nyata” Kotler
(2009:257).
Menurut Rosen (2004:16) ada tiga alasan yang membuat Word of Mouth
menjadi begitu penting, yaitu:
1) Kebisingan (noise). Para calon konsumen hampir tidak dapat
mendengar banyaknya kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap
hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring
sebagian pesan yang berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka
cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang
menjadi rujukan seperti teman-teman atau keluarga.
2) Keraguan (skepticism). Para calon konsumen umumnya bersikap
skeptis atau meragukan kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya kekecewaan yang dialami konsumen saat
harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat mengkonsumsi
produk. Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling ke teman atau orang yang
44
bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan
kebutuhannya.
3) Keterhubungan (connectivity). Kenyataan bahwa para konsumen selalu
berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka saling
berkomentar mengenai produk yang dibeli ataupun bahkan bergosip mengenai
persoalan lain. Dalam interaksi ini sering terjadi dialog tentang produk seperti
pengalaman mereka menggunakan produk.
Menurut Kotler dan Amstrong (2007:206) konsumen menerima dan
menanggapi word of mouth pada kondisi dan situasi dalam:
1) Konsumen kurang dapat informasi yang cukup untuk membantu dalam
melakukan pilihan.
2) Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan
penilaian kriteria.
3) Seseorang kurang mampu untuk dapat menilai produk, tidak penting
bagaimana informasi disebarkan dan ditunjukkan.
4) Sumber lain mempunyai kredibilitas rendah.
5) Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau daripada sumber lain dan
karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.
45
6) Kuatnya ikatan sosial yang ada antara penyebar dan penerima
informasi.
7) Individu mempunyai kebutuhan yang tinggi pada persetujuan
lingkungan sosial.
b. Manfaat Word of Mouth
Dari segi manfaat, Hasan (2010:33) mengemukakan manfaat word of
mouth sebagai berikut:
1) Word of mouth merupakan sebuah kegiatan promosi yang murah
bahkan gratis.
2) Saat ini dapat menyebar dengan cepat dengan menggunakan viral
marketing.
3) Lebih mudah meyakinkan calon konsumen karena informasi
bersumber dari orang yang dikenal.
4) Tingkat loyalitasnya lebih tinggi, lebih cepat menimbulkan pembelian
dibanding dengan metode komunikasi lainnya.
c. Jenis-Jenis Word of Mouth
Word of mouth dapat dibedakan dalam dua jenis menurut Sernovitz
(2006:6) yaitu:
46
1) Organic word of mouth adalah pembicaraan yang bersemi secara alami
dari kualitas positif dari perusahaan.
2) Amplified word of mouth adalah pembicaraan yang dimulai oleh
kampanye yang disengajakan untuk membuat orang-orang berbicara.
c. Dimensi Word of Mouth
Menurut Rangkuti (2009:96) pesan yang disampaikan melalui word of
mouth dapat diukur dengan menggunakan indikator berikut ini:
1) Lawan bicara
a) Keahlian lawan bicara
Suatu sikap yang dilakukan pada seseorang yang dapat mempengaruhi
lawan bicaranya dalam mengambil keputusan.
b) Kepercayaan terhadap lawan bicara
Kepercayaan seseorang terhadap lawan bicara dalam menerima informasi
yang diungkapkan seseorang.
c) Daya tarik lawan bicara
Penampilan seseorang yang dapat meyakinkan seseorang memutuskan
sesuatu.
47
d) Kejujuran lawan bicara
Cara bicara seseorang yang jujur dalam mengatakan sesuatu berdasarkan
kenyataan.
e) Objektivitas lawan bicara
Lawan bicara mengatakan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi
pendapat atau pribadi sendiri.
f) Niat lawan bicara
Maksud atau tujuan lawan bicara dalam mengatakan sesuatu yang dapat
mempengaruhi seseorang dalam penyampaian informasi.
2) Tindakan anda setelah melakukan pembicaraan
a) Konsumsi pesan
Hasil komunikasi mengenai sesuatu yang dibutuhkan.
b) Pencarian informasi
Hasil komunikasi yang menjadi informasi sesorang dalam memenuhi
kebutuhan akan informasi.
c) Konversi
Hasil penyampaian informasi lawan bicara dari hal yang tidak diketahui
menjadi mengetahui.
48
d) Penyampaian kembali
Penyampaian kembali seseorang terhadap orang lain mengenai suatu
produk atau jasa.
e) Penciptaan ulang pesan
Melakukan pembicaraan terus menerus terhadap orang lain mengenai
suatu produk atau jasa yang dirasakan.
Sedangkan pengukuran word of mouth menurut Godes dan Mayzlim
(2004) dapat dilakukan dengan dimensi berikut ini:
1) Volume
Pada elemen ini akan diukur seberapa banyak word of mouth yang ada.
Dikatakan volume berkaitan dengan seberapa banyak orang yang bicara tentang
sebuah objek. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan pernah
dilakukan pengukurannya oleh beberapa peneliti, termasuk Yahoo! Buzz Index.
Pendekatan ini hampir sama dengan layanan kliping berita yang memonitor
berapa kali produk suatu perusahaan disebut oleh orang lain. Selain itu volume
dapat dianalogikan sebagai frekuensi, yaitu seberapa sering orang lain
membicarakan atau merekomendasikan. Semakin banyak percakapan yang
terjadi, tentunya akan semakin banyak orang yang mengetahui tentang hal
tersebut.
49
2) Dispersion
Elemen ini mendefinisikan tingkat dimana percakapan mengenai produk
mengambil tempat di dalam komunikasi yang luas. Pada elemen ini diukur
apakah penyebarannya pada komunikasi yang sejenis saja sudah mencapai di
luar komunikasi sejenis. Hal ini dapat dianalogikan sebagai jangkauan, yaitu
berapa banyak orang berbeda yang membicarakan. Word of mouth yang kurang
menyebar atau diskusi yang dilakukan hanya terbatas pada populasi yang
terbatas dan homogen, akan lebih sedikit dampaknya jika dibandingkan dengan
word of mouth yang tersebar luas. Dalam penelitian ini Godes dan Mayzlim
berharap word of mouth menyebar cepat dalam masyarakat dan perlahan-lahan
meluas di antara mereka. Anggota komunitas yang sama sering berinteraksi
satu sama lainnya dan dengan demikian lebih mungkin untuk belajar satu sama
lain daripada dari anggota komunitas lain. Jadi, tergantung pada volume tertentu
dari word of mouth, lebih banyak orang akan menjadi informan tentang produk
atau jasa tertentu menunjukkan lebih tersebarnya informasi. Word of mouth
merupakan sebuah komunikasi yang menghasilkan percakapan yang baik.
Seseorang akan bertanya kepada orang lain mengenai kualitas suatu barang atau
jasa sebelum mereka memutuskan untuk membelinya.
Dalam penelitiannya Godez dan Mayzlim menyatakan bahwa seseorang
dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Penelitian mengacu pada tiga aliran
dalam literatur word of mouth, yaitu: (1) Word of mouth sebagai penggerak
50
perilaku pembelian, (2) pentingnya struktur sosial dalam aliran word of mouth
dan (3) Word of mouth sebagai hasil dari perilaku konsumen di masa lalu.
Dampak word of mouth tergantung pada siapa yang berbicara dengan siapa.
Berdasarkan uraian di atas maka dimensi word of mouth yang digunakan
pada penelitian ini adalah teori menurut Godes dan Mayzlim (2004) yang
meliputi: volume dan dispersion, karena sesuai dengan objek penelitian.
G. Usaha Eceran (Retailing)
1. Pengertian Retailing
Definisi retailing menurut Levy dan Weitz (2009:8) adalah himpunan
kegiatan bisnis yang menambahkan nilai ke produk dan jasa yang dijual kepada
konsumen untuk penggunaan pribadi atau keluarga.
Sementara menurut Berman dan Evans (2010:4), “retailing meliputi
kegiatan usaha yang terlibat dalam penjualan barang dan jasa kepada konsumen
untuk penggunaan pribadi, keluarga atau rumah tangga”. Peritel berusaha untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dengan menyesuaikan barang-barang yang
dijualnya dengan harga, waktu dan tempat yang diinginkan oleh konsumen.
Ritel juga menyediakan pasar bagi produsen untuk menjual barang hasil
produksinya.
Selain itu menurut Kotler dan Keller (2012:469) perdagangan eceran atau
retailing termasuk semua aktivitas dalam menjual barang atau jasa ke
51
konsumen untuk kebutuhan pribadi dan non-bisnis. Pengecer (retailer) atau
toko eceran (retail store) adalah semua badan usaha yang volume penjualannya
terutama datang dari penjualan eceran.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat
disimpulkan bahwa ritel adalah penyalur produk berupa barang atau jasa kepada
konsumen akhir dan ritel merupakan penghubung antara produsen dengan
konsumen.
Pengelolaan bisnis ritel di Indonesia memiliki prospek yang baik karena
potensi pasar yang sangat besar didukung dengan jumlah penduduk yang sangat
besar. Serta kemungkinan munculnya banyak pelaku baru yang juga ingin
menikmati keuntungan bisnis ritel tersebut. Sopiah dan Syihabudhin (2008:8)
menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perdagangan eceran antara
lain:
a. Tersedianya barang yang tepat
b. Pada saat yang tepat
c. Di tempat yang tepat
d. Dalam kuantitas yang tepat
e. Dengan harga yang tepat
f. Penjualan dengan cara yang tepat
52
g. Dalam kualitas yang tepat
2. Klasifikasi Ritel
Bisnis ritel atau yang disebut juga dengan pedagang eceran secara umum
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu perdagangan eceran
besar dan pedagang eceran kecil, seperti yang digambarkan pada bagan berikut:
Gambar 2.3
Klasifikasi Bisnis Ritel
Specialty store
Department store
Supermarket
Discount store
Hypermarket
General store
Chain store
Sumber: Sopiah dan Syihabudhin, 2008:38
a. Ritel Besar
Penjual ritel berskala besar menyajikan barang kepada sejumlah besar
pelanggan dalam suatu toko besar. Kegiatan usaha peritel berskala besar
Perdagangan eceran
Eceran besar Eceran kecil
Berpangkalan Tidak berpangkalan
Tetap Tidak tetap Pakai alat
53
mengutamakan kenyamanan bagi konsumen baik dari sisi interior dan eksterior
maupun pelayanan yang ramah oleh wiraniaganya. Biasanya produk yang
ditawarkan oleh peritel berskala besar seperti produk pakaian, alat-alat
elektronik, serta produk-produk impor lainnya.
b. Ritel Kecil
Pengecer berskala kecil disebut juga dengan ritel tradisional. Variasi
produk yang dijual biasanya tidak sebanding dengan peritel besar. Misalnya,
untuk produk deterjen, jenis dan merek yang dijual pada peritel kecil tidaklah
terlalu banyak jumlahnya dibandingkan dengan peritel besar. Ritel kecil dibagi
menjadi dua tipe yaitu:
1) In-Store Retailing. Usaha ritel disini ada yang lokasinya tetap seperti
kios, atau warung dan ada juga yang lokasinya tidak tetap seperti pedagang kaki
lima. Ritel berpangkal dibagi dalam tiga kategori yaitu:
a) Specialty Merchandisers, toko ritel jenis ini terdiri atas 3 kategori,
yaitu:
(1) Single-line stores, yaitu toko ritel yang menjual satu lini produk
dengan menyajikan banyak pilihan, contohnya toko buku.
(2) Limited-line stores, yaitu toko ritel yang menjual pilihan barang
dagangan yang lebih sempit daripada single-line stores, contohnya seperti toko
roti.
54
(3) Specialty shops, yaitu toko ritel yang menawarkan beberapa barang
secara khusus dengan mengkonsentrasikan diri pada sejumlah barang dagangan
tertentu, misalnya toko toys “R” Us yang hanya menjual mainan anak-
anak.Toko ritel specialty shops lebih fokus dan berhati-hati dalam menentukan
segmen pasar dan penyedia barang dagangan dengan target pasar yang sangat
khusus.
b) General Merchandiser, toko ritel jenis ini terdiri atas 3 kategori, yaitu:
(1) General stores, yaitu toko ritel yang menyajikan lini produk yang
lebih luas dan bila dibandingkan dengan single-line stores, jenis ini mempunyai
pilihan yang lebih sedikit.
(2) Variety stores, yaitu toko ritel yang menyajikan barang dagangan
dengan banyak macam produk, tapi pilihan terbatas.
(3) Department stores, yaitu toko besar yang terbagi ke dalam beberapa
bagian departemen dan menjual beragam produk. Contoh barang yang
umumnya dijual pada department stores antara lain seperti peralatan rumah
tangga, pakaian, dan lain-lain. Contoh dari ritel jenis ini antara lain matahari
dan Ramayana department stores.
c)Mass Merchandiser, toko ritel jenis ini terdiri dari supermarket,
superstores, combination stores, hypermarket, discount stores, warehouse
showroom dan warehouse clubs.
55
2) Non-Store Retailing. Ritel non-toko adalah penawaran barang atau
jasa kepada konsumen lewat media selain toko, seperti telepon, surat, internet
atau pedagang keliling yang menjajakan barang dagangannya ke rumah-rumah.
Ada beberapa cara atau media dalam melakukan non-store retailing, antara lain
Direct Selling, Vending Machine, Telephone and Media Retailers, Mail Order
dan Electronic Shopping.
Berdasarkan penjelasan klasifikasi jenis ritel di atas maka objek
penelitian yaitu Venus Bakery termasuk ke dalam jenis usaha ritel skala kecil
dengan usaha ritel kecil berpangkal, dalam tipe ritel in-store retailing dengan
specialty merchandisers, karena sesuai dengan ciri-ciri jenis ritel tersebut.
3. Keuntungan dan Kelemahan Bisnis Ritel
Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:17) beberapa keuntungan dari
bisnis atau usaha ritel adalah:
a. Modal yang diperlukan cukup kecil dengan rehabilitas besar
b. Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya
dari usaha tersebut merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya
iseng atau mengisi waktu luang
c. Tempat pedagang-pedagang eceran kecil biasanya paling strategis.
Mereka biasanya mendekatkan tempat usahanya dengan tempat berkumpul
konsumen (the center of consumers)
56
d. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen cukup kuat,
misalnya para pembeli di warung kopi yang melakukan suatu perbincangan
dengan pemiliknya
Selain berbagai keuntungan sebagaimana disebutkan di atas, bisnis ritel
memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Kurangnya keahlian
b. Administrasi dalam arti pembukuan kurang bahkan tidak diperhatikan
sehingga terkadang uangnya habis tak terlacak
c. Pedagang kecil tidak mampu mengadakan promosi dengan baik
sehingga adakalanya keberadaannya tidak diketahui oleh konsumen
Untuk menyikapi kelemahan yang terjadi pada bisnis ritel, perusahaan
dapat mendorong toko-toko eceran ke arah kemajuan dengan tiga faktor
berikutyaitu:
a. Lokasi. Lokasi toko yang strategis merupakan faktor pendorong yang
menjanjikan. Jika manajemen toko mampu memanfaatkan hal itu dengan baik,
usaha toko akan mengalami kemajuan yang berarti. Menurut Finell (2007:49)
lokasi ritel adalah sebuah mantra yang sangat penting dalam sebuah bidang
ritel. Selain itu penentuan lokasi ritel yang baik bukan hanya berdasarkan sewa
57
yang baik dan memuaskan tetapi juga memperhatikan tempat parkir yang baik
pula.
b. Harga yang tepat. Bisnis ritel biasanya menjual produk-produk yang
standar untuk kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat bisa
mengontrol harga dengan baik. Jika toko menetapkan harga tinggi, konsumen
akan berpindah ke toko yang lainnya.
c. Suasana toko (atmosfer toko). Toko bisa menstimuli panca indera
pengunjungnya dengan baik sehingga konsumen bersedia melakukan transaksi.
Atmosfer toko yang tepat bisa mendorong konsumen untuk datang dan
berlama-lama di dalam toko.
H. Proses Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2003:227), keputusan pembelian adalah
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen
benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.
Sedangkan menurut Morrisan (2010:111) keputusan pembelian adalah
tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun
58
keputusan pembelian adalah tidak sama dengan pembelian yang sebenarnya
(actual purchase).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian adalah suatu tindakan nyata yang dilakukan oleh konsumen dengan
melakukan serangkaian proses untuk mendapatkan dan mempergunakan suatu
produk yang menjadi kebutuhan dan keinginannya.
2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012:166) perilaku konsumen akan
menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Proses tersebut
merupakan sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari lima
tahap yang dilakukan konsumen, tahap tersebut antara lain pengenalan masalah,
pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian dan perilaku
pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.4
Proses Pengambilan Keputusan
Sumber: Kotler dan Keller(2012:166)
59
Menurut Kotler dan Keller (2012:184) sebuah keputusan pembelian
konsumen terjadi dengan melewati proses dari keputusan pembelian.
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau
eksternal. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk
mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum
terpuaskan. Dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan.
b. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak mengenai produk atau jasa yang ia butuhkan.
Pencarian informasi dapat bersifat aktif maupun pasif.
Menurut Kotler dan Keller (2012:189), sumber informasi konsumen
terdiri atas empat kelompok, yaitu:
1) Sumber pribadi, yang meliputi keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
2) Sumber komersial, yang meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang
perantara dan pengemasan.
3) Sumber umum, yang meliputi media massa dan organisasi ranting
konsumen.
60
4) Sumber pengalaman, yang meliputi penanganan, pemeriksaan dan
penggunaan produk.
b. Evaluasi Alternatif
Setelah mengumpulkan informasi sebuah merek, konsumen akan
melakukan evaluasi alternatif terhadap beberapa merek yang menghasilkan
produk yang sama. Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan
pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian
berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-masing
konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.
Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan
prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dan
lain sebagainya.
Dalam tahap ini, konsumen akan mengembangkan sebuah keyakinan atas
merek dan tentang posisi tiap merek berdasarkan masing-masing atribut yang
berujung pada pembentukan citra merek. Selain itu, pada tahap evaluasi
alternatif konsumen juga membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang
ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk
membeli merek yang paling disukai dan berujung pada keputusan pembelian.
c. Keputusan Pembelian
Apabila konsumen mengambil keputusan untuk membeli, maka pembeli
akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian,
61
waktu pembelian dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen benar-benar
membeli produk.
d. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan
pascapembelian dan pemakaian produk pascapembelian. Kotler dan Keller
(2012:194) menjelaskan bahwa konsumen yang merasa puas akan
memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan
selanjutnya. Selain itu konsumen yang puas akan cenderung mengatakan
sesuatu yang baik tentang produk tersebut kepada orang lain.
Setelah melewati serangkain proses keputusan pembelian, seorang
konsumen menentukan kepercayaan terhadap suatu merek, maka konsumen
membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli produk yang paling
disukai dan dibutuhkan.
I. Penelitian Terdahulu
1. Nama Peneliti: Sandi Fitra
Judul Penelitian: PENGARUH PRODUK, HARGA, FASILITAS DAN
LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN BERBELANJA DI
PUSAT GROSIR SURABAYA. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol.2 No.2
tahun 2013
62
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu 1
Variabel Metode
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Produk
(X1), Harga
(X2),
Fasilitas
(X3), Lokasi
(X4),
Keputusan
Berbelanja
(Y)
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Menggunakan
variabel harga
dan lokasi
sebagai
variabel
independen dan
keputusan
pembelian
sebagai
variabel
dependen, serta
metode
penelitian
regresi linier
berganda.
Terdapat pada
variabel yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Penelitian
tersebut
menggunakan
produk dan
fasilitas
sebagai
variabel
independen.
Dalam
penelitian
ini produk,
harga,
fasilitas dan
lokasi
secara
simultan
serta parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
berbelanja.
2. Nama Peneliti: Ratna Dwi Kartika dan Sri Rahayu Tri Astuti
Judul Penelitian: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK,
PERSEPSI HARGA DAN WORD OF MOUTH COMMUNICATION
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MEBEL PADA CV. MEGA JAYA
MEBEL SEMARANG. Diponegoro Journal of Management Vol. 1 No. 1 tahun
2012, Hal 1-13 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
63
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu 2
Variabel Metode
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Kualitas
Produk (X1),
Persepsi
Harga (X2),
Word of
Mouth
Communicati
on (X3),
Keputusan
Pembelian
(Y)
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Menggunakan
variabel
persepsi
harga dan
Word of
Mouth
sebagai
variabel
independen
dan
keputusan
pembelian
sebagai
variabel
dependen,
serta metode
penelitian
regresi linier
berganda.
Terdapat pada
variabel yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Penelitian
tersebut
menggunakan
produk
sebagai
variabel
independen.
Dalam
penelitian
ini kualitas
produk,
persepsi
harga dan
Word of
Mouth
secara
simultan
serta parsial
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian.
3. Nama Peneliti: Junio Andreti, Nabila H. Zhafira, Sheila S. Akmal dan
Suresh Kumar
Judul Penelitian: THE ANALYSIS OF PRODUCT, PRICE, PLACE,
PROMOTION, AND SERVICE QUALITY ON COSTOMERS BUYING
DECISION OF CONVENIENCE STORE: A SURVEY OF YOUNG ADULT
INBEKASI, WEST JAVA, INDONESIA. International Journal of Advances in
Management and Economicswww.managementjournal.info ISSN: 2278-3369
64
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu 3
Variabel Metode
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Produk
(X1), Harga
(X2), Lokasi
(X3),
Promosi
(X4),
Kualitas
Pelayanan
(X5),
Keputusan
Pembelian
(Y)
Analisis
Regresi
Linier
Berganda,
Analisis
Korelasi dan
Analisis
Variansi
(ANOVA)
Menggunakan
variabel harga
dan lokasi
sebagai
variabel
independen
dan
keputusan
pembelian
sebagai
variabel
dependen,
serta metode
penelitian
regresi linier
berganda.
Terdapat pada
variabel yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Penelitian
tersebut
menggunakan
produk,
promosi dan
kualitas
pelayanan
sebagai
variabel
independen.
Dalam
penelitian
ini harga,
promosi dan
kualitas
layanan
berpengaruh
positif
terhadap
keputusan
pembelian.
4. Nama Peneliti: Charlie Bernando dan Arief Bowo Prayoga K
Judul Penelitian: JURNAL PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
PRODUK ENERVON-C. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu
Buana, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No. 3, November 2015
65
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu 4
Variabel Metode
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Persepsi
Harga (X1),
Promosi
(X2),
Keputusan
Pembelian
(Y)
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Menggunakan
variabel
persepsi harga
sebagai
variabel
independen dan
keputusan
pembelian
sebagai
variabel
dependen, serta
metode
penelitian
regresi linier
berganda.
Terdapat pada
variabel yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Penelitian
tersebut
menggunakan
promosi
sebagai
variabel
independen.
Dalam
penelitian
ini promosi
dan persepsi
harga secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
serta secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
5. Nama Peneliti: Pinta Gustiana Masda
Judul Penelitian: PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GAMALAI DI KOTA
PAYAKUMBUH. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI
PADANG, 2014
66
Tabel 2.5
Penelitian Terdahulu 5
Variabel Metode
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Inovasi
Produk
(X1), Harga
(X2),
Keputusan
Pembelian
(Y)
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Menggunakan
variabel inovasi
produk sebagai
variabel
independen dan
keputusan
pembelian
sebagai
variabel
dependen, serta
metode
penelitian
regresi linier
berganda.
Terdapat pada
variabel yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Penelitian
tersebut
menggunakan
harga sebagai
variabel
independen.
Dalam
penelitian
ini inovasi
produk dan
harga secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian,
hargasecara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
tetapi
inovasi
produk
secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
6. Nama Peneliti: Achmad Jamaluddin, Zainul Arifin dan Kadarisma
Hidayat
67
Judul Penelitian: PENGARUH PROMOSI ONLINE DAN PERSEPSI
HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Pelanggan
Aryka Shop di Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.21 No.1
April tahun 2015
Tabel 2.6
Penelitian Terdahulu 6
Variabel Metode
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Promosi
Online
(X1),
Persepsi
Harga
(X2),
Keputusan
Pembelian
(Y)
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Menggunakan
variabel
persepsi harga
sebagai
variabel
independen dan
keputusan
pembelian
sebagai
variabel
dependen, serta
metode
penelitian
regresi linier
berganda.
Terdapat pada
variabel yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Penelitian
tersebut
menggunakan
promosi
online sebagai
variabel
independen.
Dalam
penelitian
ini promosi
online dan
persepsi
harga secara
simultan
serta parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
7. Nama Peneliti: Wilson Setiawan dan Drs. Sugiono Sugiharto M.M.
Judul Penelitian: PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN TOYOTA AVANZA TIPE G DI SURABAYA.
Jurnal Strategi Pemasaran, Jurnal Manajemen Pemasaran Vol.2 No.1 tahun
2014
68
Tabel 2.7
Penelitian Terdahulu 7
Variabel Metode
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Produk
(X1), Harga
(X2), Lokasi
(X3),
Promosi
(X4),
Keputusan
Pembelian
(Y)
Wawancara
dan
kuesioner
Menggunakan
harga, lokasi,
dan keputusan
pembelian
sebagai
variabel.
Terdapat pada
variabel yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Penelitian
tersebut
menggunakan
produk dan
promosi
sebagai
variabel.
Dalam
penelitian
ini produk,
harga,
lokasi dan
promosi
secara
simultan
serta parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
J. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini secara
sistematis dan sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
69
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
K. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban-jawaban
Inovasi Produk Persepsi Harga Lokasi Word of Mouth
Keputusan Pembelian
Uji Kualitas Data:
1. Uji Validitas
2. UjiReliabilitas
Uji Asumsi Klasik:
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Koefisien Determinasi(Adjusted R2)
Uji Hipotesis:
1. Uji t
2. Uji F
Kesimpulan
70
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban empiris (Sugiyono, 2013:100). Hipotesis dalam
penelitian ini antara lain:
1. Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap
proses keputusan pembelian Venus Bakery.
Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap proses
keputusan pembelian Venus Bakery.
2. Ho : β2 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap
proses keputusan pembelian Venus Bakery.
Ha : β2 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap proses
keputusan pembelian Venus Bakery.
3. Ho : β3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara lokasi terhadap proses
keputusan pembelian Venus Bakery.
Ha : β3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara lokasi terhadap proses keputusan
pembelian Venus Bakery.
4. Ho : β4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap
proses keputusan pembelian Venus Bakery.
71
Ha : β4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap proses
keputusan pembelian Venus Bakery.
5. Ho : β1,2,3,4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara inovasi produk,
persepsi harga, lokasi dan word of mouth terhadap proses keputusan pembelian
Venus Bakery.
Ha : β1,2,3,4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara inovasi produk, persepsi harga,
lokasi dan word of mouth terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.
72
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kepada
responden yang memenuhi syarat tertentu. Waktu penelitian dilakukan dari
bulan April sampai dengan bulan Juli 2016.
2. Variabel Penelitian
Variabel di dalam penelitian yang peneliti laksanakan terdiri dari inovasi
produk, persepsi harga, lokasidan word of mouth sebagai variabel independen
dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Untuk selanjutnya
variabel-variabel independen tersebut akan dianalisis seberapa besar variabel-
variabel tersebut mempengaruhi keputusan pembelian (variabel dependen)
konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.
73
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada subyek atau obyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki
oleh obyek atau pun subyek (Sugiyono, 2013:115).
Penelitian ini memilih responden yaitu konsumen Venus Bakery Jalan
Pajajaran Bogor Timur yang jumlahnya tidak dapat terdeteksi dengan jelas,
dikarenakan pembeli atau pengunjung toko tidak dapat ditentukan jumlahnya
secara pasti dari setiap periode waktu. Oleh karena itu pada penelitian ini akan
dilakukan pengambilan sampel. Peneliti menyebarkan kuesioner online kepada
responden dengan syarat tertentu yaitu responden adalah konsumen yang
pernah mengkonsumsi Venus Bakery dan berkunjung ke toko Venus Bakery
Jalan Pajajaran Bogor Timur.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
74
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut (Sugiyono, 2013:116).
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
member peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:120). Metode non-probability
yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah convenience
sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan. Dimana
peneliti mengambil sampel secara kebetulan yang kemudian dianggap cocok
dengan karakteristik sampel yang ditentukan (Noor, 2015:155).
Peneliti menggunakan jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan
kriteria bahwa responden pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery dan
pernah membeli produk di toko Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor
Timur.Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk
mengetahui besarnya sampel yaitu menggunakan teknik sampling kemudahan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyeleksi dengan menyaring kuesioner
yang ada, apabila orang-orang tersebut diketahui. Misalnya digunakan sampel
untuk mengestimasi , kita dapat (1- )% yakin bahwa error tidak melebihi
nilai tertentu apabila ukuran sampelnya sebesar n, dimana
2
dalam
Riduwan dan Akdon (2013:255).
75
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z = Ukuran tingkat kepercayaan dengan = 0,05 (tingkat
kepercayaan 95% berarti Z ½. 95% = Z. 0,475 dalam tabel ditemukan 1,96)
= Standar deviasi
= Standar error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% =
0,05)
Dengan perhitungan:
2
( )( )
2 96,04
Dari hasil perhitungan, sampel yang didapat yaitu sebesar 96,04 untuk
lebih memudahkan maka dibulatkan menjadi 100 responden. Jadi penelitian ini
menggunakan 100 responden untuk dijadikan sampel penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti akan
mengumpulkan data, dapat berupa sumber primer dan sumber sekunder
(Sugiyono, 2009:193).
76
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data pada
pengumpul data. Dan jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan) dan gabungan ketiganya. Sumber data primer yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden (dalam
hal ini konsumen Venus Bakery yang pernah mengkonsumsi dan berkunjung ke
toko Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur) meliputi identitas dan
tanggapan responden.
Kuesioner sendiri merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:199).Dalam kuesioner ini
terdapat rancangan pertanyaan yang berhubungan langsung dengan masalah
penelitian, dimana jawaban-jawaban yang diperoleh akan diolah untuk dapat
menjawab hipotesis yang telah dibuat, guna membantu dalam memecahkan
masalah yang diteliti.
Pada kuesioner ini peneliti menggunakan skala likert, karena yang akan
diteliti adalah sikap, pendapat dan persepsi konsumen mengenai bauran
pemasaran dari Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur, yaitu dengan
rentangan 1 sampai dengan 5. Tanggapan yang paling positif (sangat setuju)
diberi nilai paling tinggi dan tanggapan paling negatif (sangat tidak setuju)
77
diberi nilai paling rendah. Penelitian yang menggunakan skala likert dapat
dibuat dalam bentuk checkmark, dengan rincian sebagai berikut:
Kategori Nilai
Sangat setuju/selalu/sangat
positif
5
Setuju/sering/positif 4
Ragu-ragu/kadang-
kadang/netral
3
Tidak setuju/hampir tidak
pernah/negatif
2
Sangat tidak setuju/tidak
pernah
1
Sumber:Sugiyono(2013:133)
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung diberikan
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2009:193).Data sekunder umunya diperoleh oleh pendiri untuk
memberikan informasi dan gambaran tambahan untuk diproses lebih lanjut.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal,
literatur atau tulisan lain yang dianggap berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti dengan menggunakan laporan tertulis ataupun penelitian sebelumnya
dan informasi dokumentasi lain yang dapat diambil melaluisistem online
(internet).
78
Dalam proses pengumpulan data sekunder ini, peneliti mengumpulkan
data-data yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian. Sehingga dapat
memenuhi materi pendukung dalam menunjang penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk
menjawab suatu permasalahan, dalam hal ini adalah mengenai apakah terdapat
pengaruh inovasi produk, persepsi harga, lokasidan Word of Mouth terhadap
keputusan pembelian konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. Adapun
pendekatan deskriptif yang digunakan melalui pendekatan survei atau
penyebaran kuesioner.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dariinovasi produk, persepsi
harga, lokasidan Word of Mouth terhadap keputusan pembelian. Penulis
melakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang
dianalisis berdasarkan bantuan perangkat lunak yaitu SPSS. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan skala likert dengan menggunakan rumusan
sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
R = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
79
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada
tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan
kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang
diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu data
dalam penelitian. Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan
rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini adalah jumlah sampel.
Suatu pertanyaan atau indikator dinyatakan valid, apabila rhitung>rtabel dan nilai
positif, namun jika rhitung< rtabel, maka dinyatakan tidak valid dan nilai negatif.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
80
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel, jika nilai
cronbach alpha> 0,70. (Ghozali, 2011:48). Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan rumus cronbach alpha, untuk mengetahui tingkat reliabilitas
instrumen dari ke lima variabel penelitian jika hasil uji reliabilitas memberikan
nilai alpha> 0,70.
2. Uji Asumsi Klasik
Tujuan dari asumsi klasik regresi linear berganda adalah untuk melihat
asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel yang dikenal dengan asumsi
dasar regresi, yaitu:
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam
model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas)
mempunyai kontribusi atau tidak. Model regresi yang baik adalah data
distribusi normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
uji statistik (uji kolmogrov – smirnov), dengan penjelasan sebagai berikut
(Ghozali, 2011:147).
81
1) Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel
yang kecil. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk
menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat
normal probability plot. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Ada beberapa cara
mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan apabila tidak berhati-hati
dalam melihatnya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melengkapi uji normalitas
secara grafik dengan uji normalitas secara statistik (Ghozali, 2011:163). Selain
dengan melihat kurva normal p-plot, uji normalitas juga dapat dilakukan
82
menggunakan uji kolmogorov-smirnov.Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05
maka data tidak terdistribusi dengan normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka
data terdistribusi dengan normal (Santoso, 2012:193-196).
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2012:105), menyatakan bahwa uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi adalahdilihat dari: 1) Nilai tolerance dan lawannya; 2)Variance inflation
factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskanoleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian
sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan
diregresikan terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh varibel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
83
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance>0,10 dan nilai
VIF < 10 (Ghozali, 2009:92).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak sama
untuk semua pengamatan. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2
langkah yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun hasil pengujian
heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Uji heteroskedastisitas secara grafik (Scatterplot)
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali,2011:125-126).
2) Uji heteroskedastisitas secara statistik
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji
glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residualsatu pengamatan ke pengamatan yang
84
lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang
signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%, mengindikasikan adanya gejala
heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5%,
mengindentifikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
Untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial (individual)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji statistik t
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu
independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,
2009:88).
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Hasil uji t dapat dilihat dalam tabel coefficient pada kolom sig (significance).
Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
parsial.Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat.
85
b. Uji F (Simultan)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel
independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen (Y) (Ghozali, 2009:88).
Apabila nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat
signifikansi = 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas
lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka
digunakan analisisregresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis
regresilinear berganda digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa jauh
perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi
atau dirubah-rubah atau dinaik-turunkan (Sugiyono, 2005:211). Rumus
matematis dari regresi linear berganda yang umum digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
Y =a+ b1 X1 +b2X2 +b3X3 +b4X4 +e
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
86
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Variabel Independen
X1 = Inovasi Produk
X2 = Persepsi Harga
X3 = Lokasi
X4 = Word of Mouth
e = Error Sampling
5. Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi (Adjusted R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen dan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependennya yang dilihat melalui Adjusted R Square karena variabel
independen yang diteliti dalam penelitian ini lebih dari dua. Dalam output
SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis
Adjusted R Square. Nilai R2 sebesar 1, berarti pengaruh variabel dependen
seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain
yang menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jika nilai Adjusted R2 berkisar
antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel
independen dapat menjelaskan pengaruh variabel dependen (Ghozali, 2009:87).
6. Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59).
87
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1) Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah inovasi produk (X1), persepsi harga (X2),
lokasi(X3) dan Word of Mouth (X4).
2) Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2007:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan
pembelian (Y).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Inovasi
Produk
(X1) Lukas
dan Ferrel
(2000:240)
1. Perluasan lini (line
extention)
2. Peniruan produk (me-too-
product)
3. Produk benar-benar baru
(new-to-the-world)
Likert
Persepsi
Harga (X2)
Stanton
(2004)
dalam
Iryanita
1. Perbandingan harga
dengan produk lain
2. Kesesuaian harga dengan
kualitas produk
Likert
88
(2013) 3. Kesesuaian harga dengan
manfaat produk
Lokasi
(X3)
Berman
dan Evans
(2007:304)
Lalu lintas pejalan
kaki
1. Lokasi dilaluibanyak
pejalan kaki
Likert
Lalu lintas kendaraan 2. Lokasidilalui banyak
kendaraan
Likert
Fasilitas parkir 3. Tempat parkir yang luas
4. Tempat parkir yang dekat
dengan toko
5. Tempat parkir yang aman
Likert
Transportasi umum 6. Lokasi dilalui transportasi
umum
7. Lokasi mudah diakses
transportasi umum
Likert
Komposisi toko 8. Ukuran toko cukup luas
dibandingkan toko di
sekitarnya
Likert
Letak tertentu 9. Toko mudahdilihat dari
jalan
10. Toko berada pada letak
strategis
11. Toko memiliki bentuk
yang tepat
12. Toko memiliki ukuran
yang tepat
13. Toko memiliki kondisi
bangunan yang baik
Likert
Word of
Mouth
(X4)
Godes dan
Mayzlim
Volume 1. Sering mendengar produk
dalam percakapan sehari-
hari
2. Seringmelakukan diskusi
Likert
89
(2004) mengenai produk dengan
orang lain
3. Sering mendapatkan
rekomendasi produk dari
orang lain
4. Sering mendengar produk
dibicarakan oleh orang lain
Dispersion 1. Mendengar produk dari
keluarga
2. Mendengar produk dari
teman
3. Mendengar produk dari
tetangga
4. Mendengar produk dari
orang yang pernah
mengkonsumsi
5. Mendengar produk dari
orang yang belum pernah
mengkonsumsi
Likert
Proses
Keputusan
Pembelian
(Y) Kotler
dan Keller
(2012:166-
170)
Pengenalan masalah 1. Konsumen menyadari
suatu masalah atau
kebutuhan yang dicari
Likert
Pencarian informasi 2. Konsumen mencari
informasi lebih lanjut
Likert
Evaluasi alternatif 3. Konsumen melakukan
evaluasi sebelum
memutuskan untuk
membeli
Likert
Keputusan pembelian 4. Konsumen memutuskan
untuk membeli produk
yang dibutuhkan atau
Likert
90
diinginkan
Perilaku
pascapembelian
5. Konsumen merasa puas
Likert
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2016
91
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan Venus Bakery
Venus Bakery merupakan perusahaan roti di Kota Bogor yang didirikan
oleh kakak beradik bernama Hendra Saputra Hawidjaja dan Herliyanti
Hawidjaja yang memiliki latar belakang keahlian di bidang kuliner, khususnya
pembuatan roti. Venus Bakery mencoba melakukan inovasi terhadap produk
dari perusahaan rotinya. Inovasi tersebut dilakukan oleh pemilik untuk menarik
minat pelanggan, melihat Kota Bogor merupakan salah satu destinasi wisata
dalam negeri yang diminati baik oleh wisatawan mancanegara maupun
wisatawan nusantara.
Venus Bakery berdiri pada tahun 1992 dengan status kepemilikan sendiri
serta dikelola oleh anggota keluarga pemilik dan sejak tahun 2014 status
kepemilikan berubah menjadi sebuah Perusahaan Terbuka. Venus Bakery lebih
dikenal dengan sebutan ‘roti unyil’. Terciptanya sebutan ‘roti unyil’ merupakan
wujud dari inovasi pemilik dalam menciptakan bentuk roti yang memiliki
ukuran lebih kecil dibandingkan dengan roti-roti lain yang ada di pasaran.
Istilah ‘roti unyil’ diberikan oleh para pelanggan Venus Bakery karena ukuran
roti yang tidak lebih besar dari 5 cm. Hal ini berdampak besar bagi perjalanan
92
Venus Bakery. Konsumen berdatangan untuk mencoba dan perlahan Venus
Bakery menjadi popular di masyarakat dan menjadi ikon Kota Bogor.
Pada awal beridirinya perusahaan, usaha pembuatan kue dan roti
dijalankan oleh pemilik sebagai usaha kecil rumahan dan dengan ukuran yang
sama seperti roti pada umumnya. Lokasi awal Venus Bakery terletak di Jalan
Siliwangi No. 27 A Bogor. Namun karena semakin ramainya konsumen yang
membeli, toko Venus Bakery berpindah ke Jalan Pajajaran Komplek V Point
No. 1 Bantarjati, Bogor Timur yang berada tepat di samping Plaza Ekalokasari
Bogor Timur. Toko Venus Bakery beroperasi mulai jam 6 pagi sampai dengan
jam 8 malam setiap harinya. Roti yang ditawarkan bertahan sampai dengan tiga
hari, karena tidak menggunakan bahan pengawet.
Nilai tambah yang dimiliki Venus Bakery adalah cita rasa, kualitas,
inovasi dari segi tampilan yang unik serta varian rasa yang beragam. Dari segi
kualitas, perusahaan tidak akan mengganti bahan baku yang habis dengan
kualitas bahan baku yang lebih rendah dengan tujuan untuk menjaga kualitas
roti yang dihasilkan. Selain itu pemilik tidak menggunakan bahan pengawet dan
bahan pengempuk makanan pada produknya. Dari segi tampilan Venus Bakery
memudahkan konsumen khususnya anak-anak dalam mengkonsumsi roti
tersebut. Konsumen pun tidak harus selalu menghabiskan satu buah roti dengan
porsi normal yang besar namun konsumen dapat mencoba berbagai varian rasa
yang ditawarkan oleh Venus Bakery. Dalam sehari perusahaan mampu
memproduksi ribuan Venus Bakery dengan didukung 50 orang tenaga kerja. Di
93
awal kehadirannya Venus Bakery mengeluarkan 10 varian rasa, namun seiring
berjalannya waktu Venus Bakery berinovasi dengan 20 varian rasa. Sampai
dengan tahun 2016 varian rasa Venus Bakery venus mencapai 30 rasa. Selain
itu Venus Bakery juga menyediakan produk lain selain roti unyil, diantaranya
roti keset atau roti sobek, pia dan donat dengan berbagai varian rasa namun
tidak sebanyak varian rasa Venus Bakery.
Untuk menanggapi permintaan konsumen Venus Bakery yang semakin
meluas, pemilik memilih untuk tidak membuka cabang tetapi diatasi dengan
bekerjasama dengan pihak lain yang ingin menjadi pengecer. Venus Bakery
memiliki 10 pengecer yang tersebar di beberapa lokasi baik dalam Kota Bogor
maupun di luar Kota Bogor seperti Jakarta. Terdapat 10 outlet yang
menjajakkan produk Venus Bakery yang mengambil produk langsung pada
outlet pusatnya yang berada di Jalan Pajajaran Bogor Timur. Hal ini
dikarenakan perusahaan tidak menambah gerai resmi lainnya agar proses
produksi tetap dalam pengawasan. Selain itu persepsi konsumen bahwa produk
yang langsung dibeli pada outlet-nya lebih fresh dan pilihan rasa yang ada di
outlet pusat lebih beragam dan lengkap karena apabila persediaan di etalase
habis maka konsumen dapat menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan roti
yang baru saja diproses dari dapur.
Sejak pertama kali berdiri tahun 1992 sampai dengan tahun 2016 Venus
Bakery memiliki empat jenis produk dengan variasi rasa yang tertera pada tabel
berikut ini:
94
Tabel 4.1
Jenis dan Harga Produk Venus Bakery
Jenis Harga (Rp)
Roti Tawar
- Besar
- Kecil
11.000
8.000
Roti Keset
- Manis
- Cokelat
- Kismis
- Cokelat Keju
- Keju
- 4 Rasa
- Daging Asap
13.000
16.500
18.000
18.000
20.000
20.000
21.500
Pia
- Cokelat
- Keju
- Cokelat Keju
- Kacang Ijo
- Pisang Keju
- Pisang Cokelat
3.500
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
Donat
- Keju
- Kacang
- Abon
- Pisang Keju
- Pasta
- Sosis
- Daging
- Daging Asap
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
Roti Unyil (abon, asap ayam, asap sapi,
baso, sosis, sosis keju, keju, keju bulat,
keju manis, keju panggang, cokelat,
cokelat bulat, cokelat lilit, cokelat keju,
cokelat kacang, cokelat kacang keju,
cokelat misis, fla cokelat, srikaya, moka,
susu, jagung, kacang, pisang, pisang
cokelat, pisang keju, pisang cokelat keju,
nanas, stroberi, kelapa, kismis, telur,
durian, greentea, blueberry)
1.500
95
2. Visi dan Misi Venus Bakery
Visi: Memberikan yang terbaik kepada pelanggan, dengan tetap
mempertahankan kualitas rasa.
Misi: Menjadi perusahaan roti yang dapat berkembang lebih luas lagi,
menjadi terdepan dan nomor satu.
B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Venus Bakery Jalan
Pajajaran Bogor Timur. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai responden
sebanyak 100 orang dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia,
profesi dan pendapatan. Adapun karakteristik klasifikasi demografis responden
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
kelamin
Jumlah Persentase (%)
Pria 35 35%
Wanita 65 65%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
mengkonsumsi produk Venus Bakery dan mengunjungi toko Venus Bakery di
Jalan Pajajaran Bogor Timur terdiri dari 35 orang atau 35% adalah responden
pria dan 65 orang atau 65% adalah responden wanita.
96
2. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
< 20 tahun 14 14%
20 – 30 tahun 81 81%
31 – 40 tahun 4 4%
> 40 tahun 1 1%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
mengkonsumsi produk Venus Bakery dan mengunjungi toko Venus Bakery di
Jalan Pajajaran Bogor Timur terdiri dari 14 orang atau 14% adalah responden
berusia < 20 tahun, 81 orang atau 81% adalah responden berusia 20 – 30 tahun,
4 orang atau 4% adalah responden berusia 31 – 40 tahun dan 1 orang atau 1%
adalah responden berusia > 40 tahun.
3. Responden Berdasarkan Profesi
Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Profesi
Profesi Jumlah Persentase (%)
Mahasiswa 74 74%
Karyawan
swasta
17 17%
Pegawai negeri 1 1%
Lain-lain 8 8%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
mengkonsumsi produk Venus Bakery dan mengunjungi toko Venus Bakery di
97
Jalan Pajajaran Bogor Timur terdiri dari 74 orang atau 74% adalah responden
berprofesi sebagai mahasiswa, 17 orang atau 17% adalah responden berprofesi
sebagai karyawan swasta, 1 orang atau 1% adalah responden berprofesi sebagai
pegawai negeri dan 8 orang atau 8% adalah responden berprofesi selain sebagai
mahasiswa, karyawan swasta dan pegawai negeri.
4. Responden Berdasarkan Pendapatan
Tabel 4.7
Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Jumlah Persentase (%)
< Rp 1.000.000 41 41%
Rp 1.000.001 –
Rp 3.000.000
37 37%
Rp. 3.000.001
– Rp 5.000.000
12 12%
> Rp 5.000.000 10 10%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
mengkonsumsi produk Venus Bakery dan mengunjungi toko Venus Bakery di
Jalan Pajajaran Bogor Timur terdiri dari 41 orang atau 41% adalah responden
berpendapatan < Rp 1.000.000, 37 orang atau 37% adalah responden
berpendapatan Rp 1.000.001 – Rp 3.000.000, 12 orang atau 12% adalah
responden berpendapatan Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000 dan 10 orang atau 10%
adalah responden berpendapatan > Rp 5.000.000.
98
C. Pembahasan Analisis Deskriptif
Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 100 responden pada
masing-masing variabel inovasi produk, persepsi harga, lokasi, word of mouth
dan proses keputusan pembelian maka dianalisis deskripsi persentase terhadap
hasil tanggapan responden terhadap 33 pernyataan berikut:
1. Deskripsi Variabel Inovasi Produk
Tabel 4.8
Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada
di pasar sebelumnya dengan rasa yang tidak biasa (roti unyil rasa
jagung / durian / green tea / blueberry)
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa 17 responden atau 17%
menyatakan sangat setuju, 65 responden atau 65% menyatakan setuju, 16
responden atau 16% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1% menyatakan
tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di
pasar sebelumnya dengan rasa yang tidak biasa (Venus Bakery rasa jagung /
durian / green tea / blueberry).
Frequency Percent
Sangat Setuju 17 17%
Setuju 65 65%
Ragu-ragu 16 16%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Total 100 100%
99
Tabel 4.9
Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada
di perusahaan sebelumnya dengan jenis produk yang tidak biasa (pia)
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%
menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju, 21
responden atau 21% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3% menyatakan
tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di
perusahaan sebelumnya dengan jenis produk yang tidak biasa (Pia).
Tabel 4.10
Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada
di perusahaan dan pasar sebelumnya dengan ukuran yang tidak biasa
(roti unyil)
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 18 18%
Setuju 55 55%
Ragu-ragu 21 21%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak
Setuju
3 3%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 22 22%
Setuju 53 53%
Ragu-ragu 18 18%
Tidak Setuju 6 6%
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Total 100 100%
100
Dari tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa 22 responden atau 22%
menyatakan sangat setuju, 53 responden atau 53% menyatakan setuju, 18
responden atau 18% menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 6% menyatakan
tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di
perusahaan dan pasar sebelumnya dengan ukuran yang tidak biasa (roti unyil).
2. Deskripsi Variabel Persepsi Harga
Tabel 4.11
Menurut saya harga produk Venus Bakery lebih murah
dibandingkan pesaing
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 14 responden atau 14%
menyatakan sangat setuju, 43 responden atau 43% menyatakan setuju, 36
responden atau 36% menyatakan ragu-ragu, 5 responden atau 5% menyatakan
tidak setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa harga produk Venus Bakery lebih murah dibandingkan
produk lain.
Frequency Percent
Sangat Setuju 14 14%
Setuju 43 43%
Ragu-ragu 36 36%
Tidak Setuju 5 5%
Sangat Tidak
Setuju
2 2%
Total 100 100%
101
Tabel 4.12
Menurut saya harga produk Venus Bakery sesuai
dengan kualitas produk
Frequency Percent
Sangat Setuju 25 25%
Setuju 66 66%
Ragu-ragu 6 6%
Tidak Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 25 responden atau 25%
menyatakan sangat setuju, 66 responden atau 66% menyatakan setuju, 6
responden atau 6% menyatakan ragu-ragu dan 3 responden atau 3%
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa harga produk Venus
Bakery sesuai dengan kualitas produk.
Tabel 4.13
Menurut saya harga produk Venus Bakery sesuai
dengan manfaat produk
Frequency Percent
Sangat Setuju 18 18%
Setuju 61 61%
Ragu-ragu 17 17%
Tidak Setuju 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18%
menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju, 17
responden atau 17% menyatakan ragu-ragu dan 4 responden atau 4%
102
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa harga produk Venus
Bakery sesuai dengan manfaat produk.
3. Deskripsi Variabel Lokasi
Tabel 4.14
Menurut saya toko Venus Bakery dilalui banyak pejalan kaki
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa 19 responden atau 19%
menyatakan sangat setuju, 49 responden atau 49% menyatakan setuju, 24
responden atau 24% menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 6% menyatakan
tidak setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa toko Venus Bakery dilalui banyak pejalan kaki.
Tabel 4.15
Menurut saya toko Venus Bakery dilalui banyak kendaraan
Frequency Percent
Sangat Setuju 27 27%
Setuju 53 53%
Ragu-ragu 12 12%
Tidak Setuju 8 8%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa 27 responden atau 27%
menyatakan sangat setuju, 53 responden atau 53% menyatakan setuju, 12
Frequency Percent
Sangat Setuju 1 19%
Setuju 49 49%
Ragu-ragu 24 24%
Tidak Setuju 6 6%
Sangat Tidak
Setuju
2 2%
Total 100 100%
103
responden atau 12% menyatakan ragu-ragu dan 8 responden atau 8%
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery dilalui
banyak kendaraan.
Tabel 4.16
Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakery luas
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 12%
menyatakan sangat setuju, 37 responden atau 37% menyatakan setuju, 36
responden atau 36% menyatakan ragu-ragu, 12 responden atau 12%
menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan bahwa tempat parkir toko Venus Bakery luas.
Tabel 4.17
Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakery dekat dengan toko
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 12 12%
Setuju 37 37%
Ragu-ragu 36 36%
Tidak Setuju 12 12%
Sangat Tidak
Setuju
3 3%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 19 19%
Setuju 60 60%
Ragu-ragu 16 16%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Total 100 100%
104
Dari tabel 4.17 di atas menjelaskan bahwa 19 responden atau 19%
menyatakan sangat setuju, 60 responden atau 60% menyatakan setuju, 16
responden atau 16% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4% menyatakan
tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa tempat parkir toko Venus Bakery dekat dengan toko.
Tabel 4.18
Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakery aman
Frequency Percent
Sangat Setuju 15 15%
Setuju 58 58%
Ragu-ragu 26 26%
Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 15 responden atau 15%
menyatakan sangat setuju, 58 responden atau 58% menyatakan setuju, 26
responden atau 26% menyatakan ragu-ragu dan 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa tempat parkir toko Venus
Bakery aman.
Tabel 4.19
Menurut saya tersedia transportasi umum di depan
toko Venus Bakery
Frequency Percent
Sangat Setuju 26 26%
Setuju 61 61%
Ragu-ragu 11 11%
Tidak Setuju 2 2%
Total 100 100%
105
Dari tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 26 responden atau 26% menyatakan
sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju, 11 responden atau
11% menyatakan ragu-ragu dan 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju
terhadap pernyataan bahwa tersedia transportasi umum di depan toko Venus
Bakery.
Tabel 4.20
Menurut saya toko Venus Bakery mudah diakses transportasi umum
Frequency Percent
Sangat Setuju 20 20%
Setuju 66 66%
Ragu-ragu 13 13%
Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20%
menyatakan sangat setuju, 66 responden atau 66% menyatakan setuju, 13
responden atau 13% menyatakan ragu-ragu dan 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery mudah
diakses transportasi umum.
106
Tabel 4.21
Menurut saya ukuran toko Venus Bakery cukup luas dibandingkan
toko di sekitarnya
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa 16 responden atau 16%
menyatakan sangat setuju, 50 responden atau 50% menyatakan setuju, 29
responden atau 29% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4% menyatakan
tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa ukuran toko Venus Bakery cukup luas dibandingkan toko di
sekitarnya.
Tabel 4.22
Menurut saya toko Venus Bakery mudah dilihat dari jalan
Frequency Percent
Sangat Setuju 21 21%
Setuju 59 59%
Ragu-ragu 13 13%
Tidak Setuju 7 7%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.22 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21%
menyatakan sangat setuju, 59 responden atau 59% menyatakan setuju, 13
responden atau 13% menyatakan ragu-ragu dan 7 responden atau 7%
Frequency Percent
Sangat Setuju 16 16%
Setuju 50 50%
Ragu-ragu 29 29%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Total 100 100%
107
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery mudah
dilihat dari jalan.
Tabel 4.23
Menurut saya toko Venus Bakery berada pada letak yang strategis
Frequency Percent
Sangat Setuju 24 24%
Setuju 57 57%
Ragu-ragu 15 15%
Tidak Setuju 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.23 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24%
menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju, 15
responden atau 15% menyatakan ragu-ragu dan 4 responden atau 4%
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery berada
pada letak yang strategis.
Tabel 4.24
Menurut saya toko Venus Bakery memiliki bentuk toko yang tepat
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.24 di atas menjelaskan bahwa 15 responden atau 15%
menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju, 28
responden atau 28% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4% menyatakan
Frequency Percent
Sangat Setuju 19 19%
Setuju 60 60%
Ragu-ragu 16 16%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Total 100 100%
108
tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa toko Venus Bakery memiliki bentuk toko yang tepat.
Tabel 4.25
Menurut saya toko Venus Bakery memiliki ukuran toko yang tepat
Frequency Percent
Sangat Setuju 12 12%
Setuju 57 57%
Ragu-ragu 25 25%
Tidak Setuju 6 6%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.25 di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 12%
menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju, 25
responden atau 25% menyatakan ragu-ragu dan 6 responden atau 6%
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery
memiliki ukuran toko yang tepat.
Tabel 4.26
Menurut saya toko Venus Bakery memiliki kondisi
bangunan yang baik
Frequency Percent
Sangat Setuju 15 15%
Setuju 58 58%
Ragu-ragu 25 25%
Tidak Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.26 di atas menjelaskan bahwa 15 responden atau 15%
menyatakan sangat setuju, 58 responden atau 58% menyatakan setuju, 25
responden atau 25% menyatakan ragu-ragu dan 2 responden atau 2%
109
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery
memiliki kondisi bangunan yang baik.
4. Deskripsi Variabel Word of Mouth
Tabel 4.27
Saya sering mendengar Venus Bakery dalam percakapan
sehari-hari
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 13%
menyatakan sangat setuju, 24 responden atau 24% menyatakan setuju, 35
responden atau 35% menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 17%
menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan bahwa responden sering mendengar Venus Bakery
dalam percakapan sehari-hari.
Frequency Percent
Sangat Setuju 13 13%
Setuju 24 24%
Ragu-ragu 35 35%
Tidak Setuju 17 17%
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Total 100 100%
110
Tabel 4.28
Saya sering melakukan diskusi mengenai Venus Bakery dengan
orang lain
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.28 di atas menjelaskan bahwa 7 responden atau 7%
menyatakan sangat setuju, 22 responden atau 22% menyatakan setuju, 34
responden atau 34% menyatakan ragu-ragu, 30 responden atau 30%
menyatakan tidak setuju dan 7 responden atau 7% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan bahwa responden sering melakukan diskusi
mengenai Venus Bakery dengan orang lain.
Tabel 4.29
Saya sering mendapat rekomendasi Venus Bakery dari orang lain
Frequency Percent
Sangat Setuju 12 12%
Setuju 45 45%
Ragu-ragu 28 28%
Tidak Setuju 15 15%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.29 di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 12%
menyatakan sangat setuju, 45 responden atau 45% menyatakan setuju, 28
responden atau 28% menyatakan ragu-ragu dan 15 responden atau 15%
Frequency Percent
Sangat Setuju 7 7%
Setuju 22 22%
Ragu-ragu 34 34%
Tidak Setuju 30 30%
Sangat Tidak
Setuju
7 7%
Total 100 100%
111
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden sering mendapat
rekomendasi Venus Bakery dari orang lain.
Tabel 4.30
Saya sering mendengar Venus Bakery dibicarakan orang lain
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.30 di atas menjelaskan bahwa 11 responden atau 11%
menyatakan sangat setuju, 44 responden atau 44% menyatakan setuju, 30
responden atau 30% menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 14%
menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan bahwa responden sering mendengar Venus Bakery
dibicarakan orang lain.
Tabel 4.31
Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari keluarga
Frequency Percent
Sangat Setuju 11 11%
Setuju 44 44%
Ragu-ragu 30 30%
Tidak Setuju 14 14%
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 19 19%
Setuju 56 56%
Ragu-ragu 16 16%
Tidak Setuju 6 6%
Sangat Tidak
Setuju
3 3%
Total 100 100%
112
Dari tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa 19 responden atau 19%
menyatakan sangat setuju, 56 responden atau 56% menyatakan setuju, 16
responden atau 16% menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 6% menyatakan
tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus Bakery dari
keluarga.
Tabel 4.32
Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari teman
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.32 di atas menjelaskan bahwa 17 responden atau 17%
menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju, 20
responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 8 responden atau 8% menyatakan
tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus Bakery dari teman.
Frequency Percent
Sangat Setuju 17 17%
Setuju 52 52%
Ragu-ragu 20 20%
Tidak Setuju 8 8%
Sangat Tidak
Setuju
3 3%
Total 100 100%
113
Tabel 4.33
Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari tetangga
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.33 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 5%
menyatakan sangat setuju, 33 responden atau 33% menyatakan setuju, 27
responden atau 27% menyatakan ragu-ragu, 24 responden atau 24%
menyatakan tidak setuju dan 11 responden atau 11% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus
Bakery dari tetangga.
Tabel 4.34
Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari orang yang
pernah mengkonsumsi produk
Frequency Percent
Sangat Setuju 24 24%
Setuju 62 62%
Ragu-ragu 11 11%
Tidak Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.34 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24%
menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju, 11
responden atau 11% menyatakan ragu-ragu dan 3 responden atau 3%
Frequency Percent
Sangat Setuju 5 5%
Setuju 33 33%
Ragu-ragu 27 27%
Tidak Setuju 24 24%
Sangat Tidak
Setuju
11 11%
Total 100 100%
114
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden mendengar
produk roti Venus Bakery dari orang yang pernah mengkonsumsi produk
Venus Bakery.
Tabel 4.35
Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari orang yang
belum pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.35 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 6%
menyatakan sangat setuju, 23 responden atau 23% menyatakan setuju, 25
responden atau 25% menyatakan ragu-ragu, 27 responden atau 27%
menyatakan tidak setuju dan 19 responden atau 19% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus
Bakery dari orang yang belum pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery.
Frequency Percent
Sangat Setuju 6 6%
Setuju 23 23%
Ragu-ragu 25 25%
Tidak Setuju 27 27%
Sangat Tidak
Setuju
19 19%
Total 100 100%
115
5. Deskripsi Variabel Proses Keputusan Pembelian
Tabel 4.36
Saya membutuhkan produk Venus Bakery sebagai oleh-oleh khas
Kota Bogor
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.36 di atas menjelaskan bahwa 28 responden atau 28%
menyatakan sangat setuju, 56 responden atau 56% menyatakan setuju, 12
responden atau 12% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3% menyatakan
tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan bahwa responden membutuhkan produk Venus Bakery sebagai
oleh-oleh khas Kota Bogor.
Tabel 4.37
Sebelum membeli produk Venus Bakery saya mencari informasi
oleh-oleh khas Kota Bogor dari keluarga / teman /
tetangga / rekan
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 28 28%
Setuju 56 56%
Ragu-ragu 12 12%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 24 24%
Setuju 52 52%
Ragu-ragu 12 12%
Tidak Setuju 10 10%
Sangat Tidak
Setuju
2 2%
Total 100 100%
116
Dari tabel 4.37 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24%
menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju, 12
responden atau 12% menyatakan ragu-ragu, 10 responden atau 10%
menyatakan tidak setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan bahwa responden sebelum membeli produk Venus
Bakery mencari informasi oleh-oleh khas Kota Bogor dari keluarga / teman /
tetangga / rekan.
Tabel 4.38
Saya membandingkan Venus Bakery dengan produk roti lainnya
sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.38 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20%
menyatakan sangat setuju, 48 responden atau 48% menyatakan setuju, 13
responden atau 13% menyatakan ragu-ragu, 16 responden atau 16%
menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan bahwa responden membandingkan Venus Bakery
dengan produk roti lainnya sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor.
Frequency Percent
Sangat Setuju 20 20%
Setuju 48 48%
Ragu-ragu 13 13%
Tidak Setuju 16 16%
Sangat Tidak
Setuju
3 3%
Total 100 100%
117
Tabel 4.39
Saya membeli produk Venus Bakery sebagai oleh-oleh
khas Kota Bogor
Frequency Percent
Sangat Setuju 24 24%
Setuju 61 61%
Ragu-ragu 10 10%
Tidak Setuju 5 5%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.39 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24%
menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju, 10
responden atau 10% menyatakan ragu-ragu dan 5 responden atau 5%
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden membeli produk
Venus Bakery sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor.
Tabel 4.40
Saya merasakan kepuasan setelah membeli produk Venus Bakery
Frequency Percent
Sangat Setuju 28 28%
Setuju 58 58%
Ragu-ragu 13 13%
Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.40 di atas menjelaskan bahwa 28 responden atau 28%
menyatakan sangat setuju, 58 responden atau 58% menyatakan setuju, 13
responden atau 13% menyatakan ragu-ragu dan 1 responden atau 1%
118
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden merasakan
kepuasan setelah membeli produk Venus Bakery.
D. Hasil Uji Kualitas Data
1. Hasil Uji Validitas
Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah
tidaknya suatu kuesioner. Uji signifikansi dilakukan dengan cara
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2
dalam hal ini adalah jumlah sampel yang digunakan adalah 30 responden. Maka
(df) = 30 – 2 = 28 pada r tabel. Dengan α = 5% atau 0,05 maka didapati rtabel
sebesar 0,361. Maka suatu pertanyaan atau indikator dinyatakan valid, apabila
rhitung > 0,361 dan nilai positif dan begitu sebaliknya.
Tabel 4.2
Hasil Try Out Uji Validitas
Item
Pernyataan
rhitung rtabel Keterangan
Inovasi Produk
Inovasi Produk
1
0,789 0,361 Valid
Inovasi Produk
2
0,827 0,361 Valid
Inovasi Produk
3
0,834 0,361 Valid
Persepsi Harga
Persepsi Harga
1
0,908 0,361 Valid
Persepsi Harga
2
0,794 0,361 Valid
Persepsi Harga
3
0,873 0,361 Valid
Lokasi
Lokasi 1 0,615 0,361 Valid
119
Lokasi 2 0,538 0,361 Valid
Lokasi 3 0,731 0,361 Valid
Lokasi 4 0,748 0,361 Valid
Lokasi 5 0,706 0,361 Valid
Lokasi 6 0,608 0,361 Valid
Lokasi 7 0,674 0,361 Valid
Lokasi 8 0,542 0,361 Valid
Lokasi 9 0,682 0,361 Valid
Lokasi 10 0,654 0,361 Valid
Lokasi 11 0,675 0,361 Valid
Lokasi 12 0,562 0,361 Valid
Lokasi 13 0,550 0,361 Valid
Word of Mouth
WOM 1 0,767 0,361 Valid
WOM 2 0,871 0,361 Valid
WOM 3 0,713 0,361 Valid
WOM 4 0,730 0,361 Valid
WOM 5 0,520 0,361 Valid
WOM 6 0,514 0,361 Valid
WOM 7 0,834 0,361 Valid
WOM 8 0,438 0,361 Valid
WOM 9 0,620 0,361 Valid
Proses keputusan pembelian
Proses
keputusan
pembelian 1
0,750 0,361 Valid
Proses
keputusan
pembelian 2
0,750 0,361 Valid
Proses
keputusan
pembelian 3
0,665 0,361 Valid
Proses
keputusan
pembelian 4
0,651 0,361 Valid
Proses
keputusan
pembelian 5
0,604 0,361 Valid
Sumber: SPSS data primer yang telah diolah, 2016
120
Hasil try out tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 33 item pernyataan yang
diberikan kepada 30 responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari rtabel
0,361 yang berarti semua item pernyataan dinyatakan valid.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2011:48) uji reliabilitas digunakan untuk menguji
konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh
mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Variabel-
variabel tersebut dikatakan reliabel apabila Cronbach Alpha-nya memiliki nilai
> 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai
pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika
dilakukan pengukuran ulang. Berikut ini adalah hasil uji validitas pada variabel
penelitian inovasi produk, persepsi harga, lokasi, word of mouth dan proses
keputusan pembelian. Untuk uji reliabilitas didapati hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbach’s Alpha N of item Keterangan
Inovasi Produk 0,750 3 Reliabel
Persepsi Harga 0,788 3 Reliabel
Lokasi 0,874 13 Reliabel
Word of Mouth 0,850 9 Reliabel
Proses
keputusan
pembelian
0,706 5 Reliabel
Sumber: SPSS data primer yang telah diolah, 2016
121
Berdasarkan tabel 4.3 di atas semua variabel yaitu inovasi produk,
persepsi harga, lokasi, word of mouth dan proses keputusan pembelian memiliki
nilai cronbach’s alpha di atas 0,70 maka semua variabel dinyatakan reliabel.
E. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam
model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas)
mempunyai kontribusi atau tidak. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas data dengan menggunakan
pengolahan SPSS 16.0 menghasilkan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Kurva Normal P-Plot
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
122
Berdasarkan hasil analisis data pada gambar 4.1 di atas, dapat
disimpulkan bahwa dari kurva normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar
garis diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari
kurva ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
model regresi layak untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas
(inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth terhadap proses
keputusan pembelian).
Sementara itu untuk menguji normalitas data dengan statistik digunakan
uji kolmogrov smirnov sebagai berikut:
Tabel 4.42
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.27871807
Most Extreme Differences Absolute .069
Positive .041
Negative -.069
Kolmogorov-Smirnov Z .689
Asymp. Sig. (2-tailed) .730
a. Test distribution is Normal.
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
Berdasarkan tabel 4.42 besarnya nilai kolmogrov-smirnov adalah 0,689
serta dapat diketahui bahwa nilai unstandardized residual memiliki nilai asymp.
123
Sig 0,730 yang artinya > 0,05 dan ini mengartikan bahwa data terdistribusi
dengan normal.
2. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil pengujian
multikolinearitas dari model regresi dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.43
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Const
ant) 3.896 2.189
1.780 .078
IP .032 .139 .021 .232 .817 .788 1.270
PH .473 .159 .282 2.973 .004 .708 1.412
LOK .102 .049 .213 2.094 .039 .616 1.624
WOM .158 .049 .298 3.233 .002 .747 1.338
a. Dependent Variable:
VAR00005
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
Berdasarkan hasil tabel 4.43 uji hasil multikolinearitas masing-masing
variabel independen memiliki VIF < dari 10 dan tolerance > 0,10 yaitu untuk
124
variabel inovasi produk (X1) 1,270 dan 0,788, persepsi harga (X2) 1,412 dan
0,708, lokasi (X3) 1,624 dan 0,616, serta word of mouth (X4) 1,338 dan 0,747.
Maka dapat dinyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat
multikolinearitas antara variabel dependen dengan variabel independen yang
lain sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah
yaitu secara grafik dan secara statistik, berdasarkan hasil pegolahan data maka
hasil scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik Scatterplot
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa distribusi data tidak teratur dan
tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar di atas maupun di bawah angka
125
nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2011:107). Selain itu
berdasarkan hasil pengolahan data hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.44
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.857 1.284 3.004 .003
VAR00001 .025 .081 .034 .302 .763
VAR00002 .015 .093 .020 .164 .870
VAR00003 -.034 .029 -.153 -1.195 .235
VAR00004 -.026 .029 -.105 -.900 .370
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas pada persamaan regresi tersebut. Hal itu terlihat dari tidak
adanya variabel bebas yang memiliki signifikansi di bawah 0,05. Variabel
inovasi produk memiliki signifikansi 0,763, variabel persepsi harga memiliki
signifikansi 0,870, variabel lokasi memiliki signifikansi 0,235 dan variabel
word of mouth memiliki signifikansi 0,370. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ada masalah heteroskedastisitas
atau bebas dari heteroskedastisitas.
126
F. Hasil Uji Hipotesis
1. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.46
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.896 2.189 1.780 .078
INOVASI
PRODUK .032 .139 .021 .232 .817
PERSEPSI
HARGA .473 .159 .282 2.973 .004
LOKASI .102 .049 .213 2.094 .039
WOM .158 .049 .298 3.233 .002
a. Dependent Variable: PROSES
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
Hasil uji t hitung pada tabel coefficient di atas dapat diketahui pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, diketahui hasil
sebagai berikut:
127
a. Pengaruh Variabel inovasi produk (X1) terhadap proses keputusan
pembelian (Y)
1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap
proses keputusan pembelian
2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap proses
keputusan pembelian
Pada tabel 4.46 nilai t hitung untuk inovasi produk sebesar 0,232
sedangkan t tabel sebesar 1,984, maka dapat diketahui t hitung 0,232 < t tabel
1,984 dan nilai signifikan untuk variabel inovasi produk sebesar 0,817 lebih
besar dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang
signifikan antara inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian ditolak
(Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel inovasi produk
tidak berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery
Jalan Pajajaran Bogor Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Pinta Gustiana Masda tahun 2014, dengan judul “Pengaruh
Inovasi Produk dan Harga terhadap keputusan pembelian Gamalai di Kota
Payakumbuh”, hasil menunjukkan bahwa inovasi produk tidak berpengaruh
signifikan terhadap proses keputusan pembelian.
b. Pengaruh persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian
128
1) Ho : β2 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap
proses keputusan pembelian
2) Ha : β2 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap proses
keputusan pembelian
Pada tabel 4.46 nilai t hitung untuk persepsi harga sebesar 2,973
sedangkan t tabel sebesar 1,984, maka dapat diketahui t hitung 2,973 > t tabel
1,984 dan nilai signifikan untuk variabel persepsi harga sebesar 0,004 yang
lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang
signifikan antara persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian diterima
(Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel persepsi harga
berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Jalan
Pajajaran Bogor Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Charlie Bernando Halomoan Samosir dan Arief Bowo Prayogo
K tahun 2015, dengan judul “Jurnal Pengaruh Persepsi Harga dan Promosi
terhadap keputusan pembelian Konsumen Produk Enervon-C”, hasil
menunjukkan bahwa persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap proses
keputusan pembelian.
c. Pengaruh lokasi terhadap proses keputusan pembelian
1) Ho : β3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh lokasi antara terhadap proses
keputusan pembelian
129
2) Ha : β3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara lokasi terhadap proses keputusan
pembelian
Pada tabel 4.46 nilai t hitung untuk lokasi sebesar 2,094 sedangkan t tabel
sebesar 1,984, maka dapat diketahui t hitung 2,094 > t tabel 1,984 dan nilai
signifikan untuk variabel lokasi sebesar 0,039 yang lebih kecil dari 0,05.
Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara
lokasi terhadap proses keputusan pembelian diterima (Ha diterima dan Ho
ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi
terhadap proses keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel lokasi
berpengaruh terhadap proses proses keputusan pembelian produk Venus Bakery
Jalan Pajajaran Bogor Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sandi Fitra tahun 2013, dengan judul “Pengaruh Produk,
Harga, Fasilitas dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen Berbelanja di
Pusat Grosir Surabaya”, hasil menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh
signifikan terhadap proses keputusan pembelian.
d. Pengaruh Word of Mouth terhadap proses keputusan pembelian
1) Ho : β4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara Word of Mouth terhadap
proses keputusan pembelian
2) Ha : β4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara Word of Mouth terhadap proses
keputusan pembelian
130
Pada tabel 4.46 nilai t hitung untuk word of mouth sebesar 3,233
sedangkan t tabel sebesar 1,984, maka dapat diketahui t hitung 3,233 > t tabel
1,984 dan nilai signifikan untuk variabel word of mouth sebesar 0,002 yang
lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang
signifikan antara word of mouth terhadap proses keputusan pembelian diterima
(Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara word of mouth terhadap proses keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel word of mouth
berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Jalan
Pajajaran Bogor Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ratna Dwi Kartika Sari dan Sri Rahayu Tri Astuti tahun 2012,
dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Word
of Mouth Communication terhadap keputusan pembelian Mebel pada CV.
Mega Jaya Mebel Semarang”, hasil menunjukkan bahwa Word of Mouth
berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian.
2. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui semua pengaruh variabel independen yang diuji pada tingkat
signifikan 5%. Hasil uji koefisien signifikan dapat dilihat pada tabel berikut:
131
Tabel 4.47
Uji Signifikansi F (simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 338.177 4 84.544 15.624 .000a
Residual 514.063 95 5.411
Total 852.240 99
a. Predictors: (Constant), WOM, INOVASI PRODUK, PERSEPSI HARGA, LOKASI
b. Dependent Variable: PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
Nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,000, karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk variabel proses
keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel inovasi
produk, persepsi harga, lokasi dan Word of Mouth secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel proses keputusan
pembelian.
G. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan sebagai alat analisis statistik
karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang
berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dimana
variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Pengujian
persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah dilakukan sebelumnya
memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang terlibat di dalamnya memenuhi
132
kualifikasi persyaratan dan asumsi klasik tersebut. Penelitian ini dilanjutkan
dengan melakukan pengujian signifikansi model dan interprestasi model
regresi.
Tabel 4.44
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.896 2.189 1.780 .078
INOVASI
PRODUK .032 .139 .021 .232 .817
PERSEPSI
HARGA .473 .159 .282 2.973 .004
LOKASI .102 .049 .213 2.094 .039
WOM .158 .049 .298 3.233 .002
a. Dependent Variable: PROSES
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
Berdasarkan tabel coefficients di atas dapat diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 3,896 + 0,473.X2 + 0,102.X3 + 0,158.X4 + e
Keterangan:
Y = Proses keputusan pembelian
133
a = Konstanta atau intercept
b1 = Koefisien regresi inovasi produk
X1 = Inovasi Produk
b2 = Koefisien regresi persepsi harga
X2 = Persepsi Harga
b3 = Koefisien regresi lokasi
X3 = Lokasi
b4 = Koefisien regresi Word of Mouth
X4 = Word of Mouth
e = Standar eror
H. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen (inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan
word of mouth) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (proses keputusan
pembelian). Untuk mengetahui determinasi variabel yang diteliti dapat dilihat
dari tabel berikut ini:
134
Tabel 4.45
Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .630a .397 .371 2.326
a. Predictors: (Constant), WOM, INOVASI PRODUK, PERSEPSI
HARGA, LOKASI
b. Dependent Variable: PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016
Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi yang disesuaikan
atau (R2) sebesar 0,371, hasil ini berarti variabel dependen proses keputusan
pembelian dapat dijelaskan oleh variabel independen inovasi produk, persepsi
harga, lokasi dan word of mouth sebanyak 37,1%. Sedangkan sisanya sebanyak
62,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model ini.
135
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi produk,
persepsi harga, lokasi dan Word of Mouth terhadap keputusan pembelian.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang konsumen Venus Bakery
yang pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery dan pernah mengunjungi
toko Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur. Berdasarkan pada data yang
telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan
dengan menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Inovasi produk secara parsial tidak berpengaruh terhadap proses
keputusan pembelian produk Venus Bakery Bogor.
2. Persepsi harga secara parsial berpengaruh terhadap proses keputusan
pembelian produk Venus Bakery Bogor.
3. Lokasi secara parsial berpengaruh terhadap proses keputusan
pembelian produk Venus Bakery Bogor.
4. Word of Mouth secara parsial berpengaruh terhadap proses keputusan
pembelian produk Venus Bakery Bogor.
136
5. Berdasarkan hasil uji F variabel inovasi produk, persepsi harga, lokasi
dan Word of Mouth secara simultan berpengaruh terhadap proses keputusan
pembelian produk Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu:
1. Saran Praktis
a. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa inovasi produk
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen Venus Bakery, hal ini mampu dijelaskan dalam penelitian yang
menyebarkan kuesioner langsung kepada para konsumen Venus Bakery Jalan
Pajajaran Bogor Timur. Perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih
banyak kepada para konsumen mengenai inovasi-inovasi yang dilakukan, baik
berupa selembaran atau poster di toko maupun informasi di media sosial. Selain
itu, perusahaan dapat mengeluarkan varian rasa, jenis produk serta bentuk dan
ukuran baru lainnya yang sesuai dengan selera pasar dan perkembangan zaman.
Misalnya pasar kini diramaikan dengan jenis makanan yang mengandalkan rasa
pedas, maka perusahaan mengeluarkan rasa roti yang pedas dengan level serta
jenis, bentuk dan ukuran yang berbeda pula. Hal ini dilakukan agar konsumen
mengenal bahwa perusahaan memiliki keluaran terbaru dari produknya dan
berpotensi untuk dicoba oleh konsumen.
b. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi harga
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
137
Venus Bakery. Dalam memilih oleh-oleh khas Kota Bogor, konsumen
cenderung memilih produk yang berkualitas, bermanfaat dan harga yang
terjangkau. Akan tetapi dari hasil kuesioner yang telah disebarkan, didapati
bahwa pelanggan kurang setuju dengan harga produk Venus Bakery lebih
murah dibandingkan produk pesaing, maka peneliti menyarankan agar
perusahaan memberlakukan harga yang terjangkau terhadap produknya agar
tetap menjadi pilihan konsumen, tanpa mengurangi kualitas dan manfaat
produk. Perusahaan tetap harus menjaga kestabilan harga agar sesuai dengan
kemampuan dan memenuhi persepsi konsumen Venus Bakery, dengan tidak
memberatkan biaya apapun yang berimbas pada kenaikan harga.
c. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa lokasi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Venus
Bakery. Pada dasarnya pemilihan lokasi yang dilakukan oleh perusahaan
merupakan lokasi yang strategis, sehingga memberikan kemudahan bagi para
konsumen untuk menemukan dan mengaksesnya. Akan tetapi dari hasil
kuesioner yang telah disebarkan, didapati bahwa pelanggan kurang setuju
dengan lokasi Venus Bakery yang memiliki tempat parkir yang luas. Melihat
hal tersebut, peneliti menyarankan agar perusahaan mampu melakukan
pelebaran tempat parkir atau memilih lokasi yang memiliki fasilitas parkir yang
memadai agar mampu menampung kendaraan konsumen yang hendak membeli
produk di dalam toko. Selain itu suasana dalam toko yang nyaman juga harus
diperhatikan oleh pihak perusahaan mengingat banyaknya jumlah konsumen
138
yang hendak membeli setiap minggu bahkan setiap harinya, sehingga
menimbulkan antrian yang panjang. Hal itu dapat dilakukan dengan
memberikan kursi bagi konsumen yang hendak mengantri, menyediakan
fasilitas pendingin ruangan dan hotspot untuk mendukung promosi Venus
Bakery.
d. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa word of mouth
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
Venus Bakery. Promosi yang dilakukan perusahaan sampai dengan saat ini
hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan konsumen.
Kepuasan konsumen mendorong muncul dan tersebarnya promosi mulut ke
mulut yang positif. Melihat manfaat yang cukup efektif bagi perusahaan, pihak
perusahaan pun sebaiknya terus menjaga hubungan baik dengan konsumen. Hal
ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk dan memberikan
pelayanan maksimal kepada konsumen sehingga citra produk di kalangan
konsumen yang sudah merasa puas akan tetap dipertahankan dan konsumen
menjadi loyal terhadap produk. Selain itu perusahaan dapat memanfaatkan
internet untuk memperluas promosi perusahaan. Antara lain dengan membuat
akun pada media sosial dan website resmi yang memuat segala bentuk update
dari perusahaan, misalnya informasi produk dengan jenis dan rasa terbaru,
informasi tentang komposisi dan kondisi ramainya toko serta informasi lainnya
yang dapat menjadi wadah bagi konsumen agar tetap mendapatkan informasi
tentang produk dan perusahaan serta teringat dan merasa dekat dengan produk.
139
2. Saran Akademis
Bagi para akademisi dan pembaca untuk memperluas penelitian dengan
mempertimbangkan variabel-variabel lainnya yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, misalnya brand image, brand satisfaction, brand trust,
brand awareness dan kualitas produk. Selain itu penelitian selanjutnya dapat
menggunakan teknik penelitian yang berbeda misalnya dengan kualitatif.
Perbedaan ini akan menghasilkan data yang berbeda, yang diharapkan lebih
lengkap karena adanya observasi dan wawancara yang lebih mendalam kepada
sumber yang berkaitan dengan penelitian.
140
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin & Tantri, Francis 2013, Manajemen Pemasaran, PT.
Rajagrafindo Persada, Depok.
Alma, Buchari 2008, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,
Alfabeta, Bandung.
Berman, Barry & Evans, Joel R 2007, Retail Management, Prentice Hall,
New Jersey.
__________________________ 2010, Retail Management: A Strategic
Approach, 11th edition, Prentice Hall, New Jersey.
Ferrinadewi, Erna 2008, Merek dan Psikologi Konsumen Implikasi pada
Strategi Pemasaran, Cetakan Pertama, Edisi Pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Finell, Dorothy 2007, The Specialty Shop: How to Create Your Own Unique
and Profitable Retail Business, Amacom, NewYork.
Ghozali, Imam 2009, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
____________ 2011, Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program
IBM SPSS 19, Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
____________ 2012, Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program
IBM SPSS 20, Edisi 6, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
____________ 2013, Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program
IBM SPSS 21 Update PLS Regresi, Cetakan Ketujuh, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
141
Godes, David & Mayzlim, Dina 2004, „Using Online Conversation to Study
Word of Mouth Communication‟, Marketing Science, Vol. 23 No. 4, p.
545-560 http://econpapers.repec.org/ (Diakses pada tanggal 18 April
2016).
Hasan, Ali 2010, Marketing dari Mulut ke Mulut, Media Pressindo,
Yogyakarta.
Indrawijaya, Sigit 2012, ‘Pengaruh Kualitas Produk dan Word of Mouth
Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Roti Manis Pada
Industri Kecil di Kabupaten Sarolangun’, Mankeu, Vol. 1, No. 3, hal.
193-208 http://online-journal.unja.ac.id/ (Diakses pada tanggal 10
April 2016).
Iryanita, Rizky & Y. Sugiarto 2013, ‘Analisis Pengaruh Citra Merek,
Persepsi Harga dan Persepsi Kualitas Produk terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Pada Konsumen Produk ATBM Pekalongan)’,
Diponegoro Journal of Management, FEB Universitas Diponegoro,
Semarang, Vol. 2, No.2 http://ejournal-s1.undip.ac.id/ (Diakses pada
tanggal 15 Januari 2016).
J. Supranto & Limakrisna, Nandan 2007, Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, Mitra Wacana
Media, Jakarta.
Kotler, Philip & Amstrong, Gerry 2003, Dasar-Dasar Pemasaran, Alih
Bahasa Oleh: Sindoro dan Markplus, Jilid 1, Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip & Amstrong, Gerry 2007, Prinsip-Prinsip Pemasaran,
Erlangga, Jakarta.
________________________________2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran,
Edisi Pertama, Jilid 12, Erlangga, Jakarta.
_________________________________ 2014, Principle of Marketing, 15th
edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey.
142
Kotler, Philip & Keller, Kevin L 2009, Manajemen Pemasaran, Jilid
Pertama, Edisi ke-12, Indeksia, Jakarta.
______________________________ 2012, Marketing Management, 14th
Edisi Global Edition, Pearson Education Limited, New Jersey.
Levy, Michael & Weitz, Barton A 2009, Retailing Management, 7th
Edition,
McGraw-Hill Irwin, New York.
Lovelock, Christopher & Jochen Wirtz 2011, Pemasaran Jasa: Manusia,
Teknologi, Strategi, Jilid 1, Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Lukas, B. A. & Ferrel, O. C 2000, ‘The Effect of Market Orientation on
Product Innovation’, Journal of the Academy of Marketing Science,
No. 2, Vol. 28, p. 239-247.
Lupiyoadi, Rambat 2006, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik,
Salemba Empat, Jakarta.
MacLeod, H 2005, ‘Berbach was wrong’, diakses tanggal 12 Juni 2016,
http://gapingvoid.com/2005/10/23/bernbach-was-wrong/.
Ma'ruf, Hendri 2006, Pemasaran Ritel, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Masda, Pinta Gustiana 2014, ‘Pengaruh Inovasi Produk dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Galamai di Kota Payakumbuh’,
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Mowen, Jhon C. & Minor, Michael 2002, Perilaku Konsumen, Jilid 1, Edisi
kelima, Erlangga, Jakarta.
Nasution, H. N 2005, „Inovasi Organisasi : Konsep dan Pengukuran.
Usahawan’, No. 09 th XXXIV.
Peter, Paul J. & Olson, Jerry C 2010, Consumer Behavior and Marketing
Strategy, 9th
Edition, McGraw Hill.
143
__________________________ 2014, Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Buku 2, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta.
Rangkuti, Freddy 2009, Mengukur Efektivitas Program Promosi & Analisis
Kasus Menggunakan SPSS, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Riduwan & Akdon 2013, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika,
Alfabeta, Bandung.
Rosen, Emanuel 2004, The Anatomy of Buzz: Kiat Pemasaran dari Mulut ke
Mulut, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Samosir, Charlie Bernando Halomoan & Prayoga, Arief Bowo 2015,
‘Jurnal Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Produk Enervon-C’, Jurnal Ilmiah Manajemen
dan Bisnis, Vol. 1, No. 3 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/
(Diakses pada tanggal 12 Juni 2016).
Santoso, Singgih 2012, Panduan Lengkap SPSS Versi 20, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Schiffman, Leon G. & Wisenblit, Joseph 2015, Consumer Behavior Edisi
11, Global Edition, Pearson Education Limited, New Jersey.
Sernovitz, Andy 2006, Word of Mouth Marketing. How Smart Companies
Get People Talking, Kaplan Publishing, South Wacker Drive.
Sopiah & Syihabudhin 2008, Manajemen Bisnis Ritel, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Stanton, William J. & Y. Lamarto 1996, Prinsip Pemasaran, Jilid ke-1,
Edisi ke-tujuh, PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Sugiyono 2005, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
________ 2007, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
144
________ 2009, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketigabelas,
CVAlfabeta, Bandung.
________ 2013, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
Suharso, Puguh 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis:
Pendekatan Filosofi dan Praktis, Cetakan Pertama, CV Alfabeta,
Bandung.
Sumarwan, Ujang 2004, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya
Dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia, Bogor.
Suryani, Tatik 2008, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi
Pemasaran, Cetakan Pertama, Edisi Pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy 2008, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Utami, Christina 2008, Strategi Pemasaran Ritel, Edisi Pertama, Indeks,
Indonesia.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor tahun 2005 dan 2014
Tarmizi, Tasrief 2015, „Kunjungan Wisatawan ke Bogor naik 10,5 persen‟,
ANTARA NEWS, 6 April, diakses pada 13 Desember 2015,
http://antaranews.com
Bramantoro, Toni 2010, „Konsumen Lebih Percaya Rekomendasi Teman
Daripada Iklan‟, Tribun Bisnis, 10 Juni, diakses pada 12 Juni 2016,
http://m.tribunnews.com
145
Lampiran 1 No.
Responden:
Kuesioner Penelitian
Kepada
Yth, Para Responden
Sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan sebagai syarat
untuk mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi, saya Ravena Sif mahasiswi
Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, memohon Bapak/Ibu/Saudara/I dapat meluangkan
waktu sejenak untuk mengisi kuesioner ini. Penelitian ini berjudul “Analisis
Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word of Mouth
terhadap Keputusan Pembelian Venus Bakery (Studi Kasus Pada Konsumen
Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur)”. Jawaban jujur yang
Bapak/Ibu/Saudara/I berikan akan sangat berguna bagi penelitian yang
sedang saya lakukan. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.
A. Penyaringan Pertanyaan (Screening Question)
1. Apakah Anda pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery?
a. Ya (silahkan lanjutkan ke pertanyaan berikutnya)
b. Tidak (pengisian kuesioner berakhir sampai disini)
2. Apakah Anda pernah membeli produk Venus Bakery Jalan
Pajajaran Bogor Timur?
a. Ya (silahkan lanjutkan ke pertanyaan berikutnya)
b. Tidak (pengisian kuesioner berakhir sampai disini)
3. Sudah berapa kali Anda mengunjungi toko Venus Bakery Jalan
Pajajaran Bogor Timur?
a. 1 kali c. 3 kali
b. 2 kali d. > 3 kali
*) coret yang tidak perlu
B. Identitas Responden
1. Nama Responden : …………………………………………
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita
3. Usia
a. < 20 tahun c. 31 – 40 tahun
b. 20 – 30 tahun d. > 40 tahun
4. Profesi
a. Pegawai negeri c. Mahasiswa
146
b. Karyawan swasta d. Lain-lain
5. Pendapatan / bulan
a. < Rp 1.000.000 c. Rp 3.000.001 – Rp
5.000.000
b. Rp 1.000.001 – Rp 3.000.000 d. >Rp 5.000.000
C. Petunjuk Pengisian
Silahkan memberi tanda checkmark ( √ ) pada kolom yang sesuai
penilaian Anda. Tidak ada jawaban benar atau salah. Pemilihan kolom
mencerminkan penilaian Anda dengan kriteria sebagai berikut.
Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
1. Inovasi Produk (X1)
No. Keterangan SS S KS TS STS
1. Menurut saya Venus
Bakery mengeluarkan
produk yang belum ada di
pasar sebelumnya dengan
rasa yang tidak biasa (Roti
Unyil rasa jagung / durian
/ green tea/ blueberry)
2. Menurut saya Venus
Bakery mengeluarkan
produk yang belum ada di
perusahaan sebelumnya
dengan jenis produk yang
tidak biasa (Pia)
3. Menurut saya Venus
Bakery mengeluarkan
produk yang belum ada di
perusahaan dan pasar
sebelumnya dengan
ukuran yang tidak biasa
147
(Roti Unyil)
2. Persepsi Harga (X2)
No. Keterangan SS S KS TS STS
1. Menurut saya harga
produk Venus Bakery
lebih murah dibandingkan
pesaing
2. Menurut saya harga
produk Venus Bakery
sesuai dengan kualitas
produk
3. Menurut saya harga
produk Venus Bakery
sesuai dengan manfaat
produk
3. Lokasi (X3)
No. Keterangan SS S KS TS STS
1.
Menurut saya toko
Venus Bakery
dilalui banyak
pejalan kaki
2. Menurut saya toko
Venus Bakery
dilalui banyak
kendaraan
3. Menurut saya
tempat parkir toko
Venus Bakeryluas
4. Menurut saya
tempat parkir toko
Venus Bakery
dekat dengan toko
5. Menurut saya
tempat parkir toko
Venus Bakery
148
aman
6. Menurut saya
tersedia
transportasi umum
di depan toko
Venus Bakery
7. Menurut saya toko
Venus Bakery
mudah diakses
transportasi umum
8. Menurut saya
ukuran toko Venus
Bakery cukup luas
dibandingkan toko
di sekitarnya
9. Menurut saya toko
Venus Bakery
mudah dilihat dari
jalan
10. Menurut saya toko
Venus Bakery
berada pada letak
yang strategis
11. Menurut saya toko
Venus Bakery
memiliki bentuk
toko yang tepat
12. Menurut saya toko
Venus Bakery
memiliki ukuran
toko yang tepat
13. Menurut saya toko
Venus Bakery
memiliki kondisi
bangunan yang
baik
4. Word of Mouth (X4)
No. Keterangan SS S KS TS STS
149
1. Saya sering mendengar
Venus Bakery dalam
percakapan sehari-hari
2. Saya sering melakukan
diskusi mengenai Venus
Bakery dengan orang lain
3. Saya sering mendapat
rekomendasi Venus
Bakery dari orang lain
4. Saya sering mendengar
Venus Bakery dibicarakan
orang lain
5. Saya mendengar produk
roti Venus Bakery dari
keluarga
6. Saya mendengar produk
roti Venus Bakery dari
teman
7. Saya mendengar produk
roti Venus Bakery dari
tetangga
8. Saya mendengar produk
roti Venus Bakery dari
orang yang pernah
mengkonsumsi produk
Venus Bakery
9. Saya mendengar produk
roti Venus Bakery dari
orang yang belum pernah
mengkonsumsi produk
Venus Bakery
5. Proses Keputusan Pembelian (Y)
No. Keterangan SS S KS TS STS
1. Saya membutuhkan
produk Venus Bakery
sebagai oleh-oleh khas
Kota Bogor
150
2. Sebelum membeli produk
Venus Bakery saya
mencari informasi oleh-
oleh khas Kota Bogor dari
keluarga, teman, tetangga
dan rekan
3. Saya membandingkan
Venus Bakery dengan
produk roti lainnya
sebagai oleh-oleh khas
Kota Bogor
4. Saya membeli produk
Venus Bakery sebagai
oleh-oleh khas Kota Bogor
5. Saya merasakan kepuasan
setelah membeli produk
Venus Bakery
Lampiran 2 Hasil Jawaban Responden (Data Mentah)
a. Variabel Inovasi Produk
b. Variabel Persepsi Harga
N
O
IP 1 IP 2 IP 3 TOTAL NO PH1 PH2 PH3 TOTAL
1 5 5 5 15 1
5 5 5 15
2 4 4 3 11 2 3 4 3 10
3 4 4 5 13 3 4 4 5 13
4 4 4 4 12 4 4 4 4 12
5 4 5 5 14 5 4 5 5 14
6 3 4 3 10 6 2 4 3 9
7 4 4 4 12 7 4 4 4 12
8 4 4 4 12 8 4 4 4 12
9 3 3 4 10 9 3 3 4 10
10 4 5 4 13 10 4 5 4 13
11 5 5 5 15 11 5 5 5 15
151
12 4 5 5 14 12 4 5 5 14
13 4 4 4 12 13 4 4 4 12
14 4 4 4 12 14 3 4 4 11
15 4 5 4 13 15 4 5 4 13
16 4 4 4 12 16 4 4 4 12
17 4 3 3 10 17 3 3 3 9
18 4 5 3 12 18 5 5 5 15
19 5 5 5 15 19 1 4 4 9
20 3 4 4 11 20 3 4 4 11
21 4 4 4 12 21 4 4 4 12
22 4 4 4 12 22 3 4 4 11
23 4 4 4 12 23 4 4 4 12
24 4 4 4 12 24 3 4 4 11
25 3 4 4 11 25 2 4 4 10
26 4 4 4 12 26 5 5 5 15
27 5 5 5 15 27 4 5 4 13
28 4 5 4 13 28 4 5 5 14
29 4 5 5 14 29 4 4 4 12
30 5 4 4 13 30 1 4 3 8
31 5 5 5 15 31 4 4 4 12
32 4 4 4 12 32 5 4 4 13
33 5 3 5 13 33 5 5 5 15
34 4 4 5 13 34 3 4 3 10
35 5 5 5 15 35 4 5 5 14
36 4 4 4 12 36 4 4 4 12
37 2 2 2 6 37 3 2 2 7
38 4 4 4 12 38 3 4 3 10
39 4 4 4 12 39 4 4 4 12
40 3 3 3 9 40 3 4 3 10
152
41 4 3 5 12 41 4 4 4 12
42 4 3 4 11 42 3 4 4 11
43 4 3 3 10 43 4 4 4 12
44 3 4 4 11 44 5 5 4 14
45 3 2 4 9 45 3 4 4 11
46 4 4 4 12 46 4 4 3 11
47 4 3 2 9 47 3 4 4 11
48 4 4 3 11 48 3 4 4 11
49 4 4 4 12 49 4 4 4 12
50 4 4 4 12 50 5 5 4 14
51 4 5 4 13 51 3 4 4 11
52 4 4 4 12 52 4 4 4 12
53 5 1 1 7 53 5 5 5 15
54 5 4 4 13 54 4 4 3 11
55 4 4 3 11 55 3 4 3 10
56 4 3 3 10 56 2 5 4 11
57 5 3 4 12 57 4 5 4 13
58 4 4 4 12 58 4 4 3 11
59 4 4 4 12 59 4 4 4 12
60 3 3 3 9 60 4 4 4 12
61 1 4 5 10 61 4 4 4 12
62 3 3 3 9 62 2 4 4 10
63 4 4 4 12 63 3 3 4 10
64 4 4 4 12 64 4 4 4 12
65 3 2 3 8 65 3 4 4 11
66 3 4 4 11 66 4 4 4 12
67 4 4 4 12 67 4 4 4 12
68 5 3 5 13 68 4 5 5 14
69 4 4 4 12 69 4 5 4 13
153
70 4 4 4 12 70 3 4 5 12
71 4 4 5 13 71 5 4 3 12
72 4 4 2 10 72 4 4 4 12
73 5 5 5 15 73 3 3 3 9
74 4 4 5 13 74 3 4 4 11
75 5 5 4 14 75 3 5 5 13
76 3 1 2 6 76 2 5 5 12
77 5 3 5 13 77 4 4 5 13
78 4 4 4 12 78 3 3 3 9
79 4 4 4 12 79 3 4 3 10
80 4 4 4 12 80 4 4 4 12
81 4 3 4 11 81 4 2 2 8
82 5 5 5 15 82 5 5 5 15
83 4 5 5 14 83 3 4 4 11
84 3 3 4 10 84 3 4 4 11
85 3 3 2 8 85 3 2 2 7
86 4 4 3 11 86 5 4 2 11
87 4 4 4 12 87 4 5 4 13
88 4 4 4 12 88 3 4 4 11
89 4 3 3 10 89 3 4 4 11
90 4 4 4 12 90 3 4 3 10
91 5 4 5 14 91 5 5 5 15
92 4 3 3 10 92 3 3 4 10
93 4 4 2 10 93 3 4 3 10
94 3 4 3 10 94 3 4 4 11
95 3 1 3 7 95 3 4 4 11
96 4 3 4 11 96 3 5 4 12
97 4 3 4 11 97 4 4 4 12
98 4 4 4 12 98 4 4 4 12
154
c. Variabel Lokasi
NO L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 TOTAL
1 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 60
2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 57
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 59
6 4 2 3 4 3 2 4 5 4 4 3 5 2 45
7 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 45
8 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
9 4 5 2 1 4 5 4 3 4 3 3 3 3 44
10 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 59
11 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 58
12 4 2 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 50
13 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 45
14 4 4 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 49
15 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 58
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
17 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 47
18 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 60
19 2 2 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 44
20 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 50
21 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 57
22 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 48
23 3 5 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 48
24 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 48
99 4 4 4 12 99 4 4 4 12
10
0 4 4 3 11 100
5 4 4 13
155
25 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 45
26 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 58
27 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 53
28 5 3 3 4 4 3 4 3 5 5 3 4 4 50
29 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 47
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
31 4 5 2 2 3 4 4 2 2 2 1 2 2 35
32 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 53
33 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 48
34 1 5 2 5 4 5 5 3 4 4 3 2 3 46
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
36 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 59
37 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 29
38 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 46
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
40 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 41
41 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 2 3 39
42 4 5 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 48
43 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 53
44 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 55
45 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 46
46 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 53
47 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 3 3 4 48
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 53
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
50 5 5 2 4 3 5 5 3 3 5 4 3 3 50
51 3 5 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 48
52 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
53 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 61
156
54 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 48
55 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 47
56 3 4 2 3 3 4 4 3 4 5 4 4 4 47
57 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 50
58 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 48
59 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
60 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 49
61 4 5 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 46
62 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 48
63 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 48
64 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53
65 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 44
66 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 49
67 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 49
68 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 59
69 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53
70 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 54
71 5 5 4 2 5 4 5 5 4 4 4 4 4 55
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
73 4 3 5 3 5 5 5 5 4 3 5 4 5 56
74 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 56
75 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 4 58
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 49
77 1 2 3 4 4 3 4 5 4 2 2 5 5 44
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
79 3 4 2 3 4 5 4 4 2 4 4 4 3 46
80 4 4 5 5 5 5 5 3 5 4 3 4 4 56
81 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 48
82 5 5 1 5 4 5 3 4 3 5 3 3 3 49
157
83 3 5 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 51
84 3 4 3 3 3 4 4 3 5 5 3 3 3 46
85 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
86 3 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 54
87 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 59
88 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 45
89 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 51
90 4 4 3 5 3 5 4 4 4 5 3 3 3 50
91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
93 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 43
94 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 44
95 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40
96 3 3 5 5 5 4 4 3 2 4 3 4 4 49
97 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 50
98 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 48
99 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 48
100 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 5 4 3 46
d. Word of Mouth
N
O
WO
M1
WO
M2
WO
M3
WO
M4
WO
M5
WOM
6
WO
M7
WO
M8
WOM
9
TOT
AL
1 4 3 4 3 5 5 4 3 2 33
2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 25
3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 39
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
5 5 4 4 4 4 4 3 5 3 36
6 5 4 2 4 4 2 2 4 4 31
7 2 2 4 4 4 3 2 4 2 27
158
8 2 2 4 2 3 4 2 2 4 25
9 4 1 3 3 4 5 1 3 2 26
10 5 5 5 5 5 4 4 5 4 42
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
12 3 2 4 4 4 2 2 4 3 28
13 2 2 4 2 4 3 2 3 2 24
14 4 4 4 4 4 4 3 4 1 32
15 4 4 4 4 5 4 4 5 4 38
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
17 3 3 3 4 4 4 2 3 1 27
18 3 3 3 3 5 3 3 5 3 31
19 3 3 2 4 2 2 1 4 1 22
20 5 3 4 5 4 4 4 4 2 35
21 5 4 5 4 3 4 4 5 2 36
22 4 2 4 4 4 4 2 4 2 30
23 2 2 3 3 3 5 1 4 1 24
24 2 2 4 2 4 2 4 4 4 28
25 2 2 2 2 4 2 2 4 2 22
26 4 5 4 4 5 5 4 2 5 38
27 3 3 3 4 4 4 2 4 2 29
28 3 1 2 2 5 3 1 3 1 21
29 2 2 2 3 3 3 3 4 3 25
30 4 2 4 4 4 2 2 4 1 27
31 2 1 2 2 4 4 2 4 1 22
32 4 4 5 4 5 4 4 3 4 37
33 3 3 5 5 5 5 4 5 3 38
34 2 2 4 4 1 4 1 5 1 24
35 4 3 3 3 4 5 3 5 3 33
36 4 5 5 4 5 5 5 5 4 42
159
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
38 4 4 4 4 3 4 3 4 3 33
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
40 2 1 2 3 4 3 3 4 2 24
41 3 3 3 2 4 3 4 4 4 30
42 3 2 3 4 4 1 1 4 1 23
43 3 3 4 4 3 4 4 4 3 32
44 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35
45 2 2 2 4 2 4 3 4 4 27
46 4 4 4 5 4 4 4 5 4 38
47 3 3 3 3 4 4 4 4 3 31
48 3 3 3 3 4 1 1 4 1 23
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
50 5 3 4 4 5 5 4 4 3 37
51 2 2 3 4 5 4 1 4 2 27
52 2 2 2 4 4 4 2 4 1 25
53 5 5 5 5 1 5 1 5 1 33
54 3 2 3 4 4 4 3 3 3 29
55 3 2 3 3 4 3 3 3 2 26
56 4 3 4 4 4 4 4 4 2 33
57 5 4 4 4 5 3 3 5 1 34
58 3 2 3 3 4 4 2 4 2 27
59 3 3 3 3 3 3 3 4 4 29
60 3 1 3 2 1 4 1 4 1 20
61 3 1 5 3 5 1 1 4 1 24
62 2 2 3 3 3 3 3 3 3 25
63 4 4 3 3 4 4 4 3 4 33
64 3 3 3 3 3 4 3 4 4 30
65 4 3 4 4 4 4 2 4 3 32
160
66 3 3 4 4 3 4 2 4 2 29
67 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34
68 4 4 4 4 4 5 4 5 5 39
69 5 3 5 5 4 4 4 5 3 38
70 5 3 4 3 5 3 3 5 3 34
71 3 4 4 3 5 5 5 5 5 39
72 2 2 4 2 4 2 2 4 2 24
73 5 2 2 3 4 3 3 5 2 29
74 4 3 3 3 3 4 3 5 1 29
75 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34
76 3 4 4 4 4 4 4 4 3 34
77 5 3 4 5 4 4 4 5 3 37
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
79 3 2 3 3 3 3 3 4 3 27
80 4 3 5 5 4 5 3 5 5 39
81 3 2 2 2 4 4 2 4 1 24
82 4 4 4 4 3 4 2 4 1 30
83 4 2 3 4 5 3 3 5 2 31
84 3 3 4 3 3 3 3 4 2 28
85 4 4 4 4 4 4 4 4 2 34
86 4 4 5 3 2 4 4 4 5 35
87 4 5 4 5 4 5 4 5 4 40
88 2 3 4 3 4 5 3 4 2 30
89 4 3 2 4 5 3 3 4 3 31
90 4 2 2 3 5 5 5 5 2 33
91 3 3 5 3 4 5 4 4 3 34
92 3 3 4 4 4 4 4 4 3 33
93 3 3 3 3 4 3 3 4 3 29
94 3 3 3 4 2 4 2 4 2 27
161
95 2 2 2 2 4 4 3 4 3 26
96 1 1 4 1 4 4 2 4 1 22
97 4 2 3 2 4 2 2 2 2 23
98 3 2 3 3 2 4 2 4 2 25
99 3 2 3 3 2 4 2 4 2 25
10
0 4 4 4 2 4 4 2 4 2 30
e. Variabel Proses Keputusan Pembelian
NO KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 TOTAL
1 4 5 3 4 5 21
2 4 3 4 4 4 19
3 5 4 5 4 5 23
4 3 3 3 3 3 15
5 5 5 4 4 5 23
6 2 2 4 3 3 14
7 4 2 2 4 4 16
8 4 4 5 5 5 23
9 1 5 5 3 3 17
10 5 5 5 5 5 25
11 5 5 5 5 4 24
12 4 4 3 4 4 19
13 4 2 2 4 4 16
14 5 5 4 4 3 21
15 5 4 4 4 5 22
16 4 4 4 4 4 20
17 2 2 2 2 3 11
18 5 5 5 2 4 21
19 4 2 2 5 5 18
20 4 4 4 4 4 20
162
21 4 4 1 4 4 17
22 5 4 4 4 4 21
23 5 4 4 4 5 22
24 4 5 1 5 4 19
25 2 2 2 2 4 12
26 4 5 5 4 5 23
27 5 3 4 4 5 21
28 5 3 2 3 4 17
29 4 4 5 5 3 21
30 4 4 4 4 4 20
31 4 4 4 4 4 20
32 4 4 4 4 5 21
33 5 5 5 5 5 25
34 5 4 2 4 4 19
35 4 4 4 4 4 20
36 5 5 4 5 5 24
37 4 4 4 4 4 20
38 4 4 3 3 4 18
39 4 4 4 4 4 20
40 4 2 3 4 3 16
41 4 4 4 4 4 20
42 4 4 4 4 4 20
43 3 4 5 4 5 21
44 4 3 4 4 4 19
45 4 3 2 4 3 16
46 4 4 5 4 4 21
47 4 4 4 4 4 20
48 4 4 4 4 4 20
49 4 4 4 4 4 20
163
50 4 5 4 4 4 21
51 5 2 2 5 5 19
52 4 1 2 4 4 15
53 5 5 5 5 5 25
54 4 5 4 5 4 22
55 3 3 4 3 4 17
56 4 3 4 4 4 19
57 5 4 5 5 5 24
58 4 2 2 4 2 14
59 3 3 4 4 3 17
60 3 5 2 3 4 17
61 5 4 2 5 5 21
62 4 3 3 3 4 17
63 3 4 3 4 4 18
64 4 4 4 4 5 21
65 4 4 2 4 4 18
66 4 4 4 4 4 20
67 4 4 4 4 4 20
68 5 4 5 5 5 24
69 4 5 4 4 5 22
70 4 5 5 5 5 24
71 4 4 4 4 4 20
72 3 4 4 4 4 19
73 3 5 3 2 3 16
74 5 5 5 5 4 24
75 5 5 5 5 5 25
76 4 3 3 4 4 18
77 5 1 1 5 4 16
78 4 4 3 4 4 19
164
79 3 4 3 3 3 16
80 4 4 4 4 5 21
81 3 4 4 3 3 17
82 5 5 5 5 5 25
83 4 3 4 4 4 19
84 5 2 4 5 5 21
85 4 4 4 4 4 20
86 5 5 4 5 4 23
87 4 4 4 5 4 21
88 4 4 4 4 4 20
89 5 5 5 5 5 25
90 3 4 3 4 4 18
91 5 5 5 5 5 25
92 4 4 4 4 4 20
93 5 4 4 4 4 21
94 4 4 4 4 4 20
95 3 4 4 2 3 16
96 4 4 4 4 4 20
97 4 4 4 4 4 20
98 4 4 2 4 4 18
99 4 4 2 4 4 18
100 4 4 3 4 4 19
165
Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Variabel Inovasi Produk
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 TOTAL
VAR00001 Pearson Correlation 1 .489** .480
** .789
**
Sig. (2-tailed) .006 .007 .000
N 30 30 30 30
VAR00002 Pearson Correlation .489** 1 .534
** .827
**
Sig. (2-tailed) .006 .002 .000
N 30 30 30 30
VAR00003 Pearson Correlation .480** .534
** 1 .834
**
Sig. (2-tailed) .007 .002 .000
N 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation .789** .827
** .834
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.750 3
Variabel Persepsi Harga
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 TOTAL
VAR00001 Pearson Correlation 1 .538** .671
** .908
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000
N 30 30 30 30
VAR00002 Pearson Correlation .538** 1 .652
** .794
**
166
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000
N 30 30 30 30
VAR00003 Pearson Correlation .671** .652
** 1 .873
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation .908** .794
** .873
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.788 3
Variabel Lokasi
Correlations
VA
R0
00
01
VA
R0
00
02
VA
R0
00
03
VA
R0
00
04
VA
R0
00
05
VA
R0
00
06
VA
R0
00
07
VA
R0
00
08
VA
R0
00
09
VA
R0
00
10
VA
R0
00
11
VA
R0
00
12
VA
R0
00
13
T
O
T
AL
VA
R0
00
01
Pear
son
Corr
elati
on
1 .35
0
.49
5**
.30
2
.45
8*
.23
4
.38
3*
.27
4
.44
6*
.30
5
.12
7
.24
0
.41
2*
.6
15
**
Sig.
(2-
taile
d)
.05
8
.00
5
.10
4
.01
1
.21
2
.03
7
.14
3
.01
3
.10
2
.50
5
.20
2
.02
4
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
167
VA
R0
00
02
Pear
son
Corr
elati
on
.35
0 1
.42
1*
.18
8
.38
0*
.73
2**
.20
9
.23
0
.16
4
.03
0
.26
3
-
.02
2
.23
2
.5
38
**
Sig.
(2-
taile
d)
.05
8
.02
1
.32
0
.03
8
.00
0
.26
7
.22
1
.38
6
.87
3
.16
1
.90
8
.21
7
.0
02
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
03
Pear
son
Corr
elati
on
.49
5**
.42
1*
1 .56
9**
.34
3
.30
1
.30
2
.33
6
.26
8
.37
2*
.67
0**
.44
3*
.33
4
.7
31
**
Sig.
(2-
taile
d)
.00
5
.02
1
.00
1
.06
4
.10
7
.10
5
.06
9
.15
2
.04
3
.00
0
.01
4
.07
1
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
04
Pear
son
Corr
elati
on
.30
2
.18
8
.56
9**
1 .47
1**
.30
1
.53
7**
.62
9**
.44
9*
.61
2**
.46
7**
.39
5*
.32
1
.7
48
**
Sig.
(2-
taile
d)
.10
4
.32
0
.00
1
.00
9
.10
6
.00
2
.00
0
.01
3
.00
0
.00
9
.03
1
.08
4
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
05
Pear
son
Corr
elati
on
.45
8*
.38
0*
.34
3
.47
1**
1 .54
1**
.53
0**
.24
7
.58
7**
.43
3*
.37
8*
.29
2
.27
8
.7
06
**
168
Sig.
(2-
taile
d)
.01
1
.03
8
.06
4
.00
9
.00
2
.00
3
.18
8
.00
1
.01
7
.04
0
.11
8
.13
7
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
06
Pear
son
Corr
elati
on
.23
4
.73
2**
.30
1
.30
1
.54
1**
1 .51
2**
.24
1
.21
6
.20
4
.42
3*
-
.08
4
.37
3*
.6
08
**
Sig.
(2-
taile
d)
.21
2
.00
0
.10
7
.10
6
.00
2
.00
4
.20
0
.25
2
.28
1
.02
0
.65
8
.04
2
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
07
Pear
son
Corr
elati
on
.38
3*
.20
9
.30
2
.53
7**
.53
0**
.51
2**
1 .40
3*
.59
5**
.51
5**
.37
2*
.29
2
.16
3
.6
74
**
Sig.
(2-
taile
d)
.03
7
.26
7
.10
5
.00
2
.00
3
.00
4
.02
7
.00
1
.00
4
.04
3
.11
7
.39
1
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
08
Pear
son
Corr
elati
on
.27
4
.23
0
.33
6
.62
9**
.24
7
.24
1
.40
3*
1 .21
5
.22
0
.22
3
.34
9
.21
8
.5
42
**
Sig.
(2-
taile
d)
.14
3
.22
1
.06
9
.00
0
.18
8
.20
0
.02
7
.25
3
.24
3
.23
5
.05
8
.24
8
.0
02
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
169
VA
R0
00
09
Pear
son
Corr
elati
on
.44
6*
.16
4
.26
8
.44
9*
.58
7**
.21
6
.59
5**
.21
5 1
.67
7**
.26
3
.55
7**
.35
5
.6
82
**
Sig.
(2-
taile
d)
.01
3
.38
6
.15
2
.01
3
.00
1
.25
2
.00
1
.25
3
.00
0
.16
1
.00
1
.05
4
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
10
Pear
son
Corr
elati
on
.30
5
.03
0
.37
2*
.61
2**
.43
3*
.20
4
.51
5**
.22
0
.67
7**
1 .41
2*
.51
7**
.25
8
.6
54
**
Sig.
(2-
taile
d)
.10
2
.87
3
.04
3
.00
0
.01
7
.28
1
.00
4
.24
3
.00
0
.02
4
.00
3
.16
8
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
11
Pear
son
Corr
elati
on
.12
7
.26
3
.67
0**
.46
7**
.37
8*
.42
3*
.37
2*
.22
3
.26
3
.41
2*
1 .59
6**
.40
3*
.6
75
**
Sig.
(2-
taile
d)
.50
5
.16
1
.00
0
.00
9
.04
0
.02
0
.04
3
.23
5
.16
1
.02
4
.00
1
.02
7
.0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
12
Pear
son
Corr
elati
on
.24
0
-
.02
2
.44
3*
.39
5*
.29
2
-
.08
4
.29
2
.34
9
.55
7**
.51
7**
.59
6**
1 .19
1
.5
62
**
170
Sig.
(2-
taile
d)
.20
2
.90
8
.01
4
.03
1
.11
8
.65
8
.11
7
.05
8
.00
1
.00
3
.00
1
.31
3
.0
01
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R0
00
13
Pear
son
Corr
elati
on
.41
2*
.23
2
.33
4
.32
1
.27
8
.37
3*
.16
3
.21
8
.35
5
.25
8
.40
3*
.19
1 1
.5
50
**
Sig.
(2-
taile
d)
.02
4
.21
7
.07
1
.08
4
.13
7
.04
2
.39
1
.24
8
.05
4
.16
8
.02
7
.31
3
.0
02
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TO
TA
L
Pear
son
Corr
elati
on
.61
5**
.53
8**
.73
1**
.74
8**
.70
6**
.60
8**
.67
4**
.54
2**
.68
2**
.65
4**
.67
5**
.56
2**
.55
0**
1
Sig.
(2-
taile
d)
.00
0
.00
2
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
2
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.00
2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is
significant at the
0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is
significant at the
0.05 level (2-
tailed).
171
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.874 13
Variabel Word of Mouth
Correlations
VAR
0000
1
VAR
0000
2
VAR
0000
3
VAR
0000
4
VAR
0000
5
VAR
0000
6
VAR
0000
7
VAR
0000
8
VAR
0000
9
TOT
AL
VAR
0000
1
Pearson
Correlati
on
1 .661** .445
* .710
** .355 .367
* .482
** .387
* .250
.767
**
Sig. (2-
tailed)
.000 .014 .000 .054 .046 .007 .035 .183 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR
0000
2
Pearson
Correlati
on
.661** 1 .480
** .702
** .302 .361 .729
** .349 .553
**
.871
**
Sig. (2-
tailed) .000
.007 .000 .105 .050 .000 .058 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR
0000
3
Pearson
Correlati
on
.445* .480
** 1 .491
** .361 .438
* .589
** .224 .326
.713
**
Sig. (2-
tailed) .014 .007
.006 .050 .016 .001 .233 .079 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR
0000
4
Pearson
Correlati
on
.710** .702
** .491
** 1 .210 .298 .424
* .438
* .181
.730
**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .006
.265 .110 .019 .015 .339 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
172
VAR
0000
5
Pearson
Correlati
on
.355 .302 .361 .210 1 .292 .372* .103 .315
.520
**
Sig. (2-
tailed) .054 .105 .050 .265
.117 .043 .589 .090 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR
0000
6
Pearson
Correlati
on
.367* .361 .438
* .298 .292 1 .323 -.120 .147
.514
**
Sig. (2-
tailed) .046 .050 .016 .110 .117
.082 .529 .438 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR
0000
7
Pearson
Correlati
on
.482** .729
** .589
** .424
* .372
* .323 1 .326 .656
**
.834
**
Sig. (2-
tailed) .007 .000 .001 .019 .043 .082
.078 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR
0000
8
Pearson
Correlati
on
.387* .349 .224 .438
* .103 -.120 .326 1 .090
.438
*
Sig. (2-
tailed) .035 .058 .233 .015 .589 .529 .078
.635 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR
0000
9
Pearson
Correlati
on
.250 .553** .326 .181 .315 .147 .656
** .090 1
.620
**
Sig. (2-
tailed) .183 .002 .079 .339 .090 .438 .000 .635
.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT
AL
Pearson
Correlati
on
.767** .871
** .713
** .730
** .520
** .514
** .834
** .438
* .620
** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .004 .000 .016 .000
173
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant
at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at
the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 9
Variabel Proses Keputusan Pembelian
Correlations
VAR0000
1
VAR0000
2
VAR0000
3
VAR0000
4
VAR0000
5 TOTAL
VAR0000
1
Pearson
Correlation 1 .388
* .213 .494
** .570
** .750
**
Sig. (2-tailed) .034 .257 .006 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30
VAR0000
2
Pearson
Correlation .388
* 1 .512
** .329 .211 .750
**
Sig. (2-tailed) .034 .004 .076 .263 .000
N 30 30 30 30 30 30
VAR0000
3
Pearson
Correlation .213 .512
** 1 .165 .138 .665
**
Sig. (2-tailed) .257 .004 .383 .467 .000
N 30 30 30 30 30 30
VAR0000
4
Pearson
Correlation .494
** .329 .165 1 .413
* .651
**
Sig. (2-tailed) .006 .076 .383 .023 .000
N 30 30 30 30 30 30
VAR0000
5
Pearson
Correlation .570
** .211 .138 .413
* 1 .604
**
174
Sig. (2-tailed) .001 .263 .467 .023 .000
N 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson
Correlation .750
** .750
** .665
** .651
** .604
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.706 5
Lampiran 4 Deskriptif Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pria 35 35.0 35.0 35.0
Wanita 65 65.0 65.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Berdasarkan Usia Responden
usia responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <20 14 14.0 14.0 14.0
20-30 81 81.0 81.0 95.0
31-40 4 4.0 4.0 99.0
>40 1 1.0 1.0 100.0
175
usia responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <20 14 14.0 14.0 14.0
20-30 81 81.0 81.0 95.0
31-40 4 4.0 4.0 99.0
>40 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Berdasarkan Profesi Responden
profesi responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Mahasiswa
74 74.0 74.0 74.0
Pgw Negri
1 1.0 1.0 75.0
Kary Swasta
17 17.0 17.0 92.0
Lain-lain
8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Berdasarkan Pendapatan Responden
pendapatan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <1juta 41 41.0 41.0 41.0
1-3juta 37 37.0 37.0 78.0
3-5juta 12 12.0 12.0 90.0
>5juta 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X1-1
X1-1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 1 1.0 1.0 2.0
R 16 16.0 16.0 18.0
176
S 65 65.0 65.0 83.0
SS 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X1-2
X1-2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 3 3.0 3.0 3.0
TS 3 3.0 3.0 6.0
R 21 21.0 21.0 27.0
S 55 55.0 55.0 82.0
SS 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X1-3
X1-3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 6 6.0 6.0 7.0
R 18 18.0 18.0 25.0
S 53 53.0 53.0 78.0
SS 22 22.0 22.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X2-1
X2-1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 2 2.0 2.0 2.0
TS 5 5.0 5.0 7.0
R 36 36.0 36.0 43.0
S 43 43.0 43.0 86.0
SS 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
177
X2-2
X2-2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 3 3.0 3.0 3.0
R 6 6.0 6.0 9.0
S 66 66.0 66.0 75.0
SS 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X2-3
X2-3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 4 4.0 4.0 4.0
R 17 17.0 17.0 21.0
S 61 61.0 61.0 82.0
SS 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-1
X3-1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 2 2.0 2.0 2.0
TS 6 6.0 6.0 8.0
R 24 24.0 24.0 32.0
S 49 49.0 49.0 81.0
SS 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-2
X3-2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 8 8.0 8.0 8.0
R 12 12.0 12.0 20.0
S 53 53.0 53.0 73.0
SS 27 27.0 27.0 100.0
178
X3-2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 8 8.0 8.0 8.0
R 12 12.0 12.0 20.0
S 53 53.0 53.0 73.0
SS 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-3
X3-3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 3 3.0 3.0 3.0
TS 12 12.0 12.0 15.0
R 36 36.0 36.0 51.0
S 37 37.0 37.0 88.0
SS 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-4
X3-4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 4 4.0 4.0 5.0
R 16 16.0 16.0 21.0
S 60 60.0 60.0 81.0
SS 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-5
X3-5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
R 26 26.0 26.0 27.0
S 58 58.0 58.0 85.0
SS 15 15.0 15.0 100.0
179
X3-5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
R 26 26.0 26.0 27.0
S 58 58.0 58.0 85.0
SS 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-6
X3-6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 2 2.0 2.0 2.0
R 11 11.0 11.0 13.0
S 61 61.0 61.0 74.0
SS 26 26.0 26.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-7
X3-7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
R 13 13.0 13.0 14.0
S 66 66.0 66.0 80.0
SS 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-8
X3-8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 4 4.0 4.0 5.0
R 29 29.0 29.0 34.0
S 50 50.0 50.0 84.0
SS 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
180
X3-9
X3-9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 7 7.0 7.0 7.0
R 13 13.0 13.0 20.0
S 59 59.0 59.0 79.0
SS 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-10
X3-10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 4 4.0 4.0 4.0
R 15 15.0 15.0 19.0
S 57 57.0 57.0 76.0
SS 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-11
X3-11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 4 4.0 4.0 5.0
R 28 28.0 28.0 33.0
S 52 52.0 52.0 85.0
SS 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-12
X3-12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 6 6.0 6.0 6.0
R 25 25.0 25.0 31.0
S 57 57.0 57.0 88.0
SS 12 12.0 12.0 100.0
181
X3-12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 6 6.0 6.0 6.0
R 25 25.0 25.0 31.0
S 57 57.0 57.0 88.0
SS 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X3-13
X3-13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 2 2.0 2.0 2.0
R 25 25.0 25.0 27.0
S 58 58.0 58.0 85.0
SS 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X4-1
X4-1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 17 17.0 17.0 18.0
R 35 35.0 35.0 53.0
S 34 34.0 34.0 87.0
SS 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X4-2
X4-2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 7 7.0 7.0 7.0
TS 30 30.0 30.0 37.0
R 34 34.0 34.0 71.0
S 22 22.0 22.0 93.0
SS 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
182
X4-3
X4-3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 15 15.0 15.0 15.0
R 28 28.0 28.0 43.0
S 45 45.0 45.0 88.0
SS 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X4-4
X4-4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 14 14.0 14.0 15.0
R 30 30.0 30.0 45.0
S 44 44.0 44.0 89.0
SS 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X4-5
X4-5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 3 3.0 3.0 3.0
TS 6 6.0 6.0 9.0
R 16 16.0 16.0 25.0
S 56 56.0 56.0 81.0
SS 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X4-6
X4-6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 3 3.0 3.0 3.0
TS 8 8.0 8.0 11.0
R 20 20.0 20.0 31.0
183
S 52 52.0 52.0 83.0
SS 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X4-7
X4-7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 11 11.0 11.0 11.0
TS 24 24.0 24.0 35.0
R 27 27.0 27.0 62.0
S 33 33.0 33.0 95.0
SS 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X4-8
X4-8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 3 3.0 3.0 3.0
R 11 11.0 11.0 14.0
S 62 62.0 62.0 76.0
SS 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X4-9
X4-9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 19 19.0 19.0 19.0
TS 27 27.0 27.0 46.0
R 25 25.0 25.0 71.0
S 23 23.0 23.0 94.0
SS 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
184
Y-1
Y-1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 3 3.0 3.0 4.0
R 12 12.0 12.0 16.0
S 56 56.0 56.0 72.0
SS 28 28.0 28.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Y-2
Y-2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 2 2.0 2.0 2.0
TS 10 10.0 10.0 12.0
R 12 12.0 12.0 24.0
S 52 52.0 52.0 76.0
SS 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Y-3
Y
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 3 3.0 3.0 3.0
TS 16 16.0 16.0 19.0
R 13 13.0 13.0 32.0
S 48 48.0 48.0 80.0
SS 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Y- 4
Y
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 5 5.0 5.0 5.0
R 10 10.0 10.0 15.0
185
S 61 61.0 61.0 76.0
SS 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Y-5
Y
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
R 13 13.0 13.0 14.0
S 58 58.0 58.0 72.0
SS 28 28.0 28.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
top related