analisis pelaporan keuangan

Post on 13-Sep-2015

3 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

analisis penggunaan laporan keuangan

TRANSCRIPT

Premium Jadi Nonsubsidi, Jebakan Pemerintah di Akhir Tahun?Kebijakan pemerintah di akhir tahun sebagai respons rekomendasi TRTKM.Jum'at, 2 Januari 2015 08:14

VIVAnews -Kebijakan pemerintah pada akhir 2014 yang menghapus subsidi BBM jenis RON 88, namun tetap memberikan subsidi BBM jenis Solar kepada golongan masyarakat tertentu, pada dasarnya telah memenuhi ketentuan UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang migas maupun Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2004. Ini, sekaligus dinilai sudah memenuhi harapan publik jika dikaitkan dengan harga minyak dunia yang beberapa bulan terakhir menurun.Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano Zakaria mengatakan, pada dasarnya kebijakan penghapusan subsidi pada BBM RON 88, seperti 'Jebakan Batman' yang merupakan perangkap bagi masyarakat ketika harga minyak dunia naik. Dari sisi pemerintah ini sangat menguntungkan, karena beban subsidi BBM akan menjadi minim untuk selamanya.Menurutnya, dengan pemerintah menetapkan BBM solar sebagai satu-satunya jenis BBM yang disubsidi untuk "Golongan Masyarakat Tertentu" bagi kendaraan bermotor angkutan umum, pada dasarnya tidak memenuhi rasa keadilan bagi masyakat."Angkutan umum, seperti angkutan pedesaan, angkutan kota sejenis mikrolet yang milik perorangan dan menggunakan BBM premium memang dipergunakan oleh 'wong cilik' akan menilai keberadaan mereka tidak diperhitungkan oleh pemerintah. Ini berpotensi menimbulkan 'protes' dan menjadi bahan 'polemik'," tuturnya.Selain itu, katanya, kendaraan angkutan umum milik dan atas nama badan usaha perusahaan angkutan umum jelas sangat bisa dibuktikan publik merupakan alat bisnis bagi pengusaha golongan mampu yang mengutamakan 'profit oriented'. Sementara angkutan umum milik perorangan, dominan sebagai alat angkutan umum orang dan barang kebutuhan sehari-hari yang jadi alat angkutan rakyat kecil."Sangat disayangkan, mengapa hal ini tidak menjadi pertimbangan bagi pemerintah ketika menetapkan kebijakan tersebut," terang pria yang juga Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik, itu.Respons TRTKMSofyano mengungkapkan bahwa kebijakan yang ditetapkan pemerintah di akhir tahun, sepertinya merespons rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM). Akan tetapi, juga terkesan menjadikan pemerintah, seperti bingung atas rekomendasi tim tersebut."RON 88 memang tidak jadi dihapus. Ini, merupakan ketidak setujuan pemerintah atas rekomendasi TRTKM. Namun, pemerintah membuat kebijakan membingungkan yang menetapkan adanya dua harga yang berbeda pada BBM RON 88," jelasnya.Adapun bahan bakar khusus (BBK) RON 88 ditetapkan dijual melalui sistem penugasan dengan margin kepada badan usaha penerima tugas dua persen. Sedangkan, BBM Umum RON 88 dijual dengan harga plus margin badan usaha maksimal 10 persen atau dengan harga ditambah margin minimal lima persen."Ini memberi peluang diselewengkannya BBK ke bahan bakar Umum," katanya

KomentarPemerintah secara resmi telah menghapus subsidi bbm jenis premium, pemerintah menilai beban anggaran subsidi premium sudah terlalu besar. Hamper setiap tahun anggran pemerintah hanya selalu berfokus untuk mensubsidi premium. Bagi masyarakat yang kurang mengerti kondisi ekonomi, hal ini pasti sangat merugikan. Premium adalah salah satu bahan bakar yang paling sering di konsumsi masyarakat Indonesia selain solar. Kita sendiri juga tahu bahwa hamper setiap masyarakat Indonesia memiliki kendaraan bermotor, hal ini juga akan berdampak bertambah nya biaya kehidupan masyarakat Indonesia. Pandangan tentang kenaikan bbm jenis premium tentu dengan kembali naiknya harga kebutuhan pokok. tidak hanya kebutuhan pokok jenis pangan. Harga barang barang pun ikut naik. Alas an para pedagang serta distributor yang menyebutkan bahwa degan naiknya bbm jenis premium makan biaya transportasi barang barang serta kebutuhan pokok juga meningkat. Para supir angkutan umum juga melakukan protes, dengan naaiknya bbm jenis premium, jelas biaya mereka naik. Dan mereka terpaksa juga menaikkan tariff angkutan umum mereka. Siapa yang di rugikan? Jelas masyarakat yang dirugikan dengan keaadaan ini. Bagi msayarakat kecil yang penghasilan nya tetap juga akan berdampak buruk bagi kondisi ekonomi nya. Dimana kebutuhan hidup naik, tapi penghasilan nya tidak bertambah.Kondisi ini memang menjadikan dampak yang negative dari naiknya bbm bersubsidi jenis premium, tetapi pemerintah menjelaskan bahwa kenaikan ini untuk mengalihkan anggaran subsidi bbm premium ke anggaran pendidikan serta kesehatan Negara Indonesia. Untuk tahap baru seperti ini, masyarakat pasti belum bisa merasakan nya.

Pemerintah Target Ekspor 2015 Sebesar US$192,5 MiliarAkan diperbanyak ekspor non migas, libatkan Kementerian Perindustrian.Selasa, 6 Januari 2015 19:26

VIVAnews- Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor tahun ini sebesar US$192,5 miliar. Angka ini meningkat 4,4 persen dibanding target ekspor 2014."Perkiraan ekspor tahun ini US$192,5 miliar. Tahun 2014 itu perkiraan ekspornya US$184,3 miliar," kata Partogi Pangaribuan, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa 6 Januari 2015.Partogi optimistis target ekspor pada 2015 tercapai, karena ada perbaikan ekonomi global, terutama pada perekonomian Amerika dan Eropa. "Kami yakin ekspor kita akan meningkat pada triwulan I-2015," kata dia.

Partogi mengatakan, penurunan harga minyak mentah dunia juga berpengaruh kepada optimisme pemerintah untuk mencapai target ekspor US$192,5 miliar pada 2015"Penurunan harga minyak mentah dunia menyebabkan menggeliatnya industri luar negeri dan meningkatkan daya beli barang. Dibantu Kementerian Perindustrian, kami juga akan membuat barang-barang yang diminati pasar luar negeri," ujar Partogi.Peningkatan target ekspor tersebut berkaitan dengan target Menteri Perdagangan. ["Selama ini, kami menargetkan yang tidak pernah seperti sekarang, yaitu (peningkatan ekspor sebesar) 300 persen, 3 kali lipat untuk lima tahun ke depan," kata dia.Sementara itu, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, mengatakan, ada beberapa komoditas non migas yang menjadi unggulan ekspor. Seperti produk manufaktur, produk elektronik, produk kertas, furnitur, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta logam.\"Lalu, ada otomotif, mesin, plastik, peralatan medis, alas kaki, produk karet, kerajinan, kulit, serta minyak atsiri," kata Ishak.

komentarPendapatan Negara republik Indonesia kebanyakan berasal dari pajak. Sealin pajak, pendapatan Indonesia juga banyak yang berasal dari aktivitas ekspor. Produk yang dibuat di dalam negeri dan mempunyai nilai jual yang tinggi akan di kirim ke luar negeri yang mempunyai potensi untuk membeli barang barang yang dihasilkan. Selain pemerintah, yang mendapatkan keuntungan dari aktivitas impor, Para pengusaha juga akan mendapatkaan keuntungan, serta kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Indonesia juga akan meningkat karena sudah bisa menjual produk dalam negeri ke pasar internasional. Perkiraan ekspor tahun ini US$192,5 miliar. Tahun 2014 itu perkiraan ekspornya US$184,3 miliar, kenaikan ini diperkiran karena ada perbaikan ekonomi global, terutama pada perekonomian Amerika dan Eropa ekonomi pada tahun 2015 mengalami kemajuan yang cukup baik bagi kondisi pasar internasional. "Kami yakin ekspor kita akan meningkat pada triwulan I-2015. penurunan harga minyak mentah dunia juga berpengaruh kepada optimisme pemerintah untuk mencapai target ekspor US$192,5 miliar pada 2015. Dengan begitu yakin nya menteri perdagangan Indonesia bisa dipastikan bahwa adanya peningkatan dalam mendukung ekspor ke luar negeri. Menteri perdagangan mentargetkan akan ada peningkatan 300 persen ekspor untuk jangka waktu 5 tahun ke depan. Target yang cukup besar, tetapi mengingat besar nya potensi industry indonesai tentu bukan hal yang tidak mungkin untuk mencapai target tersebut. Pemerintah harus lebih fokus kepada peningkatan ekspor seperti mendukung industry industry yang memiliki kualitas agar semakin dapat menambah produksi barang yang mereka ciptakan.dengan semakin banyak nya industry yang mampu menciptakan kualiatas barang international maka ekspor Indonesia pun akan meningkat. Menteri perdagangan Dibantu Kementerian Perindustrian, akan membuat barang-barang yang diminati pasar luar negeri.Hal lain yang menyebabkan ekspor barang Indonesia meningkat adalah Penurunan harga minyak mentah dunia menyebabkan menggeliatnya industri luar negeri dan meningkatkan daya beli barang. Harga minyak yang turun otomatis biaya impor minyak menurun dan menyebabkan adanya kelebihan anggaran yang menyebabkan para Negara beralih membeli barang non migas. Kondisi ini mengakibatkan pasar akan beralih ke komoditi lain seperti barang barang impor. Dengan semakin dekat nya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) Indonesia harus semakin aktif dalam peningkatan ekspor barang dalam negeri agar kualitas dari sumber daya serta produksi semakin di percayai oleh dunia internasional. Dengan meningkatnya ekspor

Harga Elpiji 12 Kg Naik, Migrasi Konsumen Tak SignifikanHarga jual elpiji biru di agen menjadi Rp11.255 per kilogram.Rabu, 7 Januari 2015 08:18VIVAnews- Kenaikan harga elpiji 12 kilogram diawal tahun ini dinilai belum berdampak signifikan terhadap migrasi konsumen. Pertamina telah memberlakukan penyesuaian harga elpiji non subsidi kemasan 12 kg sebesar Rp1.500 per kg terhitung sejak tanggal 2 Januari 2015.Kebijakan menaikan harga elpiji biru ini disebut Pertamina merupakan pelaksanaan roadmap penyesuaian harga elpiji 12 kilogram sesuai dengan kaidah bisnis korporasi.Dengan begitu, harga jual elpiji 12 kilogram, naik dari Rp7.569 per kilogram menjadi Rp9.069 per kilogram. Kalau ditambahkan dengan komponen biaya lain seperti transportasi, pengisian di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), marjin agen, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPn), harga jual di agen menjadi Rp11.255 per kilogram.Upik, pemilik pangkalan gas elpiji di Jalan Yogya-Samas, Rabu 7 Januari 2015, mengatakan bahwa migrasi pengguna gas elpiji 12 kilogram ke gas elpiji 3 kilogram sudah berlangsung ketika Pertamina menaikkan harga tabung gas elpiji 12 kilogram pada pertengahan bulan Agustus 2014 lalu.Menurut Upik, permintaan tabung gas elpiji 12 kilogram masih stabil dalam kisaran 5 hingga 10 tabung gas per bulan. Namun untuk permintaan tabung gas 3 kilogram sudah mencapai lebih dari 100 tabung per harinya.

"Kalau dituruti maka permintaan tabung gas 3 kilogram bisa mencapai ratusan tabung namun pasokan dari agen dibatasi," ujar Upik di Yogyakarta.Untuk harga tabung gas elpiji 3 kilogram juga tidak ada kenaikan masih dalam kisaran Rp16 ribu hungga Rp17 ribu per tabung. Namun ketika sudah sampai di tingkat pengecer, bisa dijual Rp 20.000 per tabung gas elpiji 3 kilogram."Semakin jauh letak pengecer dengan pangkalan maka semakin mahal karena butuh biaya transportasi yang tidak sedikit," kata Upik. Ari, pengecer gas, dalam kesempatan terpisah menyebutkan bahwa stok gas elpiji 12 kilogram sebanyak lima tabung hingga saat ini belum laku meski sudah dua bulan disimpan. "Yang laku tetap saja gas elpiji 3 kilogram dengan harga per tabungnya mencapai Rp20.000. Sedangkan untuk tabung gas elpiji 12 kilogram dijual Rp145.000 per tabung," kata Ari. Sejak harga gas elpiji 12 kilogram dinaikkan pada Agustus lalu, ia melanjutkan, sudah banyak konsumen yang biasanya menggunakan tabung gas 12 kilogram beralih ke tabung gas 3 kilogram. Karena harga yang lebih murah. "Tabung gas elpiji beserta isinya jika ingin membeli dilayani dengan harga Rp150.000. Namun untuk konsumen yang menukar tabungnya saja maka mengeluarkan Rp20.000 pertabungnya," kata Ari. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pemkab Bantul, Sulistyanta, mengatakan belum terlihat ada migrasi yang mencolok dari konsumen elpiji 12 kilogram ke elpiji 3 kilogram. "Dari pantauan kami di tingkat pangkalan tidak ada migrasi besar-besaran namun memang ada peningkatan permintaan tabung gas elpiji 3 kilogram," kata Sulistyanta. Untuk mengantisipasi kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilogram maka Pemkab telah mengajukan tambahan kuota pasokan gas elpiji 3 kilogram kepada Pertamina sebanyak 25 persen dari kuota harian 20.000 tabung gas menjadi 25.000 tabung. "Tambahan 5.000 tabung gas elpiji 3 tiga kilogram diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan tidak ada kelangkaan," kata SulistyantaKomentar Pemerintah kembali menaikan harga gas elpiji non subsidi 12 kg, Kebijakan menaikan harga elpiji biru ini disebut Pertamina merupakan pelaksanaan roadmap penyesuaian harga elpiji 12 kilogram sesuai dengan kaidah bisnis korporasi. harga jual elpiji 12 kilogram, naik dari Rp7.569 per kilogram menjadi Rp9.069 per kilogram. Kalau ditambahkan dengan komponen biaya lain seperti transportasi, pengisian di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), marjin agen, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPn), harga jual di agen menjadi Rp11.255 per kilogram. Konsumen pasti akan cukup terkejut dengan kenaikan ini, walaupun hanya naik 1500 rupiah per kilo tetap saja pengeluaran konsumen akan meningkat. Banyak respon dari kenaikan harga elpiji 12 kg. para konsumen yang sudah terlanjur suka memakai tabung 12kg tentu akan terus menggunakan tabung 12kg meningat jumlah tabung 12kg yang cukup besar di banding tabung 3kg yang cepat habis. Respon lain dari konsumen adalah dengan bermigrasi ke tabung 3kg. dengan jumlah gas yang lebih sedikit otomatis konsumen harus di repotkan dengan lebih sering mengganti tabung gas elpiji tersebut. Masyarakat seoertinya tidak terlalu di pusingkan dengan naiknya harga gas elpiji 12 kg. masyarakat menilai naik nya harga elpiji tidak terlalu mempengatuhi harga kebutuhan pokok yang harus di penuhi. Respon masyarakat tidak seheboh kenaikkan harga bbm bersubsidi. Tetapi menjadi hal yang harus diperhatian juga bahwa dengan naiknya elpiji maka masyarakat yang selalu menggunakan elpiji seperti restoran dan rumah makan akan mengalami kenaikan.

Laba Bersih BNI Tumbuh 16,4 PersenTotal pendapatan operasional mencapai Rp23,68 triliun.Kamis, 30 Oktober 2014

VIVAnews -PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan laba sebesar Rp7,61 triliun pada kuartal III-2014 atau 16,4 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama 2013.

"Total pendapatan operasional mencapai Rp23,68 triliun atau tumbuh 13 persen dibanding kuartal III-2013," ujar Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 30 Oktober 2014.Pada paparan kinerja keuangan BNI kuartal III-2014 itu disebutkan pendapatan bunga bersih (net interest income) berkontribusi Rp16,39 triliun (naik 18,6 persen) terhadap total pendapatan operasional. Sumber pendapatan operasional lainnya berasal dari pendapatan non-bunga yang mencapai Rp7,29 triliun. Sementara itu, penyaluran kredit BNI tumbuh 14,1 persen di atas realisasi kredit pada periode yang sama 2013 atau mencapai Rp267,94 triliun. Komposisi sebesar 75,3 persen dialokasikan untuk sektorbusiness bankingdan 19,4 persen untuk sektorconsumerdanretail banking. Realisasi kredit tersebut menempatkanloan to deposit ratio(LDR) BNI pada posisi 85,7 persen atau meningkat tipis dibanding periode sebelumnya yang berada pada level 84,7 persen.

Sementara itu,net NPLmaupungross NPLjuga turun.Net NPLturun dari 0,6 persen pada kuartal III-2013 menjadi 0,5 persen pada kuartal III-2014.Gross NPLpada periode yang sama turun dari 2,4 persen menjadi 2,2 persen. Rasio pencadangan (coverage ratio) menjadi 129 persen, meningkat dari 125,2 persen pada kuartal III-2013.

Komentar Bank BNI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia menutup kuartal ke III tahun 2014 dengan laba yang cukup tinggi di bandingkan pada kuartal sebelumnya. Pada kuartau ke III tahun 2014 PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan laba sebesar Rp7,61 triliun pada kuartal III-2014 atau 16,4 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama 2013. Total pendapatan operasional mencapai Rp23,68 triliun atau tumbuh 13 persen dibanding kuartal III-2013. Laba yang di hasilkan pada kuartal ke III tahun 2014 meningkat di ikuti dengan peningkatan total pendapat operational. Pendapatan tersebut bisa di jelaskan lagi dari mana saja pendapatan nya meningkat.Pada paparan kinerja keuangan BNI kuartal III-2014 itu disebutkan pendapatan bunga bersih (net interest income) berkontribusi Rp16,39 triliun (naik 18,6 persen) terhadap total pendapatan operasional. Dengan naiknya pendapatan bunga bersih maka bisa di tarik kesimpulan bahwa para nasabah bank BNI pada kuartal ke III tahun 2014 lebih aktif dalam melakukan aktivitas yang melibatkan bank. Seperti menabung melakukan pinjaman dan sebagai nya. Peran nasabah yang aktif akan memberikan keuntungan pendapatan bunga pada bank tempat para nasabah tersebut berlabuh. Sumber pendapatan operasional lainnya berasal dari pendapatan non-bunga yang mencapai Rp7,29 triliun. Sementara itu, penyaluran kredit BNI tumbuh 14,1 persen di atas realisasi kredit pada periode yang sama 2013 atau mencapai Rp267,94 triliun. Komposisi sebesar 75,3 persen dialokasikan untuk sektorbusiness bankingdan 19,4 persen untuk sektorconsumerdanretail banking. Realisasi kredit tersebut menempatkanloan to deposit ratio(LDR) BNI pada posisi 85,7 persen atau meningkat tipis dibanding periode sebelumnya yang berada pada level 84,7 persen. Selain pendapatan bunga yang emningkat aktivitas dari kegiatan bank BNI cukup baik dimana semua sektor pendapatan meningkat. Dengan kata lain bahwa kondisi keuangan bank BNI kuartal ke III tahun 2014 lebih baik dibandingkan kuartal tahun lalu.

top related