analisis pdb - pdrb
Post on 09-Mar-2016
58 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
ANALISIS PDB/PDRB
-
2
I. PENDAHULUAN
II. ANALISIS PDB/ PDRB
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/ WILAYAH
C. ANALISIS MAKRO
OUTLINE
-
3
I. PENDAHULUAN
Apa saja yang dapat dijelaskan dari PDB/PDRB ?
Tujuan Pelatihan:
Memahami bagaimana menganalisis data PDB/PDRB serta
indikator makro yang diturunkan, analisis lanjutan serta
hubungan komponen PDB/PDRB dengan variabel lain.
-
4
Analisis data PDRB:
Mengkaji, menguraikan atau mengartikan makna data PDRB
serta membandingkannya baik antar-wilayah (daerah), antar-
waktu, maupun antar-variabel.
Mengapa perlu analisis PDRB?
Untuk mengetahui dan mempelajari faktor-faktor penyebab
terjadinya perbedaan dan fluktuasi ekonomi. Selain itu juga
dilakukan analisis agregat makro lain yang diturunkan dari
PDRB (adhb maupun adhk)
Hasil analisis dapat dijadikan masukan bagi pemerintah daerah
dalam menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi.
I. PENDAHULUAN - lanjutan
-
Contoh penggunaan PDB dalam pengambilan kebijakan
Essential SNA: Building the basics p.19
5
INDIKATOR KEBIJAKAN
Defisit Pemerintah dan rasio hutang terhadap PDB
Kebijakan moneter dan public finance
Pertumbuhan ekonomi, rasio R&D terhadap PDB, rasio kapital terhadap PDB
Produktivitas dan kebijakan pertumbuhan
Rasio konsumsi pertahanan terhadap PDB
Kebijakan pertahanan
PDB perkapita - Mengidentifikasi negara yang membutuhkan bantuan finansial dan sebagai ukuran pemberantasan kemiskinan
- Salah satu alokator DAU
Essential SNA, Box II.1
I. PENDAHULUAN - lanjutan
-
6
Analisis antar-wilayah:
Membandingkan kondisi suatu daerah terhadap daerah
lain
Stratifikasi atau bloking menurut daerah yang punya
karakteristik relatif homogen
Melihat perbedaan kecepatan pembangunan sosial-
ekonomi antara daerah
6
I. PENDAHULUAN - lanjutan
-
7
Analisis antar-waktu:
Analisis titik (point analysis): lebih menitik beratkan
pada perbandingan variabel (komponen) pada saat
tertentu
Analisis runtun waktu (time series analysis): lebih
menitikberatkan pada perbandingan antar-waktu, baik
tahunan maupun interval waktu lain
Analisis secara bersama-sama (panel analysis):
perpaduan analisis titik dan runtun waktu, yang memberi
gambaran tentang perubahan komposisi maupun
perkembangan yang terjadi.
7
I. PENDAHULUAN - lanjutan
-
8
II. ANALISIS PDB/ PDRB
Agregat pokok SNA = PDB
A. Monitoring perilaku ekonomi
manfaat
(SNA 2008: 1.28 - 1.35)
B. Perbandingan antar negara/wilayah
C. Analisis makro ekonomi
-
9
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI
1. Nilai Nominal PDB/ PDRB
Sisi Produksi
Total produksi barang dan jasa akhir dikurang impor*)
Besaran nilai tambah masing-masing aktivitas ekonomi (PDRB atas dasar harga berlaku)*)
Untuk mengetahui potensi ekonomi daerah dalam mengelola SDA dan SDM-nya
Sisi Pengeluaran
Nilai pengeluaran keseluruhan barang dan jasa, dinilai dengan harga pasar, yang digunakan untuk tujuan konsumsi akhir (termasuk yang berasal dari impor),
Bagaimana produk barang dan jasa digunakan untuk konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri atau luar daerah.
*) Understanding National Accounts: Second Edition OECD 2014 p.507
-
10 10
Semakin tinggi PDRB, semakin tinggi kapasitas produksi barang dan jasa serta kapasitas konsumsi
Dapat mengetahui posisi PDRB suatu daerah dibanding daerah lain
Contoh Analisis Nominal PDB/ PDRB
0
500 000
1 000 000
1 500 000
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Provinsi Tahun 2014
(Miliar Rupiah)
Tertinggi
Terendah
"meng-highlight" provinsi tertentu
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
2. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu.
Untuk mengukur kinerja ekonomi daerah pada periode tertentu
Dihitung dari PDRB ADH konstan
11
Keterangan:
r = laju pertumbuhan (%)
Yt = PDRB adhk tahun ket (nominal)
Yt 1 = PDRB adhk tahun sebelumnya (nominal)
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
12 12
2. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Penyerapan Tenaga Kerja
Pertumbuhan yang positif menunjukkan ada kenaikan produksi
barang dan jasa
Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Pertumbuhan ekonomi akan diikuti penurunan angka pengangguran Understanding National Accounts: Second Edition OECD 2014 p.88
Terdapat asumsi linearitas
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
Dapat mengetahui posisi pertumbuhan suatu daerah dibanding
daerah lain dan Nasional
Contoh Analisis Laju Pertumbuhan Ekonomi
13
0.00
5.00
10.00
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH
Laju Pertumbuhan Menurut Provinsi Tahun 2014 (%)
"meng-highlight" provinsi tertentu
Pertumbuhan Nasional
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
-5
0
5
10
15
2009 2010 2011 2012 2013* 2014**
Laju Pertumbuhan Provinsi Y Tahun 2009 - 2014
(%)
Pertumbuhan Positif tapi Melambat
Pertumbuhan Negatif
Fenomena, lapangan usaha, atau komponen apa yang
menyebabkan pertumbuhan melambat atau negatif..?
Contoh Analisis Laju Pertumbuhan Ekonomi
14
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
3. Peranan/ Kontribusi Ekonomi
Proporsi masing-masing lapangan usaha/ komponen
terhadap total PDRB ADH Berlaku
Peran/kontribusi masing-masing lapangan usaha
dalam kemampuan menciptakan nilai tambah
Struktur ekonomi (pergeseran)
Sektor primer, sekunder, dan tersier.
15
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
16 16
Industri Pengolahan
14%
Konstruksi 13%
Perdagang Besar dan
Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 17%
Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi A
Tahun 2014 (%)
Pertambangan dan
Penggalian, 50%
Industri Pengolahan,
19%
Konstruksi, 8%
Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi B
Tahun 2014 (%)
Lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar di Provinsi A dan Provinsi B Tahun 2014
Contoh Analisis Kontribusi Ekonomi
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
17 17
Pertambangan dan
Penggalian, 50%
Industri Pengolahan,
19%
Konstruksi, 8%
Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi X
Tahun 2014 (%)
Selama periode 2010 - 2014, kontribusi industri pengolahan di Provinsi X menurun dari 23 % ke 19 %, sedangkan kontribusi pertambangan dan penggalian meningkat dari 48 % ke 50 %
Pertambangan dan
Penggalian, 48%
Industri Pengolahan,
23%
Konstruksi, 7%
Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi X
Tahun 2010 (%)
Contoh Analisis Kontribusi Ekonomi
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
18 18
Perekonomian Provinsi X ditunjang oleh lapangan usaha tersier, sedangkan
perekonomian Provinsi Y ditunjang oleh lapangan usaha primer
Primer, 0.35%
Sekunder, 27.25%
Tersier, 72.39%
Kontribusi Lapangan Usaha Primer, Sekunder dan Tersier dalam PDRB Provinsi X Tahun 2014 (%)
Primer, 56.78%
Sekunder, 27.11%
Tersier, 16.11%
Kontribusi Lapangan Usaha Primer, Sekunder dan Tersier dalam PDRB
Provinsi Y Tahun 2014
(%)
Contoh Analisis Kontribusi Ekonomi
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
4. Pendapatan perkapita
Pendapatan Regional dibagi dengan total penduduk
pertengahan tahun
Mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu
daerah secara umum.
19
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
20
Contoh Analisis PDRB Perkapita
0
20 000
40 000
60 000
80 000
100 000
120 000
140 000
160 000
180 000
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH
PDRB Perkapita Menurut Provinsi Tahun 2014 (%)
PDB Perkapita
Tertinggi
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
5. Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Seberapa besar bagian dari masing-masing lapangan usaha/komponen dalam penciptaan laju pertumbuhan ekonomi.
Tingkat pertumbuhan dikalikan dengan penimbangnya.
21
keterangan:
SOGit = Sumber pertumbuhan lapangan usaha/komponen ke-i
pada tahun ke-t (%)
yit = NTB adhk lapangan usaha/komponen ke-i pada tahun
ke-t (nominal)
yit 1 = total NTB adhk pada tahun sebelumnya (nominal)
=
%
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
22 22
3,09 3,14 Industri Pengolahan
3,07
1,85 1,81 Konstruksi 1,54
-
4.00
8.00
2012 2013 2014
Sumber Pertumbuhan Provinsi X Tahun 2012-2014 (%)
7,11 7,32 7,63
Selama periode 2012 2014, lapangan usaha industri pengolahan dan konstruksi menjadi sumber pertumbuhan. Tahun 2014, dengan pertumbuhan 7,32 persen, industri pengolahan dan konstruksi menyumbang 3,07 persen dan 1,54 persen.
Contoh Analisis Sumber Pertumbuhan
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
6. Indeks Implisit (PDRB Deflator)
Perbandingan antara PDRB ADH Berlaku dan PDRB ADH Konstan
Indeks implisit dapat dihitung dengan formula:
23
keterangan : It = Indeks Implisit Xi t = PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun ke - t Yi t = PDRB atas dasar harga konstan pada tahun ke - t
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
Contoh Analisis Indeks Implisit
24
Indeks Implisit Provinsi X Menurut Lapangan Usaha, 2010 2014 (%)
LAPANGAN USAHA/INDUSTRY 2010 2011 2012 2013* 2014**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 100,00 105,19 109,75 114,15 120,29
B Pertambangan dan Penggalian 100,00 100,62 99,60 89,78 73,75
C Industri Pengolahan 100,00 106,23 110,15 112,60 120,27
D Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 89,42 98,01 83,23 98,59
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 100,00 102,54 104,14 109,89 115,73
F Konstruksi/Construction 100,00 101,71 107,73 111,73 132,15
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 100,00 95,08 100,92 108,14 116,58
H Transportasi dan Pergudangan 100,00 107,21 115,28 127,84 134,67
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 106,97 110,73 119,51 128,93
J Informasi dan Komunikasi 100,00 102,27 106,30 102,11 109,93
K Jasa Keuangan dan Asuransi 100,00 105,13 114,83 120,49 126,69
L Real Estat 100,00 104,73 113,23 116,23 120,75
M,N Jasa Perusahaan 100,00 103,65 109,77 110,30 113,42
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 100,00 106,83 110,42 115,45 121,00
P Jasa Pendidikan 100,00 101,01 103,13 103,70 105,29
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 103,48 106,93 110,81 116,08
R,S,T,U Jasa lainnya 100,00 103,46 105,38 108,35 111,48
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 102,00 104,56 102,87 102,46
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
7. Laju Indeks Implisit
Laju indeks implisit menggambarkan perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen.
Pertumbuhan indeks implisit dihitung dengan formula:
25
It = Laju Indeks implisit tahun ke-t terhadap tahun sebelumnya.
It = Indeks implisit tahun ke-t
It-1 = Indeks implisit tahun sebelumnya
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
26 26
(2.00)
(1.50)
(1.00)
(0.50)
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
2011 2012 2013* 2014**
Laju Indeks Implisit Provinsi X Tahun 2011 - 2014
(Persen)
Penurunan laju implisit di Provinsi X tahun 2013 disebabkan oleh penurunan harga komoditas pertambangan, listrik dan infokom
Contoh Analisis Laju Indeks Implisit
A. MONITORING PERILAKU EKONOMI - lanjutan
-
27
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH
27
Indeks Williamson
Mengetahui ada-tidaknya kesenjangan (ketidak-merataan) distribusi pendapatan antar daerah dalam suatu
perekonomian.
Indeks Williamson bernilai antara nol dan satu. Jika nilainya mendekati satu berarti kesenjangan ekonomi
antar daerah tinggi, dan sebaliknya
Iw = Indeks Williamson
Yi = PDRB perkapita daerah i
Yn = PDRB perkapita untuk semua daerah
n = Jumlah penduduk untuk semua daerah
i = Jumlah penduduk daerah i
-
PROVINSI yi i yi - Yn (yi - Yn)2 i/n (yi - Yn)2 . i/n
A 25.256 4.661.493 -15.054,72 226.644.723,81 0,02 4.410.244,11
B 36.144 13.078.508 -4.166,92 17.363.239,31 0,05 947.940,16
C 30.922 4.875.288 -9.388,51 88.144.150,60 0,02 1.793.848,33
D 104.341 5.879.020 64.030,41 4.099.893.788,81 0,02 100.616.566,34
E 43.704 3.177.200 3.393,43 11.515.378,81 0,01 152.726,62
F 36.893 7.544.420 -3.417,36 11.678.380,41 0,03 367.790,45
G 23.294 1.752.549 -17.016,03 289.545.202,33 0,01 2.118.255,78
H 27.343 7.624.881 -12.967,75 168.162.458,21 0,03 5.352.468,24
I 39.862 1.276.687 -448,05 200.750,49 0,01 1.069,87
J 90.627 1.821.544 50.316,62 2.531.761.970,46 0,01 19.251.055,85
........... ........... ........... ........... ........... ...... ...........
Y 32.092 2.267.274 -8.218,15 67.537.968,08 0,01 639.210,52
Z 30.284 2.689.719 -10.026,37 100.528.122,99 0,01 1.128.720,51
AA 33.813 8.010.555 -6.497,33 42.215.274,29 0,03 1.411.640,70
AB 30.509 2.325.677 -9.801,13 96.062.086,59 0,01 932.595,60
AC 21.460 1.059.851 -18.850,88 355.355.551,60 0,00 1.572.171,86
AD 22.194 1.195.186 -18.116,57 328.210.140,19 0,00 1.637.492,30
AE 18.189 1.574.539 -22.121,44 489.358.238,20 0,01 3.216.415,59
AF 20.068 1.081.734 -20.242,43 409.756.047,21 0,00 1.850.280,91
AG 65.157 807.319 24.846,32 617.339.834,77 0,00 2.080.468,71
AH 37.858 2.936.495 -2.452,52 6.014.858,69 0,01 73.730,40
Nasional 40.310 239.556.547 (yi - Y)2 . fi/n 1.028.344.839,96
(yi - Y)2 . fi/n 32.067,82
Vw =( (yi - Y)2 . fi/n ) / Y 0,80 28 28
Contoh Penghitungan Indeks Williamson di Negara Z Tahun 2014
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
29
Indeks Williamson - lanjutan
Contoh hasil perhitungan Indeks Williamson
*Dimana pulau Z terdiri dari propinsi A, B, C, D, E dan F
Indeks Williamson Intra Propinsi dan Pulau
Propinsi Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
A 0,303 0,246 0,401 0,559 0,699
B 0,505 0,561 0,492 0,442 0,448
C 0,507 0,578 0,582 0,572 0,564
D 0,271 0,256 0,262 0,257 0,288
E 0,213 0,218 0,214 0,206 0,207
F 0,678 0,575 0,524 0,024 0,027
Pulau Z* 0,400 0,408 0,412 0,402 0,394
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
30
Analisis Shift Share
Mengetahui tingkat perkembangan ekonomi dan kecenderungan transformasi struktur perekonomian
wilayah
Mengetahui kemampuan kompetitif lapangan usaha di suatu wilayah dan lapangan usaha unggulan masing-
masing wilayah (misal: kecamatan, kab/kot, propinsi)
Melihat sumbangan (share) lapangan usaha/komponen terhadap perekonomian wilayah, dan yang mengalami kemajuan selama periode pengukuran
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
31
Hasil Perhitungan Dengan Metode SS di Provinsi X
Lapangan Usaha Tahun
Rerata 2006 2007 2008 2009 2010*
1. Pertanian, kehutanan, & perikanan 4,18 4,90 3,97 4,89 2,64 4,12
2. Pertambangan dan penggalian -0,54 -1,61 -1,02 1,45 0,74 -0,19
3. Industri Pengolahan 8,68 7,95 11,34 10,81 11,71 10,10
4. Pengadaan Listrik dan Gas 4,21 4,89 4,19 4,21 5,19 4,54
... ... ... ... ... ... ...
15. Jasa Pendidikan 4,21 4,89 5,19 6,21 6,99 5,50
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,02 7,91 6,23 8,26 8,03 7,29
17. Jasa lainnya 0,95 2,74 2,84 3,99 4,29 2,96
Analisis Shift Share - lanjutan
Keterangan:
gi = Pertumbuhan ekonomi regional lapangan usaha-i
Gi = Pertumbuhan ekonomi nasional lapangan usaha-i
G = Pertumbuhan ekonomi nasional
g = Pertumbuhan ekonomi regional Paling unggul
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
Analisis Location Quotient (LQ) Untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan
derajat self-sufficiency suatu lapangan usaha
Hasil perhitungan LQ menghasilkan dua kriteria yaitu :
LQ > 1 ; produksi komoditas di suatu wilayah dapat memenuhi kebutuhan sendiri, bahkan diekspor ke luar.
LQ 1 ; produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.
32
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
33
Analisis Location Quotient (LQ) - lanjutan
- Industri Basis merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan suatu wilayah.
- Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut
- Setiap perubahan yang terjadi pada Industri basis menimbulkan efek ganda ( multiplier effect ) dalam perekonomian regional.
Industri Basis
Ekspor Pendapatan ke Daerah
Konsumsi & Investasi
Demand Industri Basis
Demand Industri Non Basis
multiplier effect
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
34
LAPANGAN USAHA PDRB ADHK Tahun 2014
Vi/Vt vi/vt LQ Basis/Non basis Provinsi Y Kabupaten X
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 35,116,302 567,856 0.2692 0.3678 1.37 Basis
Pertambangan dan Penggalian 13,968,860 29,473 0.1071 0.0191 0.18 Non basis
Industri Pengolahan 9,771,974 22,683 0.0749 0.0147 0.20 Non basis
Pengadaan Listrik dan Gas 128,646 2,948 0.0010 0.0019 1.94 Basis Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
39,475 144 0.0003 0.0001 0.31 Non basis
Konstruksi 11,780,159 136,806 0.0903 0.0886 0.98 Non basis Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
19,234,684 187,797 0.1475 0.1217 0.83 Non basis
Transportasi dan Pergudangan 10,293,252 52,656 0.0789 0.0341 0.43 Non basis
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,435,893 21,638 0.0110 0.0140 1.27 Basis
Informasi dan Komunikasi 4,116,969 63,370 0.0316 0.0411 1.30 Basis
Jasa Keuangan dan Asuransi 2,248,520 27,823 0.0172 0.0180 1.05 Basis
Real Estat 4,392,612 54,362 0.0337 0.0352 1.05 Basis
Jasa Perusahaan 728,983 2,358 0.0056 0.0015 0.27 Non basis Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
10,116,221 246,315 0.0775 0.1596 2.06 Basis
Jasa Pendidikan 2,517,233 46,352 0.0193 0.0300 1.56 Basis
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,022,062 67,786 0.0232 0.0439 1.90 Basis
Jasa lainnya 1,536,397 13,356 0.0118 0.0087 0.73 Non basis
TOTAL PDRB Vt = 130,448,242 vt = 1,543,723 1.0000 1.0000
Contoh Penghitungan LQ di Kab. X Tahun 2014
Kabupaten x merupakan kabupaten yang ada di propinsi Y
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
35 35
Contoh perhitungan LQ
Hasil Perhitungan Dengan Metode LQ di Provinsi A
Lapangan Usaha Tahun
Rerata Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010*
1. Pertanian, kehutanan, &
perikanan 1,19 1,24 1,24 1,26 1,30 1,25 Basis
2. Pertambangan dan penggalian 5,96 6,00 6,22 6,04 6,03 6,05 Basis
3. Industri Pengolahan 0,37 0,39 0,41 0,42 0,44 0,41 Non Basis
4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,32 0,31 0,30 0,28 0,28 0,30 Non Basis
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,47 0,50 0,52 0,54 0,55 0,52 Non Basis
6. Konstruksi 0,45 0,46 0,47 0,51 0,53 0,48 Non Basis
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
0,39 0,37 0,35 0,34 0,33 0,36 Non Basis
... ... ... ... ... ... ... ...
17. Jasa lainnya 0,47 0,50 0,52 0,54 0,56 0,52 Non Basis
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
36
Tipologi Klassen
Melihat gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu daerah
Dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan pertumbuhan ekonomi daerah acuan
(nasional) dan membandingkan PDRB perkapita suatu daerah
dengan PDRB perkapita daerah yang menjadi acuan atau PDB
perkapita (secara nasional).
Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral menghasilkan empat klasifikasi dengan karakteristik berbeda.
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
37
Tipologi Klassen - lanjutan
Kriteria yang digunakan dalam Tipology Klassen
Kriteria Pertumbuhan ekonomi
yi < Y yi > Y
Pendapata
n
perk
apita
pi>P
Kuadran III:
Daerah maju tetapi tertekan
(high income but low growth)
Kuadran I:
Daerah maju dan tumbuh cepat
(high growth and high income)
pi
-
38
Tipologi Klassen - lanjutan
Daerah maju dan tumbuh Cepat (Kuadran I). Daerah dengan
laju pertumbuhan PDRB lebih besar dari pertumbuhan daerah
acuan atau nasional dan memiliki PDRB per kapita lebih besar
dari PDRB per kapita daerah acuan atau nasional
Daerah sedang berkembang (Kuadran II). Daerah dengan laju
pertumbuhan PDRB lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB daerah
acuan atau nasional, tetapi PDRB per kapitanya lebih kecil dari
PDRB per kapita daerah acuan atau nasional
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
39
Daerah maju tetapi tertekan (Kuadran III). Daerah dengan laju
pertumbuhan PDRB lebih rendah dari pertumbuhan PDRB
daerah acuan atau nasional, tetapi memiliki PDRB per kapita
lebih besar dari PDRB per kapita daerah acuan atau nasional
Daerah relatif tertingggal (Kuadran IV). Daerah dengan laju
pertumbuhan PDRB lebih rendah dari pertumbuhan PDRB
daerah acuan atau nasional, dan sekaligus PDRB per kapita yang
lebih kecil dari PDRB per kapita daerah acuan atau nasional
Tipologi Klassen - lanjutan
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
AD, 22,194 , 0.0846
R, 16,367 , 0.0105
K, 166,083 , 0.0601
D, 104,341 , 0.0342
-
0.0500
0.1000
- 50,000 100,000 150,000 200,000
40
Provinsi Rata-2 Pertumbuhan
2010-2014 PDRB
Perkapita (1) (2) (3) A 0,0275 25.256 B 0,0580 36.144 C 0,0582 30.922 D 0,0342 104.341 E 0,0706 43.704
......... ......... ......... K 0,0601 166.083 L 0,0579 28.605 M 0,0504 26.232 N 0,0505 24.409 O 0,0594 37.909 P 0,0628 35.124 Q 0,0642 36.207 R 0,0105 16.367 S 0,0513 12.939
......... ......... ......... AB 0,0854 30.509 AC 0,0727 21.460 AD 0,0846 22.194 AE 0,0604 18.189 AF 0,0609 20.068 AG 0,0475 65.157 AH 0,0196 37.858
Nasional P = 0,0553 Y = 40.310
Contoh Analisis Tipologi Klassen Tahun 2014
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
B. PERBANDINGAN ANTAR NEGARA/WILAYAH - lanjutan
-
Konsumsi Rumah Tangga
Marginal Propensity to Consume (MPC)
Bagian kenaikan pendapatan yang dialokasikan untuk
pengeluaran konsumsi (
)
1 =
+
dimana
C = pengeluaran konsumsi S = tabungan (saving) = pendapatan yang siap dibelanjakan 0 < MPC < 1, jika pendapatan meningkat maka porsi
pendapatan yang dialokasikan untuk pengeluaran konsumsi menurun.
41
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI
-
Konsumsi Rumah Tangga
Average Propensity to Consume (APC)
Porsi total pendapatan yang dialokasikan untuk pengeluaran konsumsi
(
)
1 =
+
Elastisitas Pengeluaran Terhadap Pendapatan
Untuk mengetahui tingkat reaksi konsumsi terhadap suatu komoditas akibat kenaikan pendapatan rumah tangga sebesar 1 persen.
=
42
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI lanjutan
-
Konsumsi Rumah Tangga
Contoh penggunaan MPC dan APC: Fikri, dkk (2014).
MPC masyarakat Indonesia setelah krisis ekonomi 1998 menurun dari 0,71 menjadi 0,62 dan APC meningkat
dari 0,69 menjadi 0,70.
Secara keseluruhan yang mempengaruhi konsumsi masyarakat Indonesia adalah pendapatan nasional
43
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI lanjutan
-
Ekspor-Impor
Rasio Perdagangan Internasional (RPI)
Menunjukkan apakah neraca perdagangan lebih banyak
didominasi transaksi ekspor atau impor
RPI =
+ -1 < RPI < 1
Jika RPI berkisar -1, maka transaksi perdagangan lebih didominasi impor
Jika RPI berkisar 1, maka transaksi perdagangan lebih didominasi ekspor
44
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI lanjutan
-
45
Contoh Penghitungan RPI Kabupaten A
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI lanjutan
-
Investasi
ICOR = I / Y Incremental Capital Output Ratio
untuk menghasilkan penambahan 1 unit output
dibutuhkan investasi sebesar ICOR unit.
46
Contoh Penghitungan ICOR menurut 2 digit ISIC
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI lanjutan
-
Pajak
Tax Ratio = (Pajak x 100 %) / PDB
Menunjukkan perbandingan besarnya pajak yang
diterima suatu wilayah dengan PDB/PDRB-nya
47
Contoh Penghitungan tax ratio
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI lanjutan
-
Tenaga Kerja
ILOR = TK / Y (Incremental Labour Output Ratio)
ILOR Banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1 unit output
Lapangan usaha yang memiliki ILOR lebih tinggi
menunjukan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak
dalam meningkatkan output
ETK = (TK/TK)/(Y/Y)
Elastisitas Tenaga Kerja Terhadap Output
Persentase perubahan tenaga kerja yang dibutuhkan
akibat perubahan tingkat output sebesar satu persen
48
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI lanjutan
-
49
Hasil Perhitungan ICOR di Kabupaten A
Lapangan Usaha Tahun ILOR
2006 2007 2008 2009 2010* 2006-2010
1. Pertanian, kehutanan, & perikanan -0.01 -0.15 0.12 -0.22 0.22 -0.031
2. Pertambangan dan penggalian -0.08 -0.13 0.02 1.06 -0.99 0.118
3. Industri Pengolahan 0.56 -0.33 0.06 0.69 -0.77 0.132
4. Pengadaan Listrik dan Gas -0.11 0.21 0.03 0.10 -0.22 0.002
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
-0.42 0.22 0.03 0.99 1.25 0.087
6. Konstruksi 0.1 0.17 0.07 0.25 -0.12 0.025
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
-1.11 0.21 0.11 -0.35 0.06 -0.052
... ... ... ... ... ... ...
17. Jasa lainnya 0.13 1.43 0.17 -0.41 -0.37 0.149
Jumlah 0.06 0.09 0.09 0.06 -0.01 0.028
Contoh Penghitungan ILOR di Kabupaten A
C. ANALISIS MAKRO EKONOMI lanjutan
-
ALUR PDB
50
Produk Domestik Bruto (PDB) /
Gross Domestic Product (GDP)
(+) pendapatan diterima dari luar negeri
(-) pendapatan dibayarkan ke luar negeri
Pendapatan Nasional Bruto (PNB) /
Gross National Income (GNI)
(+) transfer berjalan diterima dari luar negeri
(-) transfer berjalan dibayarkan ke luar negeri
Pendapatan Disposabel Nasional Bruto (PDNB) /
Gross National Disposable Income (GNDI)
top related