analisis kelayakan finansial usaha tahu (studi kasus …
Post on 08-Jun-2022
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU
(Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu
Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto)
JUSRI
105961123716
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU
(Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya Abadi
Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto)
JUSRI
105961123716
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PEERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis
Kelayakan Finansial Usaha Tahu (Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu
Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto)adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 27 November 2021
Jusri
105961123716
vi
ABSTRAK
JUSRI, 109961123716. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu (Studi Kasus :
Pada Agroindustri Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto). Di bimbing oleh RATNAWATI
TAHIR dan KHAERIYAH DARWIS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi tahu dan untuk
menganalisis kelayakan finansial, jumlah produksi dan keuntungan usaha Tahu Di
Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.adapun Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan mengambil
informan yaitu Bapak Ahmad Jaelani selaku pemilik usaha Home Industri Tahu. Analis
data yang digunakan adalah analisis Revenue Cost R/C Ratio.
Hasil penelitian Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu (Studi Kasus:
Pada Agroindustri Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto). Proses produksi tahu yakni persiapan
inti bahan baku, penyortiran dan pencucian, perendaman penggilingan,
pemasakan, penyaringan, penambahan asam cuka, pencetakan, pengepresan,
pemotongan tahu, pengemasan dan pemasaran.Penerimaan pada Usaha Tahu
tersebut selama 3 tahun terakhir mampu memproduksi 266.250 kg kedelai dengan
hasil 106.500 cetakan dengan harga jual Rp 50.000/cetakan maka total
penerimaan yaitu Rp5.325.000.000 dengan total biaya Rp3.773.222.000 dan
pendapatan bersih yakni sebesar Rp 1.551.778.000 selama per tiga tahun terakhir
produksi (3 tahun). Adapun tingkat kelayakan usaha dengan menggunakan
analisis R/C ratio maka usaha tahu tersebut telah dinyatakan layak
diusahakan/dikembangkan atau efisien yang dapat dilihat dari angka R/C Ratio
sebesar 1.41.
Kata kunci : Analisis Kelayakan, Finansial,usaha Tahu
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur penulis panjat kan kehadiran ALLAH SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
pengikutnya, sehingga penulis dapat menjelaskan skripsi yang berjudul “Analisis
Kelayakan Finansial Usaha Tahu (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Usaha
Tahu Ajeng Mulya Abadi di kelurahan balang kecamatan binamu kabupaten
jeneponto)”.
Penyusunan penelitian ini dapat selesai dengan lancar karena tidak lepas
dari dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu,
peneliti mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr.Ir.Hj. Andi Khaeriyah,M.Pd selaku Dekan fakultas Pertanian,
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Sri mardiyati, S.P., M.P. selaku Ketua Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Prof. Dr.Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.S selaku pembimbing I (Utama) dan
ibu Khaeriyah Darwis selaku pembimbing II (Pendamping), yang telah
meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan berbagai macam masukan
serta memberi bantuan berupa motivasi, dorongan, dalam penulisan proposal
dan masukan dalam melakukan penelitian.
viii
4. Ibu Dr. Jumiati S.P., M.M selaku penguji I dan bapak Isnam Junais, S.TP.,
M.Si. selaku pengaju II, atas kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang
sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh pegawai dan staf Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu dalam hal
administrasi.
6. Kedua orangtua dan saudara-saudara ku yang senantiasa memanjatkan do’a
serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak ahmad jaelani selaku pemilik usaha tahu ajeng mulya abadi yang telah
membimbing dan memberikan informasi akurat tentang usahanya selama
penelitian berlangsung.
8. Kepada pak ansar dan orang-orang di dinas pertanian kabupaten jeneponto
yang telah membantu dalam pemberian data tambahan pada data skripsi ini.
9. Teman-teman seangkatan di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya
Muh Bashar, Hastuti, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu, yang telah membantu dan selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semangat dan motivasi serta do’a
yang diberikan.
Akhir kata, penulis ucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf apabila
dalam penyusunan skripsi ini terdapat kata-kata yang salah dan kurang berkenan,
penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaim Warahmatullahi Wabarakatu
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ................................................... iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ............................................. v
ABSTRAK ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 5
2.1 Industri Rumah Tangga ............................................................. 5
2.2 Biaya Produksi .......................................................................... 8
2.3 Penerimaan Usaha Industri Tahu ............................................ 12
2.4 Pendapatan Usaha Industri Tahu ............................................. 13
2.5 Keuntungan Usaha Industri Tahu ............................................ 15
2.6 Analisis Kelayakan .................................................................. 17
2.7 Penelitian Terdahulu ............................................................... 19
x
2.8 Kerangka Pemikiran ................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 24
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 24
3.2 Metode Penentuan Informan ................................................... 24
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 26
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 26
3.6 Definisi Operasional................................................................ 28
BAB IV KEADAAN UMUM DAN WILAYAH PENELITIAN....... 30
4.1 Sejarah Berdirinya Usaha Tahu .............................................. 30
4.2 Struktur Organisasi.................................................................. 31
4.3 Deskripsi Produk Usaha Tahu ................................................. 33
4.4 Batas Wilayah Dan Topografi ................................................. 33
4.5 Kondisi Industri ....................................................................... 34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 36
5.1 Identitas Responden ................................................................ 32
5.2 Analis Finansial Usaha Tahu .................................................. 39
5.3 Penerimaan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi ......................... 44
5.4 Keuntungan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi ........................ 46
5.5 Analisis KelayakanUsaha Tahu Ajeng Mulya Abadi ............. 47
5.6 Analisis break even point ........................................................ 49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 51
6.1 Kesimpulan ............................................................................. 51
xi
6.2 Saran ........................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 53
LAMPIRAN ........................................................................................ 55
RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 72
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks 1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan .......................................... 19
2 Keadaan Tenaga Kerja ................................................................. 36
3 Biaya Tetap .................................................................................. 40
4 Rekapitulasi Hasil Keseluruhan Biaya Variabel .......................... 41
5 Biaya Produksi ............................................................................. 43
6 Penerimaan Usaha Tahu............................................................... 44
7 Keuntungan usaha tahu ................................................................ 46
8 Analisis Kelayakan Usaha Tahu Ajeng ....................................... 47
9 Break even point........................................................................... 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks 1. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 23
2. Struktur Organisasi Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi ................. 32
3. Proses Pengolahan Tahu ............................................................. 37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks 1. Identitas Responden .................................................................... 56
2. Daftar Koesioner .......................................................................... 57
3. Biaya Variabel.............................................................................. 61
4. Biaya Tetap .................................................................................. 64
5. SPPT (Pajak) ................................................................................ 64
6. Total Penerimaan ......................................................................... 66
7. Total Pendapatan .......................................................................... 67
8. Kelayakan Financial R/C Racio ................................................... 67
9. Peta Lokasi Penelitian .................................................................. 68
10. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 69
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian dan industri merupakan sektor yang saling terkait satu
sama lain. Pertanian sebagai penyedia bahan baku, sedangkan industri mengolah
hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah. Industri kecil mempunyai peranan
yang sangat besar terhadap roda perekonomian suatu Negara.Industri kecil yang
mengolah hasil-hasil pertanian (agroindustri) tahan terhadap dampak krisis
ekonomi bersifat padat karya merupakan salah satu alternatif dalam membangun
kembali perekonomian Indonesia saat ini.Industri kecil dapat menciptakan
lapangan kerja, bagi masyarakat sekitar perusahaan, juga dapat menciptakan nilai
tambah bagi produk pertanian khususnya pangan (Assauri, 2004).
Salah satu industri pengolahan yang banyak dijalankan adalah industri
berbasis kedelai. Industri ini dapat dimulai dengan modal awal yang relatif kecil,
teknologi sederhana dan tidak membutuhkan keahlian tinggi. Pengolahan kedelai
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pengolahan dengan fermentasi
dan tanpa fermentasi. Pengolahan dengan fermentasi akan menghasilkan kecap,
oncom, tauco, tauge, dan tepung kedelai. Salah satu produk pangan hasil olahan
kedelai yang sudah cukup dikenal di Indonesia adalah tahu.Selain harganya yang
cukup murah, tahu bernilai gizi tinggi (Hadiyanti, 2014).
Usaha rumah tangga industri tahu di Kabupaten Jeneponto adalah bukan
lagi hal yang dianggap baru di kalangan masyarakat jeneponto.Dikarenakan
penduduk terdahulu telah melakoni beragam jenis usaha rumah tangga industri
2
baik skala kecil maupun skala besar. Tercatat banyak sekali usaha rumah tangga
industri di Kabupaten Jeneponto khususnya tahu dan tempe, bahkan berdasarkan
data yang saya dapatkan di lokasi penelitian ini tercatat ada beberapa jenis usaha
rumah tangga industri yaitu 3 usaha industri tahu dan satu lokasi usaha industri
tempe.
Melihat data maupun situasi kondisi yang ada di Kelurahan Balang bahwa
usaha tahu sendiri memang telah banyak dilakoni oleh para pendahulu hanya saja
cara dan prospek pengembangan yang berbeda. Sehingga pengembangan usaha
industri tahu di Kelurahan Balang cukup membuka peluang para generasi
sekarang ini untuk lebih maju serta lebih berkembang dari sebelumnya, sehingga
pemerintah setempat di Kabupaten Jeneponto khususnya di Kelurahan Balang
untuk mengembangkan prospek usaha industri tahu kerana nasional tidak lagi
berputar ataupun bermain di skala kecamatan.
Usaha tahu banyak di gemari di karenakan tahu adalah hal yang sangat
digemari oleh masyarakat di indonesia termasuk di Kabupaten Jeneponto, selain
karena proses pengolahannya yang mudah, tahu juga merupakan makanan yang
sangat merakyat dan dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Salah satu yang memiliki industri tahu adalah Kelurahan Balang. Skala
industri tahu yang ada di Kelurahan Balang masih berbentuk industri rumah
tangga sehingga dalam pengolahannya masih ada yang menggunakan cara
tradisional. Dalam proses produksi tahu bahan baku utama yang dipakai adalah
biji kedelai baik lokal maupun impor. Untuk pemasaran tahu, para pengrajin
menjual tahu ke pasar tradisional dan masyarakat setempat.Jangkauan
3
wilayahpemasaran pengrajin di industri rumah tangga tahu di Kelurahan Balang
menjual produk tahunya se-desa, se-kecamatan, se-kabupaten.
Ada beberapa permasalahan ataupun tantangan usaha industri tahu di
Kelurahan Balang yaitu Tidak terpenuhinya komoditi kedelai di daerah jeneponto
sehingga harus mengambil bahan baku dari luar.kemudian terdapat 3 usaha rumah
tangga industri tahu di kelurahan balang sehingga sangat memungkinkan adanya
persaingan yang sangat ketat di antara para pengusaha tahu.Terakhir yakni
Strategi pemasaran yang masih bersifat sederhana yakni dari rumah ke rumah
melalui pedagang keliling ataupun pasar tradisional serta periklanan melalui mulut
ke mulut.
Para pengrajin tahu yang ada di Kelurahan Balang seringkali mengeluh
dengan hasil penjualan tahu yang terkadang tidak terserap oleh pasar, ditambah
lagi dengan adanya kondisi kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku
pembuatan tahu. Sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi pendapatan
pengrajin tahu yang ada di Kelurahan Balang.Berdasarkan kondisi diatas apakah
usaha industri rumah tangga tahu di Kelurahan Balang layak atau tidak untuk
dijalankan sebagai usaha industri.Oleh karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu
Ajeng Mulya Abadi (Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya
Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto).
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa besar pendapatan yang diperoleh pengusaha tahu Ajeng Mulya Abadi
dari usaha yang dikelolanya?
2. Bagaimana tingkat kelayakan finansial usaha industri rumah tangga tahu Ajeng
Mulya Abadi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis Pendapatan yang diperoleh pengusaha tahu Ajeng Mulya Abadi
dari usaha yang dikelolanya.
2. Mengetahui kelayaakan usaha industri rumah tangga tahu Ajeng Mulya Abadi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Rujukan bagi pelaku usaha industri tahu, sebagai bahan analisis dalam
mengembangkan usahanya.
2. sebagai bahan referensi bagi peneliti dalam rangka melakukan kajian-kajian
lanjutan yang terkait dengan usaha industri tahu.
3. bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan evaluasi
kebujakan pemerintah terhadap pengenmbangan usaha indusrti.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga merupakan suatu unit usaha atau perusahaan yang
berskala kecil dalam suatu bidang tertentu.Home berasal dari bahasa inggris yang
berarti rumah, tempat tinggal ataupun kampung halaman. Adapun industri berarti
sebagai kerajinan, produksi barang atau perusahaan.Home Industri (atau biasa
ditulis dengan “home industry”) adalah rumah usaha produk barang. Hal ini
dikatakan sebagai home industri atau perusahaan kecil karena termasuk dalam
jenis kegiatan ekonomi yang berpusat di rumah (Gita dan Anita, 2010).
Pengertian yang lain, industri rumah tangga adalah usaha yang sifatnya
tidak berbentuk dalam hukum serta dilaksanakan oleh satu orang atau beberapa
orang dari anggota rumah tangga yang mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak
empat orang atau kurang, dengan kegiatan mengubah bahan dasar menjadi barang
jadi atau setengah jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi yang lebih tinggi
nilainya dengan tujuan untuk dijual atau ditukar dengan barang lain dan ada satu
orang dari anggota keluarga yang menanggung resiko (Praditya, 2010).
Home industri bisa juga diartikan sebagai rumah tangga.Hal tersebut
termasuk dalam kategori usaha kecil yang biasanya dikelola oleh keluarga. Pada
dasarnya home industri memusatkan kegiatan usaha di rumah keluarga tertentu
serta biasanya para karyawan yang direkrut berasal dari daerah dekat lokasi
industri atau berdomisili dekat dengan lokasi industri tersebut. Kemudian jika
ditinjau dari segi psikologis maupun geografis hubungan di antara karyawan
6
dengan pemilik usaha sangat dekat sehingga sangat memungkinkan untuk
menjalin hubungan dengan baik.Adapun yang berperan sebagai pelaku dalam
kegiatan ekonomi yang berbasis rumahan ini adalah keluarga dari mereka sendiri
ataupun salah satu dari keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu
kemudian mengajak beberapa orang dari sekitar tempat tinggalnya untuk menjadi
karyawan.Sehingga dapat dipahami bahwa secara tidak langsung kegiatan
ekonomi ini sangat bermanfaat dalam membuka lapangan pekerjaan untuk sanak
keluarga maupun tetangga sekitarnya.Sehingga home industry otomatis dapat
membantu program-program pemerintah dalam hal membuka lapangan pekerjaan
dan mengurangi pengangguran (Suratiyah, 1991).
Industri kecil dalam formatnya bisa saja disertai dengan home industri atau
cottage industry karena proses kegiatan usaha dilakukan secara bersahaja. Dan
pada umumnya di masyarakat masih memakai cara-cara sederhana atau
tradisional. Dengan kata lain, pengelolaan organisasi atau manajemen yang
diterapkan masih sederhana dan dilakukan dengan kekeluargaan. Sedangkan
kegiatan tersebut terpusat di rumah tangga atau dalam suatu wilayah di tempat
kediamannya sendiri yang dilakukan secara musiman, pesanan terbatas (lokal),
dan sebagian kecil secara kontinyu terjangkau pemasarannya dan sebagian kecil di
ekspor (Sartini Pawe, 2007).
Industri kecil juga merupakan aktivitas usaha industri yang dilakukan di
rumah-rumah penduduk yang pekerjaannya merupakan bagian dari anggota
keluarga dan masyarakat sekitar rumah tempat produksi yang tidak terikat
mengenai jam kerja dan tempat kerja. Industri juga ini bisa digolongkan sebagai
7
salah satu usaha produktif di masyarakat di luar dari usaha pertanian, baik itu
sebagai mata pencaharian utama ataupun sebagai usaha sampingan (T
Tambunan,1999).
Industri dapat juga di dalam pengertian yang lain dapat digolongkan
berdasarkan jumlah keseluruhan tenaga kerja dan jumlah investasi. Menurut
Badan Pusat Statistik. (2017), perusahaan industri pengolahan atau industri dibagi
dalam 4 golongan yaitu :
a. jumlah tenaga kerja 1-4 orang untuk industri rumah tangga
b. jumlah tenaga kerja 5-19 orang untuk industri kecil
c. jumlah tenaga kerja 20-99 orang untuk industri menengah
d. jumlah tenaga kerja ≥ 100 orang untuk industri besar
Industri rumah tangga memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap
pemanfaatan sumber daya manusia, yaitu memberikan peluang kerja dalam upaya
mengurangi pengangguran.dinamika pola pertanian menuju pola industri juga
memberikan peluang bagi masyarakat untuk mencari alternatif penghasilan
tambahan melalui industri rumah tangga (Al-kautsar, 2013)
Pengertian industri rumah tangga disebut pula sebagai suatu kegiatan
keluarga, yaitu sebagai unit-unit konsumtif dan produktif yang terdiri suatu
kegiatan keluarga, yaitu sebagai unit-unit konsumtif dan produktif yang terdiri
dari paling sedikit dua anggota rumah tangga yang sama, sama-sama menanggung
pekerjaan makanan dan tempat berlindung (Kimbal, 2015).
8
2.2 Biaya Produksi
1) Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya biaya untuk membuat suatu bahan menjadi
suatu produk jadi (Baldric siregar dkk, 2013 :37). Sedangkan pendapat lain
menyatakan bahwa biaya produksi adalah pengeluaran yang tidak dapat dihindari,
akan tetapi dapat diperkirakan jumlah yang dihasilkan suatu barang (Abdul
Ghofur mengtif dari Sofyan Assauri, 2008:339).
Biaya produksi adalah suatu nilai tukar, pengorbanan atau pengeluaran
yang dilakukan untuk menjamin porelehan manfaat. Besarnya biaya produksi
adalah besarnya pembebanan yang diperhitungkan atas pemakaian faktor-faktor
produksi yang berupa tenaga kerja, bahan baku, serta mesin dan peralatan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu (William, 2009:30).
Biaya adalah harga pokok yang telah memberi manfaat dan telah habis
dimanfaatkan. Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik
yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat ditukar dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya
merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan harga pokok produksi dan
harga jual produksi.
Biaya yang digunakan untuk menghasilkan setiap produk memerlukan
biaya produksi.Besar biaya produksi berhubungan dengan jumlah produk yang
dihasilkan atau biaya variabel.Disamping itu terdapat jenis biaya yang besar
kecilnya tidak berhubungan dengan jumlah produk atau biaya tetap.Jumlah biaya
9
variabel dan biaya tetap disebut biaya produksi.Jenis biaya produksi sebagai
berikut (Tajidan, 2002).
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Fixed Cost adalah biaya produksi yang besarnya tidak berubah atau tidak
dipengaruhi oleh volume produksi barang/jasa.Artinya berapapun jumlah
produksi, biaya ini selalu tetap. Biaya tetap dibedakan atas dua:
b. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost)/TFC)
Total Fixed Cost adalah biaya dengan jumlah tetap yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah barang atau yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah barang atau jasa.Contohnya biaya
penyusutan dan biaya sewa.
c. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)
Average Fixed Cost adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi satu satuan unit produksi (barang/jasa). Rumus
menghitungnya yaitu:
AFC = TFC / Quantity
d. Biaya Variabel (Variable Cost/VC)
Biaya variabel adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang
besarnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah produksi.Artinya apabila
produksi bertambah maka biaya variabel bertambah demikian sebaliknya bila
produksi berkurang maka biaya variabel berkurang. Contohnya adalah pemakaian
bahan baku.
10
e. Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya Total adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi barang atau jasa. Komponen biaya total terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel (Biaya Total = biaya tetap + biaya variabel).
Biaya produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana
fungsi produksi merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang
jadi. Biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang berkaitan dengan
perolehan atau pembuatan suatu produk (Riwayadi, 2006). Secara matematis total
biaya dapat dituliskan sebagai berikut:
TC = TVC + TFC
Keterangan:
TC = Biaya Total Produksi (Total Cost)
TVC = Biaya Total Variabel (Total Fixed Cost)
TFC = Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
2) Klasifikasi Biaya
Adapun biaya-biaya berdasarkan penyusunan klasifikasinya yaitu :
1) Klasifikasi berdasarkan ketelusuran
a. Biaya langsung yaitu biaya-biaya yang dapat ditelusuri sampai pada produk
secara langsung.
b. Biaya tak langsung merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung hingga ke produk.
2) Klasifikasi biaya berdasarkan fungsinya
11
a. Biaya produksi ( production cost) adalah biaya untuk membuat bahan menjadi
produk jadi.
b. Biaya pemasaran (marketing expense) adalah biaya yang terjadi untuk
memasarkan atau jasa.
c. Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense) adalah
biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan, menjalankan, dan
mengendalikan perusahaan.
3) Klasifikasi biaya berdasarkan elemen biaya produksi
a. Biaya Bahan Baku (raw material cost)
Biaya bahan baku adalah nilai bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi untuk diubah menjadi produk jadi. Pada dasarnya ada dua kategori
bahan, yaitu bahan baku dan bahan penolong. Bahan dikategorikan menjadikan
bahan baku dan bahan penolong tergantung pada keputusan manajemen.
Umumnya, ketertelusuran dan signifikansi nilai bahan dijadikan dasar untuk
mengklasifikasikan bahan menjadi bahan baku atau bahan penolong. Apabila
bahan mudah ditelusuri ke produk atau nilainya signifikan, maka bahan tersebut
dapat dikategorikan sebagai bahan baku.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalah besarnya nilai gaji dan upah tenaga
kerja yang terlibat langsung untuk mengerjakan produk.Pada dasarnya ada dua
jenis tenaga kerja, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung.Karyawan produksi yang langsung terlibat dalam pembuatan produk,
misalnya buruh, termasuk tenaga kerja langsung, supervisor dan kepala pabrik
tidak secara langsung terlibat mengerjakan produk sehingga dikategorikan sebagai
12
tenaga kerja tidak langsung.Biaya tenaga kerja tidak langsung bukan biaya tenaga
kerja langsung melainkan biaya overhead pabrik.
2.3 Penerimaan Usaha Industri Tahu
Total penerimaan atau Total Revenue adalah hasil yang diterima perusahaan
dari hasil penjualan produksinya. Total penerimaan merupakan perkalian jumlah
barang yang dihasilkan dengan harga satuan barang yang bersangkutan (Tim zero
eduka, 2014). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan :
TR = Total Revenue (penerimaan total)
Q = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan)
P = Price (harga)
Penerimaan merupakan jumlah yang diperoleh dari penjualan sejumlah
output yang dihasilkan seorang produsen atau perusahaan. Penerimaan atau
revenue adalah penghasilan dari penjualan barang-barang atau barang-barang
dagangan.Besarnya penerimaan hasil usaha tergantung dari jumlah barang yang
dapat dihasilkan dan harga jual diperoleh.Tinggi rendahnya harga di pasaran
tidaklah selalu dapat dikuasai atau ditentukan oleh pengusaha.Seluruh jumlah
pendapatan yang diterima oleh perusahaan dari menjual barang yang
diproduksinya dinamakan hasil penjualan total (TR) yaitu dari perkalian total
revenue (Nurdin, 2016).
Penerimaan merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan
harga jual produk. Penerimaan total atau pendapatan kotor adalah nilai produksi
13
secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Tujuan perusahaan dalam
memproduksi barang adalah agar memperoleh pendapatan dari penjualan output
sebagai sumber penerimaan utama atau revenue (Suwadi, 2018).
2.4 Pendapatan Usaha Industri Tahu
Menurut pengertian akuntansi keuangan, pendapatan adalah peningkatan
jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu organisasi sebagai akibat dari
penjualan barang dan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu.
Meskipun demikian, ada perbedaan antara pengertian pendapatan perusahaan jasa,
dagang, dan manufaktur.Pada perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari
penyerahan jasa, pendapatan perusahaan dagang diperoleh dari penjualan barang
dagangan, sedangkan perusahaan manufaktur berasal dari penjualan produk
selesai (Fuad, dkk. 2006).
Upaya dalam meninjau peningkatan produksi dan pendapatan di dalam
kegiatan industri maka dapat dijelaskan pada faktor pertumbuhan ekonomi yang
mana tergantung pada modal, tenaga kerja dan teknologi, sedangkan komponen
pertumbuhan ekonomi dari semua bangsa di dunia yaitu:
a. Akumulasi modal
b. Pertumbuhan penduduk
c. Kemajuan teknologi
Akumulasi modal terjadi apabila sebagian pendapatan tabungan dan
investasi kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan kemudian
hari. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja dianggap sebagai
salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi, karena
14
pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestik lebih
besar. Kemajuan teknologi adalah ditemukan cara baru atau perbaikan cara lama
dalam mengenai pekerjaan tradisional (Amelia, 2007).
Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang
dikonsumsi. Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan
konsumsi. Namun bertambahnya pendapatan suatu usaha mempengaruhi
permintaan akan barang. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi
permintaan yaitu:
a. Harga
b. Harga barang lain
c. Selera
d. Jumlah penduduk
e. Tingkat pendapatan
Analisis pendapatan merupakan total penerimaan yang dimiliki suatu unit
usaha yang diperoleh dari hasil penjualan output. Penerimaan total adalah output
dikali harga jual, dapat dirumuskan sebagai berikut (Mankiw, 2006).
TR = P . Q
Keterangan:
TR : total revenue (total pendapatan)
P : harga jual barang
Q : output
15
2.5 Keuntungan Usaha Industri Tahu
Keuntungan merupakan pendapatan yang dikurangi dari biaya.Faktor-faktor
yang mempengaruhi keuntungan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan.Modal, tenaga kerja dan pengalaman usaha dapat
mempengaruhi pendapatan (Unda Rukmana, 2014). Menurut Mulyadi (2001),
dalam buku akuntansi manajemen, keuntungan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
a. Biaya
b. Harga jual
c. Volume penjualan dan produksi
Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dan biaya-biaya (cost).
Biaya ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap seperti sewa tempat
usaha, bunga modal usaha dan biaya tidak tetap (variabel) seperti biaya
dikeluarkan untuk pembelian bahan baku, bahan bakar, transportasi dan lain-lain.
Keuntungan merupakan kegiatan pengrajin yang mengurangkan beberapa biaya
yang dikeluarkan dengan hasil penjualan yang diperoleh.Apabila hasil penjualan
yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya positif maka
diperoleh keuntungan (laba) (Sukirno, 2005).
Untuk mengetahui keuntungan dari usaha industri rumah tangga tahu
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Π = TR – TC
Keterangan :
Π = Keuntungan Industri (Rp/Bulan)
TR = Total Revenue (Total penerimaan, Rp/Bulan)
16
TC = Total Cost (Total biaya, Rp/Bulan)
Perhitungan laba rugi perusahaan, dilakukan dengan membandingkan
antara pendapatan dalam suatu periode tertentu dengan biaya-biaya untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Selisih dari pendapatan dan biaya-biaya akan
merupakan laba atau rugi untuk periode tersebut. Jika terjadi selisih lebih
pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi berarti perusahaan mendapatkan laba,
sedangkan jika terjadi selisih kurang pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi
maka perusahaan menderita kerugian (Gade, 2005).
Langkah-langkah dalam menghitung keuntungan pada usaha kecil (industri
rumah tangga) yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi setiap item biaya produksi
Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang yang diproduksi oleh perusahaan
tersebut (Sadono Sukirno, 2012). Dalam usaha kecil (industri rumah tangga)
selalu memiliki laporan keuangan yang biasanya biaya tersebut diklasifikasikan
menjadi biaya variabel (variable cost).Biaya variabel (VC) adalah biaya yang
besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk
tenaga kerja dan lain-lain.
2. Menghitung semua biaya pembentuk harga pokok penjualan
Menentukan harga jual yang pantas, pengusaha harus mengetahui harga
pokok, yaitu biaya untuk mendapatkan barang.Biaya yang ditambah dengan biaya
lain-lain serta keuntungan yang diharapkan, maka keluarlah harga jual.
17
Pendekatan harga pokok produksi macam ini mengacu pada harga pokok
penjualan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang
dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.Total biaya (TC) adalah
jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC) (Soekartawi, 2002).
3. Menghitung semua pendapatan
Tingkat pendapatan merupakan indikator penting untuk mengetahui hasil
kegiatan operasional usaha. Dalam menentukan keuntungan perlu diketahui
berapa besar pendapatan yang akan diperoleh. Pendapatan (TR) adalah perkalian
antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py) (Soekartawi, 2003).
4. Menghitung keuntungan
Tingkat pendapatan merupakan indikator penting untuk mengetahui hasil
kegiatan operasional usaha. Dalam memunculkan perlu diketahui berapa besar
pendapatan dimana merupakan selisih antara total penerimaan (TR) dan semua
biaya (TC), jadi keuntungan = TR - TC.
2.6 Analisis Kelayakan
Analisis kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana
manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan atau usaha.
Analisis kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu usaha yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau tidaknya
suatu usaha dijalankan (Kasmir & Jakfar, 2012).
Analisis kelayakan usaha atau yang sering disebut dengan studi kelayakan
bisnis merupakan suatu penelitian yang membahas mengenai layak atau tidaknya
18
suatu bisnis atau usaha yang merupakan proyek investasi tersebut untuk
dijalankan (Umar, 2009).
Terdapat lima tujuan yang perlu dilakukan dalam analisis kelayakan usaha
sebelum usaha tersebut dijalankan (Kasmir & Jakfar, 2012) yaitu sebagai berikut:
a. Menghindari resiko kerugian
b. Memudahkan perencanaan
c. Mempermudah pelaksanaan pekerjaan
d. Mempermudah pengawasan
e. Mempermudah pengendalian
Kelayakan merupakan penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk
menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih
besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Kelayakan juga dapat
diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial
dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak artinya akan
memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya,
tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas (Kasmir &
Jakfar, 2007).
Analisis kelayakan pada penelitian ini dipusatkan pada aspek finansial yang
ditujukan untuk mengetahui gambaran apakah suatu usaha industri dapat
dikatakan layak atau tidak untuk diusahakan.Suatu bisnis dapat dikatakan layak
apabila mencapai ukuran tertentu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria kelayakan aspek finansial yang digunakan adalah dengan mencari nilai
dari Revenue Ratio Cost (R/C),
19
Revenue cost ratio, menurut Soekartawi (2006) merupakan perbandingan
antara total penerimaan dengan total biaya produksi. Rumus yang digunakan:
𝑅/𝐶 =𝑇𝑅 (𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛)
𝑇𝐶 (𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙)
Keterangan :
R/C = Efisiensi Usaha
TR = Total Revenue (Penerimaan)
TC = Total Cost (Biaya total)
Jika R/C > 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau
layak untuk dikembangkan. Jika R/C < 1, maka usaha tersebut mengalami
kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan. Selanjutnya jika R/C ratio =m1,
maka usaha berada pada titik impas.
2.7 Penelitian Terdahulu
Tabel 1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
No. Judul penelitian Metode analisis Hasil Penelitian
1. Lasena et al,
(2013). Analisis
Keuntungan
Pengrajin Tahu
(Studi Kasus:
Industri Rumah
Tangga di
Kecamatan Telaga.
Analisis yang
digunakan adalah
analisis deskriptif,
analisis keuntungan,
dan analisis
pendapatan dan
analisis R/C Ratio.
Usaha tahu yang ada di
Kecamatan Telaga
menguntungkan dengan
rata-rata keuntungan
pengrajin sebesar Rp.
1.151.275, serta rata-rata
nilai R/C ratio yang
diperoleh pengrajin tahu di
Kecamatan Telaga 1.016
sehingga usaha tahu yang di
Kecamatan Telaga layak
untuk dikembangkan
2. Santoso et
al,(2009). Analisis
Pendapatan dan
Produksi
Agroindustri Tahu
.Metode analisis
yang dipakai pada
penelitian ini yakni
menggunakan
perhitungan
. Total biaya (biaya
produksi) pada Agroindustri
tahu di Desa Pandansari
Kecamatan Ajibarang
Kabupaten Banyumas
20
di Desa Pandansari
Kecamatan
Ajibarang
Kabupaten
Banyumas.
sederhana sesuai
tujuan penelitian.
adalah sebesar Rp.
320.288.30 dengan
pendapatan bersih yang
diperoleh sebesar Rp.
72.313.70.
3. Analisis kelayakan
industri kecil tahu
(studi kasus di desa
danawinangun
kecamatan
klangenan
kabupaten Cirebon.
Sari 2013.
metode analisis ini
menggunakan 3 alat
analisis yakni 1.
Return Cost R/C Ratio.
2. Break Even point
(BEP).3.Return of
investment(ROI)
. Hasil penelitian
menunjukan bahwa usaha
industri kecil tahu di Desa
Danawinangun, Kecamatan
Klangenan, Kabupaten
Cirebon, layak untuk
diusahakan dilihat dari: (1)
Nilai R/C 1,46 berarti
pengusaha industri kecil
tahu layak untuk
diusahakan, (2) Nilai BEP
Produksi 26 kg/produksi,
sedangkan tahu yang
dihasilkan 27,5 kg/produksi
berarti pengusaha industri
kecil tahu layak untuk
diusahakan, (3) Nilai BEP
Harga Rp 11.251 per papan-,
sedangkan harga jual
Rp.24.000 per papan berarti
pengusaha industri kecil
tahu layak untuk
diusahakan, (4) Nilai ROI
sebesar 49% sedangkan
bunga bank yang berlaku
1% per bulan berarti
pengusaha industri kecil
tahu layak untuk
diusahakan.
4. Analisis
Kelayakan usaha
agroindustri tahu
putra laksana
(Studi kasus di di
kelurahan
mangka bumi
kecamatan
mangkubumi
kota
tasikMalaya)
sintia 2019.
Metode analisis yang
digunakan dalam
penelitian ini yakni
rasio B/C, ratio R/C
dan BEP produksi
serta BEP harga usaha
pembuatan tahu pada
industri Rumah
Tangga Putra Laksana
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
besarnya biaya produksi
rata-rata sebesar Rp
3.599.359,87 dalam satu kali
proses produksi. Penerimaan
rata-rata yang diperoleh
perajin tahu Putra Laksana
(PLS) sebesar Rp 6.300.000
dengan diperoleh
pendapatan Rp 2.700.640,13
untuk satu kali proses
21
produksi. Berdasarkan
Perhitungan kelayakan
usaha R/C sebesar 1,75
artinya setiap Rp 1,00 biaya
yang dikeluarkan akan
menerima keuntungan
sebesar Rp 0,75, sementara
itu perhitungan B/C, yaitu
perbandingan keuntungan
dengan total biaya adalah
0,75 atau 0,75 > 0.
Demikian juga perhitungan
BEP produksi sebesar
1.599,71 dan BEP harga jual
sebesar Rp. 1.333,09.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa usaha
agroindustri tahu Putra
Laksana (PLS)
menguntungkan dan layak
untuk diusahakan.
5. Analisis kelayakan
usaha industri tahu
di desa banyuraden
kecamatan gamping
kabupaten sleman
Yogyakarta. Sinaga
2018.
Metode analisis yang
digunakan dalam
penelitian ini yakni
R/C Ratio dan
mengetahui
produktivitas modal
dan tenaga kerja
Hasil penelitian menunjukan
biaya total produksi yang
dikeluarkan oleh usaha
industri tahu selama satu
bulan sebesar Rp.
19.989.658,-. Penerimaan
yang diperoleh selama satu
bulan sebesar Rp.
24.400.714,-. Pendapatan
yang diperoleh selama satu
bulan sebesar Rp.
7.066.713,-. Keuntungan
yang diperoleh sebesar Rp.
4.411.057,-. Berdasarkan
hasil analisis nilai R/C
sebesar 1,22 maka lebih
besar dari 1, produktivitas
modal usaha industri tahu
sebesar 26,40% yang lebih
besar dari tingkat suku
tabungan bank yang berlaku
di Kecamatan Gamping
sebesar 0,96% per bulan,
produktivitas tenaga kerja
usaha industri tahu sebesar
22
Rp. 166.506,- per HKO
lebih besar dibandingkan
dengan UMR (Upah
Minimum Regional)
Kabupaten Sleman sebesar
Rp. 45.000,- per HKO,
sehingga usaha industri tahu
ini layak diusahakan.
2.8 Kerangka Pemikiran
Proses pembuatan untuk sampai menjadi produk tahu membutuhkan input
produksi berupa sarana produksi, peralatan, dan tenaga kerja. Dalam proses
produksi tahu diperlukan biaya produksi. Biaya produksi dibedakan menjadi dua
yakni biaya tetap dan variabel.Biaya variabel seperti biaya sarana produksi, tenaga
kerja, biaya lain-lain dan biaya penyusutan alat.Biaya tetap mencakup bunga
modal sendiri, sewa tempat sendiri, dan tenaga kerja dalam keluarga.
Selanjutnya tahu yang sudah diproduksi akan dipasarkan dengan harga yang
telah ditentukan sehingga akan didapat penerimaan sebagai hasil perkalian antara
jumlah produksi tahu dan harga. Setelah diperoleh penerimaan maka akan
dihitung pendapatan dan keuntungannya. Pendapatan didapat dari hasil
pengurangan penerimaan dengan total biaya tetap. Sementara itu, keuntungan
adalah hasil pengurangan penerimaan dengan total biaya tetap dan variabel.
Setelah itu akan dianalisis dengan 3 alat kriteria kelayakan yakni pertama dengan
R/C, apabila nilai R/C lebih besar dari 1, maka industri tahu layak untuk
diusahakan dan jika nilai R/C lebih kecil atau sama dengan 1, maka industri tahu
tidak layak untuk dijalankan.
23
Berikut skema kerangka pemikiran penelitian ini:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu Ajeng
Mulya Abadi (Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya
Abadi di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto)
Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya abadi
Tahu
Proses Produksi
Biaya Tetap& Biaya
Variabel
Penerimaan
TR = Q x P
Keuntungan
R/C Racio
Tidak Layak Layak
24
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Tahu di Kelurahan
Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Pemilihan lokasi ini pada
dasarnya bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha industri tahu karena usaha
tahu ini belum pernah melakukan pengkajian kelayakan secara formalitas studi
pada usahanya.Oleh sebab itu perlu kiranya dilakukan adanya studi kasus
mengenai kelayakan usaha dari beberapa aspek termasuk finansial.Penelitian
dilaksanakan pada bulan desember 2020.
3.2. Teknik Penentuan informan
Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive) pada pemilik usaha tahu. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
keseluruhan karyawan dan pemilik sebagai informan diantaranya 1 pemilik
usaha(owner) Ahmad Jaelani Yaitu untuk mendapatkan informasi berupa data-
data keseluruhan pendapatan baik per hari hingga dalam kurung waktu 3 tahun
terakhir., 3 orang karyawan produksi untuk mendapatkan informasi yang lebih
detail mengenai jumlah produksi tahu dalam satu hari. Kemudian 4 orang
karyawan bagian penggorengan untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik
mengenai jumlah produksi tahu goreng, 1 orang karyawan bagian pemasaran hasil
produksi tahu.Peneliti mengambil Studi Kasus Tahu Ajeng Mulya Abadi dengan
25
pertimbangan bahwa usaha tersebut memiliki tingkat produksi yang tinggi dan
baru berdiri selama 5 tahun.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data pada penelitian ini yaitu data kualitatif dan Kuantitatif.
Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka, atau data kuantitatif yang
diangkakan (Scoring) (Sugiyono, 2015).Sedangkan Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata, skema, dan gambar.Data kualitatatif penelitian ini berupa nama dan
alamat obyek penelitian (Sugiyono, 2015).
Disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik (Sugiyono, 2018), sedangkan menurut Siregar (2016)
prosedur pemecahan masalah pada penelitian deskriptif adalah dengan cara
menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-
fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
Adapun sumber data pada penelitian yang digunakan yaitu Data Primer
dan data sekunder.Data primer merupakan data yang di dapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2013).
Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah diolah oleh data
primer dan dilanjutkan atau disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau
oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Husein
Umar, 2013).
26
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Pengamatan (observasi)
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian (Widoyoko,
2014).
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan data yang dicari (Sugiyono, 2010).
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya (Arikunto, 2006).
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk
menganalisis penelitian ini digunakan dengan rumus sebagai berikut:
1. Analisis Biaya
Menurut Suratiyah (2009) menjelaskan bahwa untuk menghitung besarnya
biaya total (Total Cost) diperoleh dengan cara menjumlahkan biaya tetap (Fixed
Cost/ FC) dengan biaya variabel (Variable Cost) dengan rumus adalah sebagai
berikut:
TC = FC + VC
27
Dimana :
TC = Total Cost (Biaya Total)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)
2. Analisis Penerimaan
Menurut Suratiyah (2009) secara umum perhitungan penerimaan total (Total
Revenue/ TR) adalah perkalian antara jumlah produksi (Y) dengan harga jual (Py)
dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
TR= Py . Y
Dimana :
TR = Total Revenue (Penerimaan Total)
Py = Harga produk
Y = Jumlah produksi
3. Analisis Pendapatan
Menurut Suratiyah (2009) menjelaskan bahwa pendapatan adalah selisih
antara penerimaan (TR) dan biaya total (TC) dan dinyatakan dengan rumus
adalah sebagai berikut:
Pd = TR –TC
Dimana :
Pd = Pendapatan
TR = Total Revenue(Penerimaan Total)
TC = Total Cost (Biaya Total)
4. Analisis R/C
28
Menurut Suratiyah (2009) menjelaskan bahwa R/C adalah perbandingan
antara penerimaan dengan biaya total adalah sebagai berikut:
R / C = Penerimaan Total
Biaya Total (biaya tetap + biaya variabel)
Dimana:
Revenue = Besarnya penerimaan yang diperoleh
Cost = Besarnya biaya yang dikeluarkan
Ada tiga kriteria dalam perhitungannya, yaitu:
a) Apabila R/C > 1 artinya usaha tahu tersebut menguntungkan
b) Apabila R/C = 1 artinya usaha tahu tersebut impas
c) Apabila R/C < 1 artinya usaha tahu tersebut rugi
3.6 Definisi Operasional
Untuk menyamakan dan memperjelas dalam penelitian ini, maka variabel-
variabel yang diteliti, di operasional sebagai berikut:
1. Tahu adalah bahan baku Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
2. Industri rumah tangga merupakan usaha yang digolongkan berdasarkan jumlah
tenaga kerja serta kapasitas modal yang dimiliki oleh Usaha Tahu Ajeng Mulya
Abadi.
3. Biaya produksi merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan dalam suatu produk tahu goreng oleh Usaha Tahu Ajeng Mulya
Abadi yang dinyatakan dalam bentuk satuan (Rp/Tahun).
29
4. Penerimaan merupakan jumlah hasil perkalian antara jumlah produksi tahu
goreng yang dihasilkan dengan harga jual dari suatu produk Usaha Tahu Ajeng
Mulya Abadi yang dinyatakan dalam bentuk satuan (Rp/Tahun).
5. Pendapatan adalah selisih antara jumlah total penerimaan dengan keseluruhan
jumlah biaya variabel yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk tahu
goreng dari Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi yang dinyatakan dalam bentuk
satuan (Rp/Tahun).
6. Keuntungan yaitu selisih antara biaya dan keseluruhan penerimaan, baik biaya
tetap maupun biaya variabel dari Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi yang
dinyatakan dalam bentuk satuan (Rp/Tahun).
7. Analisis kelayakan adalah untuk mengetahui apakah Usaha Tahu Ajeng Mulya
Abadi dapat dikatakan layak atau tidak untuk diusahakan yang dinyatakan dalam
bentuk angka-angka dengan tiga kriteria dalam perhitungannya, yaitu apabila
R/C > 1 artinya usaha tahu tersebut menguntungkan, apabila R/C = 1 artinya
usaha tahu tersebut impas dan apabila R/C < 1 artinya usaha tahu tersebut rugi.
30
IV. KEADAAN UMUM DAN WILAYAH PENELITIAN
4.1 Sejarah berdirinya usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
Tahu ajeng mulya abadi didirikan oleh seseorang yang bernama bapak
Ahmada Jaelani. Ahmad Jaelani dilahirkan di daerah Banyuwangi, pada tanggal
21 mei tahun 1982 asal provinsi Provinsi Jawa Timur. Kemudian Pak Ahmad
Jaelani mulai menggeluti usaha Tahu setelah beberapa tahun lebih dahulu menjadi
karyawan sebuah pabrik tahu di Jawa Timur.
Hal tersebut menjadi modal dasar bagi Pak Ahmad jaelani untuk
membangun usaha sendiri di Kabupaten Jeneponto. Sehingga pengetahuannya
mengenai proses pengolahan tahu serta bagaimana cara memproduksi tahu dengan
kualitas terbaik cukup mumpuni. Selanjutnya, ia merantau ke Provinsi Sulawesi
Selatan tepatnya di Kabupaten Jeneponto, setelah mendapatkan tempat yang ideal
dengan modal Awalnya sekitar Rp 100.000.000,-. Yang mana dana tersebut
dipakai guna menyewa rumah tempat tinggal dan rumah produksi serta membeli
mesin, untuk memproduksi tahu.
Ahmad Jaelani memulai usaha tahu dengan penuh kesungguhan dan
perjuangan sehingga ia mampu mendirikan usaha tahu sendiri pada tahun 2014 di
Lingkungan Balang Beru, Kelurahan Balang Beru, Kecamatan Binamu,
Kabupaten Jeneponto dengan nama usaha Ajeng Mulya Abadi. Adapun jumlah
bahan baku yang diolah dalam usaha tersebut yakni dalam perharinya berkisar
antara 40–50 kilogram kedelai. Kegiatan proses pengolahan produksi tahu
dilakukan Ahmad Jaelani bersama istrinya karena belum memiliki karyawan atau
31
tenaga kerja dan belum menggunakan mesin atau dengan kata lain masih dengan
cara-cara sederhana dan tradisional.
Awal usaha yang dilakukan Pak Ahmad Jaelani mengalami banyak kendala
baik dari segi modal maupun dari segi infrastruktur, harga bahan baku kedelai
yang fluktuatif dan keterbatasan modal sehingga usahanya pada saat itu
mengalami penurunan produksi. Dari segi infrastruktur, sulitnya akses menuju
lokasi. Pak Ahmad Jaelani pada saat itu mengambil sebuah keputusan yang
akhirnya menurunkan jumlah bahan baku yang diolah dari 40-50 kilogram ke 30-
40 kg.Pada tahun 2016, Pak Ahmad Jaelani dengan modal yang cukup sekitar Rp.
200.000.000.
Modal tersebut dipergunakan untuk membeli tanah dan bangunan,
pengadaan listrik serta membangun rumah produksi.Ia berpindah ke lokasi pabrik
yang baru yaitu Lingkungan Lembang loe Kelurahan Balang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto.Lokasi dipilih karena memiliki area yang luas, akses yang
mudah dijangkau dan dapat dilalui oleh kendaraan umum. Dengan modal tersebut,
Pak Ahmad Jaelani mulai berpikir untuk meningkatkan volume produksi, maka
harus menambah tenaga kerja dan membeli peralatan supaya mempercepat proses
produksi. Kemudian pak Ahmad Jaelani sekarang sudah mempunyai 8 Karyawan
yang terdiri dari 4 orang karyawan bagian Produksi, 3 orang Karyawan bagian
penggorengan tahu dan 1 orang karyawan pengantar olahan tahu
4.2 Struktur Organisasi Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
usaha tahu ajeng mulya abadi ditinjau dari segi struktur maupun susunan
keorganisasian dalam industri tahu tersebut memiliki struktur yang sangat
32
sederhana di mana pemilik usaha yakni ahmad jaelani bukan hanya berperan
sebagai pemilik usaha, tapi juga termasuk manajer yang mengatur keseluruhan
pengelolaan usaha tahu tersebut. Dan tak jarang pula ahmad jaelani membantu
para anggotanya dalam bekerja. Kemudian susunan selanjutnya yaitu para
karyawan yang terbagi dalam tiga bagian divisi yaitu bagian produksi,
penggorengan, dan pemasaran/distributor.
Berikut struktur organisasi usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
Gambar 2. Struktur organisasi Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu
AjengMulya Abadi (Studi Kasus Pada Agroindustri Usaha Tahu Ajeng
Mulya Abadi di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto)
Ahmad Jaelani (Pemilik)
Tahu
karyawan
❖ Produksi tahu
1) Heri Irawan
2) Frenki Ternado
3) Rdwan
4) Khaerul Alam
❖ Penggorengan
1) Rmlah
2) Megawati
3) Salmawati
❖ Distributor
Karim
33
4.3 Deskripsi Produk Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
Usaha tahu ajeng mulya abadi merupakan salah satu agroindustri tahu
yang ada kabupaten jeneponto.kondisi dan situasi persaingan usaha tahu yang ada
di jeneponto dianggap ketat dikarenakan banyaknya pabrik tahu yang di
jeneponto. Hal tersebut membuat bapak ahmad jaelani mengubah jenis produk
tahu yang dihasilkan yaitu dari penjualan usaha tahu menjadi usaha tahu goreng.
Hal tersebut sudah berlangsung selama 4 tahun terakhir di mana tahu ajeng mulya
abadi berfokus pada produk tahu goreng. Usaha tahu ajeng mulya abadi kini telah
memiliki sistem kerja sama pada beberapa penjual bakso dan penjual gorengan
yang tersebar di beberapa kelurahan di kabupaten jeneponto sebagai segmen pasar
usaha tahu goreng.
4.4 Batas Wilayah Dan Topografi
1. Batas Wilayah
Kelurahan Balang merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah
kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang terletak pada 3,4 Km dari Ibukota
Kecamatan Binamu dan 2,6 Km dari Ibukota Kabupaten Jeneponto dengan luas
cakupan wilayah mencapai 4,02 Km 2 .
● Batas-batas Wilayah Kelurahan Balang adalah :
1) Sebelah Barat : Kelurahan Balang Beru
2) Sebelah Selatan : Kelurahan Panaikang
34
3) Sebelah Utara : Desa Sapanang
4) Sebelah Timur : Kelurahan Balang Toa
● Jumlah Lingkungan di kelurahan balang terdiri dari 5 lingkungan yakni :
1). Lingkungan Lembangloe
2). Lingkungan Romagna
3). Lingkungan Bontoloe
4.). Lingkungan Pacceko
5). Lingkungan BTN Romanga
2. Topografi
Dilihat dari segi Topografinya, Kelurahan Balang memiliki topografi
dataran rendah dengan ketinggian ± 0 – 500 m dpl.Kemudian kelurahan Balang
memiliki jenis tanah yang berwarna hitam berliat dan sebahagian kecil tanah
bebatuan.Adapun Sumber air yang digunakan oleh masyarakat yakni masih
mengandalkan hujan serta memiliki kondisi iklim yang kering atau tropis dengan
curah hujan rata-rata 90 – 140 hari dengan suhu udara 28 ˚C – 32 ˚C.
4.5 Kondisi Industri
Usaha industri yang berkembang di Kecamatan Binamu adalah industri
barang dari kulit sebanyak 1 unit, industri kayu sebanyak 44 unit, kemudian
industri kain sebanyak 54 unit, industri gerabah/keramik/batu sebanyak 5 unit.
Industri makan dan minum sebanyak 113 unit, dan terdapat 57 unit merupakan
industri kategori lainnya. (Badan Pusat Statistika Jeneponto, 2019). Jumlah
35
industri rumah tangga di Kelurahan Balang sebanyak 3 industri. Serta terdapat 1
unit industri rumah tangga pengolahan tempe, dan terdapat 2 unit ndustri.
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Identitas responden merupakan suatu proses mendeskripsikan para
responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan. Penggunaan tenaga
kerja sejak tahun 2019 yaitu menggunakan tenaga kerja yang ada di sekitar
Kelurahan Balang yang berjumlah 8 orang karyawan tetap, karena permintaan
konsumen. Uraian tenaga kerja yang dipergunakan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Keadaan Tenaga Kerja Pengolahan Tahu Pada Industri Tahu Ajeng
Mulya Abadi Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan Pendidikan
No
Nama
Umur
(Tahu)
Jenis
Kelamin
Pendidikn
Ket.
1 Ahmad Jaelani 38 Laki-Laki SMP Pemilik
2 Heri Irawan 20 Laki-Laki SMP Produksi
3 Frankie
Tornado
22 Laki-Laki SMP Produksi
4 Muh. Ridwan 22 Laki-Laki SMP Produksi
5 Khaerul alam 18 Laki-laki STM Produksi
6 Ramlah 30 Perempuan SMP Penggorengan
7 Megawati 38 Perempuan SMP Penggorengan
8 Salmawati 47 Perempuan SMK Penggorengan
9 Karim 27 Laki-Laki SD Pemasaran
Sumber: Data primer diolah, 2020
Dari data tabel 2 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja home Industri
Tahu Ajeng Mulya Abadi umumnya berada pada klasifikasi umur produktif
sedangkan menyangkut pendidikan hampir semuanya berstatus berpendidikan
sehingga mampu menyesuaikan dengan pekerjaan yang diberikan oleh pemilik
industri selaku pimpinan Usaha Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi Kelurahan
Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
37
5.1.1 Deskripsi Pengolahan Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi
Proses pengolahan merupakan teknik untuk menghasilkan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan sumber-sumber yang tersedia seperti
material, tenaga kerja, modal dan teknologi. Proses pengolahan tahu memerlukan
beberapa alat dan bahan seperti. Alat yang digunakan dalam pengolahan tahu
meliputi mesin penggiling, ember hitam, baskom besar, baskom kecil, pisau, kain
penyaring, cetakan tahu, timbah, sepatu air, ember drum, drum plastic dan
keranjang, . Bahan yang digunakan dalam pengolahan tahu yaitu, kayu bakar,
cuka cair, kedelai. Adapun proses pengolahan tahu dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Proses Pengolahan Tahu
Dari Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa proses pengolahan tahu pada
Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi yaitu :
a) 300 kg kedelai yang akan digunakan di bersihkan dengan cara direndam
menggunakan air yang bersih selama 8 jam. Dalam proses perendaman ini
kedelai akan mengembang. Bersihkan kembali kedelai dengan cara dicuci
berkali-kali.
b) Kedelai yang telah direndam selama 8 jam kemudian dibersihkan dengan cara
dicuci berulang-ulang 3-4 kali sampai benar-benar bersih.
Penyiapan
Kedelai
Pencucian
Kedelai
Penggilingan
Kedelai
Perebusan
Kedelai
Penyaringan
Kedelai Penambahan
Asam Cuka
Penekanan
Tahu
Pencetakan
Tahu
38
c) Setelah selesai kedelai dibersihkan, kemudian kedelai dihancurkan
menggunakan mesin penggiling hingga berbentuk bubur.
d) Setelah kedelai selesai dihancurkan hingga berbentuk bubur, kemudian kedelai
dimasak. Dalam proses perebusan bubur kedelai tidak boleh terlalu kental
Kemudian dalam proses perebusan bubur kedelai ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung kecil.
e) Lanjut bubur kedelai dimasak dengan memberikan air panas yang sudah
dimasak dari ketel uap, lalu di hisap dengan menggunakan mesin hisap ke alat
mesin ayunan tahu yang memakai saringan. Hasil saringan selanjutnya
dialirkan ke tempat penyimpanan berupa drum stenlis selanjutnya dilakukan
penambahan asam cuka sambil terus diaduk secara pelan-pelan, hingga bubur
kedelai menggumpal. Fungsi Penambahan asam cuka adalah mengendapkan
dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara lapisan
atas (Whey) dengan gumpalan tahu.
f) Dari gumpalan tahu yang telah ditambahkan asam cuka siap di press,.
Pengepresan dilakukan dengan tujuan agar bubur kedelai yang telah
diendapkan, kandungan airnya benar-benar habis.
g) Gumpalan tahu di press, selanjutnya tahu kemudian dicetak segi empat.
h) Dari 300 Kg Biji Kedelai menjadi tahu, menghasilkan 120 cetakan tahu
mentah.
i) Tahu mentah yang telah jadi dilakukan pemotongan. Hasil potongan tahu
dapat berbentuk kotak maupun segitiga disesuaikan dengan pesanan pelanggan
39
dan selanjutkan dilakukan proses penggorengan, hasil gorengan dikemas
dalam kantong plastik dan siap dipasarkan kepada konsumen.
Langkah-langkah pengolahan tahu di Industri Tahu Ajeng Mulya
Abadi.Alat-alat yang gunakan cukup sederhana. Saat pembuatan tahu masih
dikerjakan oleh manusia, hanya sedikit menggunakan teknologi seperti pakai
mesin penggiling.
5.2. Analisis finansial Usaha Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi
Biaya produksi merupakan penjumlahan keseluruhan akumulasi dari semua
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi pembuatan tahu dengan
tujuan untuk menghasilkan suatu produk tahu. Biaya produksi di usaha tahu ajeng
mulya abadi merupakan biaya-biaya untuk membuat suatu bahan baku kedelai
maupun cuka menjadi suatu produk tahu yang dapat bernilai ekonomis. biaya
produksi juga termasuk pengeluaran yang tidak dapat dihindari dalam usaha tahu
baik di tiap harinya maupun di tiap tahunnya, akan tetapi hal tersebut dapat
diperkirakan berapa jumlah bahan baku kedelai yang yang akan diolah dengan
jumlah jumlah cetakan tahu yang dihasilkan dalam sekali produksi.
1. Biaya Tetap
Biaya merupakan biaya-biaya dengan jumlah tetap yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan tahu ajeng mulya abadi untuk memproduksi sejumlah cetakan
tahu atau yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah
barang. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha tahu ajeng mulya abadi
merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan
40
tertentu dalam setiap kali produksi atau sering juga disebut dengan biaya yang
tidak habis dalam satu kali proses produksi tahu.Biaya tetap dalam usaha tahu
ajeng mulya abadi dalam penelitian ini terdiri dari modal awal, pajak usaha, pajak
bumi dan bangunan, listrik dan nilai penyusutan alat.Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Biaya Tetap Selama 3 Tahun Terakhir yang
Dikeluarkan Oleh Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
No. Uraian Total Biaya Tetap (Rp)
1. Nilai Penyusutan Alat (NPA) 14.007.000
2 Modal awal 200.000.000
3 Pajak Bumi dan Bangunan 300.000
Total 214.307.000
Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020
Berdasarkandata pada tabel 3 di atas maka dapat kita lihat bahwa jumlah
keseluruhan biaya tetap dari Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi yakni sebesar Rp.
214.307.000.dalam 3 tahun terakhir. Biaya tersebut merupakan biaya di investasi
yang dikeluarkan untuk membeli peralatan seperti mesin penggiling 2 unit, ember
10 unit, tungku/ketel uap 1 unit, pisau 3 buah, kain penyaringan 1 unit, mesin
ayunan tahu 1 unit, cetakan tahu 8 unit, timba 1 unit, sepatu bot 4 pasang, drum
stenlis besar 3 unit, drum plastic besar 1 unit, bola lampu 100WT 3 unit,
keranjang 4 unit, meja cetakan tahu 2 unit, meja stenlis pemotong tahu 1 unit,
wajan besar 2 unit, saringan minyak besar 2 unit, spatula besar 2 unit, basko, 40
unit dan motor vario 1 unit. Dan nilai penyusutan serta pajak bumi dan bangunan.
41
2. Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen
yang besarnya berubah-ubah. Biaya variabel dalam usaha Tahu Ajeng Mulya
Abadi merupakan biaya yang tidak menetap atau dengan kata lain bahwa biaya
yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi tahu yang dihasilkan dalam tiap
kali produksi. Sehingga dapat apabila produksi tahu bertambah maka biaya
variabel dari usaha tersebut juga bertambah, demikian sebaliknya, apabila
produksi tahu dikurangi maka jumlah biaya yang dikeluarkan setiap kali produksi
juga berkurang.
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Keseluruhan Biaya Variabel (Variable Cost) Dalam 3
Tahun Terakhir Yang Dikeluarkan Oleh Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
Jenis biaya
Total Biaya Variabel
Total Biaya
(Rp) 2018
(Rp)
2019
(Rp)
2020
(Rp)
Tenaga kerja 141.950.000 159.750.000 187.600.000 489.350.000
Kayu bakar 71.000.000 71.000.000 124.250.000 266.250.000
Kedelai 532.500.000 665.625.000 798.750.000 1.996.880.000
Minyak goreng 170.400.000 239.625.000 287.550.000 697.580.000
Transportasi 17.040.00 23.075.000 24.850.000 64.965..000
Cuka air 8.875.000 10.650.000 14.200.000 33.730.000
Listrik 1.200.000 1.440.000 1.800.000 4.440..000
Telfon 1.080.000 1.200.000 1.440.000 3.720.000
Total biaya variabel
3.558.915.000
Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020
Berdasarkan pada tabel 8, maka dapat dilihat bahwa biaya variabel yang
dikeluarkan setiap tahunnya meningkat.hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah
produksi yang dihasilkan serta meningkatnya harga bahan baku dalam pembuatan
42
tahu. Biaya tertinggi selama tiga tahun terakhir yaitu kedelai yang meningkat
harganya dalam setiap tahunnya di man pada tahun 2020 biaya kedelai mencapai
Rp.798.750.000 dan jumlah keseluruhan selama 3 tahun terakhir mencapai
Rp.1.998.880.000. begitu pula dengan kayu bakar yang meningkat pesat pada
tahun 2020. pada tahun 2018-2019 pengeluaran masih sama hal ini dikarenakan
harga kayu bakar masih sama yakni Rp.200.000/mobil sedangkan pada tahun
2020 harganya mencapai Rp. 350.000/mobil. Selain dikarenakan meningkatnya
jumlah kebutuhan bahan bakar kayu, juga dikarenakan susahnya mendapatkan
kayu sehingga harganya pun meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020
biaya kayu bakar mencapai Rp. 124.250.000 dan jumlah keseluruhan selama tiga
tahun mencapai Rp.266.250.000.
Biaya telepon merupakan pengeluaran terendah serta tidak mengalami
perubahaan dari 3 tahun terakhir hal ini dikarenakan pemakaian pulsa yang
menetap yakni biaya perbulan.Dan adapun jumlah keseluruhan biaya telepon yaitu
Rp.3.600.000. biaya tenaga kerja juga mengalami peningkatan setiap tahunnya hal
ini dikarenakan meningkatnya jumlah produksi tahu.
harga minyak goreng juga bertambah dari tahun ke tahun disebabkan
karena meningkatnya harga jual serta bertambahnya produksi tahu. dan adapun
jumlah pengeluaran biaya minyak goreng yakni Rp.697.580.000.begitupun
dengan cuka air dan transportasi yang meningkat setiap tahunnya disebabkan
karena harga beli yang meningkat serta meningkatnya jumlah produksi tahu. dan
adapun jumlah keseluruhan biaya variabel dalam usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
dalam tiga tahun terakhir sebesar Rp 3.558.915.000..
43
Tabel 5. Biaya Produksi Pada Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi
Selama 3 Tahun Terakhir di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto.
No
Uraian
Jumlah
(cetakan)
Jumlah (Rp)
1. Biaya
a. Biaya Tetap (FC)
1) Modal usaha
2) Nilai Penyusutan Alat (NPA)
3) Pajak
200.000.000
14.007.000
300.000
Total Biaya Tetap Rp. 214.307.000
b. Biaya Variabel (VC)
1) Tenaga kerja
2) Kayu bakar
3) Kedelai
4) Minyak goreng
5) Transportasi
6) Cuka air
7) Telpon
8) Listrik
489.350.000
268.250.000
1.996.880.000
697.580.000
64.965.000
33.730.000
3.720.000
4.440.000
Total Biaya Variabel 3.558.915.000
2. Total biaya (TC) = FC + VC
a. Biaya tetap (FC)
b. Biaya variabel (VC)
214.307.000
3.558.915.000
Total Biaya Produksi Rp 3.773.222.000
Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020
44
Berdasarkan tabel 9. Maka dapat diketahui bahwa biaya produksi tahu
usaha home industri Tahu Ajeng Mulya Abadi selama 3 tahun terakhir sebesar Rp
3.773.222.000. nilai tersebut merupakan hasil penjumlahan dari biaya tetap (fix
cost) ditambahkan dengan biaya variabel (variable cost), di mana biaya tetap (fix
cost) sebesar Rp.214.307.000 dan biaya variabel (variable cost) Rp.
3.558.915.000. berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa biaya
produksi tertinggi adalah biaya pengadaan bahan baku kedelai dalam keseluruhan
biaya variabel. Sedangkan biaya modal awal masih menjadi pengeluaran tertinggi
selama tiga tahun terakhir pada bagian biaya tetap.dan biaya produksi terendah
yaitu biaya telpon yakni Rp 3.720.000.
5.3 Penerimaan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
Penerimaan usaha merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dengan
harga jual. Penerimaan pada industri rumah tangga tahu ajeng mulya abadi secara
umumnya yakni perkalian antara jumlah cetakan tahu (Py) yang diproduksi dalam
3 tahun terakhir dengan harga jual (Y).
Tabel 6.Rata-Rata Penerimaan usaha Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya Abadi
Selama 3 Tahun Terakhir Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto.
Tahun
Total Peenerimaan
TR= Py . Y Total
Penerimaan
(Rp) Produksi
kedelai
(Kg)
Jumlah
(cetakan)
Harga
(Rp)
2018 71.000. 28.400 50.000 1.420.000.000
2019 88.750 35.500 50.000 1.775.000.000
2020 106.500 42.600 50.000 2.130.000.000
Jumlah
266.250
106.500
5.325.000.000
45
Berdasarkan pada tabel 10, maka dapat kita ketahui bahwa setiap tahunnya
usaha tahu tersebut mengalami peningkatan produksi yang cukup signifikan.
Dimana produksi tertinggi terjadi pada tahun 2020 yakni 106.500 kg kedelai dan
menghasilkan 42.600/cetakan dengan harga Rp.50.000. hal ini dikarenakan pada
tahun tersebut jumlah permintaan konsumen yang meningkat serta ketersediaan
bahan baku yang stabil. Sedangkan jumlah produksi terendah terjadi pada tahun
2018 yakni hanya mampu memproduksi 71.000 kg tahu dan menghasilkan 28.400
cetakan dengan harga jual Rp.50.000/cetakan. Dalam tersebut dapat juga dilihat
bahwa dalam 3 tahun terakhir harga jual tahu tidak mengalami perubahan hal ini
dikarenakan pemilik tahu belum berani mengambil resiko untuk menaikkan harga
jual untuk menjaga kestabilan penjualan serta harga tersebut masih dianggap
menguntungkan.
Adapun data penerimaan menunjukkan bahwa semakin meningkatnya
jumlah produksi tahu, maka akan meningkatkan pula jumlah penerimaan
penerimaan usaha tahu. Penerimaan tertinggi terjadi pada tahun 2020 yakni Rp.
2.130.000.000..hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah produksi kedelai dan
jumlah cetakan tahu yang meningkat. Sedangkan penerimaan terendah terjadi
pada tahun 2018 yakni Rp.1.420.000.000.hal ini dikarenakan jumlah produksi
kedelai pada tahun tersebut masih rendah serta kondisi pasar yang masih terbatas.
Sehingga dapat juga dilihat bahwa jumlah penerimaan kotor usaha tahu tersebut
selama 3 tahun terakhir mulai dari tahun 2018 hingga 2020 mencapai
Rp.5.325.000.000dengan jumlah produksi 266.250 kg tahu menghasilkan 106.500
cetakan tahu.
46
5.4 Keuntungan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
Secara umum keuntungan adalah selisih antara jumlah total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan. keuntungan dari usaha tahu ajeng mulya
abadi berasal dari selisih antara jumlah penerimaan hasil penjualan tahu selama 3
tahun terakhir dengan jumlah keseluruhan biaya baik biaya variabel (variable
cost) maupun biaya tetap (fix cost)
Tabel 7 .Keuntungan Pada Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi
Selama 3 Tahun Terakhir Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto
No Uraian Keuntungan TR – TC
1 Penerimaan 5.325.000.000
2 Total biaya 3.772.922.000
Total 1.552.078.000
Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020
Berdasarkan pada tabel 7 maka dapat diketahui bahwa keuntungan dan
penerimaan setiap tahunnya meningkat. Adapun jumlah keuntungan bersih dari usaha
Tahu Ajeng Mulya Abadi selama 3 tahun terakhir sebesar Rp.1.551.778.000. nilai
tersebut dihasilkan dari hasil pengurangan antara jumlah total penerimaan dengan jumlah
keseluruhan biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel. Adapun total penerimaan
selama 3 tahun terakhir sebesar Rp.5.325.000.000 dan total biaya sebesar
Rp.3.773.222.000. sehingga berdasarkan data-data tersebut maka dapat kita
simpulkan bahwa usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi menguntungkan secara analisis
sehingga layak untuk dikembangkan.
47
5.5 Analisis Kelayakan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
Analisis kelayakan finansial pada umumnya digunakan untuk untuk melihat
apakah suatu usaha atau industri layak dari aspek finansial atau tidak. Dalam
penelitian ini peneliti ingin melihat apakah Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi
layak secara finansial sehingga layak dikembangkan atau atau tidak dengan cara
melihat pembagian antara jumlah penerimaan dengan jumlah keseluruhan
biaya.Berikut akan dijelaskan secara lengkap terkait dengan analisa pendapatan
dan rasio R/C pada usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi.
Tabel 8. Kelayakan Pada Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi setiap
tahun Selama 3 Tahun Terakhir Di Kelurahan Balang Kecamatan
Binamu Kabupaten Jeneponto
No Tahun
Nilai
(Rp)
Kelayakan
R / C
2018
Penerimaan 1.420.000.000
1.2 Total biaya produksi
1.158.202.000
2019
Penerimaan 1.775.000.000
1.2 Total cost
1.386.472.000
2020
Penerimaan 2.130.000.000
1.3 Total cost
1.654.547.000
Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020
Berdasarkan pada tabel 8, maka dapat kita liat bahwa pada tahun 2018 dan
2019 mengalami persamaan angka R/C. hal ini dikarnakan karna adanya tingkat
produksi dengan jumlah selisih dengan penerimaan yang kalkulasi yang mirip.
Berrdasarkan tabel tersebut pula, maka dapat kita simpulkan bahwa tingkat R/c
Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan angkan 1.3.
48
Tabel 9.Kelayakan Pada Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi
Selama 3 Tahun Terakhir Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto
No Uraian
Nilai
(Rp)
Kelayakan
R / C
1 Penerimaan 5.325.000.000
1.41 2 Total biaya produksi 3.773.222.000
Total 1.551.778.000
Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020
Berdasarkan pada tabel 12, maka dapat diketahui bahwa tingkat kelayakan
usaha rumah industri rumah tangga tahu ajeng ajeng mulya abadi sebesar 1.41 .hal
tersebut menandakan bahwa nilai kelayakan pada industri rumah tangga tahu
ajeng mulya abadi lebih dari satu, yang berarti bahwa usaha tahu ajeng mulya
abadi layak untuk diusahakan atau dengan kata lain telah mencapai kelayakan
secara finansial melalui pembagian antara besarnya jumlah penerimaan dengan
jumlah biaya total.
Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis R /C rasio
untuk mengetahui tingkat kelayakan industri Tahu Ajeng Mulya Abadi.Kemudian
dari hasil analisis yang didapatkan bahwa nilai R/C ratio sebesar 1.41 atau lebih
besar satu. Artinya bahwa dalam setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam
memproduksi tahu akan menghasilkan 1,41 rupiah.Sehingga dapat dinyatakan
bahwa industri rumah tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi telah layak untuk
diusahakan dan layak untuk di kembangkan.dengan demikian bahwa berdasarkan
hasil analisis dari data-data tersebut maka hasil perhitungan kelayakan usaha
industri rumah tangga tahu ajeng mulya abadi dikatakan layak yaitu R/C ratio > 1.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha industri tahu ajeng mulya abadi
layak diusahakan atau menguntungkan dari aspek finansial.
49
5.6 Analisis Break Even Point (BEP)
Break even point atau titik impas merupakan analisis untuk mempelajari
hubungan biaya yang tetap pada usaha tahu ajeng mulya abadi, atau keadaan
dimana suatu operasi usaha tahu ajeng mulya abadi tidak mendapat untuk maupun
rugi.
Keterangan :
BEP : Break Even Poin (Titik Impas Per Unit)
FC : Fixed Cost (Biaya Tetap)
P : Price (Harga Per Unit)
VC : Variabel Cost (Variabel Cost)
Break Even Point (BEP) ialah titik BEP dari usaha Tahu Ajeng Mulya
Abadi adalah sebagai berikut:
BEP unit (cetakan) =fixed cost (biaya tetap)
(p−vc)
=214.307.000
50.000−20.000
= 214.307.000
30.000
= 7.144(cetakan tahu)
BEP dalam rupiah (Rp) =variabel cost
1−(VC
P)
=214.307.000
1−Rp.20.000/Rp.50.000
= 214.307.000
1−0,4 = Rp. 357.180.000.
50
Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa usaha tahu ajeng mulya
abadi di kelurahan balang akan menglami titik impas atau kembali modal yang
berjumlah ketika usaha tahu tersebutmampu menghasilkan 7.144 cetakan dan
ketika di rupiahkan senilai R.p. 356.180.000. Dan berdasarkan data produksi tahu
ajeng mulya abadi selama 3 tahun dan telah memproduksi 372.750 cetakan maka
dengan demikian mahwa tahu ajeng mulya abadi telah kembali modal dan telah
memndapatkan keuntungan lebih.
51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu
Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang
telah dianalisis dan dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
produksi :
1. Secara finansial Penerimaan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi selama 3 tahun
terakhir mampu memproduksi 266.250 Kg kedelai dengan hasil 106.500 cetakan
dengan harga jual 50.000/cetakan maka total penerimaan yaitu Rp 5.325.000.000
dengan total biaya Rp 3.773.222.000 dan adapun pendapatan bersih sebesar Rp
1.551.778.000 selama per tiga tahun terakhir produksi (3 tahun).
2. Analisis kelayakan R/C ratio usaha tahu ajeng mulya abadi telah dinyatakan
layak atau efisien yang dapat dilihat dari angka R/C Ratio sebesar 1.41 yang
berarti bahwa dalam setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam
memproduksi tahu akan menghasilkan 1,41 rupiah sehingga usaha tahu ini layak
dijalankan.
52
6.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan tersebut, maka adapun
saran-saran yang dapat dikemukakan yaitu :
1. Usaha tahu ajeng mulya abadi sudah mulai berkembang sehingga diharapkan
mampu lebih maju dan membuka lapangan pekerjaan.
2. Diharapkan adanya manajemen yang baik agar sistem produksi tahu lebih maju
dan lebih teratur.
3. Kepada pemerintah setempat diharapkan khususnya di kelurahan balang agar
kiranya lebih mendukung dan mengapresiasi para pelaku usaha terutama
industri tahu.
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghofur Anshori. 2008. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Lembaga
Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Jaelani. 2020. Data Primer, Jeneponto
Al-kautsar, H. 2013.Analisis Industri Rumah Tangga Tempe Di Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman.Skripsi Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Amalia Lia.2007. Ekonomi Pembangunan. Edisi I. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Assauri. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.
BPS Kecamatan Binamu. Dalam Angka 2019 Kabupaten Jeneponto
Carter, William. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Salemba Empat. Jakarta.
Gade, M. 2005. Teori Akuntansi. Penerbit: Almahira, Jakarta.
Hadiyanti, F. R. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-Yun Desa
Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Skripsi Fakultas
Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis.Jakarta: Rajawali
Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Cetakan Keempat.
Jakarta: Penerbit Prenada Media Group.
Kasmir, Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana
Kimbal, R.W. 2015. Modal Sosial Dan Ekonomi Industri Kecil Sebuah Studi
Kualitatif.Penerbit: Depublish, Yogyakarta.
M. Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus Y.E.F. 2006. Pengantar Bisnis.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mankiw, N. G. 2006. Pengantar Ekonomi Jilid I. Terjemahan: H. Munandar.
Erlangga. Jakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, manfaat dan Rekayasa,
(Yogyakarta: STIE YKPN).
Nurdin, S. & Adrianto. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
54
Pawe, Sartini. 2007. Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan
Pendapatan Masyarakat di Desa Roworejo Kecamatan Ende Selatan,
Kabupaten Ende.Malang.
Sadono Sukirno. 2012. Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta: Rajagrafindo Persada).
Siregar, Baldric, Suripto, Bambang. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi kedua, Bab
2,7,9-11, Salemba Empat, jakarta.
Siregar, Syofian. 2016. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Soekartawi. 2002. Faktor Produksi Dalam Menghasilkan Barang Dan Jasa.
(Jakarta: Bima Aksara).
Soekartawi.2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya.PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI Press
Sugiyono, 2015.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D).penerbit CV. Alfabeta: Bandung.
Sugiyono, 2018.Metode Penelitian Kombinasi. (Mixed Methods).Bandung: CV
Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukirno. 2005. Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Tambunan. 1999. Perkembangan Industri Kecil di Indonesia. PT. Mukhtiar
Widia. Jakarta.
Unda Rukmana Dean Prisatya. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pendapatan Industri Kecil Menengah.(Malang: Universitas
Brawijaya).
Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
55
56
A. Identitas Responden
No
Nama
Umur
(Tahu)
Jenis
Kelamin
Pendidikn
Ket.
1 Ahmad Jaelani 38 Laki-Laki SMP Pemilik
2 Heri Irawan 20 Laki-Laki SMP Produksi
3 Frankie
Tornado
22 Laki-Laki SMP Produksi
4 Muh. Ridwan 22 Laki-Laki SMP Produksi
5 Khaerul alam 18 Laki-laki STM Produksi
6 Ramlah 30 perempuan SMP penggorengan
7 Megawati 38 perempuan SMP penggorengan
8 Salmawati 47 Perempuan SMK Penggorengan
9 Karim 27 Laki-Laki SD Pemasaran
57
B. DAFTAR KUESIONER PENELITIAN
Judul Penelitian :
Analisis Finansial Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi (Studi Kasus Pada Industri
Rumah Tangga Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi di Kelurahan Balang Kecamatan
Binamu Kabupaten Jeneponto)
Hari/Tanggal :
No. Informan :
A. INFORMAN
1. Nama Responden :
2. Umur : tahun
3. Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Sarjana
4. Pekerjaan Pokok :
5. Pekerjaan Sampingan :
6. Lama Berusaha : tahun
7. Jumlah Tanggungan Keluarga : orang
B. Biaya Usaha Home Industri Tahu
1. Biaya Variabel (Sarana & Prasarana Produksi)
Uraian Satuan
(Unit)
Jumlah Harga
Rp/Satuan
Biaya
Rp/Bulan
Kedelai Kg
Ragi Kg
Transportasi -
Tenaga kerja HOK
Bahan Bakar -
Total
58
2. Biaya Tetap Home Industri Tahu
No. Jenis Biaya Jumlah Biaya
Rp/Bulan
1. Biaya listrik
3. Biaya modal usaha
Total
▪ Penyusutan Alat Home Industry Tahu
No. Jenis Peralatan Jumlah
(Unit)
Nilai
Penyusutan
(Rp)
Biaya
Rp/Bulan
1.
2,
3.
Total
▪ Pengeluaran lain-lain
1. Sewa Lahan : Rp /musim
2. Pajak Tanah : Rp /musim
3. Produksi Tahu
No. Uraian Harga
Rp/Satuan
Biaya
Rp/Bulan
1. Tahu Mentah
2. Tahu Goreng
Total
59
C. Profil Usaha
No. Pertanyaan Keterangan
1. Kapan bapak memulai usaha tahu di daerah
ini?
2. Apakah sudah punya izin usaha oleh
pemerintah setempat?
3. Apa alasan bapak menggeluti usaha ini?
4. Apakah lokasi tempat ini adalah milik pribadi
atau disewa?
D. Sumber Dana Pembiayaan Usaha
No. Pertanyaan Keterangan
1. Apakah usaha bapak ini adalah modal sendiri
atau ada pihak lain?
2. Apakah bapak sering/pernah berurusan dengan
pembiayaan kredit?
E. Aspek Keuangan
No. Pertanyaan Keterangan
1. Berapa jumlah biaya investasi atau biaya setiap
sekali produksi?
2. Berapa biaya operasional yang dikeluarkan
selama satu bulan?
3. Berapa harga spesifikasi bahan baku setiap kali
produksi?
4. Berapa jumlah biaya tenaga kerja tetap dan
borongan baik dari keluarga maupun di luar
keluarga selama sebulan?
5. Berapa jumlah biaya bahan-bahan penunjang
seperti listrik, BBM?
60
❖ Aspek Finansial Usaha Tahu
No. Pertanyaan Keterangan
1. Berapa jumlah penerimaan dan pendapatan
yang diperoleh selama sebulan?
2. Bagaimana perkembangan simpanan yang
dimiliki dan instrumen apa yang bapak
gunakan?
3. Berapa pendapatan bapak selain dari usaha
tahu in?
4. Berapa jumlah pengeluaran bapak untuk biaya
kebutuhan keluarga dalam sebulan?
61
C. Biaya Variabel Usaha Tahu Ajeng Mulya abadi
1. gaji karyawan
Tahun
Jumlah (Hok) × 355 hari
kerja
Jumlah
(Rp)
2018
1) 4 karyawan bagian produksi di gaji
dengan sistem borongan Rp
2.500/cetakan 200 kg kedelai/hari
menghasilkan 80 cetakan.
2) 3 karyawan bagian penggorengan
masing-masing di gaji Rp50.000
\hari.
3)1 karyawan pengantar dengan gaji
Rp50.000/hari
= 71.000.000
= 53.250.000
= 17.750.000
2019
1) 4 karyawan produksi di gaji dengan
sistem borongan yakni Rp
2.500/cetakan dan memproduksi 250
kg kedelai/hari menghasilkan 100
cetakan.
2) 3 karyawan bagian penggorengan
masing-masing di gaji Rp50.000
\hari.
2) 1 karyawan pengantar dengan gaji
Rp50.000/hari
= 88.750.000
= 53.250.000
= 17.750.000
2020
1) 4 karyawan bagian produksi di gaji
dengan sistem borongan Rp
2.500/cetakan dan memproduksi 300
kg/hari kedelai menghasilkan 120
cetakan.
2) 3 karyawan bagian penggorengan
masing-masing di gaji Rp50.000
\hari.
1 karyawan pengantar dengan gaji
Rp70.000/hari
= 109.500.000
= 53.250.000
= 24.850.000
Jumlah Rp. 489.350.000
62
2. Kayu Bakar
No
Tahun
Mobil
Pick up
Harga
(Unit×355)
Total
(Rp)
1 2018 1 200.000 71,000.000
2 2019 1 200.000 71,000.000
3 2020 1 350.000 124.250.00
Total
1.065.000
750.000
268.250.000
3. Kedelai
No
Tahun
Jumlah
produksi
(kg))
Harga
(Rp/kg × 355
hari)
Total biaya
(Rp)
1 2018 71.000 7.500 532.500.000
2 2019 88.750 7.500 665.625.000
3 2020 106.500 8.000 798.750.000
Total
266.250.00
1.996.880.000
4. Cuka Air
No
Tahun
Jumlah
(Botol)
Harga
(Rp/botol × 355
hari)
Total Biaya
(Rp)
1 2018 1 25.000 8.875.000
2 2019 1 30.000 10.650.000
3 2020 1 40.000 14.200.000
Total
33.730.000
63
5. Minyak goreng
No
Tahun
Jumlah
(liter/hari)
Harga
(Rp/liter × 355
hari)
Total
(Rp)
1 2018 60 8.000 170.400.000
2 2019 75 9.000 239.625.000
3 2020 90 9.000 287.550.000
Total
225
697.580.000
6. Transportasi
No
Tahun
Jumlah
(liter)
Harga
(Rp/liter × 355
hari)
Total
Biaya (Rp)
1 2018 8 6.000 17.040.000
2 2019 10 6.550 23.075.000
3 2020 10 7.000 24.850.000
Total
28
64.965.000
7. Biaya Telefon
No Tahun
Jumlah
(bulan)
Harga
(Rp/bulan )
Total
Biaya (Rp)
1 2018 12 90.000 1.080.000
2 2019 12 100.000 1.200.000
3 2020 12 120.000 1.440.000
Total
36
3.720.000
8. listrik
No
Tahun
Harga
(Rp/bulan)
Total
(Rp)
1 2018 100.000 1.200.000
2 2019 120.000 1.440.000
3 2020 150.000 1.800.000
Total
4.440.000
64
D. Biaya Tetap Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
1. pajak
No Tahun Pajak (Rp) Total (Rp)
1 2018 - 100.000
2 2019 - 100.000
3 2020 - 100.000
Total
300.000
65
2. biaya penyusutan Alat
No Nama Peralatan Jumla
h
Harga
Lama
Harga
Baru
Usia
alat
(Thn
)
Hasil (NPA)
1 Mesin Penggiling 2 50.000.000 30.000.000 5 8.000.000
2
Ember Tempat
Tahu 10 8.000
5.000 3
10.000
3
Tungku/Ketel
Uap 1 50.000.000
30.000.000 5
4.000.000
4 Pisau 3 10.000 5.000 5 3.000
5 Kain Penyaring 1 35.000 25.000 1 10.000
6
Mesin ayunan
Tahu 1 40.000.000
30.000.000 5
2.000.000
7 Cetakan Tahu 8 85.000 40.000 5 72.000
8 Timba 1 5.000 2.000 1 3.000
9 Sepatu Bot 4 80.000 10.000 3 94.000
10 Drum Stenlis 3 450.000 200.000 5 150.000
12 Drum Plastik 1 200.000 100.000 4 25.000
13
Bola Lampu
(100WT) 2 250.000
50.000 1
400.000
14 Keranjang 4 160.000 20.000 2 280.000
15
Meja Cetakan
Tahu 2 300.000
100.000 2
200.000
16
Meja Stellis
Pemotong Tahu 1 350.000
100.000 4
62.000
17 Wajan Besar 2 300.000 100.000 3 134.000
18
Saringan Minyak
Besar 2 500.000
100.000 4
200.000
19 Spatula Besar 2 40.000 10.000 2 30.000
20 Baskom 40 15.000 5.000 3 134.000
Jumlah
90
142.788.000
90.872.000
63
14.007.000
4. Modal invesatasi
No
Uraian
Total (Rp)
1 Modal 200.000.000
Jumlah 200.000.000
66
E. Total Biaya Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi
Jenis biaya
Total Biaya Variabel
TC = FC + VC TotalBiaya(Rp)
2018
(Rp)
2019
(Rp)
2020
(Rp)
Tenaga kerja 141.950.000 159.750.000 187.600.000 489.350.000
Kayu bakar 71.000.000 71.000.000 124.250.000 268.250.000
Kedelai 532.500.000 665.625.000 798.750.000 1.996.880.000
Minyak goreng 170.400.000 239.625.000 287.550.000 697.580.000
Transportasi 17.040.000 23.075.000 24.850.000 64.965.000
Cuka air 8.875.000 10.650.000 14.200.000 33.730.000
Listrik 1.200.000 1.440.000 1.800.000 4.440.000
Telpon 1.080.000 1.200.000 1.440.000 3.720.000
Total
Biaya tetap
Modal investasi 200.000.000
Penyusutan alat 14.007.000
Pajak 100.000 100.000 100.000 300.000
Jumlah
Rp. 3.773.222.000
F. Total Penerimaan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi.
Tahun
Total Penerimaan
TR= Py . Y Total
penerimaan
(Rp) Produksi
kedelai
(Kg)
Jumlah
(cetakan)
Harga
(Rp)
2017 71.000. 28.400 50.000 1.420.000.000
2018 88.750 35.500 50.000 1.775.000.000
2020 106.500 42.600 50.000 2.130.000.000
Jumlah
266.250.00
106.500
5.325.000.000
67
G. Total Pendapatan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi.
Uraian
Nilai (Rp)
Total pendapatan
TR - TC.
Penerimaan
5.325.000.000
1.551.778.000
Total biaya
3.773.222.000
H. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi.
Uraian
Nilai (Rp)
Kelayakan
R / C
Penerimaan
5.325.000.000
1.41
Total biaya
3.773.222.000
68
I. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Binamu
J. Dokumentasi Penelitian
69
1. Proses Persiapan Bahan Baku
.
2. Proses Pengolahan Tahu
70
3. Hasil Penggorengan Tahu
4. Distribusi Tahu
71
5. Wawancara Dengan Pak Ahmad Jaelani (Pemilik)
6. Gambar Ketel Uap Dengan Kayu Bakar
72
RIWAYAT HIDUP
Jusri 105961123716 lahir di Dusun Bontoa, Desa Mangepong, Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto pada tanggal 11 agustus 1997.Anak ketiga dari tiga
bersaudara, dari pasangan bapak Yusuf Dan Ibu Tanni.Pendidikan penulis yang
pertama di SD Negeri Kampung Baru pada tahun 2006, kemudian melanjutkan
pendidikan di MTS Munte pada tahun 2011.Ketiga di Madrasah Aliyah Negeri
Binamu pada tahun 2013.Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di
salah satu perguruan tinggi swasta dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis melalui
seleksi penerimaan mahasiswa baru.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah diberikan amanah menjadi
BPH di lembaga internal Fakultas Pertanian di Pimpinan Komisariat Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai departemen bidang kader periode
(2018-2019), dan juga pernah diberikan amanah menjadi BPH Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Pertanian sebagai Ketua Bidang Kajian Dan Penalaran
periode (2020-2021). Dan juga pernah diberikan amanah sebagai delegasi fakultas
pertanian dalam mengikuti learning ekspres (LEX kolaborasi indonesia,singapore
dan jepang) tahun 2018. Penulis juga pernah magang di Kedai Inklusi di kota
makassar selama 30 hari. Dan penulis juga pernah mengikuti kuliah kerja profesi
(KKP) di Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto selama 2
bulan.
Atas izin ALLAH SWT serta Doa dan usaha dalam menjalankan aktivitas
akademik di Universitas Muhammadiyah Makassar, Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis
Kelayakan Finansial Industri Rumah Tangga Tahu (Studi Kasus Pada Industri
Rumah Tangga Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan
Binamu Kabupaten Jeneponto).
73
74
75
top related