analisis kebutuhan listrik berkaitan dengan … · yang ada yaitu pltg (56%) dan pltd (10 %) dengan...
Post on 09-Apr-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Dosen Pembimbing :
Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng
Ir. Teguh Yuwono
.
Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK BERKAITAN DENGAN PENYUSUNAN TARIF LISTRIK REGIONAL DI DAERAH PROVINSI BALI GUNA MEMENUHI PASOKAN ENERGI
LISTRIK 10 TAHUN MENDATANG
I Putu Surya Atmaja2205 100 107
Latar Belakang (1)
Kondisi ketenagalistrikan di Indonesia saat ini :
Total energi Listrik Indonesia sebesar 149.436,76 GWhdengan energi total PLN-2008 118.046,76 GWh (79%),pembelian Listrik Swasta 31.389,00 GWh (21 %)
Pertumbuhan permintaan tenaga listrik selama kurun waktu5 tahun terakhir mencapai rata-rata 7,4% sedangkanpertumbuhan ekonomi rata-rata 5,2% setiap tahunnya .
Harga minyak dunia pada tahun 2008 yang meningkatmencapai US $ 138/barel serta ketersediaan bahan bakarminyak yang semakin menipis
Ketergantungan pembangkitan tenaga listrik terhadap BBMsangat tinggi
Page 3
Latar Belakang (2)
Kondisi Ketenagalistrikan Bali saat ini :
Ketenagalistrikan di Bali masih mengandalkan pasokanlistrik dari jenis pembangkit dengan sumber energi fosil(Non-Renewable) yang terdiri dari Pembangkit ListrikTenaga Gas (PLTG Pesanggaran,Gilimanuk dan Pemaron)dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD Pesanggaran)
Cadangan listrik yang tersedia sangat tipis, hanya 75 MW.Pada saat ini beban puncak sebesar 493 MW. Sedangkan PLNhanya mampu menyediakan 568 MW. Tipisnya cadanganlistrik tersebut, memaksa PLN Distribusi Bali melakukanpemadaman bergilir (sumber : Bali Post, 2009)
Latar Belakang (3)
Hidro
16%
Diesel
1%Panas Bumi
2%
Gas Turbine
4%
PLTU
Batu Bara
27%
PLTU BBM
5% PLTU Gas
6%
Combine Cycle
Gas
21%
Combine Cycle
BBM
18%Jawa - Bali
KAPASITAS PEMBANGKIT TERPASANG
Page 5
Diesel
15%
Gas Turbine
85%
Renewable
0%
Bali
Tujuan
o Mengetahui besar kebutuhan energi listrik di provinsiBali dari tahun 2009 sampai dengan 2019
o Mengetahui harga pokok penjualan di Bali berdasarkantarif regional berbanding dengan kemampuan daya belimasyarakat terhadap energi listrik
o Mengetahui potensi energi yang terdapat di Bali khususnyaenergi primer yang berada di tiap daerah wilayah ProvinsiBali guna memenuhi kebutuhan energi listrik daerah
Page 6
Permasalahan
Bagaimana kondisi eksisting kelistrikan di daerah propinsi Bali?
Bagaimana memperhitungkan kebutuhan energi listrik konsumen di daerah provinsi Bali hingga 10 tahun mendatang?
Bagaimana perbandingan desain tarif regional Bali dengan tarif berdasarkan Long Run Marginal Cost dan total kebutuhan biaya pokok penyediaan?
Bagaimana struktur TDL Regional Bali yang diusulkan sesuai UU No.30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan dengan memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat Bali?
Bagaimana kondisi energi primer di Bali serta perannya terhadap pemenuhan kebutuhan energi listrik di wilayah provinsi Bali?
Page 7
Batasan Masalah
Perkiraan kebutuhan energi dan peramalan bebanmenggunakan metode DKL 3.02
Tarif listrik menggunakan :1. Metode Cost of Service – rate of return
2. Metode long run marginal cost
Penyusunan tarif listrik Regional mengacu pada : 1. Biaya pembangkit
2. Biaya distribusi tegangan menengah (MV) dan
3. Biaya distribusi tegangan rendah (LV).
Page 8
METODOLOGI PENELITIAN
Penulisan Tugas Akhir
Untuk Peramalan Kebutuhan Energi Listrik
Digunakan metoda DKL 3.01
Pengkajian UU Ketenagalistrikan No.30 tahun 2009
Penyusunan model struktur tarif dasar listrik dan perhitungan
harga listrik pergolongan berdasarkan struktur yang sudah ditentukan
Studi Literatur, Perumusan Masalah, Perumusan parameter dan penyusunan
model hubungan untuk penentuan : Kebutuhan energi listrik masyarakat Bali Biaya produksi listrik sampai ke konsumen
Page 9
Metode Peramalan Kebutuhan Listrik
Untuk mengetahui pemakaian energi listrikdi Bali hingga tahun 2019 maka dapatdihitung dengan Model Peramalan DenganDKL 3.02
Metode DKL 3.02 adalah metode menghitungperamalan kebutuhan listrik tiap pelanggandengan memperhitungkan rasio elektrifikasitiap pelanggan. Metode tersebut palingbanyak digunakan oleh PLN
Page 10
Sekilas Bali
• Jumlah penduduk Bali tahun 2008 (BPS 2008) mencapai 3.409.845 jiwa, yang terdiri dari1.709.894 jiwa (50,15%) penduduk laki-laki dan1.699.951 jiwa (49,85%) penduduk perempuan.
AP
NEGAR
A
UJ
NEGARA
UJ
SERIRIT
AJ BALI
UTARAAP
SINGARAJA
AP
TABANA
N
UJ
TABANA
N
AJ BALI
SELATAN
AP
DENPASAR
AP/APTM
KUTAUJ
KUT
A
AP
GIANYAR
AJ
KLUNGKU
NG
AP
KLUNGKU
NG
UJ
BANGLI
UJ
KARANGAS
EM
Page 13
Gambaran Makroekonomi Bali
Laju pertumbuhan ekonomi Baliyang sebelumnya 5,92 persenpada tahun 2007 mengalamipeningkatan tipis menjadi 5,97persen di tahun 2008
Pertumbuhan PDRB tertinggiselama tahun 2008 terjadi disektor listrik, gas dan air bersihsebesar 8,98 persen
Laju Pertumbuhan PDRB
Page 14
Kondisi Eksisting tenagaListrik di Bali
Pasokan energi listrik untuk sistem Bali sebesar568 MW yang dipasok dari kabel laut Jawa Bali200 MW (35%) dan pembangkit di Bali sebesar368 MW (65%) dengan kondisi pembangkit yangmasa operasionalnya rata-rata sudah tua. Unitterbesar adalah PLTG Gilimanuk sebesar 130MW.
Beban puncak sistem bali pada tahun 2007sebesar 454,6 MW dan meningkat menjadi 485,8MW pada tahun 2008.
Page 15
Perkembangan Kebutuhan Tenaga Listrik diProvinsi Bali 2004 s/d 2008
Page 16
• Rata-rata pertumbuhan pemakaian / penjualan tenaga listrik dalam kurun
waktu tahun 2004-2008 adalah sebesar 6.48 %.
• Total pemakaian/penjualan tenaga listrik PLN Distribusi Bali sampai dengan
tahun 2008 berjumlah 2551,09 GWh
NERACA DAYA SISTEM BALI Tahun 2002 s/d 2008
Page 17
sistem kelistrikan di Bali sampai dengan tahun 2008 memilikikapasitas terpasang sebesar 662.27 MW, Daya Mampu sebesar 568MW dan Beban puncak mencapai 486 MW. Dengan pembangkityang ada yaitu PLTG (56%) dan PLTD (10 %) dengan kondisi yangsudah tua, sedangkan sisanya dipasok dari kabel laut Jawa-Bali
HARGA JUAL RATA-RATA TENAGA LISTRIK PLN (Persero) Dist Bali
Tahun 2004 s/d 2008
Page 18
Hal Ini Menyatakan Bahwa :
Harga jual rata-rata (Rp/kwh) di propinsi Bali sendiri terusmengalami peningkatan sampai dengan pada tahun 2008mencapai Rp 758.07/ kwh
Kondisi Pembangkit Sistem Kelistrikan Balidan Perbandingannya
Daya Terpasang:1,73% Daya Terpasang Indonesia
Daya Mampu1,75% Daya Mampu Indonesia
Beban Puncak 2,3% Total Beban Puncak Indonesia
Daya Mampu Bali : 77 % - Defisit 23 % (97,3 MW)
Daya Mampu JAMALI : 101 % - Surplus 1 % (233 MW)
Daya Mampu Luar Jamali : 104 % - Surplus 4 % (227 MW)
Daya Mampu Indonesia : 102 % - Surplus 2 % (460 MW)
Page 19
Komposisi Sistem Kelistrikan Bali
No Sistem
Ketenagalistrikan
Daya
terpasang
(MW)
(%)
Daya
Mampu
(MW)
(%)
1. Sistem interkoneksi
Jawa Bali
(Kabel laut)
220 33.22 190 33.4
2
2. Pembangkit Fosil
a. Sistem Pesanggaran
-PLTD
-PLTG
75.82
125.45
11.45
18.94
58.50
110
10.2
9
19.3
5
b. Sistem Gilimanuk
-PLTG 145 21.89 130 22.8
7
c. Sistem Pemaron
-PLTG 96 14.49 80 14.0
7
3. Pembangkit Kecil
(Energi Terbarukan)
a. PLTMH
-1 unit di desa Jeruk
Manis,Karangasem
-1 unit di desa
Tenganan,
Karangasem
0.025
0.007
0.003
0.001
-
-
b. PLTS 0.00005 0.000
007
TOTAL 662.30 100 568.50 100
•Kelistrikan Bali masih mengandalkan pasokankabel laut Jawa-Bali sekitar 34% Total pasokan
•Masih tergantung pembangkit energi fosil (takTerbarukan) dengan bahan bakar HSD (PLTG dan PLTD ) Sebesar 66% Total Pasokan
• Penggunaan Pembangkit Listrik denganMenggunakan Energi Baru Terbarukan masihrelatif kecil dan walaupun ada hanya dalamskala kapasitas pembangkitan yang kecil
Page 21
Rasio Elektrifikasi Bali
KawasanRasio Elektrifikasi (%)
Bali 76.2
Jawa 67.75
Luar Jawa 54.19
Indonesia 62.42
• Perkembangan rasio elektrifikasi Bali, yaitu dari 77,2% pada tahun
2004 menjadi 76,2% pada tahun 2008.Penurunan rasio elektrifikasi ini disebabkan karena pertumbuhan KK
(rumah tangga) data dari BPS Bali lebih tinggi dari pertumbuhanpelanggan rumah tangga PLN
• Dalam lingkup Nasional, rasio elektrifikasi provinsi Bali menunjukkanperingkat tertinggi sampai dengan tahun 2008
URAIAN Satuan 2004 2005 2006 2007 2008
Penduduk *) Ribuan 3.179,9 3.247,8 3.310,3 3.372,9 3.415,1
Rumah Tangga
*) Ribuan 761,3 796,2 815,1 833,8 846,4
Plg R.Tangga Ribuan 587,7 607,3 616,6 632,2 645,4
Rasio
Elektrifikasi % 77,20 76,27 75,65 75,82 76,25
Rasio Elektrifikasi Bali :
Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Bali sampai tahun 2019Dengan Metode Peramalan DKL 3.02 (1)
TahunRumah
Tangga Bisnis Industri Publik
Total
pelanggan
Growth
(%)
2009 664619 68447 710 27481 7612573.4
2010 684458 73675 760 29430 788323 3.5
2011 704889 75874 814 31518 813095 3.1
2012 725930 78139 872 33753 838694 3.1
2013 747599 80471 934 36147 865151 3.2
2014 769915 82874 1000 38711 892500 4.3
2015 792897 85347 1071 41457 920772 3.2
2016 816565 87895 1147 44398 950005 3.2
2017 840939 90518 1228 47547 980232 3.2
2018 866041 93220 1316 50920 1011497 3.2
2019 891892 96002 1409 54532 1043835 3.2
Grafik Proyeksi Jumlah pelanggan 2009 s/d 2019
Page 25
Proyeksi Jumlah pelanggan 2009 s/d 2019
X Diprediksi bahwa pertumbuhan rata – rata pelanggantenaga listrik di provinsi Bali selama 10 tahun mendatangadalah sebesar 3,7 % setiap tahunnya
Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Bali sampai tahun 2019Dengan Metode Peramalan DKL 3.02 (2)
Tahun Rumah
Tangga
Bisnis Industri Publik Total Growth
(%)
2009 1223.01 1324.43 109.31 208.21 2864.96 12.30
2010 1451.82 1490.55 119 226.67 3288.04 14.77
2011 1704.11 1677.5 129.56 246.77 3757.94 14.29
2012 1986.12 1887.9 141.04 268.65 4283.71 13.99
2013 2300.93 2124.69 153.55 292.47 4871.64 13.72
2014 2651.85 2391.18 167.16 318.41 5528.60 13.48
2015 3042.59 2691.09 181.99 346.64 6262.31 13.27
2016 3452.64 3028.62 198.12 377.37 7056.75 12.69
2017 3902.56 3408.48 215.69 410.83 7937.56 12.48
2018 4395.94 3835.99 234.81 447.26 8914.00 12.30
2019 4936.67 4317.12 255.63 486.91 9996.33 12.14
Grafik Proyeksi konsumsi Energi Listrik2009 s/d 2019
Proyeksi konsumsi Energi Listrik 2009 s/d 2019
X Diprediksi bahwa pertumbuhan rata – rata konsumsitenaga listrik total di provinsi Bali selama 10 tahunmendatang adalah sebesar 14,5 % setiap tahunnya
tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
jumlah penduduk 3445307 3481138 3517342 3553922 3590883 3628228 3665962 3704088 3742611 3781534 3820862
Pertumbuhan (%) 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04
Rasio Elektrifikasi 77.25 77.53 77.97 79.15 81.13 83.95 87.22 90.93 94.81 98.89 100
Konsumsi Energi 2864.96 3288.04 3757.94 4283.71 4871.64 5528.6 6262.31 7056.75 7937.56 8914 9996.33
Pertumbuhan (%) 12.3 14.8 14.3 14 13.7 13.5 13.3 12.7 12.5 12.3 12.1
- sektor perumahan 1223.01 1451.82 1704.11 1986.12 2300.93 2651.85 3042.59 3452.64 3902.56 4395.94 4936.67
- sektor komersial 1324.43 1490.55 1677.5 1887.9 2124.69 2391.18 2691.09 3028.62 3408.48 3835.99 4317.12
- sektor publik 208.21 226.67 246.77 268.65 292.47 318.41 346.64 377.37 410.83 447.26 486.91
- sektor industri 109.31 119 129.56 141.04 153.55 167.16 181.99 198.12 215.69 234.81 255.63
jumlah pelanggan PLN 761257 788323 813095 838694 865151 892500 920772 950005 980232 1011497 1043835
-Sektor perumahan 664619 684458 704889 725930 747599 769915 792897 816565 840939 866041 891892
-sektor komersial 68447 73675 75874 78139 80471 82874 85347 87895 90518 93220 96002
-sektor publik 27481 29430 31518 33753 36147 38711 41457 44398 47547 50920 1409
-sektor industri 710 760 814 872 934 1000 1071 1147 1228 1316 10674.1
produksi energy (GWh) 3047.83 3497.91 3997.81 4557.14 5182.60 5881.49 6662.03 7507.18 8444.21 9482.98 10634.39
kapasitas terpasang (MW) 1601.9 1601.9 1601.9 1601.9 1601.9 1601.9 1601.9 1601.9 1601.9 1601.9 1601.9
daya mampu(MW) 578.97578.97 578.97 578.97 578.97 578.97 578.97 578.97 578.97 578.97 578.97
faktor pembebanan(%) 63.93 63.87 63.9 63.93 63.95 63.98 64.00 64.02 64.05 64.07 64.10
beban puncak(MW) 544.23 625.18 714.19 813.74 925.13 1049.39 1188.29 1338.62 1505.00 1689.61 1893.87
Prakiraan Neraca Daya Sistem Balitahun 2009 s/d 2019
Page 27
Analisa Neraca Daya
Krisis pasokan listrik di wilayah Bali sudah terjadi sejakmemasuki tahun 2010
Beban puncak Provinsi Bali pada tahun 2010 adalah sebesar625,18 MW, Total daya mampu sebesar 578,97 MW sehinggadiperlukan cadangan operasi sebesar 46,21 MW
Lambat laun pertumbuhan beban puncak kian meningkat,jika tak dibarengi dengan penambahan kapasitas yangmemadai maka permasalahan pemadaman listrik sudahtidak mampu dielakkan lagi
Perhitungan Revenue Requirement
No Komponen
Biaya
Operasi
Biaya
Operasi (Rp)
%
terhadap
total
Biaya
Tetap
(Rp)
Biaya
Variabel
(Rp)
1 Pembelian
listrik
1.744.830.000 82.69% 634.793.000 1.110.037.000
2 Sewa
Transmisi
- 0% - -
3 Bahan Bakar
dan pelumas
14.110.000 0.67% - 14.110.000
4 Pemeliharaan 91.220.000 4.32% 28.131.500 63.088.500
5 Kepegawaian 121.020.000 5.73% 121.020.000 -
6 Penyusutan
aktiva tetap
68.410.000 3.24% 68.410.000 -
7 Biaya operasi
lainnya
70.360.000 3.33% 28.756.000 41.604.000
Jumlah biaya
operasi
2.109.950.000 100% 634.793.000 1.475.157.000
Biaya Operasi PT.PLN (persero)
Distribusi Bali tahun 2008
Page 29
IKHTISAR PENERIMAAN YANG DIHARAPKAN (REV.REQ)
(dalam ribuan rupiah)
Biaya operasi 2.575.750.000
Return of Investment
- Rate base
- Rate of return
1.777.891.250
9%
160.010.212,5Return on investment not
incl.Tax
Return on investment incl.
Tax
228.586.017,9
Total revenue requirement 2.804.336.018
• Return on investment belum termasuk pajak= rate base x rate of return
• Total revenue requirement = biaya operasi + ROI termasuk pajak (30%)
Perhitungan Biaya Pokok Penyediaan berdasarkanRevenue Requirement
Biaya Pembangkit
Biaya pembangkit meliputi biaya tetap Pembangkit , biayavariable,pembangkit, dan ROI Pembangkit. Dengan menggunakanrumus :
1. Biaya Tetap Pembangkit = %coincidence peak x Total BiayaTetap Pembangkit
2. Biaya Variabel Pembangkit = % Sales Allocator x Total Biaya VariabelPembangkit
3. ROI Pembangkit = % average & excess Allocator x Total ROIPembangkit
Biaya Distribusi TM
Biaya distribusi TM meliputi biaya tetap distribusi TM, Biaya variabel distribusi TM, dan ROI Distribusi TM. Dengan menggunakan rumus :
1. Biaya tetap distribusi TM = % Coincidence peak x Total Biaya Tetap distribusi TM
2. Biaya variabel distribusi TM = % sales allocator x Total Biaya variabel distribusi TM
3. ROI Distribusi TM = % Average & excess allocator x Total ROI distribusi TM
Biaya Distribusi TR
Biaya distribusi TR meliputi biaya tetap Distribusi TR , biaya variabel Distribusi TR, dan ROI Distribusi TR. Dengan menggunakan rumus:
1. Biaya Tetap Distribusi TR = % Coincidence Peak x Total Biaya Distribusi TR
2. Biaya variabel Distribusi TR = % Sales Allocator x Total Biaya Variabel Distribusi TR
3. ROI Distribusi TR = % Average & excess Allocator x Total ROI Distribusi TR
Estimasi Perhitungan Tarif Rata-Rata per KelasKonsumen Bali berdasarkan besar BPP
Perhitungan Total Biaya Pokok Penyediaan
Kelas Konsumen Biaya Pokok Penyediaan
Rumah tangga
Industri
Bisnis
Publik
Sosial
Rp 1.197.907.094.000,-
Rp 103.230.384.300,-
Rp 1.269.648.092.000,-
Rp 135.934.497.100 ,-
Rp 89.522.683.770,- +
Rp 2.796.242.751.000,-Total Biaya Pokok Penyediaan
No Kelas Konsumen Tarif rata-rata (Rp/Kwh)
1. Rumah tangga 1128.27
2. Industri 1028.11
3. Bisnis 1098.34
4. Publik 991.24
5. Sosial 970.72
Tarif rata-rata BPP 1043.34
Kemampuan Daya Beli Masyarakat Bali
Terhadap Energi Listrik
Rp 792,33, -
• Pendapatan perkapita setiap bulan
Rp 1.183.200, -
• Dengan diasumsikan pengeluaran
rumah tangga untuk energi listrik rata-
rata adalah 6%
Tarif Rata-Rata LRMC Bali tahun 2008
Page 36
Tariff Class Jenis
Tegangan
Sales MWh Coincidence
Factor
Class Load
Factor
Peak
Energy
Share
Marginal
Capacity Cost
Rp/Kw/Mo
Marginal Cost Tarif Rata-
Rata
Rp/kWhEnergy Cost
Rp/kWh
Capacity
Cost Rp/kWh
Sosial 36.706 0,42 0,65 0,15 39.201,85 4599,45 82,62 4682,07
Sosial MV 11.537 0,39 0,68 0,14 36.401,72 4375,76 73,33 4449,09
Publik 99.016 0,42 0,65 0,15 39.201,85 4599,45 82,62 4682,07
Publik MV 18.119 0,39 0,68 0,14 36.401,72 4375,76 73,33 4449,09
Bisnis 649.347 0,62 0,77 0,20 57.869,40 4650,00 102,95 4752,95
Bisnis MV 527.486 0,68 0,76 0,19 59.661,48 4384,96 107,54 4492,50
Rumah
Tangga
1.095.498 0,87 0,80 0,27 81.203,83 4663,65 139,05 4802,70
Industri 49.950 0,33 0,60 0,12 30.801,45 4634,40 70,32 4704,72
Industri MV 50.459 0,42 0,63 0,15 36.849,74 4377,60 80,12 4457,72
Total 2.551.098 4608,10
Perbandingan Tarif rata-rata BPP dengan Menggunakan metode LRMC
x ada selisih sekitar 3564.76Rp/kWh
Antara tarif rata-rata LRMC dan BPP
No Kelas Konsumen Tarif Rata-Rata LRMC
(Rp/kWh)
Tarif Rata-Rata BPP
(Rp/kWh)
Selisih
(Rp/kWh)
1 Rumah Tangga 4802.70 1128.27 3674.43
2 Industri 4581.22 1028.11 3553.11
3 Bisnis 4622.72 1098.34 3524.38
4 Publik 4565.58 991.24 3574.34
5 Sosial 4565.58 970.72 3594.86
Rata-Rata 4608.10 1043.34 3564.76
Page 37
Pengkajian Penyusunan Tarif (1)
o Berdasarkan undang undang ketenagalistrikan No.15 tahun1985
BPP JAMALI rata-rata 1070,03 Rp/kWh
Page 38
Pengkajian Penyusunan Tarif (2)
o Tarif Regional Berdasarkan UU Ketenagalistrikan No.30 tahun 2009
Revenue Requirement – BPP
Tarif rata-rata 1043.34 Rp/kWh
Long Run Marginal CostTarif rata-rata 4608.10 Rp/kWh
BPP Provinsi Bali Dihitung terpisah darisistem JAMALI
Page 39
Penyusunan Tarif Listrik Regional
Kelas tarifBiaya beban
(Rp/KVA/ bulan)
Demand
Revenue (juta
Rp)
Energy chargeTotal Revenue
(Juta Rp)
Tarif Rata-
Rata
(Rp/kWh)
S-1/LV - - - - -
S2/LV 15.000 5.819 24.785 30.604 833,76
S3/MV 29.500 1.860 8.282 10.142 719,02
Total 7.679 33.067 70.746 806.27
Revenue Requirement / BPP Sosial 89.522 970.72
R-1/LV 20.000 12.552 1.193.507 1.206.059 1376,21
R-2/LV 25.000 24.932 93.094 118.026 951.66
R-3/LV 30.000 25.519 52.395 77.914 819.18
Total 63.003 1.338.996 1.401.999 1197.59
Revenue Requirement / BPP Rumah Tangga 1.197.907 1128.27
B-1/LV 26.500 18.782 77.222 96.004 1095,06
B-2/LV 30.000 114.733 617.390 732.123 1303,46
B-3/MV 28.400 67.505 556.574 624.079 1183,12
Total 201.020 751.186 1.452.206 1274,21
Revenue Requirement / BPP Bisnis 1.269.648 1098.34
Kelas tarifBiaya beban
(Rp/KVA/ bulan)
Demand
Revenue (juta
Rp)
Energy chargeTotal Revenue
(Juta Rp)
Tarif Rata-
Rata
(Rp/kWh)
I-1/LV 31.500 610 980 1.590 818,77
I-2/LV 32.500 9.404 28199 37.603 939,90
I-3/MV 29.500 7.899 37.200 45.099 893.78
Total 17.913 66.379 84.292 901,94
Revenue Requirement / BPP Industri 103.230 1028.11
P-1/LV 24.600 7.569 38.279 45.848 992.24
P-2/MV 23.800 2.839 13.355 16.194 893,78
P-3/LV 30.000 7.080 44.587 51.937 983,49
Total 17.488 96.221 113.979 939,67
Revenue Rquirement / BPP Publik 135.934 991.24
Grand Total 307.103 2.285.849 3.123.222 1023,93
Total Revenue Requirement / BPP 2.796.242 1043.34
• Total revenue tarif secara keseluruhanadalah sebesar Rp. 3,1 triliun atau1023,93 Rp/kWh
Tarif rata-rata margin cost yang sebesar4608,10 Rp/kWh > Total Revenue
Page 40
Tabulasi Hasil Perhitungan Tarif Dasar Listrik Secara Regional diProvinsi Bali dan Perbandingannya
TDL tahun
2008
Berdasarkan
UU No.15
tahun 1985
(Rp/kWh)
BPP
Tahun 2008
(Rp/kWh)
TDL Berdasarkan UU No.30 tahun 2009
Cost
ROR
(Rp/kWh)
LRMC
(Rp/kWh)
TDL
Regional
(Rp/kWh)
758,07 1183,54 1043.34 4608.10 1023,93
Jawa Timur 649,80 1115,93 - - -
653,00 1271,04 - - -
o Kemampuan daya beli
masyarakat Bali terhadap listrik
sebesar 792,33 Rp/kWh
perhitungan tarif dasar listrik dengan menggunakan metode Cost of Service – Rate
Of Return, metode Long Run Marginal Cost (LRMC), maupun penyusunan tarif listrik
secara regional > kemampuan daya beli masyarakat
Page 41
ENERGI TERBARUKAN
Dengan kondisi kelistrikan Bali yang sebagian besar masihtergantung dari energi fosil, diikuti kenaikan harga minyak duniasehingga berdampak terhadap besarnya biaya operasi tenagalistrik di Provinsi Bali dan berimbas terhadap mahalnya tarifdasar listrik
Page 42
Potensi Energi Primer (1)
Potensi Energi Primer (2)
Untuk menjamin ketersediaan sumber energi primer untukpembangkitan tenaga listrik di Bali maka diprioritaskanpenggunaan sumber energi setempat, dengan kewajibanmenggunakan pemanfaatan sumber energi terbarukan
Potensi energi primer untuk pembangkit tenaga listrik yangterdapat di wilayah provinsi Bali diantaranya yaitu potensienergi panas bumi, potensi energi surya, dan potensibiomassa
Kesimpulan (1)
Sistem ketenagalistrikan di Bali sampai dengan tahun 2008 terdiri dari totaldaya terpasang : 662,30 MW, daya mampu : 568,50MW, dipasok dari kabellaut Jawa Bali sebesar 190MW (34%) dan pembangkit di Bali sebesar 378,5MW (66%). Unit terbesar adalah PLTG Gilimanuk sebesar 130 MW
Kebutuhan listrik di daerah provinsi Bali sampai dengan tahun 2019diprediksi akan cenderung mengalami peningkatan, dimana konsumsienergi listrik Rumah tangga : 4936,67 GWh , Komersial (Bisnis) : 4317,12GWh , Publik : 486,91 GWh , dan Industri : 255,63 GWh. Dengan totalkebutuhan listrik di Bali sampai tahun 2019 mencapai 2999,6 GWh. Dimanapertumbuhan konsumsi energi rata-rata sebesar 14.5% per tahun,sedangkan untuk pertumbuhan beban puncak sebesar 13.17% per tahun.
Page 44
Kesimpulan (2)
Total revenue tarif regional tahun 2008 sebesar Rp. 3,1 triliun atau Rp 1023,93/kWh < tarif rata-rata margin cost yang sebesar Rp 4608,10 /kWh .
Struktur TDL Bali tahun 2008 yang mengacu pada UU Ketenagalistrikan No.30tahun 2009 diperoleh :
1. Tarif dasar listrik secara regional masih dirasa akan membebani masyarakat Balidan masih perlu ditinjau ulang
2. Tarif Dasar Listrik Rp 1023,93 / kWh, naik dari tarif dasar listrik sebelumnyayang masih mengacu pada UU Ketenagalistrikan No.15 tahun 1985, yang manahasilnya melebihi kemampuan daya beli rata-rata masyarakat Bali terhadaplistrik yang hanya mampu sebesar Rp 792,33 / kWh.
Bali mempunyai potensi energi primer seperti panas bumi (PLTP), air(PLTA), angin (PLTAngin), Tenaga Surya (PLTS) dan biomassa. Namundengan keterbatasan potensi energi primer di Bali, tidak menutupkemungkinan penggunaan PLTD, PLTU (Batubara) dan PLTG.
Page 45
Saran (1)
Tingginya kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Bali ,dimana beban puncak di Baliumumnya terjadi pada malam hari(pukul 18.00 s/d 22.00) , maka disarankanpada waktu tersebut mengurangi jumlah pemakaian listrik. Hal tersebut sangatperlu dilakukan untuk menghindari kelebihan beban(over load). Apabila overload terjadi, maka pemadaman bergilirpun terpaksa dilakukan.
Page 46
Atau
Saran (2)
Strategi pembangunan ketenagalistrikan di Bali haruslah mengutamakansumber energi primer setempat dan pemanfaatan energi terbarukan yangramah lingkungan dalam suasana kondusif bagi pengusahaanketenagalistrikan daerah serta memberi peluang lapangan kerja seluas-luasnya bagi putra daerah.
Page 47
Saran (3)
Jika penetapan tarif listrik secara regional berdasarkan UUKetenagalistrikan No.30 tahun 2009 jadi diberlakukan di ProvinsiBali, maka perlu ditinjau lagi dari sisi kemampuan beli masyarakatBali terhadap energi listrik.
Page 48
top related