analisis daya saing ekspor manggis indonesia di pasar ... _ diah rahmadhani_d… · isp (0,898)...
Post on 31-Jul-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR MANGGIS
INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
JURNAL
DIAH RAHMADHANI
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR MANGGIS
INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
Diah Rahmadhani1), Armen Mara2) dan
Yanuar Fitri3)
JURNAL
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR MANGGIS
INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
DIAH RAHMADHANI
D1B014014
Menyetujui,
Dose n Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Em Ir. Armen Mara, M.Si. Riri Ir. Yanuar Fitri, M.Si
N NIP. 195710101988031003 NIP. 1 NIP. 196601231992031004
Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Dr. Fuad Muchlis, S.P., M.Si
NIP. 197909062003121004
1
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR MANGGIS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
Diah Rahmadhani1) Armen Mara2) dan Yanuar Fitri2)
1) Alumni Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2) Staf Pengajar Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Email: diahrahmadhani12@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk: 1) mengetahui perkembangan ekspor manggis Indonesia di pasar internasional tahun 2001-2015, dan 2) menganalisis daya saing ekspor manggis Indonesia di pasar internasional tahun 2001-2015. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif. Data penelitian adalah nilai ekspor total dan komoditas manggis (HS 080450) dunia, nilai ekspor dan impor komoditas manggis Indonesia, dan nilai ekspor total Indonesia, dan tahun 2001-2015. Data yang digunakan diperoleh dari website resmi Food and Agriculture Organization, United Nation Commodity Trade, Badan Pusat Statistik, dan Direktorat Jenderal Hortikultura. Hasil dari analisis daya saing ekspor manggis Indonesia menunjukkan bahwa hasil RCA (2,24) memiliki nilai signifikansi (0,001) lebih kecil dari nilai α (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa Indonesia memiliki daya saing yang kuat secara komparatif. Hasil ECI (1,155) memiliki nilai signifikansi (0,298) lebih besar dari nilai α (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa Indonesia memiliki daya saing yang tidak kuat secara kompetitif. Sedangkan, hasil ISP (0,898) yang mengartikan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang kuat dan sebagai negara pengekspor manggis. Kata kunci : Daya Saing, Manggis, Pasar Internasional
ABSTRACT
This research are aimed to: 1) knowing the development of Indonesian mangosteen export in international market from 2001-2015, and 2) to analyze the competitiveness of Indonesian mangosteen export in international market from 2001-2015. The type of research used is descriptive quantitative. The research data are total export value and mangosteen export value of world, mangosteen export and import value of Indonesian, and total export value of Indonesia in 2001-2015. The data used were obtained from the official website of Food and Agriculture Organization, United Nations Commodity Trade, Central Bureau of Statistics, and Directorate General of Horticulture. The results of Indonesian mangosteen export competitiveness analysis show that RCA result (2,24) has significance value (0.001) smaller than α value (0,05). Based on these calculations, it can be seen that Indonesia has a strong competitiveness comparatively. The ECI result (1.148) has a significance value (0.298) greater than the value of α (0.05). Based on the calculation results, it can be seen that Indonesia has competitiveness that is not strong competitively. Meanwhile, the results of ISP (0.898) has a significance value (54,161) greater than the value of α (0.05) which means that Indonesia has a strong competitiveness and as a mangosteen exporting country. Key words : Competitiveness, Mangosteen, International Trade
2
PENDAHULUAN
Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai perdagangan antar lalu lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor. Devisa yang diperoleh dari ekspor merupakan sumber pembiayaan pembangunan. Peningkatan penerimaan devisa dari ekspor akan ikut meringankan beban neraca perdagangan.Perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi disetiap negara (Todaro dan Smith, 2006). Subsektor hortikultura berperan penting dalam kegiatan ekspor. Tahun 2015, PDB subsektor hortikultura sebesar Rp 175.165 milyar, sedangkan nilai ekspornya mencapai US$ 576,56 juta (BPS, 2016).
Manggis merupakan salah satu dari komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari ekspor buah-buahan Indonesia yang salah satunya didominasi oleh komoditas manggis. Menurut Rukmana (1995), manggis dijuluki sebagai Queen of Fruits, karena memiliki cita rasa yang eksotik, keindahan kulit buah dan daging buah yang berwarna merah keputihan dan bersih, yang tidak dimiliki oleh buah-buahan eksotik lainnya. Sentra produksi manggis terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara (Ashari et al., 2015). Perkembangan luas lahan manggis memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 14,15% per tahun. Volume produksi manggis Indonesia lima tahun terakhir cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 23,58% per tahun.
Komoditas pertanian Indonesia termasuk manggis telah memasuki era perdagangan bebas, status pasarnya telah mendunia, persaingan pemasaran tidak terbatas pada negara ASEAN tetapi sudah masuk ke pasar internasional. Peluang ekspor buah segar masih terbuka karena pasar buah-buahan termasuk manggis belum dibatasi oleh kuota. Bahkan permintaan pasar dunia akan manggis belum terpenuhi (Harahap, 2009). Perkembangan volume ekspor manggis Indonesia cenderung mengalami peningkatan, dengan rata-rata peningkatan sebesar 35,83% per tahun. Ekspor manggis Indonesia sebagian besar ditujukan ke negara Hongkong, China dan Uni Emirat Arab. Indonesia merupakan salah satu dari eksportir manggis terbesar keempat di dunia pada tahun 2015. Eksportir utama manggis dunia pada tahun tersebut adalah Mexico, India, Thailand, Indonesia dan Ekuador. Lima negara eksportir manggis terbesar di dunia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Lima Negara Eksportir Manggis Terbesar di Dunia, Tahun 2015
No Negara Volume Ekspor (Ton) Luas Wilayah Negara (Km2)
1 Mexico 110382.71 1.964.000.000
2 Thailand 72938.54 513.120
3 India 57937.89 3.287.000.000
4 Indonesia 39496.56 5.180.000.000
5 Ekuador 12592.35 283.560
Sumber : United Nation Commodity Trade (UN Comtrade), 2017
Posisi Indonesia sebagai negara pengekspor manggis cukup tersaingi dengan negara lainnya. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1 menunjukkan volume ekspor Indonesia yang relatif lebih rendah dibandingkan negara Mexico, Thailand dan India. Jika dilihat dari aspek luas
3
wilayah negara, maka Indonesia menduduki peringkat pertama dari kelima negara di atas. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia agar dapat meningkatkan produksi manggis yang akan ikut mendorong terjadinya peningkatan ekspor sehingga dapat memenuhi permintaan manggis di pasar internasional. Adanya negara-negara produsen manggis mengakibatkan pengembangan ekspor manggis dalam jangka panjang sangat ditentukan oleh peningkatan kualitas komoditas dan kemampuan daya saingnya. Daya saing merupakan salah satu faktor bagi suatu komoditas untuk dapat bertahan dalam perdagangan luar negeri, termasuk komoditas manggis yang harus memiliki daya saing yang baik di pasar internasional. Daya saing yang dimiliki dapat diketahui berdasarkan analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Semakin tinggi daya saing yang dimiliki, maka akan semakin besar
peluang ekspornya. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini ditujukan untuk (1) Mengetahui
perkembangan ekspor manggis Indonesia di pasar internasional periode tahun 2001-2015, (2) Menganalisis daya saing ekspor manggis Indonesia di pasar internasional periode tahun 2001-2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini yaitu hanya dilakukan terhadap nilai ekspor manggis Indonesia, nilai impor manggis Indonesia, nilai ekspor total Indonesia, nilai ekspor manggis dunia dan nilai ekspor total dunia. Komoditas manggis yang diteliti merupakan komoditas dengan kode HS 080450. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 tahun (tahun 2001 - 2015). Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah pendekatan Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Competitiveness Index (ECI), Indeks Spesialisasi (ISP), dan dan uji one sample test.
Metode Revealed Comparative Advantage (RCA) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis daya saing komparatif (Tan, 2014). Variabel yang diukur adalah rasio nilai ekspor manggis Indonesia terhadap nilai ekspor total Indonesia yang kemudian dibandingkan dengan nilai ekspor manggis dunia terhadap nilai ekspor total dunia. RCA dapat dirumuskan sebagai berikut:
RCA = 𝑋𝑖𝑗/𝑋𝑖𝑗
𝑇
𝑋𝑗𝐷/𝑋𝑗
𝐷𝑇
Dimana : RCA = Releaved Comparative Advantage Indonesia atas komoditas manggis Xij = Nilai ekspor manggis negara (i) pada tahun (j)
XijT = Nilai ekspor total negara (i) pada tahun (j)
XjD = Nilai ekspor manggis dunia pada tahun (j)
XjDT = Nilai ekspor total dunia pada tahun (j)
i = Indonesia
4
j = Tahun ke-1, 2, …, j Kriteria : RCA > 1 = Berdaya saing kuat RCA < 1 = Berdaya saing lemah
Untuk mengukur keunggulan kompetitif komoditas manggis di pasar internasional digunakan dengan metode Export Competitivness Index (ECI). Alat ini menunjukkan perbandingan rasio ekspor suatu negara di pasar internasional untuk komoditas tertentu pada periode tertentu (t) dengan rasio ekspor suatu negara di pasar internasional untuk komoditas tertentu pada periode sebelumnya (t-1). ECI dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐸𝐶𝐼𝑖 = (𝑋𝐼𝑗 / 𝑋𝑗
𝐷)𝑡
(𝑋𝐼𝑗 / 𝑋𝑗𝐷)
𝑡−1
Dimana : ECIi = Export Competitivness Index manggis Indonesia (i) XIj = Nilai ekspor manggis Indonesia (i) pada tahun (j)
XjD = Nilai ekspor manggis dunia pada tahun (j)
t = Periode berjalan t-1 = Periode sebelumnya Kriteria : ECI > 1 = Berdaya saing kuat ECI < 1 = Berdaya saing lemah
Sementara itu, untuk menganalisis posisi daya saing ekspor manggis Indonesia di pasar internasional, maka digunakan alat analisis berupa Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). ISP dapat dirumuskan sebagai berikut (Tambunan, 2004):
𝐼𝑆𝑃𝑖𝑗 = (𝑋𝑖𝑗 − 𝑀𝑖𝑗 )
(𝑋𝑖𝑗 + 𝑀𝑖𝑗 )
Dimana : ISPij = Indeks Spesialisasi Perdagangan atas komoditas manggis (i) dari negara (j)
Xij = Nilai ekspor atas komoditas manggis (i) dari negara (j)
Mij = Nilai impor atas komoditas manggis (i) dari negara (j)
j = Indonesia Kriteria : ISP > 1 = Berdaya saing kuat/pengekspor ISP < 1 = Berdaya saing lemah/pengimpor
Untuk mengetahui daya saing ekspor manggis Indonesia di pasar internasional lebih akurat dilakukan dengan uji satu rata-rata atau analisis t statsitik. Uji ini dimaksudkan untuk
5
mengetahui posisi daya saing ekspor manggis Indonesia di pasar internasional dengan memperhitungkan nilai simpangan bakunya. Uji hipotesis yang digunakan sebagai berikut (Hasan, 2012): 𝐻0 : 𝜇𝑖 = 𝜇0 (tidak berdaya saing kuat) 𝐻𝑎 : 𝜇𝑖 > 𝜇0 (berdaya saing kuat) Dimana: 𝜇𝑖 = Rata-rata nilai ISP Indonesia 𝜇0 = Nilai kriteria ISP Kaidah pengambilan keputusan : Jika : (thit> ttab ; Sig. > α; α = 5%, db = n – 1, tolak H0 terima H1)
(thit<ttab ; Sig. > α; α = 5%, db = n – 1, terima H0 tolak H1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Ekspor Manggis Indonesia di Pasar Internasional Manggis merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak diperdagangkan
dunia dan sangat diperlukan baik di negara-negara produsen sendiri maupun di negara-negara pengimpor. Perkembangan ekspor manggis Indonesia di pasar internasional dapat dilihat dari volume dan nilai ekspor. Pada tahun 2001-2015 volume ekspor Indonesia mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Perkembangan Volume Ekspor Manggis Indonesia di Pasar Internasional Tahun
2001-2015
Gambar 1 menunjukkan bahwa volume ekspor manggis memiliki fluktuasi untuk setiap tahunnya. Besarnya nilai a yaitu 145,42 ton. Hal ini menjelaskan bahwa volume ekspor manggis Indonesia yang tidak dipengaruhi oleh periode waktu adalah 145,42 ton. Sedangkan besarnya koefisien periode waktu terhadap volume ekspor manggis dapat dilihat dari besarnya koefisien b (b = 1.961,2) atau dengan kata lain jika bertambah tahun sebesar 1 satuan, maka volume ekspor manggis akan bertambah sebesar 1.961,2 ton. Besarnya koefisien determinasi garis tren volume ekspor R2 = 0,6603. Rata-rata perkembangan volume ekspor manggis Indonesia sebesar 18,74 persen per tahun dengan tren yang cenderung meningkat. Peningkatan ekspor manggis Indonesia karena didukung oleh produksi dalam negeri yang cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. Kontribusi volume ekspor manggis Indonesia ke pasar dunia pada tahun 2001 sebesar 1,1 persen dari
y = 1961.2x + 145.42R² = 0.6603
0
10000
20000
30000
40000
50000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Volume Ekspor (Ton) Linear (Volume Ekspor (Ton))
6
ekspor manggis dunia dan mengalami peningkatan di tahun 2015 sebesar 2,35 persen dari total ekspor manggis dunia.
Nilai eskpor manggis Indonesia mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat. Rata-rata peningkatan nilai eskpor manggis sebesar 16,58 persen. Peningkatan nilai ekspor ini didorong oleh peningkatan harga ekspor dengan rata-ratanya sebesar 4,05 persen per tahun. Selama periode 2001–2015, kontribusi nilai ekspor manggis nasional terhadap nilai total ekspor Indonesia mengalami peningkatan. Kontribusi nilai ekspor manggis tahun 2001 terhadap nilai total ekspor Indonesia sebesar 0,015 persen, dan mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 0,026 persen. Peningkatan nilai ekspor sejalan dengan peningkatan produksi dan volume ekspor manggis Indonesia di pasar internasional. Nilai ekspor manggis Indonesia tahun 2001 memberikan kontribusi sebesar 3,27 dari nilai ekspor manggis dunia, sedangkan kontribusi ekspor manggis Indonesia tahun 2015 sebesar 1,36 persen dari nilai ekspor manggis dunia. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam kontribusi ekspor manggis Indonesia di dunia. Penurunan kontribusi ini dapat disebabkan oleh munculnya negara-negara pesaing yang juga mengekspor manggis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Perkembangan Nilai Ekspor Manggis Indonesia di Pasar Internasional Tahun
2001-2015 Gambar 2 menunjukkan bahwa besarnya nilai a sebesar US$ 464.705. Hal ini
menjelaskan bahwa nilai ekspor manggis Indonesia yang tidak dipengaruhi oleh periode waktu adalah US$ 464.705. Sedangkan besarnya koefisien periode waktu terhadap nilai ekspor manggis dapat dilihat dari besarnya koefisien b (b = 2.000.000) atau dengan kata lain jika bertambah tahun sebesar 1 satuan, maka nilai ekspor manggis akan bertambah sebesar US$ 2.000.000. Besarnya koefisien determinasi garis tren nilai ekspor R2 = 0,6709.
Daya Saing Ekspor Manggis 1. Daya Saing Komparatif
Keunggulan komparatif komoditas manggis Indonesia dapat dianalisis menggunakan Revealed Comparative Advantage (RCA). RCA > 1 menunjukkan pangsa komoditas manggis dalam total ekspor suatu negara lebih besar dari pangsa komoditas manggis di dalam ekspor dunia. Semakin besar nilai RCA, maka semakin kuat daya saing komparatif komoditas manggis Indonesia. Untuk lebih jelas hasil analisis RCA manggis Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
y = 2E+06x + 464705
R² = 0.6709
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Nilai Ekspor (US $) Linear (Nilai Ekspor (US $))
7
Tabel 2. Nilai Indeks RCA Manggis Indonesia Penelitian Tahun 2001 – 2015
Tahun RCA
2001 3,532
2002 3,341
2003 4,065
2004 2,567
2005 1,529
2006 1,482
2007 1,638
2008 1,045
2009 0,831
2010 1,055
2011 0,889
2012 2,206
2013 2,046
2014 3,137
2015 4,242
Rata-rata 2,24
Sumber : data diolah
Rata-rata peningkatan nilai RCA selama periode 2001 – 2015 yaitu 10,93 persen per tahun. Peningkatan nilai RCA manggis ini dipengaruhi oleh peningkatan nilai ekspor manggis Indonesia sejak tahun 2001 hingga 2015. Berdasarkan hasil analisis indeks RCA, selama periode 2001 sampai 2015 Indonesia memiliki rata-rata nilai RCA manggis Indonesia sebesar 2,24. Dengan demikian, berdasarkan analisis RCA diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki daya saing komparatif yang kuat di pasar internasional.
Indonesia memiliki daya saing komparatif yang kuat dikarenakan sejak tahun 2007 pemerintah bekerja sama dengan Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) IPB melalui proyek RUSNAS (Riset Unggulan Strategi Nasional) mengadakan program pengelolaan kebun manggis yang terstruktur. Pemerintah menggiatkan program konversi hutan manggis menjadi kebun manggis yang terstruktur dengan membuat teras dan areal perbukitan, pembersihan rumput dan semak belukar di sekitar tanaman manggis, pemupukan, dan pemangkasan ranting yang tidak produktif dalam rangka memperbaiki pengelolaan kebun manggis (Qosim, 2013).
2. Daya Saing Kompetitif
Analisis Export Competitiveness Index dalam penelitian ini digunakan untuk melihat negara Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dan daya saing yang cukup kuat terhadap komoditas manggis. ECI > 1, maka Indonesia memiliki tren daya saing yang meningkat atau daya saing yang kuat diantara negara-negara pesaing lain di dunia. Semakin besar nilai ECI, maka semakin kuat daya saing kompetitif komoditas manggis Indonesia. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
8
Tabel 3. Nilai ECI Manggis Indonesia Penelitian Tahun 2001 – 2015
Tahun ECI
2001 2,080
2002 0,937
2003 1,123
2004 0,706
2005 0,556
2006 0,855
2007 1,089
2008 0,722
2009 0,787
2010 1,388
2011 0,872
2012 2,494
2013 0,919
2014 1,386
2015 1,308
Rata-rata 1,148
Sumber : data diolah
Berdasarkan rata-rata pertumbuhan, nilai ECI manggis Indonesia selama periode 2001
– 2015 cenderung mengalami peningkatan sebesar 11,22 persen per tahun. Tabel 3 menunjukkan hasil analisis indeks ECI, selama periode 2001 sampai 2015 manggis Indonesia sebesar 1,148. Dengan demikian, berdasarkan analisis ECI diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki daya saing kompetitif yang kuat di pasar internasional.
Rata-rata nilai ECI tersebut cenderung rendah dibandingkan dengan rata-rata nilai RCA manggis, hal ini disebabkan oleh komoditas manggis Indonesia yang sebagian besar berasal dari petani rakyat. Selain itu, penggunaan teknologi dalam produksi manggis di Indonesia kurang efisien. Umumnya tanaman manggis di Indonesia berumur sudah tua lebih dari 50 tahun dan sebagian besar merupakan tanaman pekarangan, kebun campuran dan ditanam pada daerah perbukitan/hutan. Ketersediaan bibit manggis sangat sulit, karena pohon induk yang berkualitas masih sangat jarang (Qosim, 2013).
3. Posisi Daya Saing Untuk melihat posisi suatu daya saing manggis Indonesia di pasar internasional dapat
dilihat dengan analisis Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Jika Indonesia memiliki nilai rata-rata ISP yang lebih dari 0 maka dinyatakan Indonesia mempunyai daya saing yang kuat atau cenderung sebagai negara eksportir manggis di pasar internasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
9
Tabel 4. Nilai ISP Manggis Indonesia Penelitian Tahun 2001 – 2015
Tahun ISP
2001 0,966
2002 0,961
2003 0,899
2004 0,896
2005 0,875
2006 0,802
2007 0,850
2008 0,779
2009 0,841
2010 0,919
2011 0,844
2012 0,940
2013 0,948
2014 0,980
2015 0,971
Rata-rata 0,898
Sumber : data diolah
Nilai ISP manggis Indonesia selama lima belas tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,02 persen per tahun. Rata-rata nilai ISP manggis Indonesia di pasar internasional selama periode penelitian sebesar 0,898. Dengan demikian, berdasarkan analisis ISP diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar internasional atau cenderung sebagai negara pengeskpo manggis. Untuk melihat analisis RCA, ECI, dan ISP lebih akurat dilakukan pengujian secara statistik melalui uji one sample test. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Hasil Analisis Uji One Sample Test RCA, ECI, dan ISP Manggis Indonesia, Tahun
2001 – 2015
Indikator Daya Saing Hasil Uji One Sample Test
t Statistik (Hitung) Sig.
RCA 4 0.001
ECI 1.081 0.298
ISP 54.161 0
Sumber : data diolah
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil analisis uji one sampel test diperoleh nilai |𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔| RCA sebesar |4,000| > nilai t tabel 1,761 dan sig. 0,001 < α sebesar 0,05. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak Ha diterima. Sehingga, hasil analisis ini dikatakan bahwa Indonesia memiliki daya saing manggis
10
yang kuat di pasar internasional selama periode 2001-2015 berdasarkan keunggulan komparatifnya.
Tabel 5 juga menunjukkan bahwa hasil analisis uji one sampel test pada indikator ECI manggis Indonesia diperoleh nilai |𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔| pada ECI sebesar |1,081| < nilai t tabel 1,761 dan sig. > α sebesar 0,05. Oleh karena itu, berdasarkan pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa Indonesia menghadapi tren daya saing yang menurun di pasar internasional atau daya saing yang lemah diantara negara-negara pesaing lain di pasar internasional selama periode 2001 – 2015. Sedangkan hasil analisis uji one sampel test diperoleh nilai |𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔| ISP sebesar |54,161| > nilai t tabel 1,761 dan sig. 0,001 < α sebesar 0,05. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak Ha diterima. Sehingga, hasil analisis ini dikatakan bahwa Indonesia memiliki daya saing manggis yang kuat di pasar internasional selama periode 2001-2015 berdasarkan keunggulan komparatifnya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekspor manggis Indonesia di pasar internasional periode tahun 2001 – 2015 memiliki rata-rata pertumbuhan yang meningkat sebesar 18,74 persen untuk volume ekspor dan meningkat sebesar 16,58 persen untuk nilai ekspornya. Hal ini didorong oleh peningkatan harga ekspor sebesar 4,05 persen. Berdasarkan indikator daya saing yang digunakan Indonesia memiliki daya saing ekspor manggis yang kuat di pasar internasional dengan indikator rata-rata nilai RCA sebesar 2,24 dan rata-rata nilai ISP sebesar 0,898, sedangkan dilihat dari indikator ECI sebesar 1,148. Namun, nilai ekspor Indonesia lebih relatif rendah dibandingkan dengan negara eksportir lainnya yang memiliki luas wilayah lebih kecil dari Indonesia, seperti negara Mexico, Thailand, dan India.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada kedua Orangtua, keluarga, Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis dan Sekretaris Jurusan/ Program Studi Agribisnis Universitas Jambi yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Kemudian, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi yang telah ikut serta membantu dalam pengumpulan data penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Tiara Dika, Budi Setiawan, dan Syafrial. 2015. Analisis Simulasi Kebijakan Peningkatan
Ekspor Manggis Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 26 No. 1. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Ekspor Impor. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
11
Harahap, Rahmad. 2009. Studi Sifat Fisik Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) pada BeberapaTingkat Kematangan. Jurnal. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas. Padang.
Hasan, Iqbal M. 2012. Pokok-pokok Materi Statitiska 2. PT Bumi Aksara. Jakarta. Qosim WA. 2013. Pengembangan Buah Manggis Sebagai Komoditas Ekspor Indonesia. Jurnal
Kultivasi Vol.12 No. 1. Universitas Padjajaran. Bandung. Rukmana R. 1995. Budidaya Manggis. Yogyakarta. Kanisisus. Tambunan, T. 2004. Globalisasi dan Perdagangan Internasional. Ghalia Indonesia. Bogor. Tan, Syamsurijal. 2014. Perdagangan Internasional. Bukit Mas. Jambi. Todaro M dan Smith SC. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi ke 9. Erlangga. Jakarta.
top related