analisa pola konsumsi bbm - kementerian ppn/bappenas · memanfaatkan bbm non-subsidi (pertamax...
Post on 15-Jun-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISA POLA KONSUMSI BBM
Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan HidupKementerian PPN/Bappenas
Disampaikan pada Sosialisasi Pengaturan BBM BersubsidiSasana Bhakti Praja, Kementrian Dalam Negeri
1 Februari 2011
2
Minyak Mentah
13%Kondensasi
2%
Gas Alam85%
Produksi Minyak Bumi dan Gas Alam 1996
Minyak Mentah
10%Kondensasi
1%
Gas Alam89%
2008
1.Proporsi minyakbumi sebagai sumber energi semakin menurun proporsinya.
2.Produksi (sumberdaya) gas lebih dominan
Sementara konsumsi semakin meningkat dengan pesatnya perkembangan jumlah Kendaraan Bermotor (1995-2008)
Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah
1995 2 107 299 688 525 1 336 177 9 076 831 13 208 832
1996 2 409 088 595 419 1 434 783 10 090 805 14 530 095
1997 2 639 523 611 402 1 548 397 11 735 797 16 535 119
1998 2 769 375 626 680 1 586 721 12 628 991 17 611 767
1999 2 897 803 644 667 1 628 531 13 053 148 18 224 149
2000 3 038 913 666 280 1 707 134 13 563 017 18 975 344
2001 3 261 807 687 770 1 759 547 15 492 148 21 201 272
2002 3 403 433 714 222 1 865 398 17 002 140 22 985 193
2003 3 885 228 798 079 2 047 022 19 976 376 26 706 705
2004 4 464 281 933 199 2 315 779 23 055 834 30 769 093
2005 5 494 034 1 184 918 2 920 828 28 556 498 38 156 278
2006 6 615 104 1 511 129 3 541 800 33 413 222 45 081 255
2007 8 864 961 2 103 423 4 845 937 41 955 128 57 769 449
2008 9 859 926 2 583 170 5 146 674 47 683 681 65 273 451
Penyediaan BBM didalam negeri tergantung kepada impor BBM (30%)
• Konsumsi BBM di dalam negeri dalam 20 tahun terus mengalami kenaikan, dari sekitar 30 juta KL (1990) menjadi 60 juta KL (2010).
• Kenaikan konsumsi BBM ini diikuti dengan kenaikan volume BBM impor - dari 5 juta KL (1990) sampai menjadi diatas 30 jta KL (2010).
• Dalam lima tahun terakhir volume impor BBM selalu diatas 20 juta KL, sekitar 30-35% dari total konsumsi BBM.
-
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
70,000,000
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
*
Konsumsi, Kilo Liter (KL)Impor, Kilo Liter (KL)
Konsumsi BBM - premium
•Premium merupakan jenis BBM yangmenyerap subsidi terbanyak yaitusebesar 60% (22,1 juta KL) dari realisasiBBM bersubsidi.
•Berdasarkan sektor pengguna BBMbersubsidi, sektor transportasi (darat)menyerap 89% (32,49 juta KL) dariperkiraan realisasi BBM bersubsidi.
•Konsumsi premium pada sektortransportasi (darat) didominasi olehmobil pribadi sebesar 53% (13,3 jutaKL) dari total konsumsi premium untuktransportasi darat.
•Jawa-Bali mengkonsumsi 59% kuotapremium nasional, dimana sebesar30%nya dikonsumsi diJabodetabek, yaitu 18% konsumsipremium nasional).
Jawa-Bali exc
Jabodetabek41%
Jabodetabek18%
IBT = 10%NTB dan
NTT= 2%
Sumatera Kota Besar
= 4%
Sumatera exc Kota
Besar= 18%
Kalimantan Kota Besar
= 2%Kalimantan
exc Kota Besar = 5%
Jawa – Bali = 59%
(Termasuk Jabodetabek18% dari total
atau
Realisasi Penjualan Premium ke SPBUdi setiap Provinsi
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
Jaw
a Ba
rat
Kalim
anta
n Ti
mur
Jaw
a Ti
mur
Jaw
a Te
ngah
DKI J
akar
taSu
mat
era
Uta
raBa
nten
Sula
wes
i Sel
atan Ba
liSu
mat
era
Sela
tan
Lam
pung
Riau
Sum
ater
a Ba
rat
NAD
DI Yo
gyak
arta
Kalim
anta
n Se
lata
nKa
liman
tan
Bara
tJa
mbi
NTB
Sula
wes
i Uta
raSu
law
esi T
enga
hKe
pula
uan
Riau
Kalim
anta
n Te
ngah
Bang
ka B
elitu
ng NTT
Beng
kulu
Sula
wes
i Ten
ggar
aPa
pua
Gor
onta
loSu
law
esi B
arat
Mal
uku
Papu
a Ba
rat
Mal
uku
Uta
ra
Kecenderungan ada pemborosan dalam penggunaan BBM jenis premium• Dalam lima tahun
terakhir, realisasi konsumsi premium terus meningkat, dengan peningkatan sekitar satu juta kilo liter (KL) per tahun.
• Realisasi konsumi premium umumnya selalu lebih besar dari quota premium yang direncanakan pada awal tahun (RAPBN).
• Perbedaan antara quota dan realisasi mencerminkan adanya pemborosan dalam pemanfaatan BBM jenis premium, terutama disektor transportasi.
0
5
10
15
20
25
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Quota Premium (juta KL)
Maka dari itu perlu:
1. Penggunaan BBM secara lebih efisien dan tepat – terutama yang bersubsidi
2. Pengembangan sumber energi lainnya yang masih banyak potensinya di daerah-daerah.
3. Perlu penggunaan sumber lain yang lebih ramah lingkungan.
Perubahan Pola Konsumsi BBM Bersubsidi yang Diharapkan
• Konsumen mampu Beralih ke BBM non-subsidi– Masyarakat pengguna kendaraan pribadi akan
memanfaatkan BBM non-subsidi (Pertamax dengan nilai oktan/RON* relatif lebih tinggi) dengan harapan bahwa umur kendaraan akan lebih panjang
• Beralih ke transportasi umum– Masyarakat diharapkan dapat memanfaatan
transportasi umum (massal) seperti bus, kereta api, dengan harapan bahwa waktu dan ongkos perjalanan akan lebih rendah
top related