amdal kel 7 (sosial budaya)

Post on 12-Feb-2016

240 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

AMDAL Kel 7 (Sosial Budaya)

TRANSCRIPT

Dampak AMDAL dalam BidangSosial dan Kebudayaan

Rianty Simbolon (3425131065)Kesia Yohana (3425131039)Novita Tania (3425131052)Nadia Fitria (3425131047)

Safila Swara Maulida (3425136428)Ria Hasnita (3425136431)

Bagan Alir Identifikasi Dampak Pembangunan IndustriPembangunan Industri

persiapan

Pembebasan lahan

Kenaikan kepadatan penduduk

Penurunan produksi

hasil pertanian

Penggusuran penduduk

Konstruksi prasarana dan kompleks industri

Kenaikan tekanan penduduk

Kenaikan air larian

Kerusakan hutan Urbanisasi

Kenaikan air larian

Kenaikan laju erosi Erosi gen

Kenaikan produksi limbah di kota

Operasional

Pencemaran air

KENAIKAN KEPADATAN PENDUDUKKepadatan penduduk desa dihitung dengan jumlah penduduk per luas daerah (orang/km2. Angka jumlah penduduk dan luas daerah dapat didpatkan dari catatan di kantor desa atau kecamatan. Garis dasar untuk kepadatan penduduk dihitung dengan rumus.

Dtp = Po (1 + rtp)t

Ltot

Yaitu:Dtp = kepadatan penduduk “tanpa proyek” pada waktu ti ;

PO = jumlah penduduk pada waktu acuan (t0) ;

rtp = laju tahunan pertumbuhan penduduk “tanpa proyek” ;

T = periode waktu perhitungan ti – t0 (tahun)

Ltot = luas total daerah desa atau kecamatan (km2)Nilai r dapat didapatkan dari laporan statistik. Jika ini tidak ada, r dapat dihitung

dari pencatatan jumlah penduduk pada waktu yang berbeda.Walapupun r dapat dihitung dari pencatatan jumlah penduduk dalam dua tahun yang berurutan, tetapi seyogyanya perhitungan itu dilakukan untuk periode yang lebih panjang, misalnya 10 tahun.

Kepadatan penduduk desa “dengan proyek” dihitung dari rumus:

Ddp = PO (1 + rdp)t

Ltot - Li

Ddp =kepadatan penduduk “dengan proyek” pada waktu t

rdp =laju tahunan pertumbuhan penduduk “dengan proyek

Li =luas lahan yang dipakai oleh indusri, termasuk lahan untuk kompleks industri, prasarana perumahan dan prasarana jalan, dengan anggapan daerah ini dikeluarkan dari daerah administrasi desa dan diadministrasi oleh badan khusus

Dapat diprakirakan pembangunan industri akan menarik imigrasi penduduk dan mengurangi emigrasi, karena bertambahnya lapangan pekerjaan. Oleh karena itu laju pertumbuhan penduduk dengan proyek rdp akan menjadi lebih besar daripada rtp . Dengan penelitian kasus - kasus industri yang sejenis dengan skala yang serupa pula diprakirakan besarnya rdp.

Dampak industri kepadatan penduduk ialah:

Δ D =Ddp - Dtp

Contoh Perhitungani) Besar DampakLuas desa tempat pabrik kertas akan dibangun

ialah 1000 ha. Luas pabrik dan prasarananya direncakan 150 ha. Catatan desa menunjukan jumlah penduduk

1975: 6000 orang1985: 7680 orangBerapakah dampak industri pada tahun 1995

waktu pabrik mulai beroperasi?

Laju pertumbuhan penduduk per tahun antara 1975 dan 1985 dihitung dari rumus perumbuhan penduduk, yaitu :

Pt = Po (l + r)t

log (1 + r) = log Pt – log Po

tlog (1 + r) = log 7680 – log 6000 10R = 2,5% per tahun

Dengan demikian kepadatan penduduk desa etrsebut “tanpa proyek” pada tahun 1995 ialah

Dtp = Po (1 + rtp)t orang/km2

Ltot =6000 (1+0,023)10

=6000(1,023)10

10=768,0507265178

Data historis proyek – proyek yang sejenis di daerah lain menunjukan laju pertumbuhan penduduk yang meningkat mula – mula perlahan lahan kemudian naik dengan pesat. Laju pertumbuhan penduduk bervariasi antara 3,5% per tahun sampai 6,0% per tahun dengan nilai rata – rata 4,5% per tahun. Angka rata – rata ini digunakan sebaho prakiraan laju perumbuhan penduduk “dengan proyek” sehingga kepadatan penduduk “dengan proyek” ialahDdp = Po (1 + rdp)t orang/km2

Ltot - Li

=6000 (1+4,5)10

8,5=6000(1,045)10

8,5=1.906,213171

Dampak proyek industri terhadap kepadatan penduudk ialah menaikan kepadatan penduduk sebesar

Ddp – Dtp = (1.906,213171 – 768,0507265178) orang /km2

= 328,1624444822 orang/ km2

ii) Sifat DampakSifat dampak ialah lokal dan tak terbalikan. Penurunan Hasil PertanianHasil pertanian di daerah itu dapat dilihat dari catatan desa,kecamatan atau dinas pertanian (ton/ha/tahun) untuk masing – masing jenis (padi,jagung.kedelai, kelapa, dll). Sering catatan hanya memuat ton/ha, misalnya untuk padi, jagung, kedelai. Dalam hal ini angka ton/ha/tahun dapat dihitung dari catatan intensitas penanaman dan pola pergiliran tanaman. Dengan melakukan sig harga, nilai ton/ha/tahun dapat dihitung menjadi Rp/ha/tahun. Selanjutnya dari data luas lahan dapat dihitung produksi dalam Rp/tahun.

Dengan menggunakan peta topografi batas –batas proyek (kompleks industri + prasarana jalan dan perumahan) dan sigi lapangan, dapatlah di identifikasi jenis tataguna lahan yang terkena proyek. Produksi pertanian pada waktu t0, pada waktu ti, “tanpa proyek” dan pada waktu ti “dengan proyek” ialah berturut – turut.

nPr0 = ∑ lj Prj

j=1 nPr0 = ∑ ltp jPrtp j

j=1 nPr0 = ∑ (ltp j - lij) Prdp j

j=i

l = luas lahan pertanian;Pr = produksi (Rp/ha);ltp dan Prtp berturut-turut luas dan produksi pada waktu ti tanpa proyek;li = luas lahan pertanian yang terkena proyek;

Prdp = produksi lahan pertanian yang terkena proyek pada waktu t,

Subskrip j = jenis tanaman

Produksi pertanian pada waktu ti, diprakirakan tidak sama dengan pada waktu penelitian to, oleh karena adanya intensifikasi pertanian.

Dampak industri terhadap produksi pertanian ialah:ΔPr = Prdp -Prtp

 

Contoh perhitungan :i)Besar DampakSebuah sigi menunjukan luas daerah pertanian desa tempat proyek ialah 800 ha yang terdiri dari 400 ha dengan pengairan teknis yang dapat ditanami dengan padi dua kali setahun, 200 ha sawah tadah hujan yang ditanami padi dalam musim hujan dan dengan jagung pada musim kemarau dan 200 ha lahan kering yang ditanami singkong sekali setahun. Di desa tersebut terdapat 100 ha pekarangan. Produksi dalam tahun 1985 ialah pada 3 ton/ha, jagung 1,5 ton/ha dan singkong 9 ton/ha. Dengan adanya intensifikasi padi, produksi pada antara 1975- 1985 menunjukan laju kenaikan 3% per tahun. Produksi jagung dan singkong menunjukan keadaan yang statis. Data statistik tentang produksi pekarangan tidak ada dan dianggap produksinya tidak meningkat.

Dengan menumpangtindihkan peta desa dan peta proyek diketahui, industri dengan prasarananya yang luas soalnya 150 ha akan menempati lahan sawah dengan pengairan teknis 100 ha, sawah tadah hujan 25 ha, lahan pertanian kering 15 ha dan pekarangan 10 ha.Perhitungan dampak pada tahun 1995 ialah sebagai berikut: a) Produksi padi

Th. 1985: Pr = (400 x 2 + 200) ha x 3 ton/ha = 3000tonTh. 1995 Prtp = 3000 x (1+0,03)10 ton = 4032 ton

Prdp = [1000 – (2 x 100 + 25)] ha x 3x1,0310 ton/ha

= 3125 tonDampak industri terhadap produksi padi ialahPrdp – Prtp = (3125 – 4032) ton = -907 ton

Di desa itu harga padi ialah Rp 150/kg sehingga dampak dalam rupiah ialah-907000 x Rp 150= - Rp 136.050.000Dampak industri pada tahun 1995 ialah menurunkan produksi padi dengan907 ton/bulan atau Rp 136.050.000/ tahun

b) Produksi jagungTh. 1985: Pr = 200 ha x 1,5 ton/ha = 3000 tonTh. 1995 Prtp = 200 ha x 1,5 ton/ha = 3000 ton

Prdp = (200- 25) ha x 1,5 ton/ ha= 262,5 ton

Dampak industri terhadap produksi jagung ialahPrdp – Prtp = (262,5– 300) = -37,5 ton/tahun

Di desa itu harga jagung ialah Rp 120/kg sehingga dampak dalam rupiah ialah-37500 x Rp 120= - Rp 4.500.000/tahun

c) Produksi singkongTh. 1985: Pr = 200 ha x 9 ton/ha = 1800 tonTh. 1995 Prtp =200 ha x 9 ton/ha = 1800 ton

Prdp = (200- 15) ha x 9 ton/ ha= 1665 ton

Dampak industri terhadap produksi singkong ialahPrdp – Prtp = (1665– 1800) =- 135 ton/tahun

Di desa itu harga singkong ialah Rp 40/kg sehingga dampak dalam industri dinyatakan dalam rupiah ialah-135.000 x Rp 40= - Rp 5.400.000/tahun

b) Produksi pekaranganpekarangan ialah lahan di sekitar rumah yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Untuk memudahkan perhitungan tidak dihitung produksi masing-masing tanaman, melainkan produksi per satuan luas dalam rupiah. Wawancara dengan penduduk menunjukan hasil bersih rata-rata pekarangan ialah Rp 45/ m2/tahunTh. 1985: 100 ha x Rp 45/m2/tahun= Rp 45.000.000/tahunTh. 1995 Prtp =100 ha x Rp 45/m2/tahun= Rp 45.000.000/tahun

Prdp = 90 ha x 45/m2/tahun= Rp 40.500.000/tahun

Dampak industri terhadap produksi singkong ialahPrdp - Prtp = Rp 40.500.000 - Rp 45.000.000 = Rp 5.500.000/tahun

Dampak total industri terhadap produksi pertanian ialah penurunan sebesar Rp 136. 050.000 + Rp 4. 500.000 + Rp 5.400.000 + Rp 5.500.000 = Rp 151.450.000/tahun

Catatan: Jika dikehendaki prakiraan dampak dapat dihitung dengan lebih teliti dengan memperhitungkan perubahan harga karena inflasi dan berkurangnya lahan pertanian karena pertumbuhan pendudk dan pembangunan proyek lain, misalnya gedung sekolah, masjid dan puskesmas.ii) Sifat DampakSifat dampak ialah lokal dan tak terbalikan. Penggusuran PendudukJumlah kepala keluarga dan jiwa yang tergusur oleh proyek dapat dihitung dengan melakukan sigi di dalam batas daerah proyek. Akan tetapi yang terkena proyek sebenarnya tidak terbatas pada keluarga yang tinggal di dalam daerah proyek saja, melainkan juga sejumlah keluarga di luar daerah tersebut. Contoh ialah buruh tani, pedagang hasil bumi dan buruh pengangkut hasil bumi yang tinggal di luar daerah proyek, tetapi bekerja di dalam daerah proyek. Mereka tidak tergusur secara fisik, melainkan secara eknomi.

Daftar 7.5 menujukan hasil penelitian di beberapa proyek bendungan.Mengingat hal tersebut orang yang terkena dampak ialah y = Pf + Pe

Dengan y = jumlah total orang yang tergusur Pf = jumlah orang yang tergusur secara fisik dari daerah proyek Pe = jumlah orang yang tergusur secara ekonomi, keduanya pada waktu ti Pf dan Pe dapat dihitung dari rumus pertumbuhan penduduk Pt = Po (1 + r)t

Metode yang dipakai ialah sigi (survai) dengan wawancara. Sebagai catatan dapat ditambahkan, penetuan KK yang terkena di dalam daerah proyek yang luas dari batasnya tidak teratur, misalnya sebuah waduk yang batasnya mengikuti garis kontur, dapat dilakukan dengan peta udara skala besar yang memuat garis kontur (orthophoto map). Batas proyek di identifikasi dari potret udara tersebut. Jumlah rumah di dalam daerah proyek juga dihitung dari potret udara dan jumlah jiwa dihitung dari jumlah rumah kali rata – rata jumlah jiwa per rumah.

Contoh Perhitungani) Besar DampakDengan mengkaji peta proyek dan melakukan sigi diketahui, pada tahun 1985

penduduk yang tinggal di dalam daerah proyek ialah 200 KK yang terdiri atas 1000 jiwa. Di samping itu dengan wawancara diketahui 150 KK yang terdiri atas 750 jiwa di luar daerah proyek mendapatkan kehidupan dari lahan pertanian yang terkena proyek.

Karena pengambilalihan lahan oleh industri dilalukan pada tahun 1990 pada waktu konstruksi akan dimulai, dampak dihitung untuk tahun 1990. walaupun konstruksi baru akan dimulai, namun kegiatan sigi dan perencanaan proyek di prakirakan telah meningkatkan laju pertumbuhan penduduk dari 2,5 % menjadi 4,5% /tahun (lihat contoh dimuka).

ii) Sifat DampakSifat dampak ialah lokal dan tak terbalikanPt = P0 (1 + r )t = 1000 (1 + 0,045)5 = 1246 orang

Pe = P0 ( 1+r )t = 750 ( 1 + 0,045)5 = 935 orang

Jumlah = 2181 orangii) Sifat dampak Dampak bersifat lokal, tak berkebalikan .

Kenaikan Tekanan PendudukTekanan penduduk disebabkan karena lahan pertanian di suatu daerah tidak cukup untuk mendukung kehidupan penduduk pada tingkat yang dianggap layak. Karena itu penduduk berusaha untuk mendapatkan tambahan pemdapat dengan membuka lahjan baru atau pergi ke kota. Dorongan untuk membuka lahan atau/dan untuk pergi ke kota disebut tekanan penduduk. Jika seluruh gaya tekanan pendudk bekerja pada pembukaan lahan baru. Lahan baru yang dibuka ialahl = (TP – 1) X l tot

Dengan l = lahan baru yang dibuka TP = tekanan penduduk ltot = luas total pertanian penduduk

garis dasar untuk tekanan penduduk dan untuk kondisi dengan proyek ialah berturut-turut:TPtp = Z (l –α) fP0 ( 1 + r )t

Β1tot

Garis dasar untuk tekanan penduduk dan untuk kondisi dengan proyek ialah berturut – turut:TPtp =Z (1 + αi )fi PO (1 + r )t

βltot

TPdp =Zi (1 + αi )fi PO (1 + r )t

β( ltot – li)

dengan TPtp dan TPdp berturut-turut tekanan penduduk tanpa dan dengan proyek;

li = luas lahan pertanian yang terkena proyek

ltot = luas total lahan pertanian penduduk;

α = fraksi pendapatan dari sektor non pertanian, α<1;z = luas lahan yang diperlukan untuk hidup layak f = fraksi penduduk yang menjadi petani;β = fraksi manfaat lahan pertanian yang dinikmati oleh penduduk. Subskrip i menunjukan masing-masing faktor dalam kondisi dengan industri. Uraian pengembangan rumus tekanan penduduk terdapat dalam publikasi di majalah demografi indonesia (Soemarwoto,1985)

Nilai untukz, α, f, P, r, β m dan untuk garis dasar dapat didapatkan dari penelitian lapangan dan dari catatan dalam kantor desa atau kecamatan. Nilai zi, αi, fi, Pi, ri, βi harus dipakirakan dari penelitian kasus industri yang sejenis atau/dan serupa skalanya di lokasi yang serupa. 1 diketahui dari dokumen proyek. Dampak proyek terhadap tekanan pendudk ialah: ΔTP= TPdp - TPtp

Contoh Perhitungani) Besar dampaka) Nilai z

Dari wawancara dengan penduduk diketahui, tingkat hidup yang dianggap wajar ialah rata-rata setara dengan 500kg beras/orang/tahun atau dengan harga beras Rp 200/kg ialah Rp 100.000/orang/tahun; rata-rata penghasilan bersih dari pertanaman padi ialah Rp 350.000/ha sekali tanam, jagung Rp 150.000/ha, singkong Rp 275.00/ha dan pekarangan Rp 450.000/ha/tahun. Data produksi padi menunjukan kenaikan rata-rata 3%/tahun. Kenaikan produksi padi di ikuti pula oleh kenaikan biaya produksi, sehingga kenaikan pendapatan bersih dari hasil padi diperkirakan 1,5%/tahun. Maka pada tahun 1995 hasil bersih dari produksi padi ialah

Pr1995 = Pr1985 (1+r)t

= Rp 350.000 x (1 + 0,015)10/ha= Rp 406.189/ha dibulatkan Rp 410.000/ha

Nilai z tanpa proyek untuk :Padi sawah 2 kali setahun Rp 100.000 = 0,12 ha/orang2 x Rp 410.000 Padi sawah satu kali setahun + jagung satu kali setahun

Rp 100.000 =0,18ha/orangRp 410.000 + Rp 150.000Singkong = Rp 100.000 =0,36ha/orang

Rp 275.000Pekarangan = Rp 100.000 =0,36 ha/orang

Rp 450.000Rata-rata nilai z desa tersebut tanpa proyek ialah Z= 400 x 0,12 + 200 x 0,18 + 200 x 0,36 + 100 x 0,22

400+200+200+100

Dengan adanya proyek akan terjadi kenaikan aktivitas ekonomi dan efek demonstrasi karyawan proyek dan pendatang lain, sehingga diperkirakan berdasarkan pengalaman diproyek yang serupa di tempat lain, tingkat hidup yang dianggap wajar akan naik menjadi rata-rata setara dengan 650kg beras/orang/tahun atau dengan harga beras Rp 200/kg ialah Rp 130.000/orang/tahun.Nilai z dengan proyek menjadi untuk Padi sawah 2 kali setahun = Rp 130.000 = 0,16 ha/orang2 x Rp 410.000Padi sawah 1 kali setahun + jagung 1 kali setahun Rp 130.000 =0,24 ha/orangRp 410.000+Rp 150.000Singkong = Rp 130.000 =0,47 ha/orang

Rp 275.000

Pekaranga =Rp 130.000 =0,29 ha/orang Rp 450.000

Rata-rata nilai z desa tersebut dengan proyek ialah Zdp = 300x 0,6 + 175 x 0,24 + 185 x 0,47 + 90 x 0, 29

300 + 175+ 185 + 90 =0,27 ha/orang

b) α,f dan βPengamatan dan wawancara menunjukan sebagian besar penduduk adalah petani, yaitu 90% jumlah penduduk. Kesempatan kerja diluar sektor pertanian sangatlah sedikit. Pendapatan dari luar sektor pertanian hanyalah 20% dari pendapatan total. Wawancara juga menunjukan 90% lahan pertanian dikuasai oleh penduduk desa sendiri, sehingga 90% manfaat lahan dinikmati oleh penduduk desa. Karena desa adalah statis, diperkirakan keadaan tidak akan berubah, sehingga tanpa proyek. ftp =0,90

αtp =0,20

βtp =0,90

Dengah adanya proyek diperkirakan berdasarkan pengalaman diproyek-proyek yang serupa ditempat lain, akan terjadi perubahan sebagai berikut:fi =0,60

αi =0,60

βi =0,40

c) tekanan penduduk berdasarkan angka diatas diperkirakan tekanan penduduk pada tahun 1995:TPtp =0,20 x (1-0,20) 0,90 x 7680 (1 + 0,025)10

0,90 x 900=1,75

TPdp = o,27 x (1 -0,60) x 0,60 x 7680 (1 + 0,045)10

0,40(900-150)=2,58

Dampak proyek industri terhadap tekanan penduduk ialah:TPdp – TPtp = 2,58 – 1,75 = 0,83

Jadi akan terjadi kenaikan tekanan penduduk sebesar 0,83

Budaya • Sasaran memprakirakan atau menduga

dampak adalah mencari besar dampak terhadap setiap komponen lingkungan

• Hal ini diperhitungkan untuk komponen-komponen fisik, biotis, dan sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.

Untuk menetapkan suatu dampak diperlukan 3 tahapan sebagai berikut:

• Melakukan identifikasi dampak yang terjadi pada komponen lingkungan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk memudahkan identifikasi atau penyaringan komponen mana yang akan terkena dampak dan mana yang tidak.

• Pengukuran atau perhitungan dampak yang akan terjadi pada komponen lingkungan tersebut.

• Penggabungan beberapa komponen lingkungan yang sangat berkaitan, kemudian dianalisis dan digunakan untuk menetapkan refleksi dari dampak komponen-komponen sebagai indikator menjadi gambaran perubahan lingkungan atau dampak lingkungan.

Prinsip Dasar prakiraan Dampak

• Pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek• Pendugaan keadaan lingkungan dengan

proyek

Metode Prediksi dampak lingkungan 1. Soemarwoto (2007) mengklasifikasikan prakiraan

dampak menjadi 2 (dua) metode, yaitu metode formal dan metode informal. Metode formal merupakan metode prakiraan dampak yang terdiri atas:

• Model prakiraan cepat• Model matematik• Model fisik• Model eksperimental2. Metode informal dilakukan dengan intuisi,

pengalaman dan analogi proses pelaksanaan prakiraaan dampak yang dikutip dari environmental resources limited (1984) oleh soemarwoto (2007)

Secara garis besar langkah- langkah dalam pendugaan lingkungan adalah:

a) Menetapkan komponen- komponen lingkungan yang duga akan terkena dampak.

b) Menghitung besaran dari dampak yang akan terjadi, sehingga dapat disajikan secara kuantitatif atau kualitatif.

c) Evaluasi atau analisis serta pembahasan dari dampak kelompok-kelompok yang akan menjadikan bentuk yang mendekati pendugaan dampak lingkungan.

d) Menyusun starategi- strategi yang akan diusulkan untuk mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif serta rencana pemantauannya.

Hal – Hal Khusus dalam Pendugaan Dampak Aspek Sosial Budaya

a) Melakukan identifikasi kebudayaanb) Menentukan nilai- nilai yang mempunyai arti penting dari

sudut penting dari sudut lokal, nasional dan internasional.c) Nilai - nilai yang perlu dipertahankan dari sudut ekologi,

geologi, ilmu pengetahuan dan lainyad) Nilai - nilai yang unik dari sudut ekologi, geologi, ilmu

pengetahuan dan lin sebagainyae) Ancaman pada nilai- nilai peniggalan tersebut biasanya

karena dihancurkan, rusak, kebanjiran, atau tenggelam

a) Nilai- nilai budaya yang ada dalam masyarakat yang tidak terlihat sering terkena dampak pertama sebelum dampak lain terjadi, dan karena sulit untuk melihat dan menduga sering anggota tim melupakan, misalnya adat istiadat, kepercayaan, hubungan didalam keluarga atau masyarakat dan perilaku lainnya.

b) Apabila ada saran dalam pengendalian dampak negative, pada suatu peninggalan yang mempunyai nilai budaya sebaiknya diberikan penilaian mengenai besarnya biaya.

top related