alzheimer
Post on 11-Aug-2015
29 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ALZHEIMER
Penyakit Alzheimer adalah penyakit pada syaraf yang sifatnya irreversible yang dapat
mengakibatkan kerusakan ingatan, penilaian, pengambilan keputusan, orientasi fisik secara
keselurahan dan pada cara berbicara. Alzheimer adalah suatu sindrom demensia yang
ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan
sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer adalah bentuk paling umum dari
demensia (sindrom yang terdiri dari sejumlah gejala termasuk kehilangan memori, penilaian,
penalaran, dan perubahan suasana hati, perilaku dan kemampuan komunikasi). Dengan
mengecilnya atau menghilangnya sel-sel otak, bahan-bahan abnormal bertimbun membentuk
“kekusutan” di tengah sel otak, dan sebagai lapisan di luar sel otak. Sel-sel abnormal itu
mengganggu jalannya pesan-pesan di dalam otak dan merusak hubungan antar sel otak. Sel otak
pada akhirnya mati dan ini berarti informasi tidak dapat diterima atau dicerna. Karena penyakit
Alzheimer berefek pada setiap area di otak, fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan tertentu
hilang.
Awitan dari perubahan mental penderita alzheimer sangat perlahan-lahan, sehingga pasien
dan keluarganya tidak mengetahui secara pasti kapan penyakit ini mulai muncul. Terdapat
beberapa stadium perkembangan penyakit alzheimer yaitu:
1. Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)
a. Memory : new learning defective, remote recall mildly impaired
b. Visuospatial skills : topographic disorientation, poor complex contructions
c. Language : poor woordlist generation, anomia
d. Personality : indifference,occasional irritability
e. Psychiatry feature : sadness, or delution in some
f. Motor system : normal
g. EEG : normal
h. CT/MRI : normal
i. PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion
2. Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)
a. Memory : recent and remote recall more severely impaired
b. Visuospatial skills : spatial disorientation, poor contructions
c. Language : fluent aphasia
d. Calculation : acalculation
e. Personality : indifference, irritability
f. Psychiatry feature : delution in some
g. Motor system : restlessness, pacing
h. EEG : slow background rhythm
i. CT/MRI : normal or ventricular and sulcal enlargeent
j. PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism atau hyperfusion
3. Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)
a. Intelectual function : severely deteriorated
b. Motor system : limb rigidity and flexion poeture
c. Sphincter control : urinary and fecal
d. EEG : diffusely slow
e. CT/MRI : ventricular and sulcal enlargeent
f. PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism atau hyperfusion
Tanda dan Gejala
1. Gangguan memori dan berpikir, yaitu penderita penyakit Alzheimer kesulitan mengingat
informasi baru. Pada tahap akhir penyakit, memori jangka panjang menghilang, dan
penderita penyakit Alzheimer tidak dapat mengingat informasi pribadi, seperti tempat
tanggal lahir, pekerjaan, atau nama-nama anggota keluarga dekat.
2. Kebingungan. Penderita penyakit Alzheimer dapat tersesat ketika keluar rumah sendirian
dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia bisa sampai disana.
3. Lupa tempat menyimpan sesuatu, seperti kacamata, kunci, dompet, dll.
4. Berpikir Abstrak. Penderita penyakit Alzheimer merasa tugas kantor atau studi-nya lebih
sulit dikerjakan daripada biasanya.
5. Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dll.
6. Perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer. Menjadi mudah
marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang, menjadi bingung,
paranoid, atau ketakutan.
7. Ketidakmampuan penderita penyakit Alzheimer untuk mengikuti petunjuk.
8. Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat kata-kata,
nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.
9. Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu
benda.
10. Kehilangan motivasi atau inisiatif.
11. Kehilangan pola tidur normal.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan neuropsikologik
2. CT Scan dan MRI
3. EEG
4. PET (Positron Emission Tomography)
5. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
PATHWAY
Faktor Predisposisi
Penurunan metabolism dan aliran darah korteks perietalis superior
Terjadi plak sinilis
Hilangnya serat saraf kolinergik di korteks serebrum
Asetilkolin menurun pada otak
Dimensia meningkat
Perubahan kemampuan merawat diri
Deficit perawatan diri
perubahan mengawasi keadaan yang kompleks
Gangguan mekanisme koping
Intake inadequate
Degenerasi neuron kolinergik
Kekusutan neurofibril yang difus
Kelainan neurotransmiter
Penurunan sel neuron kolinergik yang berproyeksi ke hipokampus dan
amigdala
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan tidak
adequate
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan pola pikir
3. Gangguan mekanisme koping berhubungan dengan perubahan mengawasi keadaan
yang kompleks
Intervensi keperawatan
No
.
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan asupan
tidak adequate
ditandai dengan:
DS: keluarga
mengatakan
bahwa pasien
jarang makan
karena lupa dan
terjadi perubahan
fisik.
DO: pasien
terlihat lebih
kurus dari
sebelumnya.
Penurunan BB
50kg menjadi
Kebutuhan
nutrisi
pasien
dapat
terpenuhi
dalam
2x24 jam
1. Evaluasi
kemampuan
makan pasien
2. Berikan
makanan yang
sesuai dengan
gizi yang
dibutuhkan
pasien.
3. Ajarkan pasien
makan yang
benar.
4. Libatkan
keluarga.
5. Monitor proses
makan pasien
6. Elaborasi dengan
tim medis lain
1. Agar perawat tahu
bagaiman cara
pasien untuk
makan
2. Agar kebutuhan
nutrisi terpenuhi
3. Agar pasien dapat
makan dengan
benar
4. Agar keluarga
dapat membantu
memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien
5. Agar perawat tahu
sudah benar atau
belum cara makan
pasien secara
mandiri
6. Agar pasien dapat
penanganan lebih
45kg lanjut
2 Defisit perawatan
diri berhubungan
dengan perubahan
pola pikir ditandai
dengan:
DS: keluarga
mengatakan
bahwa pasien
tidak dapat mandi
sendiri.
DO: pasien lupa
cara mandi yang
benar.
Kebutuhan
perawatan
diri pasien
dapat
terpenuhi
dalam
waktu
kurang
dari 24
jam
1. Kaji kemampuan
pasien mandi.
2. Ajarkan pasien
cara mandi yang
benar
3. Monitor
kemampuan
pasien mandi
4. Libatkan
keluarga
5. Elaborasi dengan
tim kesehatan
lainnya
1. Agar perawat tahu
kemampuan pasien
dalam melakukan
perawatan diri
2. Agar pasien tahu
bagaimana cara
mandi yang benar
3. Agar perawat tahu
seberapa efektif
pengajaran yang
telah diberikan
4. Agar keluarga
dapat mengawasi
pasien dalam
memenuhi
perawatan diri
5. Agar pasien
mendapatkan
tindakan lebih
lanjut
3 Gangguan
mekanisme
koping
berhubungan
dengan perubahan
mengawasi
keadaan yang
kompleks
ditandai dengan:
Pasien
dapat
tenang dan
nyaman
dalam
waktu
kurang
dari 24
jam
1. Kaji ingatan
pasien mengenai
berbagai hal
2. Modifikasi
lingkungan
3. Berikan pasien
terapi bermain
atau barang yang
disukai agar
1. Agar perawat tahu
seberapa jauh
ingatan atau
penurunan kognitif
yang dialami
pasien
2. Agar pasien dapat
merasa nyaman
3. Agar pasien dapat
DS: keluarga
mengatakan
bahwa pasien
sering marah-
marah jika
dingatkan
mengenai hal-hal
yang telah
dilupakan
DO: pasien
tampak terlihat
bingung
pasien dapat
tenang
4. Libatkan
keluarga
5. Elaborasi denga
tim kesehatan
lain
memanajemen
perasaannya agar
tenang kembali
4. Agar keluarga
dapat membantu
menjaga psikologis
pasien agar tetap
stabil
5. Agar pasien
mendapatkan
tindakan yang
lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Novak, Patricia D. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorlan. Edisi 25. Jakarta: EGC.
Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Jakarta:
EGC.
Rosermburg, Martha Craft dan Kelly Smith.2010. NANDA Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. Yogyakarta: Digna Pustaka
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Alih bahasa Widiyawati. Edisi 7. Jakarta: EGC.
top related