airway - imaculataosse.files.wordpress.com · (fraktur oro faring- nasofaring), fraktur ramus...

Post on 12-May-2018

239 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

AIRWAY

PENATALAKSANAAN JALAN

NAFAS

Ns. Maria Imaculata Ose S.Kep

MATERI

• Membahas anatomi dan fisiologi

• Alat-alat untuk kontrol jalan nafas

• Penilaian jalan nafas

• Penatalaksanaan jalan nafas : perlindungan tulang

leher

Fundamental truths

• Pengendalian jalan nafas adalah pokok dalam

penatalaksanaan pasien trauma dan turun kesadaran.

• Harus ada udara masuk dan keluar

• Oksigen itu baik

• Biru itu buruk

Sistem respiratorik memiliki 2 fungsi

utama

• Pertama : sistem ini berfungsi

menyediakan oksigen bagi sel darah

merah yang kemudian akan membawa

oksigen tersebut ke seluruh tubuh.

Dalam proses metabolisme aerobik, sel

tubuh menggunakan oksigen sebagai

bahan bakar dan akan memproduksi

karbon dioksida sebagai hasil

sampingan.

• Kedua: Pelepasan karbondioksida

dari tubuh ini merupakan tugas

kedua bagi sistem respiratorik.

Ketidakmampuan sistem

respiratorik dalam menyediakan

oksigen bagi sel atau melepaskan

karbon dioksida, akan

menimbulkan kematian.

• Kegagalan dalam mengenal airway yang tersumbat sebagian

atau ketidakmampuan penderita untuk melakukan ventilasi

dengan cukup. Gabungan obstruksi jalan nafas dengan

ketidak-cukupan ventilasi dapat menyebabkan hipoksia

sehingga akan mengancam nyawa. Keadaan seperti ini

mungkin terlupakan bila ditemukan perlukaan yang

nampaknya lebih serius. .

Ingat : airway dan ventilasi

adalah prioritas pertama

Fisiologi

• Volume tidal (tidal volume)

-Jumlah udara pada setiap satu kali

pernafasan (6-8 cc/kg)

-450-500 cc (dewasa)

• Volume semenit (Minute Volume)

- Volume tidal x freq nafas per menit

500 cc X 12/menit = 6 liter

(dewasa)

Jalan nafas

Bawah atas

Upper Airways

• Function

• Protection

• Humidification

• Filtration

• Structures

• Nasopharynx

• Oropharynx

• Tongue

• Epiglottis

• Larynx

Lower Airways

• Function

• Filtration

• Transmission of air

• Structures

• Trachea

• Mainstem bronchi

• Bronchioles

• Terminal

bronchioles

Structural Considerations

• Trachea &

bronchi: C-shaped

cartilage

(posterior

“open”)

• Potential for

airway

obstruction

Structural Considerations

• Cilia: beat 100

times/second

• MAST cells secrete

sticky substance

filled with WBCs

Produksi

Mukus

Resiko

Obstruksi

(sumbatan)

Infeksi /

peradangan /

stress

History

• Assess the urgency of the

situation

• Simultaneous History and

Physical

• Choking

• Aggravating factors

• Feeding, sleeping, positioning

• Throat or neck pain

Bull neck Diphtheria

Penilaian jalan nafas • Gunakan seluruh indera

- lihat naiknya dinding dada

- dengar suara nafas tambahan (mendengkur,kumur,stridor,ronchi,wheezing)

- rasakan aliran udara napas

• Apakah jalan nafas terbuka?

• Lindungi C-spine(tulang leher)

Sumbatan jalan nafas bagian atas

• Lidah

• Benda asing

• Oedema (bengkak)

Tiba-tiba dan komplit, secara pelahan,

parsial dan progesif/rekuren

Penderita dengan kesadaran menurun

mempunyai resiko tinggi karena :

- selalu akan timbul cairan dan refleks menelan hilang

- Refleks batuk hilang dengan akibat aspirasi dan

obstruksi airway. Keadaaan ini kerap kali

memerlukan jalan nafas definif.

Penderita tidak sadar, intoksikasi alhokol

atau perlukaan intra-thorax, trauma wajah

(fraktur oro faring- nasofaring), fraktur ramus

mandibula, serangan jantung, kejang

Obstruksi jalan

nafas

parsial

total

Obstruksi parsial • Penderita masih dapat bernafas

• Timbul beraneka ragam suara

• Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung)

• Gurgling (suara nafas bercampur suara cairan )

• Pangkal lidah jatuh kebelakang(coma, fraktur

mandibula suara snoring

• Penyempitan dilarinks atau trakea, akibat edema

(neoplasma) crowing/ stridor

Obstruksi total

• Sadar maupun tidak sadar

• Tertelan benda

asingmenyangkut dan menyumbat pangkal laring.

• Obstruksi total obstruksi parsial kemudian menjadi total.

Manifestasi Klinik

Sumbatan Jalan Nafas Atas

• Snoring (mengorok)

• Gurgling ( suara kumur)

• Stridor

• Siagnosis

• Hilangnya kesadaran

• Batuk yang tidak bersuara

Sumbatan Jalan Nafas bagian Bawah :

•Ronchi (kasar)

•Wheezing

•Stridor

Masalah yang muncul adalah

Bersihan Jalan Nafas tidak

efektif

Algoritme

airway

Keperluan segera airway

definitif

Kecurigaan cedera servikal

Oksigenasi /ventilasi apnea

Intubasi orotrakea dengan

Imobilisasi servika segaris

Tidak dapat diintubasi

Cedera

Maksilofasial berat

Tidak dapat

Intubasi

Intubasi Nasotrakeal atau

Orotrakeal

Dengan imobilisasi servikal

segaris

Bernafas

Tidak dapat di intubasi

Airway surgical

Tambahan farmakologik

Tidak dapat intubasi

Diagnosa keperawatan

Menurut nanda-nic-noc

• Ketidak efektifan pembersihan jalan nafas

• Batasan karateristik

Subjektif : Dispnea

Objektif : suara nafas tambahan (mis, rale, crackle, ronki dan

mengi).

Batuk tidak ada atau tidak efektif

Siagnosis,kesulitan untuk berbicara, penurunan suara nafas,

ortopnea, gelisah, sputum berlebihan, mata terbelalak

Faktor yang berhubungan • Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok dan

perokok pasif

• Obstruksi jalan nafas: spasme jalan napas, retensi sekret,

mukus berlebih, adanya jalan napas buatan, terdapat

benda asing dijalan nafas, sekret di bronki, dan eksudat

dialveoli.

• Fisiologis: Disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding

bronkial, PPOK, infeksi, asma, jalan napas alegik

(trauma).

Tujuan/ kriteria evaluasi

• Menunjukan pembersihan jalan nafas yang efektif,

yang dibuktikan oleh pencegahan aspirasi, status

pernafasan: kepatenan jalan nafas dan status

pernafasan : ventilasi tidak terganggu.

• Menunjuan status pernafasan: kepatenan jalan

nafas, yang dibuktikan oleh indikator gangguan

berikut: kemudahan bernafas, frekuensi dan irama

pernapasan, pergerakan sputum keluar dari jalan

nafas

Intervensi • Manajemen jalan nafas

• Pengisapan jalan nafas

• Kewaspadaan aspirasi

• Manajemen asma

• Peningkatan batuk

• Pengaturan posisi

• Pemantauan pernafasan

• Bantuan ventilasi

Tatalaksana

Prinsipnya :

• Buka

• Bersihkan

• Pertahankan

• Obstruksi parsial : Suction

• Obstruksi total pada dewasa : hemlich manuver

sampai benda asing keluar atau penderita tidak

sadar

obstruksi pada anak dan bayi

• Ringan biarkan penderita membersihkan jalan nafas

sendiri dgn batuk

• Untuk anak : hemlich benda keluar/ tdk sadar

• Pada bayi yg masih sadar lakukan 5X back blow

diikuti chest thrust berulang –ulang sampai

penderita tdk sadar rjp

Tehnik manual untuk membuka

jalan nafas

• Modifikasi jaw thrust

(dorongan rahang)

• Chin lift (mengangkat dagu)

• Jaw lift (mengangkat

rahang)

Membuka Jalan Nafas

Karena mungkin ada cedera

leher, jangan menggunakan

head-tilt atau chin-lift

tapi modified jaw thrust

Chin lift

• Memakai jari satu tangan

yang diletakkan dibawah

mandibula kemudian

mendorong dagu ke anterior.

Ibu jari tangan yang sama

sedikt menekan bibir bawah

untuk menekan mulut

• Bila perlu ibu jari dapat

diletakan dalam mulut

dibelakang gigi seri untuk

menangkat dagu.

• tidak boleh mengakibatkan

hiperekstensi leher

Jaw thurst

• Memakai kedua tangan

• Masing masing satu tangan

dibelakang angulus

mandibula menarik rahang

bawah kedepan

• Bila memakai face-mask

mulut menutup dengan

sempurnah sehingga dpt

dilakukan ventilasi yang

baik

Membersihkan Jalan Nafas • Manual

• Suction

- soft/ flexibel untuk melakukan suction daerah hidung atau

naso-frinks dan tube endo-trakea

- rigid tip dpt menyebabkan timbulnya refleks muntah bila

menyentuh dinding farink/ perdarahan, lbh disukai karena lbh

manipulatif alat lebih mudah dan sucton lbh efesien

Lamanya suction maksimal 15 detik pada orang

dewasa

Pada anak anak 5 detik

Mempertahankan Jalan Nafas

•Oral airway

•Nasal airway

•Endotracheal tube.

•Surgical

OROPHARYNGEAL AIRWAY

Oral Airway • Dipergunakan pada pasien yang tidak sadar ( GCS <8).

Tehnik Pemasangan:

• Metode langsung / Tounge Blade Methode

• Metode tak langsung / Up Sliding methode

• Berguna untuk :

• - Mencegah lidah melekat pada dinding posterior pharing

• - Mempermudah penghisapan lendir

• - Mencegah ETT tergigit

CARA PENGUKURAN • Pilih ukuran yg sesuai

• tempelkan pipa

oropharyngeal di

wajah psn

• ukur dari tepi mulut

sampai ke sudut

mandibula

CARA PEMASANGAN • Cara terbaik dengan

memakai tong spatel dan

masukkan alat kearah

posterior

• Cara lain dengan

memasukan alat secara

terbalik sampai menyentuh

platum molle, lalu alat

diputar 180 deraat dan

diletakkan kebelakang

lidah tdk boleh dipakai pada anak dpt mematahkan

gigi

NASOPHARINGEAL AIRWAY • Ukuran : 12F - 36F

• tehnik : alat ini dimasukkan pada salah satu

lubang hidung lalu dimasukkan secara

pelahan sehingga ujungnya terletak difarink

• Alat ini dpt digunakan pada pasien sadar

tdk menyebabkan muntah lbh ditolerir klien

• komplikasi : epitaksis, aspirasi, hipoksia

Nasopharingeal Airway

- Terbuat dari karet atau plastik yang lembut

• dengan ukuran ± 15 Cm

- Digunakan apabila OA tidak dapat dipakai

• oleh karena adanya ; trismus atau masif trauma

• disekitar mulut

Jalan nafas Definitif

•Naso-trakeal

•Oro-tracheal

• Surgical cricothroidotomy

(tracheostomy)

Indikasi pemasangan jalan nafas definitif

• Apnea

• Kegagalan menjaga jalan nafas dengan cara lain

• Prokteksi jalan nafas terhadap aspirasi darah atau

muntahan

• Kemungkinan terganggunya jalan nafas keperlukaan

sendiri sprt luka bakar inhalasi, fraktur wajah atau

kejang

• Trauma kapitis yang memerlukan hiperventilasi

• Kegagalan memberikan cukup oksigen melalui face

mask .

Indikasi intubasi

• Intubasi oro-tracheal

Pada setiap pasien tidak

sadar dengan trauma

kapitis

• Intubasi naso- tracheal

Pada fraktur servikal,

kontraindikasi fraktur

tulang wajah, fraktur basis

cranii anterior

Keuntungan ventilasi melalui ETT

- Mencegah distensi lambung

- Mencegah aspirasi isi lambung

- Memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi

- Dapat memberikan beberapa obat

- Memberikan ventilasi dengan adekuat

ENDOTRACHEAL AIRWAY

• Ukuran : 3.0 - 9.0

• tehnik :

• cek balon ETT, lubrikasi 1/3 ETT bag. Distal

• masukkan introduser ke ETT

• masukkan ETT dgn menggunakan laryngoscop

• plester ETT dgn kuat

• kaji status pernapasan

Intubasi endotracheal

Metode laringoskopik orotracheal

Indikasi:

• Dengan memakai metode lain

tidak mampu untuk

mengamankan jalan nafas

Pemilihan ukuran pipa endotracheal

• Dewasa : 7-8 mm

• Anak 2 :

kuku ibu jari

jari kelingking

cuping hidung

pita broselow

Semua peralatan yang dibutuhkan

untuk intubasi laringoskopik

endotracheal (termasuk alat

penghisap) :

Harus ada dan siap pakai sebelum

anda melakukan intubasi

Manuver sellick

• penekanan dengan jari pada kartilago krikoid

• Cegah :

muntah

distensi lambung

• Jangan digunakan bila ada bahaya terjadinya cedera tulang leher ( C-spine)

Konfirmasi letak pipa endotracheal

jelaskan posisi dengan :

• Auskultasi

mid axiler

apex

cekungan sternum

epigastrium

• Juga akan bermanfaat

CO2 detector

transiluminasi

Surgical cricothroidotomy (tracheostomy)

Indikasi surgical airway

• Dengan memakai metode lain

tidak mampu untuk mengamankan

jalan nafas

• Odema glotis

• Fraktur laring

• Perdarahan oropharyngeal

Jet innsufflation jalan nafas • Pemasangan jarum (needle cricothyroidotomy)

• Hanya sementara dlm keadaan emergency memberikan airway sampai

surgical airway dilakuan

• Waktu 45 menit sampai menunggu intubasi

• Jarum no 12-14 pada dewasa, 16-18 melalui membrane cricothyorid

• Dihubungkan dgn flow oksigen 12-15 liter/menit

• Hati hati apabila ada obstruksi total glotis oleh benda asing

• Kemudian dilakukan surgical cricothyroidotomy yg dilakukan dokter

top related