aircraft structure repair
Post on 25-Jun-2015
3.092 Views
Preview:
TRANSCRIPT
AIRCRAFT STRUCTURE REPAIR
Pendahuluan
1. Depo Pemeliharaan 30 adalah Satuan Pelaksana Pemeliharaan yang berada dibawah
jajaran KOHARMATAU.
Tugas Pokok Depohar 30 adalah :
a. Menyelenggarakan dan melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat
terbang bersayap tetap / Fix wing baik pemeliharaan motor turbin, pemeliharaan
komponen, alat uji serta produksi materiil.
b. Menyelenggarakan perencanaan pemeliharaan pes bang dan kebutuhan materiil.
c. Melaksanakan program Engineering.
d. Modifikasi Rangka pesawat terbang,modifikasi komponen,alat uji serta
Fabrikasi.
e. Menyelenggarakan pengendalian kualitas pemeliharaan dan pemakaian materiil.
f. Menyelenggarakan Pembinaan Personil, tenaga manusia, Dik Lat serta sarana
dan prasarana pemeliharaan pesawat terbang.
g. Menyelenggarakan pembina Anggaran keuangan dan mengumpulkan /
mengolah data.
h. Menyelenggarakan Pembinaan Administrasi materiil dan proses perbaikan
komponen pesawat terbang juga menyelenggarakan pemberian bantuan tenaga
spesialis dan peralatan kepada satuan diluar Depohar 30.
2. Satuan Pemeliharaan 33 adalah salah satu satuan yang berada dibawah Depohar 30
dan tugas pokok Sathar 33 diantaranya adalah :
a. Menyelenggarakan dan melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pada
komponen pes bang, alat uji serta fabrikasi.
b. Melaksanakan bantuan pemeliharaan materiil kepada satuan-satuan diluar
Depohar 30.
c. Melaksanakan Tata usaha teknik pemeliharaan komponen, alat uji dan fabrikasi.
3. PENGERTIAN-PENGERTIAN
Untuk memberikan keseragaman arti bagi penggunaan istilah dan mendapat
pemahaman yang sama terhadap pemeliharaan pes bang, maka diperlukan
pengertian-pengertian penting yaitu :
a. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memulihkan dan
menjamin agar kondisi pes bang dalam keadaan siap pakai / Laik terbang.
b. Pemeliharaan Tingkat Berat adalah pemeliharaan yang dilaksanakan pada pes
bang atau komponen yang memerlukan Major Overhaul.
c. Overhaul ( OH ) adalah proses pemeliharaan yang berlaku bagi suatu komponen.
Pelaksanaannya meliputi : Pembongkaran, Pencucian, Pemeriksaan, dan
Pengetesan, perbaikan yang rusak atau mengganti dengan yang baru agar
memenuhi persyaratan standard atau toleransi.
d. Suku cadang / Spare part adalah materiil yang diperlukan untuk kebutuhan
pelaksanaan perneliharaan baik berupa komponen Expendable materiil,
Consumable materiil maupun Chemicals.
e. Non Destructive Testing ( NDT ) adalah suatu cara untuk mengetahui kualitas,
kesempurnaan sifat dan ukuran komponen pes bang tanpa menimbulkan
kerusakan komponen tersebut.
f. Nomenclature / nama barang. Adalah sebutan baku yang jelas dan tunggal bagi
materiil dengan menggunakan bahasa yang tidak mengikat dengan tujuan
menghindari kekeliruan sebutan bagi materiil yang sama walaupun berasal dari
sumber yang berlainan.
g. Part Number ( PN) adalah merupakan kode/nomor yang diberikan oleh pabrik
pembuat barang dan antara pabrik yang satu dengan yang lain tidak mempunyai
ketentuan yang sama dalam hal pemberian nomor sehingga sering terjadi nomor
PN yang sama pada hal barang tersebut berbeda.
Dasar Pemikiran
4. Dasar pemikiran yang dipergunakan dalam hal ini mengacu pada rujukan-rujukan
sebagai referensi adalah :
a. Skep Kasau No 4 / III / 2004 tanggal 1 Maret 2004 tentang pokok-pokok
organisasi dan procedure eselon pelaksana pusat tingkat Mabes AU. Procedure
ini merupakan petunjuk pembinaan Logistik mengenai pemenuhan kebutuhan
materiil mulai dari proses pengadaan materiil sampai dengan materiil tersebut
digunakan, atau dihapus dari inventaris Negara. Materiil tersebut mulai dari
Matsista, Bekal umum, Ran mor sampai Bahan bakar minyak dan Pelumas.
b. Skep Kasau No 5 / III / 2004 tentang POP Depohar 30. Buku ini memuat
keputusan proses pemeliharaan Alutsista TNI AU sampai dengan proses materiil
yang sudah dipakai untuk pemeliharaan hingga materiil tersebut dihapus karena
secara ekonomis tidak menguntungkan untuk proses pemeliharaan.
c. Petunjuk teknis udara No PTU 83 tanggal 26 Juni 2004 tentang Buku Pedoman
Perencanaan Pemeliharaan Alutsista Udara ( BP3A).
d. TO / Technical Order adalah Publikasi pemeliharaan yang berasal dari pabrik
pembuat pesawat terbang sebagai petunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan
pes bang maupun untuk melaksanakan Penerbangan.
e. Rencana Program kerja Depohar 30 tentang susunan rencana dan program
pemeliharaan pes bang, motor, komponen dan Fabrikasi serta penjadwalan
kegiatan pelaksanaannya.
Kemampuan yang dimiliki Depohar 30 adalah sebagai berikut :
a. Sat har 3l
1. Overhaul engine T-56-A-7-15 & 50l-D22A
2. Overhaul engine TPE 331-IOR-501C
3. H S I engine CT7-9C
4. Repair and rework komponen pes bang dengan fasilitas perbaikan antara lain :
a. Metal spray
b. Pelapisan logam (metal platting) dan hard chrome.
c. Pencucian logam (metal cleaning)
d. Las argon, las asetelin dan las listrik
e. Permesinan semi otomatis
f. Pengolahan logam (Heat treatment)
g. Balancing rotor untuk turbine dan compressor engine
h. Kontrol korosi logam (metal corrosion control)
i. Overhaul & test fuel nozzle engine T56-A-7-15 & D50l-D22A
j. Non Destructive Inspection (N D I)
k. Recoating
b. Sat har 32
Kemampuan yang dimiliki Satuan pemeliharaan 32 adalah melaksanakan
pemeliharaan / perbaikan tingkat berat pesawat tempur dan pesawat angkut ringan
meliputi :
1. PI 3600 pesawat cassa C-212-200
2. Major servicing Hawk MK 109 / 209
3. Repair and Bay service komponen pendukung pesawat.
c. Sat har 33
Kemampuan yang dimiliki Satuan Pemeliharaan 33 adalah antara lain :
1. Overhaul dan repair komponen listrik pesawat terbang
2. Overhaul dan rekondisi Quick Engine Change (Q E C)
3. Non Destructive Testing (N D T)
4. Kalibrasi ulang alat ukur presisi (A U P)
5. Pengecatan pes bang, komponen pes bang, GSE Power and GSE Non Power
6. Perbaikan, modifikasi Fiber Glass dan Flexi Glass
7. Penimbangan pesawat ( Weight & Balance ), pengukuran keseimbangan pesawat
(Alignment) dan Swing Compass.
8. Pneumatic Test, Hydraulic Test
9. Overhaul Wheel & Tire pesawat C-212, F-5 E/F, dan C-130.
10. Perbaikan Airframe pesawat terbang.
11. Fabrikasi : Komponen ( Spare part) pendukung pesawat dengan menggunakan
Fasilitas antara lain :
a. Mesin CNC (Computerize Numerical Control) untuk produksi masal.
b. Mesin-mesin semi automatis (Bubut, Frais, Milling, dll) untuk produksi
terbatas.
KEMAMPUAN PEMELIHARAAN FABRIKASI
1. PERMESINAN : Mampu melaksanakan pembuatan dan perbaikan part komponen
(bagian bagian) komponen pes bang dll.
Seperti; Shaft, Longeron, Elbow, Bolt and nut, Casing, General Tool, Special Tool,
Modifikasi Fixture, Clamp, Stand Engine, Stand QEC, Dolly Engine, Moveable
Crank dll baik secara terbatas maupun produksi masal
2. PENGELASAN : Melaksanakan pengelasan pada bahan Cadmium Sheet Steel,
Nickel, Baja paduan (Alloy Steel ), dan Alluminium dengan menggunakan peralatan
Las Argon, Las Listrik, Las Asetelin (Karbit )dan Las Titik ( Spot welding).
3. PENGECATAN : Melaksanakan pengecatan Pes bang, Komponen pes bang, USE
Power dan Non Power, Special / General Tool dengan menggunakan peralatan
pengecatan Wet painting.
4. FIBRE GLASS : Melaksanakan pembuatan, modifikasi dan perhaikan part pesawat,
GSE Power dan GSE non power, Radom, Cetakan ( molding ) dll, yang bahannya
terbuat dari Fibreglass dan Flexiglass.
5. PLATING / HARD CHROME : Mampu melaksanakan Plating (pelapisan Logam )
dan Hard chrome / pengerasan permukaan logam pada bagian pesawat, GSE power /
non power, special tool / general tool seperti ; Bolt, Nut, Tee Bolt Engine, Bearing
Cage, Strainger, Rib, Spar dll dengan menggunakan bahan Alluminium Alloys,
Alodine, Cadmium, Nickel, Bronch, Stainless Steels (untuk plating) Chromium
(untuk Hard Chrome) kegiatan ini dilaksanakan di Sathar 31.
6. HYDRAULIC TEST : Melaksanakan proses Assembly, perbaikan dan pengetesan
terhadap Hose assy, mulai dari tekanan rendah sampai tekanan tinggi yang
digunakan pada pes bang. GSE power / Non power seperti Hydraulic System, Fuel
system, Pnumatic system dll. dengan menggunakan peralatan Hydraulic tools dan
Hydraulic tester.
7. STRUCTURE REPAIR : Melaksanakan pembuatan, modifikasi dan perbaikan
terhadap structure pes bang, GSE power / non power seperti pembuatan Lubang
hujan buatan, potret udara, Overhaul Air frame QEC pesawat C-130, Over haul
Horstab, Aileron, Rudder,Wing dll yang komponen dasarnya terbuat dan All Alloys,
Stainless steel, Baja karbon (Karbon steel), Nickel dan Bronch.
8. HEAT TREATMENT : Melaksanakan proses Heat treatment (perlakuan panas)
antara lain; Hardening, Tempering, Carbunizing dan Normalizing pada logam
(Carbon steel) dan Alluminium Alloy yaitu proses peningkatan dan penurunan
kekerasan permukaan logam sampai batas tertentu seperti peningkatan kekerasan
pada Carbon steel dan peningkatan / penurunan pada All Alloy sheet.
9. CORROSION CONTROL : Melaksanakan proses pengendalian korosi pada
permukaan logam dan non logam seperti perlakuan proses Wet blast, Dzy blast,
Chemical cleaning,Metal platting dan painting.
10. KAYU / JAHIT : Melaksanakan pembuatan, perbaikan dan modifikasi pekerjaan
yang bersifat non pesawat dan komponennya seperti pembuatan Box pengepakan,
meja kursi dll, Bengkel Jahit mampu membuat Seat Ran Mor, Interior Pes bang dll.
KEMAMPUAN PEMELIHARAAN KHUSUS
1. WEIGHT & BALANCE
Yaitu melaksanakan Penimbangan Pes bang baik Pesawat Tempur maupun Pes
Angkut seperti Pesawat Hawk, F-5 E/F, F-16 A/B, HS-Hawk MK-53, Hawk Mk
109/209. Pesawat Latih (T-34C Mentor), AS 202 Bravo dan Pesawat Ringan /
Sedang seperti Cassa 212-100/200 F-27, F-28, CN 235, C-130 B/H.
2. ALIGNMENT
Mampu melaksanakan Alignment untuk pesawat Tempur seperti F-5E/F, F-16 A/B,
HS Hawk MK 53, Hawk MK 109/209 dan pesawat Latih T-34C Mentor, AS Bravo
serta pesawat ringan terbatas seperti Cassa 212-100/200, F-27, CN 25
3. SWING COMPASS
Melaksanakan Swing compass (Reposisi arah navigasi) pada pesawat tempur baik
terhadap pesawat F-5, F-16, HS Hawk MK 53, maupun Hawk 109/209.
4. KALIBRASI ALAT UKUR PRESISI (AUP)
Melaksanakan kalibrasi pada peralatan khusus (special tool) seperti alat ukur Torsi
atau Torque meter, Alat ukur Tekanan (Pressure Gauge Manometer) Test Gauge,
Tire Gauge, Hydraulic Press, Press Fuel Pump, Turbo Engine Press, Tester Vacum
Press, Breather Press,dll. Alat ukur Listrik (Volt meter AC/DC, Multi tester, Avo
meter, Digital multi meter, Torque Dynamo meter, Frequency meter,dll)
Alat ukur Demensi (Dial Indicator Micro meter, Deep micro meter, Micro Dial
Indicator dll), Alat ukur Tensi (Tension meter tester, Vernier Caliper, Inclino meter)
dan alat ukur Suhu (EGT Indicator, IC Temp Indicator, Thermocouple tester)
5. NON DESTRUCTIVE INSPECTION (NDI)
Mampu melaksanakan pemeriksaan komponen Logam (Carbon Steel) dan Non
Logam (Alluminium Alloy) dengan menggunakan metode : Zyglo Inspection Unit,
Magnaflux Testing, Eddy Current Tester, Ultrasonic Flow Detector, X-RAY tester
dan Boroscop.
6. BANTUAN PEMELIHARAAN LAPANGAN ( BANHARLAP)
Mampu melaksanakan bantuan pemeliharaan Lapangan diluar Depohar 30 seperti :
W & B, Alignment, Swing compass, Cabin press (khusus pesawat tempur)
perbaikan Engine C-1130, NDT, Boroscop dan Hydraulic System (pesawat tempur,
angkut, dan latih) Kalibrasi AUP (special tools terbatas) Pengecatan pesawat / GSE
power/Non power baik pesawat Tempur, Angkut, dan Latih.
AIRCRAFT STRUCTURE
1. Pengertian :
Aircraft Structure Repair adalah pengetahuan dan ketrampilan didalam suatu
pekerjaan konstruksi pesawat terbang.
2. Tujuan Pendidikan adalah : Untuk memberikan bekal dan meningkatkan
pengetahuan serta ketrampilan terhadap personil TNI AU baik sebagai Mekanik
maupun Inspektor, agar dapat melaksanakan ke pemeliharaan pesawat terbang di
satuan masing-masing sesuai dengan kejuruan dan kemampuan personil yang
bersangkutan.
3. Setelah memperoleh pendidikan siswa diharapkan :
a. Memiliki pengetahuan tentang Structure Repair
b. Memiliki ketrampilan dan kemampuan sebagai teknisi pesawat terbang.
Kamus istilah Aircraft structure adalah : Kebutuhan akan spesialisasi
pengetahuan aircraft structure, Karena pesawat TN! yang kita miliki semua terbuat dari
logam, maka diperlukan Iptek dan ketrampilan untuk menangani rangka pesawat
terbang dan komponen / Airframe pes bang tersebut.
Para perancang dan pembuat pes bang memutuskan membuat pesawat yang
berkonstruksi logam, dengan memakai baja campur (Alloy) yang Ringan tapi Kuat.
Rancangan dan bentuk konstruksi juga diubah untuk menghasilkan pesawat
yang lebih ringan tetapi lebih kuat dan tahan untuk penerbangan dengan kacepatan
tinggi dan manuver yang lebih komplek.
Identifikasi Bagian-bagian Aircraft structure :
A. FUSELAGE
Adalah bagian utama dari pes bang (Main structure unit) yang merupakan tempat
muatan (Car Engine Nacelle ) juga bagian-bagian utama lainya baik langsung
maupun tak langsung seperti : Wing, Empenage/Ekor dan Under Carrigge / Roda
pendarat.
Konstuksi Fuselage terdiri dari :
1. Bulkhead
2. Former
3. Rings
4. Strenger (Stiffener)
5. Longeron
6. Skin, dll.
STRINGERS dan LONGERON adalah bagian konstruksi pes bang yang membujur
dan disebut juga Penguat.
Longeron adalah bagian pesawat yang tebal dan kuat, dan merupakan kerangka
utama / Pokok juga sebagai tulang punggung konstruksi.
Biasanya jumlah longerons pada pesawat ada 4 longerons yaitu 2 (dua) berada diatas
dan 2 lagi dibawah.
Stringers jumlahnya lebih banyak, lebih tipis dan lebih kecil. Dan berguna agar
konstruksi lebih kaku (kekar) juga sebagai pembentuk body pesawat serta untuk
menempelkan skin.
Bulkhead, Former, Ring adalah bagian konstuksi yang melintang, Bulkhead
merupakan dinding yang tebal dan memisahkan ruangan satu dengan yang lain dan
merupakan konstuksi utama dari pesawat terbang.
Former adalah lebih tipis dari bulkhead dan merupakan pembentuk (potongan
melintang fuselage yang berbentuk bundar atau hampir bundar)
Ring lebih tipis dari former dan merupakan tempat menempelnya skin dan sebagai
penambah kekamya konstruksi pesawat terbang.
Skin adalah merupakan pembungkus fuselage dan untuk memperkuat konstruksi pes
bang. Tebal skin bermacam-macam tergantung tipe pesawat dan letaknya di
fuselage. Pada bagian fuselage yang menerima beban lebih berat maka skinnya lebih
tebal/kuat.
Skin juga merupakan COWLING sehingga permukaannya harus tetap dijaga agar
halus dan tidak mengganggu Aerodinamika pesawat.
Pada pesawat yang bertekanan (Pressurised) skin perlu mendapat perhatian khusus
(Seperti tidak ada goresan,lekukan atau dent dsb)
B. Wing
Adalah bagian utama dan pesawat terbang yang menghasilkan daya angkat ( Lift )
dan menahan berat pesawat pada waktu terbang. Kebanyakan pada pesawat militer
modern mempunyai wing yang CANTILEVENED artinya semua penguat berada
dalam wing (tidak ada brace / kait) atau penguat lainnya dari luar.
Pada wing terdapat Engine, Alat kemudi aileron dan Flap. Selain itu wing
difungsikan sebagai tangki bahan baker (integral fuel tank)
Konstruksi Wing terdini dari :
1. Spars
2. Ribs
3. Stringers/Stiffeners
4. Skin.
SPARS adalah konstruksi yang membujur seperti balok pipih yang tebal satu
didepan dan satu lagi dibelakang, Spars merupakan penguat utama dan wing.
RIBS mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu sebagai pemberi bentuk (Countour) dan
sebagai penguat.
Ribs diletakkan melintang dalam sayap dan sebagai pada pesawat-pesawat besar
yang menggunakan sayap sebagai tangki bahan bakar maka diperlukan bulkhead
untuk membagi ruangan-ruangan dalam sayap.
Stingers/Stiffeners pada wing biasanya dicetak atau dibuat dan batangan yang di cor
berbentuk ” “ atau Hat ” “
Skin atau Planks yang ditempelkan pada stringers merupakan pembungkus wing dan
tebal skin bervariasi tergantung dan tipe pesawat dan tempatnya pada wing tersebut.
TERBATAS
2
Gambar 1. Aircraft Fuselage Constrution Cross – Sectional Structural Members.
TERBATAS
TERBATAS
3
Gambar 2. Aircraft Fuselage Constrution Lengtwise Structural Members.
TERBATAS
C. EMPENAGE
Empenage. (Bidang ekor) adalah bagian pesawat yang berfungsi sebagai
keseimbangan / Stabilizer dari pesawat. Dan pada bidang ini terdapat :
1. Vertical Stabilizer
2. Horizontal Stabilizer
3. Rudder (Elevator dan Trim Tab)
Konstruksi Empenage mirip dengan konstruksi wing.
D. UNDER CARIAGE (Roda Pendarat)
Adalahbagian pesawat yang berfungsi sebagai penopang beban pesawat pada saat
didarat juga untuk pergerakan pesawat pada waktu taxi dan untuk melaksanakan
Take off and Landing.
Konstruksi dan Under carriage ini memerlukan konstruksi yang kuat terutama pada
material Strut Landing Geamya.
E. Keseimbangan Komponen
Dalam memperbaiki atau mengganti bagian-bagian airframe pesawat, disamping
mengembalikan pada keadaan (kekuatan) semula juga kesetimbangannya perlu
diperhatikan secara serius. Kesetimbangan disini Artinya : Titik berat (CG) tetap
berada dalam batas-batas normal dan harus diadakan penimbangan / balancing
sesudah diadakan perbaikan seperti : Pendoubleran,Pengecatan dsb.
Urutan pekerjaan adalah NDT, Engingeering, Strucffire Repair, WB.
F. Logam-logam (Metal) yang banyak digunakan pada A/C Structure :
a. Alluminium
b. Steel dan Stainless steel
c. Titanium
d. Magnesium.
KETERANGAN:
1. Alluminium adalah logam yang paling banyak digunakan pada pes bang karena
ringan dan cukup kuat apbila sudah dijadikan alloy. Juga mudah dalam
membentuknya/mengerjakannya.
2. Steel adalah campuran besi dan karbon. Kalau pada steel ditambahkan lagi
elemen lain maka steel tersebut akan berubah menjadi steel alloy. seperti
Stainless steel, bahan ini merupakan bahan yang tahan karat/corrosi dan dapat
dipakai pada daerah yang bersuhu tinggi (800°F)
3. Titanium juga merupakan bahan yang tahan karat dan lebih kuat dari alluminium
serta dapat dipakai pada daerah panas ( 800°F ) tapi jangan menggunakan pencil
yang mengadung karbon apabila menggambar pada permukaan titanium karena
dapat menyebabkan lemahnya bagian yang tergores pensil tersebut.
4. Magnesium adalah merupakan logam yang sangat ringan, berat magnesium
adalah 2/3 dari alluminium dan merupakan bahan yang mudah terbakar pada
suhu 800°F juga mudah korosi.
I
MATERI A/C STRUCFURE
a. Ilmu Bahan
b. Gambar Teknik
c. Corrosion Control
d. Structure repair tools
e. Heat treatment
f. Riveting
g. Macam-macam Fasteners
h. Forming
i. Lamja
j. Publikasi teknik
Pokok bahasan:
a. Ilmu bahan : sebagai teknisi pes bang kita harus dapat memahami tentang macam-
macam bahan.
Contoh : Bahan yang terbuat dan Ferrous dan Non Ferrous.
Setelah mengetahui macam bahan kita harus paham juga sifat dan cara
pengerjaannya. Disamping itu hal yang harus diperhatikan sebelum memulai
pekerjaan adalah tentang Type of damage maupun type of repair.
b. Gambar teknik : Sangat diperlukan karena sebelum memulai suatu pekerjaan kita
harus mempunyai referensi baik itu TO, Tech Manual, PTU, maupun gambar teknik
sebagai panduan dalam bekerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan
bar pes bang.
c. Corrosion control : Pelajari dan pahami macam apa corrosi yang terjadi pada benda
kerja atau komponen pes bang agar kita tahu bagaimana melakukan pencegahan dan
penanggulangannya.
d. Stucture general tools : ini terdiri dari Hand tools dan Mechine tools. Contoh Hand
tools
1. Mallet di gunakan untuk membuat lekukan, meratakan kerutan dan forming
2. Pin pinch untuk melepas kepala rivet yang telah di drill/dibor
3. Chisel untuk memotong benda kerja yang tebal
4. Hack saw untuk memotong sheet metal/bahan yang tebal
5. Aviaton snips untuk memotong sheet metal dengan potongan busur
6. File / kikir untuk meratakan metal dan benda kerja yang lain,dll.
Contoh Mechine tools :
1. Bench saw machine
2. Slip roll former
3. Drill press
4. Cutting machine
5. Gerinda machine dll.
e. Heat Treatment adalah suatu ilmu yang diantaranya mempelajari bagaimana
mengeraskan maupun melunakan sheet metal/benda kerja beserta prosedurnya.
f. Rivet adalah bagian dan aircraft contruction dan penting untuk performance
attaching Part.
Type Rivet
1. Universal rivets
2. Blind rivets :
Cherry rivets
Hi shear rivets
Bahan Rivet :
Alluminium rivet
Non all rivet ( Stainless steel, monel)
Type Head Rivet:
Protuding head ini banyak digunakan pada internal airframe part
Countersank head digunakan pada surface aerodynamic
Rivet selection
Dalam memilih rivet yang akan dipakai, disamping materialnya (Harus sama dengan
metal di pesawat) juga Sank diameter dan rivet tersebut harus ssi dengan jumlah
ketebalan metal yang akan direpair. Karena penggunaan rivet yang berdiameter
besar pada metal yang tipis akan menyebabkan kerusakan pada metal yang
bersangkutan. Penggunaan rivet yang besar akan terjadi distorsi pada metal yang
akan dipakai dan penggunaan rivet yang kecil pada metal yang tebal akan membuat
kurang kuatnya repair tersebut, maka diameter rivet harus sesuai dengan jumlah
tebal metal yang akan direpair.
Contoh cara menghitung yang digunakan untuk merepair skin pesawat terbang
berdasarkan ketentuan perbaikan skin pes bang.
1. ED (Edge Distance) = Z adalah jarak tepi bahan dan pusat rivet yang terdekat
2. P (Rivet pitch) adalah jarak dan satu rivet ke rivet yang lain
3. Q (Transfer pitch) adalah jarak rivet ke jajar yang lain
4. d adalah diameter rivet
5. G (jumlah tebal skin)
6. C adalah panjang rivet sebelum dipukul menjadi shop head
7. D adalah diameter shop head
8. L adalah panjang skin yang crack
9. h adalah tinggi shop head
10. N adalah jumlah rivet
11. T adalah tebal skin
12. S adalah Shear strength
13. B adalah Bearing strength
Diketahui : Tebal skin pesawat = 0.040” Doubler hrs satu tingkat lebih tebal dari
skin = 0.051”. Filler harus sama dengan tebal skin 0.040”
Crack panjang 3”. Lebar = 2”
Rumus Tabel Shear strength 518 pounds
Besar strength 653 pounds
Ditanyakan :
1. Tentukan panjang dan lebar doublernya
2. Tentukan jumlah rivet
3. Tentukan jarak rivetnya yang disesuaikan dengan ketentuan repair pesawat,
antara lain :
a. Jarak edge distance
b. Jarak rivet pitch
c. Jarak transfer pitch
4. Tentukan panjang rivet yang dipakai repair
5. Tuliskan P/N dalam penyediaan rivet untuk repair tersebut dengan :
a. Bahan rivet dan alumunium 2117 T4
b. Rivet countersunk
c. Standard AN
Jawaban :
d (diameter rivet) = 3 x T2
= 3 x 0.051”
= 0,153”
= 0,153” x 32 = 4896” = 5” 32 32 32
ED (Edge Distance) = 2 x d
= 2 x 5” = 10’’ = 5” 32 32 16
P (Rivet Pitch) = 6 x d
= 6 x 5” = 30” = 15” 32 32 16
Q (Transfer pitch) = 3 x P4
= 3 x 15” = 45” - 1” = 11”4 16 64 64 16
L (Panjang Crack) = 3”
Shear Strength = 518 lbs
Bearing Strength = 653 lbs
N (Jumlah Rivet) = L x T x 75.000 = 3” x 0.05 1” x 75.000 = 11.475 S 518 518
= 22,15
= 22 rivet x 2
= 44 rivet
C = 1½ x d
= 3 x 5” = 15”2 32 64
G = T1 + T2
= 0,040” + 0,051”
= 0,091” x 32 = 2,812” = 3” 32 32 32
L = C+G
= 15” + 3” = 21” = 5” 64 32 64 16
Doubler
A = A + 4Z + 2Q
= 4 + 4 . 5” + 2 . 11” 16 16= 4 + 20” + 22”
16 16= 6 10” 16
B = B + 4Z + 2Q
= 2 + 4 . 5” + 2. 11” 16 16
= 2 + 20” + 22” 16 16
= 4 10”16
VI. PROSES PRODUKSI (SISTEMATIKA KERJA)
Proses produksi dalam rangka perawatan dan perbaikan structure repair (skin
repair) dibagai dalam beberapa tahap, antara lain :
Pembersihan tempat kerja dan kotoran seperti debu, oil, fuel, dll.
Persiapan alat (tools) yang diperlukan serta fasilitas pendukung, meliputi :
− Gambar kerja − Pin Punch
− Compressor air supply − Ruller
− Pneumatic rivet gun − Pointed Lead
− Cleco − Straight hand cut
− Cleco pliers − dan lain – lain
Pembongkaran
− Menghilangkan cat dar permukaan skin yang crack
− Memindahkan gambar kerja pada skin pesawat terbang
− Memotong skin pesawat terbang yang mengalami crack
− Membersihkan skin yang crack
− Membuat filler
− Membuat doubler
− Membuat lubang river countersink
− Dialodine ± 10 menit
− Dibersihkan dengan air sampai kering
− Zinc chromate primer
Pemasangan
− Mencampur Sealant
− Pasang Doubler + Filler
− Riveting
− Cat sesuai dengan aslinya
GAMBAR KERJA
Penampang A – A
IV. BAHAN
No Nama Bahan Spesifikasi Jml Satuan1 Aliminium Sheet
Filler Dounler
2024 – T3
Tebal 0,040”Tebal 0,051”
½½½
MeterMeterMeter
2 Rivet Countersunk AN 426 AD – 5 – 5 2 Lbs3 Sealant Mil – S – 8802 ½ Can4 Zinc Kromat Primer Mil – P – 8585 1 Kg5 Alpatic Nata TT – N – 25 1 Liter6 Alodine Mil – C – 5541 ½ Can
V. FASILITAS / PERALATAN
No Nama Bahan Spesifikasi Jml Satuan Pemilik1 Compressor air supply 100 Psi 1 Unit Sekolah2 Pneumatic drill Offsed Handle 1 EA Sekolah3 Cleco pliers Air Craft Tools 1 EA Sekolah4 Cleco Ø 1/8” s/d ¼” 1 SET Sekolah5 Pneumatic rivet gun Offset Handle 1 EA Sekolah6 Scrabe Air Craft Tools 1 EA Sekolah7 Drill Bits Ø 1/8” s/d ¼” 1 SET Sekolah8 Aviation snips Offset Handle 1 EA Sekolah9 Pointed Lead Compas Offset Handle 1 EA Sekolah10 Ruller Matric / inch 1 EA Sekolah11 Hammer Soft / Hard 1 EA Sekolah12 Center Punch 90° 1 EA Sekolah13 Prick Punch 30° 1 EA Sekolah14 Pin Punch Ø 3/16” 1 EA Sekolah15 Masking Tape P – 180 – CV 1 EA Sekolah16 Half Round File Air Craft Tools 1 EA Sekolah17 Flat File Air Craft Tools 1 EA Sekolah18 Rotary File Air Craft Tools 1 EA Sekolah19 Abrasive paper Medium 1 Lembar Sekolah20 Backing Bar Air Craft Tools 1 EA Sekolah21 Vernier Caliper Matric / inch 1 EA Sekolah22 Pencil Mil – P – 83953 1 EA Sekolah23 Straight Hand Cut Air Craft Tools 1 EA Sekolah24 Vice grip pliers Air Craft Tools 1 EA Sekolah25 Countersunk Bits Ø 1/8” s/d ¼” 1 SET Sekolah26 Micro Countersink Air Craft Tools 1 EA Sekolah27 Spatula Air Craft Tools 1 EA Sekolah
TERBATAS
17
5. Application Rivet
Standart Number
(Type of Head)
Type of Head Application
AN 430
(Round Head)For Internal Airframe Part
AN 442
(Flat Head)For Internal Airframe Part
AN 455
(Brazier Head)For Skin of Slow Aircraft
AN 456
(Brazier Head)For Skin of Faster Aircraft
AN 470
(Universal Head)General use protuding head
AN 425
(78° Countersunk)For skin – Thick sheets
AN 426
(100° Countersunk)
For skin – thin and thick
sheet
TERBATAS
TERBATAS
18
6. External Identification Marks
Keterangan :
a. Rivet Al Alloys 1100, 3003, 5056 yaitu Non Heat Treatment Soft Rivets. Rivet
Al Alloys 1100, 3003 yaitu use in non stressed part.
b. Rivet Al Alloys 2117 yaitu Hard Rivet (Terbuat dari dural). Product T4 menjadi
T3 after Riveting.
c. Rivet Al Alloys 2017, 2024 yaitu Hard Rivet. Product dari T4 harus di Heat
Treatment sebelum Riveting.
TERBATAS
TERBATAS
18
7. Rivet Non Aluminium
No Type of Material Letter Designation Marking on Rivet Head
1 Stailess Steel F A rised dash or a bright
Colour resembling nickel
2 Monel M Two raised tips or
Black Colour
3 Copper C Copper colour
4 Mild Steel Raised Triangle or
Brown colour
Keterangan :
a. Stainless Steel adalah jenis rivet yang tahan korosi digunakan untuk Highly
Stressed area dan temperatur tinggi.
b. Monel adalah Strong Rivet yang tahan korosi dan panas. Use for Riveting Steel
Part (seperti jet engine).
c. Mild Steel adalah Resistance to high stress, untuk Riveting Steel Part.
8. Rivet Code Specification
AN 470 AD 4 5
Length of rivet in 1/16” (5/16”)
Diameter of Rivet in 1/32” (4/32”)
Type of Alloys (2117)
Type of Head (Universal Head)
Standard (Army Navy)
TERBATAS
TERBATAS
20
9. Rivet Dimension Before Rifeting
d = 3 x T
C = 1½ d
L. = C + G
Keterangan :
d = Rivet diameter
L = Panjang Rivet
C = Panjang Rivet dari sheet
G = Tebal Sheet (T + T1)
10. Rivet Dimension After Riveting
D = 1½ x d
h = ½ x d
TERBATAS
g. Macam-macam Fastener yang sering digunakan di STR :
1. Rivet
2. Cherry rivet
3. Cam lock / stud
4. Huck bolt & Collar
5. Hi-lock & Collar
6. Davis nut
7. Taper lock
8. Floating nut / stop nut / anchor nut
9. Jo bolt. Dll.
h. Forming adalah salah satu cara untuk membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk
di pesawat terbang dengan machine forming maupun mechanically.
i. Keselamatan Kerja adalah hal yang paling utama dan harus diperhatikan
Contoh peraturan keamanan kerja :
1. Bekerja dengan cara yang benar
2. Jangan bermain sewaktu bekerja
3. Ikuti peraturan kerja
4. Gunakan alat pengaman
5. Laporkan setiap kondisi/kejadian yang tidak aman
6. Beri pertolongan secepatnya bila terjadi kecelakaan
7. Berikan contoh cara bekerja yang benar
8. Ingat bahwa keamanan adalah nomor satu.
j. Publikasi Teknik adalah Referensi yang mutlak dan harus selalu dipakai sebagai
panduan dalam bekerja untuk menghindari kesalahan dalam pemeliharaan pes bang.
Jadikanlah Habit selalu membaca TO, Tech manual, PTU, ITU dll sebagai referensi
dalam bekerja dan jangan bekerja karena pekerjaan tersebut sudah hafal diluar
kepala.
top related