aannggggaarraann ddaassaarr aassooos ssiiaaassiii...
Post on 16-May-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
AAAnnnggggggaaarrraaannn DDDaaasssaaarrr
AAAsssooosssiiiaaasssiii BBBaaadddaaannn UUUsssaaahhhaaa MMMiiillliiikkk
DDDeeesssaaa SSSeee---IIInnndddooonnneeesssiiiaaa
(((BBBUUUMMMDDDEEESSSIIINNNDDDOOO)))
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 1
ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE-INDONESIA
MUKADIMAH
Desa dalam konteks wilayah administrasi maupun kawasan, merupakan faktor strategis dalam
pelaksanaan pembangunan nasional dan daerah.Dalam perspektif pembangunan perkonomian, desa
dengan karakteristik wilayahnya, merupakan lumbung sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang dibutuhkkan untuk menggerakan aktivitas perekonomian.Interaksi desa-kota juga menempatkan
desa sebagai pendukung (hinterland) sekaligus penyedia pasokan sumber daya alam bagi berjalannya
kehidupan dan aktivitas di perkotaan. Kondisi dan perkembangan yang berlangsung saat ini, menuntut
pemerintah desa beserta masyarakatnya untuk dapat mengelola dan mendayagunakan potensi desa
secara berkelanjutan melalui pendekatan bisnis dan manajemen usaha untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa dengan tanpa meninggalkan ciri dan kearifan lokal, sehingga desa
dapat berkembang dan menjaga eksistensinya dalam sistem perekonomian regional, nasional, dan
global.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan pilar pembangunan dan pengembangan ekonomi desa
dalam menjawab tantangan dan potensi sistem perekonomian yang berkembang saat ini. BUMDes
merupakan wadah yang dikelola oleh Desa dan/atau kerja sama antar-Desa untuk mengelola dan
mengembangkan kegiatan di bidang ekonomi sekaligus mengemban orientasi pada pelayanan umum
dan pembangunan sosial bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. BUMDes dibentuk,
dikelola, dan dikembangkan bersama oleh pemerintah dan masyarakat desa dan disesuaikan dengan
karakteristik potensi sumber daya dan budaya lokal yang dimiliki masing-masing desa, untuk
memfasilitasi, memperkuat, menjaga keberlangsungan, serta mengembangkan usaha dan aktivitas
ekonomi produktif yang dilakukan warga desa. Kebijakan pembangunan juga telah memprioritaskan
BUMDes sebagai pengelola sumber daya yang dimiliki desa untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat sekaligus menjaga peran dan eksistensi desa dalam pembangunan daerah dan nasional.
Dalam menjalankan peran dan usahanya tersebut, BUMDes tentunya dihadapkan pada isu-isu
strategis yang berpotensi pada ketidakmampuan BUMDes dalam menggerakan dan mengembangkan
ekonomi desa.Pengembangan usaha dan aktivitas ekonomi produktif di desa tidak hanya dapat
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 2
bermodalkan pada kepemilikan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki
desa. Dibutuhkan pula dukungan sumber daya dan jejaring dalam aspek modal, kelembagaan, pasar,
ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi, dan berbagai sumber daya lainnya, sehingga BUMDes
dapat berperan optimal dalam memberdayakan dan mengembangkan usaha dan aktivitas ekonomi
produktif di desa. Integrasi berbagai sumber daya tersebut yang diselaraskan dengan kearifan dan
budaya lokal yang dimiliki desa, dibutuhkan agar kegiatan usaha dan aktivitas ekonomi perekonomian
dan pembangunan nasional, regional, dan global. Perkembangan di tingkat regional dan global dalam
bentuk kerjasama ekonomi maupun sistem pasar bebas seperti MEA dan AFTA di tingkat ASEAN, APEC
di tingkat Asia Pasific, hingga FTA di tingkat dunia juga akan memberikan pengaruh bagi
perkembangan dan keberlanjutan aktivitas ekonomi desa.
Memperhatikan tantangan dan potensi global tersebut, maka dipandang perlu adanya suatu wadah
komunikasi serta fasilitasi penguatan dan pengembangan BUMDes sehingga dapat menjadi lokomotif
bagi pertumbuhan dan pengembangan perekonomian pedesaan. Dengan berpedoman pada Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2015
tentang Desa, dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri (KADIN)
Indonesia, maka dibentuk Asosiasi Badan Usaha Milik Desa se-Indonesia yang disingkat BUMDESINDO,
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan :
1. Kamar Dagang dan Industri adalah wadah bagi pengusaha Indonesia dan merupakan induk
dari organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha yang berperan aktif sebagai mitra
pemerintah dalam bidang perekonomian.
2. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha yang didirikan, bekerja
dan berkiedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Asosiasi Badan Usaha Milik Desa, adalah wadah persatuan dan kesatuan dari Badan Usaha-
Badan Usaha Milik Desa di seluruh Indonesia yang telah memiliki usaha yang bergerak di
sektor pedesaan.
4. Anggota biasa, disingkat AB adalah Badan Usaha Milik Desa yang telah memiliki ijin usaha
bergerak dalam bidang usaha yang seluas-luasnya.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 3
5. Anggota Luar Biasa, disingkat ALB adalah para pengusaha/badan hukum serta para pemangku
kepentingan yang memiliki perhatian kepada usaha-usaha pedesaan.
BAB II NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA DAN WAKTU
Pasal 2 Nama
1. Organisasi ini bernama Asosiasi Badan Usaha Milik Desa se-Indonesia disinghkat
BUMDESINDO dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut sebagai Asosiasi.
2. Asosiasi pada tingkat nasional dinamakan Asosiasi Badan Usaha Milik Desa yang dijalankan
oleh Dewan Pimpinan Nasional, disingkatDPN BUMDESINDO.
3. Asosiasi pada tingkat propinsi dinamakan Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Badan Usaha
Milik Desa, disingkat DPW BUMDESINDO disertai dengan nama propinsi yang bersangkutan.
4. Asosiasi pada tingkat Kabupaten/Kota dinamakan Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Badan
Usaha Milik Desa, disingkat DPD BUMDESINDO disertai dengan nama kabupaten/kota dan
propinsi yang bersangkutan.
Pasal 3 Tempat Kedudukan
1. Asosiasi berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia
2. DPW BUMDESINDOberkedudukan di Ibukota Propinsi yang bersangkutan.
3. DPD BUMDESINDO berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Pasal 4 Daerah Kerja
1. Daerah kerja Asosiasi meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Daerah kerja DPW BUMDESINDO meliputi seluruh wilayah Propinsi yang bersangkutan.
3. Daerah kerja DPD BUMDESINDO meliputi seluruh wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Pasal 5
Jangka Waktu
Asosiasi didirikan pada tanggal 31 Desember 2015 untuk jangka waktu yang tidak terbatas
berdasarkan pendirian Dewan Pendiri dan selanjutnya setelah diadakan Musyawarah Nasional
Pertama Para Pendiri menjadi Anggota Dewan Pembina, yang terdiri dari :
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 4
1. Pupun Purwana
2. Ratno Soegiarto
3. Efrizal Syarief
4. Asep Devie Saputra
5. Siti Aisyah TW
6. Guntoro Suwarno
7. Ibnu Darmawan
Pasal 6 Pengurus
Untuk periode pertama ini, Para Pendiri dan/atau Dewan Pembina meraNGKAP SEBAGAI Dewan
Pengurus Nasional sampai dengan diadakannya Musyawarah Nasional Pertama, sebagai berikut :
Dewan Penasehat : Ahmad Yani
Ibnu Darmawan
Irianto Subiakto
Ketua Umum : Pupun Purwana
Wakil Ketua Umum : Guntoro Soewarno
Sekretaris Jenderal : Efrizal Syarief
Wk. Sekretaris Jenderal : Nanang Kusmardiyanto
Bendahara Umum : Ratno Soegiarto
Wk. Bendahara Umum : Duke Rahmat
Ketua-Ketua Bidang
Pengembangan Kelembagaan : Hilmi Rahman Ibrahim
Pembinaan dan Pengembangan Usaha : Sribimo Ariotejo
Pengembangan Jaringan dan Kemitraan : Siti Aisyah TW
Pengembangan Potensi dan Promosi Usaha : Asep Devie S A
Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan : Mastiar
Pengembangan Wilayah dan Daerah : Suryo Dharmasto
BAB III VISI DAN MISI
Pasal 7
Visi
Menjadi pendorong tumbuhnya usaha ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang
berkelanjutan melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya dan kelembagaan.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 5
Pasal 8 Misi
1. Mendorong tumbuhnya inisiatif dan inovasi produk lokal, sehingga memiliki daya saing yang
tinggi baik pada tingkat nasional, regional maupun global.
2. Meningkatkan kompetensi dan daya saing usaha pedesaan secara mandiri dan profesional.
3. Melindungi dan memberdayakan seluruh badan usaha milik desa seluruh Indonesia terutama
anggota.
4. Mewujudkan sinergi dan jejaring antar BUMDES dan usaha lain dalam meningkatkan
hubungan yang saling menguntungkan.
5. Mempromosikan usaha pedesaan Indonesia diberbagai lembaga nasional dan internasional.
BAB IV AZAS, SIFAT, DAN TUJUAN
Pasal 9
Azas
Asosiasi berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 10 Sifat
Dalam melaksanakan dan menyelenggarakan kegiatannya Asosiasi bersifat mandiri, tidak mencari
keuntungan, bukan organisasi pemerintah, bukan organisasi politik.
Pasal 11 Tujuan
Asosiasi bertujuan mengembangkan, meningkatkan dan melindungi usaha para anggotanya, serta
memberikan dukungan kepada para anggota untuk berinisiatif dan berinovasi demi kemajuan usaha.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 6
BAB V FUNGSI DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN
Pasal 12 Fungsi
Asosiasi berfungsi sebagai wadah dan wahana komunikasi, informasi, konsultasi, fasilitasi dan advokasi
bagi pengusaha BUMDES dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait lainnya
mengenai hal-hal yang menyangkut usaha dan pengembangan usaha.
Pasal 13 Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Asosiasi adalah memfasilitasi segala bentuk kegiatan anggota dalam bidang
usaha dan pengembangan usaha di tingkat desa, nasional, regional dan global sesuai dengan aspirasi
dan kepentingan seluruh anggota yang dituangkan dalam bentuk Garis-Garis Besar Kebijakan dan
Program Kerja Organisasi serta mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 14 Keanggotaan
1. Keanggotaan Asosiasi terdiri dari :
a. Anggota Biasa (AB)
b. Anggota Luar Biasa (ALB)
2. Untuk menjadi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 15 Pengesahan Anggota
1. Pengesahan keanggotaan dilakukan oleh Ketua Umum Dewan PengurusNasional Asosiasi.
2. Pengesahan keanggotaan diwujudkan berupa Sertifikat keanggotaan yang jangka waktunya
diatur dalam Aanggaran Rumah Tangga (ART).
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 7
Pasal 16 Hak Anggota
1. Anggota Biasa mempunyai :
a. Hak suara, adalah hak mengambil keputusan dalam Munas/Munaslub;
b. Hak bicara, adalah hak mengajukan usul, saran, pendapat dan pernyataan dalam
Munas/Munaslub dan perangkat lainnya pada Asosiasi;
c. Hak dipilin, adalah hak untuk ikut pemilihan dalam forum Munas/Munaslub;
d. Hak pelayanan, adalah hak untuk mendapatkan informasi, bimbingan, bantuan dan
perlindungan Asosiasi dalam menjalankan usahanya;
2. Anggota Biasa mempunyai hak untuk duduk di kepengurusan Asosiasi dengan mewakili satu
orang pengurus BUMDES dan mendapat kuasa dari BUMDES yang bersangkutan.
3. Anggota Luar Biasa mempunyai :
a. Hak suara, adalah hak mengambil keputusan dalam Munas/Munaslub;
b. Hak bicara, adalah hak mengajukan usul, saran, pendapat dan mengajukan pertanyaan
dalam Munas/Munaslub dan perangkat lainya pada Asosiasi; dan
c. Hak pelayanan, adalah hak untuk mendapatkan informasi, bimbingan, bantuan dan
perlindungan Asosiasi dalam menjalankan usahanya.
Pasal 17 Kewajiban Anggota
Setiap anggota Asosiasi berkewajiban :
1. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik organisasi, serta menaati dan melaksanakan
sepenuhnya semua keputusan Munas/Munaslub dan ketentuan-ketentuan Asosiasi lainnya.
2. Membayar uang pangkal dan iuran anggota.
Pasal 18 Pemberhentian Anggota
1. Pemberhentian keanggotaan dilakukan apabila :
a. Izin keanggotaan yang bersangkutan berakhir dan tidak mengajukan perpanjangan;
b. Izin usaha anggota yang bersangkutan dicabut secara tetap oleh pemerintah;
c. Anggota yang bersangkutan tidak mematuhi keputusan Munas/Munaslub dan ketentuan-
ketentuan Asosiasi lainnya;
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 8
d. Anggota yang bersangkutan mengajukan permohonan berhenti.
2. Pemberhentian keanggotaan dilakukan oleh Dewan Pengurus Nasonal Asosiasi.
3. Bagi anggota yang keberatan diberhentikan sesuai Pasal 15 ayat 1 huruf c, dapat mengajukan
keberatan kepada Dewan Pertimbangan Asosiasi.
BAB VI ORGANISASI DAN ORGANISASI
Pasal 19
Organisasi
Jenjang organisasi terdiri dari :
1. Organisasi di tingkat nasional adalah DPN BUMDESINDO
2. Organisasi di tingkat propinsi adalah DPW BUMDESINDO diikuti dengan propinsi yang
bersangkutan.
3. Organisasi di tingkat kabupaten/kota adalah DPD BUMDESINDO diikuti dengan
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Pasal 20 Kelengkapan Organisasi
Kepengurusan organisasi terdiri dari :
1. Kepengurusan tingkat nasional terdiri dari Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Nasional.
2. Kepengurusan tingkat propinsi terdiri dari Dewan Penasehat dan Dewan Pimpinan Wilayah.
3. Kepengurusan tingkat Kabupaten/kota terdiri dari Dewan Penasehat dan Dewan Pimpinan
Daerah.
4. Bilamana diperlukan Asosiasi diperbolehkan mengangkat Dewan Pertimbangan.
Pasal 21 Dewan Pembina
1. Dewan Pembina adalah perangkat organisasi yang terdiri Dewan Pendiri anggota yang dipilih
dan diangkat dalam Munas/Munaslub melalui pemilihan sebagaimana diatur dalam Anggatan
Rumah Tangga (ART).
2. Dewan Pembina dimpimpin sekurang-kurangnya oleh seorang ketua dan seorang sekretaris
yang dipilih diantara anggota Dewan Pembina.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 9
3. Yang dapat dipilih menjadi pimpinan Dewan Pembina adalah mantan Ketua Umum dan
mantan Sekretaris Jenderal.
4. Yang dapat dipilih menjadi anggota Dewan Pembina adalah mantan pengurus DPN dan tokoh
pengusaha nasional yang berjasa bagi organisasi.
5. Dalam menjalankan tugasnya Dewan Pembina bertanggung jawab kepada Munas/Munaslub.
6. Tugas dan wewenang Dewan Pembina :
a. Memantau pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan-
keputusan Munas/Munaslub dan kinerja Dewan Pimpinan Nasional;
b. Menilai dan mengusulkan penyempurnaan serta penelitian lebih lanjut atas laporan kerja,
keuangan dan pembendaharaan yang diajukan Dewan Pimpinan Nasional;
c. Menyampaikan pertimbangan dan saran kepada Dewan Pimpinan Nasional baik diminta
atau tidak diminta mengenai hal-hal yang menyangkut ruang lingkup usaha anggota dan
pelaksanaan program serta tugas-tugas organisasi;
d. Menyampaikan pertimbangan dan saran sebagai bahan untuk menyusun rancangan
program serta tugas-tugas organisasi;
e. Menyelenggarakan rapat gabungan Dewan Pertimbangan dan Dewan Pimpinan Nasional
untuk membahas dan mengambil keputusan tentang langkah dan/atau tindakan yang
perlu demi menjaga kinerja dan nama baik serta kehormatan Asosiasi.
7. Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat 7, Dewan
Pembina dapat membentuk komisi-komisi dari dan diantara anggota Dewan Pembina yang
menjadi mitra Dewan Pimpinan Nasional.
8. Dewan Pertimbangan bekerja secara kolektif yang tata caranya ditetapkan oleh dan dalam
rapat pleno Dewan Pembina.
9. Dewan Pembina menyelenggarakan rapat pleno tahunan sebelum diselenggarakan Rapat
Kerja dan rapat Konsultasi Nasional, Munas/Munaslub untuk menyusun saran-saran dan
masukan yang akan diajukan pada Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional, Munas/Munaslub.
10. Rapat Komisi Dewan PPembina serta rapat-rapat lain selain Rapat Pleno Tahunan
diselenggarakan sewaktu-waktu diperlukan.
11. Rapat Pleno dan rapat-rapat Dewan Pembina dinyatakan mencapai quorum dan sah jika
dihadiri lebih dari seperdua jumlah anggota dan keputusan sah bisa mngikat jika disepakati
oleh suara terbanyak dari anggota yang hadir.
12. Persyaratan dan tata cara pemilihan Dewan Pembina, Dewan Pengawas diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART).
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 10
Pasal 22 Dewan Pimpinan Nasional
1. Pengurus tingkat nasional adalah Dewan Pimpinan Nasional (DPN).
2. Dewan Pimpinan Nasional adalah pimpinan tertinggi organisasi tingkat nasional yang dipilih
oleh Munas/Munaslub.
3. Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional dicalonkan oleh Pendiri dan Dewan Pembina.
4. Susunan, fungsi, tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Nasional diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 23 Dewan Pimpinan Wilayah
1. Pengurus tingkat propinsi adalah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
2. Dewan Pimpinan Wilayah adalah pimpinan tertinggi organisasi tingkat propinsi yang dipilih
oleh Musyawarah Wilayah (Muswil)
3. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah dicalonkan oleh anggota tingkat propinsi dan peserta Muswil
yang mempunyai hak suara.
4. Susunan, fungsi, tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Wilayah diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 24 Dewan Pimpinan Daerah
1. Kepengurusan tingkat kabupaten/kota adalah Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
2. Dewan Pimpinan Daerah adalah pimpinan tertinggi organisasi ditingkat kabupaten/kota yang
dipilih oleh Musyawarah Daerah (Musda).
3. Ketua Dewan Pimpinan Daerah dicalonkan oleh Anggota Biasa tingkat kabupaten/kota dan
peserta Musda kabupaten/kota yang mempunyai hak suara.
4. Susunan, fungsi, tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Daerah diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 25 Dewan Pengawas
1. Pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota bila dianggap perlu dibentuk Dewan Pengawas
Wilayah dan Daerah oleh Dewan Pimpinan Nasional.
2. Ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Pengawas diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 11
Pasal 26 Masa Bakti Kepengurusan
1. Masa bakti kepengurusan disetiap jenjang organisasi adalah 5 (lima) tahun.
2. Tata cara pergantian antar waktu kepengurusan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII MUSYAWARAH NASIONAL DAN
MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
Pasal 27 Musyawah Nasional
1. Musyawarah Nasional disingkat Munas, adalah perangkat Asoisiasi yang merupakan
pengambilan keputusan tertinggi dan mempunyai kekuasaan tertinggi.
2. Munas diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun oleh Dewan Pengurus Pusat dan
pelaksanaannya paling cepat 2 (dua) bulan dan paling lambat 2 (dua) bulan sesudah masa
jabatan kepengurusan Asosiasi berakhir.
3. Dewan Pengurus Pusat memberitahukan saecara tertulis rencana penyelenggaraan Munas
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum pelaksanaannya kepada seluruh peserta yang
berhak hadir sebagai peserta.
4. Munas dihadiri oleh peserta dan peninjau.
5. Peserta Munas terdiri atas :
a. Anggota Bias (AB); dan
b. Aanggota Luar Biasa (ALB).
6. Ketentuan mengenai Peninjau Munas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
7. Hak pesertaq Munas :
a. Setiap Anggota Biasa (AB) mempunyai hak suara, hak bicara, dan hak dipilih; dan
b. Anggota Luar Biasa (ALB) mempunyai hak suara dan hak bicara.
8. Kewajiban peserta Munas adalah mentaati dan melaksanakan semua ketentuan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan tata tertib dan ketentuan-ketentuan lain mengenai
penyelenggaraan Munas.
9. Munas mempunyai wewenang :
a. Memberikan penilaian ndan keputusan terhadap pertanggung jawaban Ketua Umum
Dewan Pengurus Pusat dan Ketua Dewan Pengawas atas pelaksanaan kegiatan Asosiasi
dalam periode masa baktinya;
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 12
b. Menetapkan dan mensahkan penyempurnaan atau perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga;
c. Menetapkan Garis Besar Kebijakan dan Program Kerja Asosiasi;
d. Menetapkan kriteria dan tata cara pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dan
Ketua Dewan Pengawas; dan
e. Memilih dan mengangkat Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dan Ketua Dewan
Pengawas;
10. Proses pemilihan Ketuaq Umum Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pengawas sebagai berikut
:
a. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dan Ketua Dewan Pengawas dipilih secara langsung
dari dan oleh Anggota Biasa (AB) yang mempunyai mandat suara dari Munas; dan
b. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat terpilih sekaligus menjadi Ketua Formatur dan Ketua
Dewan Pengawas terpilih menjasi Anggota Formatur.
11. Tata cara pemilihan Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengawas dilakukan sebagai berikut :
a. Komposisi dan personil Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengawas disusun oleh
Formatur;
b. Formatur terdiri dari 5 (lima) orang yang mempunyai mandate penuh, yaitu Ketua Umum
Dewan Pengurus Pusat Terpilih, Ketua Dewan Pengawas terpilih dan 3 orang anggota
Formatur yang dipilih secara langsung dari dan oleh anggota biasa yang mempunyai
mandat suara di dalam Munas; dan
c. Tenggang waktu penyusunan dan penetapan personil Dewan Pengurus Pusat dan Dewan
Pengawas ditetapkan selama 1 (satu) bulan setelah berakhirnya pelaksanaan Munas.
12. Munas dinyatakan mencapai quorum dan sah jika dihadiri oleh lebih dari satu per dua dari
jumlah Anggota Biasa (AB) dan/atau Anggota Luar Biasa (ALB), dan keputusan yang diambil
baik secara musyawarah mufakat ataupun melalui pemungutan suara terbanyak dinyatakan
sah dan mengikat organisasi dan anggota.
13. Jika tidak mencapai quorum, maka :
a. Munas ditunda paling lama 30 menit;
b. Jika sesudah penundaan sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat 13 huruf (a) belum juga
dicapai quorum tetapi dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu per tiga dari jumlah
Aanggota Biasa (AB) dan/atau Aanggota Luar Biasa (ALB), maka Munas tetap
dilangsungkan, dan semua keputusan yang diambil adalah sah dan mengikat organisasi
dan jika disepakati secara musyawarah atau oleh suara terbanyak dari peserta yang punya
hak suara yang hadir dalam Munas.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 13
c. Jika sesudah penundaan sebagaimana dimaksud ayat Pasal 27 ayat 11 huruf (b) yang hadir
kurang dari satu per tiga dari jumlah Anggota Biasa (AB) dan Aanggota Luar Biasa (ALB),
maka Munas ditunda paling lama 3 (tiga) bulan, dan Dewan Pengurus Pusat segera
menjadwalkan kembali penyelenggaraan Munas dan mengirim pemberitahuan dan
undangan kembali untuk menghadiri Munas kepada peserta Munas dan penin jau Munas.
d. Jika sesudah penundaan sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat 11 huruf (c) belum juga
dicapai quorum, maka Munas tetap dilangsungkan, dan semua keputusan yang diambil
adalah sah dan m,engikat Asosiasi jika disepakati secara musyawarah atau oleh suara
terbanyak dari peserta yang punya hak suara yang hadir dalam Munas.
Pasal 28 Musyawarah Nasional Luar Biasa
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkan Munaslub, adalah Munas yang diselenggarakan
diluar jadwal berkala Munas untuk meminta :
a. Pertanggung jawaban Ketua Dewan Pengurus Pusat mengenai pelanggaran-pelanggaran
prinsip atas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau penyelewengan-
penyelewengan keuangan dan perbendaharaan organisasi oleh Ketua Umum dan/atau
tidak berfungsinya Dewan Pengurus Pusat, sehingga ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau keputusan-keputusan Munas tidak terlaksana
sebagai mana mestinya; dan
b. Pembubaran asosiasi.
2. Munaslun sebagaimana Pasal 28 ayat 1 huruf (a) diselenggarakan berdasarkan permintaan
lebih dari satu dua pertiga jumlah Anggota Biasa (AB) dan Anggota Luar Biasa (ALB).
3. Munaslub sebagaimana dimaksud Pasal 19 ayat 1 huruf (b) diselenggarakan berdasarkan
permintaan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah Anggota Biasa (AB) dan/atau Anggota
Luar Biasa (ALB).
4. Munaslub sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 1 huruf (a) diselenggarakan sesudah melalui
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Berdasarkan keputusan Dewan Pengawas dengan Anggota Biasa (AB) dan/atau Anggota
Luar Biasa (ALB) memberikan peringatan tertulis terlebih dahulu kepada Dewan Pengurus
Pusat atas hal-hal sebagaimana dimaksud Pasal 19 ayat 1 sekaligus memberikan batas
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari untuk memperbaikinya;
b. Jika setelah batas waktu sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 4 huruf (a) peringatan
tersebut tidak diindahkan oleh Dewan Pengurus Pusat, maka Dewan Pengawas
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 14
memberikan peringatan tertulis kedua dengan memberikan batas waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari untuk memperbaikinya;
c. Jika setelah batas waktu sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 4 huruf (b) Dewan Pengurus
Pusat juga tidak mengindahkannya, maka Dewan Pengawas berdasarkan kep[utusan rapat
Dewan Pengawas dan anggota terlebih dahulu, baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama, dapat mengajukan permintaan untuk mengadakan Munaslub;
d. Setiap Dewan Pengawas serta Anggota Biasa (AB) dan Anggota Luar Biasa (ALB) yang
meminta diadakannya Munaslub dapat menarik kembali permintaanya jika yang
bersangkutan berpendapat telah terjadi kesalahan dalam penilaian Dewan Pengurus
Pusat; dan
e. Dewan Pengawas dan Anggota Biasa (AB) dan Anggota Luar Biasa (ALB) yang menarik
kembali permintaan diadakannya1 Munaslub sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 4 huruf
(d) tidak dibenarkan mengulangi permintaan atau ikut meminta diadakannya Munaslub
untuk alas an yang sama.
5. Penyelenggaraan Munaslub diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
6. Keputusan-keputusan Munaslub mengikat Asosiasi.
7. Peserta Munaslub terdiri atas :
a. Anggota Biasa (AB);
b. Anggota Luar Biasa (ALB);
c. Dewan Pengawas; dan
d. Dewan Pengurus Pusat.
8. Pada Munaslub tidak ada peninjau.
9. Hak peserta Munaslub :
a. Setiap Anggota Biasa (AB) sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 7 huruf (a) mempunyai
hak suara, hak bicara dan hak pilih;
b. Setiap Anggota Luar Biasa (ALB) sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 7 huruf (b)
mempunyai hak suara, dan hak bicara;
c. Dewan Pengawas mempunyai hak bicara; dan
d. Dewan Pengurus Pusat mempunyai hak bicara.
10. Kewajiban peserta Munaslub :
a. Anggota Biasa (AB) dan Anggota Luar Biasa (ALB) menaati dan melaksanakan semua
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta tata tertib dan ketentuan-
ketentuan lain mengenai penyelenggaraan Munaslub;
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 15
b. Ketua Dewan Pengurus Pusat menyampaikan pertanggung jawaban atas penyelenggaraan
kepengurusan Asosiasi dan penjelasan tentang pelanggaran-pelanggaran prinsip atas
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau penyelewengan-penyelewengan
keuangan dan perbendaharaan organisasi oleh Ketua Dewan Pengurus Pusat dan/atau
tidak berfungsinya Dewan Pengurus Pusat, sehingga ketentuan-kietentuan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau keputusan-keputusan Munas tidak
terlaksana sebagaimana mestinya; dan
c. Dewan Pengawas melakukan penilaian atas penyampaian dan penjelasan Ketua Dewan
Pengurus Pusat sesuai Pasal 28 ayat 10 huruf (b).
11. Munaslub mempunyai wewenang :
a. Menilai, menerima dan mensahkan atau menolak pertanggung jawaban dan/atau kinerja
Ketua Dewan Pengurus Pusat;
b. Memberhentikan Ketua Dewan Pengurus Pusat, jika pertanggung jawaban dan/atau
kinerja Dewan Pengurus Pusat sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 11 huruf (a) ditolak
atau tidak diterima;
c. Melaksanakan pemilihan dan pengangkatan Ketua Dewan Pengurus Pusat yang baru
melalui sistem pemilihan dengan cara sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat 8 dalam hal
terjadi seperti tersebut pada Pasal 28 ayat 11 huruf (b) tersebut di atas;
d. Membubarkan Asosiasi.
12. Munaslub sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 11 huruf (a) dinyatakan mencapai quorum
dan sah jika dihadiri oleh lebih dari satu perdua dari jumlah Anggota Biasa (AB) dan/atau
Anggota Luar Biasa (ALB). Keputusan yang diambil baik secara musyawarah mufakat ataupun
melalui pemungutan suara terbanyak dinyatakan sah dan mengikat organisasi dan anggota.
13. Munaslub sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat 11 huruf (b) dinyatakan mencapai quorum
dan sah jika dihadiri oleh lebih dari dua pertiga dari jumlah Anggota Biasa (AB) dan/atau
Anggota Luar Biasa (ALB). Keputusan yang diambil baik secara musyawarah mufakat ataupun
melalui pemungutan suara terbanyak dinyatakan sah dan mengikat organisasi dan anggota.
14. Jika tidak tercapai quorum, maka Munaslub ditunda paling lama 2 (dua) jam. Apabila sesudah
penundaan tersebut Pasal 28 ayat 11 belum juga tercapai quorum, maka Munaslub
dinyatakan batal dan permintaan untuk mengadakan Munaslub dinyatakan gugur.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 16
BABVIII MASA JABATAN, DAN PERGANTIAN ANTAR-WAKTU
Pasal 29
Masa Jabatan
1. Masa jabatan Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pengawas, Dewan Pengurus Wilayah dan Dewan
Pengurus Daerah ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali.
2. Masa jabatan kepengurusan baru hasil Munaslub adalah masa jabatan tersisa dari masa
jabatan kepengurusan yang digantikannya.
Pasal 30 Pergantian Antar Waktu Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Dan Ketua Dewan Pengawas
1. Dalam hal Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Berhalangan tetap atau berhenti sebelum
habis masa jabatanya, maka salah satu Wakil Ketua Umum ditetapkan oleh Dewan Pengawas
untuk melaksanakan tugas-tugas Ketua Umum sampai habis masa jabatanya.
2. Dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan tetap atau berhenti sebelum habis masa
jabatannya, maka salah seorang anggota yang dipilih diantara para anggota langsung
melaksanakan tugas-tugas Ketua Dewan Pengawas sampai habis masa jabatannya.
Pasal 31 Pergantian Antar Waktu Dewan Pengurus Pusat
1. Dalam hal yang dianggap perlu dan/atau karena sesuatu sebab anggota Dewan Pengurus
Pusat Berhenti sebelum habis masa jabatannya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dapat
melakukan penyempurnaan susunan anggota Dewan Pengurus Pusat.
2. Penyempurnaan susunan anggota Dewan Pengurus Pusat tersebut dilakukan dan ditetapkan
dalam Rapat Pleno Terbatas yang dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 3 (tiga) bulan sejak
pemberhentian anggota Dewan Pengurus Pusat.
BAB IX ASSET DAN KEUANGAN
Pasal 32
Sumber Keuangan
1. Sumber keuangan untuk membiayai kegiatan Asosiasi diperoleh dari :
a. Uang pangkal anggota;
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 17
b. Uang iuran anggota;
c. Sumbangan;
d. Bantuan pihak lain yang tidak mengikat; dan
e. Pendapatan lain yang sah.
2. Ketentuan pelaksanaan Pasal 32 ayat 1 diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 33 Pengelolaan dan Penggunaan Keuangan
1. Seluruh keuangan organisasi yang bersumber sebagaimana diatur dalam pasal 32 ayat 1
dikelola secara transparan, kehati-hatian, efektif dan efisien serta bertanggung jawab.
2. Dewan Pengurus Pusat setiap tahun menyuswun Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB)
untuk mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas dalam Rapat Kerja Nasional.
3. Dewan Pengurus Pusat setiap tahun membuat RKAB dan laporan keuangan termasuk neraca
keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik dan dilaporkan dalam Rapat Kerja Nasional.
4. Penunjukan Akuntan Publik diusulkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan disetujui oleh Dewan
Pengawas.
5. Pertanggung jawaban keuangan selama periode kepengurusan yang telah diaudit oleh
Akuntan Publik disampaikan dalam forum Musyawarah Nasional.
6. Pengaturan lebih lanjut tentang pengelolaan dan penggunaan keuangan, diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 34 Pengelolaan Asset Asosiasi
1. Asset Assosiasi adalah harta kekayaan Asosiasi yang diperoleh dengan menggunakan dana
Asosiasi dan/atau sumbangan anggota Asosiasi.
2. Jenis aqsset Asosiasi terdiri dari :
a. Asset bergerak; dan
b. Asset tidak bergerak.
3. Asset Asosiasi dikelola secara transparan, kehati-hatian, efektif dan efisien serta bertanggung
jawab.
4. Pertanggung jawaban pengelolaan asset selama periode kepengurusan disampaikan dalam
forum Musyawarah Nasional bersama dengan laporan pertanggung jawaban keuangan.
5. Pengaturan lebih lanjut tentang pengelolaan dan penggunaan keuangan, diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 18
BAB X PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 35
Pembubaran Organisasi
1. Pembubaran Asosiasi dilakukan melalui Munaslub dengan tata cara sebagaimana diatur dalam
Pasal 28 ayat 3 dan ayat 13.
2. Jika Asosiasi dibubarkan maka Munaslub sekaligus menetapkan penyelesaian seluruh
kekayaan Asosiasi.
BAB XI ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN ORGANISASI
Pasal 36
Anggaran Rumah Tangga
1. Hal-hal yang belum atau tidak diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga, dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.
2. Anggaran Rumah Tangga sebagai penjabaran ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar disahkan
oleh Munas.
Pasal 37 Peraturan Organisasi
1. Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga diatur dalam Peraturan Organisasi yang ditetapkan Dewan Pengurus Pusat yang isinya
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Dalam hal terjadi peratutan yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka
menurut urutannya berturut-turut yang berlaku untuk menjadi pegangan adalah Anggaran
Dasar, Anggaran Rmah Tangga, Keputusan Munas/Munaslub.
BAB XII SENGKETA
Pasal 38 Sengketa
1. Jika terjadi sengketa kepengurusan disemua tingkatan organisasi baik berupa masalah
kepengurusan, masalah kode etik, masalah moral dan lain-lain, maka keputusan untuk
menyelesaikan sengketa tersebut ada di tangan Dewan Pendiri.
Anggaran Dasar - BUMDESINDO
Hal - 19
2. Dalam proses penyelesaian tersebut, para pendiri memanggil Para Pihak yang bersengketa
untuk melakukan klarifikasi.
3. Keputusan Dewan Pendiri bersifat final, mengikat dan tidak bisa digugat secara hukum.
BAB XIII ATURAN PENUTUP
Pasal 39
1. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
2. Sejak diberlakukannya Anggaran Dasar ini sebagai dimaksud Pasal 35 ayat 1, maka Anggaran
Dasar yang ada dan telah berlaku sebelum Anggaran ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
3. Agar setiap anggota dapat mengetahuinya, Dewan Pengurus Pusat diperintahkan untuk
mengumumkan dan/atau menyebarluaskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
kepada setiap anggota dan khalayak terkait lainnya.
Jakarta, 31 Desember 2015
Asosiasi Badan Usaha Milik Desa Se Indonesia
Ketrua Umum
Pupun Purwana
Sekretaris Jenderal
Efrizal Syarief
top related