a. 1.idr.uin-antasari.ac.id/9119/7/bab iv.pdfnon pns. pendidikan terakhir untuk guru pengajar yang...
Post on 23-Oct-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
66
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil MIN 10 Banjar
MIN 10 Banjar berdiri pada tahun 1970 yang berlokasi di Gambut,
Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. Luas lahan yang dimiliki sekolah
adalah 2380 m2
dengan luas bangunan 1116 m2 dengan titik koordinat
latitude -3,414189o dan longitude 114, 676547
o. Sebelum pemerintahan
Kepala Sekolah Bapak Abdul Halim, M. Pd. I MIN 10 Banjar pada
awalnya bernama MIN Gambut. MIN 10 Banjar memiliki Visi yaitu
mewujudkan peserta didik yang berilmu pengetahuan dasar bermutu dan
berjiwa islami. MIN 10 Banjar juga memiliki misi meningkatkan mutu
pendidikan dengan mengembangkan PBM yang efektif, menumbuh
kesadaran orang tua dan masyarakat tentang arti pendidikan,
mengupayakan terselenggaranya pendidikan benuansa Islami menekankan
pada pelaksanaa ibadah dan akhlakul karimah. Adapu tujuan sekolah
adalah Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran,
Meningkatnya penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan, meningkatnya
hubungan kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat, dan
meningkatnya tata usaha, rumah tangga sekolah, perpustakan dan
laboratorium.
2. Identitas Sekolah
-
67
Nama Sekolah : MIN 10 Banjar
Status : Negeri
Status Akredtasi : A
Alamat Sekolah : Jl. A. Yani Km. 15. 500
Kelurahan : Gambut
Kecamatan : Gambut
Kabupaten : Banjar
Provinsi : Kalimantan Selatan
Kode Pos : 70652
Tahun Berdiri : 1970
Luas Tanah : 2380 m2
Nomor Pokok Sekolah Nas. : 60722834
Nomor Statistik Madrasah : 111163030015
Nama Kepala Sekolah : Abdul Halim, M. Pd. I
3. Keadaan Guru dan Karyawan MIN 10 Banjar
Keadaan guru di MIN 10 Banjar pada tahun pelajaran 2017/2018
berjumlah berjumlah 21 guru pengajar dengan 16 yang terdiri dari 2 laki-
laki dan 14 perempuan guru pengajar yang berstatus sebagai PNS dan 5
guru pengajar yang terdiri dari 1 laki-aki dan 4 perempuan yang berstatus
non PNS. Pendidikan terakhir untuk guru pengajar yang lulusan S2 ada 4
guru pengajar, lulusan D3 1 orang dan lulsan D2 1 orang.
4. Keadaan Siswa MIN 10 Banjar
Keadaan peserta didik MIN10 Banjar pada tahun pelajaran 2017/2018
-
68
berjumlah 373 orang. Pada tahun pelajaran 2017/2018 untuk kelas I
sebanyak 79 orang yang terdiri dari 40 laki-laki dan 39 perempuan, untuk
kelas II berjumlah 61 orang yang terdiri dari 27 lai-laki dan 34 perempuan,
untuk kelas III berjumlah 55 orang yang terdiri dari 27 laki-laki dan 28
perempuan, untuk kelas IV berjumlah 64 yang terdiri dari 35 laki-laki dan
29 perempuan, untuk kelas V berjumlah 55 orang yang terdiri dari 29 laki-
laki dan 26 perempuan, dan untuk kelas VI berjumlah 59 orang yang
terdiri dari 25 laki-laki dan 33 perempuan.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 10 Banjar
Keadaan sarana dan prasarana MIN 10 Banjar tahun pelajaran
2017/2018 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Rincian Sarana Dan Prasarana MIN 10 Banjar Tahun Pelajaran
2017/2018
No Jenis Sarana Jumlah Ruang Kondisi
1 Ruang Kelas 9 Baik
2 Rusak Ringan
3 Rusak Sedang
2 Rombong Belajar 2 Baik
1 Rusak Ringan
1 Rusak Sedang
3 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
4 Ruang Guru 1 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Rusak Sedang
Sumber data: Dokumentasi Arsip MIN 10 Banjar tahun peljaran 2017/2018
6. Jadwal Belajar
Waktu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setiap
hari dari senin sampai sabtu. Gambaran umum jadwal belajar dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
-
69
Tabel 4.2 Gambaran Umum Jadwal Belajar Kelas VI
Jam Waktu Hari Kelas VI
0 07.30-08.00
Senin s.d. Kamis
Upacara
1 08.00-08.35 Belajar
2 08.35-09.10 Belajar
3 09.10-09.45 Belajar
09.45-10.00 Istirahat
4 10.00-10.35 Belajar
5 10.35-11.10 Belajar
6 11.10-11.45 Belajar
11.45-12.00 Istrirahat
7 12.00-12.35 Belajar
8 12.35-13.10 Belajar
Tabel 4.3 Gambaran Umum Jadwal Belajar Kelas VI
Jam Waktu Hari Kelas VI
0 07.30-08.00
Jum’at
Upacara
1 08.00-08.35 Belajar
2 08.35-09.10 Belajar
3 09.10-09.45 Belajar
09.45-10.00 Istirahat
4 10.00-10.35 Belajar
5 10.35-11.10 Belajar
Tabel 4.4 Gambaran Umum Jadwal Belajar Kelas VI
Jam Waktu Hari Kelas VI
0 07.30-08.00
Sabtu
Upacara
1 08.00-08.35 Belajar
2 08.35-09.10 Belajar
3 09.10-09.45 Belajar
09.45-10.00 Istirahat
4 10.00-10.35 Belajar
5 10.35-11.10 Belajar
6 11.10-11.45 Belajar
Sumber data : Wali Kelas VI A MIN 10 Banjar
B. Pelaksanaan Pembelajaran Di Kelas Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan selama 5 hari
-
70
terhitung mulai tanggal 31 Juli 2017 sampai tanggal 4 Agustus 2017.
Pada pembelajaran dalam penelitian ini, peneliti sekaligus bertindak
sebagai guru. Materi FPB dan KPK disampaikan kepada subjek penerima
perlakuan yaitu siswa kelas VI A dan VI C MIN 10 Banjar. Masing-masing
kelas dikenakan perlakuan sebagaimana telah ditentukan pada metode
penelitian. Untuk memberikan gambaran rinci pelaksanaan perlakuan kepada
masing-masing kelompok dijelaskan sebagai berikut.
1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Sebelum melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu dipersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran di kelas yang
menggunakan alat peraga domino matematika. Persiapan tersebut meliputi
persiapan materi, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
pembuatan alat peraga domino matematika.
Pembelajaran berlangsung 3 kali pertemuan ditambah 1 pertemuan
untuk Pretest dan 1 pertemuan untuk Posttest. Jadwal pelaksanaan
pembelajaran di kelas yang menggunakan alat peraga domino matematika
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Jam ke- Materi
1 Senin/31
Agustus 2017 3-4 Pretest
2 Selasa/1
Agustus 2017 7-8
Faktorisasi Prima dan
FPB
3 Rabu/2
Agustus 2017 7-8
KPK dan
Menyelesaikan
masalah yang Berkaitan
-
71
dengan FPB dan KPK
dalam Kehidupan
Lanjutan Tabel 4.5 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Jam ke-
Materi
Sehari-Hari.
4 Kamis/3
Agustus 2017
7-8 Penggunaan Kartu
Domino dalam
Pembelajaran
5 Jum’at/4
Agustus 217
2-3 Posttest
2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Sebelum melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu dipersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran di kelas kontrol.
Persiapan tersebut meliputi persiapan materi, dan pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sama halnya dengan kelas eksperimen, kelas yang tanpa menggunakan
alat peraga juga berlangsung sebanyak 3 kali pertemuan ditambah 1
pertemuan untuk Pretest dan sekali pertemuan untuk Posttest. Jadwal
pelaksanaan pembelajaran di kelas tanpa menggunakan alat peraga domino
matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Jam ke- Materi
1 Senin/31
Agustus 2017 5-6 Pretest
2 Selasa/1
Agustus 2017 1-2
Faktorisasi Prima dan
FPB
-
72
3 Rabu/2
Agustus 2017 1-2
KPK dan
Menyelesaikan
masalah yang Berkaitan
dengan FPB dan KPK
Lanjutan Tabel 4.6 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Jam ke- Materi
dalam Kehidupan
Sehari-Hari.
4 Kamis/3
Agustus 2017 1-2 Tugas Kelompok
5 Jum’at/4
Agustus 217 5-6 Posttest
C. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Secara umum kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan
menggunakan alat peraga domino matematika terhadap pemahaman konsep
perpangkatan pada materi FPB dan KPK akan dijelaskan pada bagian-bagian
dibawah ini.
1. Pertemuan Pertama di Kelas Eksperimen
Pada pertemuan pertama guru melakukan pretest untuk mengetahui
kemampual awal siswa mengenai konsep perpangkatan pada materi FPB
dan KPK sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga domino matematika. Saat menjawab soal tersebut semua siswa
mengalami kebingungan dan mengeluh karena mereka masih belum tahu
apa itu faktorisasi prima, bahkan mencari faktorisasi prima dengan pohon
faktor pun mereka belum mengerti.
-
73
Gambar 4.1 Pretest
2. Pertemuan Kedua di Kelas Eksperimen
a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan kedua adalah
guru melakukan kegiatan pendahuluan seperti membuka pelajaran
dengan salam dan mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apersepsi untuk mengingatkan siswa kembali mengenai bilangan prima
sebagai prasyarat untuk mempelajari materi yang akan di ajarkan. Siswa
masih belum mampu mengungkapkan pengertian bilangan prima dan
tidak mengetahui apa saja bilangan prima. Guru juga menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberikan motivasi
tentang pentingnya materi yang di ajarkan seperti dengan mempelajari
materi tersebut siswa akan pandai untuk menentukan faktorisasi dari
suatu bilangan dan menentukan FPB dari beberapa bilangan.
b) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari siswa pada
pertemuan ini yaitu tentang faktorisasi prima dan FPB dan memberikan
-
74
contohnya serta memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang
kurang mengerti. Ditengah proses pembelajaran guru sambil bertanya
tentang konsep perpangkatan misalnya dengan memberikan pertanyaan
berupa hasil dari 32 dan mereka menjawab bahwa hasil dari 32 6 .
Disini sebagian besar siswa masih mengalami kesalahan pemahaman
konsep perpangkatan yang berupa perkalian berulang menjadi
penjumlahan berulang dan sebagian besar siswa pun masih belum dapat
mengemukakan pengertian perpangkatan.
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa
dan meminta siswa untuk menyelesaikan soal tersebut dalam waktu yang
telah ditentukan. Setelah itu Guru meminta siswa untuk mengumpulkan
hasil pekerjaannya. Selanjutnya guru meminta 3 siswa untuk
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas. Guru melibatkan
siswa mengevaluasi jawaban siswa tersebut dan memberikan umpan
balik baik secara verbal seperti memberikan pujian berupa “hasil
pekerjaanmu sudah bagus dan mendekati sempurna” maupun non verbal
seperti memberikan pujian dengan isyarat tangan dan bentuk senyuman.
Gambar 4.2 Penyajian Materi
-
75
Gambar 4.3 Tugas Individu
c) Penutup
Sebelum menutup pembelajaran guru meminta salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru
meminta siswa untuk mengulang pelajaran dirumah. Guru menutup
pelajaran dengan berdo’a bersama dan mengucapkan salam.
3. Pertemuan Ketiga dikelas Eksperimen
a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga adalah
guru melakukan kegiatan pendahuluan seperti membuka pelajaran
dengan salam dan mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apersepsi untuk mengingatkan siswa kembali mengenai pembelajaran
yang telah lalu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi yang akan di
ajarkan. Pada pertemuan ini siswa sudah mampu mengemukakan
pengertian bilangan prima dan menyebutkan apa saja bilangan prima itu.
Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memberikan motivasi tentang pentingnya materi yang di ajarkan seperti
-
76
setelah mempelajari materi tersebut siswa akan pandai untuk menentukan
KPK dari beberapa bilangan dan pandai untuk menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan FPB dan KPK dalam kehidupan
sehari-hari.
b) Kegiatan Inti
Pada pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan proses pembelajaran
pada pertemuan kedua. Hanya saja materi yang dijelaskan guru pada
pertemuan ini yaitu tentang KPK dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari dan
memberikan contohnya serta memberikan kesempatan bertanya bagi
siswa yang kurang mengerti. Guru juga memberikan bermacam-macam
soal cerita agar siswa ampu membedakan soal yang diselesaikan dengan
FPB dan soal yang diselesaikan dengan KPK. Ditengah proses
pembelajaran guru kembali bertanya tentang konsep perpangkatan
misalnya dengan memberikan pertanyaan berupa hasil dari 23 dan
mereka menjawab bahwa hasil dari 23 6 . Namun ada satu dua orang
siswa yang menjawab dengan benar bahwa hasil dari 23 9 dan siswa
mulai mampu mengemukakan pengertian perpangkatan.
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa
dan meminta siswa untuk menyelesaikan soal tersebut dalam waktu yang
telah ditentukan. Setelah itu Guru meminta siswa untuk mengumpulkan
hasil pekerjaannya. Selanjutnya guru meminta 3 siswa untuk
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas. Guru melibatkan
-
77
siswa mengevaluasi jawaban siswa tersebut dan memberikan umpan
balik baik secara verbal maupun non verbal seperti memberikan pujian
berupa “hasil pekerjaanmu sudah bagus dan mendekati sempurna”
maupun non verbal seperti memberikan pujian dengan isyarat tangan dan
bentuk senyuman.
c) Penutup
Sebelum menutup pembelajaran guru meminta salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru
meminta siswa untuk mengulang pelajaran dirumah. Guru menutup
pelajaran dengan berdo’a bersama dan mengucapkan salam.
4. Pertemuan Keempat di Kelas Eksperimen
a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan keempat
adalah guru melakukan kegiatan pendahuluan seperti membuka pelajaran
dengan salam dan mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apersepsi untuk mengigatkan siswa kembali mengenai pembelajaran
yang telah lalu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi yang akan di
ajarkan. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
b) Kegiatan Inti
Pada pertemuan ini proses pembelajaran agak sedikit berbeda
dengan pertemuan kedua dan ketiga. Pada pertemuan ini tidak ada proses
pembelajaran. siswa diajak untuk bermain dengan menggunakan alat
-
78
peraga domino matematika. Disini siswa memberikan respon positif dan
antusias ketika mereka mengetahui bahwa akan diadakan permainan.
Sebelum permainan dimulai guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah kelompok
terbentuk guru membagikan kartu domino matematika kepada setiap
kelompok. Selanjutnya guru memperkenalkan alat peraga domino
matematika kepada siswa dan mendemonstrasikan cara penggunaan dan
aturan permainanya.
Guru meminta setiap kelompok untuk menentukan notasi pangkat
dari perkalian sebuah bilangan atau sebaliknya, menentukan dan
faktorisasi prima dari suatu bilangan, dan menentuan FPB dan KPK dari
dua atau tiga bilangan dengan kartu domino matematika. Ketika siswa
masih kurang mengerti bagaimana aturan permainan guru mengulang
kembali cara penggunaan alat peraga domino matematika dan aturan
mainnya.
Ketika permainan dimulai guru berkeliling dari satu kelompok ke
kelompok yang lain. Awalnya sebagian siswa masih kesulitan dalam
menggunakan alat peraga domino matematika baik dalam memahami
soal dan jawaban yang tersaji dalam kartu ataupun aturan perminannya.
Namun dengan bimbingan guru akhirnya siswa dapat menjawab soal-soal
yang tersaji dalam kartu domino, sehingga suasana kelas menjadi ramai
karena keseruan mereka dalam memainkan kartu domino. Satu persatu
kelompok telah menyelesaikan permainan dan guru menentukan
-
79
pemenang dari setiap kelompok dengan melihat pemain yang tidak
memiliki kartu mati atau jika tidak ada, pemain yang memiliki nilai kartu
mati paling kecil. Kemudian guru meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil jawaban dari permainan kartu domino. Guru
melibatkan siswa mengoreksi jawaban mereka pada kartu domino, jika
terdapat kekeliruan guru meluruskan jawaban tersebut.
Gambar 4.4 Guru Mendemonstrasikan Alat Peraga Domino Matematika
Gambar 4.5 Setiap Kelompok Menjawab Soal yang Terdapat dalam
Kartu Domino
-
80
c) Penutup
Sebelum menutup pembelajaran guru menanyakan apakah mereka
lebih mengerti mengenai perangkatan, FPB dan KPK dan apakah mereka
senang dengan pembelajaran hari ini, respon yang didapat adalah sangat
positif karena mereka lebih mengerti mengenai perpangkatan, FPB dan
KPK melalui alat peraga domino matematika dan mereka sangat senang
dengan pembelajaran pada pertemuan ini. Selanjutnya guru menutup
pelajaran dengan berdo’a bersama dan mengucapkan salam.
5. Pertemuan Kelima di Kelas Eksperimen
Pada pertemuan kelima guru melakukan posttest untuk mengetahui
kemampual akhir siswa mengenai konsep perpangkatan pada materi
FPB dan KPK setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
alat peraga domino matematika.
Gambar 4.6 Posttest
D. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Secara umum kegiatan pembelajaran di kelas kontrol tanpa
menggunakan alat peraga domino matematika terhadap pemahaman konsep
perpangkatan pada materi FPB dan KPK akan dijelaskan pada bagian-bagian
-
81
dibawah ini.
1. Pertemuan Pertama di Kelas Kontrol
Pada pertemuan pertama guru melakukan pretest untuk mengetahui
kemampual awal siswa mengenai konsep perpangkatan pada materi FPB
dan KPK sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga domino matematika. Sama seperti di kelas eksperimen saat
menjawab soal tersebut semua siswa mengalami kebingungan dan
mengeluh karena mereka belum tahu apa itu faktorisasi prima, bahkan
mencari faktorisasi prima dengan pohon faktor pun mereka belum
mengerti.
Gambar 4.7 Pretest
2. Pertemuan Kedua di Kelas Kontrol
a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan kedua pada
kelas kontrol juga sama seperti pertemuan kedua pada kelas eksperimen
yaitu guru melakukan kegiatan pendahuluan seperti membuka pelajaran
dengan salam dan mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apersepsi untuk mengigatkan siswa kembali mengenai bilangan prima
-
82
sebagai prasyarat untuk mempelajari materi yang akan di ajarkan. Siswa di
kelas kontrol juga masih belum mampu mengungkapkan pengertian
bilangan prima dan tidak mengetahui apa saja bilangan prima. Guru juga
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberikan
motivasi tentang pentingnya materi yang di ajarkan seperti dengan
mempelajari materi tersebut siswa akan pandai untuk menentukan
faktorisasi dari suatu bilangan dan menentukan FPB dari beberapa
bilangan.
b) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari siswa pada
pertemuan ini yaitu tentang faktorisasi prima dan FPB dan memberikan
contohnya serta memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang kurang
mengerti. Ditengah proses pembelajaran guru sambil bertanya tentang
konsep perpangkatan misalnya dengan memberikan pertanyaan berupa
hasil dari 32 dan mereka menjawab bahwa hasil dari 32 6 . Di kelas
kontrol juga sebagian besar siswa masih mengalami kesalahan pemahaman
konsep perpangkatan yang berupa perkalian berulang menjadi
penjumlahan berulang dan sebagian besar siswa pun masih belum dapat
mengemukakan pengertian perpangkatan.
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa
dan meminta siswa untuk menyelesaikan soal tersebut dalam waktu yang
telah ditentukan. Setelah itu Guru meminta siswa untuk mengumpulkan
-
83
hasil pekerjaannya. Selanjutnya guru meminta 3 siswa untuk
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas. Guru melibatkan
siswa mengevaluasi jawaban siswa tersebut dan memberikan umpan
balik baik secara verbal seperti memberikan pujian berupa “hasil
pekerjaanmu sudah bagus dan mendekati sempurna” maupun non verbal
seperti memberikan pujian dengan isyarat tangan dan bentuk senyuman.
c) Penutup
Sebelum menutup pembelajaran guru meminta salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru
meminta siswa untuk mengulang pelajaran dirumah. Guru menutup
pelajaran dengan berdo’a bersama dan mengucapkan salam.
3. Pertemuan Ketiga dikelas Kontrol
a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga adalah
sama seperti pada pertemuan ketiga di kelas eksperimen, yaitu guru
melakukan kegiatan pendahuluan seperti membuka pelajaran dengan
salam dan mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apersepsi untuk mengigatkan siswa kembali mengenai pembelajaran
yang telah lalu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi yang akan di
ajarkan. Pada pertemuan ini siswa sudah mampu mengemukakan
pengertian bilangan prima dan menyebutkan apa saja bilangan prima itu.
Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memberikan motivasi tentang pentingnya materi yang di ajarkan seperti
-
84
setelah mempelajari materi tersebut siswa akan pandai untuk menentukan
KPK dari beberapa bilangan dan pandai untuk menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan FPB dan KPK dalam kehidupan
sehari-hari.
b) Kegiatan Inti
Pada pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan proses pembelajaran
pada pertemuan kedua. Hanya saja materi yang dijelaskan guru pada
pertemuan ini yaitu tentang KPK dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari dan
memberikan contohnya serta memberikan kesempatan bertanya bagi
siswa yang kurang mengerti. Guru juga memberikan bermacam-macam
soal cerita agar siswa ampu membedakan soal yang diselesaikan dengan
FPB dan soal yang diselesaikan dengan KPK. Ditengah proses
pembelajaran guru kembali bertanya tentang konsep perpangkatan
misalnya dengan memberikan pertanyaan berupa hasil dari 23 dan
mereka menjawab bahwa hasil dari 23 6 . Namun sama halnya seperti
di kelas ekspermen ada satu dua orang siswa yang menjawab dengan
benar bahwa hasil dari 23 9 dan siswa diingatkan kembali mengenai
pengertian perpangkatan.
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap
siswa dan meminta siswa untuk menyelesaikan soal tersebut dalam waktu
yang telah ditentukan. Setelah itu Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil pekerjaannya. Selanjutnya guru meminta 3 siswa
-
85
untuk mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas. Guru
melibatkan siswa mengevaluasi jawaban siswa tersebut dan memberikan
umpan balik baik secara verbal seperti memberikan pujian berupa “hasil
pekerjaanmu sudah bagus dan mendekati sempurna” maupun non verbal
seperti memberikan pujian dengan isyarat tangan dan bentuk senyuman.
Gambar 4.8 Tugas Individu
c) Penutup
Sebelum menutup pembelajaran guru meminta salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru
meminta siswa untuk mengulang pelajaran dirumah. Guru menutup
pelajaran dengan berdo’a bersama dan mengucapkan salam.
4. Pertemuan Keempat di Kelas Kontrol
a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan keempat
adalah guru melakukan kegiatan pendahuluan seperti membuka pelajaran
dengan salam dan mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apersepsi untuk mengingatkan siswa kembali mengenai pembelajaran
yang telah lalu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi yang akan di
ajarkan. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
-
86
dicapai.
b) Kegiatan Inti
Pada pertemuan ini proses pembelajaran agak sedikit berbeda
dengan pertemuan kedua dan ketiga. Pada pertemuan ini tidak ada proses
pembelajaran namun siswa diminta untuk menjawab beberapa soal yang
berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.
Sebelum itu guru meminta siswa untuk membentuk kelompok,
setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Kemudian guru membagikan soal
kepada setiap kelompok dan meminta kelompok untuk mengamati setiap
soal dan bertanya jika ada soal yang kurang jelas dan meminta siswa
untuk menjawab soal tersebut sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain.
Dan memberikan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan. Terlihat
setiap kelompok bekerja sama menyelesaikan soal yang diberikan.
Setelah waktu habis Guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk
mengumpulkan hasil pekerjaannya.
Selanjutnya guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya dan melibatkan siswa mengoreksi
hasil pekerjaan mereka, jika terdapat kekeliruan guru meluruskan
jawaban tersebut.
-
87
Gambar 4.9 Tugas Kelompok
c) Penutup
Sebelum menutup pembelajaran guru meminta siswa untuk
mengulang pelajaran dirumah. Selanjutnya guru menutup pelajaran
dengan berdo’a bersama dan mengucapkan salam.
5. Pertemuan Kelima di Kelas Kontrol
Pada pertemuan kelima guru melakukan posttest untuk mengetahui
kemampual akhir siswa mengenai konsep perpangkatan pada materi FPB
dan KPK setelah dilakukan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga
domino matematika.
Gambar 4.10 Posstest
E. Analisis Data Tes Awal (Pretest)
1. Rata-Rata, Deviasi Standar, dan Varians Data Tes Awal (Pretest)
-
88
Rata-rata standar deviasi, dan varians kemampuan awal siswa disajikan
dalam Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.7 Rata-Rata, Deviasi Standar, dan Varians Data Tes Awal (Pretest)
Kelas Mean Standar
Deviasi
Varian Skor
Maksimum
Skor
Minimum
Ekperimen 9,1 4,93 24,30 25 4
Kontrol 5,45 4,66 21,73 18 0
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil tes awal siswa kelas
eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 9,1, standar deviasi sebesar 4,93, varian
sebesar 24,30. skor maksimum sebesar 25, dan skor minimum sebesar 4.
Sedangkan hasil tes awal siswa kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 5,45,
standar deviasi sebesar 4,55, varian sebesar 21,73. skor maksimum sebesar 18,
dan skor minimum adalah 0. Perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada
Lampiran 27 dan Lampiran 28.
2. Uji Normalitas Data Tes Awal (Pretest)
Uji normalitas kemampuan awal siswa dapat disajikan pada Tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8 Uji Normalitas pada Tes Awal (Pretest)
Kelas N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Eksperimen 20 0,4321 0,190 5%
Tidak
Berdistribusi
Normal
Kontrol 20 0,1398 0,190 5% Berdistribusi
Normal
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa, harga hitungL untuk kelas eksperimen lebih
besar dari tabelL pada taraf signifikansi 5% dengan N= 20. Hal ini berarti
-
89
kemampuan awal (pretest) siswa kelas eksperimen tidak berdistribusi normal,
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 29. Sedangkan hitungL untuk kelas
kontrol lebih kecil dari tabelL pada taraf signifikansi 5% dengan N= 20.
Hal ini berarti kemampuan awal (pretest) siswa kelas kontrol berdistribusi
normal, perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 30.
3. Uji U Tes Awal (Pretest)
Karena salah satu sampel tidak berdistribusi dengan normal, maka
selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji u.
Rangkuman data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Uji U Tes Awal (Pretes)
106 294 -2,54 5% 1,96
Karena 2
az z atau 2
az z maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan awal kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 31.
F. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
1. Hasil Belajar Siswa di Kelas Eskperimen
Tes akhir dilakukan untuk mengetahui posttest pada kelas kontrol mupun
eksperimen diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada pertemuan kelima.
Jumlah siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas eksperimen sebanyak 20
-
90
orang atau 100%. Adapun distribusi frekuensi hasil tes akhir siswa kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir
Nilai F (%) Keterangan
80 100
66 79
56 65
46 55
0 45
10
6
0
2
2
50
30
0
10
10
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
Lanjutan Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir
Nilai F (%) Keterangan
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen
terdapat 10 siswa atau 50% termasuk dalam kualifikasi baik sekali, 6 siswa
atau 30% dalam kualifikasi baik, 2 siswa atau 10% dalam kualifikasi kurang,
dan 2 siswa atau 10% dalam kualifikasi gagal.
2. Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol
Tes akhir dilakukan untuk mengetahui posttest pada kelas kontrol mupun
eksperimen diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada pertemuan kelima.
Jumlah siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas kontrol sebanyak 20 orang
atau 100%. Adapun distribusi frekuensi hasil tes akhir siswa kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir
Nilai F (%) Keterangan
80 100
66 79
56 65
1
7
2
5
35
10
Baik Sekali
Baik
Cukup
-
91
46 55
0 45
2
8
10
40
Kurang
Gagal
20 100
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen
terdapat 1 siswa atau 5% termasuk dalam kualifikasi baik sekali, 7 siswa atau
35% dalam kualifikasi baik, 2 siswa atau 10% dalam kualifikasi cukup, 2
siswa atau 10% dalam kualifikasi kurang, dan 8 siswa atau 40% dalam
kualifikasi gagal.
G. Deskripsi Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Kelas Eksperimen
Kemampuan pemahaman konsep perangkatan diperoleh dari penilaian
setiap indikator yang dilakukan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)
siswa. Nilai siswa yang ada pada setiap kategori dan indikator dipersentasikan
guna mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep perpangkatan
yang dimiliki siswa
Tabel 4.12 Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Siswa (Pretest)
Indikator 1 2 3 4 5
Persentase 50% 45% 46,7% 2,7% 0%
Kriteria R R R SR SR
Keterangan:
SR : Sangat Rendah
R : Rendah
C : Cukup
T : Tinggi
ST : Sangat Tinggi
-
92
Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa 50% siswa berada pada
kategori Rendah (R) pada indikator menyatakan ulang sebuah konsep, yang
berarti setengah dari jumlah keseluruhan siswa belum mampu menyatakan
ulang sebuah konsep. Pada indikator kedua memberi contoh dan non-contoh
dari konsep diketahui bahwa 45% siswa berada pada kategori Rendah (R) dan
pada indikator ketiga yaitu dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis diketahui bahwa 46,7% siswa berada pada kategori
Rendah (R). Selanjutnya pada indikator ke 4 tedapat 2,7% siswa berada pada
kategori Sangat Rendah (SR) yang berarti siswa belum mampu
menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
Sedangkan pada indikator ke 5 yaitu tidak ada siswa yang mampu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah karena 0%
siswa berada pada kategori Sangat Rendah (SR). Perhitungan dapat dilihat
pada Lampiran 32.
Tabel 4.13 Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Siswa (Posttest)
Indikator 1 2 3 4 5
Persentase 77,1% 89,2% 91,7% 70,95 75,65%
Kriteria T S T S T T T
Keterangan:
SR : Sangat Rendah
R : Rendah
C : Cukup
T : Tinggi
-
93
ST : Sangat Tinggi
Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa 77,1% siswa berada pada
kategori Tinggi (T) pada indikator menyatakan ulang sebuah konsep, yang
berarti siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep. Pada
indikator kedua memberi contoh dan non-contoh dari konsep bahwa 89,2%
siswa berada pada kategori Sangat Tinggi (ST) dan pada indikator ketiga
yaitu dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
diketahui bahwa 92,7% siswa berada pada kategori Sangat Tinggi (ST).
Selanjutnya pada indikator ke 4 mampu menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau operasi tertentu diketahui bahwa 70,95% siswa berada
pada kategori Tinggi (T) .Sedangkan pada indikator ke 5 yaitu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah bahwa 75,65%
siswa berada pada kategori Tinggi. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
33.
H. Deskripsi Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Kelas Kontrol
Data kemampuan pemahaman konsep perpangkatan dilihat dari tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest). Rangkuman hasil dari kemampuan
pemahaman konsep perpangkatan pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.14 Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Siswa (Pretest)
Indikator 1 2 3 4 5
Persentase 27,1% 27,5% 27,5% 1,3% 0,45%
-
94
Kriteria SR SR SR SR SR
Keterangan:
SR : Sangat Rendah
R : Rendah
C : Cukup
T : Tinggi
ST : Sangat Tinggi
Pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pada indikator pertama yaitu
menyatakan ulang sebuah konsep dengan persentase sebesar 27,1%. Pada
indikator kedua memberi contoh dan non-contoh dari konsep sebesar 27,5%.
Pada indikator ketiga yaitu dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis diketahui bahwa persentasenya sebesar 27,5%.
Selanjutnya pada indikator keempat mampu menggunakan, memanfaatkan,
dan memilih prosedur atau operasi tertentu diketahui 1,3%. Sedangkan pada
indikator kelima yaitu mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan
masalah dengan persentase kurang dari 1% . Dari semua indikator tersebut
siswa berada pada kategori Sangat Rendah (SR). Perhitungan dapat dilihat
pada Lampiran 34.
Tabel 4.15 Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Siswa (Posttest)
Indikator 1 2 3 4 5
Persentase 46,4% 52,5% 65% 54,2% 45,2%
Kriteria R R C R R
Keterangan:
-
95
SR : Sangat Rendah
R : Rendah
C : Cukup
T : Tinggi
ST : Sangat Tinggi
Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa untuk soal nomor 1 indikator
pertama, yaitu menyatakan ulang sebuah konsep memiliki persentase sebesar
46,4% siswa berada pada kategori Rendah (R). Pada soal nomor 2 indikator
kedua yaitu memberi contoh dan non-contoh dari konsep sebesar 53,5%
siswa juga berada pada kategori Rendah (R). Selanjutnya untuk indikator
ketiga yaitu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis memiliki persentase sebesar 65% yang mana siswa berada pada
kategori Cukup (C). Pada Indikator keempat sebesar 54,2% siswa berada
pada kategori Rendah (R). Kemudian sebesar 45,2% siswa berada pada
kategori Rendah (R) yaitu pada indikator mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 35.
I. Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa berupa rata-rata diperoleh dari hasil tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest) kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Rangkuman hasil belajar tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.16 Data Rata-Rata Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen Rata-Rata
Pretest Posttest
9,1 75,4
Keterangan Gagal Baik
-
96
Dari Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen nilai
rata-rata prettest sebesar 9,1 berada pada kualifikasi gagal dan nilai rata-rata
posttest sebesar 75,4 berada pada kualifikasi baik.
Tabel 4.17 Data Rata-Rata Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Kelas Kontrol Rata-Rata
Pretest Posttest
5,45 50,45
Keterangan Gagal Kurang
Dari Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa pada kelas kontrol nilai rata-
rata prettest sebesar 5,45 berada pada kualifikasi gagal dan nilai rata-rata
posttest sebesar 50,45 berada pada kualifikasi kurang.
Tabel 4.18 Data Ketuntasan Prettest dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen
Kelas
Eksperimen Pretest Posttest
Kriteria Tidak
Tuntas Tuntas
Tidak
Tuntas Tuntas
Banyak
Siswa 20 0 4 16
(%) 100 0 20 80
Dari Tabe 4.18 dapat dilihat bahwa dari segi ketuntasan belajar
siswa bahwa pada posttest sebesar 80% siswa mencapai kriteria ketuntasan
yang telah ditetapkan mendapatkan nilai 70. Hal ini melebihi konsep belajar
tuntas bahwa pembelajaran yang efektif adalah apabila setiap siswa sekurang-
kurangnya dapat menguasai 75% dari materi yang diajarkan.
Tabel 4.18 juga menunjukan bahwa terjadi penurunan
ketidaktuntasan belajar siswa pada posttest lebih kecil pretest dari yaitu pada
-
97
posttest sebesar 20% siswa berada pada kriteria Tidak Tuntas dan pada pretest
sebesar 100% siswa berada pada kriteria Tidak Tuntas. Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 37.
J. Data Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Siswa
Untuk melihat kemampuan pemahaman konsep perpangkatan siswa setelah
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga domino matematika
data diperoleh dari hasil pretest dan posttest siswa kelas ekperimen.
Rangkuman data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19 Data Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Siswa
Indikator
Persentase (%)
Pretest Posttest
Kriteria
1 50 77,1
Rendah Tinggi
2 45 89,2
Rendah Sangat Tinggi
3 46,7 91,7
Rendah Sangat Tinggi
4 2,7 70,95
Sangat Rendah Tinggi
5 0 75,65
Sangat Rendah Tinggi
-
98
Gambar 4.11 Diagram Data Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan
Siswa
Berdasarkan Tabel 4.19 dan Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa analisis
kemampuan pemahaman konsep perpangkatan siswa menunjukkan
menyatakan ulang sebuah konsep pada posttest mengalami peningkatan, pada
pretest persentase skor jawaban benar siswa sebesar 50% atau masuk dalam
kategori Rendah, sedangkan pada posttest masuk dalam kategori Tinggi dengan
persentase skor benar siswa sebesar 77,1%. Kemampuan untuk memberi
contoh dan non-contoh dari konsep pada prestest masuk dalam kategori
Rendah dengan persentase skor jawaban benar siswa sebesar 45%, sedangkan
pada posttest masuk dalam kategori Sangat Tinggi dengan persentase skor
jawaban benar siswa sebesar 89,2%. Kemampuan menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis pada pretest persentase skor jawaban
benar siswa sebesar 46,7% masuk dalam kategori Rendah, sedangkan pada
postest persentase skor jawaban benar siswa sebesar 91,7% masuk dalam
kategori Sangat Tinggi. Selanjutnya untuk kemampuan mampu menggunakan,
memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu pada pretest skor
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Indikator1
Indikator2
Indikator3
Indikator4
Indikator5
50% 45% 46.7%
2.7% 0%
77.1% 89.2% 91.7%
70.95% 75.65%
Data Kemampuan Pemahaman Konsep Perpangkatan Siswa
Pretest
Posttest
-
99
jawaan benar siswa sebesar 2,7% masuk dalam kategori Sangat Rendah,
sedangkan pada posttest skor jawaban benar siswa sebesar 70,95% masuk
dalam kategori Tinggi. Kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma
pemecahan masalah pretest skor jawaan benar siswa sebesar 0% masuk dalam
kategori Sangat Rendah, sedangkan pada posttest skor jawaban benar siswa
sebesar 76,65% masuk dalam kategori Tinggi.
Dari Tabel 4.19 juga menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman konsep antara pretest dan posttest.
K. Analisis Data Tes Akhir (Posttest)
1. Rata-Rata, Deviasi Standar, dan Varians Data Tes Akhir (Posttest)
Rata-rata standar deviasi, dan varians kemampuan awal siswa disajikan
dalam Tabel 4.20 berikut:
Tabel 4.20 Rata-Rata, Deviasi Standar, dan Varians Data Tes Akhir (Posttest)
Kelas Mean Standar
Deviasi
Varian Skor
Maksimum
Skor
Minimum
Ekperimen 75,4 20,37 414,88 100 30
Kontrol 50,45 22,68 514,5 84 7
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa hasil tes akhir siswa kelas
eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 75,4, standar deviasi sebesar 20,37,
varian sebesar 414,88. skor maksimum sebesar 100, dan skor minimum sebesar
30. Perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 37. Sedangkan bahwa
hasil tes awal siswa kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 50,45, standar
deviasi sebesar 22,68, varian sebesar 514,5. skor maksimum sebesar 84, dan
skor minimum sebesar 7. Perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran
-
100
38.
2. Uji Normalitas Data Tes Akhir (Posttest)
Uji normalitas kemampuan awal siswa dapat disajikan pada Tabel 4.21
berikut:
Tabel 4.21 Uji Normalitas pada Tes Akhir (Posttest)
Kelas N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Eksperimen 20 0,6185 0,190 5%
Tidak
Berdistribusi
Normal
Kontrol 20 0,1257 0,190 5% Berdistribusi
Normal
Tabel 4.21 menunjukkan bahwa, harga hitungL untuk kelas eksperimen lebih
besar dari tabelL pada taraf signifikansi 5% dengan N= 20. Hal ini berarti
kemampuan akhir (posttest) siswa kelas eksperimen tidak berdistribusi
normal, perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 39. Sedangkan harga hitungL
untuk kelas kontrol lebih kecil dari tabelL pada taraf signifikansi 5%
dengan N= 20. Hal ini berarti kemampuan akhir (posttest) siswa kelas kontrol
berdistribusi normal, perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 40.
3. Uji U Tes Akhir (Posttest)
Berdasarkan Lampiran 42 diproleh bahwa nilai 3,50hitungZ sedangkan
Ztabel = 1,96 pada taraf nyata = 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
2az z yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima atau terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas ekspiremen dengan kelas
kontrol.
-
101
4. Uji N-Gain
a) Uji Tingkat Efektivitas (N-Gain)
Untuk mengetahui tingkat efektivitas pada penelitian ini dianilis dari
pretest dan posttest. Data yang diperoleh dianalisis sehingga dapat
diketahui tingkat efektivitasnya tinggi, sedang, atau rendah.
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan N-Gain
Kelas Rata-rata nilai N-Gain Kriteria
Eksperimen 0,733 Tinggi
Kontrol 0,480 Sedang
Dari Tabel 4.22 diketahui rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen
menunjukkan 0,733 dan dikategorikan tinggi, adapaun rata-rata nilai N-
gain kelas kontrol menunjukkan 0,480 dan dikategorian sedang. Untuk
lebih jelasnya, perhitungan uji N-gain kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Lampiran 42 dan 43.
b) Uji Normalitas N-Gain
Data N-gain kelas eksperimen dan kontrol kemudian dianalisis dengan
melakukan uji normalitas. Uji Normalitas dilakukan untuk menentukan
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Rangkuman
data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.23 Uji Normalitas N-Gain
Kelas N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Eksperimen 20 0,1436 0,190 5% Berdistribusi
Normal
Kontrol 20 0,1486 0,190 5% Berdistribusi
Normal
Dari Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa untuk N-gain kelas eksperimen
-
102
diperleh nilai 0,1436hitungL dengan 0,190tabelL yang berarti hitungL lebih
besar dari harga tabelL maka data berdistribusi dengan normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 44.
Sedangkan untuk N-gain kelas kontrol diperoleh nilai 0,1486hitungL
dengan 0,190tabelL yang berarti hitungL lebih besar dari harga tabelL maka
data berdistribusi dengan normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 45.
c) Uji Homogenitas N-gain
Berdasarkan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan dengan menguji homogenitas
dua varian dari dua kelas tersebut. Rangkuman data tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.24 Uji Homogenitas N-gain
Kelas Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan Eksperimen 0,048
1,08 2,17 Homogen Kontrol 0,052
Dari Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa pada taraf signifikansi =
0,05 didapatkan Fhitung kurang dari Ftabel maka kedua data bersifat
homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 46.
d) Uji t N-gain
Karena kedua data di atas berdistribusi normal dan homogen,
selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata yaitu uji t. Pengujian
dilakukan untuk menguji apakah terdapat efektivitas pembelajaran dengan
-
103
menggunakan alat peraga domino matematika dibandingkan pmbelajaran
tanpa menggunakan alat peraga domino matematika antara N-gain kelas
eksperimen dan N-gain kelas kontrol. Rangkuman selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.25 Uji t N-gain
Kelas
Kontrol 3,56 1,686
Eksperimen
Berdasarkan tabel 4.25 diperoleh 3,56hitungt dan dengan taraf
signifiknsi 0,05 diperoleh 1,686tabelt , sehingga thitung > 𝑡 , H0
ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga domino matematika lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga
domino matematika terhadap pemahaman siswa mengenai konsep
perpangkatan pada materi FPB dan KPK kelas VI MIN 10 Banjar tahun
pelajaran 2017/2018. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 47.
L. Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata hasil belajar berupa posttest kelas eksperimen lebih tinggi
di bandingkan dengan rata-rata prettest sebesar 9,1 berada pada kualifikasi
gagal dan nilai rata-rata posttest sebesar 75,4 berada pada kualifikasi baik.
Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata prettest sebesar 5,45 berada pada
kualifikasi gagal dan nilai rata-rata posttest sebesar 50,45 berada pada
-
104
kualifikasi kurang. Selanjutnya pada kelas eksperimen terjadi peningkatan rata-
rata dari pretest dengan rata-rata sebesar 9,1 berada pada kualifikasi gagal dan
posttest dengan rata-rata sebesar 75,4 ber. Kemudian dari segi ketuntasan
belajar siswa bahwa pada posttest kelas eksperiemen mencapai kriteria
ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80% dari keseluruhan jumlah
sisa dalam satu kelas mendapatkan nilai 70
Berdasarkan rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen menunjukkan 0,733 dan
dikategorikan tinggi, adapaun rata-rata nilai N-gain kelas kontrol menunjukkan
0,480 dan dikategorian sedang. Sehingga kelas dengan pembelajaran yang
menggunakan alat peraga domino matematika dengan tingkat keefektivan
sebesar 0,733 dengan kategori tinggi dibandingkan dengan kelas yang
pembelajarannya tanpa menggunakan alat peraga domino matematika dengan
tingkat keefektivan sebesar 0,480 dengan kategori sedang. Uji t N-gain diperoleh
3,56hitungt dan dengan taraf signifiknsi 0,05 dengan 1,686tabelt ,
sehingga thitung > 𝑡 , yang berarti H1 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga domino matematika lebih
efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga
domino matematika terhadap pemahaman siswa mengenai konsep perpangkatan
pada materi FPB dan KPK kelas VI MIN 10 Banjar tahun pelajaran 2017/2018.
Dari hasil pretest dan posttest, kemampuan pemahaman konsep siswa
dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kriteria pada indikator pemahaman
konsep matematika yaitu: meyatakan ulang sebuah konsep dari kriteria rendah
menjadi tinggi, memberi contoh dan non contoh dari konsep dari kriteria rendah
-
105
menjadi sangat tinggi, menyajikan konsep dalam berbagai representasi
matematis dari kriteria rendah menjadi sangat tinggi, menggunakan,
memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu dari sangat rendah
menjadi tinggi, mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
sangat rendah menjadi tinggi.
top related