8. kesehatan kerja
Post on 16-Jul-2015
256 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGAWASAN KESEHATAN KERJA
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaana. Pasal 74 dikatakan bahwa dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak. b. Pasal 86 dikatakan bahwa pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. c. Pasal 87 menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang KesehatanBagian Keenam : Kesehatan Kerja, Pasal 23 : (1) Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujutkan produktivitas kerja yang optimal (2) Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja (3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja (4) Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) diteteapkan dengan Peraturan Pemerintah
Tujuan K3
Mencegah Kecelakaan Kerja :
Peledakan Kebakaran Pencemaran Lingkungan
Penyakit Akibat Kerja
Tujuan Kesehatan Kerja ref. ILO/WHO 19951. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja. 2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh kondisi kerja. 3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan. 4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya. 5. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.
KESEHATAN KERJASpesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan setinggitingginya, baik fisik, mental, maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif.Sasaran Sifat : manusia : medis
Ergonomi:Sasaran Sifat : manusia : teknik
Sasaran Pokok Kesehatan KerjaMencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK) Meningkatkan Produktivitas kerja
PAK : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Faktor-faktor yg mempengaruhi kapasitas tenaga kerjaBeban kerja- Fisik - Mental
Lingkungan kerja- Fisik - Kimia - Biologi
Kapasitas kerja- Ketrampilan - Kesegaran jasmani & rohani - Status kesehatan/gizi - usia - Jenis kelamin - Ukuran tubuh
- Ergonomi - Psikologi
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja1. 2.
3. 4.
Pasal 8 UU. No. 1 tahun 1970 Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 (awal, berkala, khusus) Permenakertrans No. Per.03/Men/1982 Permennaker No. Per. 04/Men/1995 (PJK3)
Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
a. b. c. d.
Pemkes sebelum kerja (awal) Pemkes berkala (periodik) Pemkes khusus Pemkes purna bhakti (3 bulan sebelum pensiun)Pasal 1
Pemkes sebelum kerja meliputi : Pem. fisik lengkap Kesegaran jasmani Rontgen paru-paru (bilamana mungkin) Laboratorium rutin Pem. lain yg dianggap perluPasal 2 (3)
Pemeriksaan meliputi :Anamnese (interview) : perlu ditanyakan tentang Riwayat penyakit yg pernah dialami, kondisi yg dirasakan dan kebiasaan-kebiasaan (merokok, minuman keras, dsb) Riwayat pekerjaan, berapa lama, pernah diperiksa Kecelakaan yg pernah dialami Umur Pendidikan Keadaan keluarga dll
Anamnese (interview) khusus untuk penyalkit :
Alergi Epilepsi Kelainan jantung Tekanan darah (tinggi/rendah) TBC Kencing manis Asma, bronchitis, pneumonia Gangguan jiwa Penyakit kulit
Penyakit pendengaran Penyakit pinggang Penyakit kelainan pada kaki Hernia Hepatitis/penyakit hati Ulkus peptikum Anemia Tumor dll
Pemeriksaan klinis :Seperti pem. klinis u/ penyakit umum, hanya lebih memperhatikan keumungkinan adanya pengaruh faktor lingkungan kerja Pemeriksaan mental : keadaan kesadaran, sikap dan tingkah laku, kontak mental, perhatian, inisiatif, intelegensia dan proses berfikir Pemeriksaan fisik (fisik diagnosis) Pemeriksaan laboratorium, u/ membantu menegakan diagnosa (darah, urine, faeces) Pemeriksaan khusus (u/ menilai kondisi kes. TK dikaitkan jenis pek. yg akan dikerjakan
Hasil pemeriksaan kes. TK awal :Sehat (tdak didapat kelainan) : boleh bekerja tanpa sarat Menderita sakit (ada kelainan) : Boleh bekerja pada kondisi kerja tertentu, spt : ditempat tdk berdebu, tdk ada kontak dg bahan kimia, dll Ditolak u/ bekerja : Ditolak permanen (tetap) Ditolak sementara (menunggu proses pengobatan)
Pemkes berkala :(1) - u/ mempertahankan derajat kesehatan TK - menilai kemungkinan adanya pengaruh dr pekerjaan seawal mungkin (2) sekurang-kurangnya 1 tahun sekali (3) Meliputi : - pem. fisik lengkap - kesegaran jasmani - rontgen paru-paru (bilamana mungkin ) - laboratorium rutin - pem. lain yg perlu (3) Pengurus wajib mengadakan tindak lanjut hasil pem. berkala u/ memperbaiki kelainanPasal 3
Pemkes khusus :Pasal 5 (1) - u/ menilai adanya pengaruh dr pek. tertentu thd TK atau gol. TK tertentu - menilai kemungkinan adanya pengaruh dr pekerjaan seawal mungkin (2) Dilakukan pula thd : a. TK yg telah mengalami kec atau penyakit yg memerlukan perawatan lebih dr 2 minggu b. TK berusia diatas 40 th, TKW, TKC, TKM yg melakukan pek tertentu c. TK yg terdapat dugaan tertentu mengenai gangguan kes. (3) Bila terdapat keluhan TK /atas pengamatan Pengawas/penilaian Pusat K3 (Hyperkes)
Teknis Pemkes Berkala/Periodik, Khusus dan Purna bhaktiDilaksanakan paling tidak setahun sekali Dokter dpt menentukan dilakukan pem. kurang dr setahun sesuai dg faktor tingkat bahay yg mengancam Pem. u/ purna bhakti 3 bln sebelum TK pensiun Pemeriksaan meliputi :Anmnese (interview) Pemeriksaan klinis
Hasil pemeriksaan :Sehat Sakit Penyakit umum PAK Diduga PAK yg perlu pem. khusus lanjutan berupa pem. lingk. kerja, laboratorium khusus dan biological monitoring
Perbedaan PendapatPasal 8
(1) Diseleseikan oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan Daerah (2) Dapat dibanding ke Majelis Pertimbangan Kesehatan Pusat (3) Pembentukan, susunan keanggotaan, tugas dan wewenang MPKP/D ditetapkan oleh Dirjen Binwasnaker
Sistem Pelaporana. Dasar hukum yg berkaitan dg pelaporan Yankes :1. 2. Permenakertrans No.Per.03/Men/1982 Kep.Dirjen Binawas No.Kep.157/M/BW/1989
b. Bentuk laporan : sesuai lampiran Kep.Dirjen No.Kep.157/M/BW/1989 c. Waktu pelaporan : setiap triwulan dan disampaikan selambat-lambatnya 1 minggu setelah triwulan ybs berakhir d. Mekanisme pelaporan :1. 2. 3. Ke Disnaker setempat Selambat-lambatnya 2 minggu Disnaker membuat Rekapitulasi dan melaporkan ke Disnaker Prov. Selambat-lambatnya 2 minggu Disnaker Prov. Membuat Rekapitulasi dan melaporkan ke Dirjen Binwasnaker
Penyakit Akibat KerjaPenyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases)Adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Work Related Diseases)Adalah penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau diperberat oelh pekerjaan. Penyakit ini disebabkan secara tdk langsung oleh pek. dan biasanya penyebabnya adalah berbagai jenis atau multi faktor
Cara deteksi PAKMonitoring kes. TKAdalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Monitoring lingkungan kerjaAdalah penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau diperberat oelh pekerjaan. Penyakit ini disebabkan secara tdk langsung oleh pek. dan biasanya penyebabnya adalah berbagai jenis atau multi faktor
Pelaporan PAK1. 2. 3. 4. 5. UU No. 1 tahun 1970 pasal 11 UU No. 3 tahun 1992 PP No. 14 tahun 1993 Keppres No. 22 tahun 1993 Permenaker No. Per. 01/Men/1981
Pelaporan PAKPasal 2 - Kewajiban melaporkan PAK secara tertulis - PAK sesuai lampiran - PAK sesuai Keppres No. 22 Th. 1993 Pasal 3 - kewajiban melaporkan PAK dalam waktu 2x24 jam
Pengendalian PAKOrganisasi / Lembaga Personel / SDM Program / Kegiatan
Pengawasan Kesehatan KerjaPermen No.02/1980
PKKPemeriksaaan Kesehatan Kerja
Pem. Awal Pem. Berkala Pem. Khusus Pem. Ulang YANKES
Permen No.03/1982
KELEMBAGAAN Polikliniek Permen No.03/1982 Dokter Pemeriksa-Permen No.03/1982 jo.Permen No.01/1976 Paramedis - Permen No.01/1979 Petugas K3 Kimia Kepmen No.187/1999 Petugas P3K Pemen No.03/1982 Jasa - Rikes : Dokter Pemeriksa Permen No.04/1995 - Mo Link : AK3 Kimia Permen No.02/1992
PAKPenyakit Akibat Kerja
Diagnosa PAK
Masih minimPMP No.7/1964 Kepmenaker No.51/1999 NAB Fak Fik Kepmenaker No. 187/1999 Dal BKB PP No.7/1973 jo. Permenaker No.03/1986 Persitida Permenaker No.03/1985 K3 Asbes Ins.Menaker No.03/BW/1999 Peng.Pengelolaan Makanan SE Dirjen Binawas No.01/BW/1979 Kantin & R.Makan SE Dirjen Binawas No.06/BW/1989 Catering TK SE Dirjen Binawas No.05/BW/1997 Penggunaan APD SE Dirjen Binawas No.06/BW/1997 Pendaftaran APD
DALINGKERPengendalian Lingkungan Kerja
o Fisik NAB o Kimia NAK o Biologi o FisiologiErgonomi o Psikologi-Sosial
ORGANISASIPelayanan Kesehatan Kerja Permennaker
No. 03/1982 Permennaker No. 01/1998
P2K3
Permenaker No.01/1998
JPK TK Pelayanan yg lebih baik Kewajiban Pelayanan Kesehatan Kerja : Tetap
PELAYANAN KESEHATAN KERJAPERMENAKERTRANS NO. 03 /1982 TUGAS POKOK :PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, DAN REHABILITATIF.
Dipimpin dan dijalankan oleh Dokter Kesehatan Kerja BENTUK :o o o
Diselenggarakan sendiri Bekerja sama Bersama-sama perusahaan lain
TUGAS POKOK PELAYANAN KESJAa. b. c. d. e. f. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja Pembinaan & pengawasan Lingk Kerja Pembinaan & pengawasan sanitair Pembinaan & pengawasan perlengkapan utk kes. tenaga kerja Pencegahan thd penyakit umum & PAK
g. P3K h. Latihan Petugas P3K i. Perencanaan tmp kerja, APD, gizi, & penyelenggaraan makanan di tmp kerja j. Rehabilitasi akibat Kec atau PAK k. Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan. l. Laporan berkala
Personel Yang KompetenDokter :UU No.1/1970 pasal 8 ayat ( 2 ) o Ditunjukoleh perusahaan dan dibenarkan oleh direktur Permenaker No.01/1976 o Dokter perusahaan wajib latihan hiperkes Permenaker No.02/1980 o Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
Paramedis:Permenaker No.01/1979: o Paramedis wajib latihan hiperkes
Personel yang kompeten
Ahli K3:Permenaker No.02/1992
Ahli K3 Kimia:Wajib pada perusahaan kimia dengan bahaya besar/ tinggi
Petugas K3 KimiaWajib pada semua perusahaan kimiaref. Kepmenaker No. 187/Men/1999
Gizi KerjaDasar :Permenaker No.03/Men/1982 SE Permenaker No.SE.01/Men/1979 SE Dirjen Binawas No.SE.86/BW/1989
Pengertian :Gizi : kesehatan seseorang yg dihubungkan dg makanan yg dikomsumsinya sehari-hari Makanan : Kerja : Gizi Kerja : Penyelenggaraan makanan :
Spesifikasi Zat GiziKarbohidrat : zat gizi sbg sumber tenaga utama Lemak (nabati/hewani) : selain sbg sumber tenaga juga nabati/hewani) sbg pelarut vitamin Protein : zat yg berfungsi sbg pembangun tubuh selain berfungsi sbg sumber tenaga. Tersusun dr 22 macam tenaga. asam amino yg digolongkan :
Asam amino esensiel, yg sangat dibutuhkan tubuh, shg harus esensiel, tubuh, diperoleh dr makanan Asam amino non esensiel, yg dpt dibentuk oleh tubuh sesuai esensiel, kebutuhan
Mutu protein ditemntukan oleh jumlah asam amino esensiel yg terkandung didalamnya. Dikenal 3 macvam didalamnya. protein :Protein sempurna yg mengnadung asam amino esensiel, esensiel, terdapat dlm daging, susu, telor, ikan dsb. daging, susu, telor, dsb. Protein setengah sempurna, terdapat dlm tumbuh-tumbuhan sempurna, tumbuhProtein tidak sempurna, tdk mengandung bahan asam amino sempurna, esensiel, esensiel, terdapat pd bahan makan yg berasal dr tumbuhan
Spesifikasi Zat Gizi
Vitamin : diperlkukan u/ metabolisme tubuh. Berasal dr tumbuhan dan hewan. Dapat dikelompokan menjadi 2 gol:Yg larut dlm air, tetapi tdk larut dlm lemak, spt vit. B compleks dan vit. C Yg tidak larut dlm air, tetapi larut dlm lemak, spt vit. A, D, E dan K
Mineral : dibutuhkan sbg zat pengatur dlm tubuh. Berasal dr tumbuhan, hewan dan alam sekitar yg diperlukan tubuh dlm jumlah banyak maupun sedikit :Diperlukan dlm jumlah banyak spt. Ca, P, Mg, Na, K, Cl, S Diperlukan dlm jumlah sedikit tapi mutlak spt. Cu, Co, Mn, Zn, Y Diperlukan dlm jumlah sedikit sekali, spt. Al, As dan Br
Air : unsur yg sangat diperlukan tubuh dlm jumlah besar, 60 % berat badan
Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja
Syarat minimal :dapur Mempunyai tenaga gizi Mempunyai tenaga pelaksana Bertanggung jawab dan mematuhi perjanjian penyelenggaraan makanan bg TK Mempunyai
Persyaratan Petugas : Bebas penyakit menular Mempunyai pengetahuan Tidak mempunyai Disiplin kerja
kebiasaan buruk
Sistem Pelayanan
Kafetaria (membeli dengan memilih) memilih) Kantin perusahaan (diberikan cuma-cuma) cuma-cuma) Dibagikan di tempat kerja Dibagikan di lapangan (area pekerjaan) pekerjaan) tanpa tempat makan khusus
Dapur dan ruang makan :tdk jauh dr ruang makan Mudah dibersihkan, penerangan cukup, ventilasi dibersihkan, cukup, memadai, memadai, tdk licin, bebas dr serangga dan licin, binatang mengerat Dapur
ErgonomiDiartikan sbg ilmu dan penerapannya yg berusaha u/ menyerasikan pekerjaan dan lingkungan thd orang atau sebaliknya dg tujuan tercapainya prod s dan efiensi setinggi-tingginya setinggimelalui pemanfaatan manusia seoptimalnyaBerasal dari bahasa Yunani, kata ergon (kerja) dan nomos (aturan)
Penerapan ilmu biologi manusia sejalan dg ilmu rekayasa u/ mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum, dg tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. kesejahteraan.Ref. ILO
Prinsip Ergonomi
Antropometri dan sikap tubuh dlm kerja Efiesensi kerja Organisasi kerja dan desain kerja Faktor manusia dalam ergonomi
Penerapan ErgonomiAntropometriyg digunakan dlam ergonomi adalah u/ mengukur tubuh manusia dan juga mengukur alat, ruang kerjadsb yg digunakan, disebut ergonometri
Sikap tubuh dalam bekerjaSikap kerja duduk Tempat duduk Meja kerja Luas pandangan
Peningkatan efisiensi kerjaPemakaian energi Menghindarkan kerja otot statis
Faktor Manusia Dalam ErgonomiFaktor manusia sbg sumber daya :secara fisiologis pembebanan manusia tdk boleh lebih 30 % dari tenaga kerja maksimal dlm waktu 8 jam sehari
Manusia sbg operator mesin :perlu ketrampilan timbul kebosanan pengaruh lainnya
Manusia sbg bagian dr suatu sistem tubuh
Pembebanan Kerja FisikPembebanan kerja fisik tidak boleh melebihi 30 40 % dr kemampuan kerja maksimum TK dalam 8 jam sehari Mengangkat dan mengangkut beban berat maksimum 40 kg, lebih dr 1x harus disesuaikan Kemampuan kerja fisik maksimum sulit ditentukan, sering dipakai parameter denyut nadi, tidak melebihi 30 40 denyut/menit diatas nadi sebelum kerja Mengangkat dan mengangkut beban harus memnuhi aturan :o
Beban kerja diusahakan menekan pd otot tungkai secar kuat, sedapat mungkin otot tulang belakang yg lebih lemah dibebaskan dr pembebanan o Kekuatan gerakan badan dimanfatkan u/ mengawali gerakan
KelelahanKelelahan merupakan suatu pola yg timbul pd suatu keadaan yg secara umum terjadi pd setiap individu yg telah tidak sanggup lagi emlakukan aktivitasnya Pada dasarnya pola ditimbulkan 2 hal :Akibat kelelahan fisiologis (fisik ) Akibat kelelahan psikologis (mental dan fungsional)
Dapat bersifat Obyektif (akibat perubahan performance) atau bersifat subyektif (akibat perubahan dalam perasaan dan kesadaran)
KOMPENSASI KECELAKAAN KERJANo1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Kasus Kecelakaan91,510 98,902 104,774 103,804 105,846 95.418 96.081 92.743
Kompensasi (Rp.)83,316,557,210 102,439,839,461 131,266,539,821 158,045,163,678 190,607,146,306 102.461.450.125 214.752.939.525 202.345.216.375
Selama 1999 - 2003 kompensasi kecelakaan meningkat 9 2007 65.474 ?
Data Jamsostek ttg Kecelakaan Kerja dan PAK Tahun 2001JumlahKasus (%) Jaminan (Rp) (%)Rata-rata Jaminan Perkasus (Rp)
Kecelakaan Kerja104.774 99,93
PAK78 0,07
Total104.852 100
131.266.538.821 98,5
1.962.661.078 1,5
133.229.200.899 100
1.252.854
25.162.322
1.270.641
DATA KECELAKAAN KERJA (KEMUNGKINAN PAK) TAHUN 1999 No.
Kasus KecelakaanMenurut kondisi bahaya (penerangan tidak sempurna, ventilasi, tekanan udara, getaran, bising) Menurut sumber (bahan kimia, debu berbahaya, radiasi bahan radioaktif, faktor lingkungan, binatang) Menurut corak kecelakaan (terpapar faktor fisik LK, terpapar faktor kimia LK),
Prosenta si17,44
1.
2.
8,02
3.
5,84
TERIMA KASIH.
top related