73700319 kumpulan laporan kgd
Post on 02-Jan-2016
146 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KUMPULAN LAPORAN PROFESI KGD
1. Resume ICU Fatmawati
2. Analisa sintesa IGD Fatmawati
3. Resume IGD Fatmawati
Oleh:
Enggar Ngudi Utami
0606102386
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2010
RESUME LAPORAN ICU FATMAWATI
Enggar Ngudi Utami, 0606102386
A. Anamnesa
∗ Data pasien:
• Nama : Nn. D (24 tahun)
• Diagnosa Medis : Bronkopnemonia, efusi peura dan pneumotorak susp. TB
• Tanggal masuk pasien : 28 November 2010
• Tanggal pengkajian : 29 November 2010
∗ Pengkajian Primer
A: terpasang ETT Slem/ mucus (+)
B: Terpasang ventilator
C: TD 109/82 mmHg, Nadi 117x/menit kuat, akral hangat, CRT <3 detik
D: kesadaran CM; E4M6Vett
∗ Pengkajian sekunder
Kepala : tidak ada kelainan
Mata : Pupil ishokor 3mm/3mm, CA -/-, SI: -/-
Mulut : Slym (+++), terpasang ETT terhubung dengan ventilator,
NGT.
Paru : Ronchi +/+, wheezing -/-,
Hidung : Terpasang NGT
Jantung : BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-).
Abdomen : Jejas (-), datar dan lemas, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : CRT < 3 , akral hangat
Suhu : 36.5oC
BB : 45 Kg
∗ Keadaan Umum : Saat dilakukan pengkajian kesadaran pasien CM
dan terlihat tenang. Pasien terpasang infuse, ETT+ventilator, urin
kateter+urin bag, dan NGT. Tgl 30/11/2010 pasien dilakukan
pemasangan WSD, produksi sputum +, terpasang ventilator dengan
mode SIMV, P = 8x/menit, PEEP = + 5 cm H2O, FiO2 = 40%, Vt :
310 cc, Psupport: 14 cmH2O, Pcontrol: 18 cmH2O, I:E= 1:2, .
Respirasi : vesicular, Rh +/+. Wh -/-, terpasang WSD dengan
undulasi + . Riwayat penyakit dulu : riwayat trauma sebelumnya
(-), alergi obat (-)
∗ Riwayat penyakit keluarga : -
B. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CM. Pemeriksaan fisik selanjutnya lihat pengkajian Sekunder
C. Pemeriksaan Penunjang dan terapi medikasi
Hematologi 29/11/10 MEDIKASI:
Hb (12-14) Ht (37-43)Eritrosit (4-5) 10^6/µLLeukosit (5-10) 10^3/µLTrombosit (150-400) 10^3/µL MCU/VER (82-92) fLMCH/HER (27-31) pgMCHC/KHER (32-36) g/dl
pH (7.35-7.45)pCO2 (35-45) mmHgpO2 (80-100) mmHgHCO3 (22-26) mmHgBE (±2.0) mmolSaO2 (95-100) %
NaKCl
9.4323.910.889182.224.129.3
7.42435.777.922.8-1
95.9
1474.06104
Enteral: -Parenteral: - Metronidazole 3x500 mg- Vit C 2x200mg- Vit K - Traneksid 3 Cl- Fosmicin 2x2 gr- Ranitidine 2x1 amp- Methyl prednisolon 3x6.25 mg- N 5000 1x1 amp- Ketorolac 3x 1 ampInhalasi: - Ventolin: Bisolvon: NaCl (V:B:NS) =
1cc:1cc:1cc tiap 6 jam
INTAKEEnteral: peptamen 6x200cc dan air putih 6x25 ccParenteral :- Kabiven 360 cc- Kalbamin 300 cc- Sedacum (milos) 10 mg/ 50 cc/ 24 jam- Aminopilin 2 amp/ 50cc/ 24 jam- Fentanyl 75 gr + ondansentron 8 gr/24
jam
Hasil rontgen torak
26/11/10 30/11/10Cor:
- bentuk dan ukuran normal Pulmo:
- bronchovaskular pattern praminent
- lesi perbacakan infitrat kedua paru
dan perselubungan kedua apeks paru
- trakea normal, tulang-tulang normal
- penebalan dinding pleura kanan yang
tidak homogen
- mediastinum dan hilus praminent
Cor:
- sedikit terdorong ke sinistra
Pulmo:
- Bercak-bercak infiltrat di suprahiler
bilateral dan perihiler bilateral
(Bronkopneumonia, ec TB)
- Tampak daerah avascular di
hemitoraks kanan lapisan atas, tengah,
bawah (bullae si paru kanan--
pneumotorak)
- Sinus diafragma kiri baik
- Terpasang ETT, ujung ETT setinggi
vertebra torak 2-3
D. Masalah Keperawatan
∗ Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan intubasi;
kelemahan otot-otot pernafasan; meningkatnya produksi sekret
∗ Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar-kapiler (efek inflamasi), gangguan pengiriman
oksigen
∗ Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
∗ Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
utama dan imunitas tubuh
E. Intervensi Keperawatan Utama
A : penghisapan lendir/suction secara berkala, pemasangan OPA
B : memberikan terapi Oksigen 6 L dengan NR mask
C: pantau TTV klien, monitor tanda-tanda TIK
D : mengkaji peningkatan atau penurunan kesadaran pasien
Intervensi utama tiap diagnosa
Dx.1
∗ Mengobservasi TTV, Pola Napas, bunyi napas, pengembangan
dada, memantau ventilator
∗ Memonitor peningkatan suhu, hasil AGD
∗ Melakukan inhalasi dan penghisapan secret (suction) jika secret
sudah banyak
∗ Mengganti posisi secara berkala dan meninggikan kepala pasien
30o-45°
Dx2
∗ Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas
∗ Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya sianosis
perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral)
∗ Kaji status mental
∗ Awasi frekuensi jantung/ irama
∗ Awasi suhu tubuh
∗ Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan
batuk efektif
∗ Kaji Tingkat ansietas
∗ Observasi penimpangan kondisi, catat hipotensi, banyaknya jumlah
sputum merah muda/ berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran,
dispnea berat, gelisah
Dx.3
∗ Mengobservasi TTV tiap jam
∗ Mengobservasi pola nafas tiap jam. Catat RR, jarak antara
pernafasan spontan dengan ventilator
∗ Monitoring Ventilator tiap jam, Tidal Volum, Minute Volume,
kesesuian mode ventilator
∗ Periksa selang terhadap adanya kemungkinan obstruksi, contoh
terlipat atau akumulasi air. Alirkan selang sesuai indikasi
∗ Monitor hasil AGD
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
DI UNIT/ INSTALASI GAWAT DARURAT
Nama Mahasiswa : Enggar Ngudi Utami
Tanggal : 4 Desember 2010
Nama pasien : Ny.T (40 th)
Diagnosa Medis : KAD
1. Pengkajian Primer :
A : Jalan nafas bebas, tidak ada sumbatan
B : RR 28x/menit.
C : TD = 100/70 mmHg, N = 100x/menit, S : 37 oC, akral tangan dingin
D : kesadaran soporokoma
2. Tindakan Keperawatan yang dilakukan :
- Observasi tanda-tanda vital
- Menjaga kepatenan jalan nafas
- Mengkaji status neurologis
- Observasi intake output
- Kolaborasi : pemberian cairan sesuai protokol KAD, pemeriksaan
AGD dan GDS, Sliding scale, pemberian Rebreathing mask 6 L
3. Evaluasi hasil tindakan :-
4. Diagnosa Keperawatan :
Risiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
pernapasan kussmaul KAD
DS : -
DO :
- RR = 28x/menit
- Akral tangan dingin
- TD = 100/70 mmHg, N = 100x/menit, S : 37 oC
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran soporocoma
Intervensi :
- Memberikan O2 dengan RM 6L/menit
- Auskultasi bunyi napas tiap 2 – 4 jam
- Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas
- Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya
sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral)
- Kaji status mental
- Awasi frekuensi jantung/ irama
- Awasi suhu tubuh
5. Pengkajian sekunder
A. Riwayat Penyakit
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
B. Tanda Vital
TD = 90/60 mmHg, N = 100x/menit, S : 36,3 oC
C. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : soporokoma GCS : 10
Mata : Konjuctiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Ekstremitas : Akral tangan dingin, terdapat luka di kaki kiri
Leher : perbesaran KGB (-),
Jantung : BJ I – II normal, mur-mur (-), gallop (-). TD 100/70
mmHg, N 100, lemah
Paru : Vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar tidak teraba
6. Pemeriksaan penunjang
GDS : 824 mg/dl.
AGD : pH 7.428 ; PaO2 201.3 ; PaCO2 13.6 ; HCO3 8.8 ; BE-12
Hb 9.2; Ht 30; Leukosit 41.1; trombosit 635; eritrosit 3.61
Ur 220; Cr 3.9
Na 128; K 5.63; Cl 90; keton 1.3
7. Diagnosa Keperawatan
• Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
• Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis)
• Gangguan keseimbangan elektrolit b.d. diuresis osmotik
• Gangguan proses metabolisme b.d. ketidakcukupan insulin untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme
8. Prinsip-prinsip tindakan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
• Pantau tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah
• Observasi frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu
pernapasan dan adanya periode apnea dan munculnya sianosis
• Pantau masukan dan pengeluaran
• Catat hal yang dilaporkan seperti mual,nyeri abdomen,muntah dan
distensi abdomen
• Berikan terapi cairan sesuai dengan indikasi
Normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa dekstrosa.Albumin, plasma atau dekstranBerikan bikarbonat jika pH kurang dari 7.0
2. Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis)
- Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam,
kemerahan, adanya pus pada luka, sputum purulen, urine warna keruh
- Pertahankan teknik aseptic pada prosedur invasive
- Pasang kateter/ lakukan perawatan perinel dengan baik
- Posisikan pasien semi fowler
9. Monitor Klien
• Monitor TTV
• Monitor GDS
10. Evaluasi diri
Mahasiswa masih kurang kritis dan kurang tanggap akan masalah yang terjadi
pada klien.
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
DI UNIT/ INSTALASI GAWAT DARURAT
Nama Mahasiswa : Enggar Ngudi Utami
Tanggal : 5 Desember 2010
Nama pasien : Ny.I (42 th)
Diagnosa Medis : CVD SH
1. Pengkajian Primer :
A : Jalan nafas bebas, tidak ada sumbatan
B : RR 20x/menit.
C : TTV: TD: 150/90 mmHg; N: 80x/menit; P: 20x/menit; S: 36°CD : kesadaran kompos mentis
2. Tindakan Keperawatan yang dilakukan :
- Observasi tanda-tanda vital
- Menjaga kepatenan jalan nafas
- Memasang vasofix dan terapi cairan NaCl & RL
- Memberikan terapi oksigen nasal kanul 3 lpm
- Kaji tingkat kesadaran
- Mempertahankan bedrest, posisi netral, elevasi kepala tempat tidur (15-30)
- Kolaborasi dalam pemberian terapi medikasi
- Kolaborasi pemeriksaan EKG
- Kolaborasi dalam pemeriksaan lab
3. Evaluasi hasil tindakan :
S: Klien mengatakan lebih nyaman
O:
- KU lemah
- Akral hangat
- Bicara pelo, mulut mencong ke kiri
- TTV: TD: 150/90 mmHg; N: 80x/menit; P: 20x/menit; S: 36°CA: masalah belum teratasiP: lanjutkan intervensi
4. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan serebral ditandai dengan
bicara pelo, kesulitan menelan
DS: -
DO:
- Klien terlihat lemah, CM
- RR = 20x/menit
- Akral hangat
- TTV: TD: 150/90 mmHg; N: 80x/menit; P: 20x/menit; S: 36°CIntervensi :
- Memberikan O2 dengan NRM 6L/menit
- Monitor TTV
- Evaluasi pupil, catat ukuran, bentuk, keamanan dan reaksinya
terhadap cahaya
- Catat perubahan dalam pengelihatan, seperti adanya kebutaan,
gangguan lapang/ kedalaman persepsi
- Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi
anatomis (netral)
- Kaji rigiditas nukal, kedutan, kegelisahan yang meningkat, peka
rangsang dan serangan kejang
- Hindari valsava maneuver seperti mengejan, batuk
5. Pengkajian sekunder
A. Riwayat Penyakit
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
B. Tanda Vital
- TTV: TD: 150/90 mmHg; N: 80x/menit; P: 20x/menit; S: 36°C
C. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : CM
Wajah : Konjuctiva anemis (-), sklera ikterik (-), mulut mencong
ke kiri, kesan parase dekstra
Leher : perbesaran KGB (-),
Jantung : BJ I – II normal, mur-mur (-), gallop (-).
Paru : Vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral hangat
6. Pemeriksaan penunjang
GDS : 546 mg/dl.
Hb 13.9; Ht 44; Leukosit 6.4; trombosit 363; eritrosit 5.29
Ur 34; Cr 0.8
Na 133; K 4.37; Cl 98;
SGOT 8; SGPT 10
CT-scan: -
7. Diagnosa Keperawatan
Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan serebral ditandai dengan
penurunan kesadaran
DS: -
DO:
- Klien terlihat lemah, CM
- RR = 20x/menit
- Akral hangat
- TTV: TD: 150/90 mmHg; N: 80x/menit; P: 20x/menit; S: 36°C
8. Prinsip-prinsip tindakan
a. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan serebral ditandai
dengan bicara pelo, kesulitan menelan
- Pantau adanya tanda-tanda penurunan perfusi serebral :GCS,
memori, bahasa respon pupil dll
- Observasi tanda-tanda vital (tiap jam sesuai kondisi pasien)
- Pantau intake-output cairan, balance tiap 24 jam
- Pertahankan posisi tirah baring pada posisi anatomis atau posisi
kepala tempat tidur 15-30 derajat
- Hindari valsava maneuver seperti batuk, mengejan dsb
- Pertahankan ligkungan yang nyaman
- Hindari fleksi leher untuk mengurangi resiko jugular
Kolaborasi:
- Beri ogsigen sesuai indikasi
- Laboratorium: AGD, gula darah dll
- Pemberian terapi medikasi
- CT scan kepala untuk diagnosa dan monitoring
b. Kerusakan komunikasi verbal
- Kaji tipe/ derajat disfungsi, seperti pasien tidak tampak memahami
kata atau mengalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian
sendiri
- Bedakan antara afasia dengan disartria
- Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
- Berikan metode komunikasi alternative, seperti menulis di papan
tulis, gambar. Berikan petunjuk visual (gerakan tangan, gambar-
gambar, daftar kebutuhan, demonstrasi)
- Katakan secara langsung dengan pasien, bicara perlahan, dan
dengan tenang. Gunakan pertanyaan terbuka dengan jawaban
“ya/tidak”,
- Bicaralah dengan nada normal dan hindari percakapan yang cepat.
Berikan pasien jarak waktu untuk berespons. Bicaralah tanpa tekanan
terhadap sebuah respons
9. Monitor Klien
• Monitor TTV
• Monitor GDS
• Pantau intake-output cairan, balance tiap 24 jam
• Pertahankan posisi tirah baring pada posisi anatomis atau posisi
kepala tempat tidur 15-30 derajat
• Hindari valsava maneuver seperti batuk, mengejan dsb
• Pertahankan ligkungan yang nyaman
10. Evaluasi diri
Mahasiswa masih kurang kritis dan kurang tanggap akan masalah yang terjadi
pada klien.
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
DI UNIT/ INSTALASI GAWAT DARURAT
Nama Mahasiswa : Enggar Ngudi Utami
Tanggal : 7 Desember 2010
Nama pasien : Ny.D (41 th)
Diagnosa Medis : sinus takikardi susp.CHF
1. Pengkajian Primer :
A : Jalan nafas bebas, tidak ada sumbatan
B : RR 39x/menit.
C : TTV: TD: 120/70 mmHg; N: 121x/menit; P: 39x/menit; S: 37°CD : kesadaran kompos mentis
2. Tindakan Keperawatan yang dilakukan :
- Observasi tanda-tanda vital
- Menjaga kepatenan jalan nafas
- Memasang vasofix dan terapi cairan NaCl
- Memberikan terapi oksigen nasal kanul 4 lpm
- Kaji tingkat kesadaran
- Mempertahankan bedrest, posisi netral, elevasi kepala tempat tidur (15-30)
- Kolaborasi dalam pemberian terapi medikasi
- Kolaborasi pemeriksaan EKG
- Kolaborasi dalam pemeriksaan lab
3. Evaluasi hasil tindakan :
S: Klien mengatakan lebih nyaman
O:
- KU lemah
- Akral hangat
- TTV: TD: 120/70 mmHg; N: 121x/menit; P: 39x/menit; S: 37°C
- Klien terlihat sesak, penggunaan otot bantu napas (+)
A: masalah belum teratasiP: lanjutkan intervensi
4. Diagnosa Keperawatan :
Pola napas tidak efektif
DS: paien mengatakan sesak
DO:
• RR : 39x/mnt, penggunaan otot bantu napas (+)
• Oksigen 4 lpm
• TTV: TD: 120/70 mmHg; N: 121x/menit; P: 39x/menit; S: 37°C
Intervensi :
- Memberikan O2 dengan Nasal kanul 4L/menit
- Monitor TTV
- Mempertahankan bedrest, posisi netral, elevasi kepala tempat tidur
(15-30)
- Mengobservasi pola napas, frekuensi pernapasan, melakukan auskultasi
dada
- Memastikan jalan napas tidak ada hambatan
- Memantau hasil AGD
5. Pengkajian sekunder
A. Riwayat Penyakit sebelumnya: riwayat operasi mioma pada agustus 2010 dan tumor payudara 10 tahun yang lalu.
B. Tanda Vital
TTV: TD: 120/70 mmHg; N: 121x/menit; P: 39x/menit; S: 37°CC. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : CM
Wajah : Konjuctiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : perbesaran KGB (-),
Jantung : BJ I – II normal, mur-mur (-), gallop (-).
Paru : Vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral hangat
6. Pemeriksaan penunjang
GDS : 132 mg/dl.
Hb 11.9; Ht 37; Leukosit 8.4; trombosit 648; eritrosit 5.07
Ur 17; Cr 0.5
Na 140; K 4.47; Cl 96;
Enzim jantung: Ck 105; Ck-Mb 29; LDH 457; troponin T < 0.03
pH 7.453; pCO2 24; PO2 154.2; HCO3 16.4; sat O2 99.1 %; BE -5.4
Terapi medikasi :
- Promax 3x1
- Ranitidine 2x1 amp
- Opiphen 2x1
- Vometa 3x1
7. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b.d edema paru ditandai dengan sesak napas
DS: - klien merasa sesak napas
DO:
RR 39x/menit
penggunaan otot bantu napas (+)
foto thorax :efusi pleura kiri massif dipasang WSD pada pukul
18.00
b. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas miokard ditandai
dengan kelemahan dan pucat
DS: klien merasa lemas
DO:
Konjungtiva anemis, pasien terlihat agak pucat
TTV: TD: 120/70 mmHg; N: 121x/menit; P: 39x/menit; S: 37°C
8. Prinsip-prinsip tindakan (tindakan mandiri dan kolaborasi)
Diagnosa gangguan pertukaran gas
a. Auskultasi bunyi napas
b. Kaji pola napas dan penggunaan otot bantu
napas
c. Berikan posisi istirahat semifowler
d. Kolaborasi memberikan terap oksigen
Diagnosa penurunan curah jantung
a. Auskultasi nadi apical,
kaji frekuensi, irama jantung
b. Catat bunyi jantung
c. Palpasi nadi perifer
d. Pantau TTV
e. Berikan posisi istirahat
semifowler
f. Kolaborasi pemberian
medikasi dan oksigen
9. Monitor Klien
a. Monitor TTV klien
b. Pantau pernapasan klien
c. Pantau kinerja terapi medikasi
10. Evaluasi diri
Mahasiswa masih kurang kritis dan kurang tanggap akan masalah yang terjadi
pada klien. Mahasiswa harus lebih memonitoring perkembangan pasien
setelah diberikan medikasi. Mahasiswa harus dapat menegakkan prioritas
masalah pasien yang mengancam kehidupan agar penanganannya sesuai
dengan masalah yang ada.
RESUME IGD FATMAWATI
Enggar Ngudi Utami, 0606102386
Askep Ny.T (40 tahun), KAD
A. Anamnesa
1. Pengkajian primer
A : Jalan nafas bebas, tidak ada sumbatan
B : RR 28x/menit.
C : TD = 100/70 mmHg, N = 100x/menit, S : 37 oC, akral tangan dingin,
terdapat luka di kaki kiri
D : kesadaran soporokoma
2. Pengkajian sekunder
a. Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran : soporokoma GCS : 10
- Mata : Konjuctiva anemis (+), sklera ikterik (-)
- Ekstremitas : Akral tangan dingin, terdapat luka
di kaki kiri
- Leher : perbesaran KGB (-),
- Jantung : BJ I – II normal, mur-mur (-),
gallop (-). TD 100/70 mmHg, N 100, lemah
- Paru : Vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
- Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar tidak teraba
b. Riwayat penyakit sekarang : pasien mengalami penurunan
kesadaran secara tiba-tiba,
c. Keadaan umum: kesadaran soporokoma, terpasang infuse NaCL
0.9% 2 L pada 1 jam perama, RM 6L, kateter, NGT
d. Riwayat penyakit sebelumya : -
A. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran suporokoma, (pemeriksaan lihat pengkajian sekunder)
B. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Lab
GDS : 824 mg/dl.
AGD : pH 7.428 ; PaO2 201.3 ; PaCO2 13.6 ; HCO3 8.8 ; BE-12
Hb 9.2; Ht 30; Leukosit 41.1; trombosit 635; eritrosit 3.61
Ur 220; Cr 3.9
Na 128; K 5.63; Cl 90; keton 1.3
C. Masalah keperawatan Utama
1. Risiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
pernapasan kussmaul KAD
2. Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis)
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
4. Gangguan keseimbangan elektrolit b.d. diuresis osmotik
D. Intervensi Utama
A : mempertahankan kepatenan jalan napas
B : memberikan terapi Oksigen 6 lpm dengan NR mask, pantau hasil AGD
C: memberikan infus NaCl 0.9 % 2 L pada 1 jam pertama, pantau TTV klien,
monitor intake dan output
D : mengkaji peningkatan atau penurunan kesadaran pasien
top related