6. zoonosis

Post on 05-Jul-2015

396 Views

Category:

Health & Medicine

25 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ZOONOSIS

❧ Penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya.

❧ Ada ± 150 penyakit zoonosa di dunia. Di Indonesia terdapat lebih dari 50 zoonosis antara lain: rabies, pes, anthrax, taeniasis/cysticercosis, JE, leptospirosis, toxo plasmosis, bovine tubercullosis, schistosomiasis, dsb

KLASIFIKASI PENY. ZOONOSA :

1. HOST PENYAKIT

2. SIKLUS HIDUP AGENT PENYEBAB PENYAKIT.

Berdasarkan host, peny terdiri dari :

Anthropozoonoses : peny-peny yg ditularkan dari hewan vertebrata ke man (anthrax, rabies, taeniasis, pes, JE, leptospirosis, hantaan)

Zooanthroponoses: dari manusia ke hwn vertebrata (streptoccoci, staphylococci, influenza)

Amphixenoses: dari hwn vertebrata ke man atau sebaliknya (salmonellosis, filariasis malayi, schisto- somiasis.

Berdasarkan siklus hidup agent penyebabnya dibagi atas: (1)

Direct zoonoses: peny yg ditularkan dari hwn vertebrata ke hwn vertebrata lain, dg kontak langsung, atau kontak hasil muntahan, atau mel vektor mekanis ( rabies, bru- cellosis, anthrax)

Cyclo-zoonoses: peny dimana agent penybb memerlu- kan lebih dari satu host vert tanpa host invert (taeniasis, echinococcosis)

Berdasarkan siklus hidup agent penyebab, dibagi atas: (2)

Meta-zoonoses: peny dimana agent ditularkan o/ vektor invertebrata (biologis). Disini agent dpt tumbuh/berkem- bang biak atau tumbuh & berkembangbiak, sehingga perlu masa inkubasi u/ dpt ditularkan ke host vertebrata lain (pes, schistosomiasis).

Sapro-zoonoses: agent memerlukan host vertdan host yg tidak termasuk hewan (zat organik: makanan, tumbuhan, tanah), contoh mycosis, larva migrans.

Jadi mekanisme penyebaran penyakit zoonosa ada 4 cara yaitu :

❧ Direct-zoonoses : kontak langsung ------> rabies❧ Cyclo-zoonoses : host lebih dr. satu spesies tanpa

host inverteberata ---------> taeniasis❧ Meta-zoonoses : ditularkan vektor inverteberata.

-------> pes (plague) ❧ Sapro-zoonoses : perlu host verteberata dan host

yang tidak termasuk hewan (zat organik, makanan) ❧ ---------> mycoses.

Agent penyebab zoonoses:

1. Bacterial : anthrax, pes, leptospirosis, salmonelosis, brucellosis.

2. Viral : rabies, JE, influenza3. Rickettsial : Q fever, murine thypus4. Protozoal : toxoplasmosis, trypanosomiasis,

leishmaniasis5. Helminthic : echinococcosis, taeniasis/cysticercosis, schistosomiasis 6. Fungal : histoplasmosis, cryptococcosis, superficial dermatophytes7. Ectoparasites: scabies, myasis

Hewan-hewan yg perlu diwaspadai :

❧ Ternak: sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi (anthrax, brucellosis, JE, taeniasis/cyst, nipah, BSE/CJD, Rift Valley fever)

❧ Hewan peliharaan: Anjing, kucing, kera (rabies, toxoplas- mosis, leptospirosis, TBC, ebola, herpes B virus)

❧ Burung: ayam, merpati, kenari, walet (avian influenza, histoplasmosis, toxoplasmosis, salmonellosis)

❧ Hewan liar: serigala, harimau, musang, tikus, kelelawar (rabies, pes, leptospirosis, hantaan, nipah virus, histoplas-

mosis)

R A B I E SPENYAKIT ANJING GILA

❧Definisi : Penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat, disebabkan

oleh virus rabies, menyerang hewan berdarah panas termasuk manusia, yang ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing, kera, kelelawar, dan selalu diakhiri dengan kematian.

Etiologi :

Virus rabies termasuk golongan Rhabdovirus dan genus Lyssa virus, berbentuk seperti peluru. Dapat mati dengan zat-zat pelarut lemak, seperti sabun, deterjen, chloroform, aether, dsb.

Vektor / Sumber penularan :

❧ Sebagai vektor utama di Indonesia adalah : Anjing ( 98%), kucing, kera. Di Dunia adalah : Kelelawar, foxes, skunk (musang), raccoon (kucing liar), jackal (serigala) dan mongoose (sejenis tikus).

Cara penularan :

❧ Penularan rabies kepada manusia maupun hewan lainnya melalui luka gigitan, jilatan pada kulit yang lecet, selaput lendir mulut, hidung, mata, anus dan genitalia.

❧ Penularan dari orang ke orang (langsung) mungkin dapat terjadi melalui saliva penderita rabies, tetapi belum pernah dilaporkan di Indonesia dan transplantasi kornea mata.

Masa inkubasi :

❧ Pada manusia bervariasi, biasanya berkisar antara 2 - 8 minggu kadang-kadang 9 hari sampai 1 tahun, tergantung keadaan luka gigitannya, lokasi luka gigitan, jumlah virus dan strain virus.

❧ Pada hewan berkisar antara 15 - 50 hari.

Gejala klinis :

❧ Ada 4 stadium : 1. Stadium prodromal 2. Stadium sensoris 3. Stadium eksitasi 4. Stadium paralyse

ad.1. Stadium prodromal :❧ Demam, sakit kepala, malaise, anoreksia, nausea.

ad.2. Stadium sensoris :❧ Penderita gugup, anxietas, hypertonus sympatis :

hyperhydrosis, hypersalivasi, hyperlacrimasi dan dilatasi pupil.

ad.3. Stadium eksitasi :❧ Penderita gelisah, sering kaget, sakit kepala yang berat,

aerophoby, photophoby dan hydrophoby (gejala khas).

ad.4. Stadium paralyse :❧ Inkontinentia urine, paralyse ascendens, koma lalu meninggal.

Diagnosis :

❧ Duration of illnes rabies pada manusia sangat singkat ( 2 - 3 hari) dengan gejala klinis spesifik hydrophobia.

❧ Diagnosa ditegakkan dari anamnesa (riwayat pernah digigit hewan penular rabies) dan gejala klinis yang spesifik.

❧ Diagnosa laboratorium dengan pemeriksaan terhadap spesimen hypocampus, preparat sentuh kornea, kelenjar air liur dan air liur; dengan :

- Mikroskopik --> untuk menemukan Negri Bodies dengan pewarnaan Seller - FAT --> untuk menemukan adanya antigen rabies - Biologi test --> untuk isolasi virus rabies - Kombinasi Biologi test dan FAT.

Pengobatan :

❧ Sampai saat ini belum ada obatnya.

Pencegahan :

❧ Pencegahan rabies pada manusia --> penanganan kasus gigitan hewan tersangka rabies, dengan :

- Anamnese terhadap kasus gigitan - Perawatan luka gigitan melalui pencucian luka gigitan

dengan air dan sabun selama 10 menit, lalu diberi alkohol 70% atau betadine.

- Pengobatan Pasteur (post-exposure treatment) dengan pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau kombinasi antara vaksin dan Serum Anti Rabies (SAR).

❧ Pencegahan rabies pada hewan : - Vaksinasi hewan-hewan penular rabies terutama anjing yang dipelihara / berpemilik dengan VAR hewan - Eliminasi anjing yang tidak berpemilik dengan pemberian racun strichnine

PROGRAM PEMBEBASAN RABIES

❧Tujuan program : Membebaskan rabies di Indonesia baik pada hewan maupun

manusia, dengan cara menekan kasus rabies pada hewan dan manusia menjadi nol.

Kebijaksanaan Program :

❧ Melaksanakan kegiatan program secara terpadu antara Deptan, Depkes dan Depdagri.

❧ Pencegahan rabies pada manusia dengan penanganan kasus gigitan hewan tersangka/rabies sedini mungkin.

❧ Pencegahan penularan rabies dari hewan kepada manusia dengan vaksinasi rabies dan eliminasi anjing.

❧ Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam penanganan kasus gigitan hewan tersangka/rabies.

❧ Peningkatan peran serta masyarakat untuk program pembebasan rabies.

Strategi program :

❧ Koordinasi lintas sektor mulai dari tingkat pusat sampai tingkat kecamatan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program

❧ Menyediakan VAR dan SAR untuk menangani kasus gigigtan hewan tersangka rabies

❧ Menyediakan VAR hewan untuk pelaksanaan vaksinasi dan racun strichnine untuk pelaksanaan eliminasi

❧ Pelatihan kepada petugas kesehatan dan vaksinator hewan❧ Menyediakan bahan-bahan penyuluhan untuk meningkatkan

PSM

UPAYA - UPAYA YANG DILAKUKAN :

❧ Penatalaksanaan kasus gigitan hewan tersangka / rabies❧ Pelatihan teknis dan managemen pengelolaan rabies secara

strategis. ❧ Pelatihan kader dan orientasi tokoh masyarakat.`❧ Penyedian bahan, sarana dan biaya operrasional.❧ Pelak.operasional (perawatan luka gigitan,pengobatan Pasteur)❧ Peningkatan penyuluhan kesehatan masyarakat. ❧ Pemantauan, pengendalian dan pengendalian (Bimtek,

Supervisi, Pelaporan). ❧ Penajaman dan penetapan prioritas sasaran wilayah. ❧ Membentuk “RABIES CENTER” (Pusat Pelayanan Rabies di

Puskesmas / RS).❧ Pertemuan lintas sektoral (Pembentukan TIKOR Rabies).

0

20 00

40 00

60 00

80 00

1 00 00

1 20 00

1 40 00

1 60 00

1 80 00

jumlah

tahun

RABIES DI INDONESIA 1995-2000

KAS US G IGITAN 1 54 12 1 73 41 1 42 70 1 48 05 1 16 99 1 20 68

VA R/ VAR& SAR 78 26 86 18 90 21 81 06 59 66 67 19

LYSS A 75 65 50 84 1 28 1 10

19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00

Definisi :

Penyakit Pes / Sampar / Plague adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis , ditularkan melalui gigitan pinjal tikus (flea).

Penyebab penyakit (agent) : Yersinia pestis (Pasteurilla pestis)

Reservoir : - Hewan rodent (kelinci, tikus). - Kucing.

Vektor : Pinjal (Xenopsylla cheopis , Culex iritans Neopsylla sondaica ,Stivalius cognatus)

Cara penularan :

1. Wild rodent----> Flea ----> Human Direct contact

2. Domestic rodent -----> Flea -----> Human3. Wild rodent --> Flea --> Domestic rodent | Human <------- Flea 4. Human -----> Human flea -----> Human

droplet

5. Human --------------> Human

Masa inkubasi :

Pes tipe bubo : 2 - 6 hari.Pes tipe paru - paru : 2 - 4 hari

Diagnosa:

1 . Gejala klinis :❧ Demam tanpa sebab-sebab yang jelas (FUO).❧ Pembengkaan kelenjar getah bening (mringkil/bubo)

pada lipat paha, ketiak atau sekitar leher.❧ Demam tinggi, sesak napas, batuk tanpa atau disertai

darah mendadak.

2. Laboratorium :

❧ Pemeriksaan serologis (HA & HI).❧ Pemeriksaan bakteriologi Kultur, Phage, Kimiawi & Uji gula)

Pengobatan :

Tersangka pes :❧ Tetracycline 4 x 250 mg selama 5 hari.❧ Chloramphenicol 4 x 250 mg selama 5 hari

Penderita pes :❧ Streptomycine 3gr/hr (IM) selama 2 hr,

dilanjutkandengan Streptomycine 2 gr / hr selama 5 hr.

❧ Setelah panas hilang dilanjutkan dengan pemberian :Tetracycline 4-6 gr/hr selama 2 hr.

Chloramphenicol 6-8 gr/hr selama 2 hr.

Tujuan program pemberantasan Pes :

❧ Mempertahankan kasus kematian karena pes tetap 0 (nol) kasus.❧ Mencegah penularan pes dari daerah fokus ke daerah lain.❧ Memantau daerah yang pernah terjangkit pes .❧ Mencegah & menangkal masuknya pes dari luar negeri ke Indonesia.

Kebijaksanaan & Strategi :

1. Peningkatan surveilans di daerah fokus & terancam serta derah bekas terjangkit pes.

2. Pengobatan kepada tersangka/penderita pes3. Kewaspadaan dini :

- Monitoring indikator SKD- Deteksi dini secara klinis / Lab.-Menekan populasi pinjal

4. Meningkatkan fungsi laboratorium / petugas.

Upaya - upaya yang dilakukan :

❧ Mencegah & menangkal penularan Pes pada manusia dan hewan di daerah fokus, bekas fokus, potensial terjangkit pes.

❧ Mencegah & memberantas Pes hingga tidak ada kematian, menurunkan angka kesakitan, mencegah KLB / Wabah Pes.

❧ Surveilans aktif dan pasif terhadap manusia rodent, pinjal, pengobatan enderita/tersangka,pemberantasan vektor dan lingkungan.

❧ Peningkatan kualitas & kuantitas sumber daya manusia.

❧ Melaksanakan assesment pes pd daerah fokus, teran- cam dan pernah terjangkit secara periodik.

HASIL PEMERIKSAAN SPESIMEN PES PADA MANUSIA,TAHUN 1997-2000

1

10

100

1000

JAWA TENGAH 167 1 167 1 369 9

JAWA TIMUR 226 2 4 0 25 0 0 0

D.I.YOGYAKARTA 0 0 0 0 0 0

JAWA BARAT 0 0 0 0 0 0

PERIKSA1997

POSITIFPERIKSA

1998POSITIF

PERIKSA1999

POSITIFPERIKSA

2000POSITIF

HASIL PEMERIKSAAN SPESIMEN PES PADA RODENT,TAHUN 1997-2000

1

10

100

1000

10000

JAWA TENGAH 151 0 151 0 118 1 556 0

JAWA TIMUR 2069 0 1617 0 2322 0 177 0

D.I.YOGYAKARTA 254 0 162 0 175 0

JAWA BARAT 0 0 0 0 110 0

PERIKSA1997

POSITIFPERIKSA

1998POSITIF

PERIKSA1999

POSITIFPERIKSA

2000POSITIF

Definisi :

Anthraks adalah penyakit zoonotic yang bersifat akut atau perakut , menyerang hewan pemamah biak , binatang buas , maupun manusia dan dapat menimbulkan kematian yang tinggi

AGENT :

Bacillus anthracisGram positif, bentuk batang , berspora ,non motil.

Sumber Penularan :

❧ Herbivora : sapi , kerbau , kambing , kuda , domba dll

❧ Burung unta❧ Lingkungan : tanah, sayur-sayuran , air yang tercemar spora anthraks

Cara penularan :

❧ Kontak langsung dengan spora anthraks yang ada di tanah/rumput , hewan yang sakit , maupun bahan-bahan yang berasal dari hewan sakit spt. kulit , daging , tulang dan darah.❧ Menghirup spora anthraks.❧ Mengkonsumsi daging hewan yang sakit atau produk asal hewan spt. dendeng, abon dll

Masa inkubasi :

Bervariasi tergantung pada tipe penyakitanthraks :❧ Anthraks kulit : 1 - 5 hari.❧ Anthraks pencernaan : 2 - 5 hari.❧ Anthraks pernapasan : 1 - 5 hari.

Gejala klinis

1. Anthraks kulit (Cutaneous Anthrax)- Kulit melenting , gatal .- Lepuh berisi cairan jernih- Timbul jaringan nekrotik dengan eschar di bagian

tengah2. Anthraks pencernaan (Gastrointestinal Anthrax)

- Sakit perut hebat , mual , muntah.- Panas tinggi , berak darah / muntah darah.- Meninggal dalam 1 - 2 hari bila tidak diobati

3. Anthraks pernapasan (Pulmonary Anthrax) : - Badan lemah , batuk , sesak napas & gangguan pernapasan berat. Meninggal dalam waktu 24 jam.

4. Anthraks selaput otak (Meningitis Anthrax) : - Komplikasi dari ketiga tipe anthraks (kulit,pencernaan & pernapasan). - Panas tinggi , muntah , sakit kepala hebat , kejang , & kaku kuduk.

Diagnosa :

Berdasarkan Gejala klinis & pemeriksaan laboratorium : Gejala klinis tergantung dari tipe anthraks Laboratorium : - Sediaan apus

- Serologis : Ascoli test, FAT & ELISA - Biologi : Hewan percobaab ,biakan jaringan ,

& kultur.

Pengobatan :

Drug of choise : Penicilline1. Anthraks kulit : - Procain penicilline 2 x 1,2 juta IU im , 5-7 hari. - Benzyl penicilline 250.000 IU tiap 6 jam.2. Anthraks pencernaan & pulmonal : - Penicilline G 18 - 24 juta IU , IVFD. - Streptomycine 1 -2 gram ---> tipe pulmonal - Tetracycline 1 gram ----> tipe pencernaan

Tujuan program pemberantasan anthraks :

❧ Menurunnya angka kematian dan kesakitan karena anthraks.

❧ Tercegahnya penularan anthraks dari hewan ke manusia.❧ Tercegahnya perluasan daerah endemis anthraks &

masuknya anthraks dari negara lain.

Kebijaksanaan / strategi :

❧ Peningkatan surveilans dan SKD di daerah endemis & terancam.

❧ Penemuan dini dan pengobatan terhadap penderita & tersangka anthraks.

❧ Penyuluhan kepada masyarakat.❧ Pengawasan bahan makanan & produk hasil hewan.❧ Kerjasama lintas sektor dengan sektor peternakan.

Upaya - upaya yang dilakukan :❧ Mencegah penularan kpd manusia dan menurunkan

angka kematian dan kesakitan karena antraks.❧ Mencegah & memberantas antraks hingga tidak ada

kematian antraks dan menurunkan angka kesakitan.❧ Mencegah KLB/Wabah antraks (penemuan penderita

dan pengobatan). ❧ Meningkatkan SKD dan upaya pencegahan dan

pemberantasan antraks dgn kerjasama LS termasuk penyuluhan kesehatan.

❧ Surveilans pada manusia, hewan, lingkungan, pengobatan penderita).

❧ Pengawasan bahan makanan & asal produk asal hewan

KASUS ANTRAKS PADA MANUSIA DI INDONESIA, TAHUN 1996 - 2001

0

5

10

15

20

25

30

35

Jaw a Barat 28 0 11 0 0 0 13 0 32 0 22 2

Jaw a Tengah 2 0 0 0 3 0 5 0 2 0 0 0

NTB 3 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0

NTT 18 0 7 0 17 0 29 1 0 0 0 0

P1996

MP

1997M

P1998

MP

1999M

P2000

MP

2001M

Taeniasis : penyakit zoonosa parasiter yang disebabkan oleh cacing pita yang tergolong dalam Genus Taenia (T.saginata,T.solium & T.asiatica) pada manusia

Cysticercosis : infeksi oleh bentuk larva T.solium (Cysticercus cellulosa) atau T.asiatica (jarang terjadi pada

manusia).Neurocysticercosis : infeksi tersebut berlangsung pada sistim

syaraf pusat

Etiologi : - Taenia solium - Taenia saginata

- Taenia asiatica (pada manusia)

Hospes definitf T.solium & T.saginata : manusia

Hospes perantaraT.solium & T.saginata : manusia, babi

& sapi

CARA PENULARAN : MELALUI :1. MAKANAN (MEMAKAN DAGING YANG MENGANDUNG LARVA ) >>>>>> DAGING SAPI (CYSTICERCOSIS BOVIS). >>>>>> DAGING BABI (CYSTICERCOSIS CELLULOSA, SAGINATA ASIATICA).

2. MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERCEMAR TELUR-TELUR : CACING T. SOLIUM, T. SAGINATA ASIATICA.

3. MELALUI ANO ORAL >>>>>> KEBERSIHAN TANGAN YANG KURANG DARI PENDERITA T.SOLIUM.

MASA INKUBASI : 8 - 14 MINGGU

CACING PITA DEWASA TAHAN HIDUP SAMPAI 25 TAHUN DALAM USUS

GEJALA KLINIS

TAENIASIS❧MUAL, LEMAH, BERAT BADAN MENURUN, NAFSU MAKAN TURUN,

KONSTIPASI, SAKIT KEPALA, PUSING, DIARE, PRURITUS ANI.❧PENINGKATAN EOSINOFIL.

SISTISERKOSIS❧GEJALA KLINIS TERGANTUNG DARI JUMLAH, UMUR DAN LOKASI

DARI KISTA.❧NODULE SUBCUTAN

NEUROSISTISERKOSIS❧EPILEPSI, SAKIT KEPALA, MUNTAH.

❧CALSIF IKASI DALAM OTAK.

DIAGNOSA :

❧ANAMNESA DAN GEJALA KLINIS ❧LABORATORIUM :

TINJA (MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS)

SEROLOGIS (ELISA DAN IMMUNOBLOT)

LUMBAL PUNKSIBIOPSI NODULE SUBCUTAN

❧PEMERIKSAAN CT - SCAN.

PENGOBATAN :

Taeniasis :Praziquantel dg dosis : 100 mg/Kg BB (Dosis tunggal)

Sistiserkosis :❧Praziquantel 50 mg/Kg BB / hari (dosis tunggal)

dibagi 3 dosis per oral selama 15 hari.❧Albendazole 15 mg/Kg BB / hari (dosis tunggal)

dibagi 3 dosis per oral selama 7 hari

Neurosistiserkosis :Praziquantel 50 mg/Kg BB / hari (dosis tunggal)

dibagi 3 dosis per oral selama 15 hari.Albendazole 15 mg/Kg BB / hari (dosis tunggal)

dibagi 3 dosis per oral selama 30 hari.

TUJUAN :

❧Menurunkan angka kesakitan Taeniasis.❧Menurunkan angka kematian Neuro-

sistiserkosis ❧Mencegah penularan Taeniasis/Sistiserkosis

❧pada manusia

KEBIJAKSANAAN

❧PENEMUAN PENDERITA/TERSANGKA TAENIASIS/MELALUI PENGAMATAN AKTIF DAN PASIF

❧PENGOBATAN PENDERITA TAENIASIS DAN PENDERITA TERSANGKASISTISERKOSIS

❧MENGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT

❧KERJASAMA LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL DALAM UPAYA PEMBERANTASAN

TAENIASIS/SISTISERKOSIS

❧ADVOKASI KEPADA PEMDA DAN DPRD

KASUS TAENIASIS/CYSTICERCOSIS DI INDONESIA,TAHUN 1998 - 2000

1

10

100

1000

10000

BALI 48 0 11 0 28 0

IRIAN JAYA 1682 1 1764 0 172 0

SUMUT 0 0 0 0 0 0

NTT 484 0 0 0 0 0

K1998

MK

1999M

K2000

M

❧ Penemuan penderita dan pengamatan aktif (kunjungan ke rumah) dan pasif (kunjungan penderita/ tersangka di sarana kesehatan).

❧ Peningkatan pengobatan penderita melalui pelatihan petugas dalam mendiagnosa dan penatalaksanaan kasus.

❧ Penyuluhan Kesehatan Masyarakat tentang pemakaian jamban keluarga, pengetahuan daging sehat, personal hygiene dan pengandangan ternak.

Upaya - upaya yang dilakukan :

LEPTOSPIROSIS

❧ Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Leptospira Sp. karena kontak dengan urine tikus yg mengandung Leptospira atau air, lumpur yg terkonta minasi kuman ini dg menembus kulit lecet atau mukosa.

Agent penyebab:

Bakteri berbentuk spiral dari genus Leptospira, ordo Spirochaetales , famili Trepanometaceae.

Sumber penularan : Tikus, babi, sapi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, burung, landak, kelelawar, tupai dan rubah.

Reservoir : tikus.

Cara penularan :

❧Kontak dg air, tanah/lumpur, tanaman yg tercemar air seni he- wan penderita leptospirosis.

❧Masuk kedlm tubuh melalui slpt lendir/mukosa (mata, hidung, atau kulit yg lecet).

❧Melalui saluran pencernaan dari makanan yang terkontaminasi oleh urine tikus yang terinfeksi Leptospira, tetapi jarang terjadi..

MASA INKUBASI

Berlangsung 4 - 19 hari, rata-rata 10 hari.CFR bisa mencapai 2,5 - 16,45 % (rata-rata 7,1 %).

GEJALA KLINIS

Stadium pertama :❧Demam, menggigil, sakit kepala, malaise, muntah,

kongyungtivitis.❧Rasa nyeri pada otot betis (M. Gastrocnemius) dan

punggung.Stadium kedua :❧Stadium ini biasanya telah terbentuk antibody didalam

tubuh penderita.❧Apabila gejala ini berlanjut dapat terjadi meningitis.❧Biasanya stadium terjadi pada minggu kedua dan keempat.

DIAGNOSA

Berdasarkan gejala klinis dengan dikuatkan hasil pemeriksaan Laboratorium berupa :Pemeriksaan mikroskopis :-mikroskopis lapangan gelap-Immunofluorescent technique.Isolasi agent dari darah/urine penderita.Pemeriksaan serologi

PENGOBATAN

❧Dilakukan pemberian antibiotik broad spectrum seperti Penicillin, Syreptomycin, Tetracycline atau Erythromycin.

UPAYA-UPAYA YG. DILAKUKAN

❧Meningkatkan surveillance didaerah rawan banjir.

❧Membuat pedoman teknis Surveillance, Diagnosa Klinis, Diagnosa Laboratoris dan Penatalaksanaan kasus.

❧Pengumpulan data dasar untuk mengetahui besarnya masalah kesehatan masyarakat.

top related