5 tokoh psikologi kepribadian

Post on 06-Jul-2015

571 Views

Category:

Education

8 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Psikologi Kepribadian

Di susun oleh

Uswatun Hasanah

Putri Sekar Wangi

Octafia Bella Saputri

Ridha Ryanti

J. BAHNSEN (1830-1881)Bahnsen berpendapat bahwa kepribadian ditentukan oleh tiga macam keadaan kejiwaan, yaitu :1. Tempramen dan kemauaan2. Posodynie3. Daya Susila

1. Tempramen : ditentukan oleh empat faktor yaitu spontanitas, reseptivitas, impresionabilitas, dan reaktivitasSpontanitas itu sendiri adalah nampak jika orang menentukan sikap atau tindakan terlapas dari pengaruh orang lain, jadi benar-benar dari diri sendiri tanpa adanya paksaan dari orang luar. Spontanitas terbagi lagi jadi dua yaitu

yang kuat dan yang lemah.

Reseptivitas yaitu cara bagaimana orang menerima kesan, apakah cepat atau lambat.

Impresionabilitas yaitu mendalam atau tidaknya pengaruh sesuatu keadaan terhadap jiwa. Ada dua macam impresionabilitas yaitu yang mendalam dan yang tidak mendalam.

Reaktivitas yaitu lama atau tidaknya sesuatu kesan mempengaruhi kesan. Ada dua macam reaktivitas yaitu yang lama dan yang tidak lama.

Dari keempat faktor di atas dapat ditemukan 16 macam kombinasi sehingga terdapat 16 macam variasi tempramen yang terdiri dari empat macam tempramen yaitu :

a. Golongan temperamen cholerisb. Golongan tempramen sanguinisc. Golongan tempramen phlegmatisd. Golongan tempramen anamatisch

Tempramen Bahnsen dikelompokan menjadi 4 yaitusponanitas kuat, reseptivitas cepat : cholerisimpresionabilitas tak mendalam, reaktivitas tak lama : sanguinisreseptivitas lambat, reaktivitas lama ; phlegmatisspontanitas lemah, impresionabilitas mendalam ; anamatisch

2. PosodynePosodyne ialah ketabahan manusia dalam menghadapi kesukaran atau dalam penderitaan. Posodyne ada 2 macam yaitu :a. Posodyne kuat : kesabaran serta keteguhan hati dan kepercayaan akan datangnya hari yang baik. b. Posodyne lemah :cepat berputus asa, berkeluh kesah, cepat kehilangan kepercayaan terhadap datangnya hari yang lebih baik.

3. Daya SusilaYaitu kemampuan manusia untuk membedakan dan meyakini hal-hal yang baik dan yang buruk serta untuk mengatur tingkah lakunya sesuai dengan hal tersebut.

E. MEUMAN (1862-1915)

Dalam bukunya Intelligenz und Wille. Berpandangan voluntaristis yaitu watak diberinya batasan sebagai disposisi kemauan yang manisfes dalam perbuatan, maka pembahasan tentang watak dapat dikerjakan dengan melalui pembahasan kemauan. Ada tiga aspek pokok : 1. Aspek yang mempunyai dasar kejasmanian 2. Aspek akfektif 3. Aspek kecerdasan

HEYMANS Menurutnya manusia itu sangat berlain-lainan kepribadiannya, dan tipe-tipe kepribadian itu banyak macamnya secara garis besar dapat dikelompokan, ada tiga macam kualitas kejiwaan, yaitu :A. EmosiaonalitasB. Proses pengiring C. Aktivitas

ESWALD

Dia berpandangan psikiatrik bahwa pendapat dia sangat berbeda antara tempramen dan watak 1. Tempramen adalah konstitusi psikis yang berhubungan dengan konsitusi jasmani . Keturunan sangat berperan penting sedangkan pengaruh pendidikan dan lingkungan tidak ada.

2. Watak terbagi menjadi dua yaitu watak yang dibawa sejak lahir dan watak yang diperoleh.Watak yang dibawa sejak lahir yaitu aspek yang merupakan dasar dari watak, watak genotip ini sangat erat hubungannya dengan keadaan fisiologis, yakni susunan saraf pusat.Watak yang diperoleh yakni watak yang dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman dan pendidikan.

SPRANGERPokok-pokok fikiran menurut spranger:

1. Dua macam roha. Roh subjektif : roh yang terdapat pada setiap individub. Roh objektif : roh seluruh umat manusia merupakan kebudayaan yang telah terjelma dan berkembang selama berabad-abad bersama manusia-manusia individual.

2. Hubungan antara roh subjektif dan roh objektif yaitu roh yang berhubungan secara timbal balik .Roh subjektif yang mengandung nilai-nilai yang terdapat pada masing-masing individu, roh subjektif terbentuk dan berkembang dengan memakai roh obyektif sebagaimana norma. Roh obyektif mengandung unsur-unsur yang mendapat pengakuan umum sebagai hal-hal bernilai karena diberi kedudukan yang tinggi.

3. Lapangan-Lapangan Hidup dipandang sebagai sistem nilai-nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai kebudayaan yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu.

top related