4814 skripsi (repaired)
Post on 24-Apr-2015
63 Views
Preview:
TRANSCRIPT
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan masyarakat yang semakin banyak merupakan akibat dari
kebutuhan manusia yang tidak terbatas yang diikuti dengan kecanggihan
teknologi sehingga perkembangan dunia usaha semakin meningkat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan timbul persaingan yang kompetitif.
Perusahaan yang kuat akan bertahan hidup sebaliknya yang tidak mampu bersaing
kemungkinan akan dilikuidasi atau mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu,
untuk dapat menghadapi perubahan yang terjadi, perusahaan tentu saja perlu
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang diantaranya meliputi perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian secara baik sehingga sasaran utama
perusahaan dapat tercapai. Disamping itu pula perusahaan perlu melakukan
pengelolaan modal dengan baik agar tersedia modal yang cukup dalam
melaksanakan peningkatan kegiatan operasi, seperti menambah tenaga kerja,
mesin, dan lain-lain, ataupun dalam perluasan usaha.
Salah satu bentuk pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar (modal
kerja) adalah kebijakan mengenai modal kerja. Modal kerja adalah dana yang
digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari. Penetapan
besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda. Kegiatan
penyediaan modal tersebut bersifat dinamis sehingga harus disesuaikan dengan
perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja yang telah ditetapkan
merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan
1
1
masalah likuiditas perusahaan.
Penetapan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda,
salah satunya bergantung pada jenis perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam
mengelola jumlah modal secara tepat akan mengakibatkan keuntungan, sedangkan
akibat dari penanaman modal kerja yang kurang tepat akan mengakibatkan
kerugian. Agar dapat menilai posisi keuangan suatu perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban– kewajibannya, maka perlu digunakan alat analisis
yang dinamakan rasio Likuiditas, artinya rasio yang memperlihatkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.
Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan menimbulkan situasi
likuit, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat
timbulnya aktiva lancar atau dana yang menganggur. Semua ini akan berpengaruh
kepada jalannya operasi perusahaan yang pada akhirnya akan mengurangi
keuntungan atau laba yang seharusnya diperoleh perusahaan pada periode yang
bersangkutan. Pengelolaan modal kerja yang baik selain akan lebih memperlancar
aktivitas perusahaan juga dapat meningkatkan keberhasilan usaha untuk meraih
keuntungan yang diharapkan.
Kenaikan dalam modal kerja mungkin ditunjukkan dalam penjualan,
persediaan, hutang, dan adanya kenaikan dalam modal kerja ini akan
diinterprestasikan bergantung pada sumber-sumber yang menyebabkan kenaikan
tersebut. Apabila seluruh perubahan tersebut semuanya berasal dari hasil operasi
perusahaan, maka hal ini akan dinilai sebagai hal yang amat baik atau
menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan modal kerja yang berasal dari
pengeluaran hutang jangka panjang, sehingga pertambahan modal kerja akan
2
mempengaruhi peningkatan likuiditas ( Arthur J. Keown, 2010, Hal. 240).
Adapun data yang diperoleh dari penulis mengenai modal kerja dan
current ratio sebagai salah satu rasio likuiditas yang terdapat dalam perusahaan
manufaktur di BEI adalah sebagai berikut :
Tabel I.1Data Modal Kerja dan Current Ratio
NO EMITENModal Kerja Current Ratio
2008 2009 2010 2008 2009 2010
1 ADES -56,009 43,938 44,626 51,39 248,37 151,14
2 AISA -41,786 63,986 147,715 88,54 117,26 128,50
3 CEKA 351,913 297,880 338,657 735,07 489,45 249,79
4 DAVO 1,213,358 724,087 867,303 2.749,63 11.370,79 17.183,28
5 DLTA 400,616 482,665 408,948 378,94 470,36 352,50
6 FAST 86,437 172,532 231,410 137,90 153,79 170,82
7 INDF -1,663,739 1,795,851 10,218,876 89,77 116,09 203,65
8 MLBI -36,331 -290,712 -147,019 93,53 65,89 74,34
9 MYOR 915,053 986,194 1,644,520 218,87 229,04 258,08
10 PSDN 100,377 74,253 84,279 278,29 156,27 162,42
11 PTSP 2,630 5,708 4,622 108,74 116,89 112,96
12 SIPD 422,863 434,225 412,349 228,38 202,10 172,76
13 SKLT 41,625 41,404 48,529 170,52 189,02 222,15
14 SMAR 1,975,142 1,596,866 2,162,552 172,24 157,97 152,68
15 STTP 50,142 75,734 120,870 122,64 168,85 170,92
16 ULTJ 380,744 429,048 461,869 185,39 211,63 201,79
Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan dari data diatas diketahui ada beberapa perusahaan
mengalami penurunan yang menggambarkan bahwa asset lancar yang diperoleh
dari perusahaan lebih kecil dari hutang lancar sehingga perusahaan kesulitan
dalam membayar hutangnya dengan asset lancar yang diperoleh perusahaan,
dimana tingkat modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup
dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali ke bentuk
semula yaitu kas dan piutang dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat
beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang
atau jasa yang dibutuhkan. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan
3
syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi pelanggan (Djarwanto, 2005:116-
117).
Untuk nilai current ratio bahwa hampir semua perusahaan mengalami
kenaikan nilai current ratio, tetapi masih ada beberapa perusahaan yang
mengalami penurunan nilai current ratio, sementara teori rasio lancar yang tinggi
berarti perusahaan dalam kondisi baik, karena rasio lancar yang tinggi
mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan dengan baik
dengan membiarkan aktiva dalam bentuk lancar yang cenderung memberikan
imbal hasil yang rendah (Martono dan Harjito, 2001: 135)
Faurani (2004) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh modal
kerja terhadap current ratio pada Koperasi Dharma Wanita “Mandalika” Mataram
Nusa Tenggara Barat. Dalam penelitian ini menggunakan rasio lancar, modal
kerja. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa modal kerja tidak berpengaruh
terhadap current ratio dan pada Koperasi Mandalika akan tetapi dapat juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat mengidientifikasi
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Terjadi penurunan modal kerja pada beberapa perusahaan dari tahun 2008-
2010 yang diakibatkan oleh menurunnya tingkat penjualan pada beberapa
4
perusahaan.
2. Terjadi menurunnya tingkat likuiditas yang diukur dengan current ratio
pada beberapa perusahaan dari tahun 2008-2010 yang disebabkan oleh
beberapa perusahaan dalam mengelola keuangannya kurang baik dengan
membiarkan aktiva dalam bentuk lancar yang cenderung memberikan
imbal hasil yang rendah.
3. Penurunan dan kenaikan nilai modal kerja pada beberapa perusahaan tidak
diikuti oleh kenaikan dan penurunan nilai current ratio
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka peneliti membatasi masalah
penelitian ini mengenai likuiditas yang diukur atau proxy yang digunakan adalah
current ratio
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah
penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh modal kerja terhadap current ratio.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
modal kerja secara terhadap current ratio.
5
Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :
1. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan didalam menambah ilmu
pengetahuan dan pengembangan wawasan bidang akuntansi keuangan dan
pasar modal, khususnya tentang modal kerja, perputaran modal kerja dan
pengaruhnya terhadap likuiditas.
2. Bagi Investor/Calon Investor, sebagai bahan masukan didalam menilai
kredibilitas perusahaan yang terdaftar di bursa dan pembuatan kebijakan-
kebijakan di bursa.
3. Bagi Peneliti lainnya, sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya
didalam melakukan penelitian lanjutan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis
1. Modal Kerja
Mengenai pengertian modal kerja, dikemukakan oleh beberapa ahli, antara
lain: Eugene. F Brigham, Joel. F Houston (2006:13 1) Modal kerja, atau kadang
kadang disebut juga modal kotor, sebenarnya adalah aktiva lancar yang digunakan
dalam operasi. Alwi (1994:1-2) mengemukakan bahwa : Modal kerja
mengandung dua pengertian pokok yaitu Gross Working Capital yang merupakan
selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu (Riyanto,
1995:57-58):
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertahan dalam
unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali
berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimulai dari yang
tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek.
Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari
jumlah aktiva lancar.
2. Konsep kualitatif
Dalam konsep ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya
jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Dengan
demikian maka sebagian dari aktiva lancar harus disediakan untuk
7
7
memenuhi dana dalam membagikan aktiva lancar ini tidak boleh
digunakan untuk membayar operasi perusahaan untuk menjaga
likuiditasnya.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dalam menghasilkan
penghasilan langsung (current income). Dan pengertian modal kerja
menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan pada suatu periode tertentu.
Pada dasarnya, dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya
akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan,
tetapi tidak semua dapat digunakan untuk menghasilkan laba periode ini, ada
sebagian yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa
yang akan datang.
2. Pentingnya Modal Kerja
Modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan, disamping
memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien
dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan juga akan memberikan
beberapa keuntungan (Munawir,2001 :16) yaitu :
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai
dari aktiva lancar.
2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar
semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
8
3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara
“Credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya
bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk menghadapi
situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan, banjir dan
kebakaran.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para
pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para
pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para
pembeli yang baik untuk membiayai perusahaannya.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja
Kebutuhan perusahaan akan modal tergantung pada faktor faktor sebagai
berikut (Tunggal.1995:96-101)
1. Sifat atau jenis perusahaan
Kebutuhan modal kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang
dijalankan perusahaan.
2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan memperoleh barang
yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut.
3. Cara-cara atau syarat-syarat pembelian dan penjualan
Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian
dan penjualan. Makin banyak diperoleh syarat kredit untuk membeli
bahan dari pemasok maka lebih sedikit modal kerja yang ditanamkan
dalam persediaan.
4. Perputaran persediaan
Makin cepat persediaan berputar maka makin kecil modal kerja yang
9
diperlukan. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk
memelihara jumlah, jenis, dan kualitas barang yang sesuai dan mengatur
investasi dalam persedian. Disamping itu biaya yang berhubungan
dengan persediaan juga berkurang.
5. Perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi jangka waktu penagihan
piutang. Apabila penagihan piutang dilakukan secara efektif maka tingkat
perputaran piutang akan tinggi sehingga modal kerja tidak akan terikat
dalam waktu yang lama dan dapat segera digunakan dalam siklus usaha
perusahaan.
6. Siklus Usaha (Konjungtor)
Dalam masa “prosperti” perusahaan akan berupaya untuk membeli
barang terdahulu untuk memperoleh harga yang rendah dan memastikan
adanya persediaan yang cukup, sehingga dalam masa tersebut diperlukan
modal kerja yang besar.
7. Musim
Apabila perusahaan tidak dipengruhi musim, maka penjualan tiap bulan
rata-rata sama. Tetapi jika dipengaruhi musim, perusahaan memerlukan
sejumlah modal kerja yang maksimum untuk jangka relative pendek.
10
4. Likuiditas Perusahaan
Likuiditas (Riyanto, 1995:25) adalah berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera
harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu
perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar yang belum tentu
dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau
dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan
membayar.
Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan
mambayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka
kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan
membayarnya di satu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi di lain pihak.
Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian
besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus
segera dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan
sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.
Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat
digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas
perusahaan, yaitu:
1. Current Ratio
Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan
likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui
11
dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit
berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar
perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan
yang mendapat kredit kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi
kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada
tanggal yang sudah ditentukan.
Dasar perbandingan itu menunjukkan apakah jumlah aktiva lancar itu
cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah sekiranya
diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva
lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di neraca, namun
masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi
uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya,
dengan kata lain rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan
berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Adapun
formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai berikut:
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar
B. Kerangka Konseptual
Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi
perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari
perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan
kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas
perusahaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya.
12
Pendekatan yang praktis dengan memperkenalkan istilah yang digunakan dalam
laporan tahunan perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai yang berputar menjadi
uang tunai selama satu putaran operasi perusahaan. Sedangkan yang dimaksud
dengan satu putaran operasi adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk
mengubah uang tunai menjadi persediaan, piutang sampai menjadi uang kembali.
Agar modal kerja dapat terus berputar sejalan dengan aktivitas operasi perusahaan
sehari-hari, maka perusahaan perlu adanya suatu pengendalian terhadap sumber
dan penggunaan modal kerja, yang dibuat dalam bentuk suatu laporan perubahan
modal kerja. Munawir (2002;128) menyatakan bahwa : “Laporan mengenai
pengendalian sumber modal kerja sangat berguna bagi manajemen untuk
mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar sumber modal kerja dapat
digunakan secara efektif, serta dapat dijadikan dasar pengolahan atau perencanaan
modal kerja dimasa datang”
Pengawasan terhadap sumber dan pengunaan modal kerja merupakan hal
yang penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan tingkat likuditasnya,
hal ini dapat tercapai selama modal kerja yang tersedia dikelola secara efektif dan
efisien. Munawir (2002;31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai
berikut :“Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Jumlah alat-
alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat
tertentu merupakan “kekuatan membayar” dari perusahaan yang bersangkutan.
Rasio likuiditas berguna untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan
tentang cara menilai dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan tersebut.
13
Modal Kerja Current ratio
Dalam mengukur atau menentukan tingkat likuiditas, suatu perusahaan
perlu mempertimbangkan pengukuran yang mapan terhadap modal kerja, karena
akibat kesalahan dalam penetapan, perusahaan akan dihadapkan pada hambatan
dalam menyelenggarakan aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
menjaga agar jumlah modal kerjanya dapat mencukupi kegiatan usahanya.
Apabila tingkat likuiditasnya tinggi maka semakin tidak efektif karena aktiva
lancar yang terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar yang
menganggur, dan menuntut para manajer untuk mengambil tindakan dalam
mengalokasikan aktiva lancar yang menganggur, sehingga akan sangat
berpengaruh terhadap perputaran modal kerja. Informasi mengenai sumber dan
penggunaan modal kerja sangat penting, hal ini berguna untuk mengetahui sejauh
mana tingkat likuiditas yang dapat dicapai pada suatu periode oleh perusahaan.
Gambar II.1Kerangka Konseptual
C. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh modal
kerja terhadap current ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif
kausal. Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian
yang bertujuan untuk menganalisis hubungan anatara satu variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengeruhi variabel lain
B. Defenisi Operasional
Penelitian ini menggunakan dua variabel dependen dan satu variabel
independen. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Modal Kerja
Modal kerja adalah selisih antara asset lancar dengan hutang lancar
Modal kerja = Asset Lancar – Hutang Lancar
2. Current Ratio
rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang
akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus
bisnis). Adapun formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai
berikut:
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar
15
15
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dan waktu penelitian sebagai berikut :
Tempat : Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id)
Waktu : Penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2012 hingga selesai
Tabel 3.1Waktu Penelitian
Jadwal kegiatan
Bulan Pelaksanaan 2012
Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Pengajuan judul
2.Pembuatan Proposal
3. Bimbingan Proposal
4. Seminar Proposal
5. Pengumpulan Data
6. Bimbingan Skripsi
7. Sidang Meja Hijau
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek / subjek,
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2004 : 72).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2008-2010. Adapun jumlah populasi dalam penelitian adalah 150 (seratus
lima puluh ) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Tabel 3.2
16
Populasi Penelitian
No EMITEN
1 Holcim Indonesia Tbk
2 Indocement Tunggal Prakasa
3 Semen Gresik (Persero) Tbk
4 Arwana Citra Mulia Tbk
5 Ashahimas Flat Glass Tbk
6 Inti Keramik Alamasri Industri Tbk
7 Keramik Indonesia Asosiasi Tbk
8 Astra Agro LestariTbk
9 Surya Toto Indonesia Tbk
10 Alumindo Light Metal Industri Tbk
11 Beton Jaya Manunggal Tbk
12 Citra Turbindo Tbk
13 Indah Aluminium Industri Tbk
14 Itamaraya Gold Industry Tbk
15 Jaya Pari Steel Tbk
16 Lion Metal work Tbk
17 Lion Mesh Prima Tbk
18 Pelangi Indah Canindo Tbk
19 Tembaga Mulia Semanan Tbk
20 Gunawan Danjaya Steel Tbk
21 Jakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk
22 Flat Timah Nusantara Tbk
23 Budi Acid Jaya Tbk
24 colorpark Indonesia Tbk
25 Duta Pertiwi Nusantara Tbk
26 Ekadarma International Tbk
27 Eterindo Wahanatama Tbk
28 Intan Wijaya International Tbk
29 Resource Alam Indonesia Tbk
30 Indo Acidatama Tbk31 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk32 Unggul Indah cahaya Tbk33 Try Polyta Indonesia Tbk34 Barito Pacific Tbk
17
35 Aneka Kemasindo Utama36 Argha Karya Prima Ind Tbk37 Asia Plast Industri Tbk38 Berlina Tbk39 Dynaplast Tbk40 Titan Kimia Nusantara Tbk41 Kageo Igar Jaya Tbk42 Leyand International Tbk43 Siwani Makmur Tbk44 Trias Sentosa Tbk45 Tunas Baru Lampung Tbk46 Tunas Alfin Tbk ( share B)47 Sekawan Intipratama Tbk48 Yanaprima Hastapersada Tbk49 Chaeron Pokphan Indonesia Tbk50 Japfa Comfeed Indonesia Tbk51 Malindo Feedmill Tbk52 Sierad Produce Tbk53 Barito Fasifik Tbk54 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk55 Sumalindo Lestary Jaya Tbk56 Surya Dumai Industries57 Tirta Mahakam Resource Tbk58 Fajar Surya Wisesa Tbk59 Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk60 Tjiwi Kimia Tbk61 Suparma Tbk62 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk63 Toba Pulp Lestary Tbk64 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk65 Astra International Tbk66 Astra Otoparts Tbk67 Indo Kordsa Tbk68 Gajah Tunggla Tbk69 Goodyear Indonesia Tbk70 Indomobil Sukses International Tbk71 Indospring Tbk72 Multi Prima Sejahtera Tbk73 Multi starada Arah Sarana Tbk74 Nypress Tbk75 Prima Aloy Steel Universal Tbk76 Albond Makmur Usaha Tbk77 Selamat Sempurna Tbk78 APAC Citra Centerex Tbk79 Argo Pantes Tbk80 Centex Tbk
18
81 Centex Tbk (Seri B)82 Delta Dunia Petroindo Tbk83 Eratex Djaja Tbk84 Ever Shine Textile Industri Tbk85 Hanson International Tbk86 Hanson Internatinal Tbk (seri B)87 Indorama Syntheties Tbk88 karwell Indonesia Tbk89 Pan Brothers Tbk90 panasia Filament Inti Tbk91 Panasia Indosyntex Tbk92 Polychem Indonesia Tbk93 Poly Sindo Eka Perkasa94 Ricky Putra Globalindo Tbk95 Roda Vivatex Tbk96 Sunson Textile Manufaktur Tbk97 Texmaco jaya Tbk98 Tijin Indonesia Fiber Tbk99 Unitex Tbk100 Akr. corporindo. Tbk101 Asia Pasifik Fiber Tbk102 Primaindo Asia Infrastruktur Tbk103 Sepatu Bata Tbk104 surya Intrindo Makmur Tbk105 GTT Kabel Indonesia Tbk106 Jembo cable company Tbk107 Kabelindo Murni Tbk108 Sucaco Tbk109 Sumi Indo kabel tbk110 Voksel Elektric Tbk111 KMI Wire and Cable Tbk112 Sat Nusapersada Tbk113 Arona Nusapersana Tbk114 Ades Water Indonesia Tbk115 Aqua Golden Missippi Tbk116 Cahaya Kalbar Tbk117 Davomas Abadi Tbk118 Delta Jakarta Tbk119 Indofood Sukses Makmur Tbk120 Mayora Indah Tbk121 Multi Bintang Indonesia Tbk122 Lautan Luas Tbk123 Sekar Bumi Tbk124 Sekar laut Tbk125 Siantar Top Tbk126 Suba Indah Tbk
19
127 Tiga Pilar Sejahtera food Tbk128 Ultra jaya Milk Ind Tbk129 BAT Indonesia Tbk130 Gudang Garam Tbk131 HM Sampoerna Tbk132 Bentoel International Tbk
133 Bristol- Myers Squibb IndonesiaTbk(PS)
134 Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk135 Ace Hardware Indonesia Tbk136 Indofarma Tbk137 Kalbe farma Tbk138 Kimia farma Tbk139 Merk Tbk140 Pyridam Farma Tbk141 Schering Plough Indonesia Tbk142 tempo Scan Pasifik Tbk143 Taisho Pharmaceutical Tbk144 Mandom Indonesia Tbk145 Mustika Ratu Tbk146 Sara Lee Body Care Indonesia Tbk147 Unilever Indonesia Tbk148 Kedaung Indah scan Tbk149 Kedaung setia Budi Industrial Tbk150 Langgeng Makmur Industri Tbk
2. Sampel penelitian
Menurut Sugiono (2008 : 116) : “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karekteristik yang dimilkki oleh populasi tersebut”. Jadi sampel merupakan
sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi yang diambil untuk
keperluan penelitian. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari Bursa Efek
Indonesia yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Pertimbangan yang dimaksud adalah criteria dari sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini yang akan dilakukan sesuai dengan beberapa
pertimbangan. Kiteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
20
1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-
2010
2. Perusahaan tersebut tidak di delesting dari BEI tahun 2008-2010.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah
diaudit per tanggal 31 Desember 2008- 31 Desember 2010
Tabel 3.2 Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
No. Nama Perusahaan Kode1 PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA3 PT. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA4 PT. Davomas Abadi Tbk. DAVO5 PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA6 PT. Fast Food Indonesia Tbk. FAST7 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI9 PT. Majora Indah Tbk. MYOR10 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN11 PT. Prioneerindo Gourmet International Tbk. PTSP12 PT. Sierad Produce Tbk. SIPD13 PT.Sekar Laut Tbk. SKLT14 PT. SMART Tbk. SMAR15 PT. Siantar Top Tbk. STTP16 PT. Tunas Baru Lampung UTLJ17 PT.Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk18 PT.Ace Hardware Indonesia Tbk19 PT. Indofarma Tbk20 PT.Kalbe farma Tbk21 PT.Astra International Tbk22 PT.Astra Otoparts Tbk23 PT.Indo Kordsa Tbk24 PT.Gajah Tunggla Tbk25 PT.Goodyear Indonesia Tbk26 PT.Indomobil Sukses International Tbk27 PT.Indospring Tbk28 PT.Multi Prima Sejahtera Tbk29 PT.Multi starada Arah Sarana Tbk30 PT.Nypress Tbk31 PT.Prima Aloy Steel Universal Tbk32 PT.Albond Makmur Usaha Tbk33 PT.Selamat Sempurna Tbk34 PT.Holcim Indonesia Tbk
21
35 PT.Indocement Tunggal Prakasa36 PT.Semen Gresik (Persero) Tbk37 PT.Arwana Citra Mulia Tbk38 PT.Ashahimas Flat Glass Tbk39 PT.Inti Keramik Alamasri Industri Tbk40 PT.Keramik Indonesia Asosiasi Tbk41 PT.Astra Agro LestariTbk42 PT.Surya Toto Indonesia Tbk43 PT.Alumindo Light Metal Industri Tbk44 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk45 PT.Citra Turbindo Tbk46 PT.Indah Aluminium Industri Tbk47 PT.Itamaraya Gold Industry Tbk48 PT.Jaya Pari Steel Tbk49 PT.Gudang Garam Tbk50 PT.HM Sampoerna Tbk
Sumber : www.idx.co.id
Sampel penelitian adalah 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi data
sekunder yaitu : dengan mempelejari, mengklasifikasikan data sekunder berupa
catatan-catatan laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait dengan
ruang lingkup penelitian ini
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
statistik dengan menggunakan software SPSS 15. Sebelum data dianalisis, maka
untuk keperluan analisis data tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji statistik
deskriptif dan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis
Di dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah :
22
1. Regresi Linier Sederhana
Jika ada satu variabel tak bebas atau variabel terikat (dependent variable)
tergantung pada satu atau lebih variabel bebas atau peubah bebas (independent
variable) hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dicirikan melalui model
matematik (statistik) yang disebut sebagai model regresi.
Persamaan regresi sederhana :
Y= a + bX
Keterangan :
Y = Variabel dependen
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X =Variabel bebas
2. Pengujian Normalitas
Menurut Ghozali (2005 : 110), “uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal”. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan
dengan analisis grafik yang menggunakan grafik P-P Plot dan analisis statistik.
Melalui analisis grafik, normalitas dapat di deteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Secara statistik, normalitas dapat juga dilihat dari uji Kolmogrov-
Smirnov. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data dinyatakan
23
memenuhi asumsi normalitas, sebaliknya, jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) < 0,05
maka distribusi data dinyatakan tidak memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis untuk Regresi Sederhana dengan Menggunakan Uji t
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial atau individu.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependennya. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan variabel terikat/dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan t hitung dengan t tabel pada dejat signifikansi 5% (ά = 0,05). Jika
nilai t hitung > t tabel atau ά < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
hipotesis yang diajukan dapat diterima. Rumus uji t adalah sebagai berikut :
Keterangan :
r2 = korelasi xy yang ditemukann = jumlah sampelt = t hitung yang selanjutnya di konsultasikan dengan t tabel
24
top related