4. teori pengukuran
Post on 05-Jul-2018
284 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
1/22
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
MEASUREMENT THEORY
Disusun Oleh :
Kelompok 5 Kelas 9 C
Andry Kurniawan Mulyono (02)
Dewo Yuan Satria (05)
Nurrokim Andayani (!")
Si#it $uur %am&udi (2')
PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2015
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
2/22
I. PENTINGNYA PENGUKURAN
Pengukuran merupakan bagian yang signifkan dalam proses ilmiah.
Pengukuran dibuat, sebagaimana dilakukan pada akuntansi, karena data
kuantitati dapat memberikan inormasi yang lebih luas daripada datakualitati dalam banyak kasus. Disebabkan pengukuran atribut-atribut
yang melekat pada laporan akuntansi, seperti asset, income, dan
liabilities, adalah ungsi yang penting dalam akuntansi, ada baiknya lebih
dulu dipahami mengenai teori pengukuran dan sejumlah asumsi
pengukuran dasar dalam akuntansi.
Norman R. Campbell, salah satu ahli yang pertama kali meletakkan
perhatian pada perkara pengukuran, dalam Symposium: Measurement
and Its Importance for Philosophy, menguraikan bahwa pengukuran
adalah the assignment of numerals to represent properties of material
systems other than numbers, in virtue of the laws governing these
properties.! Dari sini dapat kita pahami bahwa dalam pengukuran
terdapat tiga hal mendasar" angka, properti atau karakteristik, dan aturan
yang menghubungkan keduanya.
#dapun Stanley $mith $te%ens, seorang ahli teori ternama yang
telah mendalami area pengukuran dalam berbagai ilmu sosial, dalam
Mathematics, Measurement and Psychophysics, menunjuk pengukuran
sebagai assignment of numerals to objects or events according to rules.!
#da perbedaan dalam kedua pandangan ini. Campbell menarik garis
batas antara &systems’ dan ' properties of those systems’ . $istem-sistem
dalam defnisi Campell adalah apa yang dimaksud $te%ens sebagai
objects or events(. )al ini bisa meliputi rumah, meja, orang, aset, atau
jarak yang ditempuh. Properties, sementara itu, adalah aspek spesifk
atau karakteristik pada sistem seperti berat, panjang, ketebalan, atau
warna. *ita selalu mengukur properties dan bukan sistem itu sendiri, per
se. +enurut odrey, dalam hal tersebut, defnisi Campbell lebih tepat
dibandingkan $te%ens.
Defnisi yang diutarakan Campbell mensyaratkan angka-angka
dilekatkan! pada properties berdasarkan aturan yang mengendalikan
atau memengaruhi properties, sedangkan defnisi $te%ens hanya butuh
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
3/22
untuk meletakkan! angka-angka itu sesuai dengan aturan. Namun Robert
R. $terling tidak sependapat dengan lebarnya defnisi dari $te%ens
tersebut. a berpendapat, /ne needs restri0tions upon the kind o rule
that 0an be used.! 1ika tidak demikian, &assignment o numbers( apapunbisa dikatakan sebagai pengukuran. Dalam pemahaman yang biasa
mengenai pengukuran, aturan semantik 2defnisi operasional3 digunakan
dan menjadi penghubung angka dengan property 2atas objek atau
peristiwa3 untuk diukur. *etika aturan semantik digunakan pada angka
untuk diatribusikan pada objek maupun peristiwa sedemikian rupa
sehingga hubungan di antara objek atau peristiwa selaras dengan
hubungan matematis, sebuah skala telah terbentuk dan property tersebut
telah diukur.
Dengan demikian, ketika kita mengatakan bahwa 4 diukur! berarti
bahwa angka telah dilekatkan padanya, di mana 4 adalah sebuah
karakteristik 2property3 dari sesuatu, dengan aturan-aturan yang
memengaruhi karakteristik tersebut. $ebagai 0ontoh, jika 4 adalah in0ome
dari sebuah perusahaan, angka seperti 56.7 miliar telah dilekatkan sesuai
dengan aturan-aturan akuntansi yang mengatur mengenai penentuan
in0ome. $istem dari angka yang juga dilekatkan, dalam hal ini mata uang
dolar, menunjukkan hubungan relati antara 56.7 miliar dengan fgur
in0ome yang lainnya.
*etika dilakukan per0obaan bahwa hubungan dalam tataran
matematis berkorelasi dengan hubungan pada objek atau peristiwa, maka
pengukuran atas aspek terkait objek atau peristiwa tersebut telah terjadi.
Dalam akuntansi kita mengukur laba dengan menetapkan suatu
nilai pada modal lalu menghitung laba sebagai perubahan modal pada
suatu periode setelah pembukuan semua peristiwa ekonomi yang
mempengaruhi kekayaan perusahaan.
II. SKALA
Pengukuran membentuk skala. Dalam arti, setiap pengukuran dibuat
dalam sebuah skala, dan seperangkat pengoperasian yang digunakan
untuk melekatkan angka-angka membentuk skala.
8
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
4/22
$kala menunjukkan inoemasi apa yang direpresentasikan oleh
angka-angka, sehingga memberi arti pada angka-angka tersebut. 1enis
skala tergantung dari aturan semanti0 yang digunakan. +enurut $te%ens,
skala dapat dijelaskan se0ara umum sebagai nominal, ordinal, inter%al,dan rasio. *lasifkasi ini berasal dari pengujian struktur kelompok
matematis dari skala tersebut. $truktur matematis ditentukan dengan
mempertimbangkan jenis transormasi yang menjadikan struktur dari
skala tidak berubah.
Skala Nominal
Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai label.
$te%ens men0ontohkannya seperti nomor yang ada pada pemain sepak
bola.
9anyak ahli teori yang tidak sepakat bahwa skala nominal
mempresentasikan pengukuran. :arren $. ;orgerson mengungkapkan
dalam ;heory and +ethods o $0aling bahwa dalam pengukuran angka
yang digunakan merujuk pada jumlah relati atau derajat dari sebuah
property yang dimiliki oleh objek, dan bukan objek itu sendiri. $ementara
itu, dalam skala nominal yang berbeda itu, angka merujuk pada objek
atau kelas objek. Dalam artian bahwa objeklah yang diberi nama atau
diklasifkasikan.
$kala nominal merepresentasikan klasifkasi, yang mana bukan
makna dari pengukuran dalam penggunaan istilah tersebut. $ebagaimana
diutarakan ;orgerson, pengukuran merujuk pada property dari objek,
sedangkan dalam skala nominal angka seringkali hanya
merepresentasikan objek dimaksud, seperti penomoran pemain pada tim-
tim olahraga. Dalam akuntansi, penggunaan skala nominal ditemui pada
pengklasifkasian aset dan kewajiban ke dalam kelas-kelas yang berbeda.
Skala Ordinal
skala ordinal merupakan skala yang menetapkan suatu angka ke
dalam peringkat yang mengindikasikan preerensi. Namun, derajat
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
5/22
preerensi di antara peringkat-peringkat tersebut tidak harus sama. $uatu
skala ordinal dibuat ketika suatu operasi menggolongkan objek dalam hal
yang berkenaan dengan siat yang diberikan. $ebagai 0ontoh, seorang
in%estor memiliki tiga peluang in%estasi yang memungkinkan.n%estasinya diperingkat 6, , 8 berdasarkan nilai bersih saat ini 2NP=3,
dengan peringkat 6 yang tertinggi dan yang terendah peringkat 8. /perasi
2dalam hal ini kalkulasi NP=3 men0iptakan skala ordinal, yang mana
berupa suatu set angka yang merujuk kepada alternati in%estasi. #ngka-
angka tersebut mengindikasikan urutan dari ukuran besarnya NP= dari
pilihan-pilihan dan proftabilitasnya.
*elemahan skala ordinal adalah bahwa inter%al antara bilangan-
bilangan tersebut 26 ke , ke 8, dan 6 ke 83 tidak menunjukkan apapun
mengenai perbedaan kuantitas dari property yang ia representasikan.
*elemahan lainnya adalah bahwa angka-angka tersebut tidak memberi
arti &seberapa besar( atribut yang ada pada objek.
;orgerson juga berpendapat bahwa beberapa skala ordinal
mempunyai apa yang disebut sebagai &a natural >ero point(. ;itik nol
natural ini bisa sebagai titik netral di mana, mengambil 0ontoh
sebelumnya, pada satu arah tertentu merupakan alternati in%estasi
dengan proft yang diinginkan dan pada arah yang lain adalah alternati
yang tidak menguntungkan. 9ilangan pada opsi-opsi tersebut pada satu
sisi >ero point memundaki tanda positi, sementara di sisi lainnya
bertanda negati.
Skala Interal
$kala inter%al menyajikan inormasi yang lebih lengkap daripada
skala ordinal. ;idak hanya skala inter%al mempunyai peringkat untuk
objek 2dan karakteristiknya3, namun ia juga memiliki jarak di antara
inter%al-inter%al pada skala yang mana adalah sama dan diketahui. ;itik
nol juga dikenal pada skala ini. Contoh yang 0ukup baik adalah derajat
Celsius. nter%al temperatur yang sama dinotasikan dengan ekspansi
%olume yang sama dengan sebuah titik nol yang disetujui. Dierensiasi
suhu terbagi antara membeku dan mendidih ke dalam 6?? derajat,
dengan titik beku ditetapkan sebagai nol derajat. 1ika suhu dua ruangan
@
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
6/22
diukur menggunakan termometer Celsius dan memberikan nilai dan 8?
derajat, kita dapat mengatakan tidak hanya ruangan kedua lebih panas,
tapi juga delapan derajat lebih panas suhunya. Perbedaan dalam angka
dapat diterjemahkan se0ara langsung sebagai perbedaan karakteristikantar objek.
Namun demikian, skala inter%al pun mempunyai kelemahan. ;itik
nol pada skala ini tidak se0ara baik dibangun. $ebagai 0ontoh, kita
mengukur tinggi sekelompok orang dalam skala inter%al dan memberikan
angka pada masing-masing orang sesuai tingginya dengan menga0u pada
tinggi rata-rata dalam kelompok tersebut. Nilai rata-rata ini menjadi titik
nol pada skala tersebut. 1ika # memiliki tinggi 80m di atas rata-rata maka
dapat kita sematkan angka pada # A8, dan bila 9 mempunyai tinggi @0m
lebih rendah daripada rata-rata, maka kita beri ia -@. Dalam skala seperti
ini kita tidak dapat mengetahui berapa sebenarnya tinggi baik # maupun
9 dalam pengertian absolut. 9 bisa saja terpendek di dalam kelompok
tersebut, namun mungkin saja anggota lainnya adalah para pemain
basket.
Dalam akuntansi, seperti yang diutarakan oleh Ri0hard +attessi0h
dalam #00ounting and #nalyti0al +ethods, pengukuran dengan skala
inter%al dapat dijumpai pada standard 0ost. $tandar tersebut bisa saja
berdasarkan kinerja yang teoretis, rata-rata, praktis, atau normal.
Disebabkan pilihan ini kurang lebih &semaunya(, perhitungan standar
biaya dan %ariansnya membentuk skala inter%al. 1ika %ariasinya nol,
mengindikasikan netralitas, tapi titik ini dipilih se0ara bebas.
Skala Ra!io
$kala rasio memberikan inomasi yang paling banyak. $kala rasio
adalah skala di mana"
a. Brutan peringkat dari objek ataupun peristiwa 2 property 3 diketahuib. nter%al di antara objek sama dan diketahui
0. ;erdapat sebuah sumber yang unik, sebuah titik nol natural, di mana
jarak darinya untuk setidaknya satu objek diketahui.
7
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
7/22
Contoh paling baik dari skala rasio adalah pengukuran panjang.
*etika # terukur 6? meter dan 9 adalah ? meter, dapat dikatakan bahwa
tidak hanya 9 6? meter lebih panjang daripada # namun juga dua kali
lebih panjang daripada #. rasio dari angka tersebut juga se0ara langsungterinterpretasi sebagai rasio dari kuantitas property yang diukur. Dengan
demikian, masuk akal biala dikatakan bahwa # adalah setengan dari 9,
atau 9 dua kali lebih panjang dari #, namun tak bisa dikatakan bahwa
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
8/22
< meter dengan mengalikannya dengan konstanta 66??, maka panjang
ruangan teteap tidak akan berubah, meskipun angka yang
merepresentasikannya berubah.
n%arians dari skala seperti ini menunjukkan sejauh mana sebuahteori atau aturan pada dasarnya adalah sama, meskipun skala
digambarkan dalam unit yang berbeda, seperti dari 0entimeter ke meter
atau dari dolar nominal ke dolar konstan. Perubahan in%arian dari skala
rasio akan tetap sama bentuk hubungan antara %ariabel-%ariabelnya.
;anpa in%ariant, dimungkinkan untuk mengetahui bahwa 4 dua kali
lebih panjang dari E ketika diukur dalam 0entimeter, namun tiga kali lebih
panjang ketika diukur dalam meter. Dalam akuntansi skala 0urrent 0ost
adalah %arian dari skala histori0al 0ost, karena atribut yang diukur
berbeda. *etika mesin # diukur dalam histori0al 0ost nilainya 5F? ???,
namun saat diukur dalam 0urrent 0ost nilainya 566? ???. Bnit
pengukurannya, yakni dolar, digunanakan pada keduanya, namun
skalanya berbeda" keduanya adalah %arian. Namun mengubah dari skala
dolar nominal ke dalam skala daya beli dolar untuk atribut yang sama
2histori0al maupun 0urrent 0ost3 akan membuat struktur tersebut in%arian
atau tetap.
Dalam skala inter%al, tidak semua operasi aritmatika bisa
dijalankan. Penambahan dan pengurangan bisa digunakan dalam hal
angka tertentu dan inter%al. Namun demikian, pengalian dan pembagian
tidak dapat digunakan untuk angka tertentu, hanya pada inter%al.
$ebabnya adalah karena kondisi dari %arian. $ebuah skala inter%al adalah
in%ariant dalam transormasi linear pada bentuk
X ' =cX +b
;ransormasi dari skala inter%al untuk mengukur suatu property
yang spesifk ke skala inter%al lainnya untuk mengukur property yang
sama dilakukan dengan mengalikan setiap titik pada skala 4 yang
pertama dengan konstanta 0 dan menambahkannya dengan konstanta b.
adanya konstanta b disebabkan karena dalam skala inter%al tidak ada titik
nol absolut. $ebagai 0ontoh, untuk mengubah temperature dari skalaCelsius ke Gahrenheit, kita mengalikan masing-masing derajat dengan F@
H
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
9/22
dan menambahkannya dengan 8. #ngka F@ digunakan karena Celsius
mempunyai 6?? derajat sementara Gahrenheit berskala 6H? derajat.
#dapaun 8 ditambahkan karena ia adalah titik beku untuk Gahrenheit
yang merupakan >ero point dalam skala tersebut.*ondisi in%arian menunjukkan bahwa dapat dilakukan pengalian dan
pembagian dalam hal inter%al, namun operasi aritmatika ini tidak dapat
digunakan untuk angka tertentu dalam skala. $ebutlah transormasi
berikut
X ' = X +10
#nggaplah objek berada pada titik 8 dan 7 pada skala 4.
+engubahnya ke dalam 4(, diperoleh angka 68 dan 67. Rasio antara 68
dan 67 tidak sama dengan rasio antara 8 dan 7 karena penambahan
konstanta tersebut. Pengalian dan pembagian 2rasio3 dengan demikian
tidak praktis untuk angka tertentu. $ehingga bila 9ru0e mendapat nilai F?
untuk mata kuliah #kuntansi sementara Clark memperoleh nilai ero point
dalam hal tersebut. 9ahkan bila seorang mahasiswa mendapatkan nilai ?pada ujiannya, tidak dapat dikatakan ia tidak memiliki pemahaman sama
sekali dalam mata kuliah bersangkutan. Dalam kasus ini, hanya dapat
dikatakan 9ru0e lulus ujian sementara Clark gagal, namun tidak dapat
membandingkan se0ara komparati jumlah pemahaman dengan angka-
angka tersebut. Demikian pula, bila %arian kuantitas adalah 5@???
a%ourable, dengan perbandingan %arian bulan lalu sebesar 56? ???
a%ourable, tidak dapat dikatakan penggunaan bahan baku bulan inisetengah kali efsien dibandingkan bulan lalu.
Dalam skala ordinal, tidak ada operasi artimatika yang bisa
digunakan. Padanya tidak dapat dilakukan penambahan, pengurangan,
pengalian, maupun pembagian pada bilangan atau inter%al skala tersebut.
$kala ordinal, dengan demikian, hanya membawa sedikit inormasi.
I". #ENIS$#ENIS PENGUKURAN
F
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
10/22
Proses pengukuran pada dasarnya sama dengan pendekatan ilmiah
pada teori konstruksi dan pengujian. Pertanyaan tentang pengujian teori
berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan jenis-jenis
pengukuran. Campbell membagi jenis pengukuran kedalam dua jenis yaitupengukuran undamental dan turunan. +enurut Campbell, pengukuran
bisa diakui hanya ketika ada konfrmasi teori-teori empiri 2hukum3 untuk
mendukung pengukuran. $elain itu, tipe pengukuran yang lebih jauh
adalah pengukuran fat, yang diungkapkan oleh ;ogerson, menjadi
tambahan atas pengukuran undamental.
Pen%&k&ran '&ndamental (Fudamental Measurement )
Pengukuran undamental merupakan pengukuran dimana angka-
angka dapat ditentukan pada hal dengan menga0u pada hukum alam dan
tidak bergantung pada pengukuran %ariabel apapun. +isalnya" panjang,
hambatan listrik, nomor, dan %olume merupakan hal-hal yang dapat
diukur se0ara undamental. $ebuah skala rasio bisa diormulasikan pada
tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan
pengukuran yang berbeda 2jumlah3 pada benda-benda yang sudah ada.
nterpretasi angka-angka bergantung pada teori empiris yang telah diuji
yang mempengaruhi operasi pengukuran.
$eperti dijelaskan sebelumnya, siat yang mendasar dalam
pengukuran adalah yang berkaitan dengan penjumlahan karena dapat
dengan mudah dipahami dengan operasi aritmatika atau ilmu hitung.
$ebagai 0ontoh, penjumlahan panjang objek 4 dan panjang objek E, dapat
disamakan dengan operasi penempatan dua balok kayu lurus dari ujung
ke ujung, dimana salah satu balok mempunyai panjang yang sama
dengan 4 dan yang satu memiliki panjang yang sama dengan E. $e0ara
fsik kita dapat menentukan berapa total panjang 4 dan E.
Pen%&k&ran T&r&nan (Derived Measurement )
+enurut Campbell, pengukuran turunan merupakan pengukuran
yang bergantung dari pengukuran dua atau lebih besaran lain. Contohnya
adalah pengukuran masa jenis, yang bergantung pada pengukuran massa
dan %olume. /perasi pengukuran turunan bergantung pada hubungan
yang sudah diketahui dengan ha-hal mendasar lainnya. #danya hubungan
6?
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
11/22
seperti ini didasarkan pada teori emperis yang telah disepakati dan
dikaitkan dengan siat-siat lainnya. /perasi matematika dapat dilakukan
pada bilangan-bilangan yang berasal dari pengukuran turunan karena
adanya kesamaan antara operasi se0ara matematika dan fsik pada hal-hal yang mendasar.
$eperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat jenis pengukuran,
seperti pengukuran suhu, yang hanya bergantung pada satu bahkan dua
atau lebih besaran. Bntuk mengukur suhu perlu mengukur tekanan,
%olume atau resistansi elektrik. +eski demikian, pengukuran selalu
didasarkan pada hukum alam.
$aat ini, ilmuan menaruh perhatian lebih terhadap banyaknya
hubungan yang sudah diketahui dengan adanya di antara siat-siat yang
berbentuk fsik. Namun 0ara berpikir seperti ini tidak dapat dikatakan
sebagai 0ara berpikir ilmuwan sosial, sebab tidak ada kesepakatan
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan apa yang disebut siat-siat
yang mendasar seperti yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial. Dalam
akuntansi misalnya, 0ontoh pengukuran turunan adalah keuntungan,
diturunkan dari penjumlahan dan pengurangan atas pendapatan dan
beban.
Pen%&k&ran 'iat (Fiat Measurement )
1enis pengukuran ini terdapat dalam ilmu sosial dan akuntansi,
dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berkaitan untuk
dihubungkan dengan hal-hal yang dapat diamati dengan pasti 2%ariabel3
pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori yang teruji untuk
mendukung hubungan tersebut. $ebagai 0ontoh, dalam akuntansi kita
tidak tahu bagaimana mengukur konsep keuntungan se0ara langsung.
$ehingga, kita mengasumsikan %ariabel pendapatan, laba, beban, dan
kerugian untuk dihubungkan dengan konsep keuntungan dan dapat
digunakan untuk mengukur keuntungan se0ara tidak langsung. *ita
menggunakan pengertiandefnisi yang berkaitan untuk menghubungkan
%ariable dengan konsep Namun, berdasarkan klasifkasi Campbell,
pengukuran dapat dilakukan apabila terdapat teori-teori emperis yang
mendukung. #tas dasar tersebut, maka banyak pengukuran di ilmu sosial,
66
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
12/22
termasuk pengukuran keuntunganproft tersebut tidak dapat disebut
sebagai sebuah pengukuran.
Bntuk membenarkan pengukuran di ilmu sosial, ;orgerson
mengomentari salah satu kategori pengukuran lainnya harus ditambahkanpada datar Campbell, yaitu pengukuran fat 2!at measurement 3.
Pengukuran tersebut men0akup pengukuran dengan berdasarkan
pengertian yang berkaitan 2seperti pada 0ontoh pengukuran keuntungan3.
;orgerson menyatakan bahwa yang menjadi permasalahan utama
pengukuran berdasar fat, karena tidak adanya pada teori yang telah ada
2kuat3 yang dapat dijadikan a0uan, adalah banyaknya 0ara skala-skala
dapat dibuat atau dikembangkan. $ebagi 0ontoh dalam akuntansi,
berbagai dewan standar akuntansi menetapkan skala akuntansi
berdasarkan fat, tidak menga0u pada teori pengukuran yang teruji.
*embali ke 0ontoh awal, apakah kita mengetahui bahwa 0ara khusus
mengukur keuntungan adalah %alidI 9isa jadi satu diantara seratus 0ara
untuk mengukur keuntungan dan selama 0ara yang kita gunakan tidak
berdasarkan teori yang teruji, tidak ada alasan yang baik untuk meyakini
hasilnya.
$alah satu alasan perlunya pendekatan pengukuran untuk ormulasi
teori akuntansi adalah dengan harapan apabila teori akuntansi dapat
se0ara empiris teruji, pengukuran se0ara iat dapat menjadi pengukuran
yang mendasar dan seseorang dapat lebih yakin terhadap hasil
pengukuran.
Bntuk dapat menguji keabsahan pengukuran, maka para ilmuwan
sosial telah berupaya mengaitkan siat-siat berdasarkan hasil studi
dengan %ariabel-%ariabel lain hingga akhirnya dapat diketahui apakah
keabsahan pengukuran tersebut bermakna atau tidak. Dengan 0ara
seperti ini, kita dapat mengetahui adanya korelasi positi yang sangat
tinggi, sehingga mampu memberikan keyakinan dalam operasi
pengukuran tertentu.
". KEANDALAN DAN AKURASI
6
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
13/22
#pa yang dimaksud dengan keandalan dan ketepatan dari kegiatan
pengukuranI Bntuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus
menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak ada pengukuran yang bebas dari
kesalahan ke0uali perhitungan. *ita dapat menghitung jumlah kursi diruangan tertentu dengan benar. ;etapi semua pengukuran mengandung
kesalahan satau eror.
S&m*er Ke!ala+an
• /perasi pengukuran dinyatakan tidak jelas. *etentuan di dalam
menentukan jumlah siat-siat tertentu biasanya terdiri dari serangkaian
operasi. $erangkaian operasi tidak dapat dijelaskan se0ara akurat dan
oleh karenanya dapat juga diinterpretasikan se0ara tidak akurat olehpengukur. $ebagai 0ontoh misalnya, penghitungan pendataan men0akup
berbagai operasi seperti klasifkasi dan alokasi antara aset dan
pengeluaran yang sering diinterpretasikan se0ara beragam oleh akuntan
yang lain. $alah satu alasan lainnya adalah tidak jarang kesesuaian
operasi matematik tidak selaras dengan hubungan aktual siat-siat
yang diukur.
• Pengukur. Pengukur mungkin salah menasirkan aturan, menjadi bias,
atau menerapkan atau memba0a instrumen dengan tidak benar. $ebagai
0ontoh, apabila sepuluh orang mengukur panjang suatu ruangan, ada
kemungkinan akan menghasilkan sepuluh hasil yang berbeda, yang
mungkin hampir sama, tetapi tetap saja berbeda satu dengan yang lain.
• nstrumen. 9anyak operasi membutuhkan penggunaan alat fsik, seperti
penggaris atau termometer atau barometer, yang mungkin 0a0at.
;erdapat potensi kesalahan bahkan ketika alat yang digunakan bukan
alat fsik, sebagai 0ontoh" diagram, grafk, tabel atau indeks harga.• Jingkungan. *eadaankondisi di mana pengukuran akan dilakukan dapat
mempengaruhi hasil. *ita dapat mengambil 0ontoh adalah kebisingan.
*ebisingan ketika pengukuran dapat mempengaruhi pengukurnya, atau
dalam akuntansi bisa diambil 0ontoh tekanan dari manajemen dapat
mempengaruhi atas keputusan dari akuntan.
• #tribut yang tidak jelas. #pa yang akan diukur mungkin tidak jelas,
terutama jika pengukuran melibatkan suatu konsep yang tidak dapat
diukur se0ara langsung. $ebagai 0ontoh ketika kita hendak mengukur
68
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
14/22
kemampuan mekanikal seseorang. #pa yang kita lihat dalam
mengukurnyaI Gaktor kemaskulinitasnya atau kah jam terbangnya.
#tribut ini sulit untuk didefnisikan. Pengukuran hanya dapat disimpulkan
se0ara tidak langsung dari berbagai respon yang ada.• Resiko dan *etidakpastian. )al ini berkaitan dengan distribusi
pengembalian aset berwujud rasio pengembalian pada aset berwujud.
$ebagai 0ontoh pengembalian masa depan atas aset berwujud seperti
bangunan dan peralatan adalah sangat beresiko tapi mereka 2kurang
atau lebih3 bersiat homogen dan harganya dapat diobser%asi. Resiko ini
timbul karena memperkirakan belum tentu ada kepastian, dapat tidak
sesuai harapan. Dari ketidakpastian inilah maka resiko timbul.
1ika semua pengukuran ke0uali menghitung se0ara inheren
mengakibatkan kesalahan, maka yang kita butuhkan adalah untuk
menetapkan batas kesalahan yang diterima. 1ika pengukuran masih dalam
batas-batas ini maka dapat dianggap benar dan adil dalam hal akuntansi.
Pen%&k&ran ,an% da-at diandalkan
#pa yang dimaksud dengan pengukuran handalI *eterhandalan erat
kaitannya dengan konsistensi yang telah terbukti pada setiap operasi
untuk memperoleh hasil-hasil yang memuaskan atau hasil-hasil 2jumlah3
nya sendiri dalam pemakaian tertentu. Dalam statistik, keterhandalan
memerlukan pengukuran yang dapat diulang atau hasilkan ulang, karena
itu, perlu dibuktikan konsistensinya.
*eterhandalan dapat dianggap bertentangan dengan %ariabilitas.
Dalam $#C 8 paragra 67 dinyatakan bahwa" *ehandalan dalam
inormasi fnansial dapat ditentukan berdasarkan tingkat hubungan antara
inormasi apa yang melibatkan pengguna dan penetapan transaksi serta
kejadian-kejadian yang timbul, diukur dan dipaparkan.! normasi yang
dianggap handal adalah inormasi yang tanpa bias dan dapat
menggambarkan transaksi dan kejadian-kejadian.
agasan kehandalan menggabungkan dua aspek" keakuratan dan
kepastian pengukuran, serta keakuratan penjelasan yang digambarkan
dikaitkan dengan penentuan transaksi ekonomi dan kejadian-kejadian
lainnya. #spek pengukuran erat kaitannya dengan ukuran ke0ermatan
6
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
15/22
2presisi3. stilah ke0ermatan kerap digunakan dalam dua konteks. Pertama,
dikaitkan dengan angkabilangan, dimana merupakan lawan dari
perkiraan. +isalnya angka F?.< dianggap lebih akurat dari angka F?.
*edua, berkaitan dengan operasi pengukuran, dimana yang menjadipermasalahannya berkaitan dengan"
• ;ingkat pembaharuan operasi atau kinerja.
• Persetujuan tentang hasil-hasil diantara penggunaan operasi
pengukuran yang diulang sebagaimana yang diaplikasikan pada siat-
siat tertentu.
Pengertian terakhir seperti ini sama dengan keterhandalan. $e0ara
bersamaan dari kedua istilah tersebut, kita dapat menyatakan bahwaketerhandalan pengukuran erat kaitannya dengan presisi atau keakuratan
sehingga siat-siat khusus dapat diukur dengan melakukan serangkaian
operasi tertentu.
Pen%&k&ran ,an% ak&rat
+eskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal,
memberikan hasil yang sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan
hasil yang akurat. )asil yang konsisten, tepat dan handal tidak berartiakan menghasilkan keakuratan. #lasanya adalah akurasi berkaitan
dengan seberapa dekat pengukuran dengan nilai sebenarnya! 2true
%alue3 dari atribut yang diukur. Panjang dan objek dapat ditentukan se0ara
akurat dengan membandingkan antara objek dengan standar yang
merepresentasikan nilai sebenarnya. +isalnya, kita dapat menggunakan
penggaris untuk ukuran panjang.
+asalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang
sebenarnya tidak diketahui. Bntuk menentukan ketepatan dalam
akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita ukur untuk men0apai
tujuan pengukuran. ;ujuan dari akuntansi untuk menyajikan inormasi
yang berguna. /leh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan
gagasan pragmatis tentang &a>as manaat(, tetapi akuntan tidak sepakat
pada apa yang dianggap spesifk, sehingga standar kuantitatiKah yang
ditetapkan. Perlu dipahami, seberapa pun pengulangan yang dilakukan
tidak dapat memastikan akurasi. *ita dapat menghitung biaya persediaan
6@
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
16/22
dengan GG/ dan mengulang perhitungan ratusan kali dan mendapatkan
hasil yang sama. Namu, hal tersebut tidak berarti bahwa hasilnya adalah
akurat. Daripada menggunakan istilah akurasi! yang mana lebih
berkaitan dengan ketepatan aritmatik, mungkin akan lebih bijaksanamenggunaknan istilah dalam ilmu sosial, yaitu %aliditas!.
"I. PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI
Di dalam akuntansi, konsep pengukuran berasal dari konsep
pengukuran modal dan laba. $esuai dengan standar akuntansi
internasional yang berlaku sekarang, laba dapat diukur dari perubahan
modal selama periode tertentu dari semua akti%itas, yang termasuk di
dalamnya kenaikan dan penurunan air %alue net assets, diluar transaksi
dengan pemilik modal. +odal diukur dari air %alue net assets dan net
liabilities. tu berarti kita harus mengukur nilai modal awal, jumlah in0ome
yang diterima, jumlah penggunaan modal, dan perubahan air %alue net
assets. Peningkatan modal selama satu periode tertentu digunakan untuk
mengukur jumlah laba dari berbagai sumber termasuk operasi
perusahaan dan pengukuran kembali modal. Penyajian kembali air %alue
dari net assets merupakan modal awal pada periode berikutnya.
Pendekatan pengukuran ini berbeda dengan pendekatan
pengukuran yang digunakan sebelum standar akuntansi internasional
diperkenalkan. Pendapatan 2re%enue3 yang diterima ditandingkan dengan
net assets yang digunakan dalam satu periode dan jika in0ome lebih
besar dari penggunaan modal bersih 2atau eLpenses3, maka terjadi
peningkatan dalam modal. Jaba tidak diperoleh sampai nilai historis
modal awal dipertahankan dan laba direalisasikan. ni berarti, modal
selalu di0antumkan sesuai dengan nilai historisnya dan perubahan akti%a
bersih tidak dianggap sebagai keuntungan. +aka, dapat dilihat bahwa
penentuan laba sangat tergantung pada bagaimana kita mengukur modal
awal dan bagaimana kita mengukur beban dan alokasi modal. Dapat
dilihat juga bahwa konsep penilaian modal dalam akuntansi telah
berkembang dari waktu ke waktu yang menghasilkan beberapa konsep
67
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
17/22
pengukuran biaya modal dan beberapa konsep proft. $uatu gambaran
sejarah singkat akan menggambarkan hal ini.
Dalam seribu tahun pertama +asehi, struktur ekonomi diwakili oleh
desentralisasi, dengan kekuasaan. ;ujuan akuntansi adalah untukmenghitung dan menjaga aset pengurus menggunakan sistem pen0atatan
tunggal. Di bawah sistem ini, modal diukur sebagai persediaan tanah,
hewan dan hasil pertanian dengan tujuan produksi output 2pendapatan3
untuk makanan. +odal biasanya tidak diukur se0ara fnansial tetapi hanya
dengan perhitungan sederhana dan terperin0i.
$etelah perang salib ke )oly Jand pada abad kesebelas, pembukaan
rute perdagangan ;imur ;engah dan #sia men0iptakan permintaan
terhadap barang-barang dagangan 2sutra, rempah-rempah, karpet3. *ota-
kota perdagangan di talia berperan utama dalam pengangkutan tentara
salib ke )oly Jand dan kembali dengan barang dagangan. *egiatan ini
membutuhkan modal usaha. Proft didasarkan pada kembalinya
2biasanya3 sebuah kapal yang berlayar, yang dibiayai oleh mitra usaha
dan dihitung setelah mengembalikan modal awal. Dengan demikian,
modal akhir diukur sebagai akumulasi kekayaan dari usaha indi%idu
ditambah modal awal. Dari sudut pandang pemegang saham, proft
direpresentasikan sebagai peningkatan kekayaan. $elain itu, penggunaan
sistem penomoran #rab se0ara bersamaan dengan konsep modal yang
dapat dikembalikan menyebabkan e%olusi akuntansi double-entry. $istem
ini digunakan se0ara luas oleh para pedagang talia dari abad kedua belas
sampai abad keenam belas dan pertama kali didokumentasikan oleh Ju0a
Pa0ioli sebagai $ystem o =eni0e pada tahun 6
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
18/22
0reditor! dan menghasilkan sebuah konsep the lower 0ost and market
%alue sebagai prinsip pengukuran yang dapat diterima. Pada abad
kesembilan belas, konsep modal yang lain mun0ul mengikuti ekspansi
kereta api di #merika $erikat. *onsep perputaran modal ini berkisarmemelihara keutuhan saham dari keberlangsungan assest 2aset kereta api
seperti mesin, pelatih dan rel3 sehingga dapat melanjutkan kemampuan
kereta api untuk memberikan jasa transportasi pada tingkatan yang sama.
)al ini mengakibatkan konsep depresiasi sebagai metode untuk
mempertahankan dana 2modal3 untuk mengganti aset, dan konsep
kelangsungan pemeliharaan modal.
Dari sejarah ini ada sedikit pengembangan teori dari pemeliharaan
modal dan keuntungan 2proft3, sebagai kumpulan konsep yang samar-
samar. Namun, pada tahun 6F
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
19/22
mempertahankan beberapa konsep modal &market pri0ed(, dan dilihat
sebagai peningkatan nyata dalam daya beli atau kemampuan untuk
menjaga pasokan barang dan jasa. ;erdapat perdebatan yang kuat
tentang yang mana yang merupakan sistem pengukuran laba yangdominan, tetapi perdebatan itu tidak pernah terselesaikan dalam literatur.
Perdebatan ini bisa dianggap sebagai 0ikal bakal dari pendekatan nilai
wajar untuk pengukuran akuntansi.
#kibatnya, terdapat sejumlah sistem pengukuran akuntansi.
Perspekti yang berbeda ini mereKeksikan berma0am-ma0am batasan
akuntansi dan kurangnya kesepakatan tentang prinsip-prinsip
pengukuran, tetapi dengan sistem alokasi histori0al 0ost sebagai model
yang kon%ensional dan dominan. ;ambahan dalam hal ini sejumlah
makalah akuntansi akademik yang menyarankan nilai rele%an dari laba
2proft3 kon%ensional telah menurun se0ara signifkan dari waktu ke waktu,
tetapi item-item pada nera0a dan aset tidak berwujud telah menjadi lebih
penting. 9aru-baru ini, nternational #00ounting $tandards 9oard 2#$93
telah mengambil pandangan bahwa globalisasi bisnis mendukung
kebutuhan untuk satu set standar akuntansi yang akan digunakan di
seluruh dunia untuk menghasilkan inormasi keuangan yang dapat
dibandingkan.
)al ini menyebabkan dua perkembangan penting dalam standar
akuntansi internasional yg diisyaratkan melalui standar akuntansi seperti
#$ 8F##$9 68F "inancial Instruments" #ecognisition and Measurement
dan proyek bersama #$9 G#$9 mengenai pelaporan kinerja keuangan -
263 bahwa pengukuran laba dan pengakuan pendapatan harus dikaitkan
dengan pengakuan tepat waktu, dan 23 bahwa pendekatan air %alue
harus diadopsi sebagai prinsip kerja pengukuran. Dengan demikian, dari
tahun ??@ kita melihat penggunaan 2sebagian3 dari prinsip pengukuran
yang berokus pada perubahan nilai aset dan kewajiban daripada
penyelesaian proses pendapatan. $ingkatnya, ini berarti bahwa
perubahan air %alue dari aset dan liabilitas segera diakui setelah
terjadinya dan dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan. $elanjutnya,
okus telah bergeser ke arah konsep penilaian, dengan nera0a sebagai
6F
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
20/22
repositori utama dari nilai-rele%an inormasi, dan pengguna utama
inormasi akuntansi dinyatakan adalah pemegang saham dan in%estor.
;etapi konsep pengukuran ini masih menimbulkan beberapa perdebatan.
"II. ISU$ISU PENGUKURAN UNTUK AUDITOR
Pergeseran konsep dalam pengukuran laba, dari matching revenues
and e$penses 2ke0o0okan pendapatan dan beban3 menuju ke penaksiran
perubahan fair value of net assets 2nilai wajar aset bersih3 menjadi sebab
mun0ulnya beberapa isu pengukuran bagi auditor. *etika laba ditentukan
dengan 0ara pen0o0okan antara pendapatan dan beban, auditor dapat
berkonsentrasi pada pengumpulan bukti yang menunjukkan bahwa
transaksi tersebut telah ditangani se0ara tepat oleh sistem akuntansi milik
klien. Namun, ketika laba diukur dari perubahan nilai wajar, pertanyaan
yang lebih sulit mun0ul bagi auditor yaitu terkait pengumpulan bukti
tentang estimasi manajemen.
$ebagai 0ontoh, berdasarkan standar akuntansi #$ 87##$9 687,
salah satu aspek pengukuran laba yaitu dengan menaksir perubahan nilai
wajar dari aset bersih. $tandar tersebut mensyaratkan penurunan nilai
aset diakui sebagai impairment loss, yaitu kerugian atas penurunan nilai
aset ketika carrying amount dari aset lebih tinggi dari recoverable
amount . +anajemen dari suatu entitas pada tanggal pelaporan diminta
untuk menaksir apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai. #pabila kondisi tersebut terjadi, manajemen harus
memperkirakan jumlah terpulihkan dari aset tersebut. 1ika jumlah
terpulihkan kurang dari nilai ter0atatnya, nilai ter0atat aset tersebut harus
diturunkan menjadi jumlah terpulihkannya. Impairment loss harus diakui
segera dalam laba.
$# @
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
21/22
auditor harus menentukan apakah manajemen telah memilih metode
penilaian dan asumsi yang tepat dan masuk akal. 1ika standar akuntansi
tidak menentukan metode penilaian untuk aset tertentu dan kewajiban
yang sedang dipertimbangkan, auditor dapat menerima metode penilaianmana saja yang wajar. $etidaknya ada dua belas metode penilaian
intangibles atau hal-hal tak berwujud dan brands atau merk yang dapat
dipilih manajemen. ni berarti sulit bagi auditor untuk tidak setuju dengan
pilihan manajemen dari metode penilaian tertentu yang digunakan.
#uditor harus mengumpulkan bukti bahwa metode ini diterapkan se0ara
konsisten, sehingga manajer tidak memilih metode dari tahun ke tahun
tergantung pada keuntungan yang diinginkan. #uditor juga harus menilai
apakah nilai aset atau kewajiban ditentukan dengan benar dari asumsi
manajemen yang signifkan, model penilaian dan data yang mendasari
yang rele%an. Data tersebut akan men0akup suku bunga yang digunakan
untuk mendiskontokan arus kas, nilai pasar yang digunakan oleh
perusahaan pembanding, royalti data, dan sebagainya.
+engingat adanya perbedaan dalam metode penilaian wajar dan
asumsi yang memungkinkan, ada kemungkinan jumlah kerugian
penurunan nilai yang berbeda namun masuk akal yang diakui oleh
manajemen. 1umlah yang berbeda ini akan dapat diterima oleh auditor
jika bukti audit menunjukkan bahwa manajemen telah menerapkan model
penilaian dengan benar dan menggunakan data yang sesuai. Dalam
situasi seperti ini, ada kemungkinan bahwa auditor mendapat tekanan
dari manajemen untuk setuju dengan pilihan metode penilaian mereka
atau auditee akan menggunakan jasa auditor lain.
Di samping isu terkait dengan penggunaan nilai wajar dan isu-isu
terkait lainnya, masalah yang disebabkan oleh %ariabilitas dalam tingkat
reliabilitas dan ketepatan pengukuran biaya historis juga dihadapi oleh
auditor. $ebagai 0ontoh, standar biaya sistem manuaktur didasarkan
pada biaya historis dari berbagai ma0am inputmasukan, asumsi tentang
%olume dan metode pemrosesan, serta isu seputar penetapan biaya
overhead antara produk, proses, dan departemen. $emua aktor ini
mempengaruhi biaya persediaan yang ada pada akhir periode dan barang
6
-
8/16/2019 4. Teori Pengukuran
22/22
yang terjual selama periode tersebut. Dalam konteks ini, auditor perlu
menguji kewajaran prosedur yang diterapkan dalam mengembangkan
standar dari perekayasaan spesifkasi. Dalam hal ini termasuk
pengumpulan bukti tentang kewajaran dari asumsi yang mendasari dankonsistensi penggunaan data. 9iaya persediaan per unit akan tampak
sangat tepat, tapi perubahan dalam kondisi operasi dapat menghasilkan
%ariasi yang signifkan dan menjadikan asumsi mendasari untuk alokasi
biaya tidak %alid.
top related