382 ce973d01
Post on 20-Jun-2015
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Your Trusted Professional
OUTLOOK 2011
PT Mega Capital IndonesiaPT Mega Capital IndonesiaPT Mega Capital Indonesia
Your Trusted ProfessionalYour Trusted ProfessionalYour Trusted Professional
KILAS BALIK 2010KILAS BALIK 2010
2
Your Trusted Professional
Kinerja Indeks Utama Global
• Selama 2010 IHSG merupakan salah satu indeks dengan kinerja terbaik, terutama jika dibandingkan dengan indeks utama global. Pada 2010 IHSG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar +46%, ditutup pada level 3,703.
• Indeks utama global dengan kinerja terbaik kedua adalah indeks Nasdaq yang ditutup pada level 2,652 atau naik 17%.
• Dari Asia, indeks Hang Seng ditutup pada level 23,035 atau naik +5% sementara Nikkei terkoreksi ‐3% ke level 10,228. Untuk pasar saham Eropa, indeks FTSE ditutup naik +9% ke level 5,899 & DAX naik +12% ke level 6,688. Dari Amerika, indeks DJIA ditutup pada level 11,577 atau naik +11% & S&P 500 naik +13% ke level 1,257.
• Dari sisi valuasi, selama 2010 indeks Nasdaq tercatat sebagai indeks utama global dengan current PER tertinggi sebesar 35x, yang diikuti IHSG 21x & Nikkei 20x. Sementara itu DAX, DJIA & Hang Seng tercatat sebagai indeks utama global dengan current PER terendah masing masing sebesar 12x & 14x (untuk DJIA & Hang Seng).
‐3%
5%
9%
11%
12%
13%
17%
46%
Nikkei
HangSeng
FTSE
DJIA
DAX
S&P 500
Nasdaq
IHSG
Global Market Performance 2010
12
14
14
16
18
20
21
35
DAX
DJIA
HangSeng
S&P 500
FTSE
Nikkei
IHSG
Nasdaq
Current PER
Your Trusted Professional
Kinerja Komoditas
• Dari sektor komoditas, CPO & timah mencatatkan kinerja terbaik selama 2010 dimana masing masing naik sebesar +60%. CPO pada akhir 2010 ditutup pada level $1,285/ton sementara timah ditutup pada level $26,920/mton.
• Sementara itu minyak mentah merupakan komoditas dengan kinerja terendah dimana selama 2010 harga minyak mentah hanya mengalami kenaikan +15%, ditutup pada level $91.38/barrel.
• Harga batubara mengalami kenaikan +39% ditutup pada level $120.79/mton sementara emas naik +30% ke level $1,420/troy ounce. Harga nickel naik +34% ke level $24,708/mton.
15%
30%
34%
39%
60%
60%
Crude oil
Gold
Nickel
Coal
Tins
CPO
Commodities in 2010
Your Trusted Professional
Kinerja Sektoral IHSG
• Sektor Perdagangan & Jasa menjadi sektor dengan kinerja terbaik selama 2010, dimana sektor ini mengalami kenaikan +72%. Sementara itu sektor terbaik kedua adalah Barang Konsumsi yang naik +63%.
• Sementara itu sektor dengan kinerja terendah adalah sektor Infrastruktur yang hanya naik +13% serta sektor Perkebunan yang naik +30%.
• Sektor yang outperformed terhadap IHSG adalah sektor Perdagangan & Jasa, Barang Konsumsi, Aneka Industri, Keuangan & Pertambangan.
• Sedangkan sektor yang underperformed terhadap IHSG adalah sektor Industri Dasar, Konstruksi & Properti, Perkebunan & Infrastruktur.
• Dari sisi valuation, sektor dengan current PER tertinggi adalah sektor Pertambangan dengan current PER sebesar 45x & diikuti oleh sektor Infrastruktur 29x & Perkebunan 25x.
• Sedangkan sektor dengan current PER terendah adalah sektor Industri Dasar dengan current PER 14x, Aneka Industri serta Perdagangan & Jasa masing masing 16x.
13%
30%
39%
42%
46%
49%
55%
61%
63%
72%
Infrastructure
Agriculture
Construction & property
Basic industry
IHSG
Mining
Finance
Misc. industry
Consumer goods
Trade & service
Sectoral Performance 2010
14
16
16
18
21
22
23
25
29
45
Basic industry
Misc. industry
Trade & service
Finance
JCI
Construction & property
Consumer goods
Agriculture
Infrastructure
Mining
Sectoral 2010 Current PER
Your Trusted ProfessionalYour Trusted ProfessionalYour Trusted Professional
PROSPEK SAHAM GLOBAL 2011PROSPEK SAHAM GLOBAL 2011
6
Your Trusted Professional
Prospek Saham Global 2011 (1)
• Untuk 2011 kami proyeksikan saham saham yang tercatat dalam indeks Nasdaq akan membukukan kenaikan EPS tertinggi sebesar +75%, diikuti oleh FTSE +48%. Sementara itu saham saham yang tercatat dalam indeks DJIA & S&P 500 kami perkirakaan akan membukukan kenaikan EPS terendah masing masing sebesar +4% & +7%.
• Saham saham yang tercatat di IHSG kami proyeksikan akan membukukan kenaikan EPS rata rata sebesar +15%.
• Dalam Baseline target kami proyeksikan DJIA akan ditutup di level 12,810 pada akhir 2011, S&P 500 pada level 1,365, Nasdaq 3,907, FTSE 11,892, DAX 12,042, Nikkei 19,313 & Hang Seng 27,682.
• Dalam Higher target kami proyeksikan DJIA akan ditutup di level 15,372 pada akhir 2011, S&P 500 pada level 1,621, Nasdaq 4,446, FTSE 16,846, DAX 15,845, Nikkei 23,858 & Hang Seng 35,064.
• Dalam Lower target kami proyeksikan DJIA akan ditutup di level 10,248 pada akhir 2011, S&P 500 pada level 1,109, Nasdaq 3,369, FTSE 6,937, DAX 8,239, Nikkei 14,769 & Hang 20,300.
4%7%
10%14% 15%
32%
48%
75%
DJIA S&P 500 Nikkei HangSeng IHSG DAX FTSE Nasdaq
EPS Growth 2011
IndicesCurrent Estimate Growth Lower Baseline Higher Lower Baseline Higher
IHSG 177 204 15% 16 20 24 3,260 4,075 4,890 DJIA 824 854 4% 12 15 18 10,248 12,810 15,372 S&P 500 80 85 7% 13 16 19 1,109 1,365 1,621 Nasdaq 77 135 75% 25 29 33 3,369 3,907 4,446 FTSE 335 495 48% 14 24 34 6,937 11,892 16,846 DAX 481 634 32% 13 19 25 8,239 12,042 15,845 Nikkei 515 568 10% 26 34 42 14,769 19,313 23,858 Hangseng 1,623 1,845 14% 11 15 19 20,300 27,682 35,064
EPS PER Target 2011
Your Trusted Professional
Prospek Saham Global 2011 (2)
• Dari sisi valuation, indeks Nikkei pada 2011 kami proyeksikan mencatatkan forward PER tertinggi pada level 34x, yang diikuti oleh Nasdaq 29x.
• Sementara itu indeks DJIA & Hang Seng kami proyeksikan akan mencatatkan forward PER terendah pada 2011 masing masing sebesar 15x.
• IHSG sendiri kami proyeksikan memiliki forward PER sebesar 20x, lebih rendah sedikit dari current PER 2010 sebesar 21x.
15
15
16
19
20
24
29
34
DJIA
HangSeng
S&P 500
DAX
IHSG
FTSE
Nasdaq
Nikkei
Forward PER
Your Trusted ProfessionalYour Trusted ProfessionalYour Trusted Professional
EKONOMI 2011EKONOMI 2011
9
Your Trusted Professional
Domestic Economic Update• Inflasi Indonesia tahun 2010 tercatat sebesar 6,96% YoY,
melebihi target inflasi Bank Indonesia yang sebesar maksimal 6%. Kenaikan laju inflasi ini terutama dipicu oleh kelangkaan pasokan bahan makanan akibat cuaca ekstrim yang memicu kenaikan harga kelompok bahan makanan. Sedangkan untuk inflasi inti berada pada level +4,28% YoY.
• Namun hingga Januari 2011, BI masih mempertahankan BI Rate pada level 6,5% dengan pertimbangan inflasi disebabkan oleh faktor suplay serta untuk memicu pertumbuhan ekonomi dan fungsi intermediasi perbankan.
• Untuk tahun 2011, BI masih menargetkan inflasi maksimal sebesar 6%. Namun target tersebut diperkirakan akan terlampaui yang antara lain didorong oleh kenaikan harga komoditas akibat pemulihan ekonomi global dan perubahan iklim serta diberlakukannya pembatasan BBM bersubsidi. Kami memprediksikan laju inflasi tahun 2011 berada pada kisaran 7%‐8,5%.
• Meskipun demikian BI Rate diperkirakan masih akan dipertahankan pada level 6,5% hingga triwulan I 2011. Namun jika inflasi inti lebih dari 5% diperkirakan BI akan menaikkan suku bunga. Dilain pihak kuatnya cadangan devisa Indonesia dan rupiah akan membantu menahan kenaikan laju inflasi. Untuk tahun 2011, kami memprediksi BI Rate akan berada pada kisaran 7%‐7,5%.
Sumber: BPS & BI
Inflasi MoM, YoY & Inflasi Inti YoY
-0.50%
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
Jan-
09Fe
b-09
Mar
-09
Apr-0
9M
ay-0
9Ju
n-09
Jul-0
9Au
g-09
Sep-
09O
ct-09
Nov-
09De
c-09
Jan-
10Fe
b-10
Mar
-10
Apr-1
0M
ay-1
0Ju
n-10
Jul-1
0Au
g-10
Sep-
10O
ct-10
Nov-
10De
c-10
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
9.00%
10.00%
MoM YoY Inflasi Inti YoY
BI Rate vs Inflation
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
Sep-05Nov-05Jan-06Mar-06May-06Jul-06Sep-06Nov-06Jan-07Mar-07May-07Jul-07Sep-07Nov-07Jan-08Mar-08May-08Jul-08Sep-08Nov-08Jan-09Mar-09May-09Jul-09Sep-09Nov-09Jan-10Mar-10May-10Jul-10Sep-10Nov-10
BI-Rate Inflation Spread BI Rate vs Inflasi
Your Trusted ProfessionalYour Trusted ProfessionalYour Trusted Professional
FIXED INCOME 2011FIXED INCOME 2011
11
Your Trusted Professional
Fixed Income Update
• Pergerakan yield SUN pada tahun 2010 lebih rendah dibandingkan dengan yield pada tahun 2009 dan 2008. Aliran dana investor asing yang deras masuk ke Indonesia di tengah optimisme akan membaiknya perekonomian dan peringkat Indonesia menjadi faktor pendorong penguatan harga SUN pada tahun 2010.
• Kepemilikan SUN oleh investor asing pun meningkat 81,26% YoY menjadi sebesar IDR 195,76 triliun pada akhir tahun 2010 dibandingkan dengan akhir tahun 2009 yang sebesar IDR 108 triliun. Hingga akhir tahun 2010, kepemilikan asing di SUN telah mencapai 30,5% dari komposisi kepemilikan SUN, berada di urutan kedua setelah bank yang sebesar 33,9%. Per 6 Januari 2011, kepemilikan asing di SUN kembali bertambah menjadi IDR 198,7 triliun.
• Pada tahun 2011 ini, obligasi pemerintah yang akan jatuh tempo sekitar IDR 67,22 triliun. Sedangkan obligasi korporasi yang akan jatuh tempo sekitar IDR 11,64 triliun. Sementara itu target dana yang akan diraih pada lelang SUN selama triwulan I 2011 adalah sebesar IDR 38,5 triliun.
• Faktor inflasi dan kenaikan BI Rate menjadi resiko terbesar bagi pergerakan obligasi pada tahun 2011 ini. Selain itu membaiknya ekonomi AS di tengah memburuknya krisis hutang di Eropa akan membuat investor asing lebih memilih menginvestasikan dananya ke aset yang dianggap lebih aman seperti dollar AS dan obligasi pemerintah AS.
ID Govt Bonds Yield Curve 2008-2010
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 20 27 29
Time To Maturity
%
30 Des 10
30 Des 09
30 Des 08
Komposisi Kepemilikan SUN 31 Desember 2010
Bank33.9%
BI2.7%
Reksadana8.0%Asuransi
12.4%
Asing30.5%
Sekuritas0.0%
Dapen5.7%
Lain-lain6.8%
Your Trusted ProfessionalYour Trusted ProfessionalYour Trusted Professional
PROSPEK IHSG 2011PROSPEK IHSG 2011
13
Your Trusted Professional
Target IHSG 2011 (1)
• Baseline target kami untuk IHSG pada akhir 2011 akan ditutup pada level 4,075. Pada level ini, implied forward PER untuk IHSG tercatat sebesar 20x.
• Sedangkan untuk Higher target kami untuk IHSG pada akhir 2011 akan ditutup pada level 4,890. Pada level ini, implied forward PER untuk IHSG tercatat sebesar 24x.
• Sementara itu, untuk Lower target kami untuk IHSG pada akhir 2011 akan ditutup pada level 3,260. Pada level ini, implied forward PER untuk IHSG tercatat sebesar 16x.
• Sektor yang menjadi unggulan kami di 2011 ini adalah sektor Aneka Industri, Pertambangan, Infrastruktur & Perkebunan. Kami perkirakan sektor sektor ini akan memiliki pertumbuhan 12mo EPS diatas pertumbuhan EPS IHSG.
• 12mo EPS untuk sektor Aneka Industri kami proyeksikan akan tumbuh +144% pada 2011, sementara sektor Pertambangan akan tumbuh +93%, Infrastruktur +62% & Perkebunan +28%.
• Rata rata 12mo EPS IHSG kami proyeksikan tumbuh +15% pada 2011.
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
1/2/08 1/2/09 1/2/10 1/2/11
IHSG Outlook 2011
Price Lower Baseline Higher
‐4%
‐1%
4%
6%
15%
22%
28%
62%
93%
144%
Basic industry
Construction & property
Finance
Consumer goods
JCI
Trade & service
Agriculture
Infrastructure
Mining
Misc. industry
Sectoral 12mo EPS Growth
Your Trusted Professional
Target IHSG 2011 (2)
• Sektor sektor yang kami perkirakan akan underperformed terhadap IHSG adalah sektor Barang Konsumsi, Keuangan, Konstruksi & Properti serta Industri Dasar.
• Bahkan kami perkirakan 12mo EPS untuk sektor Konstruksi & Properti serta Industri Dasar akan turun masing masing ‐1% & ‐4%.
• Dari sisi valuation, kami melihat sektor Industri Dasar memiliki rata rata PER tertinggi sebesar 33x, yang diikuti sektor Konstruksi & Properti 24x & Aneka Industri 23x.
• Sektor yang memiliki rata rata PER terendah adalah sektor Keuangan dan Perdagangan & Jasa masing masing 16x, Pertambangan 18x serta Barang Konsumsi 19x.
• Rata rata PER untuk IHSG sendiri sebesar 20x.
16
16
18
19
20
20
21
23
24
33
Finance
Trade & service
Mining
Consumer goods
JCI
Infrastructure
Agriculture
Misc. industry
Construction & property
Basic industry
Sectoral Average PER
Your Trusted Professional
Average Return IHSG & Volatility
• Dalam 10 tahun terakhir, dari 2000‐2010, rata rata return tertinggi IHSG ada pada bulan April dimana pada bulan tersebut IHSG rata rata mencatatkan kenaikan sebesar +6.1%.
• Rata rata return tertinggi kedua jatuh pada bulan Desember, dimana pada bulan tersebut IHSG naik rata rata sebesar +5.8%.
• Sementara itu, rata rata return terendah tercatat pada bulan Oktober & Agustus, dimana pada bulan Oktober IHSG rata rata terkoreksi sebesar ‐2.2% & pada bulan Agustus terkoreksi ‐1.9%.
• Dari sisi volatilitas, IHSG tercatat memiliki volatilitas terbesar pada bulan October dimana standard deviasi pada bulan tersebut tercatat sebesar 12.1%.
• Sedangkan bulan dimana tingkat volatilitas IHSG terkecil adalah pada bulan Pebruari dimana standard deviasi pada bulan tersebut tercatat hanya sebesar 2.3%.
6.9
2.3
7.8 8.9
8.0
4.1
6.2 5.2
9.8
12.1
5.2
3.3
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Monthly Volatility IHSG 2001‐2010
2.2
0.4
1.6
6.1
2.8
1.5
3.4
(1.9)
2.7
(2.2)
2.8
5.8
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Monthly Average Return IHSG 2001‐2010
Your Trusted ProfessionalYour Trusted ProfessionalYour Trusted Professional
SEKTORAL OUTLOOKSEKTORAL OUTLOOK
17
Your Trusted Professional
Sektor Komoditas : Oil & Gas
• Setelah pada 2010 harga minyak mentah mencatatkan kenaikan sebesar +15%, pada 2011 ini kami proyeksikan rata rata harga minyak mentah akan kembali naik +18% ke level $94/barrel dari rata rata 2010 $79.51/barrel.
• Dari 2005‐2010 harga rata rata minyak mentah naik sebesar CAGR +7% dari $56.59/barrel pada 2005 ke $79.51/barrel pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010‐2015, kami proyeksikan harga minyak mentah akan tumbuh CAGR +5.10% ke level $102/barrel.
• Untuk sektor oil & gas, saham MEDC mencatatkan kenaikan tertinggi selama 2010 sebesar +38%, diikuti PGAS +13%. Sementara itu saham yang mencatatkan kinerja terendah adalah ENRG yang turun ‐31%.
• Sektor Pertambangan sendiri naik +49% dimana IHSG naik +46% & minyak mentah naik +15%.
• Top picks kami untuk sektor oil & gas adalah PGASdengan 12mo target price Rp 5,025.
56.59 66.09
72.23
99.92
61.99
79.51
94 96 98 100 102
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
USD
/barrel
WTI Crude Oil
‐31%
13%
15%
38%
46%
49%
ENRG
PGAS
Crude oil
MEDC
IHSG
Mining
Oil & Gas Sector
Your Trusted Professional
Sektor Komoditas : Batubara
• Setelah pada 2010 harga batubara mencatatkan kenaikan sebesar +39%, pada 2011 ini kami proyeksikan rata rata harga batubara akan kembali naik +16% ke level $115/mton dari rata rata 2010 $98.97/mton.
• Dari 2005‐2010 harga rata rata batubara naik sebesar CAGR +15.7% dari $47.67/mton pada 2005 ke $98.97/mton pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010‐2015, kami proyeksikan harga batubara akan tumbuh CAGR +5% ke level $126/mton.
• Untuk sektor batubara, saham ITMG mencatatkan kenaikan tertinggi selama 2010 sebesar +60%, diikuti ADRO +47%. Sementara itu saham yang mencatatkan kenaikan terendah adalah BUMI yang hanya naik +25% & PTBA +33%.
• Sektor Pertambangan sendiri naik +49% dimana IHSG naik +46% & batubara international naik +39%.
• Top picks kami untuk sektor batubara adalah PTBAdengan 12mo target price Rp 28,300, ADRO (Rp 2,900) & ITMG (Rp 56,650).
47.67 48.97
66.91
129.02
71.71
98.97
115 117 120 123 126
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
USD
/mtonn
e
Newcastle Coal
25%
33%
39%
46%
47%
49%
60%
BUMI
PTBA
Coal
IHSG
ADRO
Mining
ITMG
Coal Sector
Your Trusted Professional
Sektor Komoditas : Metal (1)
• Setelah pada 2010 harga nickel mencatatkan kenaikan sebesar +34%, pada 2011 ini kami proyeksikan rata rata harga nickel akan kembali naik +27% ke level $27,701/mton dari rata rata 2010 $21,811/mton.
• Dari 2005‐2010 harga rata rata nickel naik sebesar CAGR +8.10% dari $14,765/mton pada 2005 ke $21,811/mton pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010‐2015, kami proyeksikan harga nickel akan tumbuh CAGR +6.6% ke level $30,062/mton.
• Setelah pada 2010 harga timah mencatatkan kenaikan sebesar +60%, pada 2011 ini kami proyeksikan rata rata harga timah akan terkoreksi ‐8.5% ke level $18,681/mton dari rata rata 2010 $20,408/mton.
• Dari 2005‐2010 harga rata rata timah naik sebesar CAGR +22.6% dari $7,373/mton pada 2005 ke $20,408/mton pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010‐2015, kami proyeksikan harga timah akan tumbuh tipis CAGR +0.05% ke level $20,459/mton.
14,765
24,155
37,088
21,058
14,711
21,811
27,701 28,271 28,854 29,450 30,062
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
USD
/mtonn
e
LME Nickle
7,373 8,736
14,492
18,454
13,617
20,408 18,681 19,110 19,550
19,999 20,459
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
USD
/mtonn
e
LME Tin
Your Trusted Professional
Sektor Komoditas : Metal (2)
• Setelah pada 2010 harga emas mencatatkan kenaikan sebesar +30%, pada 2011 ini kami proyeksikan rata rata harga emas akan terkoreksi ‐16.8% ke level $1,020/troy ounce dari rata rata 2010 $1,227/troy ounce.
• Dari 2005‐2010 harga rata rata emas naik sebesar CAGR +22.5% dari $445/troy ounce pada 2005 ke $1,227/troy ounce pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010‐2015, kami proyeksikan harga emas akan terkoreksi sebesar CAGR ‐2% ke level $1,109/troy ounce.
• Untuk sektor metal, saham TINS mencatatkan kenaikan tertinggi selama 2010 sebesar +38%. Sementara itu saham yang mencatatkan kenaikan terendah adalah ANTM yang hanya naik +11%.
• Sektor Pertambangan sendiri naik +49% dimana IHSG naik +46%. Dari harga metal, timah naik +60%, nickel +34% & emas +30%.
• Top picks kami untuk sektor batubara adalah INCOdengan 12mo target price Rp 5,275, ANTM (Rp 2,800) & TINS (Rp 2,725).
445
604 697
872 974
1,227
1,020 1,042 1,064 1,086 1,109
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
USD
/troy ou
nce
Gold
11%
30%
34%
34%
38%
46%
49%
60%
ANTM
Gold
INCO
Nickel
TINS
IHSG
Mining
Tin
Metals Sector
Your Trusted Professional
Sectoral Outlook: Telecommunication • Persaingan industri telekomunikasi terutama bisnis seluler
di Indonesia pada tahun 2010 masih berlanjut dengan sengitnya. Apalagi data terakhir menunjukkan bahwa jumlah pelanggan seluler di Indonesia hampir mencapai total jumlah penduduk Indonesia, yang berarti tingkat penetrasi industri seluler sudah hampir mencapai 100%. Meskipun dari jumlah pelanggan tersebut, banyak di antara mereka yang memiliki lebih dari satu nomor. Hal ini membuat tingkat ARPU menurun. Segmen data dan internet menjadi sumber pertumbuhan pendapatan para operator.
• Persaingan untuk memperebutkan pelanggan ini tampak dari gencarnya promosi dan iklan yang dilakukan oleh para operator telekomunikasi tersebut. Hal ini membuat beban biaya promosi yang harus ditanggung oleh para operator tersebut membuat marjin mereka berkurang.
• Berdasarkan data akhir September, jumlah pelanggan seluler terbanyak masih dipegang oleh Telkomsel sebesar 93 juta, disusul ISAT sebanyak 39,7 juta dan EXCL 38,5 juta. Namun untuk pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang tertinggi berada di tangan EXCL.
• Persaingan yang ketat serta beban biaya promosi dan perluasan jaringan infrastruktur terutama untuk segmen data, menjadikan sektor ini cenderung akan berlanjut mengalami konsolidasi. Untuk sektor ini, saham pilihan kami adalah TLKM (TP IDR 9200) dan EXCL (TP IDR 7450).
Telecommunication Stocks Performance31 Dec 2009 - 31 Dec 2010
174.6%
59.9%
14.3%
38.2%
0.0%
-15.9%
-50% 0% 50% 100% 150% 200%
EXCL
BTEL
IDX
ISAT
FREN
TLKM
Your Trusted Professional
Sectoral Outlook: Consumer Goods• Tahun 2010, kinerja sektor konsumer mengalami
peningkatan. Hal ini antara lain didorong oleh optimisme akan pemulihan ekonomi domestik yang semakin baik, meningkatnya daya beli masyarakat, jumlah penduduk Indonesia yang sangat potensial sebagai pasar serta relatif rendahnya suku bunga dalam negeri.
• Pada tahun 2011, diperkirakan sektor konsumsi masih akan mengalami penguatan kinerja meskipun tidak sebagus pada tahun 2010. Potensi meningkatnya laju inflasi pada tahun 2011 diperkirakan akan menjadi sentimen negatif pada saham sektor konsumer. Selain itu kenaikan harga komoditas sebagai bahan baku sektor konsumsi juga berpotensi menurunkan marjin laba pada perusahaan di sektor ini.
• Meskipun demikian jumlah penduduk yang besar dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang membaik diperkirakan akan masih menjadi pendorong sektor ini. Kenaikan harga komoditas, di lain pihak juga berpotensi akan meningkatkan pendapatan sebagian masyarakat yang penghasilan utamanya berasal dari sektor komoditas. Untuk sektor ini, saham pilihan kami adalah INDF.
Consumer Goods Sector Performance 31 Dec 2009 - 31 Dec 2010
170.7%
150.0%
138.9%
134.2%
96.1%
85.6%
49.3%
38.2%
37.3%
0% 50% 100% 150% 200%
HMSP
KLBF
MYOR
TSPC
SMAR
GGRM
UNVR
IDX
INDF
Your Trusted Professional
Sectoral Outlook: Plantation• Oil World memperkirakan konsumsi minyak nabati pada
tahun 2011 akan melebihi produksi. Konsumsi minyaknabati pada tahun 2011 diproyeksinya mencapai 6,2 jutaton. Kenaikan konsumsi minyak nabati didorong olehkenaikan konsumsi di China seiring dengan bertambahnyajumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi negaratersebut.
• Pada kuartal I 2011, diperkirakan produksi CPO akanterganggu mengingat tingginya curah hujan. Disamping itu, menjelang perayaan tahun baru China (imlek) pada kuartal I 2011 konsumsi CPO diperkirakan akan meningkat.
• Indonesia sebagai salah satu produsen CPO terbesar di dunia, mengkontribusikan 47% dari total produksi CPO dunia. Sementara itu, secara umum emiten perkebunan di Indonesia memasarkan CPO ke pasar domestik mengingat masih tingginya permintaan dari dalam negeri.
• Kami meperkirakan harga CPO cenderung bullish pada tahun 2011, sejalan dengan masih tingginya permintaan. Oil World memperkirakan produksi CPO Indonesia 2011 tumbuh 9,4% atau mencapai 23,85 juta ton. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah mature area menjadi sebesar 6,1 juta hektar naik 6,5% dari tahun 2010.
• Recommendation : LSIP:BUY TP: IDR 14000, SGRO: BUY TP: IDR 3500
Agriculture Sector Performance 31 Dec 2008 - 31 Dec 2009
185.47%
132.14%
126.89%
123.08%
86.98%
7.14%
0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 200.00%
LSIP
AALI
SGRO
UNSP
IDX
CPRO
Produksi CPO vs Mature Area
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2007 2008 2009 2010F 2011F0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Mature Area (ribu ha) Produksi (ribu ton)
Your Trusted Professional
Sectoral Outlook: Banking• Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan menurunnya
suku bunga kredit, penyaluran kredit pada 2010 mampumencapai target. Per Oktober 2010, pertumbuhan kredit mencapai 19,3% YoY dengan kontribusi terbesar dari Kredit Modal Kerja (KMK). Kredit Konsumsi (KK) menempati porsi yang cukup besar yaitu 30,7% dari total kredit. Kami cukup optimis pertumbuhan kredit di tahun 2011 mampu mencapai 15% ‐ 20%. Kredit konsumsi dan kredit modal kerja masih menjadi penggerak pertumbuhan kredit nasional.
• Tingkat inflasi yang diperkirakan naik pada 2011, kemungkinan akan mendorong BI untuk menaikan tingkat suku bunga acuan. Kenaikan BI rate akan diikuti dengan naiknya suku bunga perbankan. Untuk menjaga net interest margin di level yang tinggi ditengah kemungkinan naiknya cost of fund, bank secara bertahap diperkirakan akan menaikan tingkat suku bunga kredit.
• Pada tahun 2011 dipekirakan kredit konsumsi akan kembali menjadi penggerak penyaluran kredit perbankan. Dari sektor konsumsi, diperkirakan permintaan kredit perumahan akan tumbuh lebih besar sejalan dengan kenaikan permintaan.
• Selama tahun 2010, perbankan berhasil menjaga tingkat NPLnya pada level yang rendah. Perbaikan kualitas asset akan menurunkan beban pencadangan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Dengan demikian laba bank pada tahun 2011 akan lebih baik. Selain itu, likuiditas perbankan diperkirakan masih tetap terjaga dengan makin banyaknya aksi korporasi untuk menambah modal.
• Recommendation : BBTN BUY TP : IDR 2250, BBNI BUY TP : IDR 4200, BMRI BUY : IDR 7600
Banking Stocks Performance 31 Dec 2008 - 31 Dec 2009
191.18%
132.10%
86.98%
67.21%
49.23%
63.27%
46.77%
43.43%
31.03%
-10.81%
-50% 0% 50% 100% 150% 200% 250%
BBNI
BMRI
IDX
BBRI
BNLI
BBCA
BDMN
BNGA
PNBN
BNII
Your Trusted Professional
Sectoral Outlook: Cement• Di tahun 2011 ini permintaan semen nasional diprediksi akan tumbuh dikisaran
6%‐7% menjadi sekitar 43 juta ton dari posisi tahun sebelumnya sekitar 40 juta ton. Masih cerahnya prospek sektor properti dan Infrastruktur yang masing‐masing berkontribusi sekitar 40% dan 30% terhadap permintaan semen nasional diprediksi akan mendorong pencapain tersebut.
• Selain itu dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi berada pada level 6,4% diharapkan akan mampu meningkatkan konsumsi semen perkapita masyarakat.
• Untuk mengakomodasi meningkatnya kebutuhan semen nasional dan untuk terus memaksimalkan nilai perusahaan bagi investor, ketiga produsen semen nasioanl yaitu SMGR, INTP dan SMCB berusaha meningkatkan kapasitas produksinya dan melakukan berbagai langkah effisiensi ditengah meningkatnya biaya energi.
• SMGR sebagai market leader di industri ini terus berupaya meningkatkan kapasitas produksinya yaitu dengan pembanguan dua pabrik baru di Tuban dan Tonasa masing‐masing berkapasitas 2,5 juta ton dan akan beroperasi di tahun 2012. Pada tahun 2012 SMGR juga akan membangun pabrik baru di Padang berkapasitas 2,5‐3 juta ton. Selain dengan mebangun pabrik baru perseroan juga menjajaki untuk mengakuisisi pabrik semen di luar negeri dengan kapasitas 1,5 juta ton. Dengan berbagai usaha tersebut diharapkan pada tahun 2015 kapasitas produksi perseroan akan mencapai 30 juta ton per tahun dari kapasitas terpasang sekarang sebesar 19,5 juta ton.
• INTP Juga melakukan hal yang sama sebagaimana dilakukan oleh SMGR setelah pada tahun 2010 menyelesaikan pembangunan cement mill berkapasitas 1,5 juta ton di Cirebon di tahun 2011 ini perseroan akan melakukan pembangunan cement mill di Cilegon berkapasitas 1 juta ton dan akan beroperasi di tahun 2012 sehingga pada tahun 2012 kapasitas terpasang perseroan akan mencapai 20,6 juta ton per tahun dari kapasitas sekarang 18,6 juta ton per tahun.
• Seperti kedua pesaingnya Holcim juga terus meningkatkan kapasitas produksinya, saat ini perseroan sedang membangun pabrik baru di Tuban dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun dan akan selesai pada 2013 sehingga nantinya kapasitas produksi perseroan akan mencapai 10 juta ton per tahun dari kapasitas sekarang sebesar 8,3 juta ton per tahun.
46,1%
16,4%
45,2%
25,2%
0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0%
IHSG
INTP
SMCB
SMGR
Cement Sector Perfomance31 Dec 2009‐31 Dec 2010
Your Trusted Professional
Sectoral Outlook: Heavy Equipment
• Pada tahun ini prospek pertambangan khususnya batubara diprediksi akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Meningkatnya permintaanseiring dengan membaiknya perekonomian global dan terkendalanya proses penambangan akibat gangguan cuaca, membuat harga batubara diprediksi akan berada di kisaran 109/mton atau naik 12,6% dibandingkan harga rata‐rata 2010 yang berada pada level 97/mton. Kondisi tersebut merupakan kabar baik bagi distributor alat berat karena permintaan terbesar akan alat berat berasal dari sektor ini.
• Trend penguatan harga CPO yang diprediksi akan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan diprediksi akan memberikan sentimen positif bagi sektor alat berat, mengingat selama ini penjualan alat berat terbesar kedua berasal dari perkebunan.
• Usaha pemerintah untuk terus membangun infrastruktur dalam rangka memperbaiki iklim investasi terus berjalan. Pada tahun ini pemerintah menaikan anggaran infrastruktur sebesar 20% menjadi 126 triliun dari anggaran tahun 2010 sebesar 108 triliun. Kenaikan tersebut diprediksi juga akan mendorong permintaan akan alat berat disektor ini.
• UNTR distributor alat berat dengan merek Komatsu pada tahun ini menargetkan penjualan alat berat akan meningkat sebesar 10% menjadi 5940 unit dari sebelumnya 5400 unit. Sedangkan penjualan spare part dan jasa perbaikan diprediksi akan naik di kisaran 15%‐20%.
• Dari unit bisnis kontraktor pertambangan UNTR menargetkan dapat memproduksi batubara sebanyak 84,7 juta ton dan memindahkan tanah sebanyak 731,5 bcm atau masing‐masing meningkat 10% YoY.
• Sementara itu kapasitas produksi DEJ dan TTA pada tahun ini akan meningkat menjadi 4 juta ton dari sebelumnya 3 juta ton.
46,1%
53,5%
255,1%
127,0%
0,0% 50,0% 100,0% 150,0% 200,0% 250,0% 300,0%
IHSG
UNTR
INTA
HEXA
Heavy Equipment Sector Perfomance31 De 2009‐31 Dec 2010
Your Trusted Professional
Sectoral Outlook : Property
• Di tahun 2011, kami masih melihat potensi pertumbuhan untuk sektor properti. Hal ini didasarkan pada beberapa katalis positif yang mendukung yaitu :
1. Proyeksi GDP Indonesia yang akan tumbuh di kisaran 6%.
2. Tingginya jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk, mendorong naiknya kebutuhan akan perumahan.
3. Bertambahnya jumlah masyarakat kelas menengah, seiring meningkatnya pendapatan per kapita.
4. Implementasi kebijakan Pemerintah mengenai bantuan likuiditas untuk kredit perumahan (KPR), serta rencana disahkannya UU mengenai kepemilikan asing atas properti di Indonesia.
5. Dimasukkannya Indonesia ke level investment grade oleh lembaga pemeringkat internasional.
• Daya beli masyarakat yang masih cukup tinggi, didukung masih stabilnya suku bunga kredit, diperkirakan dapat mendorong permintaan terhadap produk‐produk properti, khususnya segmen residensial.
• Namun, peluang naiknya inflasi pada 2011 dapat menjadi katalis negatif bagi pertumbuhan penjualan properti. Inflasi diperkirakan akan dipicu beberapa faktor yaitu pembatasan BBM bersubsidi, naiknya harga bahan pangan, kenaikan harga minyak dan komoditas lainnya.
• Untuk emiten sektor properti, kami masih melihat potensi pertumbuhan relatif tinggi pada CTRA, ELTY dan BSDE.
Property Stocks Performance 31 Dec 2009 - 31 Dec 2010
81.7%
38.2%
33.3%
32.6%
2.3%
-27.8%
-18.7%
-18.1%
0.8%
-30% -10% 10% 30% 50% 70% 90%
SMRA
IDX
LPKR
Sector
BSDE
KIJA
APLN
ELTY
CTRA
Source : Reuters
PE Estimate 2011
30.527.0 26.9 26.8 25.4 24.4
19.2
14.4 13.7
-
5
10
15
20
25
30
35
SMRA BSDE APLN LPKR CTRA ELTY KIJA Sector IHSG
Source : Bloomberg, MCI Estimate
Your Trusted Professional
• Program Pemerintah terkait percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan melalui Public‐Private Partnership (PPP) yang melibatkan perusahaan BUMN maupun swasta, merupakan satu katalis positif untuk sektor infrastruktur dan jasa konstruksi.
• Dari IDR 57,2 triliun anggaran Kementrian PU, sekitar 50% dialokasikan untuk pembangunan jalan dan jalan tol. Selain itu, proyek‐proyek lain seperti pembangkit tenaga listrik dan infrastruktur telekomunikasi juga dapat menjadi sumber perolehanrevenue bagi emiten‐emiten sektor infrastruktur dan jasa konstruksi. Pada 2011, belanja sektor konstruksi nasional diperkirakan naik sekitar 10%.
• Terkait infrastruktur jalan, JSMR sebagai operator jalan tol terbesar di Indonesia tetap berpeluang mencatat pertumbuhan pada tahun 2011 melalui ekspansi yang terus dilakukan Perseroan, dan didukung adanya peningkatan anggaran Pemerintah untuk infrastruktur jalan tol. Selain itu, terus naiknya penjualan mobil yang mempengaruhi tingkat kepadatan lalu lintas, juga menjadi pendorong meningkatnya pengguna jalan tol.
• Meski demikian, yang menjadi hambatan untuk tumbuhnya sektor infrastruktur dan industri jasa konstruksi adalah penyerapan anggaran yang seringkali tidak sesuai target. Selain itu, masalah pembebasan lahan juga masih menjadi kendala dalam percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan dan jalan tol.
• Untuk sektor jasa konstruksi, saham‐saham rekomendasi pilihan kami yaitu ADHI, WIKA dan DGIK. Semantara untuk emiten sektor infrastruktur, kami masih merekomendasikan JSMR sebagai saham pilihan.
Sectoral Outlook : Construction & Infrastructure
PE Estimate 201119.4
15.1 14.4 13.711.5 10.9
9.8
-
5
10
15
20
PTPP WIKA Sector IHSG DGIK TOTL ADHI
Source : Bloomberg, MCI Estimate
Construction Stocks Performance 31 Dec 2009 - 31 Dec 2010
122.0%
109.2%
67.8%
40.4%
38.2%
32.6%
37.1%
0% 25% 50% 75% 100% 125% 150%
ADHI
WIKA
DGIK
PTPP
IDX
TOTL
Sector
Source: Reuters
Your Trusted Professional
Mega Capital Indonesia
Research Department:
Danny Eugene Ratna Lim
Libria Sefita DewiMino
Fajar Setiawan
Research Department:
Danny Eugene Ratna Lim
Libria Sefita DewiMino
Fajar Setiawan
DISCLAIMERThis Document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Mega Capital Indonesia.
Head Office (021) 79175599 (021) 79193900 Cirebon (0231) 235522 (0231) 235521 Menara Bank Mega Lt. 2 Jl. Cirebon Grand Center Blok D No. 12A. Lt. 2 (0231) 235523
Jl. Kapten P. Tendean. Kav 12-14A. Jakarta 12790 Cirebon, Jawa Barat
Jakarta - Roxy (021) 63852841 (021) 63852830 Semarang (024) 3562451 (024) 3566638 Komp. Niaga Roxy Mas Blok D3/12 Ruko Suari, Jl. Suari No. 7C Semarang 50137
` Surabaya (031) 5461607 (031) 5472492
Jakarta - Tj. Karang (021) 2305373 (021) 2305375 Wisma Dharmala 2nd FloorJl. Tanjung Karang No. 3-4 A Jakarta 10230 Jl. Panglima Sudirman Kav.101-103 Surabaya 6027
Jakarta - Sudirman (021) 57936852 (021) 57936844 Surabaya - Mayjend Sungkono (031) 5680774 (031) 5669574
Sudirman Plaza Indofood Tower Mezzanine Floor, Jl. Mayjend Sungkono No. 52 A Surabaya (031) 5680747 Jl. Jend Sudirman Kav 76-78 Jakarta 12910
Malang (0341) 557222 (0341) 557234 Jakarta - Pondok Indah (021) 7257823 (021) 7247640 Ruko Raya Dieng I, Jl. Raya Dieng I Kav. 5 Malang 65116 (0341) 557123
Plaza 5 Pondok Indah Blok D No. 11 Jl. Margaguna Raya Pondok Indah Jakarta Selatan Yogyakarta (0274) 623407 (0274) 623579
Jl. Raya Magelang Km. 5,6 No. 57 B Yogyakarta Jakarta - Kelapa Gading (021) 4533515
Jl. Boulevard Barat Blok LC 6 / No 27 Jakarta Solo (0271) 731681 (0271) 731685 Ruko Manahan Solo, Jl. Adi Sucipto, Solo, Jawa Tengah (0271) 731683
Medan (061) 4534399 (061) 4559475 Uniplaza Building 3rd Floor East Plaza Pontianak (0561) 746636 (0561) 747009 Jl. Letjen MT. Haryono No. A1 Medan Jl. Teuku Umar, Komp Pontianak Mall Blok B NO. 28 Pontianak (0561) 7506660
Bandar Lampung (0721) 258778 (0721) 266438 Samarinda (0541) 733866 (0541) 733955 Gedung Megalife 3rd Floor Ruko Permata No. 8 Jl. Pahlawan, Samarinda (0541) 204424
Jl. Jendral Sudirman No. 3 C Enggal Bandar Lampung Banjarmasin ( 0511 ) 3362337 (0511) 3352413
Palembang (0711) 354867 (0711) 354865 Jl. Haryono MT No. 29B Kertak Baru Ulu, Banjarmasin (0511) 3362338 Gedung Megalife 3rd Floor, Jl. R Soekamto NO.28G Palembang
Palangkaraya (0536) 3237401 (0536) 3237403 Batam (0778) 7493791 (0778) 7493792 Jl. Tjilik Riwut MM 2,5 No. 101 Palangkaraya, Kalimantan Tengah
Komp Super Blok Nagoya Hill Blok B No. 3A , Nagoya - Batam Makassar (0411) 319417 (0411) 319647
Pekanbaru (0761) 29558 (0761) 29591 Jl. Veteran Utara Ruko Metro Square Blok C No. 4 (0411) 319587 Jl. Sudirman No. 255 A Pekanbaru - Riau 28111 Makassar 90141 Sulawesi Selatan (0411) 319303
Bandung (022) 87340972 (022) 87340986 Manado (0431) 879691 (0431) 879691 Menara Bank Mega Lt. 3, Jl. Gatot Subroto No. 283 Bandung Kompleks Ruko Mega Mas Blok 1 C No. 48
Jl. Piere Tendean (Boulevard) Manado 95111 Bandung 2 (022) 4266060 (022) 4219997
Ruko Grand Eastern 16M, Jl. Pasir Kaliki No. 16-18. Bandung (022) 4266069
top related