3hari menggali ilmu di kota batik
Post on 22-Jul-2016
226 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
3 HARI MENGGALI ILMU DI KOTA BATIK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia dan rahmatnya kepada kita semua, sehingga dengan
izinnya kami bisa menulis sebuah cerita tentang sebuah perjalanan yang kami
alamai sendiri. Cerita ini merupakan cerita dimana kamimencari suatu
pencerahan identitas diri sebagai mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah. Kami
berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian cerita singkat ini. Semoga cerita singkat ini bermanfaat bagi kita
semua, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah.
Tujuan dari tugas tersebut adalah agar kami bias belajar tentang pengelolaan
program atau manajemen suatu lembag anonformal, sehingga kami lebih
memahami dengan detail tentangbentuk, fungsi maupun pengelolaan lembaga
pendidikan nonformal tersebut.Tujuan Selain itu, hasil dari observasi kami akan
digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa baru jurusan Pendidikan
Luar Sekolah angkatan tahun 2015. Diharapkan hasil dari observasi kami yang
dituangkan dalam bentuk buku ini akan lebih memberikan gambaran kepada
mereka, mahasiswa baru, tentang lembaga pendidikan nonformal beserta
denganmanajemennya.
Pada minggu pertama kami melakukan pembagian kelompok. Pembgian
kelompok itu dibagi berdasarkan keinginan sendiri tidak ada penentuan dari
ketua kelas. Kelompok kami terdiri dari tiga anggota yaitu, Endah
Nugrahaningtyas, Agustine Lilin Cahyani, dan Feri Subekti.Pada minggu
pertama dan kedua, kami menentukan tempat dan lembaga pendidikan
nonformal yang akan kami kunjungi.
Setelah menentukan beberapa pilihan kami memutuskan untuk
mengunjungi sebuah lembaga pendidikan nonformal yang berada di kota Solo
yaitu PKBM AR-Ridho dan LKP Bina Insani, dan untuk berjaga-jaga kami pun
memilih satu lembaga lagi yaitu LKP Santrico. Untuk mengkonfirmasi ketiga
lembaga tersebut kami melakukan persiapan yaitu pembuatan surat Observasi di
bagian Tata Usaha Fakultas Ilmu Pendidikan. Selain itu juga kami menghubungi
melalui via telephone. Pada awalnya kami menghubungi LKP Bina Insani dan
LKP tersebut mengizinkan kami untuk datang ke LKP itu.
Pada minggu ketiga, teman kami yang bernama Endah Nugrahaningtyas
bertempat tinggal di Klaten pergi ke Solo untuk mencari alamat ketiga lembaga itu
dan untuk memsukan surat izin obsevasi ke ketiga lembaga. Lembaga pertama
yang dikunjungi adalah LKP Bina Insani. Dalam memasukan surat teman kami
bertemu dengan salah satu staff yang berada di LKP tersebut. Staff tersebut
menyatakan bahwa kami akan memperoleh konfirmasi setelah surat itu sampai
kepada atasannya atau kepada pimpinan lembaga dan kami diberi waktu satu
minggu.
Setelah itu, teman kami bergegas untuk mencari lembaga yang kedua yaitu
PKBM AR-Ridho yang beralamtkan di di kawasan Silir, Kelurahan Semanggi,
Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo. Sesampainya di PKBM ternyata teman kami
bisa bertemu langsung dengan pemilik PKBM tersebut yaitu dengan Bapak
Sarjoko. Mereka menentukan waktu untuk melakukan wawancara, dan diputuskan
pada tanggal 9 April 2015. Kemudian setelah itu teman kami mencari lembaga
yang ketiga yaitu LPK Santrico namun setelah mencari beberapa jam lembaga
tersebut tidak ditemukan.
Setelah satu minggu dari pencarian alamat lembaga tersebut dari LKP Bina
Insani tidak ada konfirmasi pengizinan untuk melakukan observasi. Kami sudah
berusaha menghubungi lembaga tersebut tetapi tidak ada respon sama sekali,
sehingga kami menganggap bahwa kami tidak diizinkan untuk melakukan
observasi disana. Lalu kami memutuskan untuk mencari lembaga lain untuk kami
kunjungi.
3 HARI MENGGALI ILMU DI KOTA BATIK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia dan rahmatnya kepada kita semua, sehingga dengan
izinnya kami bisa menulis sebuah cerita tentang sebuah perjalanan yang kami
alamai sendiri. Cerita ini merupakan cerita dimana kamimencari suatu
pencerahan identitas diri sebagai mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah. Kami
berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian cerita singkat ini. Semoga cerita singkat ini bermanfaat bagi kita
semua, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah.
Tujuan dari tugas tersebut adalah agar kami bias belajar tentang pengelolaan
program atau manajemen suatu lembag anonformal, sehingga kami lebih
memahami dengan detail tentangbentuk, fungsi maupun pengelolaan lembaga
pendidikan nonformal tersebut.Tujuan Selain itu, hasil dari observasi kami akan
digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa baru jurusan Pendidikan
Luar Sekolah angkatan tahun 2015. Diharapkan hasil dari observasi kami yang
dituangkan dalam bentuk buku ini akan lebih memberikan gambaran kepada
mereka, mahasiswa baru, tentang lembaga pendidikan nonformal beserta
denganmanajemennya.
Pada minggu pertama kami melakukan pembagian kelompok. Pembgian
kelompok itu dibagi berdasarkan keinginan sendiri tidak ada penentuan dari
ketua kelas. Kelompok kami terdiri dari tiga anggota yaitu, Endah
Nugrahaningtyas, Agustine Lilin Cahyani, dan Feri Subekti.Pada minggu
pertama dan kedua, kami menentukan tempat dan lembaga pendidikan
nonformal yang akan kami kunjungi.
Setelah menentukan beberapa pilihan kami memutuskan untuk
mengunjungi sebuah lembaga pendidikan nonformal yang berada di kota Solo
yaitu PKBM AR-Ridho dan LKP Bina Insani, dan untuk berjaga-jaga kami pun
memilih satu lembaga lagi yaitu LKP Santrico. Untuk mengkonfirmasi ketiga
lembaga tersebut kami melakukan persiapan yaitu pembuatan surat Observasi di
bagian Tata Usaha Fakultas Ilmu Pendidikan. Selain itu juga kami menghubungi
melalui via telephone. Pada awalnya kami menghubungi LKP Bina Insani dan
LKP tersebut mengizinkan kami untuk datang ke LKP itu.
Pada minggu ketiga, teman kami yang bernama Endah Nugrahaningtyas
bertempat tinggal di Klaten pergi ke Solo untuk mencari alamat ketiga lembaga itu
dan untuk memsukan surat izin obsevasi ke ketiga lembaga. Lembaga pertama
yang dikunjungi adalah LKP Bina Insani. Dalam memasukan surat teman kami
bertemu dengan salah satu staff yang berada di LKP tersebut. Staff tersebut
menyatakan bahwa kami akan memperoleh konfirmasi setelah surat itu sampai
kepada atasannya atau kepada pimpinan lembaga dan kami diberi waktu satu
minggu.
Setelah itu, teman kami bergegas untuk mencari lembaga yang kedua yaitu
PKBM AR-Ridho yang beralamtkan di di kawasan Silir, Kelurahan Semanggi,
Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo. Sesampainya di PKBM ternyata teman kami
bisa bertemu langsung dengan pemilik PKBM tersebut yaitu dengan Bapak
Sarjoko. Mereka menentukan waktu untuk melakukan wawancara, dan diputuskan
pada tanggal 9 April 2015. Kemudian setelah itu teman kami mencari lembaga
yang ketiga yaitu LPK Santrico namun setelah mencari beberapa jam lembaga
tersebut tidak ditemukan.
Setelah satu minggu dari pencarian alamat lembaga tersebut dari LKP Bina
Insani tidak ada konfirmasi pengizinan untuk melakukan observasi. Kami sudah
berusaha menghubungi lembaga tersebut tetapi tidak ada respon sama sekali,
sehingga kami menganggap bahwa kami tidak diizinkan untuk melakukan
observasi disana. Lalu kami memutuskan untuk mencari lembaga lain untuk kami
kunjungi.
Kami memutuskan memilih lembaga pendidikan nonformal yaitu
SKB Surakarta. Untuk mengkonfirmasi SKB Surakarta, teman kami yang
bernama Feri Subekti membuat surat di Subag Tata Usaha.Untuk melakukan
observasi di berbagai daerah yang dituju oleh mahasiswa PLS angkatan tahun
2015, kami diberikan waktu satu minggu untuk menyelesaikannya yaitu dari
tanggal 6 sampat 12 April 2015.
Pada tanggal 8 April jam 07.00 WIB, kami Agustine Lilin Cahyani
dan Feri Subekti berangkat dari Jogja menuju ke Klaten, dimana tempat
tersebut merupakan tempat tinggal dari teman kami, Endah
Nugrahaningtiyas. Perjalanan dari Jogja ke Klaten kira-kira memakan waktu
hampir dua jam, dikarenakan kami berdua belum tahu jalan menuju Klaten.
Dalamperjalanan kami sempatnyasardikarenakanbanyaknyapersimpangan
di jalanwalaupun kamisudahmenggunakanaplikasigoogle maps.Kami
sempatbertanyakepadadua pejalan kaki tentang arah yang kami tuju dan
sampailah kami di rumah teman kami.
Sesampainya dirumah teman kami, kami beristirahat terlebih dahulu
beberapa jam. Setelah istirahat beberapa jam, selanjutnya kami akan mencari
alamat SKB Surakarta. Perjalanan dari Klaten ke Solo sekitar 45 menit.
Sekitar beberapa jam kami telah berusahamencarilokasi tetapi belum
menemukan akhirnya kami memutuskanuntukbertanyakepadapejalan kaki.
Berkat arah dan petunjuk dari pejalan kaki tersebut kami akhirnya sampai
juga di SKB Surakarta. Kami pun memasuki SKB tersebut dengan menemui
salah satu staff dan kami menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke
SKB Surakarta. Kami diizinkan untuk melakukan observasi di SKB tersebut
dan kami memberikan surat permohonan untuk melakukan observasi di SKB
Surakarta. Untuk konfirmasi perizinannya kami diberikan waktu satu hari.
Setelah itu kami pun pulang ke rumah teman kami.
Di hari kedua kami bersiap-siap untuk melakukan observasi ke
PKBM AR- Ridho. Kami melakukan perjalanan kira-kira memakan waktu 15
menit. Sesampainya di depan lembaga tersebut kami berusaha menghubungi
Bapak Sarjoko, pemilik PKBM melalui telephone dengan tujuan bahwa kami
sudah sampai di PKBM. Namun kami mendapat kabar bahwa Bapak Sarjoko
sedang berada di Semarang dan pelaksanaan observasi diundur satu hari
setelah hari ini. Seketika itu kami sempat merasa kecewa, namun kami tidak
boleh putus asa, kami berpikir bahwa tugas yang kami lakukan akan
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Disitulah kami merasa ada
semangat untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Namun kami mendapat kabar bahwa Bapak Sarjoko sedang berada di
Semarang dan pelaksanaan observasi diundur satu hari setelah hari ini.
Seketika itu kami sempat merasa kecewa, namun kami tidak boleh putus asa,
kami berpikir bahwa tugas yang kami lakukan akan bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain. Disitulah kami merasa ada semangat untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
Setelah itu kami pun memutuskan untuk kembali ke SKB Surakarta
untuk meminta konfirmasi perizinan observasi ke SKB surakarta tersebut.
Sesampainya di SKB kami menemui seorang staff dan pada akhirnya kami
diizinkan langsung untuk melakukan observasi di SKB Surakarta tersebut.
Berikut ini kami tuliskan tentang sejarah pendirian dan pengelolaan SKB
Surakarta.
Kami memutuskan memilih lembaga pendidikan nonformal yaitu
SKB Surakarta. Untuk mengkonfirmasi SKB Surakarta, teman kami yang
bernama Feri Subekti membuat surat di Subag Tata Usaha.Untuk melakukan
observasi di berbagai daerah yang dituju oleh mahasiswa PLS angkatan tahun
2015, kami diberikan waktu satu minggu untuk menyelesaikannya yaitu dari
tanggal 6 sampat 12 April 2015.
Pada tanggal 8 April jam 07.00 WIB, kami Agustine Lilin Cahyani
dan Feri Subekti berangkat dari Jogja menuju ke Klaten, dimana tempat
tersebut merupakan tempat tinggal dari teman kami, Endah
Nugrahaningtiyas. Perjalanan dari Jogja ke Klaten kira-kira memakan waktu
hampir dua jam, dikarenakan kami berdua belum tahu jalan menuju Klaten.
Dalamperjalanan kami sempatnyasardikarenakanbanyaknyapersimpangan
di jalanwalaupun kamisudahmenggunakanaplikasigoogle maps.Kami
sempatbertanyakepadadua pejalan kaki tentang arah yang kami tuju dan
sampailah kami di rumah teman kami.
Sesampainya dirumah teman kami, kami beristirahat terlebih dahulu
beberapa jam. Setelah istirahat beberapa jam, selanjutnya kami akan mencari
alamat SKB Surakarta. Perjalanan dari Klaten ke Solo sekitar 45 menit.
Sekitar beberapa jam kami telah berusahamencarilokasi tetapi belum
menemukan akhirnya kami memutuskanuntukbertanyakepadapejalan kaki.
Berkat arah dan petunjuk dari pejalan kaki tersebut kami akhirnya sampai
juga di SKB Surakarta. Kami pun memasuki SKB tersebut dengan menemui
salah satu staff dan kami menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke
SKB Surakarta. Kami diizinkan untuk melakukan observasi di SKB tersebut
dan kami memberikan surat permohonan untuk melakukan observasi di SKB
Surakarta. Untuk konfirmasi perizinannya kami diberikan waktu satu hari.
Setelah itu kami pun pulang ke rumah teman kami.
Di hari kedua kami bersiap-siap untuk melakukan observasi ke
PKBM AR- Ridho. Kami melakukan perjalanan kira-kira memakan waktu 15
menit. Sesampainya di depan lembaga tersebut kami berusaha menghubungi
Bapak Sarjoko, pemilik PKBM melalui telephone dengan tujuan bahwa kami
sudah sampai di PKBM. Namun kami mendapat kabar bahwa Bapak Sarjoko
sedang berada di Semarang dan pelaksanaan observasi diundur satu hari
setelah hari ini. Seketika itu kami sempat merasa kecewa, namun kami tidak
boleh putus asa, kami berpikir bahwa tugas yang kami lakukan akan
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Disitulah kami merasa ada
semangat untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Namun kami mendapat kabar bahwa Bapak Sarjoko sedang berada di
Semarang dan pelaksanaan observasi diundur satu hari setelah hari ini.
Seketika itu kami sempat merasa kecewa, namun kami tidak boleh putus asa,
kami berpikir bahwa tugas yang kami lakukan akan bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain. Disitulah kami merasa ada semangat untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
Setelah itu kami pun memutuskan untuk kembali ke SKB Surakarta
untuk meminta konfirmasi perizinan observasi ke SKB surakarta tersebut.
Sesampainya di SKB kami menemui seorang staff dan pada akhirnya kami
diizinkan langsung untuk melakukan observasi di SKB Surakarta tersebut.
Berikut ini kami tuliskan tentang sejarah pendirian dan pengelolaan SKB
Surakarta.
SKB SURAKARTA
SKB Surakarta didirikan pada tanggal 10 Juni 1989. SKB ini
beralamatkan di Jalan Serayu VII / 2, Semanggi, Pasarkliwon, Surakarta 2 2. dengan luas tanah 980 m dan luas bangunan 800 m Untuk SKB ini sendiri
memiliki 7 ruang belajar dan 1 Laboratorium Praktek yaitu Laboratorium
Komputer. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari Bapak Toharuddin
(ketua SKB) tahun 2015 dicanangkan 15 progam kerja yang terbagi ke dalam
3 jenis kegiatan, yang meliputi Kegiatan Teknis, Penguatan Lembaga, dan
Pengembangan SIM. Masing-masing kegiatan memiliki berbagai rangkaian
program.
Untuk kegiatan teknis memiliki 12 pogram yang terdiri dari:
sosialisasi dan publikasi, keaksaraan fungsional, PAUD / KB (3 kelas), Kejar
Paket C setara SMA (3 kelas), Kejar Paket B setara SMP (1 kelas), Kursus
Baki Lamaran, Kursus Pambyoworo, Kursus Pendidik PAUD (2 kegiatan),
Magang / Workshop Pendidik PAUD (5 kegiatan), Kursus Tata Boga, Taman
Bacaan Masyarakat, dan Taman Bacaan Masyarakat Elektronik.
“Apakah pembaca tahu dari ke-12 program diatas?” Sosialisasi dan
publikasi merupakan rangkaian kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat
guna mensosialisasikan program SKB dan kebermanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari. Tak sedikit masyarakat yang paham tentang pogram
SKB. Selama ini mindset masyarakat bahwa sekolah formal adalah satu-
satunya tempat belajar. Padahal jika kita lihat banyak sekali orang-orang
disekitar kita yang Drop Out (putus sekolah) dan tidak bisa melanjutkan ke
sekolah formal. Solusinya adalah mengikuti program kejar paket di SKB.
“Sadarkah masyarakat akan fungsi SKB?” Program sosialisasi ini ditargetkan
dapat dilaksanakan di 51 kelurahan Kota Surakarta selama 1 bulan.
Program selanjutnya adalah Keaksaraan Fungsional. Keaksaraan
Fungsional merupakan salah satu bentuk layanan Pendidikan Luar Sekolah
bagi masyarakat yang belum dan ingin memiliki kemampuan ca-lis-tung, dan
setelah mengikuti program ini (hasil belajarnya) mereka memiliki
kemampuan “baca-tulis-hitung” dan menggunakannya serta berfungsi bagi
kehidupannya. Artinya mereka tidak hanya memiliki kemampuan ca-lis-tung
dan keterampilan berusaha atau bermata-pencaharian saja, tetapi juga dapat
survive dalam dunia kehidupannya. “Mengapa program ini perlu dilakukan?”
Pendidikan apapun bentuk dan satuannya pada dasarnya
diselenggarakan dalam rangka membebaskan manusia dari berbagai
persoalan hidup dan kehidupan yang melingkupinya. Dalam konteks
pendidikan keaksaraan, berarti bagaimana memberaksarakan penduduk dari
kebutaaksaraan yang disandangnya agar dapat membaca dunia
kehidupannya. Pernah dicanangkan oleh Ir. Joko Widodo (kala itu masih
menjadi wali kota Surakarta) di tahun 2008 bahwa Surakarta bebas aksara,
namun program tersebut belum dapat terealisasi.
Kegiatan KF ini menindaklanjuti program tahun 2014 dengan target
50 warga belajar dari Kecamatan Jebres, Pasar Kliwon, Banjarsari selama
kurun waktu 12 bulan. Namun jangka waktu tersebut tidak dapat menjadi
patokan, semua tergantung frekuensi waktunya. Realisasinya program
tersebut dilakukan 2 kali dalam seminggu, tetapi apabila pelaksanaan
program dilaksanakan diluar rencana semisal 3 / 4 kali dalam seminggu itu
artinya program KF akan terealisasi lebih cepat, kurang dari 1 tahun.
SKB SURAKARTA
SKB Surakarta didirikan pada tanggal 10 Juni 1989. SKB ini
beralamatkan di Jalan Serayu VII / 2, Semanggi, Pasarkliwon, Surakarta 2 2. dengan luas tanah 980 m dan luas bangunan 800 m Untuk SKB ini sendiri
memiliki 7 ruang belajar dan 1 Laboratorium Praktek yaitu Laboratorium
Komputer. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari Bapak Toharuddin
(ketua SKB) tahun 2015 dicanangkan 15 progam kerja yang terbagi ke dalam
3 jenis kegiatan, yang meliputi Kegiatan Teknis, Penguatan Lembaga, dan
Pengembangan SIM. Masing-masing kegiatan memiliki berbagai rangkaian
program.
Untuk kegiatan teknis memiliki 12 pogram yang terdiri dari:
sosialisasi dan publikasi, keaksaraan fungsional, PAUD / KB (3 kelas), Kejar
Paket C setara SMA (3 kelas), Kejar Paket B setara SMP (1 kelas), Kursus
Baki Lamaran, Kursus Pambyoworo, Kursus Pendidik PAUD (2 kegiatan),
Magang / Workshop Pendidik PAUD (5 kegiatan), Kursus Tata Boga, Taman
Bacaan Masyarakat, dan Taman Bacaan Masyarakat Elektronik.
“Apakah pembaca tahu dari ke-12 program diatas?” Sosialisasi dan
publikasi merupakan rangkaian kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat
guna mensosialisasikan program SKB dan kebermanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari. Tak sedikit masyarakat yang paham tentang pogram
SKB. Selama ini mindset masyarakat bahwa sekolah formal adalah satu-
satunya tempat belajar. Padahal jika kita lihat banyak sekali orang-orang
disekitar kita yang Drop Out (putus sekolah) dan tidak bisa melanjutkan ke
sekolah formal. Solusinya adalah mengikuti program kejar paket di SKB.
“Sadarkah masyarakat akan fungsi SKB?” Program sosialisasi ini ditargetkan
dapat dilaksanakan di 51 kelurahan Kota Surakarta selama 1 bulan.
Program selanjutnya adalah Keaksaraan Fungsional. Keaksaraan
Fungsional merupakan salah satu bentuk layanan Pendidikan Luar Sekolah
bagi masyarakat yang belum dan ingin memiliki kemampuan ca-lis-tung, dan
setelah mengikuti program ini (hasil belajarnya) mereka memiliki
kemampuan “baca-tulis-hitung” dan menggunakannya serta berfungsi bagi
kehidupannya. Artinya mereka tidak hanya memiliki kemampuan ca-lis-tung
dan keterampilan berusaha atau bermata-pencaharian saja, tetapi juga dapat
survive dalam dunia kehidupannya. “Mengapa program ini perlu dilakukan?”
Pendidikan apapun bentuk dan satuannya pada dasarnya
diselenggarakan dalam rangka membebaskan manusia dari berbagai
persoalan hidup dan kehidupan yang melingkupinya. Dalam konteks
pendidikan keaksaraan, berarti bagaimana memberaksarakan penduduk dari
kebutaaksaraan yang disandangnya agar dapat membaca dunia
kehidupannya. Pernah dicanangkan oleh Ir. Joko Widodo (kala itu masih
menjadi wali kota Surakarta) di tahun 2008 bahwa Surakarta bebas aksara,
namun program tersebut belum dapat terealisasi.
Kegiatan KF ini menindaklanjuti program tahun 2014 dengan target
50 warga belajar dari Kecamatan Jebres, Pasar Kliwon, Banjarsari selama
kurun waktu 12 bulan. Namun jangka waktu tersebut tidak dapat menjadi
patokan, semua tergantung frekuensi waktunya. Realisasinya program
tersebut dilakukan 2 kali dalam seminggu, tetapi apabila pelaksanaan
program dilaksanakan diluar rencana semisal 3 / 4 kali dalam seminggu itu
artinya program KF akan terealisasi lebih cepat, kurang dari 1 tahun.
Untuk program yang ketiga adalah PAUD / KB. PAUD adalah suatu
proses tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara
menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan
rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani, motorik, akal pikir,
emosional dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Pendidikan Anak Usia Dini penting diberikan
kepada anak usia 0-6 tahun mengingat bahwa anak adalah penentu kehidupan
pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan
usia kritis bagi perkembangan anak (golden age). Penelitian menunjukkan
bahwa sejak lahir anak mempunyai 100 miliar sel otak. Sel tersebut harus
rutin di stimulasi dan didaya gunakan agar terus berkembang jumlahnya.
Adapun tujuan PAUD adalah membentuk anak Indonesia yang
berkualitas, dimana anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam
memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa dewasanya.
Kegiatan pembelajaran PAUD di SKB Surakarta ini dilaksanakan dari hari
Senin-Jumat mulai pukul 08.00-11.00 WIB, layaknya PAUD formal. Tahun
2015 direncanakan SKB ini dapat merekrut 60 peserta didik yang nantinya
akan dibagi ke dalam 3 kelas. Sehingga satu kelas berjumlah 20 peserta didik.
Jumlah ini dirasa fleksibel sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara
efektif. Untuk peserta didik sendiri berasal dari masyarakat setempat
sedangkan untuk tutor yang mendampingi pembelajaran berjumlah 6 orang.
Adapun kualifikasi untuk menjadi tutor PAUD harus berijazah S1.
Dari berbagai program yang ditawarkan oleh SKB Surakarta
nampaknya Kursus Pendidik PAUD yang paling diminati masyarakat. Sejauh
ini SKB Surakarta telah meluluskan 42 angkatan, dimana setiap angkatan
berjumlah maksimal 40 orang. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam kurun
waktu 6 bulan setiap hari Rabu dan Jumat. Pesertanya berasal dari berbagai
kota. Kursus Pendidik PAUD merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
rangka menciptakan tenaga kependidikan yang kompeten khususnya di
bidang anak usia dini.
Kursus Pendidik PAUD dapat dibedakan dalam 2 kegiatan, yaitu
Mandiri dan Lembaga. Mandiri maksudnya bahwa kegiatan dilaksanakan
berdasarkan minat dan keinginan pribadi dan nantinya setelah usai
melaksanakan kegiatan kursus peserta didik dapat mendirikan lembaga
PAUD sendiri atau bekerja menjadi tenaga pendidik PAUD. Artinya peserta
didik bebas memilih karena kegiatan kursus yang dilakukan tidak ada
sangkutpautnya dengan instansi manapun.
Biaya biasanya ditanggung oleh peserta didik sendiri. Sedangkan
lembaga maksudnya bahwa kegiatan kursus dilakukan atas permintaan dari
lembaga tempat dimana peserta didik bekerja. Kegiatan kursus dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar lebih berkompeten.
Setelah usai melakukan kegiatan kursus, peserta didik harus kembali bekerja
di lembaga terkait. Biasanya peserta didik semacam ini dibiayai oleh lembaga
sehingga tidak mengeluarkan uang sendiri.
SKB Surakarta juga menawarkan berbagai kegiatan Program
Kecakapan Hidup (PKH) seperti: tata boga, rias manten, dan membatik. Dari
ketiga program tersebut kursus rias manten yang paling banyak diminati
masyarakat. Rata-rata peminatnya adalah ibu rumah tangga yang mempunyai
banyak waktu luang. Kursus ini dikategorikan menjadi 2 macam yaitu Solo
Putri dan Solo Basahan. Solo putri merupakan jenis rias manten yang
menggunakan pakaian kebaya dan sanggul. Sedangkan Solo basahan
merupakan jenis rias manten yang menggunakan kemben.
Untuk program yang ketiga adalah PAUD / KB. PAUD adalah suatu
proses tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara
menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan
rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani, motorik, akal pikir,
emosional dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Pendidikan Anak Usia Dini penting diberikan
kepada anak usia 0-6 tahun mengingat bahwa anak adalah penentu kehidupan
pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan
usia kritis bagi perkembangan anak (golden age). Penelitian menunjukkan
bahwa sejak lahir anak mempunyai 100 miliar sel otak. Sel tersebut harus
rutin di stimulasi dan didaya gunakan agar terus berkembang jumlahnya.
Adapun tujuan PAUD adalah membentuk anak Indonesia yang
berkualitas, dimana anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam
memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa dewasanya.
Kegiatan pembelajaran PAUD di SKB Surakarta ini dilaksanakan dari hari
Senin-Jumat mulai pukul 08.00-11.00 WIB, layaknya PAUD formal. Tahun
2015 direncanakan SKB ini dapat merekrut 60 peserta didik yang nantinya
akan dibagi ke dalam 3 kelas. Sehingga satu kelas berjumlah 20 peserta didik.
Jumlah ini dirasa fleksibel sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara
efektif. Untuk peserta didik sendiri berasal dari masyarakat setempat
sedangkan untuk tutor yang mendampingi pembelajaran berjumlah 6 orang.
Adapun kualifikasi untuk menjadi tutor PAUD harus berijazah S1.
Dari berbagai program yang ditawarkan oleh SKB Surakarta
nampaknya Kursus Pendidik PAUD yang paling diminati masyarakat. Sejauh
ini SKB Surakarta telah meluluskan 42 angkatan, dimana setiap angkatan
berjumlah maksimal 40 orang. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam kurun
waktu 6 bulan setiap hari Rabu dan Jumat. Pesertanya berasal dari berbagai
kota. Kursus Pendidik PAUD merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
rangka menciptakan tenaga kependidikan yang kompeten khususnya di
bidang anak usia dini.
Kursus Pendidik PAUD dapat dibedakan dalam 2 kegiatan, yaitu
Mandiri dan Lembaga. Mandiri maksudnya bahwa kegiatan dilaksanakan
berdasarkan minat dan keinginan pribadi dan nantinya setelah usai
melaksanakan kegiatan kursus peserta didik dapat mendirikan lembaga
PAUD sendiri atau bekerja menjadi tenaga pendidik PAUD. Artinya peserta
didik bebas memilih karena kegiatan kursus yang dilakukan tidak ada
sangkutpautnya dengan instansi manapun.
Biaya biasanya ditanggung oleh peserta didik sendiri. Sedangkan
lembaga maksudnya bahwa kegiatan kursus dilakukan atas permintaan dari
lembaga tempat dimana peserta didik bekerja. Kegiatan kursus dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar lebih berkompeten.
Setelah usai melakukan kegiatan kursus, peserta didik harus kembali bekerja
di lembaga terkait. Biasanya peserta didik semacam ini dibiayai oleh lembaga
sehingga tidak mengeluarkan uang sendiri.
SKB Surakarta juga menawarkan berbagai kegiatan Program
Kecakapan Hidup (PKH) seperti: tata boga, rias manten, dan membatik. Dari
ketiga program tersebut kursus rias manten yang paling banyak diminati
masyarakat. Rata-rata peminatnya adalah ibu rumah tangga yang mempunyai
banyak waktu luang. Kursus ini dikategorikan menjadi 2 macam yaitu Solo
Putri dan Solo Basahan. Solo putri merupakan jenis rias manten yang
menggunakan pakaian kebaya dan sanggul. Sedangkan Solo basahan
merupakan jenis rias manten yang menggunakan kemben.
Kebanyakan ibu-ibu lebih memilih jenis Solo Putri, karena di
masyarakat biasanya menggunakan rias manten jenis ini. Progam ini berjalan
selama 3 bulan. Untuk kegiatan membatik sendiri, SKB Surakarta sudah
menjalin mitra kerja dengan berbagai pengusaha batik di kota Surakarta.
Sehingga setelah selesai melakukan program ini peserta didik tidak lagi harus
bersusah payah mencari kerja.
Selanjutnya jenis kegiatan yang kedua adalah Penguatan Lembaga.
Adapun program kegiatannya meliputi Pendataan (Tenaga dan Program) dan
Pemberdayaan Forum Ketenagaan (Forum Kesetaraan, Forum Tutor). Untuk
pogram pendataan ditargetkan akan selesai dalam kurun waktu 3 bulan.
Program ini tidak dibatasi jumlah peserta didiknya karena merupakan
rangkaian satu kegiatan.
Sedangkan untuk pemberdayaan forum ketenagaan, ditargetkan akan
selesai dalam kurun waktu 1 tahun. Memang pelaksanaannya jauh lebih lama
jika dibandingkan dengan program pendataan. Karena program ini
ditargetkan dapat terealisasi di seluruh daerah kota Surakarta. Sama halnya
dengan program pendataan, bahwa untuk program ini kuantitasnya tidak
terbatas.
Jenis kegiatan yang terakhir adalah Pengembangan SIM yang
meliputi program Pengembangan Web Site. Mengingat bahwa untuk SKB
Surakarta ini sendiri belum mempunyai alamat web site. Alamat web
berfungsi untuk media promosi, penyimpanan data, dll. Program ini
direncanakan dapat terealisasi di tahun 2015. Setelah adanya alamat web
harapannya SKB ini akan lebih terkenal di masyarakat dan untuk
memudahkan pelaksanaan program.
Dari berbagai program diatas tentunya SKB Surakarta sering
mengalami h ambatan untuk melaksanakan programnya. Biasanya
hambatan pada keuangan. Adanya stigma masyarakat bahwa seluruh kegiatan
pelatihan yang diselenggarakan sumber dana dari SKB. Artinya warga belajar
tidak terbebani biaya atau gratis.
Padahal faktanya tidak semua program mendapatkan dana bantuan. Ada
beberapa program yang harus mengeluarkan dana dari kantong sendiri
sehingga warga belajar harus terbebani biaya untuk mengikuti program
pelatihan. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari Bapak Toharuddin,
sumber dana SKB Surakarta diperoleh dari :
1. APBD Kota Surakarta untuk melaksanakan program :
- Kursus & pelatihan
- Kejar Paket
2. PP PAUDNI Regional 2 Semarang. Itu pun instansi harus mengajukan
proposal dan selanjutnya menunggu konfirmasi dari PP PAUDNI.
Namun tidak semua proposal yang diajukan dapat terealisasi.
“Mengapa demikian?” Mengingat bahwa jumlah SKB di regional 2
Semarang cukup banyak, dan masing-masing SKB harus berlomba-
lomba mencanangkan program yang terbaik agar memperoleh
bantuan dana.
Berdasarkan ilustrasi diatas penulis menyimpulkan bahwa SKB
sangat menunjang kehidupan masyarakat baik warga belajar yang
mengalami drop out maupun warga belajar yang membutuhkan
keterampilan. SKB merupakan pusat kegiatan belajar non formal, yang
didalamnya tidak mengenal batasan usia seperti dalam sekolah formal. Siapa
saja diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan.
Sekiranya observasi kami pada kesempatan kali ini sangat menarik.
Dari sinilah kita dapat memperoleh pengalaman dan wawasan baru. Selain
kita dapat jalan-jalan di kota Surakarta, kita juga memperoleh banyak hal
mengenai SKB Surakarta yang nantinya dapat kita bandingkan dengan SKB
yang lain khususnya SKB yang berada di kota Yogyakarta. Entah itu lebih
baik atau lebih buruk. Kita tunggu saja hasilnya !!!
Kebanyakan ibu-ibu lebih memilih jenis Solo Putri, karena di
masyarakat biasanya menggunakan rias manten jenis ini. Progam ini berjalan
selama 3 bulan. Untuk kegiatan membatik sendiri, SKB Surakarta sudah
menjalin mitra kerja dengan berbagai pengusaha batik di kota Surakarta.
Sehingga setelah selesai melakukan program ini peserta didik tidak lagi harus
bersusah payah mencari kerja.
Selanjutnya jenis kegiatan yang kedua adalah Penguatan Lembaga.
Adapun program kegiatannya meliputi Pendataan (Tenaga dan Program) dan
Pemberdayaan Forum Ketenagaan (Forum Kesetaraan, Forum Tutor). Untuk
pogram pendataan ditargetkan akan selesai dalam kurun waktu 3 bulan.
Program ini tidak dibatasi jumlah peserta didiknya karena merupakan
rangkaian satu kegiatan.
Sedangkan untuk pemberdayaan forum ketenagaan, ditargetkan akan
selesai dalam kurun waktu 1 tahun. Memang pelaksanaannya jauh lebih lama
jika dibandingkan dengan program pendataan. Karena program ini
ditargetkan dapat terealisasi di seluruh daerah kota Surakarta. Sama halnya
dengan program pendataan, bahwa untuk program ini kuantitasnya tidak
terbatas.
Jenis kegiatan yang terakhir adalah Pengembangan SIM yang
meliputi program Pengembangan Web Site. Mengingat bahwa untuk SKB
Surakarta ini sendiri belum mempunyai alamat web site. Alamat web
berfungsi untuk media promosi, penyimpanan data, dll. Program ini
direncanakan dapat terealisasi di tahun 2015. Setelah adanya alamat web
harapannya SKB ini akan lebih terkenal di masyarakat dan untuk
memudahkan pelaksanaan program.
Dari berbagai program diatas tentunya SKB Surakarta sering
mengalami h ambatan untuk melaksanakan programnya. Biasanya
hambatan pada keuangan. Adanya stigma masyarakat bahwa seluruh kegiatan
pelatihan yang diselenggarakan sumber dana dari SKB. Artinya warga belajar
tidak terbebani biaya atau gratis.
Padahal faktanya tidak semua program mendapatkan dana bantuan. Ada
beberapa program yang harus mengeluarkan dana dari kantong sendiri
sehingga warga belajar harus terbebani biaya untuk mengikuti program
pelatihan. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari Bapak Toharuddin,
sumber dana SKB Surakarta diperoleh dari :
1. APBD Kota Surakarta untuk melaksanakan program :
- Kursus & pelatihan
- Kejar Paket
2. PP PAUDNI Regional 2 Semarang. Itu pun instansi harus mengajukan
proposal dan selanjutnya menunggu konfirmasi dari PP PAUDNI.
Namun tidak semua proposal yang diajukan dapat terealisasi.
“Mengapa demikian?” Mengingat bahwa jumlah SKB di regional 2
Semarang cukup banyak, dan masing-masing SKB harus berlomba-
lomba mencanangkan program yang terbaik agar memperoleh
bantuan dana.
Berdasarkan ilustrasi diatas penulis menyimpulkan bahwa SKB
sangat menunjang kehidupan masyarakat baik warga belajar yang
mengalami drop out maupun warga belajar yang membutuhkan
keterampilan. SKB merupakan pusat kegiatan belajar non formal, yang
didalamnya tidak mengenal batasan usia seperti dalam sekolah formal. Siapa
saja diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan.
Sekiranya observasi kami pada kesempatan kali ini sangat menarik.
Dari sinilah kita dapat memperoleh pengalaman dan wawasan baru. Selain
kita dapat jalan-jalan di kota Surakarta, kita juga memperoleh banyak hal
mengenai SKB Surakarta yang nantinya dapat kita bandingkan dengan SKB
yang lain khususnya SKB yang berada di kota Yogyakarta. Entah itu lebih
baik atau lebih buruk. Kita tunggu saja hasilnya !!!
Pada hari ketiga tanggal 11 April 2015, kami bersiap-siap melakukan
observasi di PKBM AR- Ridho. Karena kami sudah mendapat janji jam 08.00
WIB maka kami berangkat dari Klaten jam 07.00 WIB. Sesampainya di
PKBM AR-Ridho kami disambut oleh Bapak Sarjoko dan istrinya. Kami pun
dipersilahkan duduk, setelah itu kami mengenalkan diri terlebih dahulu dan
menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke PKBM AR-Ridho. Setelah
itu kami pun dipersilahkan untuk menyampaikan beberapa pertanyaan.
Berikut ini adalah hasil wawancara kami mengenai PKBM AR-Ridho.
PKBM AR-RIDHO
Lokasi Silir yang dulunya merupakan kawasan lokalisasi wanita tuna
susila (WTS) berubah menjadi kawasan pendidikan dan perekonomian.
Perubahan itu terjadi di kawasan Silir, Kelurahan Semanggi, Kecamatan
Pasar Kliwon, Kota Solo, yang tadinya merupakan kawasan lokalisasi tertua
di Kota Solo, yang sudah ada sejak tahun 1962, kemudian ditutup pada tahun
2000 oleh Walikota Solo, karena di kawasan sisi utaraa lokalisasiitu
digunakan untuk kawasan pasar, dengan nama Pasar Klithikan Notoharjo.
Putra asli Kampung Silir, Sarjoko adalah orang yang merintis dan
memperjuangkan perubahan besar pada Silir dengan mendirikan PKBM Ar-
Ridho.PKBM Ar-Ridho berdiri pada 1989 dengan tujuan untuk
meningkatkan pendidikan dan keterampilan warga eks lokasi agar benar-
benar menjadi lingkungan yang bersih, tertib, terampil, dan terdidik.
Banyak program-program yang sudah dilakukan oleh Ar-Ridho yakni
program kesetaraan untuk mendidik masyarakat seperti paket , kursus
menjahit, kursus memasak,PAUD, program kewirausahaan, taman bacaan,
pemberdayaan perempuan, penyuluhan dan pemeriksaan HIV, pembinaan
seni budaya, nikah masal, pembuatan KK ibu untuk anak mantan PSK, dan
juga program lainnya.
Pada awalnya, karena tidak mempunyai tempat belajar, kegiatan-
kegiatan itu dilakukan dari rumah ke rumah, tidak terkecuali di rumahnya
Bapak Sarjoko sendiri. Dan apa yang dilakukan oleh bapak Sarjoko ini
mendapat dukungan dari Ibu Natalis Pujiani, istri Bapak Sarjoko. Ibu Lis
sendiri juga membantu kegiatan-kegiatan yang ada di PKBM Ar-Ridho.
Pada hari ketiga tanggal 11 April 2015, kami bersiap-siap melakukan
observasi di PKBM AR- Ridho. Karena kami sudah mendapat janji jam 08.00
WIB maka kami berangkat dari Klaten jam 07.00 WIB. Sesampainya di
PKBM AR-Ridho kami disambut oleh Bapak Sarjoko dan istrinya. Kami pun
dipersilahkan duduk, setelah itu kami mengenalkan diri terlebih dahulu dan
menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke PKBM AR-Ridho. Setelah
itu kami pun dipersilahkan untuk menyampaikan beberapa pertanyaan.
Berikut ini adalah hasil wawancara kami mengenai PKBM AR-Ridho.
PKBM AR-RIDHO
Lokasi Silir yang dulunya merupakan kawasan lokalisasi wanita tuna
susila (WTS) berubah menjadi kawasan pendidikan dan perekonomian.
Perubahan itu terjadi di kawasan Silir, Kelurahan Semanggi, Kecamatan
Pasar Kliwon, Kota Solo, yang tadinya merupakan kawasan lokalisasi tertua
di Kota Solo, yang sudah ada sejak tahun 1962, kemudian ditutup pada tahun
2000 oleh Walikota Solo, karena di kawasan sisi utaraa lokalisasiitu
digunakan untuk kawasan pasar, dengan nama Pasar Klithikan Notoharjo.
Putra asli Kampung Silir, Sarjoko adalah orang yang merintis dan
memperjuangkan perubahan besar pada Silir dengan mendirikan PKBM Ar-
Ridho.PKBM Ar-Ridho berdiri pada 1989 dengan tujuan untuk
meningkatkan pendidikan dan keterampilan warga eks lokasi agar benar-
benar menjadi lingkungan yang bersih, tertib, terampil, dan terdidik.
Banyak program-program yang sudah dilakukan oleh Ar-Ridho yakni
program kesetaraan untuk mendidik masyarakat seperti paket , kursus
menjahit, kursus memasak,PAUD, program kewirausahaan, taman bacaan,
pemberdayaan perempuan, penyuluhan dan pemeriksaan HIV, pembinaan
seni budaya, nikah masal, pembuatan KK ibu untuk anak mantan PSK, dan
juga program lainnya.
Pada awalnya, karena tidak mempunyai tempat belajar, kegiatan-
kegiatan itu dilakukan dari rumah ke rumah, tidak terkecuali di rumahnya
Bapak Sarjoko sendiri. Dan apa yang dilakukan oleh bapak Sarjoko ini
mendapat dukungan dari Ibu Natalis Pujiani, istri Bapak Sarjoko. Ibu Lis
sendiri juga membantu kegiatan-kegiatan yang ada di PKBM Ar-Ridho.
Dulunya Ibu Lis sempat merasa ragu dan khawarir kepada Bapak
Sarjoko yang akan membuat PKBM Ar-Ridho, karena menurutnya Bapak
Sarjoko belum mempunyai kekuatan untuk menghadapi warga Silir.
Keluarga Bapak Sarjoko pernah didemo oleh warga, bahkan pada
suatu malam pernah didatangi oleh perman yang mabuk dan membawa golok
untuk menantang Bapak Sarjoko.Bapak sarjoko juga pernah menjadi tamu
dalam acara KickAndy yang di tayangkan pada 20 Desember 2013, dalam
tayangan tersebut Bapak Sarjoko mengungkapkan perjuangannya bersama
keluarga untuk membangun PKBM Ar-Ridho.Bahkan Bapak Sarjoko sampai
menjual rumahnya untuk biaya operasional di PKBM Ar-Ridho.Sekarang ini
Bapak Sarjoko juga sering diundang ke luar kota dan daerah-daerah lain
untuk menceritakan kisahnya.
Menurut Bapak Sarjoko, seseorang tidaklah harus kaya bila ingin
menolong orang lain.Saat seseorang kehausan kita dapat memberi minum,
saat seseorang jatuh kita dapat menolongnya untuk berdiri, namun bila kita
tidak mampu menolongnya untuk berdiri, kita dapat mendoakannya untuk
segera diberi pertolongan.Berbuat baik sangatlah mudah, asal tidak didasari
dengan ego yang tinggi.
Agar warga dapat melanjutkan roda perekonomian setelah ditutupnya
kawasan lokalisasi di Silir, maka pada tahun 2006 Bapak Sarjoko melalui
PKBM Ar-Ridho giat memberikan berbagai kursus keterampilan sebagai
modal berusaha masyarakatnya.Awalnya dari 25 orang warga yang diajak
mengikuti kursus, hanya beberapa orang saja yang serius mengikutinya.
Untuk meningkatkan minat para warga, pengurus PKBM Ar-Ridho
berinisiatif memberikan pesangon sebesar Rp25.ooo,- setiap kali kehadiran
warga belajar. Pemberian pesangon ini dilakukan saat warga belajar hadir dan
mengikuti kursus yang dilakukan selama 6 bulan atau sampai kursus tersebut
selesai, dengan pertemuan dua kali di setiap minggunya. Tentu saja cara ini
dapat menarik minat para warga belajar. Sedangkan dana yang digunakan
berasal dari donor dan bantuan pemerintah.
Pada tanggal 09 Februari 2011 silam, PKBM Ar-Ridho telah
mengadakan nikah masal dengan bekerjasama dengan Forum Pengajian
Surakarta. Ijab Kabul dilaksanakan pada tanggal 09 Februari 2011 bertempat
di Masjid Agung Surakarta dan resepsinya bertempat di Gedung Balai
Tawang Arum Balaikota Surakarta.PKBM Ar-Ridho mengirimkan 23
pasangan untuk dinikahkan secara masal. Peserta tersebut adalah orang yang
sudah tinggal serumah, mempunyai anak, namun tidak pernah menikah dan
sang calon mempelai wanita masih mempunyai status “prawan”. Kegiatan
tersebut juga dihadiri oleh Walikota Solo, Joko Widodo.
Setelah kegiatan nikah masal tersebut selesai di laksanakan, PKBM
Ar-Ridho membuat program pembuatan akte kelahiran, bekerjasama dengan
para mahasiswa (Kuliah Kerja Nyata) KKN dari (Universitas Sebelas Maret)
UNS. Akte kelahiran tersebut dibuat karena dari 69 anak di Silir yang
mengikuti PAUD di PKBM Ar-Ridho namun diantaranya tidak mempunyai
akte kelahiran, karena dilahirkan dari seorang ibu yang PSK. Maka PKBM
Ar-Ridho bekerjasama dengan mahasiswa KKN UNS membuat akte
kelahiran ibu untuk para anak di Silir agar mereka dapat mendaftarkan diri ke
sekolah formal maupun nonformal.
Pada Februari 2011 terjadi bencana alam berupa meletusnya gunung
merapi, para mantan PSK yang ada di PKBM Ar-Ridho mempunyai
keinginan untuk menjadi relawan juru masak di lokasi pengungsian letusan
Gunung Merapi di gedung Pemerintah Kabupaten Klaten.Sebelumnya 25
mantan PSK tersebut telah dibekali keterampilan memasak oleh PKBM Ar-
Ridho sehingga mereka mempunyai keterampilan untuk memasak dan dapat
meringankan sedikit beban para pengungsi. Selain mengirimkan relawan,
yayasan Ar-Ridho juga memberikan beberapa perlengkapan kebutuhan
wanita, minyak telon untuk anak-anak, susu formula, 900 pasang sandal jepit,
serta pakaian bekas dari beberapa warga di Kampung Kenteng, Silir, Solo.
Dulunya Ibu Lis sempat merasa ragu dan khawarir kepada Bapak
Sarjoko yang akan membuat PKBM Ar-Ridho, karena menurutnya Bapak
Sarjoko belum mempunyai kekuatan untuk menghadapi warga Silir.
Keluarga Bapak Sarjoko pernah didemo oleh warga, bahkan pada
suatu malam pernah didatangi oleh perman yang mabuk dan membawa golok
untuk menantang Bapak Sarjoko.Bapak sarjoko juga pernah menjadi tamu
dalam acara KickAndy yang di tayangkan pada 20 Desember 2013, dalam
tayangan tersebut Bapak Sarjoko mengungkapkan perjuangannya bersama
keluarga untuk membangun PKBM Ar-Ridho.Bahkan Bapak Sarjoko sampai
menjual rumahnya untuk biaya operasional di PKBM Ar-Ridho.Sekarang ini
Bapak Sarjoko juga sering diundang ke luar kota dan daerah-daerah lain
untuk menceritakan kisahnya.
Menurut Bapak Sarjoko, seseorang tidaklah harus kaya bila ingin
menolong orang lain.Saat seseorang kehausan kita dapat memberi minum,
saat seseorang jatuh kita dapat menolongnya untuk berdiri, namun bila kita
tidak mampu menolongnya untuk berdiri, kita dapat mendoakannya untuk
segera diberi pertolongan.Berbuat baik sangatlah mudah, asal tidak didasari
dengan ego yang tinggi.
Agar warga dapat melanjutkan roda perekonomian setelah ditutupnya
kawasan lokalisasi di Silir, maka pada tahun 2006 Bapak Sarjoko melalui
PKBM Ar-Ridho giat memberikan berbagai kursus keterampilan sebagai
modal berusaha masyarakatnya.Awalnya dari 25 orang warga yang diajak
mengikuti kursus, hanya beberapa orang saja yang serius mengikutinya.
Untuk meningkatkan minat para warga, pengurus PKBM Ar-Ridho
berinisiatif memberikan pesangon sebesar Rp25.ooo,- setiap kali kehadiran
warga belajar. Pemberian pesangon ini dilakukan saat warga belajar hadir dan
mengikuti kursus yang dilakukan selama 6 bulan atau sampai kursus tersebut
selesai, dengan pertemuan dua kali di setiap minggunya. Tentu saja cara ini
dapat menarik minat para warga belajar. Sedangkan dana yang digunakan
berasal dari donor dan bantuan pemerintah.
Pada tanggal 09 Februari 2011 silam, PKBM Ar-Ridho telah
mengadakan nikah masal dengan bekerjasama dengan Forum Pengajian
Surakarta. Ijab Kabul dilaksanakan pada tanggal 09 Februari 2011 bertempat
di Masjid Agung Surakarta dan resepsinya bertempat di Gedung Balai
Tawang Arum Balaikota Surakarta.PKBM Ar-Ridho mengirimkan 23
pasangan untuk dinikahkan secara masal. Peserta tersebut adalah orang yang
sudah tinggal serumah, mempunyai anak, namun tidak pernah menikah dan
sang calon mempelai wanita masih mempunyai status “prawan”. Kegiatan
tersebut juga dihadiri oleh Walikota Solo, Joko Widodo.
Setelah kegiatan nikah masal tersebut selesai di laksanakan, PKBM
Ar-Ridho membuat program pembuatan akte kelahiran, bekerjasama dengan
para mahasiswa (Kuliah Kerja Nyata) KKN dari (Universitas Sebelas Maret)
UNS. Akte kelahiran tersebut dibuat karena dari 69 anak di Silir yang
mengikuti PAUD di PKBM Ar-Ridho namun diantaranya tidak mempunyai
akte kelahiran, karena dilahirkan dari seorang ibu yang PSK. Maka PKBM
Ar-Ridho bekerjasama dengan mahasiswa KKN UNS membuat akte
kelahiran ibu untuk para anak di Silir agar mereka dapat mendaftarkan diri ke
sekolah formal maupun nonformal.
Pada Februari 2011 terjadi bencana alam berupa meletusnya gunung
merapi, para mantan PSK yang ada di PKBM Ar-Ridho mempunyai
keinginan untuk menjadi relawan juru masak di lokasi pengungsian letusan
Gunung Merapi di gedung Pemerintah Kabupaten Klaten.Sebelumnya 25
mantan PSK tersebut telah dibekali keterampilan memasak oleh PKBM Ar-
Ridho sehingga mereka mempunyai keterampilan untuk memasak dan dapat
meringankan sedikit beban para pengungsi. Selain mengirimkan relawan,
yayasan Ar-Ridho juga memberikan beberapa perlengkapan kebutuhan
wanita, minyak telon untuk anak-anak, susu formula, 900 pasang sandal jepit,
serta pakaian bekas dari beberapa warga di Kampung Kenteng, Silir, Solo.
Selain memberikan keterampilan dan motivasi pada mantan PSK,
PKBM ini juga memberikan modal kepada merek dengan harapan setelah
mereka diberi pembelajaran, mereka akan melupakan aktivitasnya, juga
meninggalkan aktivitas mereka yang kurang baik. Misalnya saja mantan PSK
yang telah mengikuti program pelatihan menjahit, setelah merampungkan
pelatihannya kemudian PKBM akan mengusahakan untuk memberikan
bantuan permodalan berupa mesin jahit maupun promosi. Seperti
menyalurkannya menjadi pekerja di PT Danliris, bagi yang ingin mempunyai
usaha mandiri akan dicarikan pelanggan, maupun memasakan hasil
produksinya. Bahkan setiap tahunnya saat PKBM akan membuat seragam,
mereka akan meminta mantan-mantan PSK yang telah mengikuti program
pelatihan di PKBM untuk membuatkan seragam mereka.
PKBM Ar-Ridho mempunyai PAUD yang menjadi TPA (Tempat
Penitipan Anak), Tempat Bermain, dan Taman Kanak-Kanak (TK), setiap
tahunnya ada kurang lebih 40 anak yang mendaftar di PAUD Ar-Ridho ini.
Para peserta didik tidak lagi hanya berasal dari Silir saja, namun banyak juga
yang berasal dari luar daerah, karena kwalitas PAUD yang ada di PKBM ini
menarik minat para warga yang ada di luar Silir. Tahun 2015 ini ada sekitar 70
peserta didik yang mengikuti prmbelajaran di PAUD, serta 8 orang guru dan 1
orang staf yang bekerja di PAUD. Pada awalnya (2005) guru yang direkrut
untuk menjadi pengajar di PAUD adalah lulusan dari PG Tk, dibantu oleh para
pendamping.
Kegiatan olahraga di PAUD dulunya hanya sebatas jalan-jalan
disekitar lokasi PKBM Ar-Ridho ataupun senam didepan gedung PKBM Ar-
Ridho, namun pada 03 Desember 2011 lalu, anak-anak dapat
mengekspresikan kebahagiaan mereka ketika bermain air. Karena, telah
dibangun kolam renang sederhana di depan gedung PKBM Ar-Ridho. Sarana
tersebut tidak hanya digunakan untuk anak-anak PAUD Ar-Ridho saja, tapi
pada hari-hari lain khususnya hari minggu anak-anak yang tinggal di
Kentheng Silir juga dapat menggunakannya.
Kolam renang tersebut dibangun dengan harapan bahwa anak-anak
dan masyarakat sekitar dapat menggunakannua sebagai pelepas keinginan
mereka untuk berenang, yang ironisnya sebelum ada kolam renang tersebut,
anak-anak sekitar sering mengunakan lapangan untuk berenang, yang jika
hujan deras banjir dapat mencapai ketinggian lutut orang dewasa.
Selain kolam renang, salah satu fasilitas yang ada di PKBM Ar-Ridho
adalah rumah gazebo.Rumah gazebo ini didirikan sejak 21 November 2011
lalu, adanya rumah gazebo ini untuk menambah daya tarik anak-anak dalam
belajar. Alas dan tiang-tiang rumah gazebo PKBM Ar-Ridho ini terbuat dari
bamboo, dan atapnya terbuat dari daun kelapa yang sudah dikeringkan.
Rumah gazebo PKBM Ar-Ridho ini digunakan untuk aktivitas anak-anak dan
warga belajar PKBM Ar-Ridho, seperti bermain-main di dalamnya,
menggambar, dan kegiatan lainnya.
Prestasi atau program yang telah sukses dibangun PKBM Ar-Ridho
adalah pembuatan buku dengan judul “Jika Silir Adalah Hidupku” yang berisi
40 tulisan warga Silir mulai dari eks pekerja seks komersial (PSK) hingga
anak PSK. Buku tersebut telah diluncurkan pada 23 Desember 2012 lalu pada
pentas seribu karya warga PKBM Ar-Ridho dan telah dicetak sebanyak 1.000
buah dan telah diedarkan di seluruh Indonesia.Buku tersebut dapat
membuktikan bahwa kondisi Silir yang dulu dikenal sebagai pusat prostitusi
di Kota Solo, sekarang sudah berubah.Buku tersbut berisi curahan hati para
warga Silir selama mereka tinggal di Silir.
Dulunya, gedung yang ada di PKBM Ar-Ridho hanya dibangun secara
gotong royong oleh warga dan bahan bangunan yang digunakan juga
seadanya, sehingga kondisi gedung pada saat itu dapat dikatakan tidak layak
dan terancam roboh. Kegigihan PKBM Ar-Ridho dalam semua kegiatannya
membawa dampak yang positive dari masyarakat luas, salah satunya adalah
Bank Mandiri yang memberikan pembinaan dan bantuan lewat Program
Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) berupa Pinjaman Lunak kepada warga
belajar lewat PKBM Ar-Ridho sebagai penanggung jawab.
Selain memberikan keterampilan dan motivasi pada mantan PSK,
PKBM ini juga memberikan modal kepada merek dengan harapan setelah
mereka diberi pembelajaran, mereka akan melupakan aktivitasnya, juga
meninggalkan aktivitas mereka yang kurang baik. Misalnya saja mantan PSK
yang telah mengikuti program pelatihan menjahit, setelah merampungkan
pelatihannya kemudian PKBM akan mengusahakan untuk memberikan
bantuan permodalan berupa mesin jahit maupun promosi. Seperti
menyalurkannya menjadi pekerja di PT Danliris, bagi yang ingin mempunyai
usaha mandiri akan dicarikan pelanggan, maupun memasakan hasil
produksinya. Bahkan setiap tahunnya saat PKBM akan membuat seragam,
mereka akan meminta mantan-mantan PSK yang telah mengikuti program
pelatihan di PKBM untuk membuatkan seragam mereka.
PKBM Ar-Ridho mempunyai PAUD yang menjadi TPA (Tempat
Penitipan Anak), Tempat Bermain, dan Taman Kanak-Kanak (TK), setiap
tahunnya ada kurang lebih 40 anak yang mendaftar di PAUD Ar-Ridho ini.
Para peserta didik tidak lagi hanya berasal dari Silir saja, namun banyak juga
yang berasal dari luar daerah, karena kwalitas PAUD yang ada di PKBM ini
menarik minat para warga yang ada di luar Silir. Tahun 2015 ini ada sekitar 70
peserta didik yang mengikuti prmbelajaran di PAUD, serta 8 orang guru dan 1
orang staf yang bekerja di PAUD. Pada awalnya (2005) guru yang direkrut
untuk menjadi pengajar di PAUD adalah lulusan dari PG Tk, dibantu oleh para
pendamping.
Kegiatan olahraga di PAUD dulunya hanya sebatas jalan-jalan
disekitar lokasi PKBM Ar-Ridho ataupun senam didepan gedung PKBM Ar-
Ridho, namun pada 03 Desember 2011 lalu, anak-anak dapat
mengekspresikan kebahagiaan mereka ketika bermain air. Karena, telah
dibangun kolam renang sederhana di depan gedung PKBM Ar-Ridho. Sarana
tersebut tidak hanya digunakan untuk anak-anak PAUD Ar-Ridho saja, tapi
pada hari-hari lain khususnya hari minggu anak-anak yang tinggal di
Kentheng Silir juga dapat menggunakannya.
Kolam renang tersebut dibangun dengan harapan bahwa anak-anak
dan masyarakat sekitar dapat menggunakannua sebagai pelepas keinginan
mereka untuk berenang, yang ironisnya sebelum ada kolam renang tersebut,
anak-anak sekitar sering mengunakan lapangan untuk berenang, yang jika
hujan deras banjir dapat mencapai ketinggian lutut orang dewasa.
Selain kolam renang, salah satu fasilitas yang ada di PKBM Ar-Ridho
adalah rumah gazebo.Rumah gazebo ini didirikan sejak 21 November 2011
lalu, adanya rumah gazebo ini untuk menambah daya tarik anak-anak dalam
belajar. Alas dan tiang-tiang rumah gazebo PKBM Ar-Ridho ini terbuat dari
bamboo, dan atapnya terbuat dari daun kelapa yang sudah dikeringkan.
Rumah gazebo PKBM Ar-Ridho ini digunakan untuk aktivitas anak-anak dan
warga belajar PKBM Ar-Ridho, seperti bermain-main di dalamnya,
menggambar, dan kegiatan lainnya.
Prestasi atau program yang telah sukses dibangun PKBM Ar-Ridho
adalah pembuatan buku dengan judul “Jika Silir Adalah Hidupku” yang berisi
40 tulisan warga Silir mulai dari eks pekerja seks komersial (PSK) hingga
anak PSK. Buku tersebut telah diluncurkan pada 23 Desember 2012 lalu pada
pentas seribu karya warga PKBM Ar-Ridho dan telah dicetak sebanyak 1.000
buah dan telah diedarkan di seluruh Indonesia.Buku tersebut dapat
membuktikan bahwa kondisi Silir yang dulu dikenal sebagai pusat prostitusi
di Kota Solo, sekarang sudah berubah.Buku tersbut berisi curahan hati para
warga Silir selama mereka tinggal di Silir.
Dulunya, gedung yang ada di PKBM Ar-Ridho hanya dibangun secara
gotong royong oleh warga dan bahan bangunan yang digunakan juga
seadanya, sehingga kondisi gedung pada saat itu dapat dikatakan tidak layak
dan terancam roboh. Kegigihan PKBM Ar-Ridho dalam semua kegiatannya
membawa dampak yang positive dari masyarakat luas, salah satunya adalah
Bank Mandiri yang memberikan pembinaan dan bantuan lewat Program
Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) berupa Pinjaman Lunak kepada warga
belajar lewat PKBM Ar-Ridho sebagai penanggung jawab.
Pada 02 Juni 2014, Bapak Prof.Dr.Nuh Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan RI memberikan sambutan saat meresmikan yayasan PKBM Ar-
Ridho di Silir Solo.Dalam sambutannya beliau mengungkapkan bahwa Silir
sekarang bukan silir yang dulu, Silir telah melakukan perubahan transformasi
bukan hanya perubahan sosial tetapi seluruh aspek tentang kehidupan baik
pendidikan dan keterampilan industri. Menurut Nuh, melalui PKBM, siswa
tidak hanya mendapatkan pendidikan , namun juga memperoleh keterampilan
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada 02 Juni 2014, Bank
Mandiri menyalurkan hibah dana sebesar Rp450 Juta untuk pembangunan
gegung aktifitas belajar PKBM Ar-Ridho.
PT. Dan Liris adalah sebuah Perusahaan Tekstil terpadu (Spinning,
Weaving, Finishing, Printing, Garment) untuk pasar dalam negri dan ekspot
yang didirikan pada tahun 1974 dan mempunyai karyawan sebanyak lebih
dari 8000 orang. PT. Dan Liris memberikan bantuan berupa 10 Mesin Jahit
High Speed kepada PKBM Ar-Ridho, yang pada tanggal 20 Mei 2013 lalu
telah diserahkan oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan Bapak H. Hendro
Suseno. Selanjutnya PT. Dan Liris memberikan pelatihan dan pembinaan
kepada warga belajar di PKBM Ar-Ridho. PT. Dan Liris memberikan
kurikulum beserta tentor untuk melaksanakan program kursus menjahit, yang
kemudian para lulusannya akan dapat direkrut untuk bekerja di PT. Dan Liris.
Hal tersebut tentunya sangatlah membantu PKBM Ar-Ridho dalam
mewujudkan Silir menjadi masyarkat pembelajar dan mandiri.
26 Februari 2015 lalu PKBM Ar-Ridho mendapat kunjungan dari
Mendikbud Anies Baswedan, kunjungan tersebut dalam rangka “blusukan”
oleh Mendikbud Anies Baswedan. Mendikbud Anies Baswedan
menyampaikan bahwa dunia ini dapat berubah karena pendidikan.melalui
PKBM ini dapat membantu masyarakat merubah hidupnya.
Penyelenggaraan pendidikan hari ini, hasilnya tidak dapat dilihat saat
ini, namun dapat dilihat 40 tahun mendatang.Jasa para guru akan diingat oleh
murid saat dewasa.
Guru yang memberikan dorongan dan perubahan besar pada muridnya akan
menjadi kenangan untuk mumrid itu sendiri. PKBM sendiri berperan sebagai
dukungan dan membantu pemerintah, namun dengan adanya dukungan oleh
pemerintah kepada PKBM akan memberikan semangat dan dorongan untuk
melakukan perubahan dan peduli terhadap pendidikan kepada peserta didik,
pendidik, dan masyarakat sekitar.
Kini Sarjoko melalui PKBM Ar-Ridho telah membuktikan bahwa
mereka dapat mengubah kawasan lokalisasi wanita tuna susila (WTS)
menjadi kawasan berbasis pendidikan dan kawasan industri.Karena besarnya
semangat juang Bapak Sarjoko dalam mengubah masyarakat Silir ini
membawa pengaruh yang besar kepadanya serta masyarakat Silir. Namun
menurut beliau, bukan ia yang mengubah warga Silir, namun warga silir
berubah atas kemauannya dengan dibantu dan didampingi oleh orang yang
mempunyai semangat juang, seperti bapak Sarjoko ini.
Setelah tercapainya tujuan utama PKBM Ar-Ridho ini, untuk
mengubah kawasan prostitusi menjadi masyarakat pembeljar dan mandiri.
Harapan kedepan Bapak Sarjoko untuk PKBM Ar-Ridho adalah PKBM Ar-
Ridho semakin besar, karena PKBM itu sendiri dapat membantu masyarakat
dengan sukarela untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan
demikian perhatian pemerintah sangat diperlukan untuk kemajuan
PKBM.Kedepannya Bapak sarjoko ingin membuat kursus setir mobil.
Karena, menurutnya penghasilan para buruh tidak sebesar para sopir (supir
angkutan, supir truk, supir taksi).
Setelah selesai melakukan wawancara kami di izinkan untuk melihat
dan berkeliling di gedung PKBM tersebut sambil melihat kegiatan
pembelajarannya. Sebelum berkeliling kami sempat memberikan kenang-
kenangan yang berupa pelakat dan kami pun mendapat kenang-kenangan dari
dari Bapak Sarjoko yaitu berupa blangkon.
Pada 02 Juni 2014, Bapak Prof.Dr.Nuh Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan RI memberikan sambutan saat meresmikan yayasan PKBM Ar-
Ridho di Silir Solo.Dalam sambutannya beliau mengungkapkan bahwa Silir
sekarang bukan silir yang dulu, Silir telah melakukan perubahan transformasi
bukan hanya perubahan sosial tetapi seluruh aspek tentang kehidupan baik
pendidikan dan keterampilan industri. Menurut Nuh, melalui PKBM, siswa
tidak hanya mendapatkan pendidikan , namun juga memperoleh keterampilan
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada 02 Juni 2014, Bank
Mandiri menyalurkan hibah dana sebesar Rp450 Juta untuk pembangunan
gegung aktifitas belajar PKBM Ar-Ridho.
PT. Dan Liris adalah sebuah Perusahaan Tekstil terpadu (Spinning,
Weaving, Finishing, Printing, Garment) untuk pasar dalam negri dan ekspot
yang didirikan pada tahun 1974 dan mempunyai karyawan sebanyak lebih
dari 8000 orang. PT. Dan Liris memberikan bantuan berupa 10 Mesin Jahit
High Speed kepada PKBM Ar-Ridho, yang pada tanggal 20 Mei 2013 lalu
telah diserahkan oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan Bapak H. Hendro
Suseno. Selanjutnya PT. Dan Liris memberikan pelatihan dan pembinaan
kepada warga belajar di PKBM Ar-Ridho. PT. Dan Liris memberikan
kurikulum beserta tentor untuk melaksanakan program kursus menjahit, yang
kemudian para lulusannya akan dapat direkrut untuk bekerja di PT. Dan Liris.
Hal tersebut tentunya sangatlah membantu PKBM Ar-Ridho dalam
mewujudkan Silir menjadi masyarkat pembelajar dan mandiri.
26 Februari 2015 lalu PKBM Ar-Ridho mendapat kunjungan dari
Mendikbud Anies Baswedan, kunjungan tersebut dalam rangka “blusukan”
oleh Mendikbud Anies Baswedan. Mendikbud Anies Baswedan
menyampaikan bahwa dunia ini dapat berubah karena pendidikan.melalui
PKBM ini dapat membantu masyarakat merubah hidupnya.
Penyelenggaraan pendidikan hari ini, hasilnya tidak dapat dilihat saat
ini, namun dapat dilihat 40 tahun mendatang.Jasa para guru akan diingat oleh
murid saat dewasa.
Guru yang memberikan dorongan dan perubahan besar pada muridnya akan
menjadi kenangan untuk mumrid itu sendiri. PKBM sendiri berperan sebagai
dukungan dan membantu pemerintah, namun dengan adanya dukungan oleh
pemerintah kepada PKBM akan memberikan semangat dan dorongan untuk
melakukan perubahan dan peduli terhadap pendidikan kepada peserta didik,
pendidik, dan masyarakat sekitar.
Kini Sarjoko melalui PKBM Ar-Ridho telah membuktikan bahwa
mereka dapat mengubah kawasan lokalisasi wanita tuna susila (WTS)
menjadi kawasan berbasis pendidikan dan kawasan industri.Karena besarnya
semangat juang Bapak Sarjoko dalam mengubah masyarakat Silir ini
membawa pengaruh yang besar kepadanya serta masyarakat Silir. Namun
menurut beliau, bukan ia yang mengubah warga Silir, namun warga silir
berubah atas kemauannya dengan dibantu dan didampingi oleh orang yang
mempunyai semangat juang, seperti bapak Sarjoko ini.
Setelah tercapainya tujuan utama PKBM Ar-Ridho ini, untuk
mengubah kawasan prostitusi menjadi masyarakat pembeljar dan mandiri.
Harapan kedepan Bapak Sarjoko untuk PKBM Ar-Ridho adalah PKBM Ar-
Ridho semakin besar, karena PKBM itu sendiri dapat membantu masyarakat
dengan sukarela untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan
demikian perhatian pemerintah sangat diperlukan untuk kemajuan
PKBM.Kedepannya Bapak sarjoko ingin membuat kursus setir mobil.
Karena, menurutnya penghasilan para buruh tidak sebesar para sopir (supir
angkutan, supir truk, supir taksi).
Setelah selesai melakukan wawancara kami di izinkan untuk melihat
dan berkeliling di gedung PKBM tersebut sambil melihat kegiatan
pembelajarannya. Sebelum berkeliling kami sempat memberikan kenang-
kenangan yang berupa pelakat dan kami pun mendapat kenang-kenangan dari
dari Bapak Sarjoko yaitu berupa blangkon.
Kebetulan kegiatan pembelajaran PAUD sedang berlangsung
sehingga kami cukup lama melihat kegiatan tersebut. Setelah selesai kami
pun izin pamit untuk pulang dan tidak lupa untuk mengucapkn terima kasih
karena telah di izinkan untuk mengetahui sistem pengelolaan di PKBM AR-
Ridho.
Demikian perjalanan kami selama tiga hari di kota Solo untuk
mengetahui pengelolaan program lembaga pendidikan nonformal. Dengan
demikian kami dapat memahami bahwa suatu lembaga pendidikan nonformal
seperti SKB dan PKBM itu merupakan sarana pendidikan nonformal untuk
memenuhi suatu kebutuhan belajar masyarakat yang mendukung adanya
sistem pendidikan sepanjang hayat. Perbedaannya yaitu jika SKB adalah
lembaga pendidikan nonformal yang berada ditingkat kabupaten yang
menaungi lembaga pendidikan nonformal dibawahnya seperti PKBM.
Sedangkan PKBM merupakan lembaga pendidikan nonformal yang berada
ditingkat kecamatan.Sedangkan program lembaga pendidikan nonformal
adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memadukan sumberdaya
pendidikan nonformal agar lebih selaras antara perencanaan dan pelaksanaan
serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari hasil observasi tersebut kami bisa mengambil hikmah bahwa
pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Pendidikan tersebut berfungsi sebagai pembekal diri manusia untuk
menghadapi tantangan-tantangan dikehidupan yang dinamis, dimana
didalam masyarakat sering terjadi perubahan. Pendidikan berfungsi untuk
meningkatkan dan mengembangkan potensi di dalam diri manusia tersebut
serta untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuannya. Pemenuhan
kebutuhan pendidikan tidak hanya dapat dilakukan pada pendidikan formal
saja, namun bisa melalui pendidikan nonformal dan pendidikan informal.
Pendidikan nonformal disini berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan
pelengkap pendidikan formal dalam rangka untuk mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
Selain itu juga kami dapat mengerti bahwa suatu cita-cita dapat
tercapai jika di dalamanya terdapat usaha yang keras untuk mencapainya. Di
kutip dari pesan atau nasehat dari Ibunda Bapak Sarjoko pemilik PKBM AR-
Ridho yang berbunyi “Le, yen koe pengen ndang teko, kudu tekan”. yang
artinya dalam bahasa indonesia artinya “Nak, jika kamu ingin cepat datang,
harus sampai”. Yang artinyabahwajikakamumempunyaisuatukeinginan yang
belumtercapaitapiinginsegeradicapaimakakamuharusberusahakerasuntukm
encapaikeinginanataucita-cita tersebut.
Kebetulan kegiatan pembelajaran PAUD sedang berlangsung
sehingga kami cukup lama melihat kegiatan tersebut. Setelah selesai kami
pun izin pamit untuk pulang dan tidak lupa untuk mengucapkn terima kasih
karena telah di izinkan untuk mengetahui sistem pengelolaan di PKBM AR-
Ridho.
Demikian perjalanan kami selama tiga hari di kota Solo untuk
mengetahui pengelolaan program lembaga pendidikan nonformal. Dengan
demikian kami dapat memahami bahwa suatu lembaga pendidikan nonformal
seperti SKB dan PKBM itu merupakan sarana pendidikan nonformal untuk
memenuhi suatu kebutuhan belajar masyarakat yang mendukung adanya
sistem pendidikan sepanjang hayat. Perbedaannya yaitu jika SKB adalah
lembaga pendidikan nonformal yang berada ditingkat kabupaten yang
menaungi lembaga pendidikan nonformal dibawahnya seperti PKBM.
Sedangkan PKBM merupakan lembaga pendidikan nonformal yang berada
ditingkat kecamatan.Sedangkan program lembaga pendidikan nonformal
adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memadukan sumberdaya
pendidikan nonformal agar lebih selaras antara perencanaan dan pelaksanaan
serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari hasil observasi tersebut kami bisa mengambil hikmah bahwa
pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Pendidikan tersebut berfungsi sebagai pembekal diri manusia untuk
menghadapi tantangan-tantangan dikehidupan yang dinamis, dimana
didalam masyarakat sering terjadi perubahan. Pendidikan berfungsi untuk
meningkatkan dan mengembangkan potensi di dalam diri manusia tersebut
serta untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuannya. Pemenuhan
kebutuhan pendidikan tidak hanya dapat dilakukan pada pendidikan formal
saja, namun bisa melalui pendidikan nonformal dan pendidikan informal.
Pendidikan nonformal disini berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan
pelengkap pendidikan formal dalam rangka untuk mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
Selain itu juga kami dapat mengerti bahwa suatu cita-cita dapat
tercapai jika di dalamanya terdapat usaha yang keras untuk mencapainya. Di
kutip dari pesan atau nasehat dari Ibunda Bapak Sarjoko pemilik PKBM AR-
Ridho yang berbunyi “Le, yen koe pengen ndang teko, kudu tekan”. yang
artinya dalam bahasa indonesia artinya “Nak, jika kamu ingin cepat datang,
harus sampai”. Yang artinyabahwajikakamumempunyaisuatukeinginan yang
belumtercapaitapiinginsegeradicapaimakakamuharusberusahakerasuntukm
encapaikeinginanataucita-cita tersebut.
Succes Story
SKB Surakarta
Agustin Lilin C., Ibu Putri, Feri Subekt
Endah Nugrahaningtyas, Feri Subekt
Agustin Lilin C.,, Feri Subekt(di depan SKB Surakarta)
Agustin Lilin C., Drs. Toharuddin, Feri Subekt
Succes Story
SKB Surakarta
Agustin Lilin C., Ibu Putri, Feri Subekt
Endah Nugrahaningtyas, Feri Subekt
Agustin Lilin C.,, Feri Subekt(di depan SKB Surakarta)
Agustin Lilin C., Drs. Toharuddin, Feri Subekt
PKBM AR- Ridho
Perpustakaan PKBM
Cindramata Anies Baswendah untuk PKBM
Ar-Ridho
Penyerahan kenang-kenangan untk PKBM Ar-Riho
Blangkon Hasil Dari Program Kewirausahaan di PKBM Ar-Riho
PKBM AR- Ridho
Perpustakaan PKBM
Cindramata Anies Baswendah untuk PKBM
Ar-Ridho
Penyerahan kenang-kenangan untk PKBM Ar-Riho
Blangkon Hasil Dari Program Kewirausahaan di PKBM Ar-Riho
Perpustakaan Keliling Milik PKBM Ar-Ridho
Kegiatan Pembelajaran PPAUD di PKBM Ar-Ridho
Perpustakaan Keliling Milik PKBM Ar-Ridho
Kegiatan Pembelajaran PPAUD di PKBM Ar-Ridho
top related