2007 227 jukran kebijakan manajemen resiko dalam gerakan pramuka
Post on 16-Apr-2017
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka�0
KEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR: 227 TAHUN 2007TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAANKEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO
DALAM GERAKAN PRAMUKA
KetuaKwartirNasionalGerakanPramukaMenimbang : a. bahwakepramukaanadalahprosespendidikandi luar
lingkungan sekolah dan keluarga yang dilaksanakandalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkandilakukandialamterbukayangsasaranakhirnyaadalahpembentukan watak, akhlak mulia, dan budi pekertiluhur;
b. bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut akandihadapkan kepada sejumlah risiko yang menjaditanggungjawabseluruhanggotaGerakanPramuka;
c. bahwa risiko yang timbul dari pelaksanaan kegiatantersebut perlu dikelola menurut prinsip-prinsipmanajemen dalam suatu Pedoman KebijakanManajemenRisiko;
d. bahwasehubungandenganituperluditetapkandengansuratkeputusan.
Mengingat : 1. AnggaranDasardanAnggaranRumahTanggaGerakanPramuka.
2. KeputusanKwartirNasionalGerakanPramukaNomor037Tahun2005tentangVisi,Misi,danStrategiGerakanPramukaTahun2003–2008;
3. KeputusanKwartirNasionalGerakanPramukaNomor220 Tahun 2007 tentang Petunjuk PenyelenggaraanPokok-pokokOrganisasiGerakanPramuka.
4. Rekomendasi The 1st Asia-Pacific Regional Riskand Safety Management Workshop, Tahun 2003, diSingapore.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
MEMUTUSKANMenetapkan :Pertama : Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Risiko
sebagaimanatercantumdalamlampirankeputusanini.Kedua : Menginstruksikan kepada kwartir dan satuan Gerakan
PramukadiseluruhIndonesiadanperwakilandiluarnegeriuntukmelaksanakankeputusanini.
Ketiga : Keputusaninimulaiberlakusejakditetapkan.
Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan pembetulansebagaimanamestinya.
Ditetapkan :diJakarta.Padatanggal :28November2007Kwartir Nasional Gerakan PramukaKetua,
Prof.DR.Dr.H.AzrulAzwar,MPH.
halaman ini sengaja dikosongkan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
LAMPIRAN KEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR: 227 TAHUN 2007TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAANKEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO
DALAM GERAKAN PRAMUKA
BAB IPENDAHULUAN
1. UMUM Gerakan Pramuka menjadi bagian yang penting dalam pendidikan
nonformal dan menyediakan program rekreatif edukatif yang membantu kaum muda Indonesia untuk berkembang secara emosional, intelektual, sosial, spiritual dan fisik. Kesadaran terhadap risiko selalu menjadi fokus Gerakan Pramuka di dalam pelaksanaan program untuk kaum muda, dalam lingkungan yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran dari pengalaman serta praktek.
Kebijakan Manajemen Risiko dalam Gerakan Pramuka untuk melengkapi proses yang telah ada, serta untuk memastikan bahwa risiko yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dapat disadari dan dikelola dengan baik.
Risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam sebagian aspek kehidupan sehari-hari. Kita semua secara terus-menerus melakukan pengelolaan risiko, kadang-kadang disadari, dan kadang-kadang tanpa disadari, tetapi tidak selalu dengan cara yang sistematis. Pada sebagian waktu, kejadian berisiko itu tampak jelas, misalnya di dalam penyelenggaraan sebuah latihan, sebaliknya pada waktu-waktu lain, risiko tidak akan telihat jelas dan mungkin dapat muncul dalam bentuk penerapan peraturan baru atau perubahan kebijakan.
Manajemen Risiko merupakan hal yang mendasar dalam manajemen yang efektif pada semua fungsi dan aktivitas organisasi. Hal ini meliputi pengelolaan risiko yang bersifat internal maupun eksternal, misalnya: pendekatan sistematik yang dapat digunakan untuk meminimalkan dan mengelola risiko yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan bagi kaum muda dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Pendekatan risiko yang sama dapat digunakan pada pengenalan atau penerapan peraturan baru. Bagaimanapun dan kapanpun risiko muncul, kita harus dapat secara sistematis mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, dan memberikan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
intervensi pada risiko sesuai dengan tingkat keseriusan risiko. Manajemen Risiko merupakan sebuah proses baku yang terdiri atas
langkah-langkah, yang ketika dilakukan dalam urutan-urutan tertentu, memungkinkan perbaikan yang berkesinambungan dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun dalam pengambilan keputusan, kebijakan manajemen risiko akan dianalisa paling tidak satu kali dalam setahun.
2. TUJUAN Menanggulangi berbagai akibat negatif baik secara moril maupun materiil
dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan Gerakan Pramuka, baik dalam skala kecil (kegiatan gugusdepan) maupun skala besar (kegiatan cabang, daerah, maupuan nasional).
3. DASAR
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
b. Renstra Gerakan Pramuka Tahun 2004-2009.
c. Renja Gerakan Pramuka Tahun 2004-2009.
d. Revitalisasi Gerakan Pramuka.
4. SASARAN
a. Memberikan rasa aman bagi para pelaksana maupun peserta kegiatan.
b. Memberikan jaminan kepada para peserta kegiatan.
c. Memberikan informasi dan dukungan pengaturan keamanan maupun keselamatan dalam upaya menanggulangi risiko pada pelaksanaan kegiatan kepramukaan.
d. Mengurangi hingga menghapuskan risiko terhadap nyawa, cedera, material, maupun finansial, sehingga citra Gerakan Pramuka tetap dapat terpelihara.
5. RUANG LINGKUP Ruang lingkup penulisan petunjuk penyelenggaraan ini disusun sebagai
berikut:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
Bab I Pendahuluan
Bab II Pengertian dan Kebijakan
Bab III Tanggungjawab
Bab IV Proses Manajemen Risiko
Bab V Panduan Untuk Kwartir
Bab VI Penutup
BAB IIPENGERTIAN DAN KEBIJAKAN
1. PENGERTIAN
Area Risiko: Semua kejadian, aktivitas atau kejadian yang dapat secara negatif berdampak pada pencapaian tujuan Gerakan Pramuka.
Kode Kehormatan: Satya dan Darma Pramuka
Konsekuensi: Hasil dari suatu kejadian. Di dalam konteks manajemen risiko, sebuah konsekuensi dapat berupa hasil positif (seperti hasil identifikasi dari kebutuhan untuk perbaikan proses) atau dampak negatif (seperti kerusakan atau kehilangan).
Konteks: Lingkup fungsi atau aktivitas sesuai dengan titik penting organisasi.
Kontrol: Kebijakan, praktek, standar, prosedur, dan perubahan fisik yang diimplementasikan untuk menghilangkan efek negatif dari risiko.
Aktivitas Utama: Program Gerakan Pramuka dan aktivitas terkait yang dirancang untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Kerusakan: Konsekuensi negatif – finansial atau yang lain. Kerusakan bukan hanya terbatas pada Gerakan Pramuka; hal ini juga mungkin mempengaruhi masyarakat, pemerintah, atau lembaga/organisasi lain (lihat juga kehilangan).
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
Dampak : Kombinasi efek pada organisasi dari kecenderungan serta konsekuensi dari risiko yang muncul.
Kecenderungan: Probabilitas atau frekuensi dari sebuah kejadian yang mungkin muncul.
Kehilangan: Konsekuensi negatif – finansial atau yang lainnya. Kehilangan bukan hanya terbatas pada Gerakan Pramuka; hal ini mungkin mempengaruhi masyarakat, pemerintah, atau lembaga/organisasi lain (lihat juga kerusakan).
Pengurus: Semua pengurus Gerakan Pramuka (relawan atau yang lainnya). Hal ini meliputi juga, dan tidak terbatas pada, Andalan, Pelatih, Pembina, Pimpinan Kwartir, tapi meliputi juga Koordinator Kegiatan, Pimpinan Kontingen.
Risiko Residual: Tingkatan risiko yang masih tersisa sesudah perla-kuan kontrol dan saat manajemen risiko telah dia-plikasikan
Risiko: Kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan Gerakan Pramuka. RisikoRisiko juga mengukur konsekuensi dan kecenderungan.
Risiko Strategis: Merupakan risiko kegagalan perencanaan.
Risiko Keuangan: Merupakan risiko kegagalan pengendalian keu-angan.
Risiko Operasional: Merupakan risiko tindakan manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Risiko Teknis: Merupakan risiko yang melibatkan kegagalan atau kerusakan peralatan dan infrastruktur seperti kebakaran, ledakan, bencana alam atau sabotase.
Risiko Sumber Daya:
Merupakan risiko interupsi “bisnis” seperti kehilangan SDM, kekurangan atau ketiadaan sumber daya.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
Pengukuran Risiko: Sebuah proses sistematis yang mencakup penemuan risiko, pengukuran dampak, serta penentuan tingkat risiko yang dapat diterima, berdasarkan pada prioritas manajemen, standar yang ditentukan sebelumnya, dan kriteria spesifik seperti tingkatan risiko target.
Kesadaran Risiko: Menjadi pengamat yang teliti serta proaktif dalam mencari peluang untuk mengurangi risiko.
Manajemen Risiko: Penggunaan sistematik dari kebijakan dan proses manajemen yang dirancang untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi serta memberikan perlakuan pada risiko, dan mengembangkan budaya dalam Gerakan Pramuka untuk mempertimbangkan dengan cermat kesempatan potensial dan juga efek negatif.
Daftar Risiko: Sebuah database yang terpusat pada risiko yang teridentifikasi dan berhubungan dengan rencana untuk meredakannya. Database semacam ini terdapat pada register utama atau salah satu dari subregister yang dikembangkan pada tiap-tiap lokasi yang sesuai.
Perlakuan Terhadap Risiko:
Seleksi dan implementasi pilihan-pilihan yang tepat untuk berhubungan dan melakukan tindakan penanggulangan risiko.
Stakeholder: Orang-orang dan organisasi yang mungkin mempengaruhi, dipengaruhi, atau mempersepsikan diri mereka sebagai pihak yang dipengaruhi oleh keputusan atau aktivitas yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka.
2. KEBIJAKAN
a. Sebagai organisasi moderen dan bertanggungjawab dalam mendidik dan membina kaum muda Indonesia, Gerakan Pramuka memiliki komitmen untuk mengelola risiko sebagai upaya untuk mencapai tujuan, serta memaksimalkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program dan penyediaan pelayanan, dalam berhubungan dengan anggota, pembina, pelatih, pengurus, staf, majelis pembimbing,
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
pemerintah, serta infrastruktur, dalam lingkungan yang aman dan praktis, dirancang untuk mencegah kerusakan, kerugian, luka atau kehilangan pada Gerakan Pramuka atau pihak-pihak lain yang terkait dengannya.
b. Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka dirancang untuk memberikan kepastian bahwa, meskipun risiko adalah melekat pada aktivitas, tingkatan risiko residual menjadi dapat diterima dengan kontrol yang efektif untuk meminimalkan potensi kerusakan atau kerugian pada Gerakan Pramuka dan pihak-pihak yang terkait dengannya.
c. Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka mensyaratkan semua anggota, pembina, pelatih, pengurus, staf, dan majelis pembimbing untuk menjadi ‘sadar akan risiko’ dalam konteks sistem manajemen, proses dan praktek perencanaan. Kebijakan ini didistribusikan pada semua unsur dalam Gerakan Pramuka. Sebagai tambahan, sesi pelatihan regular, yang meliputi juga latihan ‘Manajemen Risiko’, harus secara teratur dilakukan sebagai bagian dari pelatihan Kepramukaan.
d. Kebijakan Manajemen Risiko harus dikembangkan sebagai bagian dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan-Peraturan, Petunjuk Penyelenggaraan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Gerakan Pramuka.
BAB IIITANGGUNGJAWAB
1. KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bertanggungjawab:
a. Melakukan pengamatan pada operasionalisasi Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka.
b. Mengevaluasi hasil dari Kebijakan Manajemen Risiko.
c. Melakukan kajian ulang dan amandemen Kebijakan Manajemen Risiko jika diperlukan.
d. Memberikan saran dan bimbingan kepada kwartir daerah, kwartir cabang untuk masalah manajemen risiko.
e. Memastikan bahwa dilakukan audit Kebijakan Manajemen Risiko Gerakan Pramuka pada aspek-aspek kepatuhan, kualitas, dan relevansinya setiap tahun; dan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
f. Memastikan bahwa paling tidak satu Daftar Risiko dikelola di setiap kwartir daerah dan kwartir cabang.
2. PENGURUS Pengurus bertanggungjawab untuk memastikan bahwa Kebijakan
Manajemen Risiko yang dirinci dalam dokumen ini diimplementasikan dalam aktivitas kepramukaan.
Pengurus bertanggungjawab untuk memastikan bahwa persyaratan dari kebijakan ini diadopsi oleh semua anggota Gerakan Pramuka.
Pengurus bertanggungjawab untuk:
a. Memastikan bahwa manajemen risiko diintegrasikan ke dalam proses perencanaan program, pelaksanaan program, kegiatan sosial, dan bisnis;
b. Memastikan bahwa sumber dana yang tepat dianggarkan dan dialokasikan untuk implementasi manajemen risiko;
c. Memastikan pelatihan penyediaan manajemen risiko yang tepat bagi anggota Gerakan Pramuka dan staf kwartir;
d. Memastikan bahwa komunikasi dan konsultasi dilakukan dengan anggota Gerakan Pramuka, sesama pengurus, dan staf kwartir dalam hubungannya dengan masalah manajemen risiko;
e. Memastikan persiapan dan pemeliharaan ‘Daftar Risiko’; dan
f. Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.
3. PELATIH/PEMBINA Semua Pelatih/Pembina Gerakan Pramuka bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa:
a. Kebijakan Manajemen Risiko secara efektif dikomunikasikan kepada para anggota yang beraktivitas dalam area risiko yang sesuai, sebagaimana prosedur dan proses yang mengacu pada kebijakan ini;
b. Pelatih/Pembina pada semua tingkat bertanggungjawab untuk memastikan bahwa anggota yang tergabung dalam Gerakan Pramuka sadar akan prinsip-prinsip yang terkandung dalam kebijakan ini;
c. Semua aktivitas di bawah supervisi dilakukan dalam hubungannya dengan kebijakan ini;
d. Intervensi dan kontrol risiko secara efektif diaplikasikan di dalam ‘area risiko’ masing-masing; dan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka�0
e. Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.
4. ANGGOTA Semua anggota bertanggungjawab untuk:
a. Secara aktif mendukung dan memberikan kontribusi pada inisiatif manajemen risiko;
b. Mengikuti instruksi sesuai prosedur yang diberikan oleh pengelola dalam hubungannya dengan manajemen risiko;
c. Memberikan saran kepada pengelola berkaitan dengan masalah-masalah risiko yang membutuhkan perhatian; dan
d. Bertindak sesuai dengan kebijakan ini, dan pada saat diperlukan, serta sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.
ANALISA RISIKO
TINDAKAN TERHADAP RISIKO
EVALUASI RISIKO
ESTIMASI TINGKAT RISIKO
IDENTIFIKASI RISIKO
ESTI
MA
SI D
AN
KO
SULT
ASI
PEMA
NTA
UA
N D
AN
TINJA
U U
LAN
G
MENETAPKAN KONTEKS
MENENTUKAN KECENDERUNGAN
MENENTUKAN KON-SEKUENSI
Diagram Alur
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
BAB IVPROSES MANAJEMEN RISIKO
1. MODEL MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisa,
mengevaluasi, dan memberikan intervensi pada risiko, seperti digambarkan dalam diagram alur di halaman 20.
2. PENILAIAN RISIKO Elemen penilaian risiko untuk setiap fungsi atau aktivitas adalah:
a. Menetapkan Konteks.
b. Mengidentifikasi Risiko.
c. Menganalisa Risiko.
d. Mengevaluasi Risiko.
a. Menetapkan Konteks
Di dalam menetapkan konteks dalam setiap penilaian risiko, area kunci yang harus dipertimbangkan adalah:
1) Menetapkan Konteks Strategis.
2) Siapakah pihak-pihak yang terkait?
3) Seperti apakah lingkungan di mana pramuka berkegiatan, apakah lingkungan tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk mengelola risiko?
4) Dukungan dari eksekutif harus diperoleh.
5) Menetapkan konteks organisasi.
6) Apakah tujuan strategis serta strategi dari Gerakan Pramuka?
b. Mengidentifikasi Risiko
Adalah penting bahwa semua risiko teridentifikasi, karena risiko yang tidak teridentifikasi pada tahap ini akan dikeluarkan dari analisa lebih lanjut untuk manajemen risiko yang efektif.
Pertanyaan kuncinya adalah:
1) Apa yang terjadi?
2) Kumpulkan daftar yang komprehensif dari kejadian-kejadian dan identifikasi hal-hal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan aktivitas.
3) Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi?
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
4) Pertimbangkan dan buat rincian kemungkinan dan skenario penyebab.
5) Tentukan alat dan teknik yang digunakan.
6) Checklist.
7) Pengambilan keputusan berdasar pada pengalaman dan catatan sebelumnya.
8) Sesi curah pendapat.
Sebagian besar aktivitas dan inisiatif Gerakan Pramuka adalah sederhana, terdiri atas aktivitas atau proses rutin pada kegiatan-kegiatan utama. Dalam keadaan seperti ini, proses untuk mengidentifikasi danDalam keadaan seperti ini, proses untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko dibandingkan secara langsung dengan hal-hal yang sudah dipraktekkan secara mapan di berbagai kegiatan dan tingkatan.
c. Menganalisa Risiko
Analisis risiko penting untuk menentukan dampak yang mungkin terjadi pada tujuan organisasi. Analisa risiko ini diperoleh dengan menentukan sebab-sebab risiko dan kemudian mengkalkulasi kecenderungan konsekuensi dari risiko yang muncul.
1) Penyebab
Langkah penting dalam mengontrol risiko adalah secara realistik dan objektif mengidentifikasi sebab yang nyata dari risiko, untuk memungkinkan perkiraan lebih akurat dari dampak negatif yang diukur. Hal ini juga memungkinkan intervensi dan tindakan terhadap risiko dapat secara langsung diarahkan dan diaplikasikan pada hal-hal yang menjadi penyebab dengan cara yang efektif/efisien.
2) Kecenderungan
Pertimbangkan frekuensi atau kemungkinan munculnya risiko.
Kecenderungan dapat dinilai dengan berbagai sumber, termasuk:
a) Catatan sebelumnya dan analisis statistik.n sebelumnya dan analisis statistik.
b) Pengalaman yang relevan, penilaian spesialis dan ahli.
c) Uji coba peralatan.
d) Literatur penelitian.
Tabel 3.1, Tabel Rating Kecenderungan, seharusnya digunakan untuk memperkirakan kecenderungan munculnya kejadian.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
Kecenderungan Deskripsi
Hampir pastiKejadian yang diperkirakan muncul dalam sebagian
besar kondisi
CenderungKejadian akan mungkin muncul dalam sebagian
besar kondisi.
MungkinKejadian mungkin (atau harus) muncul pada
beberapa waktu.Tidak Cenderung Kejadian muncul dalam beberapa waktu.
JarangKejadian mungkin muncul hanya dalam kondisi
perkecualian.
Tabel 3.1 – Tabel Rating Kecenderungan
3) Konsekuensi
Pertimbangan apa yang akan terjadi jika kejadian muncul.
Konsekuensi harus selalu ditentukan dari perspektif (konteks) organisasi. Merupakan hal yang wajib bahwa Gerakan Pramuka sebagai kesatuan dapat bertahan dan pulih dari dampak negatif yang mungkin muncul dari paparan risiko.
Tabel 3.2, yaitu Tabel Konsekuensi Risiko, harus digunakan untuk memperkirakan kemungkinan tingkat konsekuensi (mengacu pada Lampiran A, Contoh Praktis Konsekuensi).
Ketika menggunakan Tabel Konsekuensi Risiko, pertimbangkan dampak dari setiap risiko terhadap tujuan Gerakan Pramuka sebagaimana didefinisikan dalam kebijakan ini, yaitu dampak pada tujuan aktivitas atau fungsi tertentu.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
Konsekuensi Deskripsi
Tidak Signifikan
Dampak tingkat rendah dengan kosekuensi yang dapat diabaikan pada tujuan atau aktivitas Gerakan Pramuka; Dapat dikontrol oleh tingkatan terendah dengan prosedur manajemen rutin (tidak ada luka, sedikit kerusakan finansial yang dapat diabaikan atau gangguan pada data/infra-struktur yang tidak penting).
Konsekuensi Deskripsi
Minor
Konsekuensinya akan menimbulkan ancaman pada efisiensi dan efektivitas pencapaian beberapa aspek tujuan dan aktivitas Gerakan Pramuka; Hanya membutuhkan pertolongan pertama saja, dampak atau gangguan ‘repu-tasi’ yang minimal, atau gangguan pada data/infrastruk-tur yang tidak esensial.
Moderat
Potensi yang signifikan/sedang dari pengaruh terhadap pencapaian tujuan atau aktivitas Gerakan Pramuka (keru-gian finansial atau dampak reputasi tingkat sedang, luka yang membutuhkan perawatan medis, kehilangan dalam tingkat medium, atau kerugian beberapa data/infrastruk-tur esensial).
Mayor
Potensi yang sangat tinggi untuk mengganggu atau merusak pencapaian tujuan atau aktivitas Gerakan Pra-muka (kerugian finansial atau dampak reputasi mayor, kecelakaan yang signifikan pada proses kerja, kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan, kerugian jangka panjang atau kehilangan data/infrastruktur yang penting).
Katastropik
Potensi ancaman yang ekstrim pada keberlangsungan or-ganisasi Gerakan Pramuka atau tujuan dan aktivitasnya (kerugian finansial atau dampak reputasi yang sangat besar, kecelakaan yang sangat serius pada proses kerja, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan, kerugian yang permanen atas data/infrastruktur penting).
Tabel 3.2 – Tabel Konsekuensi Risiko
4) Memperkirakan Tingkat Risiko
Mengkombinasikan perkiraan kecenderungan dan konsekuensi dari kejadian-kejadian yang muncul. Memungkinkan kita untuk memperhitungkan tingkatan risiko yang akan timbul dari aktivitas, dengan mengacu pada Rating Dampak Risiko pada tabel 3.3.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
Konsekuensi Kecenderungan
Tidak Signifikan
Minor Moderat Mayor Katastropik
Hampir pasti Signifikan Signifikan Tinggi Tinggi Tinggi
Cenderung Moderat Signifikan Signifikan Tinggi Tinggi
Mungkin Rendah Moderat Signifikan Tinggi Tinggi
Tidak cenderung
Rendah Rendah Moderat Signifikan Tinggi
Jarang Rendah Rendah Moderat Signifikan Signifikan
Tabel 3.3 – Rating Dampak Risiko
d. Mengevaluasi Risiko.
Sesudah menganalisa risiko, kita harus memutuskan apakah harus menerima tingkatan residu risiko.
Tabel 3.4., Tabel Prioritas Risiko, digunakan untuk menentukan prioritas dan tindakan yang diperlukan untuk Rating Dampak Risiko, yang merupakan turunan dari Tabel 3.3.
Prioritas Risiko Tindakan
TinggiRisiko tinggi adalah sesuatu yang harus diatasi dengan segera. Pengambil keputusan atau kebijakan tertinggi biasanya yang memonitor risiko tinggi.
SignifikanRisiko yang signifikan adalah sesuatu yang harus diatasi sesudah menangani risiko tingkat tinggi. Tingkatan pimpinan biasanya mengawasi risiko signifikan.
ModeratRisiko moderat adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan menerapkan prosedur rutin dan biasanya diatasi oleh pengurus pada tingkatan menengah.
RendahRisiko dalam kategori ini mungkin diterima tetapi harus dimonitor secara periodik untuk memastikan.
Tabel 3.4 – Tabel Prioritas Risiko
Keputusan untuk menerima risiko tanpa lebih jauh melakukan penilaian lanjut, atau keputusan untuk tidak memberikan tindakan pada risiko, perlu dibuat berdasar kecenderungan dan konsekuensi munculnya risiko, serta kemampuan Gerakan Pramuka untuk menyerap atau
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
memperbaiki paparan risiko ketika risiko tersebut muncul.
Ketika tingkatan risiko tidak dapat diterima, tindakan risiko yang lebih lanjut akan diperlukan untuk mengurangi tingkatan risiko residual serendah mungkin sebelum akhirnya risiko dapat diterima dan dihilangkan.
3. TINDAKAN TERHADAP RISIKO Tindakan terhadap risiko meliputi; menyeleksi pilihan-pilihan tindakan,
menilai ketepatan dan efektivitas pilihan tindakan terhadap risiko, menyediakan rencana tindakan terhadap risiko, dan mengimplementasikan tindakan. Akuntabilitas untuk menerima atau tidak menerima tindakan tetap berada di tangan pimpinan atau pengurus yang menyetujui pilihan tindakan.
a. Pilihan Tindakan terhadap Risiko
Pilihan terhadap risiko adalah:
1) Menghindari risiko
2) Mengurangi munculnya kecenderungan risiko
3) Mengurangi konsekuensi
4) Memindahkan risiko
5) Mempertahankan risiko
1) Menghindari Risiko
Kadang-kadang sebuah risiko akan dapat dihindari dengan cara tidak meneruskan aktivitas yang memiliki kecenderungan untuk menghasilkan risiko. Pilihan ini bukan pilihan yang secara otomatis disetujui (kecuali ketika risiko dievaluasi memiliki dampak besar/kecenderungan yang hampir pasti/konsekuensi katastropik dengan tidak ada pilihan untuk menguranginya).
Penghindaran risiko dapat muncul secara tidak tepat disebabkan sikap penghindaran berlebihan terhadap risiko (kegagalan untuk menerima setiap risiko, atau lebih buruk, tidak mengenali risiko sama sekali). Penghindaran risiko yang tidak tepat dapat meningkatkan signifikansi risiko yang lain. Penghindaran berlebihan terhadap risiko berakibat:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
a) Keputusan untuk menghindari atau mengabaikan risiko tanpa mempertimbangkan informasi yang tersedia dan biaya potensial dalam melakukan intervensi terhadap risiko-risiko tersebut.
b) Kegagalan untuk melakukan intervensi terhadap risiko.
c) Meninggalkan pilihan-pilihan dan atau keputusan penting kepada pihak lain.
d) Menunda keputusan yang tidak dapat dihindari.
e) Melakukan sebuah pilihan karena mewakili risiko potensial yang lebih rendah, tanpa mempertimbangkan tingkat keuntungannya.
2) Mengurangi Munculnya Kecenderungan Risiko
Paparan terhadap risiko dapat dibatasi dengan cara mengurangi atau mengontrol kecenderungan munculnya kejadian.
Terdapat berbagai tindakan yang dapat mengurangi atau mengontrol kecenderungan munculnya risiko seperti:
a) Kebijakan dan prosedur.
b) Audit, kepatuhan, pengawasan dan kontrol proses serta program.
c) Manajemen proyek.
d) Penjaminan kualitas, manajemen, dan standar.
e) Program pelatihan terstruktur.
f) Supervisi.
Daftar ini tidak terbatas pada hal di atas, dan tidak selalu terpisah satu sama lain karena pilihan yang lain mungkin muncul.
3) Mengurangi Konsekuensi
Persiapan untuk mengurangi, mengontrol atau meredakan konsekuensi dari suatu kejadian risiko dapat dipergunakan untuk membuat risiko tertentu menjadi lebih dapat diterima. Hal-hal berikut mungkin dapat mengurangi atau mengontrol konsekuensi dari sebuah risiko:
a) Perencanaan kemungkinan-kemungkinan.
b) Pengaturan/kondisi terstandar.
c) Perencanaan skema pengendalian.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
d) Hubungan masyarakat yang baik dan tepat waktu.
Daftar ini tidak terbatas pada hal di atas, dan tidak selalu terpisah satu sama lain karena pilihan yang lain mungkin muncul.
4) Memindahkan Risiko
Memindahkan risiko melibatkan pihak lain yang menanggung atau berbagi beberapa bagian dari risiko. Mekanisme pengalihan risiko meliputi penggunaan kontrak dan pengaturan asuransi.
5) Mempertahankan Risiko
Sesudah risiko dikurangi atau dialihkan, Risiko Residual mungkin tetap ada. Harus dibuat perencanaan untuk mengelola konsekuensi dari Risiko-risiko Residual ini.
Risiko mungkin juga dapat tertinggal dengan tidak sengaja, misalnya risiko tingkat rendah yang dipertimbangkan, dapat diterima Gerakan Pramuka untuk melanjutkan aktivitasnya, atau ketika terdapat kegagalan untuk mengidentifikasi dan atau secara tepat mengalihkan atau melakukan intervensi terhadap risiko.
b. Melakukan Penilaian dan Menerapkan Pilihan Tindakan terhadap Risiko
Secara umum, tujuan Manajemen Risiko, sejalan dengan upaya mendapatkan keseimbangan antara keuntungan dengan biaya dari penerapannya, adalah untuk mengurangi tingkatan Risiko Residual sebanyak mungkin. Pilihan-pilihan harus dinilai berdasarkan pada sejauh mana risiko tersebut dikurangi serta pada keuntungan dan kesempatan tambahan yang dihasilkannya.
Secara ideal, tanggung jawab untuk melakukan tindakan terhadap risiko seharusnya dilakukan oleh pihak-pihak yang dapat mengontrol risiko dengan cara terbaik. Tanggung jawab harus disetujui di antara pihak-pihak yang terlibat pada saat kesempatan paling awal. Jika sesudah penanganan terhadap risiko terdapat risiko residual, sebuah keputusan harus diambil apakah untuk mempertahankan risiko ini atau mengulangi proses intervensi terhadap risiko.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
4. MONITOR, TINJAU ULANG, DAN KOMUNIKASI Prosedur dan jaringan untuk memonitor, mengkaji ulang, dan
mengkomunikasikan Manajemen Risiko harus ditegakkan sebagai bagian dari proses ini. Tanggung jawab yang berhubungan dengan hal tersebutTanggung jawab yang berhubungan dengan hal tersebut dijelaskan dalam Bab III, Tanggung jawab.
BAB VPANDUAN UNTUK KWARTIR
1. PERSYARATAN DOKUMEN Merupakan persyaratan bagi setiap kwartir untuk memelihara Register
Risiko yang didukung oleh Penilaian Risiko dan Rencana Aksi yang terdokumentasi.
Register Risiko
Register Risiko merupakan bagian integral dari Model Manajemen Risiko. Data yang terdapat dalam Register Risiko meliputi kategori sebagai berikut:
a. Aktivitas Kaum Muda.b. Kebijakan dan Peraturan.c. Perlindungan Anak.d. Manajemen Aset/Properti.e. Sumber Daya Manusia.f. Pelatihan.g. Keuangan/Asuransi.h. Teknologi Informasi.i. Perencanaan Organisatoris/Strategis (termasuk setiap peraturan-peraturan
relevan yang membentuk bagian-bagian dari register).j. Penilaian Risiko.k. Area-area lain yang sesuai bagi kwartir yang bersangkutan.
2. PROSES DAN PROSEDUR Prosedur dan proses yang terperinci akan dikomunikasikan dan didukung
dengan pelatihan yang sesuai, baik berupa pelatihan khusus atau sebagai bagian pelatihan kepemimpinan. Untuk mendampingi dalam mengembangkan dan mengkomunikasikan proses dan prosedur ini, informasi lanjut diuraikan dalam Lampiran A “Pedoman Umum Untuk Kwartir”, Lampiran B “Contoh Penerapan Konsekuensi” dan Lampiran C “Perangkat Pengukuran Risiko”.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka�0
BAB VIPENUTUP
1. Mengingat Gerakan Pramuka merupakan kegiatan di alam terbuka, diperlukan adanya kesadaran atas keamanan, keselamatan, dan kesehatan baik dari para penyelenggara maupun peserta kegiatan. Untuk mendukung keberhasilan pendidikan dan pelatihan terhadap kesadaran akan keamanan, keselamatan, dan kesehatan perlu diterapkan secara dini.
2. Hal-hal lain yang belum diatur dan atau diperlukan dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan ditentukan kemudian oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.
Jakarta, 28 November 2007Kwartir Nasional Gerakan PramukaKetua,
Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
LAMPIRAN A:PEDOMAN UMUM UNTUK KWARTIR
LAMPIRAN B:CONTOH PENERAPAN KONSEKUENSI
LAMPIRAN C:- PERANGKAT 1- PERANGKAT 2- PERANGKAT 3
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
LAMPIRAN APEDOMAN UMUM UNTUK KWARTIR
1. Ikhtisar Model Manajemen Risiko yang dibahas dalam Bab IV, pada dasarnya
membagi ‘Manajemen Risiko’ ke dalam dua kategori, yaitu PENILAIAN RISIKO (meliputi konteks, identifikasi, analisa dan evaluasi risiko) dan PROSES MANAJEMEN (meliputi tindakan, monitoring, kaji ulang, dan komunikasi risiko). Prosesnya secara keseluruhan juga disebut sebagai MANAJEMEN RISIKO.
Lampiran A, menyediakan pedoman yang bermanfaat bagi anggota dan pengurus kwartir untuk memahami dengan lebih baik, bagaimana keseluruhan proses Manajemen Risiko dapat digunakan pada semua tingkatan perencanaan dalam organisasi.
2. Pendekatan Tiga tingkatan esensial pendekatan Manajemen Risiko:
a. Anggota
b. Pengurus (baik SDM maupun sumber daya lain)
c. Organisasi Ketika melakukan penilaian dan pengelolaan risiko pada semua tingkatan,
salah satu pedoman yang praktis adalah mempertimbangkan setiap masalah dari perspektif “satu tingkat ke atas” dan “dua tingkat ke bawah”. Salah satu contohnya adalah, seorang Ketua Kelompok sebaiknya mempertimbangkan efek langsung dari risiko yang terjadi dalam kelompok yang dipimpinnya serta individu-individu di dalamnya (dua tingkat – ke bawah). Pada waktu yang sama, ketua kelompok juga mempertimbangkan, jika ada, efek yang mungkin ditimbulkan dari konsekuensi risiko terhadap organisasi (satu tingkat ke atas). Dengan cara serupa, koordinator acara besar di tingkat kwartir mungkin mempertimbangkan risiko langsung pada kejadian itu sendiri, dan pada peserta kegiatan (dan merencanakan untuk meminimalkan risiko), tetapi harus juga mempertimbangkan efek dari risiko-risiko tersebut terhadap organisasi Gerakan Pramuka secara keseluruhan.
Dengan kata lain, jika semua individu memiliki kesadaran terhadap risiko dalam proses perencanaan pribadi, dan mengacu pada tingkatan yang lebih tinggi (ketika diperlukan) melalui pendekatan untuk mengambil tindakan, risiko secara lebih luas dalam organisasi dapat dikurangi.
Anggota dapat mengambil peran dalam proses ini dengan cara:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
a. Menjadi pengamat yang teliti
b. Mengambil bagian dan ikut memikul tanggungjawab.
c. Membawa pengalaman-pengalaman pribadinya dalam proses perencanaan.
d. Menjadi proaktif dalam mengurangi risiko dengan mempertimbangkan “Satu ke atas -Dua ke bawah”
3. Melakukan Rujukan terhadap Risiko Jika selama proses penilaian risiko (pada tingkatan mana pun), sebuah risiko
dipandang sebagai risiko tingkat tinggi, risiko ini dapat dilaporkan segera pada kwartir, baik secara langsung atau melalui pengurus. Jika pengukuran dampak sebuah risiko diklasifikasikan sebagai signifikan dan dapat memiliki konsekuensi mayor atau katastropik bagi organisasi, kwartir harus diberi laporan segera.
Sangat penting bahwa anggota dan pengurus dapat, serta didorong untuk, merujuk risiko apapun pada satu tingkatan lebih tinggi untuk penilaian, tanpa memperhitungkan apakah sebuah Penilaian Risiko telah diawali. Ini berarti bahwa semua anggota dapat membuat pemberitahuan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri tanpa menggantungkan pada proses formal apapun.
Disarankan bahwa pemberitahuan pada kwartir menyebutkan:
a. Nama dan kontak pelapor.
b. Perincian dari pengelola yang bertanggung jawab terhadap risiko.
c. Kejadian atau aktivitas yang mengandung risiko.
d. Sebab-sebab kejadian risiko.
e. Rating dari risiko (jika diketahui).
f. Tindakan yang direncanakan oleh pengelola yang bertanggungjawab, dan
g. Tanggal rencana penyelesaian tindakan atau intervensi yang diperlukan.
4. Persyaratan untuk melengkapi Penilaian Risiko dan Rencana Aksi Penilaian Risiko dan Rencana Aksi dapat berupa dokumen prosedural
dan checklist (untuk aktivitas rutin dan utama) yang sudah ada, sampai penelitian yang lebih kompleks khusus untuk acara, aktivitas, atau fungsi tertentu.
Sebagaimana disebutkan dalam Bab III, semua orang di dalam Gerakan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
Pramuka memiliki tanggungjawab untuk mengelola risiko. Oleh karenanya, Penilaian Risiko dan Rencana Aksi seharusnya dipersyaratkan dalam keadaan-keadaan berikut, tanpa mempertimbangkan dari sudut pandang yang mana dilakukan penilaian risiko:
a. Sebelum memulai acara apapun, aktivitas kaum muda, atau fungsi bisnis yang baru;
b. Ketika sebuah risiko diidentifikasi di dalam aktivitas atau fungsi saat ini; atau
c. Sesuai kebijakan pengurus pada acara, aktivitas atau fungsi apapun yang dipandang memiliki paparan terhadap risiko .
5. Pendampingan Asistensi di dalam proses Manajemen Risiko (untuk aktivitas utama) harus
tersedia dalam Struktur Manajemen Organisasi.
6. Daftar Risiko Sebuah Daftar Risiko (sebagaimana didefinisikan, yaitu mungkin merupakan
kombinasi dari register utama dan subregister) adalah kunci dari alat pelaksanaan Manajemen Risiko dan harus dimiliki serta dipelihara oleh kwartir. Sebagai tambahan, sebuah proses audit atau monitoring yang tepat dari semua aspek Daftar Risiko harus diimplementasikan pada semua tingkatan. Sejalan dengan pengembangan Penilaian Risiko dan Rencana Tindakan yang terkait pada berbagai fungsi dan aktivitas pada tingkat kwartir (serta yang dikembangkan pada tingkat yang lebih rendah, tetapi dirujukkan ke tingkat yang lebih tinggi melalui struktur), kedua komponen tersebut harus dimasukkan sebagai bagian dari daftar risiko.
Pada tingkat nasional, data risiko juga mencakup antara lain kebijakan manajemen risiko masing-masing kwartir (daerah dan cabang), sebagai bagian dari dokumen pendukung (hal ini dapat juga meliputi sub register sesuai keperluan).
7. Risiko Residual
a. Mengaplikasikan Pilihan-pilihan Standar Risiko
Mengacu pada tabel 3.3 ‘Intervensi Risiko atau Rating Dampak Risiko dalam Bab IV ‘Proses Manajemen Risiko’ untuk pilihan-pilihan intervensi serta bagaimana melakukan penilaian terhadap
pilihan yang paling sesuai.
b. Melakukan Rating Ulang Sesudah Pelaksanaan Tindakan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
Sesudah melakukan tindakan untuk menangani atau mengontrol risiko, proses pemberian peringkat yang sama harus diterapkan untuk menentukan tingkatan risiko residual. Risiko residual inilah yang memerlukan keputusan lebih lanjut. Pada intinya, keputusan melibatkan penerimaan risiko residual (sesudah menerapkan pilihan intervensi) dan atau, merujuk risiko pada tingkat organisasi yang lebih tinggi.
c. Risiko Residual yang Tidak Dapat Diterima
Ketika tingkatan risiko residual (sesudah menerapkan tindakan dan intervensi) masih terlalu tinggi untuk dapat diterima dan pengurus tidak siap untuk menerima tingkatan risiko residual setinggi itu, aktivitas atau fungsi harus digugurkan. Kapanpun hal ini muncul, penting untuk memastikan bahwa situasi yang ada dan keputusan yang diambil, dicatat dalam daftar risiko yang relevan.
Jakarta, 28 November 2007Kwartir Nasional Gerakan PramukaKetua,
Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
Ketid
ak m
ampu
an
untu
k
men
yelen
ggar
akan
pr
ogra
m k
aum
mud
a.
Kejad
ian n
egat
if
yang
seca
ra
perm
anen
mer
usak
re
puta
si Ge
raka
n Pr
amuk
a.
Kehi
langa
n pe
rman
en
dari
bang
unan
uta
ma
atau
keh
ilang
an
fung
si ut
ama
di d
alam
ba
ngun
an u
tam
a (m
isaln
ya k
war
tir
caba
ng, p
erke
mah
an
dan/
atau
ase
t-ase
t ko
mer
sial).
Kehi
langa
n pe
rman
en
dari
perle
ngka
pan
as
et ya
ng u
tam
a.
Fung
si ya
ng
tidak
men
cuku
pi
men
yeba
bkan
ke
gaga
lan si
gnifi
kan
pada
satu
ata
u leb
ih
pelay
anan
org
anisa
si ya
ng u
tam
a.
Kehi
langa
n
pend
apat
an
perm
anen
dar
i bi
snis
kwar
tir
caba
ng.
Kat
astr
op
ik
Kehi
langa
n su
mbe
r day
a m
anus
ia da
lam sk
ala
besa
r (re
lawan
dan
/ata
u sta
f) ya
ng b
erak
ibat
pa
da k
etid
akm
ampu
an
mem
berik
an a
tau
mem
perta
hank
an
pelay
anan
uta
ma.
Kejad
ian b
esar
de
ngan
impl
ikasi
keam
anan
, fina
nsial
, at
au p
oliti
k ya
ng
signi
fikan
Kejad
ian ya
ng se
cara
sig
nifik
an m
erus
ak
repu
tasi
Gera
kan
Pram
uka
Kejad
ian d
enga
n im
plika
si ke
aman
an,
finan
sial,
atau
po
litik
pada
tin
gkat
yan
g pa
tut
dipe
rhitu
ngka
n
Kejad
ian ya
ng
mer
usak
repu
tasi
Gera
kan
Pram
uka
Kehi
langa
n se
men
tara
da
ri ba
ngun
an u
tam
a at
au k
ehila
ngan
pe
rman
en d
ari
bang
unan
nom
or 2
.
Kehi
langa
n se
men
tara
da
ri pe
rleng
kapa
n
aset
yang
uta
ma.
Kehi
langa
n se
men
tara
dar
i ba
ngun
an k
edua
.
Keru
saka
n da
ri pe
rleng
kapa
n
aset
yang
uta
ma.
Fung
si ya
ng
tidak
mem
enuh
i m
enye
babk
an
keru
saka
n pa
da
pelay
anan
uta
ma.
Kehi
langa
n
cada
ngan
mod
al.
Ketid
akm
ampu
an
untu
k m
empe
rtaha
nkan
da
na ru
tin
men
yeba
bkan
be
rkur
angn
ya
kuali
tas p
elaya
nan
utam
a.
Kehi
langa
n
seba
gian
sum
ber d
aya
man
usia)
yang
ber
akib
at
pada
pen
urun
an b
esar
pe
layan
an u
tam
a.
Ketid
akm
ampu
an
mer
ekru
t rela
wan
dan
sta
f yan
g m
encu
kupi
un
tuk
mem
perta
hank
an
dan
men
goko
hkan
ke
kuat
an.
Kehi
langa
n SD
M d
alam
jan
gka
pend
ek.
Mun
gkin
dap
at
men
yeba
bkan
ke
mat
ian a
tau
kehi
langa
n to
tal d
ari
satu
ata
u leb
ih d
ari
fung
si tu
buh
(m
isaln
ya k
ehila
ngan
pe
nglih
atan
ata
u ke
hilan
gan
kaki)
.
Mun
gkin
m
enye
babk
an lu
ka
seriu
s, ke
hilan
gan
bagi
an-b
agian
tu
buh
seca
ra
perm
anen
, at
au sa
kit p
arah
Mun
gkin
m
enye
babk
an
kece
lakaa
n ya
ng
dilap
orka
n de
ngan
ko
nsek
uens
i jang
ka
lebih
pan
jang.
Ketid
akm
ampu
an
untu
k m
emen
uhi
kew
ajiba
n leg
al sa
at
ini d
an m
asa
yang
ak
an d
atan
g.
Ketid
akm
ampu
an
mem
enuh
i pe
ratu
ran
pem
erin
tah
atau
sta
ndar
indu
stri
Ketid
akm
ampu
an
untu
k m
empe
rluas
Pr
ogra
m
Kepr
amuk
aan.
Kesu
litan
dala
m
mem
enuh
i pe
ratu
ran
pem
erin
tah
atau
sta
ndar
indu
stri.
Kesu
litan
unt
uk
mem
perlu
as
Prog
ram
Ke
pram
ukaa
n.
Kehi
langa
n da
ta
bisn
is ut
ama
seca
ra p
erm
anen
, da
n/at
au fa
silita
s ko
mun
ikasi.
Kehi
langa
n se
bagi
an d
ata
bisn
is ut
ama,
gan
ggua
n jan
gka
panj
ang,
pa
da fa
silita
s ko
mou
tasi
dan
kom
unika
si.
Keru
saka
n se
bagi
an
data
bisn
is,
gang
guan
jang
ka
men
enga
h
pada
fasil
itas
kom
outa
si da
n ko
mun
ikasi.
May
or
Sed
ang
CO
NTO
H P
ENER
APA
N K
ON
SEK
UEN
SI
KA
TEG
OR
I RIS
IKO
MA
YO
R
KO
NSE
KU
ENSI
Akt
ivita
s Ka
um M
uda
Man
ajem
enA
set/
Pro
pert
iFi
nans
ial/
Asu
rans
iSu
mbe
r Day
aM
anus
ia (S
DM
)
Kese
hata
n Ke
rja,
Kese
lam
atan
dan
Kese
jaht
eraa
n
Korp
oras
i/St
rate
gis
Tekn
olog
iIn
form
asi
LAM
PIR
AN
B
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
Kece
lakaa
n ya
ng
dapa
t dire
spon
de
ngan
mud
ah
mela
lui s
umbe
r day
a ya
ng a
da.
Kejad
ian ya
ng
mun
gkin
mem
iliki
dam
pak
pada
repu
tasi
Gera
kan
Pram
uka
pada
ting
kat k
war
tir
Kehi
langa
n se
men
tara
da
ri ba
ngun
an
–ban
guna
n m
inor
.
Ketia
daan
pe
rleng
kapa
n m
inor
.
Peng
uran
gan
dana
un
tuk
satu
ata
u leb
ih
aktiv
itas u
tam
a at
au
prog
ram
bisn
is.
Min
or
Ketia
daan
SDM
jan
gka
pend
ek a
tau
dalam
skala
min
or
men
yeba
bkan
beb
erap
a ke
tidak
nyam
anan
seca
ra
indi
vidua
l dan
Ger
akan
Pr
amuk
a.
Kejad
ian ya
ng
mem
iliki d
ampa
k ke
cil p
ada
oper
asi
atau
dap
at d
itang
ani
deng
an p
rose
s for
mal.
Kehi
langa
n fu
ngsi
di d
alam
ban
guna
n m
inor
.
Keru
saka
n da
ri pe
ralat
an m
inor
.
Gang
guan
min
or
pada
satu
ata
u leb
ih
prog
ram
.
Keku
rang
an S
DM
deng
an d
ampa
k ya
ng
dapa
t diab
aikan
pad
a Ge
raka
n Pr
amuk
a.
Mun
gkin
m
enye
babk
an lu
ka
atau
sakit
ring
an.
Efek
sang
at k
ecil
pada
kes
ehat
an
dan
kese
lamat
an
pero
rang
an
yang
mun
gkin
m
emer
luka
n tin
daka
n pe
rtolo
ngan
pe
rtam
a.
Kesu
litan
dala
m
men
capa
i ren
cana
da
n tu
juan
stra
tegi
s Ge
raka
n Pr
amuk
a.
Kesu
litan
dala
m
men
capa
i tuj
uan
jangk
a pe
ndek
.
Kehi
langa
n se
bagi
an d
ata
bisn
is bu
kan
utam
a,
gang
guan
jang
ka
pend
ek p
ada
fasil
itas k
ompu
tasi
dan
kom
unika
si.
Keru
saka
n m
inor
pa
da s
ebag
ian d
ata
bisn
is no
n-ut
ama,
m
asala
h se
kuen
, da
n re
set p
erala
tan.
Tid
ak
Sig
nifi
kan
CO
NTO
H P
ENER
APA
N K
ON
SEK
UEN
SI
KA
TEG
OR
I RIS
IKO
MA
YO
R
KO
NSE
KU
ENSI
Akt
ivita
s Ka
um M
uda
Man
ajem
enA
set/
Pro
pert
iFi
nans
ial/
Asu
rans
iSu
mbe
r Day
aM
anus
ia (S
DM
)
Kese
hata
n Ke
rja,
Kese
lam
atan
dan
Kese
jaht
eraa
n
Korp
oras
i/St
rate
gis
Tekn
olog
iIn
form
asi
LAM
PIR
AN
B
Jaka
rta,
28
Nov
embe
r 20
07K
war
tir N
asio
nal G
erak
an P
ram
uka
Ket
ua,
Prof
. DR.
Dr.
H. A
zrul
Azw
ar, M
PH
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka��
PEN
GU
KU
RA
N R
ISIK
O
PER
AN
GK
AT
1 -
BA
HA
YA &
SK
ENA
RIO
BA
HA
YA.
AK
TIVA
SI/ S
ITU
ASI
: ...
......
......
......
......
(co
nto
h: K
EGIA
TAN
PA
NJA
T TE
BIN
G)
LAM
PIR
AN
C(P
eran
gkat
1, 2
dan
3)
N
O.
BAH
AYA
/ RIS
IKO
SK
ENA
RIO
BA
HA
YA/ R
ISIK
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
l
Met
oda
ini d
iranc
ang
untu
k m
engi
dent
ifika
si r
isik
o/ b
ahay
a da
lam
sua
tu k
egia
tan
dan
akib
at y
ang
ditim
bulk
an t
erm
asuk
efe
k ps
ikol
ogis
.l
Iden
tifika
si b
ahay
a/ r
isik
o se
cara
leng
kap
oleh
tim
unt
uk m
enin
gkat
kan
obye
ktifi
tas
peni
laia
n.
Batu
jatu
h
Terp
eles
et
Terg
ores
bat
u
Luka
di k
epal
a at
au b
adan
Kak
i ter
kilir
Luka
lece
t
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ��
N
O.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PEN
GU
KU
RA
N R
ISIK
O
PER
AN
GK
AT
2 -
KEM
UN
CU
LAN
, AK
IBA
T &
PR
OB
AB
ILIT
AS
TIN
GK
AT
RIS
IKO
[ dat
a di
ambi
l dar
i Per
angk
at 1
:] A
KTI
VASI
/ SIT
UA
SI :
......
......
......
......
... (
con
toh
: KEG
IATA
N P
AN
JAT
TEB
ING
)
LAM
PIR
AN
C(P
eran
gkat
1, 2
dan
3)
Sebe
rapa
serin
g ke
mun
culan
ba
haya
ata
u ris
iko te
rsebu
t?
0,5
= Sa
ngat
Jara
ng 1
= Ja
rang
2 =
Kad
ang-
kada
ng 3
= S
ekali
-kali
Mun
cul a
tau
Terja
di 6
= S
ecar
a Te
ratu
r 10
= K
onsta
n
Sebe
rapa
bes
ar a
kibat
nya?
1 =
Kec
il, ha
nya
perlu
P3K
2 =
Terlu
ka d
an ti
dak
bisa
ak
tif b
eber
apa
hari.
3 =
Ser
ius,b
isa
men
gakib
atka
n ca
cat
4 =
San
gat S
eriu
s bisa
m
enga
kibat
kan
kem
atian
5 =
Ben
cana
, kem
ungk
inan
m
enin
ggal
lebih
dar
i sat
u
or
ang
atau
sang
at ce
pat
Sejau
h ap
a ke
mun
gkin
an a
kibat
da
ri ke
mun
culan
risik
o itu
aka
n te
rjadi
?
0,1
= Su
lit d
iper
kirak
an 0,
2 =
Jara
ng
0,5
= Ti
dak
Cend
erun
g 1
= C
ende
rung
3 =
Mun
gkin
6 =
Ham
pir P
asti
10 =
Pas
ti Te
rjadi
1 =
R <
20
: ‘Ri
siko
Sang
at R
enda
h’ 2
= 2
0 <
R <
70
: ‘Ri
siko
Rend
ah’
3 =
70
< R
< 20
0 : ‘
Risik
o M
enen
gah’
4 =
200
< R
< 4
00
: ‘Ri
siko
Ting
gi’
5 =
R >
400
: ‘
Sang
at B
erisi
ko T
ingg
i’
R =
NIL
AI
A
KHIR
RISI
KO
R =
E *
C *
P
E =
EX
POSU
RE
C =
AK
IBA
TP
= P
RO
BA
BIL
ITA
SR
ELA
TIV
E (!
)TI
NG
KA
T R
ISIK
O
2 3 3
2 2 1
0,1 1 3
0.4 6 9
SAN
GA
T RE
ND
AH
SAN
GA
T RE
ND
AH
SAN
GA
T RE
ND
AH
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka�0
Jaka
rta,
28
Nov
embe
r 20
07K
war
tir N
asio
nal G
erak
an P
ram
uka
Ket
ua,
Prof
. DR.
Dr.
H. A
zrul
Azw
ar, M
PH
N
O.
BAH
AYA
/ RIS
IKO
&
SUBJ
ECTI
VE
: EN
VIR
ON
MEN
T Re
kom
enda
si :
R =
NIL
AI A
KH
IR R
ISIK
O
OBJ
ECTI
VE
: HU
MA
N
Mel
akuk
an t
inda
kan
atau
lang
kah-
lang
kah
untu
k m
engu
rang
i ris
iko
terh
adap
kem
ungk
inan
yan
g ak
an t
erja
di, c
onto
hnya
:
•
M
enun
da k
egia
tan
akib
at c
uaca
bur
uk
•
Se
tiap
pese
rta
haru
s m
emili
ki p
akai
an p
elin
dung
, jak
et, j
as h
ujan
PEN
GU
KU
RA
N R
ISIK
O
PER
AN
GK
AT
3 -
PEN
ILA
IAN
RIS
IKO
SPE
SIFI
KA
KTI
VASI
/ SIT
UA
SI :
......
......
......
......
... (
con
toh
: KEG
IATA
N P
AN
JAT
TEB
ING
)
LAM
PIR
AN
C(P
eran
gkat
1, 2
dan
3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,4 6 9
E H H
MEM
ERIK
SA K
ERA
PUH
AN
BEB
ATU
AN
, SEB
ELU
M M
EMA
NJA
T
MEN
GG
UN
AK
AN
SEP
ATU
KH
USU
S PA
NJA
T TE
BIN
G
BERH
ATI
-HA
TI D
ALA
M S
ETIA
P PE
RGER
AK
AN
halaman ini sengaja dikosongkan
top related