2. denyut nadi denyut jantung tekanan darah
Post on 17-Feb-2015
270 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DENYUT NADI, DENYUT JANTUNG DAN TEKANAN DARAH
A. TUJUAN
- Mengetahui tempat pengukuran denyut nadi, denyut jantung dan tekanan
darah.
- Mengetahui karakteristik denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah.
- Mengetahui cara mengukur denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah
terhadap manusia.
- Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi dalam kerja denyut nadi,
denyut jantung dan tekanan darah.
- Mengetahui alat yang digunakan dalam mengukur denyut nadi, denyut
jantung dan tekanan darah.
- Melakukan pengukuran terhadap denyut nadi, denyut jantung dan tekanan
darah.
B. Kajian Teori
Darah adalah keandaraan atau medium untuk transportasi massal jarak jauh
berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri.
(Sherwood, 1996) Transportasi ini penting untuk menjaga homeostatis. Sehingga
diperlukanlah suatu sistem yang disebut sistem sirkulasi yang berperan dalam
homeostatis yang berfungsi sebagai sistem sirkulasi tubuh.
1. Pembuluh dan Aliran Arteri
Darah yang terdorong ke dalam aorta selama sistol tidak saja mendorong
darah di dalam pembuluh ke depan tetapi juga menimbulkan gelombang tekanan yang
menjalar di sepanjang arteri (Ganong,2008). Gelombang tekanan mengembangkan
arteri saat gelombang tersebut menjalar, dan pengembangan ini teraba sebagai pulsasi
(ganong, 2008).
Terbukanya katup aorta dan arteri pulmonalis pada fase ejeksi sistolik
mengakibatkan darah terdorong dari rongga ventricle jantung secara berdenyut
(pulsatif) sesuai dengan denyut kontraksi jantung (Murtiati, 2005), semakin jauh dari
jantung, semakin kecil pulsasi alirannya, bahkan pada ujung distal arteriol dan kapiler
alirannya berubah menjadi kontinyu.
Kecepatan penjalaran gelombang, yang tidak bergantung pada dan jauh lebih
besar daripada kecepatan aliran darah adalah sekitar 4 m/detik di aorta, 8 m/detik di
arteri besar dan 16 m/detik di arteri kecil pada dewasa muda (Ganong, 2008).
Akibatnya, pulsasi teraba di arteri radialis pada pergelangan tangan sekitar 0,1 detik
setelah puncak ejeksi sistolik ke dalam aorta. Seiring dengan pertambahan usia, arteri
menjadi kaku, dan gelombang pulsasi bergerak lebih cepat (Ganong, 2008)
Kekuatan pulsasi ditentukan oleh tekanan pulsasi dan hanya sedikit
dipengaruhi oleh tekanan rata-rata, pada syok, pulsasi melemah (Ganong, 2008).
Pulsasi akan kuat bila isi sekuncup besar, misalnya selama olahraga atau setelah
pemberian histamine (Ganong, 2008).
Penjalaran gelombang nadi terjadi karena sifat “windkessel function” dari
aorta dan pembuluh nadi yang memiliki lapisan elastin. Kecepatan gelombang nadi
lebih tinggi dibandingkan kecepatan aliran darah. Kecepatan gelombang nadi
tergantung pada distensibilitas pembuluh darah serat ratio ketebalan pembuluh dan
radius. Semakin tebal dan kaku, atau semakin kecil radius, akan semakin tinggi
kecepatan gelombang nadi (Murtiati, 2005).
Dengan palpasi pada arteri sedang di perifer (arteri radialis atau brachialis)
dapat dinilai gelombang nadi untuk menilai fungsi system kardiovaskular. Kualitas
gelombang nadi yang dapat dinilai antara lain : (Murtiati, 2005)
a. Frekuensi : frekuensi gelombang nadi (denyut nadi) dalam keadaan
normal sama dengan frekuensi denyut jantung. Pada keadaan
tertentu (penyakit) dapat terjadi pulsus deficit, yaitu adanya selisih
antara frekuensi denyut jantung dan denyut nadi.
b. Irama (rhythm) : irama denyut nadi dapat dinilai misalnya teratur
atau tidak teratur. Irama tidak teratur terjadi pada keadaan normal
misalnya keadaan “respiratory rhytmia” dan dalam keadaan
abnormal dapat terjadi suatu sinus arrithmia karena extrasystole.
c. Amplitudo : kuat atau lemahnya denyut nadi tergantung pada besar
isi sekucup, jumlah darah yang mengalir selama diastolic dan
elastisitas dising pembuluh nadi besar.
d. Ketajaman gelombang : pendek atau panjangnya gelombang
biasanya berhubungan dengan kekuatan denyut nadi. Pada denyut
nadi yang kuat biasanya diikuti perubahan tekanan yang tajam,
sedangkan denyut nadi yang lemah diikuti dengan perubahan
tekanan yang kecil dan lebar.
2. Denyut Jantung
Bagian jantung yang berdenyut secara normal dengan urutan teratur ; kontaksi
atrium (sistol atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistol ventrikel), dan selama
diastole keempat ruang jantung berada dalam keadaan relaksasi (Ganong, 2008).
Denyut jantung berasal dari system penghantar jantung yang khusus dan
menyebar melalui system ini ke semua bagian miokardium. Struktur yang
membentuk system penghantar adalah nodus sinoatrium (SA), lintasan antar nodus
diatrium, nodus arterioventrikular (AV), berkas His beserta cabangnya, dan system
purkinje (Ganong, 2008).
Potensial aksi di nodus SA dan AV sebagian besar ditimbulkan oleh Ca2+,
dengan sedikit peran influx Na+. akibatnya, tidak terdapat spike depolarisasi yang
tajam dan cepat sebelum plateau, seperti yang tampak pada bagian lain system
konduksi serta serabut otot atrium dan ventrikel (Ganong, 2008).
AMP siklik meningkatkan transport aktif Ca2+ ke dalam reticulum
sarkoplasma, yang akan mempercepat relaksasi, dan dengan demikian mempersingkat
waktu sistolik. Hal ini penting bila frekuensi denyut jantung meningkat, karena
keadaan ini akan memberi kesempatan untuk proses pengisian diastolic yang cukup
(Ganong, 2008).
Pada jantung orang normal, setiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus
normal). Jantung berdenyut sekitar 70 kali dalam satu menit pada keadaan istirahat.
Frekuensi melambat (bradikardia) selama tidur, dan dipercepat (takikardia) oleh
emosi, olahraga, demam, dan rangsangan lain (Ganong, 2008).
Pada orang muda sehat yang bernapas dengan frekuensi normal, frekuensi
jantung bervariasi sesuai fase`pernapasan : meningkat selama inspirasi dan menurun
selama ekspirasi, terutama bila kedalaman pernapasan meningkat (Ganong, 2008).
Aritmia sinus adalah fenomena normal dan terutama disebabkan oleh fluktuasi
persarafan parasimpatis di jantung (Ganong, 2008). Pada keadaan normal, terdengar
dua bunyi jantung melalui sebuah stetoskop di setiap siklus jantung. Bunyi pertama
berbunyi “lub” yang bernada rendah dan sedikit memanjang dan disebabkan oleh
getaran yang ditimbulkan oleh penutupan mendadak katup mitral dan tricuspid pada
permulaan sistol ventrikel. Bunyi kedua adalah “dub” yang lebih singkat dan bernada
tinggi, yang disebabkan oleh getaran pada penutupan katup aorta dan pulmonal tepat
setelah akhir sistol ventrikel (Ganong, 2008).
Jumlah darah yang dipompa keluar dari tiap-tiap ventrikel per-denyut, yaitu
isi sekuncup adalah sekitar 70 ml pada keadaan istirahat pada pria dengan ukuran
tubuh rata-rata dalam posisi telentang (Ganong, 2008).
Darah yang keluar dari jantung per satuan waktu adalah curah jantung. Curah
jantung dapat bervariasi akibat perubahan pada kecepatan denyut jantung. Frekuensi
denyut jantung terutama diatur oleh persarafan jantung, yaitu stimulasi simpatis
meningkatkan frekuensi dan stimulasi parasimpatis menurunkannya (Ganong, 2008)
Table 1. Efek Berbagai keadaan pada curah jantung (Ganong, 2008)
Keadaan atau factor
Tidak ada perubahan Tidur
Meningkat - Rasa cemas atau gembira
(50 – 100%)
- Makan (30%)
- Olahraga (sampai 700%)
- Suhu lingkungan tinggi
- Kehamilan
- Epinefrin
Menurun - Duduk atau berdiri dari
posisi berbaring (20-30%)
- Aritmia cepat
- Penyakit jantung
3. Tekanan Darah
Tekanan di aorta dan di arteri brakhialis serta arteri besar lain pada orang
dewasa muda meningkat ke nilai puncak (tekanan sistolik) sekitar 120 mmHg selama
tiap siklus jantung dan turun ke nilai minimal (tekanan diastolik) sekitar 70 mmHg
(Ganong, 2008).
Tekanan arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik di atas
tekanan diastolic, misalnya 120/70 mmHg. Satu mmHg setara dengan 0,133 kPa
sehingga dalam satuan SI nilai ini adalah 16,0/9,3 kPa (Ganong, 2008).
Tekanan nadi, yakni perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolic,
normalnya sekitar 50 mmHg (Ganong, 2008). Tekanan rata-rata adalah tekanan rata-
rata di sepanjang siklus jantung. Tekanan rata-rata di ujung arteriol adalah 30-38
mmHg. Tekanan nadi juga menurun secara cepat menjadi sekitar 5 mmHg di ujung
arteriol, besarnya penurunan tekanan di sepanjang arteriol bervariasi secara bermakna
bergantung pada apakah pembuluh tersebut berkontriksi atau berdilatasi (Ganong,
2008).
Tekanan darah di arteri brakhialis pada orang muda dewasa yang beristirahat
pada posisi duduk atau berbaring sekitar 120/70 mmHg (Ganong, 2008). Karena
tekanan darah merupakan produk curah jantung dan tahanan perifer, tekanan darah
dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua factor tersebut
(Ganong, 2008).
Emosi meningkatkan curah jantung, dan sekitar 20% pasien hipertensi
memiliki tekanan darah yang lebih tinggi di kamar praktek dokter daripada di rumah
saat melakukan aktivitas harian. Tekanan darah normalnya turun sebanyak 20 mmHg
atau kurang saat tidur (Ganong, 2008).
Tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan usia, namun besar
peningkatan ini tidak jelas. Tekanan darah sistolik dan diastolic lebih rendah pada
wanita muda daripada pria muda sampai usia 55-65 tahun, namun setelah usia
tersebut tekanan darah wanita menjadi setara dengan tekanan darah pria (Ganong,
2008).
C. Alat dan Bahan
- Jam
- Spigmomanometer
- Stetoskop
D. Cara Kerja
1. Denyut Nadi
Praktikum mengenai denyut nadi dilakukan pada hari selasa, 09 Oktober
2012 di Laboratorium Fisiologi, UNJ
Cara kerja :
2. Denyut Jantung
Praktikum mengenai denyut jantung dilakukan pada hari selasa, 09 Oktober
2012 di Laboratorium Fisiologi, UNJ.
Meminta OP berbaring/duduk dengan tenang
Pegang pergelangan tangan OP, tentukan letak arteri radialis
dengan tepat
Gunakan 2 atau 3 jari tangan selain jempol dan kelingking untuk
meraba arteri
Tekan dengan lembut hingga jari kits dapat
merasakan denyut nadi tersebut
Perhatikan karakteristik denyut nadi seperti
kecepatan denyut per menit, keteraturan irama denyut &
kekuatan denyut
Ulangi latihan sampai memperoleh hasil yang
sama. Catat hasil pengukuran
Minta OP berolahraga selama 10 menit dan lakukan pengukuran
denyut nadi
Cara Kerja :
3. Tekanan Darah
Praktikum mengenai tekanan darah dilakukan pada hari Selasa, 09 Oktober
2012, di Laboratorium Fisiologi, UNJ
Cara kerja :
Meminta OP untuk berbaring/ duduk dengan tenang. Meminta OP melepaskan pakaian sehingga dada bagian kiri dapat terlihat, kemudian berikan sinar pada dada bagian kiri di daerah
interkostal kelima sebelah dalam garis midklavikula agar denyut jantung terlihat lebih jelas.
Menentukan letak apeks jantung dengan palpasi. Meletakkan stetoskop pada apeks dan auskultasi bunyi jantung S1 dan S2 . bila irama S1 dan S2 terdengar teratur, hitung
kecepatannya selama 30 detik. Ulangi latihan ini sampai memperoleh hasil yang sama
Meminta OP untuk melakukan olahraga selama 10 menit. Melakukan pengukuran denyut jantung dengan cara yang sama seperti diatas dan mencatat hasil pengukuran.
Meminta OP untuk berbaring dengan
tenang dlam keadaan istirahat
Meletakkan manset dibagian lengan OP
dan menyiapkan stetoskop
Menentukan letak arteri brakhialis pada
fossa cubiti dan meletakkan
stetoskop diatasnya.
Meraba arteri radialis sambil
memompa manset sampai arteri radialis
tidak teraba lagi. Pompa kembali
sampai sebesar 30 mmHgSambil memegang
stetoskop, melepaskan pompa
dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik.
Memperhatikan bunyi yang terdengar
melalui stetoskop. Tentukan tekanan
bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai
dengan face korotkoff.
Mencatat hasil pengukuran
Mengulangi latihan hingga memperoleh
hasil yang serupa
Meminta OP melakukan aktivitas
selama 10 menit
Melakukan pengukuran tekanan
darah dengan menggunakan cara yang sama seperti
diatas.
D. Data Praktikum Anfisman
Tabel 1. Denyut Nadi
No Nama Op UsiaIstirahat Aktivitas
Kec. Irama Kekuatan Kec. Irama Kuat
1 Zir 19 85 Reguler Lemah 109 Reguler Kuat
2 Lailatul 20 72 Reguler Lemah 101 Reguler Kuat
3 Rifka 20 74 Reguler Kuat 110 Reguler Kuat
4 Priska 20 102 Reguler Kuat 110 Reguler Kuat
5 Rina 19 72 Reguler Kuat 75 Reguler Kuat
6 Aulia 20 72 Reguler Kuat 97 Reguler Kuat
7 Mutia 20 80 Reguler Kuat 91 Reguler Kuat
8 Andi 19 70 reguler kuat 86 Regular Kuat
9 Fatan 20 60 reguler kuat 104 Regular Kuat
Tabel 2. Denyut Jantung
NosNama
OpUsia
Istirahat Aktivitas
Kec. Irama Kekuatan Kec. Irama Kuat
1 Riko 20 83 Reguler Kuat 97 Reguler Kuat
2 Lailatul 20 100 Reguler Kuat 105 Reguler Kuat
3 Ellys 20 82 Reguler Kuat 120 Reguler Kuat
4 Fadilla 19 76 Reguler Kuat 119 Reguler Kuat
5 Yuli 20 43 reguler kuat 92 Regular kuat
6 Evy 21 90 Reguler Kuat 115 Reguler Kuat
7 Budiarto 20 78 Reguler Kuat 112 Reguler Kuat
8 Andi 19 68 Regular kuat 93 reguler Kuat
9 Fatan 20 40 reguler kuat 101 ireguler kuat
Tabel 3. Tekanan Darah
No Nama OP Istirahat Aktivitas
1 Luluk 100/90 110/78
2 Jani 90/70 96/68
3 Humamah 90/70 90/80
4 Fadilla 100/70 110/78
5 Dina 110/75 110/80
6 Aulia 110/80 110/70
7 Nindy 90/75 100/60
8 Andi 128/80 105/72
9 Fatan 130/80 180/73
E. Pembahasan
Pada praktikum pada hari Selasa, 09 Oktober 2012 lalu dilakukan 3 percobaan
sekaligus yaitu mengenai denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah. Ketida
percobaan tersebut dilakukan kepada 9 OP sebagai sample dari kelas PBB 2010.
Berikut ini adalah analisa bedasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan :
I. Denyut Nadi
Pengukuran denyut nadi dilakukan di lKUKn di radialis (pergelangan tangan)
dengan menggunakan 2 jari atau 3 jari, yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis
untuk menemukan denyut nadi. Tetapi tidak menggunakan ibu jari karena ibu jari
memiliki denyut sendiri. Pengukuran dilakukan selama satu menit. Pada keadaan
normal dan istirahat, jantung orang dewasa akan berdenyut secara teratur antara 60-
100 detak/menit. Kecepatan dari denyut jantung ditentukan oleh kecepatan dari
signal listrik yang berasal dari pemacu jantung, SA node. Signal listrik dari SA node
mengalir melalui kedua serambi, menyebabkan kedua serambi berkontraksi
mengalirkan darah ke kedua bilik. Kemudian signal listrik ini mengalir melalui AV
node mencapai kedua bilik. Ini menyebabkan kedua bilik berkontraksi memompa
darah keseluruh tubuh dan menghasilkan denyutan (pulse). Pengaliran listrik yang
teratur ini dari SA node ke AV node menyebabkan kontraksi teratur dari otot jantung
yang dikenal dengan sebutan denyut sinus (sinus beat) (Sheerwood, 1995)
Berdasarkan hasil pengukuran denyut jantung dari masing-masing OP
(istirahat) diperoleh data antara lain: zir (85), lailatul (72), rifka(74), priska ( 102),
rina (72), aulia(72), mutia (80), Andi (70) dan Fathan (60). Data tersebut sudah sesuai
dengan teori, bahwa denyut nadi normal orang dewasa saat istirahat adalah 60-100
detak/menit, tetapi untuk OP Priska memiliki data yang berbeda dari yang lainnya.
Dia memiliki denyut nadi yang lebih tinggi, yaitu 102 detak/menit. Hal tersebut
mungkin dapat disebabkan karena kurang cermat dalam melakukan perhitungan
denyut nadi, atau OP selumnya sudah melakukan kegiatan terlebih dahulu, sehingga
denyut nadi yang didapat adalah melebihi batas normal. Tachycardi adalah keceptan
denyut nadi yang lebih besar dari 100 kali/menit. Tetapi, untuk OP Priska memiliki
selisih yang sangat kecil dari denyut nadi orang normal. Jadi, menurut kelompok
kami itu hanya kesalahan dalam membaca denyut jantung saja.
Aktivitas tubuh juga dapat berpengaruh besar terhadap denyut nadi .
Pengaruh aktivitas tubuh terhadap denyut nadi dapat ditunjukkan me l a lu i ha s i l
p r a k t i kum yang t e l a h kami l akuka n ya i t u pada s aa t p r a l a t i han
didapatkan denyut nadi 76,3 detak/ menit. Pada saat setelah aktivitas naik
menjadi 98,11 detak/menit. Perbedaan yang terjadi disebabkan karena OP
melakukan aktivitas kerja, sehingga merangsang jantung untuk berkontraksi lebih
cepat dan akhirnya menimbulkan denyut nadi yang cepat.Arteri merpakan pembuluh
darah yang kuat yang membawa darah beroksigen dari jantung menuju ke jaringan-
jaringan tubuh. Bahan elastis dari dinding arteri memungkinkan arteri untuk
berdilatasi selam sistol dan berkonstriksi selama diastole. Hasilnya adalah denyut
arteri yang dapat diraba. Denyut arteri tidak hanya merefleksikan Vaskularitas arteri
tetapi juga memberikan indeks fungsi jantung . Saat tanda-tanda vital yang diperiksa,
denyut nadi terutama di evaluasi untuk menentukan kecepatan dan irama jantung.
Akan tetapi, denyut nadi juga diperiksa untuk menentukan kepatenan pembuluh
darah, keadaan dinding arteri.
II. Denyut Jantung
Berdasarkan dari data yang telah kami dapatkan, terdapat fase istirahat dan fase
aktivitas. Karena denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda
tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau
setelah berolahraga). Dari kesembilan OP tersebut, memiliki rentang usia 19 – 20
tahun. Rentang umur pada 19-20 tahun sudah dianggap sebagai individu yang
dewasa. Maka menurut teori yang ada pada orang dewasa yang sehat, seharusnya saat
sedang istirahat denyut jantung individu normal adalah sekitar 60-100 denyut per
menit (bpm). Dari data diatas, menunjukan bahwa ketujuh OP tersebut mempunyai
rentang 70 – 100, dan dinyatakan denyut jantung mereka itu termaksud kedalam
denyut jantung yang normal. Tetapi jika terdapat denyut jantung yang terlalu tinggi
atau rendah dapat menunjukkan adanya masalah yang mendasar {di atas 100 bpm
(tachycardia) atau di bawah 60 bpm (Bradycardia)}, Sehingga Yuli (43bpm) dan
Fathan (60bpm) dapat dikatakan memiliki maslah Bradycardia. Kesembilan OP
setelah melakukan aktifitas denyut jantungnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang
tidak beraktivitas namun jika didapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat
sedang istirahat, menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik
kebugaran kardiovaskularnya. Lalu cara untuk mengetahui bagaimana mengetahui
kapasitas normal denyut jantung pada saat latihan seperti olahraga adalah dengan
mengetahuinya lewat Denyut jantung maksimal, adalah maksimal denyut jantung
yang dapat dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal. untuk menentukan
denyut jantung latihan digunakan rumus 220-umur. Lalu dikalikan dengan 70% –
85% dari denyut jantung maksimal.
III. Tekanan darah
Pada percobaan ini, kesembilan praktikan baik dalam keadaan istirahat berada
pada tingkatan normal, yaitu dengan tekanan sistolik berkisar antara 90-130 mmHg
dan tekanan diastoliknya berkisar anatara 60-90 mmHg. Namun saat beraktifitas ada
satu yang menarik yaitu pada Fathan yang memiliki tekanan sistole sebesar
180mmHg. Sehingga ia dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat istirahat
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90
mmHg atau lebih, atau keduanya. Dikatakan hipertensi jika didapatkan ukuran yang
tinggi (misalnya 160/90 mmHg) sebanyak dua kali dalam tiga kali pengukuran,
selama paling sedikit dua bulan.Selain tekanan darah, praktikan juga mendapatkan
hasil pengukuran untuk tekanan nadi. Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan
sistolik dengan tekanan diastolik. Untuk mencari ukuran tekanan nadi saat istirahat
dan aktivitas yaitu dengan cara mengurangi tekanan sistolik istirahat dengan diastolic
istirahat; dan sistolik aktivitas dengan diastolik aktivitas
Dari hasil tersebut terlihat bahwa rata-rata OP mengalami peningkatan tekanan
darah setelah aktivitas yaitu lulu, Jani , Fadilla, Fathan dan Nindy. Hal ini disebabkan
kerja jantung yang menjadi lebih cepat dan meningkat setelah melakukan aktivitas
yang kemudian menyebabkan tekanan maksimum pada aorta meningkat. Tekanan
darah manusia senantiasa berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak
Tekanan nadi = Tekanan sistolik – Tekanan diastolik
jantung. Beberapa hal yang mempengaruhi dalam pemeriksaan tekanan darah, yaitu
posisi dan kondisi. Pengukuran tekanan darah dalam keadaan duduk, akan
memberikan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring,
meskipun selisihnya relatif kecil. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh kondisi pada
saat pengukuran, pada orang yang baru bangun tidur akan didapatkan tekanan darah
paling rendah, yang dinamakan tekanan darah basal. Tekanan darah yang diukur
setelah berjalan kaki atau aktivitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi
dan disebut tekanan darah kasual
Pada saat frekuensi denyut jantung cepat , tekanan arteri turun secara tajam
selama fase ejeksi sistolik ventrikel karena katup atrioventrikulat tertarik kebawah
meningkatkan kapasitas atrium. Kerja ini menyedot darah ke atrium dari vena besar.
Sedotan darah ke atrium selama sistolik turut membantu secara nyata pada arus balik
vena (Ganong, 2002).
Sedangkan pada Cumam dan Dina terjadi peningkatan tekanan diastol tapi tidak
mengalami peningkatan tekanan sistol, yang paling berbeda adalah praktikan Aulia
yang tidak mengalami peningkatan baik tekanan sistol maupun diastole yaitu tetap
110/80 mmHg sebelum dan setelah melakukan aktivitas. Begitu juga dengan Andi
yang mengalami penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah beraktivitas. Hal ini
tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa adanya peningkatan aktivitas
akan meningkatkan tekanan darah seesorang. Adanya penyimpangan hasil
pengukuran dapat disebabkan oleh kesalahan teknis dalam pengukuran, yang
disebabkan praktikan yang belum terbiasa melakukan pengukuran. Praktikan masih
mengira-ngira atau menebak dalam mengikuti fase-fase korotkof sehingga data yang
didapatkan kurang akurat. Atau dapat juga disebabkan aktivtas yang dilakukan oleh
OP adalah aktivitas ringan yang tidak banyak membutuhkan tenaga sehingga tidak
terlihat adanya perbedaan. Faktor jenis kelamin juga mempengaruhi tekanan darah
seseorang, OP yang berjenis kelamin laki-laki seharusnya memiliki tekanan darah
yang lebih besar dibandingkan OP yang berjenis kelamin perempuan. Pada percobaan
kali ini terlihat Andi dan Fathan memiliki tekanan sistole dan diastole yang lebih
besar dibanding OP perempuan.
F. Kesimpulan
- Tempat pengukuran denyut nadi berada di radialis, temporalis, karotid,
brachialis dll. Tempat pengukuran denyut jantung di intercostae ke-5 mid clavicula
sinistra. Tempat pengukuran tekanan darah di lengan atas, lengan bawah, kaki dan
paha.
- Detak jantung seseorang tergantung pada berbagai faktor, seperti udara
dingin, ketinggian, aktifitas, tingkat kebugaran, status hidrasi, posisi tubuh seperti
duduk, berdiri atau berbaring, ataupun obat-obatan dapat mempengaruhi seberapa
cepat jantung berdetak tiap menitnya.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi, denyut jantung, dan
tekanan darah yaitu aktivitas, usia, jenis kelamin, berat badan, riwayat kesehatan dan
pola hidup.
- Faktor yang mempengaruhi tekanan darah antara lain aktivitas, jenis
kelamin, riwayat kesahatan dll.
- Rata-rata denyut nadi dari kesembilan OP sample kelas PBB 2010
adalah denyut nadi istirahat 76,3 detak/ menit sedangkan pada saat setelah
aktivitas naik menjadi 98,11 detak/menit.
- Dari data diatas, menunjukan bahwa kesembilan OP tersebut
mempunyai rentang 70 – 100, dan dinyatakan denyut jantung mereka itu termaksud
kedalam denyut jantung yang normal.
- Irama detak jantung yang normal pada setiap orang adalah regular, dan
pada hasil praktikum kali ini semua OP memiliki irama denyut jantung yang normal
pada saat fase istirahat maupun pada saat aktivitas yaitu Reguler.
- Berdasarkan hasil yang telah didapat, semua OP tersebut tidak ada
yang memiliki rentang denyut jantung aktivitas 140-170 bpm. Rentang OP pada saat
aktivitas hanya 110, hal tersebut dikarenakan mereka tidak memaksimalkan aktivitas
ssberupa olahraga yang sesungguhnya.
- Tekanan darah rata-rata saat istirahat adalah 105/76 mmHg, sedangkan
setelah melakukan aktivitas adalah 134/ 74 mmHg.
G. Daftar Pustaka
Gunawan, Lany. 2007. Hipertensi, Penyakit Tekanan Darah Tinggi.
Kanisius : Jakarta.
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta
Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC : Jakarta
Murtiati, Tri. 2005. Anatomi dan Fisiologi Manusia. UNJ. Jakarta.
Prof.D.G. Beevers. 2002. Seri Kesehatan Bimbungan Dokter pada Tekanan
Darah. Dian Rakyat.
Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem.EGC : Jakarta
- . - http://www.iftfishing.com/lady-anglers/health/posisi-tubuh-pengaruhi-
detak-jantung diunduh pada 14 september 2012 pukul 19.20 WIB.
top related