2. denyut nadi denyut jantung tekanan darah

14
DENYUT NADI, DENYUT JANTUNG DAN TEKANAN DARAH A. TUJUAN -Mengetahui tempat pengukuran denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah. -Mengetahui karakteristik denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah. -Mengetahui cara mengukur denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah terhadap manusia. -Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi dalam kerja denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah. -Mengetahui alat yang digunakan dalam mengukur denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah. -Melakukan pengukuran terhadap denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah. B. Kajian Teori Darah adalah keandaraan atau medium untuk transportasi massal jarak jauh berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. (Sherwood, 1996) Transportasi ini penting untuk menjaga homeostatis. Sehingga diperlukanlah suatu sistem yang disebut sistem sirkulasi yang berperan dalam homeostatis yang berfungsi sebagai sistem sirkulasi tubuh. 1. Pembuluh dan Aliran Arteri

Upload: indah-cahaya-pramesti

Post on 17-Feb-2015

269 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

DENYUT NADI, DENYUT JANTUNG DAN TEKANAN DARAH

A. TUJUAN

- Mengetahui tempat pengukuran denyut nadi, denyut jantung dan tekanan

darah.

- Mengetahui karakteristik denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah.

- Mengetahui cara mengukur denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah

terhadap manusia.

- Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi dalam kerja denyut nadi,

denyut jantung dan tekanan darah.

- Mengetahui alat yang digunakan dalam mengukur denyut nadi, denyut

jantung dan tekanan darah.

- Melakukan pengukuran terhadap denyut nadi, denyut jantung dan tekanan

darah.

B. Kajian Teori

Darah adalah keandaraan atau medium untuk transportasi massal jarak jauh

berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri.

(Sherwood, 1996) Transportasi ini penting untuk menjaga homeostatis. Sehingga

diperlukanlah suatu sistem yang disebut sistem sirkulasi yang berperan dalam

homeostatis yang berfungsi sebagai sistem sirkulasi tubuh.

1. Pembuluh dan Aliran Arteri

Darah yang terdorong ke dalam aorta selama sistol tidak saja mendorong

darah di dalam pembuluh ke depan tetapi juga menimbulkan gelombang tekanan yang

menjalar di sepanjang arteri (Ganong,2008). Gelombang tekanan mengembangkan

arteri saat gelombang tersebut menjalar, dan pengembangan ini teraba sebagai pulsasi

(ganong, 2008).

Terbukanya katup aorta dan arteri pulmonalis pada fase ejeksi sistolik

mengakibatkan darah terdorong dari rongga ventricle jantung secara berdenyut

(pulsatif) sesuai dengan denyut kontraksi jantung (Murtiati, 2005), semakin jauh dari

Page 2: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

jantung, semakin kecil pulsasi alirannya, bahkan pada ujung distal arteriol dan kapiler

alirannya berubah menjadi kontinyu.

Kecepatan penjalaran gelombang, yang tidak bergantung pada dan jauh lebih

besar daripada kecepatan aliran darah adalah sekitar 4 m/detik di aorta, 8 m/detik di

arteri besar dan 16 m/detik di arteri kecil pada dewasa muda (Ganong, 2008).

Akibatnya, pulsasi teraba di arteri radialis pada pergelangan tangan sekitar 0,1 detik

setelah puncak ejeksi sistolik ke dalam aorta. Seiring dengan pertambahan usia, arteri

menjadi kaku, dan gelombang pulsasi bergerak lebih cepat (Ganong, 2008)

Kekuatan pulsasi ditentukan oleh tekanan pulsasi dan hanya sedikit

dipengaruhi oleh tekanan rata-rata, pada syok, pulsasi melemah (Ganong, 2008).

Pulsasi akan kuat bila isi sekuncup besar, misalnya selama olahraga atau setelah

pemberian histamine (Ganong, 2008).

Penjalaran gelombang nadi terjadi karena sifat “windkessel function” dari

aorta dan pembuluh nadi yang memiliki lapisan elastin. Kecepatan gelombang nadi

lebih tinggi dibandingkan kecepatan aliran darah. Kecepatan gelombang nadi

tergantung pada distensibilitas pembuluh darah serat ratio ketebalan pembuluh dan

radius. Semakin tebal dan kaku, atau semakin kecil radius, akan semakin tinggi

kecepatan gelombang nadi (Murtiati, 2005).

Dengan palpasi pada arteri sedang di perifer (arteri radialis atau brachialis)

dapat dinilai gelombang nadi untuk menilai fungsi system kardiovaskular. Kualitas

gelombang nadi yang dapat dinilai antara lain : (Murtiati, 2005)

a. Frekuensi : frekuensi gelombang nadi (denyut nadi) dalam keadaan

normal sama dengan frekuensi denyut jantung. Pada keadaan

tertentu (penyakit) dapat terjadi pulsus deficit, yaitu adanya selisih

antara frekuensi denyut jantung dan denyut nadi.

b. Irama (rhythm) : irama denyut nadi dapat dinilai misalnya teratur

atau tidak teratur. Irama tidak teratur terjadi pada keadaan normal

misalnya keadaan “respiratory rhytmia” dan dalam keadaan

abnormal dapat terjadi suatu sinus arrithmia karena extrasystole.

Page 3: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

c. Amplitudo : kuat atau lemahnya denyut nadi tergantung pada besar

isi sekucup, jumlah darah yang mengalir selama diastolic dan

elastisitas dising pembuluh nadi besar.

d. Ketajaman gelombang : pendek atau panjangnya gelombang

biasanya berhubungan dengan kekuatan denyut nadi. Pada denyut

nadi yang kuat biasanya diikuti perubahan tekanan yang tajam,

sedangkan denyut nadi yang lemah diikuti dengan perubahan

tekanan yang kecil dan lebar.

2. Denyut Jantung

Bagian jantung yang berdenyut secara normal dengan urutan teratur ; kontaksi

atrium (sistol atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistol ventrikel), dan selama

diastole keempat ruang jantung berada dalam keadaan relaksasi (Ganong, 2008).

Denyut jantung berasal dari system penghantar jantung yang khusus dan

menyebar melalui system ini ke semua bagian miokardium. Struktur yang

membentuk system penghantar adalah nodus sinoatrium (SA), lintasan antar nodus

diatrium, nodus arterioventrikular (AV), berkas His beserta cabangnya, dan system

purkinje (Ganong, 2008).

Potensial aksi di nodus SA dan AV sebagian besar ditimbulkan oleh Ca2+,

dengan sedikit peran influx Na+. akibatnya, tidak terdapat spike depolarisasi yang

tajam dan cepat sebelum plateau, seperti yang tampak pada bagian lain system

konduksi serta serabut otot atrium dan ventrikel (Ganong, 2008).

AMP siklik meningkatkan transport aktif Ca2+ ke dalam reticulum

sarkoplasma, yang akan mempercepat relaksasi, dan dengan demikian mempersingkat

waktu sistolik. Hal ini penting bila frekuensi denyut jantung meningkat, karena

keadaan ini akan memberi kesempatan untuk proses pengisian diastolic yang cukup

(Ganong, 2008).

Pada jantung orang normal, setiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus

normal). Jantung berdenyut sekitar 70 kali dalam satu menit pada keadaan istirahat.

Frekuensi melambat (bradikardia) selama tidur, dan dipercepat (takikardia) oleh

emosi, olahraga, demam, dan rangsangan lain (Ganong, 2008).

Page 4: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

Pada orang muda sehat yang bernapas dengan frekuensi normal, frekuensi

jantung bervariasi sesuai fase`pernapasan : meningkat selama inspirasi dan menurun

selama ekspirasi, terutama bila kedalaman pernapasan meningkat (Ganong, 2008).

Aritmia sinus adalah fenomena normal dan terutama disebabkan oleh fluktuasi

persarafan parasimpatis di jantung (Ganong, 2008). Pada keadaan normal, terdengar

dua bunyi jantung melalui sebuah stetoskop di setiap siklus jantung. Bunyi pertama

berbunyi “lub” yang bernada rendah dan sedikit memanjang dan disebabkan oleh

getaran yang ditimbulkan oleh penutupan mendadak katup mitral dan tricuspid pada

permulaan sistol ventrikel. Bunyi kedua adalah “dub” yang lebih singkat dan bernada

tinggi, yang disebabkan oleh getaran pada penutupan katup aorta dan pulmonal tepat

setelah akhir sistol ventrikel (Ganong, 2008).

Jumlah darah yang dipompa keluar dari tiap-tiap ventrikel per-denyut, yaitu

isi sekuncup adalah sekitar 70 ml pada keadaan istirahat pada pria dengan ukuran

tubuh rata-rata dalam posisi telentang (Ganong, 2008).

Darah yang keluar dari jantung per satuan waktu adalah curah jantung. Curah

jantung dapat bervariasi akibat perubahan pada kecepatan denyut jantung. Frekuensi

denyut jantung terutama diatur oleh persarafan jantung, yaitu stimulasi simpatis

meningkatkan frekuensi dan stimulasi parasimpatis menurunkannya (Ganong, 2008)

Table 1. Efek Berbagai keadaan pada curah jantung (Ganong, 2008)

Keadaan atau factor

Tidak ada perubahan Tidur

Meningkat - Rasa cemas atau gembira

(50 – 100%)

- Makan (30%)

- Olahraga (sampai 700%)

- Suhu lingkungan tinggi

- Kehamilan

Page 5: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

- Epinefrin

Menurun - Duduk atau berdiri dari

posisi berbaring (20-30%)

- Aritmia cepat

- Penyakit jantung

3. Tekanan Darah

Tekanan di aorta dan di arteri brakhialis serta arteri besar lain pada orang

dewasa muda meningkat ke nilai puncak (tekanan sistolik) sekitar 120 mmHg selama

tiap siklus jantung dan turun ke nilai minimal (tekanan diastolik) sekitar 70 mmHg

(Ganong, 2008).

Tekanan arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik di atas

tekanan diastolic, misalnya 120/70 mmHg. Satu mmHg setara dengan 0,133 kPa

sehingga dalam satuan SI nilai ini adalah 16,0/9,3 kPa (Ganong, 2008).

Tekanan nadi, yakni perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolic,

normalnya sekitar 50 mmHg (Ganong, 2008). Tekanan rata-rata adalah tekanan rata-

rata di sepanjang siklus jantung. Tekanan rata-rata di ujung arteriol adalah 30-38

mmHg. Tekanan nadi juga menurun secara cepat menjadi sekitar 5 mmHg di ujung

arteriol, besarnya penurunan tekanan di sepanjang arteriol bervariasi secara bermakna

bergantung pada apakah pembuluh tersebut berkontriksi atau berdilatasi (Ganong,

2008).

Tekanan darah di arteri brakhialis pada orang muda dewasa yang beristirahat

pada posisi duduk atau berbaring sekitar 120/70 mmHg (Ganong, 2008). Karena

tekanan darah merupakan produk curah jantung dan tahanan perifer, tekanan darah

dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua factor tersebut

(Ganong, 2008).

Emosi meningkatkan curah jantung, dan sekitar 20% pasien hipertensi

memiliki tekanan darah yang lebih tinggi di kamar praktek dokter daripada di rumah

saat melakukan aktivitas harian. Tekanan darah normalnya turun sebanyak 20 mmHg

atau kurang saat tidur (Ganong, 2008).

Page 6: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

Tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan usia, namun besar

peningkatan ini tidak jelas. Tekanan darah sistolik dan diastolic lebih rendah pada

wanita muda daripada pria muda sampai usia 55-65 tahun, namun setelah usia

tersebut tekanan darah wanita menjadi setara dengan tekanan darah pria (Ganong,

2008).

C. Alat dan Bahan

- Jam

- Spigmomanometer

- Stetoskop

D. Cara Kerja

1. Denyut Nadi

Praktikum mengenai denyut nadi dilakukan pada hari selasa, 09 Oktober

2012 di Laboratorium Fisiologi, UNJ

Cara kerja :

2. Denyut Jantung

Praktikum mengenai denyut jantung dilakukan pada hari selasa, 09 Oktober

2012 di Laboratorium Fisiologi, UNJ.

Meminta OP berbaring/duduk dengan tenang

Pegang pergelangan tangan OP, tentukan letak arteri radialis

dengan tepat

Gunakan 2 atau 3 jari tangan selain jempol dan kelingking untuk

meraba arteri

Tekan dengan lembut hingga jari kits dapat

merasakan denyut nadi tersebut

Perhatikan karakteristik denyut nadi seperti

kecepatan denyut per menit, keteraturan irama denyut &

kekuatan denyut

Ulangi latihan sampai memperoleh hasil yang

sama. Catat hasil pengukuran

Minta OP berolahraga selama 10 menit dan lakukan pengukuran

denyut nadi

Page 7: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

Cara Kerja :

3. Tekanan Darah

Praktikum mengenai tekanan darah dilakukan pada hari Selasa, 09 Oktober

2012, di Laboratorium Fisiologi, UNJ

Cara kerja :

Meminta OP untuk berbaring/ duduk dengan tenang. Meminta OP melepaskan pakaian sehingga dada bagian kiri dapat terlihat, kemudian berikan sinar pada dada bagian kiri di daerah

interkostal kelima sebelah dalam garis midklavikula agar denyut jantung terlihat lebih jelas.

Menentukan letak apeks jantung dengan palpasi. Meletakkan stetoskop pada apeks dan auskultasi bunyi jantung S1 dan S2 . bila irama S1 dan S2 terdengar teratur, hitung

kecepatannya selama 30 detik. Ulangi latihan ini sampai memperoleh hasil yang sama

Meminta OP untuk melakukan olahraga selama 10 menit. Melakukan pengukuran denyut jantung dengan cara yang sama seperti diatas dan mencatat hasil pengukuran.

Meminta OP untuk berbaring dengan

tenang dlam keadaan istirahat

Meletakkan manset dibagian lengan OP

dan menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brakhialis pada

fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya.

Meraba arteri radialis sambil

memompa manset sampai arteri radialis

tidak teraba lagi. Pompa kembali

sampai sebesar 30 mmHgSambil memegang

stetoskop, melepaskan pompa

dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik.

Memperhatikan bunyi yang terdengar

melalui stetoskop. Tentukan tekanan

bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan face korotkoff.

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga memperoleh

hasil yang serupa

Meminta OP melakukan aktivitas

selama 10 menit

Melakukan pengukuran tekanan

darah dengan menggunakan cara yang sama seperti

diatas.

Page 8: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

D. Data Praktikum Anfisman

Tabel 1. Denyut Nadi

No Nama Op UsiaIstirahat Aktivitas

Kec. Irama Kekuatan Kec. Irama Kuat

1 Zir 19 85 Reguler Lemah 109 Reguler Kuat

2 Lailatul 20 72 Reguler Lemah 101 Reguler Kuat

3 Rifka 20 74 Reguler Kuat 110 Reguler Kuat

4 Priska 20 102 Reguler Kuat 110 Reguler Kuat

5 Rina 19 72 Reguler Kuat 75 Reguler Kuat

6 Aulia 20 72 Reguler Kuat 97 Reguler Kuat

7 Mutia 20 80 Reguler Kuat 91 Reguler Kuat

8 Andi 19 70 reguler kuat 86 Regular Kuat

9 Fatan 20 60 reguler kuat 104 Regular Kuat

Tabel 2. Denyut Jantung

NosNama

OpUsia

Istirahat Aktivitas

Kec. Irama Kekuatan Kec. Irama Kuat

1 Riko 20 83 Reguler Kuat 97 Reguler Kuat

2 Lailatul 20 100 Reguler Kuat 105 Reguler Kuat

3 Ellys 20 82 Reguler Kuat 120 Reguler Kuat

4 Fadilla 19 76 Reguler Kuat 119 Reguler Kuat

5 Yuli 20 43 reguler kuat 92 Regular kuat

6 Evy 21 90 Reguler Kuat 115 Reguler Kuat

7 Budiarto 20 78 Reguler Kuat 112 Reguler Kuat

8 Andi 19 68 Regular kuat 93 reguler Kuat

9 Fatan 20 40 reguler kuat 101 ireguler kuat

Page 9: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

Tabel 3. Tekanan Darah

No Nama OP Istirahat Aktivitas

1 Luluk 100/90 110/78

2 Jani 90/70 96/68

3 Humamah 90/70 90/80

4 Fadilla 100/70 110/78

5 Dina 110/75 110/80

6 Aulia 110/80 110/70

7 Nindy 90/75 100/60

8 Andi 128/80 105/72

9 Fatan 130/80 180/73

Page 10: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

E. Pembahasan

Pada praktikum pada hari Selasa, 09 Oktober 2012 lalu dilakukan 3 percobaan

sekaligus yaitu mengenai denyut nadi, denyut jantung dan tekanan darah. Ketida

percobaan tersebut dilakukan kepada 9 OP sebagai sample dari kelas PBB 2010.

Berikut ini adalah analisa bedasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan :

I. Denyut Nadi

Pengukuran denyut nadi dilakukan di lKUKn di radialis (pergelangan tangan)

dengan menggunakan 2 jari atau 3 jari, yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis

untuk menemukan denyut nadi. Tetapi tidak menggunakan ibu jari karena ibu jari

memiliki denyut sendiri. Pengukuran dilakukan selama satu menit. Pada keadaan

normal dan istirahat, jantung orang dewasa akan berdenyut secara teratur antara 60-

100 detak/menit. Kecepatan dari denyut jantung ditentukan oleh kecepatan dari

signal listrik yang berasal dari pemacu jantung, SA node. Signal listrik dari SA node

mengalir melalui kedua serambi, menyebabkan kedua serambi berkontraksi

mengalirkan darah ke kedua bilik. Kemudian signal listrik ini mengalir melalui AV

node mencapai kedua bilik. Ini menyebabkan kedua bilik berkontraksi memompa

darah keseluruh tubuh dan menghasilkan denyutan (pulse). Pengaliran listrik yang

teratur ini dari SA node ke AV node menyebabkan kontraksi teratur dari otot jantung

yang dikenal dengan sebutan denyut sinus (sinus beat) (Sheerwood, 1995)

Berdasarkan hasil pengukuran denyut jantung dari masing-masing OP

(istirahat) diperoleh data antara lain: zir (85), lailatul (72), rifka(74), priska ( 102),

rina (72), aulia(72), mutia (80), Andi (70) dan Fathan (60). Data tersebut sudah sesuai

dengan teori, bahwa denyut nadi normal orang dewasa saat istirahat adalah 60-100

detak/menit, tetapi untuk OP Priska memiliki data yang berbeda dari yang lainnya.

Dia memiliki denyut nadi yang lebih tinggi, yaitu 102 detak/menit. Hal tersebut

mungkin dapat disebabkan karena kurang cermat dalam melakukan perhitungan

denyut nadi, atau OP selumnya sudah melakukan kegiatan terlebih dahulu, sehingga

denyut nadi yang didapat adalah melebihi batas normal. Tachycardi adalah keceptan

denyut nadi yang lebih besar dari 100 kali/menit. Tetapi, untuk OP Priska memiliki

Page 11: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

selisih yang sangat kecil dari denyut nadi orang normal. Jadi, menurut kelompok

kami itu hanya kesalahan dalam membaca denyut jantung saja.

Aktivitas tubuh juga dapat berpengaruh besar terhadap denyut nadi .

Pengaruh aktivitas tubuh terhadap denyut nadi dapat ditunjukkan me l a lu i ha s i l

p r a k t i kum yang t e l a h kami l akuka n ya i t u pada s aa t p r a l a t i han

didapatkan denyut nadi 76,3 detak/ menit. Pada saat setelah aktivitas naik

menjadi 98,11 detak/menit. Perbedaan yang terjadi disebabkan karena OP

melakukan aktivitas kerja, sehingga merangsang jantung untuk berkontraksi lebih

cepat dan akhirnya menimbulkan denyut nadi yang cepat.Arteri merpakan pembuluh

darah yang kuat yang membawa darah beroksigen dari jantung menuju ke jaringan-

jaringan tubuh. Bahan elastis dari dinding arteri memungkinkan arteri untuk

berdilatasi selam sistol dan berkonstriksi selama diastole. Hasilnya adalah denyut

arteri yang dapat diraba. Denyut arteri tidak hanya merefleksikan Vaskularitas arteri

tetapi juga memberikan indeks fungsi jantung . Saat tanda-tanda vital yang diperiksa,

denyut nadi terutama di evaluasi untuk menentukan kecepatan dan irama jantung.

Akan tetapi, denyut nadi juga diperiksa untuk menentukan kepatenan pembuluh

darah, keadaan dinding arteri.

II. Denyut Jantung

Berdasarkan dari data yang telah kami dapatkan, terdapat fase istirahat dan fase

aktivitas. Karena denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda

tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau

setelah berolahraga). Dari kesembilan OP tersebut, memiliki rentang usia 19 – 20

tahun. Rentang umur pada 19-20 tahun sudah dianggap sebagai individu yang

dewasa. Maka menurut teori yang ada pada orang dewasa yang sehat, seharusnya saat

sedang istirahat denyut jantung individu normal adalah sekitar 60-100 denyut per

menit (bpm). Dari data diatas, menunjukan bahwa ketujuh OP tersebut mempunyai

rentang 70 – 100, dan dinyatakan denyut jantung mereka itu termaksud kedalam

denyut jantung yang normal. Tetapi jika terdapat denyut jantung yang terlalu tinggi

atau rendah dapat menunjukkan adanya masalah yang mendasar {di atas 100 bpm

(tachycardia) atau di bawah 60 bpm (Bradycardia)}, Sehingga Yuli (43bpm) dan

Page 12: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

Fathan (60bpm) dapat dikatakan memiliki maslah Bradycardia. Kesembilan OP

setelah melakukan aktifitas denyut jantungnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang

tidak beraktivitas namun jika didapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat

sedang istirahat, menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik

kebugaran kardiovaskularnya. Lalu cara untuk mengetahui bagaimana mengetahui

kapasitas normal denyut jantung pada saat latihan seperti olahraga adalah dengan

mengetahuinya lewat Denyut jantung maksimal, adalah maksimal denyut jantung

yang dapat dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal. untuk menentukan

denyut jantung latihan digunakan rumus 220-umur. Lalu dikalikan dengan 70% –

85% dari denyut jantung maksimal.

III. Tekanan darah

Pada percobaan ini, kesembilan praktikan baik dalam keadaan istirahat berada

pada tingkatan normal, yaitu dengan tekanan sistolik berkisar antara 90-130 mmHg

dan tekanan diastoliknya berkisar anatara 60-90 mmHg. Namun saat beraktifitas ada

satu yang menarik yaitu pada Fathan yang memiliki tekanan sistole sebesar

180mmHg. Sehingga ia dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat istirahat

tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90

mmHg atau lebih, atau keduanya. Dikatakan hipertensi jika didapatkan ukuran yang

tinggi (misalnya 160/90 mmHg) sebanyak dua kali dalam tiga kali pengukuran,

selama paling sedikit dua bulan.Selain tekanan darah, praktikan juga mendapatkan

hasil pengukuran untuk tekanan nadi. Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik. Untuk mencari ukuran tekanan nadi saat istirahat

dan aktivitas yaitu dengan cara mengurangi tekanan sistolik istirahat dengan diastolic

istirahat; dan sistolik aktivitas dengan diastolik aktivitas

Dari hasil tersebut terlihat bahwa rata-rata OP mengalami peningkatan tekanan

darah setelah aktivitas yaitu lulu, Jani , Fadilla, Fathan dan Nindy. Hal ini disebabkan

kerja jantung yang menjadi lebih cepat dan meningkat setelah melakukan aktivitas

yang kemudian menyebabkan tekanan maksimum pada aorta meningkat. Tekanan

darah manusia senantiasa berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak

Tekanan nadi = Tekanan sistolik – Tekanan diastolik

Page 13: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

jantung. Beberapa hal yang mempengaruhi dalam pemeriksaan tekanan darah, yaitu

posisi dan kondisi. Pengukuran tekanan darah dalam keadaan duduk, akan

memberikan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring,

meskipun selisihnya relatif kecil. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh kondisi pada

saat pengukuran, pada orang yang baru bangun tidur akan didapatkan tekanan darah

paling rendah, yang dinamakan tekanan darah basal. Tekanan darah yang diukur

setelah berjalan kaki atau aktivitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi

dan disebut tekanan darah kasual

Pada saat frekuensi denyut jantung cepat , tekanan arteri turun secara tajam

selama fase ejeksi sistolik ventrikel karena katup atrioventrikulat tertarik kebawah

meningkatkan kapasitas atrium. Kerja ini menyedot darah ke atrium dari vena besar.

Sedotan darah ke atrium selama sistolik turut membantu secara nyata pada arus balik

vena (Ganong, 2002).

Sedangkan pada Cumam dan Dina terjadi peningkatan tekanan diastol tapi tidak

mengalami peningkatan tekanan sistol, yang paling berbeda adalah praktikan Aulia

yang tidak mengalami peningkatan baik tekanan sistol maupun diastole yaitu tetap

110/80 mmHg sebelum dan setelah melakukan aktivitas. Begitu juga dengan Andi

yang mengalami penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah beraktivitas. Hal ini

tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa adanya peningkatan aktivitas

akan meningkatkan tekanan darah seesorang. Adanya penyimpangan hasil

pengukuran dapat disebabkan oleh kesalahan teknis dalam pengukuran, yang

disebabkan praktikan yang belum terbiasa melakukan pengukuran. Praktikan masih

mengira-ngira atau menebak dalam mengikuti fase-fase korotkof sehingga data yang

didapatkan kurang akurat. Atau dapat juga disebabkan aktivtas yang dilakukan oleh

OP adalah aktivitas ringan yang tidak banyak membutuhkan tenaga sehingga tidak

terlihat adanya perbedaan. Faktor jenis kelamin juga mempengaruhi tekanan darah

seseorang, OP yang berjenis kelamin laki-laki seharusnya memiliki tekanan darah

yang lebih besar dibandingkan OP yang berjenis kelamin perempuan. Pada percobaan

kali ini terlihat Andi dan Fathan memiliki tekanan sistole dan diastole yang lebih

besar dibanding OP perempuan.

Page 14: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

F. Kesimpulan

- Tempat pengukuran denyut nadi berada di radialis, temporalis, karotid,

brachialis dll. Tempat pengukuran denyut jantung di intercostae ke-5 mid clavicula

sinistra. Tempat pengukuran tekanan darah di lengan atas, lengan bawah, kaki dan

paha.

- Detak jantung seseorang tergantung pada berbagai faktor, seperti udara

dingin, ketinggian, aktifitas, tingkat kebugaran, status hidrasi, posisi tubuh seperti

duduk, berdiri atau berbaring, ataupun obat-obatan dapat mempengaruhi seberapa

cepat jantung berdetak tiap menitnya.

- Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi, denyut jantung, dan

tekanan darah yaitu aktivitas, usia, jenis kelamin, berat badan, riwayat kesehatan dan

pola hidup.

- Faktor yang mempengaruhi tekanan darah antara lain aktivitas, jenis

kelamin, riwayat kesahatan dll.

- Rata-rata denyut nadi dari kesembilan OP sample kelas PBB 2010

adalah denyut nadi istirahat 76,3 detak/ menit sedangkan pada saat setelah

aktivitas naik menjadi 98,11 detak/menit.

- Dari data diatas, menunjukan bahwa kesembilan OP tersebut

mempunyai rentang 70 – 100, dan dinyatakan denyut jantung mereka itu termaksud

kedalam denyut jantung yang normal.

- Irama detak jantung yang normal pada setiap orang adalah regular, dan

pada hasil praktikum kali ini semua OP memiliki irama denyut jantung yang normal

pada saat fase istirahat maupun pada saat aktivitas yaitu Reguler.

- Berdasarkan hasil yang telah didapat, semua OP tersebut tidak ada

yang memiliki rentang denyut jantung aktivitas 140-170 bpm. Rentang OP pada saat

aktivitas hanya 110, hal tersebut dikarenakan mereka tidak memaksimalkan aktivitas

ssberupa olahraga yang sesungguhnya.

Page 15: 2. Denyut Nadi Denyut Jantung Tekanan Darah

- Tekanan darah rata-rata saat istirahat adalah 105/76 mmHg, sedangkan

setelah melakukan aktivitas adalah 134/ 74 mmHg.

G. Daftar Pustaka

Gunawan, Lany. 2007. Hipertensi, Penyakit Tekanan Darah Tinggi.

Kanisius : Jakarta.

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC : Jakarta

Murtiati, Tri. 2005. Anatomi dan Fisiologi Manusia. UNJ. Jakarta.

Prof.D.G. Beevers. 2002. Seri Kesehatan Bimbungan Dokter pada Tekanan

Darah. Dian Rakyat.

Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem.EGC : Jakarta

- . - http://www.iftfishing.com/lady-anglers/health/posisi-tubuh-pengaruhi-

detak-jantung diunduh pada 14 september 2012 pukul 19.20 WIB.