132578790 tugas analisis swot
Post on 07-Dec-2015
32 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Didalam UU pokok Kesehatan Tanggal 15 – 10 -1960 BAb 1 pasal 1 telah di nyatakan bahwa ,” Tiap warga Negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi – tingginya dan perlu di ikut sertakan dalam usaha – usaha kesehatan pemerintah “.Sehubungan dengan hal tersebut di atas ,para ibu dan keluarganya serta masyarakat lainya, di samping sebgai objek , juga harus di ikut sertakan sebagai subjek dalam usaha – usaha kesehatan pemerintah , mereka sebagai potensi dalam masyarakat harus di ikut sertakan dalam usaha – usaha BKIA yang bersangkutan .Dimana hal tersebut merupakan azas intergrasi dari pelayanaan dalam usaha KIA , sehingga secara optimal usaha – usaha BKIA yang bersangkutan akan mencapai tujuan seperti yang di harapkan dalam kegiatan BKIA tersebut .
Di dalam pasal 9 Jo.2 , juga telah di nyatakan bahwa , tujuan pokok UU yang di maksud adalag SSB : “ meningkatkan derajat kesehatan ibu ,bayi dan anak sampai usia 6 bulan ,menjaga dan mencegah jangan sampai ketiga subjek ini tergolong dalam “vulnerable group (golongan terrancam bahaya )”
Sehubungan dengan hal yang di kemukakan terakhir di atas , pemerintah mengadakan usaha – usaha khusus untuk kesehatan keturunan dan pertumbuhan anak yang sempurna , serta lingkungan masyarakat dank e olahragaan .
Di dalam pasal 3 telah di nyatakan pula bahwa ,Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan yang sehat adalah penting untuk mencapai generasi sehat dan bangsa yang kuat . BKIA adalah Balai Kesehatan Ibu dan Anak merupakan wadah untuk usaha – usaha KIA.BKIA berada di bawah koordinasi Dinas KIA Departemen kesehatan.
B. TUJUAN
Untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam manajemen keperawatan dan keperawatan komunitas.
C. Manfaat
1. Dapat menganalisis program KIA di puskesmas
2. Dapat mengetahui mengenai masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah SWOT
SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert Humphrey. Albert
Humphrey adalah seorang pemimpin proyek riset pada Stanford Universty pada
tahun 1960-an dan 1970-an ketika menggunakan data perusahaan-perusahaan dari
Fortune 500 guna penelitian.
2.2 Pengertian SWOT
SWOT merupakan metode analisis perencanaan strategi (strategic
planning) guna mengetahui peta faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
suatu perusahaan atau unit bisnis sehingga menghasilkan kesimpulan yang
berguna untuk memberi masukan terhadap pengambilan keputusan strategi dan
memberi masukan prioritas strategi terhadap apa yang sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu oleh pengambil keputusan.
2.3 Tujuan Analisis SWOT
Analisis SWOT sangat berguna untuk mengenali situasi, lingkungan,
dan kondisi saat ini untuk keperluan pengambilan keputusan-keputusan
menentukan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan terhadap
kelangsungan hidup aktivitas bisnisnya. Analsis SWOT memberikan alur pikir
(framework) yang baik untuk keperluan peninjauan strategi, posisi, dan arah
perusahaan pengambilan posisi bisnis dalam industri, mengevaluasi kompetitor,
pengambilan kebijakan dalam perencanaan strategi marketing atau bisnis,
membuat laporan penelitian, brainstorming saat meeting, atau kebutuhan lainnya.
SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunity (kesempatan), Threat (ancaman). Tujuan SWOT adalah
memanfaatkan keuntungan dari kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang ada
serta meminimalisasi kelemahan dan mengeliminasi ancaman.
2.4 Pengamatan dan Analisis Lingkungan
Pengamatan dan analisis lingkungan ini terbagi atas dua bagian, yaitu
bersifat eksternal dan internal. Tujuan pengamatan lingkungan adalah untuk
melihat peluang pemasaran baru. Peluang pemasaran adalah suatu daerah
kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
Analisis lingkungan ini akan memberikan hasil yang lebih baik jika dibarengi
dengan melakukan analisis PEST. Peluang dapat digolongkan menurut daya
tariknya dan kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan keberhasilan unit
bisnis tergantug pada kekuatan bisnisnya yang tidak hanya sesuai dengan
persyaratan berhasil di pasar sasaran tersebut, namun juga harus lebih unggul dari
pesaingnya. Kompetensi saja belum berarti keunggulan kompetitif. Unit bisnis
yang paling berhasil adalah unit bisnis yang dapat menciptakan nilai pelanggan
lebih tinggi dan mempertahankannya dalam jangka panjang
2.5 Analisis PEST
Analisis lingkungan bisnis unit merupakan hal yang sangat penting
dilakukan sebelum memulai proses tahapan marketing. Analisis lingkungan
sebaiknya dilakukan secara terus-menerus. Analisis lingkungan sebagai tahap
awal proses analisis SWOT ini mampu ditunjang oleh keberadaan analisis PEST
(Political, Economic, Social/sociocultural, Technological), dimana analisis ini
akan menganalisis lingkungan secara makro perihal perkiraan kondisi politik yang
sedang dan akan terjadi selama kurun waktu tertentu, kondisi ekonomi negara,
kehidupan sosial yang terbentuk dari kondisi politik dan ekonomi, percepatan
berkembangnya teknologi saat ini.
Gambar 2.1 Analisis PEST
2.6 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal ini terdiri dari kekuatan dan kelemahan:
2.6.1 Kekuatan
Kekuatan merupakan faktor-faktor yang telah dilakukan dan atau
dimiliki oleh unit bisnis dalam menjalankan usahanya. Pada poin kekuatan
ini hal-hal dapat dianggap mewakili sebagian atau seluruhnya melalui
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
2.6.1.1 Kemampuan apa yang dimiliki unit bisnis kita?
2.6.1.2 Seperti apa advantage of proposition yang kita miliki?
2.6.1.3 Resources seperti apa saja yang kita miliki (keuangan, personel,
aset-aset, dan lain-lain.) serta seberapa jauh kemampuan resources
tersebut mampu mendukung pengembangan usaha kita?
2.6.1.4 Kemampuan, pengetahuan, data, maupun pengalaman seperti apa
yang saat ini telah dimiliki dan mampu langsung
diimplementasikan dalam unit bisnis kita?
2.6.1.5 Bagaimana kemampuan pengelolaan keuangan kita?
2.6.1.6 Bagaimana kemampuan kita dalam pengaturan marketing mulai
dari pembentukan program, distribusi, dll.?
2.6.1.7 Berada di mana kah lokasi unit usaha kita dijalankan?
2.6.1.8 Sistem seperti apa yang akan atau telah dijalankan (IT,
communication, systems,dll.)?
2.6.1.9 Apakah iklim budaya, kebiasaan, maupun sikap masyarakat
setempat dapat menunjang kelangsungan usaha?
2.6.1.10 Bagaimana kita mengatur harga, nilai, dan kualitas yang terjaga?
2.6.1.11 Apa yang menjadikan produk usaha kita ini memiliki UPS (unique
selling points)?
2.6.1.12 Bagaimana manajemen yang akan atau sedang diterapkan saat ini
serta bagaimana pengukuran kesuksesannya?
2.6.2 Kelemahan
Kelemahan merupakan faktor-faktor yang belum dilakukan dan
atau tidak dimiliki oleh unit bisnis dalam menjalankan usahanya. Poin
kelemahan ini dapat diwakilkan melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
2.6.2.1 Bagaimana disadvantages of proposition kita saat ini?
2.6.2.2 Apakan manajemen kita menjadi kelemahan usaha yang sedang
berlangsung?
2.6.2.3 Apakah pengaturan keuangan yang akan atau sedang berjalan telah
berlaku sebagaimana mestinya?
2.6.2.4 Sejauh mana reputasi, hasil, dan nilai yang telah dicapai memberi
kontribusi yang kecil atau malah membuat keburukan bagi image
perusahaan?
2.6.2.5 Apakah pencapaian target yang telah ditetapkan menjadi tidak
terkendali?
2.6.2.6 Apakan proses dan sistem kita berjalan dengan baik?
2.6.2.7 Apakah moral, komitmen, dan kepemimpinan saat ini membawa
kebaikan bagi kelangsungan usaha?
2.6.2.8 Bagaimana kondisi cashflow dan start-up cash-drain kita saat ini?
2.6.2.9 Bagaimana kondisi budaya, sikap, dan moral lingkungan usaha
kita saat ini?
2.6.2.10 Apakah produk kita memiliki kekurangan nilai kompetitif?
2.7 Analisis Lingkungan Eksternal
Setiap unit bisnis sangat perlu memantau stakeholder-nya guna
mengetahui kekuatan lingkungan makro. Sering kali kekuatan yang bersifat
makro ekonomi ini berpengaruh secara langsung terhadap unit bisnis, seperti
halnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998. Krisis finansial
mampu mengubah keadaan negara secara menyeluruh. Tidak terhitung unit
bisnis yang mengalami kebangkrutan, namun ada juga unit bisnis yang
ternyata mampu survive dan berkembang dengan baik. Analisis lingkungan
eksternal ini terdiri dari:
2.7.1 Tantangan
Merupakan kondisi lingkungan eksternal yang mampu
menstimulasi unit bisnis. Berikut ini merupakan daftar pertanyaan atas
poin tantangan:
2.7.1.1 Bagaimana pemetaan market share usaha kita saat ini?
2.7.1.2 Berapa banyak pesaing usaha kita serta bagaimana karakter
mereka?
2.7.1.3 Bagaimana perkembangan industri atau trend lifestyle yang
akan terjadi?
2.7.1.4 Bagaimana perkembangan teknologi serta inovasi memberikan
tantangan bagi perusahaan?
2.7.1.5 Apakah akan dapat terbentuk pasar baru?
2.7.1.6 Bagaimana perkembangan produk kita agar tetap memiliki USP
atau kah membentuk USP yang baru?
2.7.1.7 Sejauh mana kita dapat menghimpun data dan penelitian yang
dapat menunjang pengembangan usaha kita?
2.7.1.8 Sejauh mana kita dapat membanguna relasi secara partnership
dengan agensi atau distributor?
2.7.1.9 Bagaimana iklim dan geografi lingkungan perusahaan
memberikan tantangan baru?
2.7.2 Ancaman
Merupakan kondisi lingkungan yang mampu memberikan
tekanan terhadap unit bisnis, misalnya Political effects, Legislative
effects, Environmental effects, IT developments, Competitor intentions -
various, Market demand, New technologies, services, ideas, Vital
contracts and partners, Sustaining internal capabilities, Obstacles faced,
Insurmountable weaknesses, Loss of key staff, Sustainable financial
backing, Economy - home, abroad dan Seasonality, weather effects.
Gambar 2.2 Pola Pikir Analisis SWOT
2.8 Langkah-Langkah SWOT
Langkah-langkah untuk menetukan analisa SWOT adalah:
2.8.1 Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling penting untuk
diatasi secara umum pada semua komponen.
2.8.2 Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok
untuk upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi
lebih dahulu pada Langkah 1.
2.8.3 Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan Langkah
2) ke dalam Pola Analisis SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara
keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT
untuk komponen masukan, proses, dan keluaran.
2.8.4 Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan
untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah,
perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.
2.8.5 Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan
disusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan
(kalau mungkin dalam bentuk Ganntchart).
2.8.6 A. PENGERTIAN KIA2.8.7 Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah
satu prioritas utama pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Sasaran Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua Negara, diantaranya adalah : Meningkatkan kesehatan ibu dengan target untuk 2015 : Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
2.8.8 Hasil survei menunjukkan bahwa AKI di Indonesia telah turun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup antara 1998–2001, hal itu perlu ditafsirkan secara hati-hati mengingat keterbatasan metode penghitungan yang digunakan. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Dengan kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI akan sulit bisa terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya.
2.8.9 Menurut WHO (2005), angka kematian ibu di dunia sekitar 470/100.000 kelahiran hidup atau setengah juta wanita meminggal setiap tahunnya disebabkan karena kehamilan. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang Asia dan Afrika dengan 480/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan negara maju (27/100.000). Sebagian besar juga terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah.
2.8.10 Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan maupun persalinan, 42 hari pasca persalinan di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya, di Negara
kita AKI masih menduduki urutan tertinggi di negara ASEAN. Departemen Kesehatan mengklaim pada tahun 2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti bahwa lebih dari 18.000 ibu meninggal per tahun atau dua ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran ini merupakan tingkatan yang tinggi setelah Laos, Kamboja dan Miyanmar, permasalahan itu merupakan permasalahan yang amat besar yang berdampak pada kualitas SDM di Indonesia. AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Berdasarkan kesepekatan internasional, tingkat kematian maternal (maternal Mortality Rate) didefinisikan sebagai jumlah kematian maternal selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup.
2.8.11 Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
2.8.122.8.13 B. ANALISIS SWOT2.8.14 SWOT adalah sebuah singkatan
dari Strenghths (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau organisasi.
2.8.15 Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan Mary dan Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000 : 18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
2.8.16 “Definisi analisa SWOT secara umum adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.”
2.8.17 Penjelasan dari masing-masing SWOT , sebagai berikut:2.8.18 1. Strenghts (kekuatan)2.8.19 Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
2.8.202.8.21 2. Weaknesses (Kelemahan)2.8.22 Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan
baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
2.8.23 3. Opportunity (kesempatan)2.8.24 Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan
kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
2.8.25 4. Threat (ancaman)2.8.26 Adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan
bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.
BAB III
ANALISIS SWOT
Judul : Program Pelayanan KIA di Puskesmas/Posyandu.
Strengths (Kekuatan)
1. Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan
2. Meningkatnaya motivasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan.
3. Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan
kesehatan ibu (yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan
pelayanan nifas).
4. Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan langsung ke masyarakat melalui
Posyandu kepada ibu hamil, post partum, ibu nifas.
5. Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun
ke rumah sakit.
6. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah
masyarakat bekerja sama dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok,
tenaga kesehatan lain (bidan desa, dukun beranak, dokter, dsb).
7. Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan (mengenai
penyampaian informasi).
8. Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat mengenai masalah kesehatan.
Weakness (Kelemahan)
1. Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urin.
2. Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapi.
3. Masih ada ibu yang belum termotivasi tentang pentingnya imunisasi pada anak.
4. Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada
tenaga kesehatan.
5. Masih ada ibu yang tidak mau ASI ekslusif dengan berbagai macam alasan.
Opportunities (Peluang)
1. Pemerintah daerah telah melatih banyak bidan dan mengirim mereka ke daerah
pedesaan.
2. Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh
informasi tentang kesehatan.
3. Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan
ibu dan anak.
4. Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan KIA di Posyandu.
5. Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh
bidan bukan oleh dukun.
6. Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui
peningkatan dan memperluas sarana dan prasarana kesehatan.
7. Adanya kebijakan Jamkesmas.
8. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang
disubsidi oleh pemerinta, dan Jampersal untuk ibu melahirkan.
Threats (ancaman)
1. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.
2. Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada
peningkatan risiko lebih tingginya angka kematian ibu.
3. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti
pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan
infeksi.
4. Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan
darurat.
Strategi SO (Kekuatan dan Peluang)
1. Memberikan pembekalan dan pelatihan terhadap kader kesehatan.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA, memberikan pengetahuan pada
masyarakat tentang apa itu KIA dan pentingnya KIA melalui penyuluhan dan
poster.
3. Meningkatkan kemudahan pelayanan KIA peserta Jampersal dan Jamkesda,
agar masyarakat mau datang ke pelayanan KIA.
4. Mengoptimalkan forum atau kelompok komunikasi kader KIA, untuk
pemonitoran dan tempat diskusi jika ada masalah.
5. Memberikan kemudahan akses dan prosedur untuk persalinan dibantu bidan
guna menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
6. Mengadakan kerjasama lintas sektor untuk membuat media massa yang baik,
agar informasi yang baik dapat tersebar.
7. Meningkatkan angka ibu hamil yang persalinannya dibantu bidan, dengan
tenaga kesehatan yang langsung terjun ke masyarakat.
Strategi WO (Kelemahan dan Peluang)
1. Menyediakan sarana dan fasilitas yang memadai untuk menghasilkan program
KIA yang baik.
2. Membuat media yang mudah didapat masyarakat, terkait KIA, agar mereka
termotivasi menggunakan pelayanan KIA di Puskesmas.
3. Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan dan menyebarnya ke seluruh
daerah, terutama yang terpencil, sehingga program KIA dapat berjalan.
4. Memberikan pelayanan yang cepat dan ramah kepada peserta Jampersal dan
Jamkesda.
Strategi ST (Kekuatan dan Ancaman)
1. Meningkatkan promosi dan penyuluhan kesehatan sebagai cara untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang KIA.
2. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehetan untuk mengurangi risiko kematian,
serta masalah kehamilan dan kelahiran lainnya.
3. Penyampaian informasi yang maksimal oleh tenaga kesehatan untuk mencegah
potensi darurat kehamilan dan kelahiran.
Strategi WT (Kelemahan dan Ancaman)
1. Melakukan promosi dan penyuluhan yang komprehensif untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dan motivasi masyarakat, terutama para ibu hamil.
2. Menjalin kerjasama dengan pihak lain baik itu pemerintah maupun swasta
dalam pengadaan alat dan bahan kesehatan.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dan disebar ke semua daerah untuk
mencegah kegiatan KIA di Posyandu dan Puskesmas tidak jalan.
4. Melakukan koordinasi kepada semua pihak yang terkait terhadap program KIA
di Posyandu dan di Puskesmas.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strenghts) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses). Suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.
B. Saran
Pertahankan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat mengenai kesehatan dan Ukuran keberhasilan layanan kesehatan dapat dilihat dari layanan yang diberikan. Oleh karena itu maka semua layanan kesehatan harus melaksanakan Gugus Kendali Mutu (GKM).
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Dainur. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat Kegiatan KIA di Puskesmas dan Permasalahannya. Jakarta : EGC.
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Polewali Mandar. 2008.
top related