101 bab v pendidikan agama islam pengembangan...
Post on 06-Jul-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
101
BAB V
IMPLIKASI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam pada program
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal, terutama akibat pengintegrasian keunggulan
lokal ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, melahirkan sejumlah
implikasi. Dalam pandangan penulis, implikasi dari pengembangan kurikulum
Pendidikan Agama Islam tersebut paling tidak terjadi pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor siswa. Untuk memperoleh data tentang tersebut, penulis
menyebarkan angket kepada sejumlah siswa yang penulis jadikan sampel dalam
penelitian ini.
A. Implikasi Terhadap Aspek Kognitif Siswa
Berikut ini adalah analisis data dari seluruh item yang terdapat dalam angket
yang disebarkan kepada siswa yang berjumlah 142 orang.
Tabel 4.1 Pengetahuan siswa tentang SMA Negeri 1 Pabedilan sebagai sekolah rintisan
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
1 a. Ya
b. Tidak
79
63
56
44
Jumlah 142 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) siswa mengetahui
bahwa SMA Negeri 1 Pabedilan merupakan sekolah rintisan Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal. Sementara siswa yang tidak mengetahui sebanyak
44% (hampir setengahnya). Hal ini juga menunjukkan bahwa di kalangan siswa,
102
program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal tidak terlalu populer, sehingga
keberadaan SMA Negeri 1 Pabedilan sebagai sekolah rintisan Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal tidak begitu dikenal oleh hampir separuh dari
jumlah siswa. Meskipun demikian, data ini tidak secara otomatis menunjukkan
bahwa program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal tidak dilaksanakan
dengan baik oleh SMA Negeri 1 Pabedilan, sebab indikator utama pelaksanaan
program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal ini adalah diintegrasikannya
keunggulan lokal oleh guru, bukan pengetahuan siswa tentang keberadaan
sekolah mereka sebagai sekolah rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.
Tabel 4.2
Pemahaman siswa tentang pengertian Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
2 a. Ya
b. Tidak
66 76
46 54
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mengetahui apa itu Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal sebanyak hampir separuh dari jumlah siswa (46%), dan yang
tidak mengetahui sebanyak lebih dari separuh dari jumlah siswa (54%). Ini
berarti bahwa siswa SMA Negeri 1 Pabedilan yang mengetahui apa itu
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal kurang dari separuh jumlah siswa.
Sedangkan lebih dari separuh siswa tidak memahami apa itu Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal. Dengan demikian, siswa yang tidak memahami apa
itu Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal lebih banyak dari siswa yang
memahaminya. Dalam analisis penulis, data ini juga tidak dapat dijadikan
patokan bahwa program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal tidak berjalan
103
dengan baik di SMA Negeri 1 Pabedilan, sebab inti dari Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal adalah bagaimana siswa memahami keunggulan lokal
daerahnya, bukan pada pemahaman siswa terhadap pengertian Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal.
Tabel 4.3
Pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
3 a. Ya
b. Tidak
76
66
54
46
Jumlah 142 100
Data pada Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (54%) siswa
mengetahui keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan. Sedangkan hampir
separuhnya lagi (46%) tidak mengetahui keunggulan lokal SMA Negeri 1
Pabedilan. Data ini turut memperkuat data sebelumnya bahwa program
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal di SMA Negeri 1 Pabedilan tidak
dikenal dengan baik oleh seluruh siswa. Namun, data ini dapat dihadapkan
dengan data-data yang terdapat pada tabel 4.4, tabel 4.5, dan tabel 4.6.
Tabel 4.4
Pengetahuan siswa tentang sejarah Sunan Gunung Jati sebagai keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
4 a. Ya
b. Tidak
45
97
32
68
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mengetahui bahwa yang menjadi
keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan adalah sejarah Sunan Gunung Jati
104
hanya sebagian kecil (32%) saja. Sementara lebih dari separuh (68%) siswa
lainnya tidak mengetahui. Ini menunjukkan bahwa sejarah Sunan Gunung Jati
sebagai keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan tidak diketahui oleh sebagian
besar siswa. Namun demikian, jika data pada tabel 4.4 di atas dihadapkan
dengan data pada tabel 4.14, maka kita dapat menemukan bahwa hanya sebagian
kecil saja (17%) siswa yang tidak memahami tentang sejarah Sunan Gunung
Jati. Sebagian besar siswa memahami sejarah Sunan Gunung Jati, sekalipun
dengan pemahaman yang bervariasi. Ada yang hanya memahami sedikit (37%),
dan banyak pula siswa yang memiliki pemahaman yang memadai (46%).
Sementara pada tabel 4.51 data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam telah mengintegrasikan
sejarah Sunan Gunung Jati ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Hal ini menunjukkan bahwa sejarah Sunan Gunung Jati sebagai keunggulan
lokal SMA Negeri 1 Pabedilan telah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Hanya saja sebagaimana tampak pada tabel 4.4,
sebagian besar siswa tidak mengetahui bahwa sejarah Sunan Gunung Jati itu
merupakan keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan.
Tabel 4.5
Pengetahuan siswa tentang seni Burok sebagai keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
5 a. Ya
b. Tidak
40
102
28
72
Jumlah 142 100
105
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang mengetahui bahwa seni Burok
merupakan keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan hanya sebagian kecil saja
(28%). Sedangkan sebagian besar (72%) siswa tidak mengetahui bahwa seni
Burok merupakan keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan. Namun demikian,
menurut hemat penulis, data ini hanya menunjukkan ketidaktahuan sebagian
besar siswa tentang seni Burok sebagai keunggulan lokal SMA Negeri 1
Pabedilan, dan tidak menunjukkan tidak diintegrasikannya keunggulan lokal seni
Burok ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pernyataan ini
didukung oleh data pada tabel 4.16 yang menunjukkan bahwa hanya sebagian
kecil (37%) siswa yang tidak memiliki pemahaman tentang seni Burok sebagai
budaya Islami setelah seni Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Sedangkan sebagian besar (63%) siswa menyatakan
memahami seni Burok sebagai seni budaya Islami setelah mengikuti
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah mengintegrasikan seni Burok
ke dalamnya.
Tabel 4.6
Pengetahuan siswa tentang kaligrafi sebagai keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
6 a. Ya
b. Tidak
38
104
27
77
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mengetahui bahwa kaligrafi merupakan
keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan hanya sebagian kecil saja (27%).
106
Sebaliknya, sebagian besar (77%) siswa SMA Negeri 1 Pabedilan tidak
mengetahui bahwa kaligrafi merupakan keunggulan lokal SMA Negeri 1
Pabedilan. Sama dengan dua data sebelumnya, bahwa hal inipun tidak berarti
bahwa Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan pengintegrasian keunggulan
lokal kaligrafi tidak dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam,
sebagaimana tampak pada tabel 4.18 dan 4.53. Berdasarkan tabel 4.18,
persentase siswa yang memahami kaligrafi Islam naik dari 55% menjadi 66%.
Hal ini berhubungan dengan data pada tabel 4.53, di mana 28% siswa
menyatakan bahwa kaligrafi telah diintegrasikan oleh guru Pendidikan Agama
Islam dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.7
Rakapitulasi pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan
No
Tabel
Pengetahuan siswa
tentang
Persentase Jumlah Jawaban Siswa
Ya Tidak
4.3 Keunggulan lokal 54 46
4.4 sejarah Sunan
Gunung Jati 32 68
4.5 seni Burok 28 72
4.6 kaligrafi 27 77
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang mengetahui tentang keunggulan
lokal SMA Negeri 1 Pabedilan hanya sebagian kecil saja. Sedangkan sebagian
besar siswa tidak mengetahui keunggulan lokal SMA Negeri 1 Pabedilan. Ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal ini. Pertama, karena sulitnya
memasukkan materi sejarah Sunan Gunung Jati, seni Burok, dan kaligrafi ke
107
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, bahkan ke dalam semua mata
pelajaran. Kedua, sejarah Sunan Gunung Jati, seni Burok dan kaligrafi memang
telah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Hanya saja, siswa tidak
mengetahui bahwa sejarah Sunan Gunung Jati, seni Burok dan kaligrafi itu
keunggulan lokal yang hanya ada di SMA Negeri 1 Pabedilan. Mereka
cenderung menganggap bahwa sejarah Sunan Gunung Jati, seni Burok dan
kaligrafi merupakan bagian dari kurikulum Pendidikan Agama Islam SMA yang
berlaku secara nasional.
Tabel 4.8
Pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal daerahnya sebelum diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
7
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
45
60
37
31
42
27
Jumlah 142 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir separuh siswa (42%) kurang
mengetahui tentang keunggulan lokal daerahnya sebelum keunggulan lokal
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagian kecil
(31%) menyatakan mengetahui, dan sebagian kecil (26%) lainnya bahkan
menyatakan tidak mengetahui keunggulan lokal daerahnya sebelum keunggulan
lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Data ini
dipertegas dengan data dalam tiga tabel di bawah ini.
108
Tabel 4.9
Pengetahuan siswa tentang sejarah Sunan Gunung Jati sebelum diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
8
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
65
52
25
46
37
17
Jumlah 142 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir separuh (46%) dari jumlah siswa telah
mengetahui tentang sejarah Sunan Gunung Jati sebelum sejarah Sunan Gunung
Jati diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagian
kecil (37%) menyatakan kurang mengetahui, dan sebagian kecil lainnya (17%)
bahkan menyatakan tidak mengetahui tentang sejarah Sunan Gunung Jati,
sebelum sejarah Sunan Gunung Jati diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Data ini juga menunjukkan bahwa sejarah Sunan
Gunung Jati memang sudah dikenal oleh sebagian besar siswa (83%) sebelum
sejarah Sunan Gunung Jati diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Jika data pada tabel 4.9 ini dihubungkan dengan data pada tabel
4.8 maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebetulnya persentase siswa yang
tidak mengetahui keunggulan lokal itu lebih kecil.
109
Tabel 4.10
Pengetahuan siswa tentang seni Burok sebagai seni budaya Islam sebelum seni Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
9
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
49
29
64
35
20
45
Jumlah 142 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir separuh (45%) dari jumlah siswa tidak
mengetahui tentang seni Burok sebagai seni budaya Islam sebelum seni Burok
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagian kecil
(35%) siswa menyatakan mengetahui, dan sebagian kecil lainnya (20%)
menyatakan tidak mengetahui tentang seni Burok sebagai seni budaya Islam
sebelum seni Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Namun demikian, tabel ini hanya menunjukkan banyaknya persentase
siswa yang tidak mengetahui bahwa seni Burok yang mereka ketahui ternyata
merupakan seni budaya Islam masa lalu. Bukannya ketidaktahuan mereka
terhadap seni Burok sebagai gudaya lokal Cirebon.
Tabel 4.11
Pengetahuan siswa tentang kaligrafi Arab sebelum diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
10
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
50
28
64
35
20
45
Jumlah 142 100
110
Berdasarkan tabel di atas, hampir separuh siswa (45%) tidak mengetahui tentang
kaligrafi Arab/Islam sebelum kaligrafi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, sebagian kecil (20%) menyatakan kurang mengetahui,
dan sebagian kecil (35%) menyatakan mengetahui tentang kaligrafi Arab/Islam
sebelum kaligrafi diintegrasikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.12
Rakapitulasi pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal daerahnya sebelum diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No
Tabel
Pengetahuan
siswa tentang
Persentase Jumlah Jawaban Siswa
Ya Kurang/sedikit Tidak
4.8 Keunggulan lokal 31 42 27
4.9 Sejarah Sunan
Gunung Jati 46 37 17
4.10 Seni Burok 35 20 45
4.11 kaligrafi 35 20 45
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (73%) mengetahui
tentang keunggulan lokal daerahnya sebelum keunggulan lokal diintegrasikan ke
dalam materi Pendidikan Agama Islam, meskipun dengan tingkat pengetahuan
yang bervariasi. Sebagian kecil (31%) siswa menyatakan mengetahui dengan
baik, dan hampir separuh siswa (42%) menyatakan mengetahui meskipun
pengetahuannya tentang keunggulan lokal itu masih kurang atau hanya sedikit.
Hanya sebagian kecil (27%) siswa SMA Negeri 1 Pabedilan yang tidak
mengetahui tentang keunggulan lokal daerahnya. Akan tetapi, pengetahuan
siswa tentang sejarah Sunan Gunung Jati sebelum sejarah Sunan Gunung Jati
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih bagus
111
lagi (83%), dan persentase yang tidak mengetahui lebih kecil (17%). Hal ini
dapat dipahami mengingat sejarah Sunan Gunung Jati sudah cukup banyak
diketahui oleh siswa, walaupun belum menjadi keunggulan lokal SMA Negeri 1
Pabedilan. Persentase siswa yang mengetahui tentang seni Burok sebagai salah
satu seni budaya Islam masa lalu lebih sedikit atau lebih kecil (55%)
dibandingkan dengan pengetahuan mereka tentang sejarah Sunan Gunung Jati.
Demikian juga dengan pengetahuan siswa tentang kaligrafi Arab/Islam.
Perbedaan pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal daerahnya setelah
keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dapat dilihat pada empat tabel berikut.
Tabel 4.13
Pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
11
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
39
73
30
28
51
21
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, lebih dari separuh (51%) dari jumlah siswa
menyatakan kurang mengetahui tentang keunggulan lokal daerahnya, sekalipun
keunggulan lokal tersebut telah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Sebagian kecil (28%) menyatakan mengetahui, dan
sebagian kecil (21%) lainnya bahkan menyatakan tidak mengetahui tentang
keunggulan lokal daerahnya, sekalipun keunggulan lokal tersebut telah
112
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Data ini
menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali atau hampir tidak ada perbedaan
pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal antara sebelum dan sesudah
keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Sebelum keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, jumlah siswa yang tidak mengetahui keunggulan lokal
daerahnya sebanyak 37%. Dan setelah keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa yang tidak mengetahui tentang
keunggulan lokal daerahnya sebanyak 21%. Data ini kemudian penulis hadapkan
dengan data pada tabel 4.14, tabel 4.16, dan tabel 4.17.
Tabel 4.14
Pengetahuan siswa tentang sejarah Sunan Gunung Jati setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
12
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
61
60
21
43
42
15
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hanya sebagian kecil saja (15%) siswa yang tidak
mengetahui tentang sejarah Sunan Gunung Jati setelah sejarah Sunan Gunung
Jati diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hampir
setengahnya (43%) mengetahui, dan hampir setengahnya (42%) pula mengetahui
walaupun sedikit. Data pada tabel 4.11 didukung oleh data pada tabel 4.12,
bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada pengetahuan siswa terhadap
113
keunggulan lokal daerahnya antara sebelum dan sesudah keunggulan lokal
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.15
Pengetahuan siswa tentang peran Sunan Gunung Jati dalam penyebaran agama Islam di Cirebon
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
13
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
134
6
2
95
4
1
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hampir seluruh (95%) siswa telah mengetahui tentang
Sunan Gunung Jati yang banyak berperan dalam penyebaran agama Islam di
Cirebon. Sebagian kecil (4%) kurang mengetahui, dan sebagian kecil (1%)
lainnya tidak mengetahui sama sekali. Data ini semakin memperlihatkan hasil
dari pengintegrasian keunggulan lokal sejarah Sunan Gunung Jati ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.16
Pengetahuan siswa tentang seni Burok Islami setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
14
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
55
34
53
39
24
37
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (37%) siswa tidak mengetahui tentang
seni Burok Islami setelah seni Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Sebagian kecil (24%) kurang mengetahui, dalam arti
114
mengetahui namun hanya sedikit, dan sebagian kecil (39%) lainnya mengegahui.
Data ini memang menunjukkan bahwa masih tingginya persentase siswa (37%)
yang tidak mengetahui bahwa seni Burok merupakan keunggulan lokal daerah
Cirebon yang merupakan seni budaya Islam. Namun, jika dibandingkan dengan
sebelum seni Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, maka persentase siswa yang tidak mengetahui itu berkurang, yakni dari
45% menjadi 37%. Menurunnya persentase siswa yang tidak mengetahui seni
Burok sebagai seni budaya Islam tersebut diikuti oleh meningkatnya persentase
siswa yang mengetahui bahwa seni Burok merupakan seni budaya Islam, yakni
dari 55% menjadi 63%.
Tabel 4.17
Pengetahuan siswa tentang kaligrafi Islam/Arab setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
15
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
58
36
48
41
25
34
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (34 %) siswa tidak mengetahui tentang
kaligrafi Islam/Arab setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Sebagian kecil (25%) kurang mengetahui, dan hampir
setengahnya (41%) mengetahui. Data pada tabel ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan persentase jumlah siswa dalam hal pengetahuan atau pemahaman
mereka tentang kaligrafi Islam/Arab setelah keunggulan lokal ini diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yakni dari 55% menjadi
115
66%. Peningkatan persentase jumlah siswa yang mengetahui atau memahami
kaligrafi Islam/Arab ini diikuti oleh penurunan persentase jumlah siswa yang
tidak mengetahui atau memahami tentang kaligrafi Islam/Arab setelah
keunggulan lokal ini diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, yakni dari 45% menjadi 34%.
Tabel 4.18
Rakapitulasi pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal daerahnya antara sebelum dan setelah materi keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam
No
Tabel
Pengetahuan
siswa tentang
Sebelum Sesudah
Persentase Persentase
Ya Kurang Tidak Ya Kurang Tidak
4.8 dan 4.13 Keunggulan
lokal 31 42 27 28 51 21
4.9 dan 4.14 Sejarah Sunan
Gunung Jati 46 37 17 43 42 15
4.10 dan
4.16 Seni Burok 35 20 45 39 24 37
4.11 dan
4.17 kaligrafi 35 20 45 41 25 34
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ada perbedaan
pengetahuan siswa tentang keunggulan lokal daerahnya antara sebelum dan
sesudah keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Persentase siswa yang tidak mengetahui tentang keunggulan lokal
menurun dari 27% menjadi 21%. Persentase siswa yang tidak mengetahui
tentang sejarah Sunan Gunung Jati menurun dari 17% menjadi 15%. Persentase
116
siswa yang tidak mengetahui tentang seni Burok sebagai salah satu seni budaya
Islam menurun dari 45% menjadi 37%. Dan persentase siswa yang tidak
mengetahui kaligrafi Arab/Islam menurun dari 45% menjadi 34%. Dengan
menurunnya persentase siswa yang tidak mengetahui menunjukkan ada
peningkatan pemahaman siswa tentang keunggulan lokal sesudah keunggulan
lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hanya
saja, perubahan atau perbedaan itu tidak begitu besar.
Tabel 4.19
Pengetahuan siswa tentang unsur-unsur keislaman dalam keunggulan lokal daerahnya sebelum diintegrasikan ke dalam Pendidikan Agama Islam No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
16
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
42
86
14
30
60
10
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (30%) siswa mengetahui nilai-nilai atau
unsur-unsur keislaman dalam keunggulan lokal daerahnya sebelum mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam mengintegrasikan keunggulan lokal, lebih
dari setengahnya (60%) kurang mengetahui, dan hanya sebagian kecil (10%)
yang tidak mengetahui tentang nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam
keunggulan lokal daerahnya sebelum SMA Negeri 1 Pabedilan menjadi sekolah
rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Data ini akan lebih diperjelas
lagi oleh data pada tiga tabel di bawah ini.
117
Tabel 4.20 Pengetahuan siswa tentang unsur-unsur keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati sebelum diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
17
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
57
67
18
40
47
13
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hampir separuh (40%) dari jumlah siswa mengetahui
nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati sebelum
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengintegrasikan keunggulan lokal.
Hampir separuh siswa juga (47%) yang kurang mengetahui (hanya sedikit
mengetahui), dan hanya sebagian kecil (13%) yang tidak mengetahui tentang
nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati sebelum
SMA Negeri 1 Pabedilan menjadi sekolah rintisan Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal. Ini berarti bahwa sebelum mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam mengintegrasikan keunggulan lokal sejarah Sunan Gunung Jati, sebagian
besar siswa telah mengetahui bahwa terdapat nilai-nilai atau unsur-unsur
keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati.
Tabel 4.21 Pengetahuan siswa tentang unsur-unsur keislaman dalam seni Burok sebelum
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
18
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
20
59
63
14
42
44
Jumlah 142 100
118
Berdasarkan tabel di atas, hanya sebagian kecil (14%) siswa yang mengetahui,
hampir separuh (42%) yang kurang mengetahui, dan hampir separuh juga (44%)
yang tidak mengetahui nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam seni Burok
sebelum SMA Negeri 1 Pabedilan menjadi sekolah rintisan Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal. Berbeda dengan jumlah siswa yang telah mengetahui adanya
nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati sebelum
keunggulan lokal ini diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, maka jumlah siswa yang mengetahui adanya nilai-nilai atau unsur-unsur
keislaman dalam seni Burok jauh lebih sedikit. Menurut hemat penulis, hal ini
terjadi antara lain karena seni Burok yang dipraktikkan oleh para seniman Burok
saat ini sudah tidak menampilkan sama sekali unsur-unsur keislaman dalam seni
Burok. Maka data pada tabel 4.19 yang menunjukkan besarnya persentase siswa
yang mengetahui adanya nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam budaya
lokal daerahnya sebelum guru Pendidikan Agama Islam mengintegrasikannya ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terbantah oleh data pada tabel
4.21 ini.
Tabel 4.22
Pengetahuan siswa tentang kemungkinan memasukkan unsur-unsur keislaman dalam kaligrafi sebelum diintegrasikan ke dalam Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
19
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
29
62
51
20
44
36
Jumlah 142 100
119
Berdasarkan tabel di atas, sebelum diintegrasikan ke dalam Pendidikan Agama
Islam, hanya sebagian kecil (20%) siswa yang mengetahui kemungkinan
memasukkan unsur-unsur keislaman dalam kaligrafi, hampir separuh (44%)
yang kurang mengetahui, dan lebih dari separuh (51%) yang tidak mengetahui
kemungkinan memasukkan nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam
kaligrafi. Data inipun turun membantah besarnya persentase siswa yang
mengetahui adanya unsur-unsur atau nilai-nilai keislaman dalam keunggulan
lokal daerahnya sebelum keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, bahwa ternyata masih banyak siswa yang
kurang atau bahkan tidak mengetahui adanya nilai-nilai atau unsur-unsur
keislaman pada keunggulan lokal daerahnya. Tiga tabel di bawah ini akan
menyajikan data lebih lanjut tentang implikasi dari diintegrasikannya
keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap
pada aspek kognitif siswa.
Tabel 4.23
Pengetahuan siswa tentang nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam keunggulan lokal daerahnya setelah keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
20
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
65
58
19
46
41
13
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, setelah keunggulan lokal tersebut diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hanya sebagian kecil (13%)
120
siswa yang tidak mengetahui nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam
keunggulan lokal daerahnya. Hampir setengahnya (41%) kurang mengetahui,
dan hampir setengahnya (46%) lagi mengetahui. Data di atas menunjukkan
bahwa jika dibandingkan dengan sebelum diintegrasikannya keunggulan lokal
ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka persentase siswa yang
mengetahui adanya nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam keunggulan
lokal meningkat, dari 30% menjadi 46%. Hanya saja peningkatan persentase
siswa yang mengetahui adanya unsur-unsur keislaman pada keunggulan lokal
tersebut tidak diikuti oleh berkurangnya persentase siswa yang yang tidak
mengetahui adanya nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman pada keunggulan lokal
setelah keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Bahkan, bukannya berkurang, malah meningkat, dari 10%
menjadi 13%.
Tabel 4.24
Pengetahuan siswa tentang unsur-unsur keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
21
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
68
52
22
48
37
15
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, setelah sejarah Sunan Gunung Jati diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hanya sebagian kecil (15%)
siswa yang tidak mengetahui nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam
sejarah Sunan Gunung Jati. Sebagian kecil (37%) kurang mengetahui, dan
121
hampir setengahnya (48%) mengetahui nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman
dalam sejarah Sunan Gunung Jati setelah sejarah Sunan Gunung Jati
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Data di atas
menunjukkan bahwa ada peningkatan persentase siswa dalam hal pengetahuan
mereka tentang adanya unsur-unsur keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati
antara sebelum dan sesudah sejarah Sunan Gunung Jati diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu dari 40% menjadi 48%.
Tabel 4.25
Pengetahuan siswa tentang unsur-unsur keislaman dalam seni Burok setelah seni Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
22
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
32
59
51
22
42
36
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, setelah seni Burok diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebanyak 22% (sebagian kecil) siswa
mengetahui nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman yang dalam seni Burok, 42 %
(hampir setengahnya) kurang mengetahui, dan 36% (sebagian kecil) tidak
mengetahui nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam seni Burok. Data di
atas menunjukkan bahwa ada peningkatan sebesar 8% persentase siswa dalam
hal pengetahuan mereka tentang adanya unsur-unsur atau nilai-nilai keislaman
dalam seni Burok setelah keunggulan lokal tersebut diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
122
Tabel 4.26 Pengetahuan siswa tentang kemungkinan memasukkan unsur-unsur keislaman
dalam kaligrafi setelah diintegrasikan ke dalam Pendidikan Agama Islam No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
23
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
38
66
38
27
46
27
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, setelah kaligrafi diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebanyak 27% (sebagian kecil) siswa
mengetahui bahwa nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dapat dimasukkan
dalam kaligrafi, 46% (hampir setengahnya) kurang mengetahui, dan 27%
(sebagian kecil) tidak mengetahui adanya nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman
yang dapat dimasukkan dalam kaligrafi. Dibandingkan dengan sebelum materi
kaligrafi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, ada
peningkatan persentase siswa sebesar 9% berkaitan dengan pengetahuan mereka
tentang kemungkinan memasukkan unsur-unsur keislaman dalam seni kaligrafi.
Memang peningkatan persentase tersebut tidak besar, hanya 9%. Namun paling
tidak, hal ini telah membuktikan bahwa upaya pengintegrasian keunggulan lokal
ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam telah menampakkan hasil.
123
Tabel 4.27
Rakapitulasi pengetahuan siswa tentang unsur-unsur keislaman dalam keunggulan lokal sebelum dan setelah diintegrasikan ke dalam Pendidikan
Agama Islam
No
Tabel
Pengetahuan
siswa tentang
Sebelum Sesudah
Persentase Persentase
Ya Kurang Tidak Ya Kurang Tidak
4.19 dan 4.23 Keunggulan
lokal 30 60 10 46 41 13
4.20 dan 4.24 Sejarah Sunan
Gunung Jati 40 47 13 48 37 15
4.21 dan 4.25 Seni Burok 14 42 44 22 42 36
4.22 dan 4.26 kaligrafi 20 44 36 27 46 27
Tebel 4.27 merupakan hasil rekapitulasi dari tabel 4.19 sampai dengan tabel
4.26. Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ada perbedaan
pengetahuan siswa ke arah yang lebih baik tentang nilai-nilai atau unsur-unsur
keislaman ke dalam keunggulan lokal antara sebelum dan setelah keunggulan
lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Siswa
yang mengetahui adanya unsur-unsur keislaman pada sejarah Sunan Gunung Jati
jumlahnya meningkat 8%, dari 40% menjadi 48%. Siswa yang agak mengetahui
adanya unsur-unsur keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati jumlahnya
turun 10%, dari 47% menjadi 37%. Siswa yang tidak memahami adanya unsur-
unsur keislaman dalam sejarah Sunan Gunung Jati persentasenya naik 5%, dari
10 menjadi 15%.
Persentase siswa yang mengetahui adanya unsur-unsur keislaman dalam
seni Burok naik 8%, dari 14% menjadi 22% setelah seni Burok diintegrasikan ke
124
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sementara siswa yang sedikit
mengetahui adanya unsur-unsur keislaman dalam seni Burok persentasenya
tetap. Sedangkan siswa yang tidak mengetahui adanya unsur-unsur keislaman
dalam seni Burok, sekalipun telah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam turun 8%, dari 44% menjadi 36%.
Setelah kaligrafi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, siswa yang melihat adanya peluang untuk memasukkan unsur-
unsur keislaman dalam seni kaligrafi persentasenya meningkat 7%, dari 20%
menjadi 27%. Siswa yang mengetahui namun sedikit (agak mengetahui)
persentasenya meningkat 2%, dari 44% menjadi 46%. Dan siswa yang tidak
mengetahui atau tidak melihat adanya kemungkinan memasukkan unsur-unsur
keislaman ke dalam kaligrafi persentasenya tetap. Kesimpulan ini didukung pula
oleh data hasil angket seperti dapat dilihat pada empat tabel di bawah ini.
Tabel 4.28
Perbedaan pemahaman siswa tentang keunggulan lokal antara sebelum dan setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
24
a. Ada
b. Sedikit
c. Tidak ada
63
65
14
44
46
10
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, antara sebelum dan sesudah keunggulan lokal
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hampir
separuh (44%) siswa menyatakan ada perbedaan pemahaman mereka tentang
keunggulan lokal Cirebon, hampir separuhnya (46%) menyatakan ada sedikit
125
perbedaan. Sementara hanya sebagian kecil (10%) yang menyatakan tidak ada
perbedaan. Ini menunjukkan bahwa hampir semua (90%) siswa mengemukakan
adanya perbedaan pemahaman mereka tentang keunggulan lokal Cirebon antara
sebelum dan sesudah keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.29
Perbedaan pemahaman siswa tentang sejarah Sunan Gunung Jati antara sebelum dan setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
25
a. Ada
b. Sedikit
c. Tidak ada
64
49
29
45
35
20
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, antara sebelum dan sesudah sejarah Sunan Gunung
Jati diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagian
besar (80%) siswa mengemukakan adanya perbedaan pemahaman mereka
tentang sejarah Sunan Gunung Jati, dan hanya sebagian kecil (20%) siswa yang
menyatakan tidak ada perbedaan. Ini menunjukkan bahwa pengintegrasian tiga
keunggulan lokal tersebut ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
telah menunjukkan hasil sebagaimana mestinya.
126
Tabel 4.30 Perbedaan pemahaman siswa tentang seni Burok antara sebelum dan setelah seni
Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
26
a. Ada
b. Sedikit
c. Tidak ada
60
30
52
42
21
37
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, antara sebelum dan sesudah seni Burok diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, lebih dari separuh (63%)
siswa mengemukakan adanya perbedaan pemahaman mereka tentang seni
Burok. Sedangkan yang menyatakan tidak ada perbedaan hanya sebagian kecil
(37%). Dengan demikian, meskipin peningkatan persentasenya tidak sebesar
pada sejarah Sunan Gunung Jati, namun tetap saja menunjukkan adanya
peningkatan.
Tabel 4.31
Perbedaan pemahaman siswa tentang kaligrafi antara sebelum dan setelah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
27
a. Ada
b. Sedikit
c. Tidak ada
62
34
46
44
24
32
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, antara sebelum dan sesudah diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, lebih dari separuh (68%) siswa
mengemukakan adanya perbedaan pemahaman mereka tentang seni kaligrafi,
meskipun dengan variasi yang berbeda, yakni 44% sangat mengetahui, dan 24%
127
mengetahui namun tidak terlalu banyak. Sedangkan persentase siswa yang tidak
merasakan adanya perbedaan pemahaman mereka tentang ntara sebelum dan
sesudah kaligrafi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam sebesar 32%.
B. Implikasi terhadap Aspek Afektif Siswa
Tabel 4.32
Kecintaan siswa terhadap keunggulan lokal daerahnya No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
28
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
108
33
1
76
23
1
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar siswa (76%) memiliki kecintaan
terhadap keunggulan lokal daerahnya. Sebagian kecil (23%) menyatakan
kecintaan mereka terhadap keunggulan lokal daerahnya, meskipun sedikit. Dan
yang menyatakan tidak memiliki kecintaan terhadap keunggulan lokal daerahnya
hanya sedikit sekali (1%) berkat adanya Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
yang mengintegrasikan keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Secara lebih detail, kecintaan siswa terhadap keunggulan lokal
daerahnya yang sekaligus menjadi materi keunggulan lokal yang diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada lima tabel
di bawah ini.
128
Tabel 4.33 Rasa bangga siswa terhadap keunggulan lokal daerahnya setelah mengikuti
pembelajaran Pendidikan Agama Islam No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
29
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
125
16
1
88
11
1
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, setelah keunggulan lokal diintegrasikan ke dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 99% (hampir semua) siswa memiliki
rasa bangga terhadap keunggulan lokal daerahnya. Yang tidak memiliki rasa
bangga terhadap keunggulan lokal daerahnya, terlebih setelah mengikuti
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mengintegrasikan keunggulan lokal
ke dalamnya hanya sedikit sekali (1%). Ini menunjukkan bahwa pembelajaran
Pendidikan Agama Islam yang mengintegrasikan keunggulan lokal ke dalamnya
telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Tabel 4.34
Rasa bangga siswa terhadap daerahnya karena selalu dihubungkan dengan Sunan Gunung Jati
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
30
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
122
20
0
86
14
0
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, setelah sejarah Sunan Gunung Jati diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagian besar siswa (86%)
merasa bangga terhadap daerahnya, karena selalu dihubungkan dengan Sunan
129
Gunung Jati. Sebagian kecil dari mereka (14%) juga memiliki rasa bangga
meskipin sedikit, dan tidak ada sama sekali (0%) siswa yang tidak merasa
bangga terhadap daerahnya, karena selalu dihubungkan dengan Sunan Gunung
Jati. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
memasukkan materi sejarah Sunan Gunung Jati telah menunjukkan hasil yang
memuaskan.
Tabel 4.35
Rasa bangga siswa terhadap daerahnya karena menjadi tempat Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
31
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
131
10
1
92
7
1
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, setelah sejarah Sunan Gunung Jati diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagian besar siswa (82%)
merasa bangga terhadap daerahnya karena menjadi tempat Sunan Gunung Jati
menyebarkan agama Islam, sedikit sekali (7%) yang rasa bangga terhadap
daerahnya hanya sedikit, dan sedikit sekali (1%) siswa yang tidak merasa
bangga terhadap daerahnya karena menjadi tempat Sunan Gunung Jati
menyebarkan agama Islam.
130
Tabel 4.36 Kebanggaan dan kecintaan siswa terhadap daerahnya karena sering dikunjungi
masyarakat
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
32
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
131
11
0
92
8
0
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hampir seluruh siswa (92%) memiliki rasa bangga dan
cinta terhadap daaerahnya karena sering dikunjungi para peziarah, sedikit sekali
(8%) siswa yang rasa bangga dan rasa cintanya hanya sedikit, dan tidak ada
sama sekali (0%) siswa yang tidak memiliki rasa bangga dan cinta terhadap
daaerahnya karena sering dikunjungi para peziarah.
Tabel 4.37
Rasa bangga terhadap daerahnya karena disebut kota wali berkat keberadaan Sunan Gunung Jati di masa lalu
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
33
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
135
5
2
95
4
1
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hampir seluruh siswa (95%) memiliki kecintaan dan
rasa bangga terhadap daerahnya karena disebut kota wali berkat keberadaan
Sunan Gunung Jati di masa lalu. Sedikit sekali (4%) yang rasa cinta dan
bangganya hanya sedikit. Sebaliknya, hampir tidak ada (1%) siswa yang tidak
memiliki kecintaan terhadap daerahnya karena disebut kota wali berkat
keberadaan Sunan Gunung Jati di masa lalu, sebagi implikasi dari
131
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang mengintegrasikan
keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tabel 3.38
Rasa bangga menjadi warga Cirebon No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
34
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
138
4
0
97
3
0
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hampir seluruh (97%) siswa merasa bangga menjadi
warga Cirebon. Sedikit sekali (3%) siswa yang menyatakan kecintaannya hanya
sedikit, dan tidak ada sama sekali (0%) siswa yang tidak memiliki rasa bangga
menjadi warga Cirebon setelah keunggulan lokal daerah Cirebon diintegrasikan
ke dalam mata-mata pelajaran di SMA Negeri 1 Pabedilan, termasuk mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.39
Pandangan siswa tentang unsur-unsur keislaman pada seni Burok masa lalu No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
35
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
56
63
23
40
44
16
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar (84%) siswa melihat adanya nilai-nilai
atau unsur-unsur keislaman dalam seni Burok masa lalu. Hanya sebagian kecil
(16%) yang tidak melihat adanya nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam
132
seni Burok masa lalu setelah seni Burok iintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.40
Pandangan siswa tentang unsur keislaman pada seni Burok masa sekarang No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
36
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
22
67
53
16
47
37
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hanya sebagian kecil (16%) siswa melihat adanya
nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam seni Burok masa sekarang. Hampir
separuh (47%) siswa juga melihat adanya nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman
dalam seni Burok masa sekarang, namun nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman
itu hanya sedikit. Sedangkan sebagian kecil (37%) siswa menyatakan tidak
melihat adanya nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam seni Burok masa
sekarang, setelah seni Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Tabel 4.41 Keinginan siswa untuk menjadi seniman burok setelah mengetahui adanya
unsur-unsur keislaman pada seni Burok pada masa lalu No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
37
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
5
37
100
4
26
70
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sekalipun telah mengetahui adanya nilai-nilai atau
unsur-unsur keislaman dalam seni Burok masa lalu, namun sedikit sekali (4%)
133
siswa yang ingin menjadi seniman burok, Sebagian kecil (26%) menyatakan
sedikit ada keinginan untuk menjadi seniman Burok, dan sebagian besar (70%)
menyatakan tidak memiliki keinginan untuk menjadi seniman Burok, sekalipun
telah mengetahui adanya nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman dalam seni
Burok masa lalu. Hal ini dimungkinkan karena menjadi seniman itu, di samping
banyak dipengaruhi oleh kegemaran (hobi) dan bakat, juga dipengaruhi oleh
pilihan dalam menentukan karir.
Tabel 4.42
Keinginan siswa untuk menjadi seniman Burok untuk memunculkan kembali nilai-nilai atau unsur-unsur keislaman pada seni Burok
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
38
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
42
56
44
30
39
31
Jumlah 142 100
Berkaitan dengan keinginan siswa untuk menjadi seniman Burok dalam rangka
memunculkan atau mengembalikan kembali unsur-unsur atau nilai-nilai
keislaman pada seni Burok, sebagian kecil (30%) siswa menyatakan
keinginannya, sebagian kecil lagi (39%) menyatakan ada keinginan walaupun
sedikit, dan sebagian kecil lainnya (31%) menyatakan tidak ingin menjadi
seniman Burok. Hal ini mungkin saja terjadi karena begitu beratnya tantangan
untuk memunculkan unsur-unsur atau nilai-nilai keislaman dalam seni Burok,
mengingat tantangan yang dihadapi untuk itu tidaklah ringan. Di antara
tantangan itu adalah rendahnya minat masyarakat terhadap seni budaya yang
134
bernafaskan Islam, dan kecenderungan masyarakat yang terlanjur memandang
seni Burok hanya dari unsur hiburan semata.
Tabel 4.43
Keinginan siswa menciptakan kembali seni Burok yang Islami No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
39
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
53
54
35
37
38
25
Jumlah 142 100
Berkaitan dengan keinginan siswa untuk menciptakan seni Burok yang Islami,
setelah seni Burok diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, sebagian kecil (37%) siswa menyatakan keinginannya, sebagian lagi
(38%) menyatakan ada keinginan walaupun sedikit, dan sebagian lainnya (25%)
menyatakan tidak ingin mengembangkan seni Burok yang Islami.
Tabel 4.44
Keinginan siswa untuk menjadi seniman kaligrafi Islam/Arab No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
40
a. Ya
b. Sedikit
c. Tidak ada
43
55
44
30
39
31
Jumlah 142 100
Berkaitan dengan keinginan siswa untuk menjadi seniman kaligrafi Islam/Arab,
sebagian kecil (30%) siswa menyatakan keinginannya, sebagian kecil lagi (39%)
menyatakan ada keinginan walaupun sedikit, dan sebagian kecil lainnya (31%)
menyatakan tidak ingin menjadi seniman kaligrafi Islam/Arab. Ini dimungkinkan
135
karena menekuni kaligrafi bukan hanya menyangkut hobi dan bakat, tetapi juga
menyangkut pilihan untuk berkarir dan peluang usaha.
C. Implikasi terhadap Aspek Psikomotor Siswa
Tabel 4.45 Kemampuan siswa menceritakan beberapa aspek atau apisode dari sejarah Sunan
Gunung Jati
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
41
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
20
88
34
14
62
24
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil saja (14%) siswa yang dapat
menceritakan kembali beberapa aspek atau episode sejarah Sunan Gunung Jati,
lebih dari setengahnya (62%) hanya bisa sedikit, dan sebagian kecil lainnya
(24%) tidak dapat menceritakan beberapa aspek atau episode dari sejarah Sunan
Gunung Jati. Dalam analisis penulis, hal ini terjadi karena guru Pendidikan
Agama Islam tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyajikan secara detail
sejarah Sunan Gunung Jati. Sebagaimana diketahui, pengintegrasian sejarah
Sunan Gunung Jati ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut
hanya dapat dilakukan terhadap SK (Standar Kompetensi) yang relevan. Dalam
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal, sejarah Sunan Gunung Jati bukan
merupakan materi tersendiri.
136
Tabel 4.46 Kemampuan siswa memainkan salah satu alat musik yang biasa dimainkan
dalam seni Burok
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
42
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
42
41
59
30
29
41
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (30%) siswa dapat memainkan salah
satu alat musik yang biasa dimainkan dalam seni Burok, sebagian kecil lagi
(29%) kurang mampu, dan hampir setengahnya (41%) tidak mampu memainkan
salah satu alat musik yang biasa dimainkan dalam seni Burok. Hal ini terjadi
karena seni Burok bukan materi yang berdiri sendiri, melainkan hanya materi
yang diintegrasikan ke dalam SK/KD (Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar)
yang relevan, yang memungkinkan seni Burok dapat diintegrasikan ke
dalamnya. Jika seni Burok diintegrasikan ke dalam tema atau pokok bahasan
tentang adab berhias, maka pembahasan tentang seni Burok hanya berkaitan
dengan adab berhias dalam pertunjukan seni Burok, bukan pada cara memainkan
alat musik yang biasa digunakan pada seni Burok. Bagaimana cara memainkan
alat musik dalam seni Burok barangkali tidak disampaikan dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, melainkan pada mata pelajaran kesenian yang juga
mengintegrasikan materi seni Burok ke dalam materi pembelajaran kesenian.
Jadi, tingginya persentase siswa yang tidak bisa memainkan alat-alat musik seni
Burok bukan berarti kegagalan pengintegrasian materi seni Burok ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
137
Tabel 4.47 Kemampuan siswa menyanyikan salah satu lagu yang biasa dinyanyikan dalam
seni Burok zaman dulu
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
43
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
25
40
77
18
28
54
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (18%) siswa dapat menyanyikan salah
satu lagu bercorak Islami yang biasa dinyanyikan dalam seni Burok zaman dulu,
sebagian kecil (28%) hanya bisa sedikit, dan lebih dari setengahnya (54%) tidak
bisa menyanyikan. Hal ini terjadi karena seni Burok bukan materi yang berdiri
sendiri, melainkan hanya materi yang diintegrasikan ke dalam SK/KD (Standar
Kompetensi/Kompetensi Dasar) yang relevan, yang memungkinkan seni Burok
dapat diintegrasikan ke dalamnya. Dalam Standar Kompetensi Pendidikan
Agama Islam, tidak ada materi tentang menyanyi. Oleh karena itu, wajar sekali
jika lebih dari separuh siswa SMA Negeri 1 Pabedilan menyatakan tidak dapat
menyanyikan lagu yang biasa dinyanyikan dalam seni Burok. Materi
menyanyikan lagu-lagu dalam seni Burok barangkali akan didapatkan siswa
dalam mata pelajaran kesenian.
Tabel 4.48 Kemampuan siswa membuat kaligrafi tulisan Arab
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
44
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
32
40
70
23
28
49
Jumlah 142 100
138
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (25%) siswa mampu membuat kaligrafi
tulisan Arab, sebagian kecil (28%) lainnya hanya bisa sedikit, dan hampir
setengahnya (49%) tidak bisa membuat kaligrafi tulisan Arab. Data ini tidak
serta merta mencerminkan ketidakberhasilan Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Ada beberapa alasan yang
dapat dikemukakan. Pertama, membuat kaligrafi tidak hanya merupakan hasil
pembelajaran, namun banyak ditentukan juga oleh faktor bakat. Kedua, faktor
alokasi waktu. Sama seperti dua keunggulan lokal lainnya, kaligrafi juga bukan
merupakan materi yang berdiri sendiri, melainkan materi yang harus
diintegrasikan dengan cara disisipkan pada Standar Kompetensi yang relevan.
Bagaimana cara membuat kaligrafi akan lebih banyak diterima oleh siswa dalam
pembelajaran keterampilan.
D. Implikasi Terhadap Kompetensi Guru
Penulis juga melakukan penelitian untuk memperoleh data tentang pandangan
siswa tentang kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam berkaitan dengan
keharusan mengintegrasikan keunggulan lokal berupa sejarah Sunan Gunung
Jati, seni Burok dan kaligrafi. Untuk maksud ini, penulis mengajukan beberapa
pertanyaan dalam bentuk angket kepada 142 siswa yang dijadikan sumber data
dalam penelitian ini. Hasilnya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
139
Tabel 4.49
Pengintegrasian keunggulan lokal oleh guru Pendidikan Agama Islam ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
45
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
19
96
27
13
68
19
Jumlah 142 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil (13%) siswa menyatakan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam selalu mengintegrasikan keunggulan lokal
ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagian besar (68%) siswa
menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kadang-kadang
mengintegrasikan keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, dan sebagian kecil lainnya (19%) menyatakan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam tidak pernah mengintegrasikan keunggulan lokal ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam tidak selalu mengintegrasikan keunggulan lokal ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Ini dapat dimengerti karena
tidak semua keunggulan lokal dapat dimasukkan ke dalam SK/KD mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
140
Tabel 4.50
Pengintegrasian keunggulan lokal oleh semua guru No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
46
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
19
105
18
13
74
13
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (13%) siswa menyatakan bahwa semua
guru selalu mengintegrasikan keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran yang
diampunya. Sebagian besar (74%) siswa menyatakan kadang-kadang, dan
sebagian kecil (13%) lainnya menyatakan atidak pernah. Ini menunjukkan
bahwa sebagian besar guru hanya sekali-sekali saja memasukkan keunggulan
lokal ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Tabel di atas menunjukkan
bahwa ternyata bukan hanya guru Pendidikan Agama Islam yang tidak selalu
mengintegrasikan keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran yang diampunya.
Guru mata pelajaran lain, atau semua guru juga tidak selalu mengintegrasikan
keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran yang diampunya.
Tabel 4.51
Pengintegrasian sejarah Sunan Gunung Jati oleh guru Pendidikan Agama Islam ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
47
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
19
96
27
13
68
19
Jumlah 142 100
141
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar siswa (68%) menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam kadang-kadang mengintegrasikan sejarah Sunan
Gunung Jati ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagian kecil
(13%) menyatakan selalu, dan sebagian kecil lainnya (19%) menyatakan tidak
pernah. Ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak selalu
mengintegrasikan sejarah Sunan Gunung Jati ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Hal ini tidak salah, karena keharusan mengintgrasikan
keunggulan lokal itu hanya pada SK/KD yang memungkinkan dimasuki
keunggulan lokal saja.
Tabel 4.52
Pengintegrasian seni Burok oleh guru Pendidikan Agama Islam ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
48
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2
35
105
1
25
74
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar (74%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam tidak pernah mengintegrasikan seni Burok ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagian kecil (25%) menyatakan
kadang-kadang, dan sedikit sekali (1%) yang menyatakan selalu. Banyaknya
siswa yang menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak pernah
menyampaikan materi seni Burok dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dimungkinkan karena sulitnya menyisipkan materi seni Burok ke dalam semua
Standar Kompetensi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
142
Sebagaimana ditunjukkan dalam bab IV, dari 36 Standar Kompetensi dari kelas
X sampai dengan kelas XII, hanya ada 12 Standar Kompetensi yang dapat
disisipi materi seni Burok, dan hampir semua Standar Kompetensi yang dapat
sisipi materi seni Burok tersebut adalah materi yang memiliki alokasi waktu 2
jam pelajaran, sehingga kalaupun disisipkan, maka materi seni Burok ini hanya
disampaikan secara sepintas saja.
Tabel 4.53
Pengintegrasian kaligrafi oleh guru Pendidikan Agama Islam ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
49
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5
35
102
3
25
72
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar (72%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam pernah tidak pernah mengintegrasikan kaligrafi ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagian kecil (25%)
menyatakan kadang-kadang, dan sedikit sekali (3%) yang menyatakan selalu.
Besarnya persentase siswa yang menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama
Islam tidak pernah mengintegrasikan materi kaligrafi dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dimungkinkan karena sulitnya menyisipkan materi
kaligrafi ke dalam semua Standar Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Sebagaimana ditunjukkan dalam bab IV, dari 36 Standar Kompetensi dari
kelas X sampai dengan kelas XII, hanya ada 15 Standar Kompetensi yang dapat
disisipi materi kaligrafi, dan hampir semua Standar Kompetensi yang dapat
143
sisipi materi kaligrafi tersebut merupakan materi yang memiliki alokasi waktu 2
jam pelajaran, sehingga kalaupun disisipkan, maka materi kaligrafi ini hanya
disampaikan secara sepintas saja. Di samping itu, kaligrafi juga banyak
dipengaruhi oleh bakat, sehingga tidak semua guru Pendidikan Agama Islam
mampu melatih siswa untuk membuat kaligrafi yang baik.
Dari empat tabel di atas diketahui bahwa di antara tiga keunggulan lokal SMA
Negeri 1 Pabedilan, yang paling banyak diintegrasikan ke dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Agama Islam adalah sejarah Sunan Gunung Jati. Sedangkan
materi seni Burok dan kaligrafi jarang diitegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.54
Penyisipan materi keunggulan lokal oleh guru Pendidikan Agama Islam No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
50
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
25
96
21
17
68
15
Jumlah 142 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil (17%) siswa menyatakan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam selalu menyisipkan materi keunggulan
lokal. Lebih dari setengahnya (68%) menyatakan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam menyisipkan materi keunggulan lokal oleh guru Pendidikan
Agama Islam hanya kadang-kadang saja. Dan sebagian kecil (15%) menyatakan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak pernah menyisipkan materi
keunggulan lokal. Besarnya persentase siswa yang menyatakan bahwa guru
144
Pendidikan Agama Islam hanya kadang-kadang saja menyisipkan materi
keunggulan lokal dapat dipahami karena keunggulan lokal tersebut hanya
disisipkan pada Standar Kompetensi yang relevan.
Tabel 4.55
Penyisipan sejarah Sunan Gunung Jati oleh guru Pendidikan Agama Islam No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
51
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
21
67
54
15
47
38
Jumlah 142 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil (15%) siswa menyatakan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam selalu menyisipkan materi sejarah Sunan
Gunung Jati dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hampir separuh
(47%) siswa menyatakan bahwa penyisipan materi sejarah Sunan Gunung Jati
oleh guru Pendidikan Agama Islam hanya kadang-kadang saja. Dan sebagian
kecil (38%) lagi menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak pernah
menyisipkan materi sejarah Sunan Gunung Jati ke dalam materi Pendidikan
Agama Islam.
Tabel 4.56
Penyisipan materi seni Burok oleh guru Pendidikan Agama Islam No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
52
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
18
49
75
13
34
53
Jumlah 142 100
145
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil siswa (13%) menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam selalu menyisipkan seni Burok dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, sebagian kecil menyatakan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam hanya kadang-kadang saja menyisipkan seni Burok dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan lebih dari setengah (53%) dari
keseluruhan siswa SMA Negeri 1 Pabedilan menyatakan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam tidak pernah menyisipkan seni Burok dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.57
Penyisipkan materi kaligrafi oleh guru Pendidikan Agama Islam No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
53
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
22
58
62
15
41
44
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil siswa (15%) menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam selalu menyisipkan materi kaligrafi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hampir separuh (44%) siswa
menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak pernah menyisipkan
materi kaligrafi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan hampir
separuh lagi (41%) menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam
menyisipkan materi kaligrafi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
hanya kadang-kadang saja.
146
Tabel 4.58 Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam mengintegrasikan keunggulan lokal
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
54
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
57
61
24
40
43
17
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hampir separuh (40%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu mengintegrasikan keunggulan lokal ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hampir separuh lagi (43%)
menyatakan guru Pendidikan Agama Islam kurang mampu, dan sebagian kecil
(17%) menyatakan guru Pendidikan Agama Islam tidak mampu mengintgrasikan
keunggulan lokal. Data ini menunjukkan bahwa dalam pandangan hampir
separuh siswa, guru Pendidikan Agama Islam dianggap mampu menyampaikan
materi keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jika
persentase siswa yang menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kurang
mampu mengintegrasikan keunggulan lokal cukup tinggi, yakni hampir separuh
dari jumlah siswa, itu dimungkinkan terjadi karena siswa hanya mendapati guru
Pendidikan Agama Islam menyampaikan materi keunggulan lokal pada waktu-
waktu tertentu saja.
147
Tabel 4.59 Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam menintegrasikan sejarah Sunan
Gunung Jati
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
55
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
57
58
27
40
41
19
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hampir separuh (40%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu mengintegrasikan materi sejarah Sunan
Gunung Jati ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hampir separuh
(41%) lagi menyatakan guru Pendidikan Agama Islam kurang mampu, dan
sebagian kecil (19%) menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak
mampu mengintegrasikan materi sejarah Sunan Gunung Jati ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Data ini menunjukkan bahwa dalam
pandangan sebagian besar siswa, guru Pendidikan Agama Islam dianggap
mampu mengintegrasikan sejarah Sunan Gunung Jati ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.60
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam mengintegrasikan seni Burok
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
56
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
27
64
51
19
45
36
Jumlah 142 100
148
Berdasarkan tabel di atas, hanya sebagian kecil (19%) siswa menyatakan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam mampu mengintegrasikan materi seni Burok ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hampir separuhnya (45%)
menyatakan guru kurang mampu, dan sebagian lagi (36%) menyatakan guru
Pendidikan Agama Islam tidak mampu mengintegrasikan materi seni Burok ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Data ini menunjukkan bahwa
dalam pandangan sebagian besar siswa, guru Pendidikan Agama Islam dianggap
mampu mengintegrasikan seni Burok ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Tabel 4.61
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam mengintegrasikan kaligrafi
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
57
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
30
66
46
21
47
32
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (21%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu mengintegrasikan materi kaligrafi ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hampir separuhnya (47%) menyatakan
guru Pendidikan Agama Islam kurang mampu, dan sebagian kecil (32%)
menyatakan guru tidak mampu mengintegrasikan kaligrafi ke dalam materi
Pendidikan Agama Islam. Data ini menunjukkan bahwa dalam pandangan
sebagian besar siswa, guru Pendidikan Agama Islam dianggap mampu
mengintegrasikan kaligrafi ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
149
Tabel 4.62 Penguasaan guru Pendidikan Agama Islam terhadap materi keunggulan lokal
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
58
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
69
68
5
49
48
3
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, hampir separuh (49%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu menguasai materi keunggulan lokal, hampir
separuhnya lagi (48%) menyatakan guru Pendidikan Agama Islam kurang
menguasai, dan sedikit sekali (3%) yang menyatakan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam tidak menguasai materi keunggulan lokal. Data ini menunjukkan
bahwa dalam pandangan hampir semua siswa, guru Pendidikan Agama Islam
dianggap mampu menyampaikan materi keunggulan lokal ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.63
Penguasaan guru Pendidikan Agama Islam terhadap sejarah Sunan Gunung Jati
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
59
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
71
62
9
50
44
6
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, separuh (50%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam menguasai materi sejarah Sunan Gunung Jati, hampir
separuhnya lagi (44)% menyatakan guru Pendidikan Agama Islam kurang
150
mampu, dan sedikit sekali (6%) siswa yang menyatakan guru Pendidikan Agama
Islam tidak menguasai materi sejarah Sunan Gunung Jati.
Tabel 4.64
Penguasaan guru Pendidikan Agama Islam terhadap materi kaligrafi
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
60
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
46
64
32
32
45
23
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (32%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam menguasai materi kaligrafi, hampir separuhnya (45%)
menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kurang menguasai, dan
sebagian kecil (23%) menyatakan guru Pendidikan Agama Islam tidak
menguasai materi kaligrafi. Data ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam kurang mampu menyampaikan materi kaligrafi.
Tabel 4.65
Penguasaan guru Pendidikan Agama Islam terhadap materi seni Burok
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
61
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
6
84
52
4
59
37
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sedikit sekali (4%) siswa yang menyatakan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam menguasai materi seni Burok, lebih dari
separuhnya (59%) menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kurang
151
menguasai, dan sebagian kecil (37%) menyatakan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam tidak menguasai materi seni Burok.
Tabel 4.66
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam menyampaikan materi keunggulan lokal dengan baik
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
62
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
79
51
12
56
36
8
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, lebih dari separuh (56%) siswa menyatakan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam mampu menyampaikan materi keunggulan lokal
dengan baik, sebagian kecil (36%) menyatakan kurang mampu, dan sebagian
kecil (8%) lagi menyatakan guru Pendidikan Agama Islam tidak mampu
menyampaikan materi keunggulan lokal dengan baik.
Tabel 4.67
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam menyampaikan materi sejarah Sunan Gunung Jati dengan baik
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
63
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
71
57
14
50
40
10
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, separuh (50%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu menyampaikan materi sejarah Sunan Gunung
Jati dengan baik, hampir separuhnya (40%) menyatakan bahwa guru Pendidikan
152
Agama Islam kurang mampu, dan sebagian kecil (10%) menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam tidak mampu menyampaikan materi sejarah Sunan
Gunung Jati dengan baik.
Tabel 4.68
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam menyampaikan materi seni Burok dengan baik
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
64
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
49
52
41
34
37
29
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (34%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu menyampaikan materi seni Burok dengan
baik, sebagian kecil (37%) menyatakan bahwa guru kurang mampu
menyampaikan materi seni Burok dengan baik, dan sebagian kecil lagi (29%)
menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak mampu menyampaikan
materi seni Burok dengan baik.
Tabel 4.69
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam menyampaikan materi kaligrafi dengan baik
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
65
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
54
59
29
38
42
20
Jumlah 142 100
153
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (38%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu menyampaikan materi kaligrafi dengan baik,
hampir separuhnya (42%) menyatakan bahwa guru kurang mampu
menyampaikan materi kaligrafi dengan baik, dan sebagian kecil (20%)
menyatakan guru Pendidikan Agama Islam tidak mampu menyampaikan materi
kaligrafi dengan baik.
Tabel 4.70
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam mempraktikkan materi keunggulan lokal
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
66
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
35
86
21
25
60
15
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (25%) dari jumlah siswa menyatakan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam mampu mempraktikkan materi
keunggulan lokal, lebih dari separuh siswa (60%) menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam kurang mampu mempraktikkan materi keunggulan
lokal, dan sebagian kecil (15%) menyatakan bahwa guru tidak mampu
mempraktikkan materi keunggulan lokal.
154
Tabel 4.71 Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam mempraktikkan atau memainkan
alat musik yang biasa dimainkan dalam seni Burok
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
67
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
24
65
53
17
46
37
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (24%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu mempraktikkan atau memainkan alat musik
dalam seni Burok, hampir separuhnya (46%) menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam kurang mampu mempraktikkan atau memainkan alat
musik dalam seni Burok, dan sebagian kecil (37%) menyatakan bahwa guru
tidak mampu mempraktikkan atau memainkan alat musik dalam seni Burok.
Banyaknya siswa yang menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam
jarang, atau bahkan tidak pernah mempraktikkan bagaimana cara memainkan
alat musik yang biasa dimankan dalam seni Burok dimungkinkan karena tidak
adanya materi pokok atau SK/KD Pendidikan Agama Islam yang menuntut guru
Pendidikan Agama Islam untuk mempraktikkan hal itu. Sebagaimana
ditunjukkan dalam bab IV, dari 36 Standar Kompetensi dari kelas X sampai
dengan kelas XII, hanya ada 12 Standar Kompetensi yang dapat disisipi materi
seni Burok, dan hampir semua Standar Kompetensi yang dapat sisipi materi seni
Burok tidak ada hubungannya dengan praktik memainkan alat musik. Masalah
lain adalah semua SK/KD yang dapat sisipkan seni Burok ke dalamnya hanya
155
memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran, sehingga materi seni Burok ini hanya
disampaikan secara sepintas saja.
Tabel 4.72
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam menyanyikan lagu bernuansa Islami yang biasa dinyanyikan dalam seni Burok zaman dulu
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
68
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
50
53
39
35
37
28
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (35%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu menyanyikan lagu bercorak Islami yang biasa
dinyanyikan dalam seni Burok zaman dulu, sebagian kecil (37%) menyatakan
bahwa guru kurang mampu menyanyikan lagu bercorak Islami yang biasa
dinyanyikan dalam seni Burok zaman dulu, dan sebagian kecil (28%)
menyatakan guru tidak mampu menyanyikan lagu bercorak Islami yang biasa
dinyanyikan dalam seni Burok zaman dulu.
Tabel 4.73
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam membuat kaligrafi tulisan Arab
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
69
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
45
56
41
32
39
29
Jumlah 142 100
156
Berdasarkan tabel di atas, sebagian kecil (32%) siswa menyatakan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mampu membuat kaligrafi tulisan Arab, sebagian kecil
(39%) menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kurang mampu
membuat kaligrafi tulisan Arab, dan sebagian kecil (29%) menyatakan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam tidak mampu membuat kaligrafi tulisan Arab.
Data di atas menunjukkan tingginya persentase siswa yang menyatakan guru
Pendidikan Agama Islam kurang mampu, bahkan tidak mampu membuat
kaligrafi Arab. Sebagaimana diketahui, kaligrafi itu seni, dan tidak semua guru
Pendidikan Agama Islam memiliki bakat seni.
Tabel 4.74
Kebiasaan guru Pendidikan Agama Islam mempraktikkan materi keunggulan lokal
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
70
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
32
65
45
22
46
32
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sebagian (22%) dari jumlah siswa menyatakan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam suka mempraktikkan materi keunggulan lokal,
hampir dari separuh siswa (46%) menyatakan kadang-kadang, dan sebagian lagi
(32%) menyatakan tidak pernah. Data di atas menunjukkan bahwa hanya
sebagian kecil saja siswa yang menyatakan guru Pendidikan Agama Islam
mempraktikkan materi keunggulan lokal. Ini tidak berarti bahwa guru
Pendidikan Agama Islam tidak melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan
157
Lokal untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena inti dari
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal adalah menyisipkan dan menyesuaikan
materi keunggulan lokal ke dalam Standar Kompetensi yang relevan.
Tabel 4.75
Kebiasaan guru Pendidikan Agama Islam mempraktikkan atau memainkan alat musik dalam seni Burok
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
71
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
11
28
103
8
20
72
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sedikit sekali (8%) siswa yang menyatakan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam suka mempraktikkan atau memainkan alat musik
dalam seni Burok, sebagian kecil (20%) menyatakan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam kadang-kadang mempraktikkan atau memainkan alat musik dalam
seni Burok, dan sebagian besar (72%) siswa menyatakan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam tidak pernah mempraktikkan atau memainkan alat musik dalam
seni Burok.
Tabel 4.76
Kebiasaan guru Pendidikan Agama Islam mempraktikkan atau menyanyikan lagu-lagu Islami yang biasa dinyanyikan dalam seni Burok zaman dulu
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
72
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
4
40
90
3
28
69
Jumlah 142 100
158
Berdasarkan tabel di atas, sedikit sekali (3%) siswa yang menyatakan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam suka menyanyikan lagu bercorak Islami yang
biasa dinyanyikan dalam seni Burok zaman dulu dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, sebagian kecil (28%) menyatakan kadang-kadang, dan
lebih dari separuh siswa (69%) menyatakan bahwa guru tidak pernah
mempraktikkan menyanyikan lagu bercorak Islami yang biasa dinyanyikan
dalam seni Burok zaman dulu dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.77
Kebiasaan guru Pendidikan Agama Islam mempraktikkan pembuatan kaligrafi tulisan Arab
No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase
73
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
9
49
84
6
35
59
Jumlah 142 100
Berdasarkan tabel di atas, sedikit sekali (6%) siswa yang menyatakan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam suka mempraktikkan membuat kaligrafi tulisan
Arab dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagian kecil (35%)
menyatakan kadang-kadang, dan lebih dari separuh siswa (59%) menyatakan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak pernah mempraktikkan membuat
kaligrafi Arab. Praktik membuat kaligrafi lebih banyak dilakukan siswa pada
pembelajaran kesenian. Tugas guru Pendidikan Agama Islam dalam Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal adalah hanya memasukkan materi kaligrafi pada
Standar Kompetensi yang relevan.
top related