10. bab 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2009-1-00245-ka bab...
Post on 17-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar/Umum
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Williams dan Sawyer (2005, p12), data adalah fakta-
fakta yang belum diproses menjadi informasi.
Menurut O’Brien (2005, p696), data adalah fakta mentah, dan
biasanya berupa fenomena fisik atau transaksi bisnis.
Menurut McLeod (2007, p9), data adalah fakta-fakta yang belum
diolah yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai.
Menurut Hall (2001, p14), data adalah fakta yang dapat ataupun
tidak dapat diproses, dan tidak berpengaruh secara langsung kepada
pemakai.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2005, p703), informasi adalah data yang telah
diproses menjadi suatu konteks, dan memiliki manfaat serta berarti untuk
pemakai tertentu.
Menurut McLeod (2007, p9), informasi adalah data yang telah
diproses atau data yang sudah lebih memiliki arti bagi kebutuhan
penggunanya.
9
Menurut Wilkinson (2001, p3), informasi adalah pengetahuan
yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1), informasi adalah data
yang berguna dan dapat diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat.
Menurut Gondodiyoto (2003, p13), informasi adalah data yang
sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya.
2.1.3 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2005, p8), sistem adalah kumpulan
komponen-komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam suatu
proses perubahan yang teratur.
Menurut McLeod (2007, p11), sistem adalah sekelompok elemen
yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Mathiassen (2000, p9), sistem adalah kumpulan
komponen-komponen yang mengimplementasikan kebutuhan-kebutuhan
pemodelan, fungsi dan antar muka.
2.1.4 Pengertian Analisis Sistem
Menurut McLeod (2007, p74), analisis sistem adalah penelitian
terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru
atau memperbaharui sistem yang telah ada tersebut.
10
Menurut Mulyadi (2001, p41), analisis sistem adalah suatu
proses yang membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasikan
informasi yang diperlukan oleh pemakai dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p21), analisis sistem
adalah suatu formulasi dan evaluasi solusi-solusi dari masalah sistem,
penekanan dalam analisis sistem adalah pada tujuan keseluruhan sistem
2.1.5 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Mulyadi (2001, p51), perancangan sistem adalah suatu
proses penerjemahan kebutuhan-kebutuhan dari pemakai informasi ke
dalam alternatif rancangan sistem yang diusulkan kepada pemakai
informasi tersebut untuk dipertimbangkan.
Menurut Whitten (2004, p39), perancangan sistem adalah suatu
teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis
sistem), dan merangkai kembali bagian–bagian komponen menjadi sebuah
sistem yang lengkap.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p21), perancangan sistem
adalah proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses
analisis sistem. Perancangan sistem termasuk evaluasi efektivitas dan
efisiensi relatif dalam perancangan sistem dan lingkup kebutuhan
keseluruhan sistem.
11
2.1.6 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p703), sistem informasi merupakan
kombinasi yang teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi di dalam sebuah organisasi.
Menurut Hall (2001, p7), sistem informasi adalah sebuah
rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi
informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.
Menurut Wilkinson (2001, p4), sistem informasi adalah suatu
kerangka kerja dengan sumber daya (manusia, komputer) yang
dikoordinasikan untuk mengubah data menjadi informasi guna mencapai
sasaran-sasaran perusahaan.
2.1.7 Sumber Daya Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p5), sumber daya dasar sistem
informasi terdiri dari:
Sumber daya manusia
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi.
Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar SI.
‐ Pemakai akhir (juga disebut sebagai pemakai atau klien) adalah
orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi
yang dihasilkan sistem tersebut.
12
‐ Pakar SI adalah orang-orang yang mengembangkan dan
mengoperasikan sistem informasi.
Sumber daya hardware
Konsep sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan
fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Secara khusus,
sumber daya ini meliputi tidak hanya mesin, seperti komputer dan
perlengkapan lainnya, tetapi juga semua media data, yaitu objek
berwujud tempat data dicatat, dari lembaran kertas hingga disk
magnetis atau optikal. Contoh-contoh hardware dalam sistem
informasi berbasis komputer adalah :
‐ Sistem komputer
‐ Periferal komputer
Sumber daya software
Konsep sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah
pemrosesan informasi. Ini tidak hanya meliputi rangkaian perintah
operasi yang disebut program, dengan hardware komputer
pengendalian dan langsung, tetapi juga rangkaian perintah pemrosesan
informasi yang disebut prosedur yang dibutuhkan orang-orang.
Sumber daya data
Data dapat berupa banyak bentuk, termasuk data alfanumerik
tradisional, yang terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya
yang menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan entitas lainnya.
Sumber daya jaringan
13
2.1.8 Pengertian Analisis Sistem Informasi
Menurut Whitten (2004, p186), analisis sistem informasi adalah
suatu fase pengembangan di dalam sebuah proyek pengembangan sistem
informasi yang fokus utamanya pada masalah atau persyaratan–persyaratan
bisnis, terpisah dari teknologi apapun yang dapat atau akan digunakan
untuk mengimplementasikan solusi pada masalah tersebut.
2.1.9 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut O’Brien (2005, p706), sistem informasi manajemen
adalah suaut sistem yang menyediakan informasi dalam bentuk laporan
yang sebelumnya telah ditentukan dan memberikan dukungan berupa
pengambilan keputusan bisnis.
Menurut McLeod (2007, p10), sistem informasi manajemen
adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai yang serupa.
2.1.10 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Menurut situs (http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op
=read&id=jbptitbgd-gdl-s1-2006-adhitya-1380&q=Informasi), Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan merupakan suatu sistem komputerisasi
manajemen yang mengelola administrasi akademik yang meliputi
pemasukan data, pengolahan, dan editing data, serta otomasi pelaporan.
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ini dapat menjadi alat dalam
mengelola dan mencari informasi akademik secara efektif dan efisien.
14
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.2.1 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut Brady, Monk, dan Wagner (2001, p153), Enterprise
Resource Planning (ERP) adalah sebuah sistem yang membantu untuk
mengatur proses bisnis dalam suatu kesatuan yang terintegrasi, seperti
marketing, produksi, pembelian dan accounting, dan menyimpan semua
transaksi dalam suatu database yang digunakan perusahaan serta
menyediakan manajemen reporting tools.
Menurut Whitten (2004, p33), Enterprise Resource Planning
(ERP) adalah suatu aplikasi yang sepenuhnya mengintegrasikan sistem
informasi yang kecil maupun inti fungsi bisnis (termasuk proses transaksi
dan manajemen informasi untuk fungsi bisnis itu sendiri).
Menurut Olson (2004, p9), Enterprise Resource Planning (ERP)
adalah suatu sistem perangkat lunak yang memiliki pengaruh yang sangat
besar dalam proses komputerisasi organisasi. ERP menawarkan teknologi,
proses yang efisien, keuangan, strategi, dan manfaat bagi organisasi
daripada sistem komputerisasi yang berbeda dan bermacam-macam.
2.2.2 Manfaat Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut O’Brien (2005, p320), sistem ERP dapat menghasilkan
manfaat bisnis yang signifikan bagi perusahaan. Berikut adalah berbagai
manfaat ERP, yaitu :
15
Kualitas dan Efisiensi
ERP menciptakan kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan
meningkatkan proses bisnis internal perusahaan atau organisasi
yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam kualitas serta
efisiensi layanan pelanggan, produksi, dan distribusi.
Penurunan Biaya
Banyak perusahaan melaporkan penurunan signifikan dalam biaya
pemrosesan transaksi dan hardware, software, serta karyawan
pendukung TI, jika dibandingkan dengan sistem warisan yang
tidak terintegrasi yang digantikan oleh sistem ERP baru mereka.
Pendukung Keputusan
ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas fungsi
yang sangat penting secara cepat untuk para manajer agar dapat
secara signifikan meningkatkan kemampuian mereka dalam
mengambil keputusan secara tepat waktu di lintas bisnis
keseluruhan perusahaan.
Kelincahan Perusahaan
Mengimplementasikan sistem ERP meruntuhkan banyak dinding
departemen dan fungsi atau berbagai proses bisnis, sistem
informasi dan sumber daya informasi. Hal ini menghasilkan
struktur organisasi, tanggung jawab manajerial, dan peran kerja
yang lebih fleksibel, dan karenanya menghasilkan organisasi serta
tenaga kerja yang lebih lincah, yang dapat dengan lebih mudah
memanfaatkan berbagai peluang bisnis baru.
16
2.2.3 Pengertian Pendidikan
Menurut situs (http://duniapsikologi. dagdigdug.com/2008/11/27/
pengertian-pendidikan/), pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran
bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih
tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan
perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
2.2.4 Pengertian Best Practice
Menurut Olson (2004, p54), best practice adalah suatu metode
yang telah dipertimbangkan sebagai metode yang unggul dibandingkan
dengan metode-metode yang lainnya.
Menurut situs (http://id.wikipedia.org/wiki/ Praktik_terbaik), best
practice adalah suatu cara paling efektif dan efisien untuk menyelesaikan
suatu tugas, berdasarkan suatu prosedur yang dapat diulangi yang telah
terbukti sukses untuk banyak orang dalam jangka waktu yang cukup lama
atau juga sering digunakan untuk menjelaskan proses pengembangan suatu
cara standar untuk melakukan suatu hal yang dapat digunakan oleh
berbagai organisasi.
2.2.5 Pengertian Proses Bisnis
Menurut Burlton (2001, p72), proses bisnis merupakan urutan
kegiatan yang terjadi dari awal sampai akhir untuk memberikan hasil yang
memuaskan bagi pelanggan, dimulai dari masukan berupa bahan mentah,
17
informasi, pengetahuan, komitmen dan status yang akan diubah menjadi
suatu keluaran atau hasil yang berguna.
Menurut Smith, Neal, Ferrara, dan Hyden (2002, p4), proses
bisnis memiliki karakteristik sebagai berikut :
‐ Besar dan kompleks
‐ Sangat dinamis
‐ Didistribusikan secara luas dan dikostumisasi melewati batas didalam
bisnis
‐ Pelaksanaan yang lama
‐ Terotomatisasi, setidaknya dalam bagian. Aktivitas rutin seharusnya
digunakan dengan komputer apabila memungkinkan, demi kecepatan
dan kehandalan
‐ Ketergantungan terhadap intelijensi dan penilaian manusia. Manusia
melakukan tugas-tugasnya yang tidak terstruktur untuk didelegasikan
kepada komputer atau yang memerlukan interaksi pribadi dengan
pelanggan
‐ Sulit untuk membuatnya terlihat. Banyak perusahaan, proses-proses
tidak dengan sengaja atau dengan tegas dilakukan, tetapi tidak
didokumentasikan dan harus lengkap, menanamkannya dalam sejarah
organisasi
Menurut situs (http://en.wikipedia.org/wiki/businessprocess),
proses bisnis adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu, yang dapat dipecah menjadi
18
beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga
berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya.
2.2.6 Pengertian Business Process Management (BPM)
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p11), Business Process
Management (BPM) adalah pencapaian dari tujuan organisasi melalui
pengembangan, pengaturan dan kontrol dari proses bisnis yang esensi.
Menurut Burlton (2001, p.73), Business Process Management
(BPM) adalah suatu proses yang memastikan perkembangan yang
berkesinambungan dalam kinerja perusahaan. Terkadang, manajemen
proses bisnis ini berarti melakukan suatu perubahan secara radikal, yang
berarti terjadinya pengecekan kembali seluruh proses yang sedang berjalan
dan memperbaharui keseluruhan proses tersebut, atau juga hanya sebatas
pemantauan yang berkesinambungan atas proses yang berjalan dan terjadi
peningkatan dengan melakukan sedikit perubahan.
Menurut situs (http://id.saltanera.com/bahan/manajemen
/manajemen-proses-bisnis-mendorong-efisiensi-dan-menumbuhkan-nilai-
kompetitif), Business Process Management (BPM) adalah sebuah
pendekatan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi melalui
pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola
perubahan, serta membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol
seluruh elemen pada proses bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok,
dan workflow. BPM meningkatkan kualitas proses bisnis melalui
penyediaan mekanisme feedback yang lebih baik. Review yang
19
berkesinambungan dan real-time akan membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi masalah dan kemudian mengatasinya secara lebih cepat
sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih besar.
2.2.7 Business Process Management (BPM) Framework
Gambar 2.1 BPM ImplementationFramework
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p53), ada 10 fase di dalam
kerangka kerja pembuatan Business Process Management (BPM), yaitu :
20
1. Organization Foundation
Pada fase ini dibahas mengenai organisasi yang terkait secara jelas,
mulai dari aspek internal dan eksternal organisasi, visi dan misi
organisasi, tujuan organisasi, sasaran organisasi, struktur organisasi,
nama unit dan deskripsi dari unit yang terlibat, strategi untuk
mencapai tujuan dan sasaran, strategi implementasi perusahaan,
konteks model bisnis serta strategi pembeda utama.
2. Process Foundation
Pada fase ini dibahas mengenai hasil analisa dari proses bisnis yang
sedang berjalan, yang berguna untuk dapat dilakukan
pengembangan-pengembangan pada proses bisnis tersebut. Fase ini
terdiri dari arsitektur awal proyek, gambaran proses organisasi dan
daftar proses end-to-end.
3. Technology Foundation
Pada fase ini berisi gambaran mengenai sistem yang sedang berjalan
serta teknologi dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholder) di dalam organisasi. Ini
terdiri dari gambaran dan Blue print Arsitektur TI, penentuan
peralatan dan teknologi yang dibutuhkan, identifikasi sistem yang
sedang berjalan, canonical data and data source dictionary,
portofolio fungsionalitas bisnis awal serta penentuan tim proyek
teknis yang dibutuhkan.
21
4. BPM Foundation
Pada fase ini tidak hanya disediakan cara untuk memulai suatu
proyek, tetapi juga dilengkapi dengan langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk membuat suatu proyek yang sukses. Di dalam fase
ini terdiri atas pembuatan definisi dari pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam proyek, harapan dari para
stakeholder yang disetujui dan didokumentasikan, Process Selection
Matrix (PSM), Process Worth Matrix (PWM), proses yang
diprioritaskan untuk tahap elaborasi dan project management.
5. Elaboration
Pada fase ini dibahas mengenai proses bisnis yang sedang berjalan
serta mengidentifikasikan apakah proses bisnis tersebut perlu untuk
dilakukan pengembangkan lagi. Ini terdiri dari appropriate metrics
to establish a baseline for future improvement, root cause analysis,
People Capability Matrix (PCM), available information dan
improvement priorities.
6. Improvement
Pada fase ini dilakukan pengembangan terhadap sistem, dengan
tujuan untuk melakukan modifikasi dari sistem yang ada sekarang
ataupun mengubah dari sistem yang lama ke sistem yang baru, agar
sesuai dengan kebutuhan atau proses bisnis pada saat ini, yang sesuai
dengan pengembangan- pengembangan yang ada pada fase
elaboration. Ini terdiri dari redesigning process models, simulation
models and ABC details, future ABC, people capability matrix and
22
capacity planning, feasibility validation and gap analysis, serta
update business case.
7. People and Technology Development
Pada fase ini, pengembangan pada SDM dan teknologi perlu
dilakukan secara paralel walaupun terdiri dari aspek-aspek yang
berbeda yang berperan di dalam pengembangan. Manusia dibutuhkan
untuk menjalankan dan membuat proses bisnis berjalan secara efektif
dan efisien, sedangkan teknologi dibutuhkan untuk memberikan
dukungan fleksibilitas yang cukup untuk mengatasi perubahan yang
terjadi pada proses bisnis dan bisnis itu sendiri. Ini terdiri dari
dissection and amalgamation of new process info activities,
redesigning role descriptors and goals, performance management
and measurement for appropriate roles, people core capability gap
analysis, a new process-based organization structure, business
process orchestration (BPMN), SOA lifecycle, user interface, serta
software test script and result.
8. Deployment
Fase ini merupakan penindaklanjutan dari pengembangan-
pengembangan yang ada pada fase-fase sebelumnya ke dalam sistem
baru untuk dijalankan dalam kegiatan operasional. Ini terdiri dari
improved or new processes that work satisfactorily serta trained and
motivated staff.
23
9. Monitor and Benefit Realization
Pada fase ini ditetapkan sebuah kerangka untuk mengelola manfaat
proyek bisnis, target, ukuran dan usaha untuk mencapainya. Fase ini
perlu dilakukan karena sebuah proyek belum benar-benar selesai
walaupun sistem yang dikembangkan sudah mulai berjalan. Ini
terdiri dari benefit summary plan, benefit realization register, benefit
milestone matrix dan benefit delivery matrix.
10. Continuous Improvement
Pada fase ini dijelaskan mengenai aspek-aspek pendukung yang
dibutuhkan di dalam pengembangan sistem, agar sistem tetap dapat
berjalan seiring dengan adanya perubahan dan perkembangan di
dalam bisnis. Ini terdiri dari mechanism to manage business process
and identify and realize opportunities for process improvements.
2.2.8 Business Process Management (BPM) Success Stool
Gambar 2.2 BPM Success Stool
24
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p47), BPM success stool
merupakan kunci sukes dari Business Process Management (BPM), yang
terdiri dari :
‐ Process
Untuk membuat suatu BPM yang baik, diperlukan adanya inovasi
proses bisnis pada level yang sesuai ataupun merancang ulang strategi
organisasi dan tujuan proses.
‐ People
Dari semua komponen yang ada di dalam proyek BPM, orang-orang
yang terlibat merupakan poin yang terpenting. Karena orang-orang
inilah yang menjadi kunci dari proses implementasi proses baru.
‐ Technology
Teknologi merupakan semua peralatan pendukung untuk berjalannya
semua proses dan orang-orang yang terlibat di dalam proyek BPM.
‐ BPM Process Management
Ini merupakan kompenen yang menggabungkan komponen process,
technology, dan people. Berguna untuk mengatur proyek agar berjalan
dengan baik.
25
2.2.9 Business Process Management (BPM) Maturity Model
Gambar 2.3 BPM Maturity Model
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p300), BPM Maturity Model
merupakan perlengkapan pendukung untuk membantu organisasi agar
lebih sukses dengan BPM, dimana hasilnya adalah pencapaian yang lebih
besar dalam hal operasional dan keuntungan dalam kinerja bisnis.
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p302), ada 5 tahapan di dalam
maturity dari initiative BPM, yaitu :
1. Initial State
Dimana sebuah organisasi yang berada pada tahapan ini memiliki
BPM yang belum terkoordinasi dan terstruktur.
2. Repeatable
Sebuah organisasi yang berada pada tahapan ini, sudah memiliki
pengalaman dalam membuat BPM dan akan membuat BPM capability
26
serta meningkatkan jumlah orang yang mengawasi organisasi dari
perpektif proses bisnis.
3. Defined
Sebuah organisasi yang berada pada tahapan ini akan mengalami
peningkatan dalam hal pencarian untuk mengembangkan BPM
capability dan memperluas jumlah orang yang terlibat dalam menilai
organisasi dari perspektif proses bisnis.
4. Managed
Sebuah organisasi yang berada pada tahapan ini akan merasakan
keuntungan dari memiliki suatu BPM yang berguna untuk
pengembangan strategi perusahaan.
5. Optimized
Sebuah organisasi yang berada pada tahapan ini akan merasakan
keuntungan dari memiliki suatu BPM yang berguna sebagai bagian inti
dari pengaturan operasional dan strategi di dalam organisasi.
2.2.10 Business Process Modeling Notation (BPMN)
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p196) Business Process
Modeling Notation (BPMN) adalah suatu notasi standar yang dapat berupa
ikon atau gambar untuk digunakan di dalam pemodelan proses bisnis.
Menurut situs (http://en.wikipedia.org/wiki/BPMN), Business
Process Modeling Notation (BPMN) adalah suatu notasi gambar yang
ditetapkan untuk menggambar proses bisnis di dalam sebuah workflow.
Tujuan utama dari BPMN itu sendiri adalah untuk menyediakan notasi
27
standar yang dapat dipahami dengan cepat oleh orang-orang yang
berkepentingan di dalam bisnis (seperti business analysts, technical
developers, dan business managers).
2.2.11 Balance Scorecard
Menurut Khoshafian (2007, p407), balance scorecard adalah
suatu metodologi pengukuran untuk mengukur dan mengikat berbagai
kinerja manajemen untuk mengindikasikan tujuan dari proses yang ada
pada saat ini serta dukungan pencapaian di masa yang akan datang.
Menurut situs (http://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_
skor_berimbang), balance scorecard adalah suatu konsep untuk mengukur
kegiatan-kegiatan operasional pada suatu perusahaan apakah dalam skala
yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar dalam hal visi dan
strategi.
2.2.12 Key Performance Indicators (KPI)
Menurut Khoshafian (2007, p28), Key Performance Indicators
(KPI) adalah suatu penilaian dari kinerja yang menunjukkan progress dari
setiap langkah untuk mencapai tujuan.
Menurut situs (http://en.wikipedia.org/wiki/Key_
performance_indicator), Key Performance Indicators (KPI) merupakan
metric financial ataupun non-finansial yang digunakan untuk membantu
suatu organisasi dalam menentukan dan mengukur kemajuan terhadap
sasaran organisasi.
28
2.2.13 Integrated Enterprise Ecosystem Portal
Gambar 2.4 Integrated Enterprise Ecosystem Portal
(Jeston dan Nelis 2006, p121)
Menurut (Jeston dan Nelis 2006, p121), Integrated Enterprise
Ecosystem Portal merupakan suatu portal bagi pengguna yang
mengintagrasikan berbagai aplikasi, yang terdiri atas :
‐ Corporate Info, merupakan sebuah aplikasi yang menyediakan
informasi mengenai gambaran umum organisasi.
‐ Business Application, merupakan aplikasi-aplikasi yang digunakan di
dalam organisasi.
‐ User Centric Information, merupakan media pendukung yang
membantu user untuk mendapatkan informasi.
‐ Process Outline, berfungsi untuk memonitor setiap kegiatan agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
‐ Worklist/workspace, berfungsi sebagai layar kerja user.
29
2.2.14 Alumni
Menurut situs (http://pusatbahasa.diknas.go.id /kbbi/index.php),
alumni adalah orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu
sekolah atau perguruan tinggi.
2.2.15 Kolaborasi
Menurut situs (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ index.php),
kolaborasi adalah suatu perbuatan kerjasama.
Menurut situs (http://crs.uvm.edu/nnco/), kolaborasi adalah suatu
proses partisipasi melalui orang-orang, grup, dan organisasi yang bekerja
bersama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
2.2.16 Karir
Menurut situs (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ index.php),
karir merupakan suatu perkembangan dan kemajuan di dalam kehidupan,
pekerjaan, jabatan, dan sebagainya.
2.2.17 Entrepreneurship/Kewirausahaan
Menurut situs (http://putracenter.wordpress.com/2008/12/23/
definisi-kewirausahaan-entrepreneurship-menurut-para-ahli/),
entrepreneurship adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda
dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-
risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima
penghargaan /imbalan moneter dan kepuasan pribadi.
30
2.2.18 Entrepreneur
Menurut Hendro dan W.W (2006, p21), entrepreneur adalah
suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda
untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga
bisa meningkatkan taraf hidup Anda di masa mendatang.
top related