1 pendahuluan latar belakang masalah filebab i pendahuluan a. latar ... media pembelajaran yang...
Post on 07-Jul-2019
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bermacam-macam penggunaan media pembelajaranakan menghasilkan
hasil belajar yang berlainan kualitasnya. Penggunaan gambar seadanya yang
tidak menarik dan menoton di buku misalnya, adalah penggunaan media
pengajaran untuk mencapai tujuan pada tingkat yang rendah.Berbeda dengan
penggunaan media dalam bentuk nyata (kontekstual) Penggunaan media ini
tentu saja untuk mencapai tujuan pengajaran pada tingkat yang tinggi.Jadi,
penggunaan media mengajar juga mempengaruhi tinggi rendahnya mutu
keberhasilan belajar mengajar.
Kondisi ideal yang diharapkan dari pembelajaran IPA adalah mereka
memiliki sikap dan karakter sebagai warga negara, dan memiliki
keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sedangkan secara khusus kondisi ideal yang diharapkan dari
pembelajaranGaya.
Hasil belajar IPA pada materi Gayadi kelas 4 SDN Tangkan nilai rata-
rata peserta didik untuk dua tahun terakhir yakni tahun ajaran 2011/2012 dan
2012/2013 yaitu hanya 50 % saja yang mendapat nilai 70 dan sisanya masih
di bawah 70, sedangkan kriteria ketuntasan mengajar yang ditetapkan adalah
70. Selain itu, kurangnya minat siswa dalam memahami materi Gaya juga
menjadi masalah yang utama serta faktor dari guru juga berpengaruh pada
1
2
minat siswa, contohnya dalam penggunaan metode yang kurang menarik oleh
guru dalam menyajikan pembelajaran. Oleh karena itu berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pelajaran khususnya mata pelajaran IPA terus dilakukan.
Upaya itu antara lain dengan penggunaan model pembelajaran yang dapat
menarik minat siswa untuk belajar.
Pemilihan alat peraga maupun metode pembelajaran harus sesuai
dengan materi yang diajarkan. Materi sistem pencernaan adalah materi
yang memerlukan pengelolaan yang baik dalam penyajiannya, sebab materi
ini menyangkut tentang organ-organ yang berada di dalam tubuh yang
objeknya sulit untuk diadakan secara langsung di hadapan siswa. Tanpa
ada penjelasan guru melalui gambar atau dalam bentuk media dan alat
contohnya seperti animasi, peserta didik akan kesulitan dalam mengenal
dan membedakan bagian-bagian organ pencernaan tersebut. Akibatnya
presentasi atau ceramah yang dilakukan oleh guru akan membosankan
sehingga murid kurang memahami materi pelajaran.
Adanya alat bantu dalam mengajar yaitu penggunaan alat peraga
pembelajaran visual bentuk model (Animasi) dapat membantu proses
pembelajaran. Penggunaan alat peraga pengajaran visual animasi
diharapkan mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar siswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan
mengarahkan perhatian murid untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran,
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau yang diberikan, pembelajaran menjadi lebih menarik,
3
membawa kesegaran dan variasi baru bagi pengalaman belajar sehingga
peserta didik tidak bosan dan tidak bersikap pasif, serta dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dengan menghadirkan gambaran
objek yang sedang dipelajari di dalam ruang kelas.
Sebagian besar materi bahan ajar mata pelajaran IPA di kelas IV
Sekolah Dasar termasuk diantaranya materi tentang pengaruh gaya
terhadap gerak dan bentuk benda. Terkait dengan hal tersebut, maka
proses belajar mengajar selayaknya mempergunakan alat peraga yang
representatif untuk mencapai hasil belajar peserta didik secara maksimal.
Penggunaan alat peraga yang tepat juga akan sangat mempengaruhi
motivasi dan wawasan murid terhadap materi pelajaran yang diajarkan.
Bertolak dari hal-hal di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan
judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Media
Animasi Di Kelas IV SDN Tangkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya minat dan motivasi peserta didik
2. Media pembelajaran yang kurang menarik dan monoton
3. Kedisiplinan peserta didik yang masih kurang
4. Hasil belajar IPA masih dibawah KKM
4
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari luasnya pokok permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut :
1. Materi yang diajarkan pada mata pelajaran IPA adalah pengaruh gaya
terhadap gerak benda.
2. Hasil belajar IPA yang diukur dalam penelitian ini di batasi pada aspek
kognitif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraianyang telah dikemukakan didalam identifikasi dan
batasan masalah di atas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peningkatan aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan media animasi?
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan
media animasi dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri Tangkan?
E. Alternatif Pemecahan Masalah
Media dalam pembelajaran sangat banyak. Media dapat berupa poster,
gambar, objek nyata dan animasi. Dari rumusan masalah di atas maka peneliti
menggunakan media animasi untuk digunakan dalam pembelajaran IPA,
karena di sekolah ini tidak pernah diperkenalkan dengan media animasi.
5
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas peserta didik pada saat
pembelajaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan media
animasi.
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
Media Animasi pada pelajaran IPA di SDN Tangkan.
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut manfaat praktis
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Agar dapat memperhatikan perkembangan proses belajat mengajar
b. Agar dapat memberkan motivasi dan masukan kepada guru dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media
animasi.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.
b. Untuk memperbaiki kinerja dalam pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa meneruskan penelitian ini kearah
yang lebih baik dan lebih relevan.
H. Definisi Operasional
Menurut Ahmad (2001:129) mengatakan bahwa definisi operasional
adalah Definisi operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang
apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep
6
definisi operasional tersebut membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di
sekitar ke dalam kategori khusus dari variable.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa definisi operasional adalah
sifat-sifat hal yang sangat penting yang diamati peneliti agar penelitian yang
dilaukan bersifat terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Adapun definisi operasional masing-masing variable adalah sebagai
berikut:
1. Penggunaan media animasi merupakan suatu sistem pembelajaran yang
secara individu agar peserta didik menjadi aktif didalam proses
pembelajaran berlangsung.
2. Hasil belajar IPA merupakan hasil nyata yang diperoleh peserta didik
setelah diberikan pengajaran dengan penggunaan media animasi.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisis Teoretis
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Priyatno (2003: 13), belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannnya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Sejak lahir manusia telah melakukan
kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus
mengembangkan aktualisasi dirinya. Menurut Tr. Mc. Connel
(Mulyono, 2003: 27) mengatakan bahwa “Belajar adalah
pemodifikasian tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Dalam
mengartikan belajar sebagai pemodifikasian tingkah laku atau
pengubahan tindak-tanduk, seseorang tidak hanya melakukan
tindakan-tindakan luar yang tampak oleh mata, tetapi juga melakukan
tindakan-tindakan dalam seperti berfikir dan berimajinasi (Supriyatna,
2008:8)
Mudjiono (Sugiono, 2006:116) secara sederhana mengungkapkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang diperolehnya. Dari batasan belajar di
7
8
atas kita dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang melibatkan manusia secara orang perorang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan dan sikapnya Berdasarkan dapat diambil kesimpulan belajar adalah proses
perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas.
b. Tujuan Belajar
Menurut Sutiyanta (2006:92) Tujuan Belajar memiliki tiga pokok
yaitu:
1) Terjadinya proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan
2) Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif
3) Memperoleh pengalaman; belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial). Produk akhir dari kegiatan belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik. Berhasil atau gagalnya proses belajar bergantung pada besar kecilnya perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik setelah mengikuti serangkaian kegiatan belajar. Peserta didik akan mengalami perubahan dalam prilaku dan perbuatannya setelah mengikuti proses belajar, perubahan mencakup pengetahuan, perubahan dalam keterampilan maupun penguasaan nilai-nilai atau sikap maupun tindakan.
Perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh proses belajar
mempunyai ciri perwujudan yang khas yang bersifat intensional,
positif-aktif dan perubahan yang bersifat efektif fungsional. Perubahan
yang bersifat intensional adalah perubahan yang disebabkan melalui
proses belajar yang disengaja. Melalui kegiatan terencana dalam
9
proses belajar siswa menyadari setiap perubahan yang dialami dan
perubahan yang akan dicapai dari kegiatan belajar. Perubahan belajar
adalah perubahan yang bersifat positif, bermanfaat dan sesuai dengan
harapan yang diperoleh melalui usaha yang dilakukan siswa.
Adapun perubahan bersifat efektif fungsional adalah perubahan
yang berpengaruh, bermakna dan bermanfaat bagi siswa yang relatif
menetap sehingga apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat
direproduksi dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, Nasution
(Kunandar,2008:112).
Perubahan sebagai hasil belajar merupakan suatu aktivitas yang
menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari
upaya-upaya yang dilakukan. Perubahan-perubahan tersebut tidak
disebabkan oleh faktor kelelahan, kematangan atau karena konsumsi
obat, Surya (Sugiono, 2006:47).
c. Ciri-ciri Belajar
Menurut Suprapto (2009:online) dalam belajar ditemukan
adanya hal berikut:
1) Kesempatan terjadinya peristiwa menimbulkan respons pebelajar;
2) Respon si pembelajaran;dan 3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.
Pemerkuat terjadinya stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pembelajar yang baik diberi teguran dan hukuman.
10
d. Pengertian Hasil Belajar
Nasution dalam Mulyono (2003:17) berpendapat bahwa:
Hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif.
Menurut Sardiman (2006:32) untuk melihat hasil belajar
dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk
mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum.
Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh
suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya
kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, Sardiman (2006:32)
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar seseorang, selain dipengaruhi oleh
kemampuan intelektual dan lingkungan belajarnya, juga dipengaruhi
oleh cita-cita yang ingin dicapai yang berlaku sebagai sumber
dorongan atau motivasi belajar (Hamalik, 2004:76).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara
lain: (Syaiful, 2006:109) :
1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.
Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam
11
mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Faktor lingkungan
terbagi atas : Lingkungan alam dan lingkungan buatan.
2) Faktor Instrumental
Faktor ini terdiri atas muatan kurikulum, program pendidikan,
program pengajaran, pengelolaan ruang kelas dan kompetensi
personal.
3) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar seseorang.
Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah mengamuk dan sukar menerima pelajaran. (Surya: 2008:12).
4) Kondisi Psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis
yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motifasi , minat, sikap dan bakat (Suprapto, 2009:43)
2. Pembelajaran IPA
a. Pengertian IPA
IPA bermula dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa keingintahuan
tersebut membuat manusia selalu mengamati terhadap gejala-gejala
alam yang ada dan mencoba memahaminya.
12
Menurut Priyatno (2008:online) IPA adalah suatu kumpulan teori
yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti
observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa
ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.
Menurut Mukti dkk (2001:38), hakikat dari belajar IPA adalah
sebagai berikut:
1) Belajar IPA membantu siswa untuk berfikir secara logis tentang peristiwa sehari-hari dan meningkatkan perkembangan intelektual.
2) Belajar IPA yang penerapannya dalam kegiatan teknologi dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan hidup guna memperbaiki mutu kehidupan umat manusia.
3) Belajar IPA memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan lingkungannya secara logis dan sistematis melalui kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa.
4) Belajar IPA memiliki dimensi proses dan dimensi hasil yang saling terkait satu samalain, dimensi proses berkaitan dengan cara memperoleh/ memahami pengetahuan/ konsep IPA, sedangkan dimensi hasil berkaitan dengan keterampilan/ pengetahuan/ konsep IPA sebagai kemampuan yang diperoleh sewaktu belajar IPA. Di SD, kadangkala “apa yang dipelajari siswa” sering kurang penting di banding dengan “bagaimana cara siswa mempelajarinya”
5) Belajar IPA tidak sekedar menghafal sekumpulan fakta IPA sebagai temuan para ahli tetapi juga mengembangkan keterampilan proses yang antara lain meliputi keterampilan mengamati, merencanakan percobaan/ penelitian, melaksanakan percobaan/ penelitian, membuat kesimpulan, menilai dan menyempurnakan kesimpulan dan mengkomunikasikan temuan.
6) Belajar IPA juga dapat mengembangkan sikap ilmiah yang meliputi sikap jujur, tekun, terbuka, kritis (tidak cepat percaya tanpa bukti) selain memiliki sikap positif sejak dini terhadap mata pelajaran IPA.
7) Belajar IPA dapat melatih siswa untuk berprilaku yang tidak merusak lingkungan dan selalu memperhatikan keselamatan kerja.
13
b. Tujuan Pembelajaran IPA
Menurut Abdurrohman (2003:120) tujuan pengajaran IPA adalah
agar siswa:
1) Memiliki pengetahuan dan metode ilmiah untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam baik secara kualitatif ataupun kuantitatif,
2) Memiliki pengetahuan dan keterampilan menerapkan prinsip IPA untuk menghasilkan karya teknologi dan sebaliknya mengkaji prinsip IPA yang sudah dimanfaatkan dalam produk teknologi.
3) Memiliki sikap ilmiah yang antara lain mencakup: a) sikap jujur dan obyektif terhadap fakta b) sikap ingin tahu yang selalu berkembang c) sikap terbuka terhadap pandangan/gagasan baru yang
memiliki argumentasi d) Kritis terhadap pernyataan ilmiah e) Peduli terhadap lingkungan sekitar dan mau
memanfaatkannya secara bijaksana. f) Tekun tanpa mengenal putus asa g) Tidak percahaya tahayul h) Memiliki keyakinan keteraturan alam ciptaan-Nya dan
keagungan Tuhan Yang Maha Es i) Memiliki keterampilan menggunakan bahasa, alat, dan
operasi IPA.
c. Manfaat Pembelajaran IPA
Menurut Herdian (2007: 12) manfaat mata pelajaran IPA
adalah:
1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa 2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah 3) Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
d. Materi Pembelajaran IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA SD/ MI meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
14
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2) Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semestan meliputi: tanah, bumi, tata surya dan
benda-benda langit lainnya (Kurikulum KTSP, 2006:4).
e. Indikator Hasil Belajar IPA
Menurut Hamalik (2004:10) Penilaian indikator pencapaian
belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban
bagi setiap guru, karena setiap guru pada akhirnya harus dapat
memberikan informasi kepada siswa maupun lembaganya,
bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang
telah dicapai siswa tentang materi dan ketrampilan-ketrampilan
mengenai mata pelajaran yang diberikan.
Menurut Sudjana dalam Proyatno (2003:9), kegiatan penilaian
indikator pencapaian hasil bekajar IPA merupakan suatu tindakan
atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instrksional
telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil
belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh
pengalaman belajar.
15
Menurut Esti Sri W.D dalam Abdurrohman (2003:47) terdapat
lima tujuan utama dalam indikator pencapaian hasil belajar IPA,
yaitu:
1) Sebagai insentif untuk meningkatkan belajar
Salah satu kegunaan indikator adalah untuk mendorong
siswa belajar lebih giat. Hasil belajar yang bagus akan diberi
nilai tinggi, bahkan kalau mungkin diberi hadiah. Bagi siswa
Sekolah Dasar, hal ini penting sekali karena atas dasar itu
mereka merasa dihargai oleh orang tua mereka. Sedang bagi
siswa sekolah lanjutan, hal ini juga penting karena merupakan
referensi untuk melanjutkan belajar ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
2) Penilaian sebagai umpan balik bagi siswa
Siswa perlu mengetahui hasil jerih payahnya. Hal ini
dapat diperoleh melalui hasil penilaian, dengan demikian siswa
tahu kekuatan dan kelemahannya. Hasil pekerjaan diberi
komentar tertulis dan nilai, siswa akan berprestasi lebih dari
pada hanya dicantumkan nilai saja. Sebab siswa tahu apa yang
harus dilakukan agar prestasinya lebih meningkat di masa
mendatang.
3) Penilaian sebagai umpan balik bagi guru
Salah satu fungsi penilaian yang paling penting adalah
memberikan umpan balik kepada guru mengenai efektivitas
16
mengajarnya. Guru tidak dapat berharap mengajarnya sangat
efektif kalau guru tidak mengetahui apakah siswanya telah
menangkap dan menyerap hal-hal penting dari bahan pelajaran
yang disajikan.
4) Penilaian sebagai informasi bagi orang tua
Suatu buku rapor akan dilaporkan informasinya kepada
orang tua siswa, melalui buku rapor tersebut orang tua
memperoleh informasi tentang kemajuan yang dicapai anak
mereka di sekolah.
5) Penilaian sebagai informasi untuk keperluan seleksi
Sosiologi melihat bahwa maksud dan tujuan pokok
sekolah adalah memilih siswa-siswa untuk memangku peranan-
peranan yang ada di masyarakat, melakukan pekerjaan-
pekerjaan tertentu kelak ia selesai sekolah. Fungsi penilaian ini
berlangsung setapak demi setapak selama bertahun-tahun
melalui penjurusan yang bermacam-macam. Seleksi dan
penjurusan itu sangatlah penting dan harus didasarkan atas
penilaian yang seobyektif mungkin.
3. Media Animasi
a. Penggunaan Media Animasi dalam Pembelajaran
Media Animasi dalam pembelajaran bertujuan untuk
memaksimalkan efek visual dan memberikan interaksi berkelanjutan
sehingga pemahaman bahan ajar meningkat.
17
Media Animasi dalam pembelajaran memiliki kemampuan
untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk
dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan
kemampuan ini maka Media animasi dapat digunakan untuk
menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh
mata, dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang
dijelaskan dapat tergambarkan, (Rohani, 1997:online).
Media Animasi dalam pembelajaran yang digunakan baik pada
penjelasan konsep maupun contoh-contoh, selain berupa animasi
statis auto-run atau diaktifkan melalui tombol, juga bisa berupa
animasi interaktif dimana pengguna (siswa) diberi kemungkinan
berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi bagian tertentu dari
animasi tersebut. Urutan kegiatan belajaranya dapat meliputi :
melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima informasi,
meminta penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi, (Sardiman,
2006:136).
b. Kelebihan dan Kelemahan Media Animasi
Menurut Surya (2008:2) Berikut merupakan beberapa
kepentingan atau kelebihan Media animasi dalam Pembelajaran:
1) Media Animasi dalam pembelajaran mampu menyampaikan
sesuatu konsep yang kompleks secara visual dan dinamik.
18
2) Media Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan
mudah. Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih
baik dibanding penggunaan media yang lain.
3) Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu
menyediakan pembelajaran secara maya.
4) Media Animasi dalam pembelajaran mampu menawarkan satu
media yang lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik
perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran
pelajar yang lebih berkesan.
5) Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh
teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan
konsep atau pun demonstrasi.
Adapun kelemahan dari media animasi ialah membutuhkan
peralatan yang khusus. Materi dan bahan yang ada dalam animasi
sulit untuk dirubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau
informasi yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan. Animasi
dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan
secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan
perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif
yang justru tidak penting, Sudjana dan Ibrahim (2007 : 163).
19
c. Langkah-Langkah Menggunakan Media Animasi dalam
Pembelajaran IPA
Adapun Priyatno (2007:online) adapun langkah –langkah
menggunakan media Animasi dalam
1) Kegiatan Pendahuluan
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu :
a) Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran; meliputi:
membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta
didik dan menciptakan suasana belajar yang demokratis.
b) Apersepsi meliputi: kegiatan mengajukan pertanyaan untuk
mengaitkan materi yang akan dibelajarkan dengan materi
atau pengetahuan yang telah dikuasai anak sebelumnya,
memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta
didik dan membangkitkan motivasi dan perhatian peserta
didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran atau proses untuk pencapaian
kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
20
Depdiknas (2003:4) mengemukakan tiga bentuk kegiatan ini
yaitu:
a) Kegiatan eksplorasi
Merupakan usaha memperoleh atau mencari informasi baru.
Yang perlu diperhatikan dalam kegiatan eksplorasi, yaitu:
(a) Memperkenalkan materi/keterampilan baru;
(b) Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada
peserta didik;
(c) Mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan
penerimaaan peserta didik akan materi baru tersebut.
b) Konsolidasi
Merupakan negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan
baru. Dalam kegiatan konsolidasi pembelajaran yang perlu
diperhatikan adalah :
(a) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan
memahami materi ajar baru;
(b) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pemecahan
masalah;
(c) Meletakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan
antara materi pelajaran yang baru dengan berbagai aspek
kegiatan dan kehidupan di dalam lingkungan; dan
21
(d) Mencari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar
dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta
didik.
c) Pembentukan sikap dan perilaku
Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan sikap dan
perilaku, adalah :
(a) Peserta didik didorong untuk menerapkan konsep atau
pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari;
(b) Peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari;
(c) Cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap
dan perilaku peserta didik.
3) Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran, yaitu:
(a) Penilaian akhir;
(b) Analisis hasil penilaian akhir;
(c) Tindak lanjut;
(d) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
datang
(e) Menutup kegiatan pembelajaran.
22
B. Penelitian yang Revan
Berdasarkan hasil penelitian Rahayu, 2012 menyimpulkan bahwa ada
perbedaan hasil belajar menggunakan media power point dengan media
gambar pada peserta didik kelas V SDN-1 Langkai Palangkaraya tahun
pelajaran 2012/2013. Perbedaan tersebut terlihat bahwa dari hasil thitung > ttabel
atau 7,487 > 2,045 pada N = 35 taraf signifikan 5%. Sehingga thitung > ttabel atau
7,487 > 2,045.
C. Kerangka Berpikir
Diagram Kerangka Berpikir
Penelitian ini dimaksud adalah untuk memberikan solusi
permasalahan belajar yang masih dialami oleh peserta didik terutama pada
pembelajaran IPA sebagaimana hasil belajar yang diperoleh peserta didik
masih rendah. Setelah mengadakan penelitian inidiharapkan dengan
mengguanakan media animasi, hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik
akan meningkat.
Hasil Belajar IPA
Media Animasi
Peserta Didik
23
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka diharapkan melalui
penggunaan media animasi dapat meningkatan hasil belajar IPA peserta didik
Kelas IV SDN Tangkan.
Dari pengertian belajar dan pembelajaran bahwa dalam pembelajaran
IPA di SD guru dituntuk untuk terus kreatif dan inovatif dalam rangka
menciptakan suasana belajar mengajar yang menantang dan merangsang
daya pikir peserta didik dalam proses belajar mengajar. Suasana belajar yang
menyenangkan dan seluruh peserta didik aktif dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Jika peserta didik menyenangi mata pelajaran yang ia
pelajari maka akan timbul motivasi pada anak untuk belajar dengan giat dan
hasil belajar anak meningkat.
D. Hipotesis
Menurut Sukardi (2003: 41) mengatakan bahwa “Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang kebenarannya masih perlu
diuji dan dites dengan data yang asalnya dari lapangan”. Jadi hipotesis adalah
anggapan sementara suatu penelitian yang kebenarannya harus diuji terlebih
dahulu.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yang dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas peserta didik meningkat pada saat pembelajaan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan media animasi.
2. Ada peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan Media
Animasi pada pelajaran IPA di SDN Tangka
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Ada pun waktu penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Juli sampai
dengan bulan Januari Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan rincian
sebagai berikut :
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Tangkanyang berlokasi di Desa
Tangkan Kabupaten Barito Timur.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk
memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian kelas atau PTK (Classroom Action Reserch) memiliki peranan
yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran
apabila diimplementsikan dengan benar (Kunandar, 2008 : 41).
Menurut (Arikunto,2008:3) PTK merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam kelas secara bersama.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam
refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada
24
25
peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri
apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain.
C. Kehadiran dan Peran Peneliti
Penelitian kualitatif menuntut peneliti untuk terlibat langsung dan
selalu hadir dalam setiap kegiatan penelitian. Peneliti harus turun langsung
pada saat proses pengumpulan data di lapangan. Adapun yang dilakukan
peneliti pada saat penelitian yaitu melakukan observasi dan tes.
Pada saat penelitian berlangsung, peneliti sengaja memberikan
perlakuan dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti saat mengajar mata pelajaran
IPA menggunakan media pembelajaran berupa media poster-poster hewan,
sehingga dapat menarik perhatian peserta didik. Setelah menjelaskan materi
pelajaran, peneliti memberikan evaluasi yang dikerjakan oleh masing-masing
peserta didik. Dari tahapan siklus tersebut, peneliti melihat perkembangan
nilai yang diperoleh peserta didik setelah diberikan perlakuan.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan pelaku/objek yang menjadi sumber data
penelitian. Subjek penelitian yang akan diteliti yaitu peserta didik yang dilihat
dari hasil belajar dan peningkatan aktivitas dalam pembelajaran.
Adapun subjek dalam penelitian ini subjek penelitian ini adalah semua
peserta didik kelas IV SDN Tangkan, yaitu sebanyak 13 orang.
26
D. Rancangan Penelitian
Adapun langkah-langkah siklus tindakan penelitian sebagai berikut :
Gambar 1 Sumber : Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Suhardjono,2010:75)
Permasalahan Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan / Pengumpulan Data I
Refleksi
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan / Pengumpulan data
II
Refleksi II
Apabila Permasalahan belum terselaikan
Di lanjutkan ke siklus berikutnya (siklus n)
27
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan sumber bahan pembelajaran.
3) Menyusun instrumen pengumpulan data baik itu berupa tes dan
format observasi.
4) Memberitahukan dan mengarahkan peserta didik tentang materi
yang akan disampaikan.
5) Dalam satu siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada
mata pelajaranIPA.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh peneliti selama proses
pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
Hari pertama
1) Memberikan salam pembuka dengan penuh perhatian peserta
didik.
2) Mengajak peserta didik untuk berdoa bersama.
3) Memeriksa kehadiran peserta didik.
4) Mengkondisikan kelas agar situasi belajar menjadi aktif.
5) Menyiapkan perlengkapan belajar peserta didik agar peserta didik
siap untuk belajar.
28
6) Memperlihatkan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik.
7) Menjelaskan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang
materi pelajaran yang sudah disampaikan
9) Menyimpulkan materi pelajaran yang sudah disampaikan.
10) Merefleksi hasil pembelajaran baik itu manfaat setelah pembelajaran
maupun kendala apa saja yang dialami peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
11) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih rajin dan giat
belajar.
12) Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Hari kedua
1) Memberikan salam pembuka dengan penuh perhatian peserta didik.
2) Mengajak peserta didik untuk berdo,a bersama.
3) Memeriksa kehadiran peserta didik.
4) Mengkondisikan kelas agar situasi belajar menjadi aktif.
5) Menyiapkan perlengkapan belajar peserta didik agar peserta didik
siap untuk belajar.
6) Memberitahukan mengenai kelanjutan materi yang sudah dibahas.
7) Mengajak peserta didik untuk mengulang kembali tentang materi
yang sudah disampaikan
29
8) Merefleksi hasil pembelajaran serta memberikan umpan balik
mengenai materi yang diajarkan.
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih rajin dan giat
belajar.
10) Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati peserta didik selama
mengikuti kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan .Observasi
dilakukan untuk mengamati kegiatan belajar peserta didikyang terdiri dari
aspekkarakteristik minat, perhatian, konsentrasi, kerjasama dalam
kelompok, dan ketekunan. Sehingga peneliti dapat mengetahui
perkembangan yang terjadi pada peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang
telah terjadi atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal itu terjadi,
dan langkah apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi
digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya
menghasilkan perbaikan pada siklus II.Pada tahap ini dilakukan analisis
data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai,
30
e. Revisi bagian I
Pada tahap ini peneliti mengkaji langkah apa saja yang akan
ditempuh pada tahap selanjutnya dengan berpedoman pada pelaksanaan
tindakan dan refleksi pada siklus I untuk diadakan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
2. Siklus II
Siklus II akan dilaksanakan jika hasil dari siklus I masih terdapat
kekurangan dalam penggunaan sebagai sumber belajar IPA dan
menekankan pada segi mana kelemehan siklus I sehingga pembelajaran
dapat mencapai indikator yang telah ditetapkan. Dimana PTK ini dianggap
berhasil apabila peserta didik mampu meningkatkan ketuntasan sekurang-
kurangnya 70 % dari materi yang dipelajari. Apabila hasil dari siklus II
belum maksimal atau belum mencapai standar yang ditetapkan, maka akan
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa teknik pengumpulan
data yang meliputi:
a. Observasi
Observasi digunakan oleh peneliti yaitu mengamati secara
langsung tentang penomena dan masalah-masalah yang terjadi.
Menurut Iskandar (2005:76) mengatakan bahwa “observasi adalah salah satu pengumpulan data yang utama dalam membagi situasi social yang dijadikan objek penelitian, di mana penelitian
31
berinteraksi secara penuh dalam situasi dengan subjek penelitian” Jadi observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan
teknik pemberian tugas pekerjaan rumah.
b. Tes tertulis
Tes tulis adalah tes diaman soal dan jawaban yang diberikan
kepada siswa dalam bentuk bahan tulisan.
Tes tulis adalah tes diaman soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk bahan tulisan. Tes tulis/tes hasil belajar digunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten atau materi tertentu.tes tertulis juga digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Arikunto,2006:23).”
2. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah instrumen
tes tertulis, dimana dalam pembuatan tes peneliti berpegang pada materi
yang diajarkan sesuai dengan indikator pada mata pelajaran IPA. Dalam
pembuatan tes ini peneliti lebih menekankan pada proses maupun hasil
belajar peserta didik baik berupa aspek pembelajaran, pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap dan nilai. Tes yang diberikan dalam bentuk
uraian dan isian dengan berpegang pada KTSP dan silabus IPA kelas IV.
32
Adapun bentuk kisi-kisi tes pembelajaran IPA sebagai berikut:
Tabel 1 Kisi-kisi Tes
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Banyak item Soal
No Soal
I. IPA
Mendeskrip sikan gaya dengan fungsinya
Gaya
o Siswa dapat Menarik kesimpulan dari kegiatan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda
o Siswa dapat Memberikan beberapa contoh gaya yang mempengaruhi betuk benda.
o Siswa dapat menarik kesimpulan dari kegiatan tentang arti gaya serta gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak. Dan benda bergerak menjadi: - diam - begerak
makin cepat - berubah arah
5 5 5
1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,13,14,15
Sumber dari silabus IPA kelas IV
33
Tabel 2 Kisi-kisi Observasi Kegiatan Guru
Indikator Skor
1 2 3 4 1. Melakukan Appersepsi. … … … … 2. Memotivasi siswa … … … … 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. … … … … 4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5
orang … … … …
5. Guru meminta siswa untuk membaca materi pelajaran … … … … 6. Guru membimbing siswa melakukan percobaan yang sesuai dengan
materi dengan menggunakan lingkungan sekitar. … … … …
7. Guru membimbing siswa mencatat hasil pengamatan di lembar kerja siswa yang sudah disediakan.
… … … …
8. Guru membimbing siswa membuat hipotesa sementara dari hasil pengamatan.
… … … …
9. Guru membimbing siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan kelompok lain.
… … … …
10. Siswa dibimbing oleh guru membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari.
… … … …
11. Evaluasi. … … … …
3. Uji Coba Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) mengatakan bahwa
“Validitasi adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau keaslian suatu instrument”. Sebuah instrument dikatakan
valid apabila mampu menguur apa yang dinginkan. Untuk mengetahui
validitas item angket yang akan penulis gunakan untuk mengumpul data
pada variable peneliti, penulis menggunakan rumus korelasi product
moment.
G. Teknik Analisis Data
Tahap pengolahan data merupakan tahap yang paling penting dalam
suatu penelitian karena tahap inilah peneliti dapat merumuskan hasil
penelitiannya dan data yang dikumpulkan dari setiap kegiatan yang
dilaksanakan dalam siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan
34
menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam pembelajaran. Data yang diperoleh melalui analisis kualitatif deskriptif
tentang hasil belajar tiap siklus dengan rumus :
1. Menghitung nilai rata-rata (Mean) dengan rumus :
N
XM
Keterangan : M = Mean kelas hasil belajar
X = Jumlah seluruh skor
N = Jumlah siswa
2. Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal,
dimana indikator KKM yang ditentukan yakni 65 dengan rumus :
�� =∑� ≥ 65
�x100%
Keterangan :
∑s ≥ 65 =Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 65.
N = Banyak peserta didik 100% = Bilangan tetap TB = Ketuntasan belajar Sumber :Suhardi.R (2012)
H. Indikator Keberhasilan Penelitian
KKM yang distandarkan untuk mata pelajaran IPA yaitu 65 dan
ketuntasan klasikal pembelajaran 85 %. Jika pada penelitian memenuhi
kriteria indikator maka penelitian dikatakan berhasil.
35
I. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal rancangan penelitian sebagai berikut :
Tabel 3 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 A. Tahap persiapan
1 Penyusunan proposal
x x
2 Seminar proposal
x
3 Revisi proposal
x x
B. Pelaksanaan Penelitian 1 Pembimbinga
n x x x x x x x x
2 Melakukan Penelitian Lapangan
x x
3 Menganalisis data
x x x x
C. Pelaporan Hasil Penelitian 1 Penyusunan
skripsi x x x x x x x x
2 Ujian skripsi x 3 Revisi skripsi x x
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Pra Tindakan
Data pra tindakan dibagi mejadi dua bagian yaitu observasi dan
hasil belajar, hal tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk mengukur
tingkat keberhasilan dalam tindakan penelitian berikutnya.
a. Deskripsi Data Observasi Pra Tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru
IPA rekan sekerja peneliti) ketika dilakukan kegiatan pembelajaran
materi Gaya di kelas 4, sebelum kegiatan tindakan dilakukan diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 4 Data Hasil Tes Awal Sebelum Penelitian Tindakan Kelas Dilakukan
Terhadap Peserta Didik Kelas IV SDN Tangkan No. Kode Peserta Didik Nilai Ketuntasan
T TT 1 A 40 √ 2 AP 40 √ 3 A 40 √ 4 HCK 50 √ 5 IK 40 √ 6 I 50 √ 7 MR 60 √ 8 NP 20 √ 9 NL 40 √
10 ONT 70 √ 11 RA 50 √ 12 SP 50 √ 13 YD 40 √
Jumlah 590 Rata-rata 45 Kurang tercapai
36
37
Pada tabel hasil tes awal/pra tindakan terlihat dari nilai hasil belajar
IPA peserta didik kelas IV SDN Tangkan dengan rata-rata 45
termasuk dalam kriteria kurang tercapai. Dari hasil belajar pra
tindakan tersebut diketahui sebayak 2 orang peserta didik yang tuntas
(15%) sedakan yang tidak tuntas 11 orang (85%). Oleh karena itu,
peneliti melaksanakan PTK dengan menggunakan media animasi.
2. Deksripsi Data Siklus I dan Siklus II
a. Deskripsi Data Siklus I
1) Tahap Perencanaan
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Menyiapkan sumber bahan pembelajaran.
c) Menyusun instrumen pengumpulan data baik itu berupa tes dan
format observasi.
d) Memberitahukan dan mengarahkan peserta didik tentang materi
yang akan disampaikan.
e) Dalam satu siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada
mata pelajaranIPA.
2) Tahap Pelaksanaan/ Tindakan
a) Memberikan salam pembuka dengan penuh perhatian peserta
didik.
b) Mengajak peserta didik untuk berdoa bersama.
c) Memeriksa kehadiran peserta didik.
d) Mengkondisikan kelas agar situasi belajar menjadi aktif.
38
e) Menyiapkan perlengkapan belajar peserta didik agar peserta
didik siap untuk belajar.
f) Memperlihatkan materi pelajaran yang akan disampaikan
kepada peserta didik.
g) Menjelaskan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik.
h) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
tentang materi pelajaran yang sudah disampaikan
i) Menyimpulkan materi pelajaran yang sudah disampaikan.
j) Merefleksi hasil pembelajaran baik itu manfaat setelah
pembelajaran maupun kendala apa saja yang dialami peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung
k) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih rajin dan
giat belajar.
l) Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
39
Adapun hasil tes siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Data Hasil Tes Siklus I yang Dilakukan Terhadap Peserta Didik Kelas IV
SDN Tangkan Pada Mata Pelajaran IPA dengan Materi Gaya
No. Kode Peserta Didik Nilai Ketuntasan T TT
1 A 70 √ 2 B 80 √ 3 C 50 √ 4 D 100 √ 5 E 60 √ 6 F 40 √ 7 G 70 √ 8 H 60 √ 9 I 60 √
10 J 60 √ 11 K 70 √ 12 L 80 √ 13 M 50 √
Jumlah 850 Rata-Rata 65 Cukup tercapai
Pada tabel hasil belajar soal tes siklus I di atas,diperoleh nilai
rata-rata 65. Pada siklus satu ini terlihat masih ada beberapa siswa
yang tidak mencapai KKM yaitu sebanyak 7 orang siswa, sehingga
perlu perbaikan di siklus berikutnya..
3) Observasi
Dalam pengamatan ini, observasi dari teman sejawat mengamati
proses pembelajaran yang berlangsung dengan lembar observasi
guru. Pada tahap ini juga dilakukan proses analisis terhadap hasil
observasi yang telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
ada tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV pada
40
materi Gaya dalam pembelajaran IPA di SDN Tangkan melalui
penerapan media animasi. Observasi dilakukan untuk mengamati
kegiatan belajar peserta didik yang terdiri dari aspek karakteristik
minat, perhatian, konsentrasi. Sehingga peneliti dapat mengetahui
perkembangan yang terjadi pada peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
Adapun hasil observasi dari pengamat sebagai berikut:
Tabel 6 Data Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Kegiatan Pembelajaran Materi Gaya Pada Siklus I oleh Pengamat
No. Aspek Pengamatan Nilai oleh
pengamat Kategori
1. Aspek karakteristik minat 3 Baik 2. Aspek perhatian 2 Cukup Baik
3. Aspek konsentrasi 2 Cukup Baik
Jumlah 7 Rata-Rata 2,3 Cukup Baik
Sumber Data : Pengamatan Tahun 2014 (Teman Sejawat)
Dari tabel di atas terlihat bahwa ketiga aspek yang dinilai
tersebut persentasenya masih rendah. Sehingga perlu usaha
peningkatan keaktivan siswa pada siklus berikutnya.
41
Tabel 8 Data Observasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Materi Gaya pada Siklus I oleh Pengamat
No. Aspek Pengamatan Nilai oleh
Pengamat Kategori
I. Guru 1. Melakukan Appersepsi. 3 Baik
2. Memotivasi siswa 3 Baik 3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran. 3 Baik
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang
3 Baik
5. Guru meminta siswa untuk membaca materi pelajaran
3 Baik
6. Guru membimbing siswa melakukan percobaan yang sesuai dengan materi dengan menggunakan lingkungan sekitar
3 Baik
7. Guru membimbing siswa mencatat hasil pengamatan di lembar kerja siswa yang sudah disediakan.
1 Kurang Baik
8. Guru membimbing siswa membuat hipotesa sementara dari hasil pengamatan.
1 Kurang Baik
9. Guru membimbing siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan kelompok lain.
1 Kurang Baik
10. Siswa dibimbing oleh guru membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari.
3 Baik
11. Evaluasi. 2 Cukup Baik Jumlah 26 2,36 Cukup Baik Sumber Data : Pengamatan Tahun 2012 (Teman Sejawat)
4) Refleksi
42
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis dalam tahapan ini begitu juga hasil evaluasinya. Dari
hasil data dapat merefleksi diri untuk kegiatan tindakan kelas siklus
berikutnya.
Hasil refleksi pada siklus I yaitu menjelaskan bahwa secara
keseluruhan hasil yang dicapai masih belum memuaskan atau
masih kurang baik.
5) Revisi Bagian I
Pada tahap ini peneliti mengkaji langkah apa saja yang akan
ditempuh pada tahap selajutnya dalam berpedoman pada
pelaksanaan tindakan dan refleksi pada siklus I untuk diadakan
perbaikan pada silus selanjunya. Revisi pada siklus I yaitu guru
nantinya akan lebih memberikan perhatian dan lebih mefokuskan
pada siswa yang masih kurang aktif dan kurang paham, sehingga
siswa yang tadinya kurang termotivasi untuk belajar akan lebih
temotivasi dan lebih aktif sehingga diharapkan berdampak positif
terhadap hasil belajar.
b. Deskripsi Data Siklus II
1) Tahap Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melaksanakan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Menyiapkan sumber bahan pembelajaran.
43
c) Menyusun instrumen pengumpulan data baik itu berupa tes dan
format observasi.
d) Memberitahukan dan mengarahkan peserta didik tentang materi
yang akan disampaikan.
e) Dalam satu siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada
mata pelajaranIPA.
2) Tahap Pelaksanaan/ Tindakan
a) Memberikan salam pembuka dengan penuh perhatian peserta
didik.
b) Mengajak peserta didik untuk berdo,a bersama.
c) Memeriksa kehadiran peserta didik.
d) Mengkondisikan kelas agar situasi belajar menjadi aktif.
e) Menyiapkan perlengkapan belajar peserta didik agar peserta
didik siap untuk belajar.
f) Memberitahukan mengenai kelanjutan materi yang sudah
dibahas.
g) Mengajak peserta didik untuk mengulang kembali tentang
materi yang sudah disampaikan
h) Merefleksi hasil pembelajaran serta memberikan umpan balik
mengenai materi yang diajarkan.
i) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih rajin dan
giat belajar.
j) Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
44
Tabel 8 Data Hasil Tes Siklus II yang Dilakukan Terhadap Peserta Didik Kelas IV
SDN Tangkan Pada Mata Pelajaran IPA dengan Materi Gaya Siklus II
No. Kode Peserta Didik Nilai Ketuntasan T TT
1 A 80 √ 2 B 80 √ 3 C 70 √ 4 D 100 √ 5 E 70 √ 6 F 90 √ 7 G 80 √ 8 H 80 √ 9 I 100 √
10 J 100 √ 11 K 80 √ 12 L 100 √ 13 M 80 √
Jumlah 1110 Rata-Rata 85 Tercapai
Pada tabel hasil belajar soal tes siklus II di atas,diperoleh nilai
rata-rata 85. Sehingga peserta didik sudah memenuhi target KKM
dengan hasil yang memuaskan. Dengan demikian maka penelitian
dicukupkan sampai siklus II karena penelitian sudah diterima dan
sesuai dengan hipotesis yakni penggunaan media pembelajaran
animasi dapat meningkatkan hasil belajar.
3) Observasi
Pada tahap ini, segala sesuatu yang didapat pada tahap
pengamatan kemudian dikumpulkan lalu ditarik kesimpulan,
45
dengan berpedoman kepada tujuan penelitian yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Adapun hasil observasi dari pengamat adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Data Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Kegiatan Pembelajaran Materi Gaya Pada Siklus II oleh Pengamat
No. Aspek Pengamatan Niali oleh Pengamat
Kategori
1. Aspek karakteristik minat 3 Baik 2. Aspek perhatian 4 Sangat Baik
3. Aspek konsentrasi 3 Baik
Jumlah 10 Rata-Rata 3,3 Baik
Sumber Data : Pengamatan Tahun 2014 (Teman Sejawat)
Dari tabel observasi peserta didik tersebut dapat dilihat bahwa
minat, perhatian dan konsentrasi sudah mencapai persentase yang
tinggi.
Tabel 10 Data Observasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan
Pembelajaran Materi Gaya
No. Aspek Pengamatan Nilai oleh pengamat
Kategori
II. Guru 1. Melakukan Appersepsi. 4 Sangat Baik
2. Memotivasi siswa 3,5 Sangat Baik 3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran. 2 Cukup Baik
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang
3,5 Sangat Baik
5. Guru meminta siswa untuk membaca materi pelajaran
2 Cukup Baik
6. Guru membimbing siswa 3 Baik
46
melakukan percobaan yang sesuai dengan materi dengan menggunakan lingkungan sekitar
7. Guru membimbing siswa mencatat hasil pengamatan di lembar kerja siswa yang sudah disediakan.
1 Kurang Baik
8. Guru membimbing siswa membuat hipotesa sementara dari hasil pengamatan.
4 Sangat Baik
9. Guru membimbing siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan kelompok lain.
3 Baik
10. Siswa dibimbing oleh guru membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari.
2 Cukup Baik
11. Evaluasi. 3 Baik Jumlah 31 Rata-Rata 3,4 Baik
Sumber Data : Pengamatan Tahun 2014 (Teman Sejawat)
4) Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis dalam tahapan ini begitu juga hasil evaluasinya. Dari
hasil data dapat merefleksi diri untuk kegiatan tindakan kelas siklus
berikutnya.
Pada siklus kedua ini hasil refleksinya adalah guru jarang
memberikan tanya jawab pada peserta didik, sehingga komunikasi
dan interaksi guru dengan peserta didik kurang terjalin dengan
baik.
5) Revisi Bagian II
Pada tahap ini peneliti mengkaji langkah apa saja yang akan
ditempuh pada tahap selajutnya.
47
Pada siklus II ini yaitu guru seharusnya berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik saat proses pembelajaran, sehingga
keaktifan belajar peserta didik dapat terlihat.
3. Menilai Ketuntasan Belajar
Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yakni 65 dengan rumus:
TB =∑ � ≥ 65
��100%
TB =∑ �13
13�100%
TB = 100%
Secara rumus klasikal didapat 100% ketuntasan belajar peserta didik
atau sebanyak 13 orang peserta didik yang tuntas belajar IPA pada kelas
IV, maka pada kegiatan siklus II ini dikatakan berhasil.
4. Deskripsi Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Pada Siklus I dan II
Berdasarkan hasil siklus I dan siklus II dapat dianalisis tingkat
keberhasilan pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 11 Tingkat Ketercapaian Pembelajaran
No. Kode Peserta Didik
Rata-Rata Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I
Rata-Rata Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II
NGain Kriteria
1 A 70 80 0,6 sedang 2 B 80 80 0,5 sedang 3 C 50 70 0,5 sedang 4 D 100 100 1 tinggi 5 E 60 70 0,5 sedang 6 F 40 90 0,8 tinggi
48
7 G 70 80 0,5 sedang 8 H 60 80 0,75 tinggi 9 I 60 100 1 tinggi 10 J 60 100 1 tinggi 11 K 70 80 0,6 sedang 12 L 80 100 1 tinggi 13 M 50 80 0,6 sedang
Berdasarkan kriteria perhitungan N-Gain diperoleh data sebagai berikut:
1) Kriteria tinggi sebanyak 6 orang peserta didik yang mengalami
peningkatan
2) Kriteria sedang sebanyak 7 orang peserta didik yang mengalami
peningkatan
3) Kriteria rendah sebanyak 0 orang peserta didik.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Aktivitas peserta didik kelas IV SDN Tangkan pada saat pembelajaran IPA
dengan menggunakan media animasi meningkat dan peserta didik
merespon pembelajaran. Pembelajaran IPA menggunakan media animasi
meningkatkan interaksi dan respon peserta didik saat belajar.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa aktivitas peserta didik
memperoleh nilai rata-rata 2,3 dengan kategori cukup baik pada sikllus I,
kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,3 dengan
kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media animasi
dapat meningkatkan aktivitas peserta didik.
Berdasarkan penelitian Rahayu, (2012) disimpulkan bahwa “hasil
penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar menggunakan
media power point dengan media gambar pada peserta didik kelas V SDN-
49
1 Langkai Palangkaraya tahun pelajaran 2012/2013. Perbedaan tersebut
terlihat bahwa dari hasil thitung > ttabel atau 7,487 > 2,045 pada N = 35
taraf signifikan 5%. Sehingga thitung > ttabel atau 7,487 > 2,045, karena
thitung > ttabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya dari
hasil penelitian Santoso, (2009 : 45) mengatakan bahwa “microsof power
point lebih efektif bila meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan
hasil hitung thitung = 3,367 dan ttabel = 1,992 maka thitung > ttabel”. Sedangkan
dari hasil penelitian Rhomawati Aditama Budi Setyaningsing, (2011 : 65)
mendefinisikan bahwa “dengan menggunakan microsof power point
peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif sehingga hasil belajarnya
meningkat dengan hasil hitung thitung = 9,444 dan ttabel = 1,990 maka thitung >
ttabel. Selain itu, dari hasil penelitian Mahmud, (2011 : 78) menyatakan
bahwa “hasil belajar yang menggunakan media power point hasilnya lebih
baik dalam proses pembelajaran dibandingkan hanya menggunakan media
gambar dengan hasil hitung thitung = 73,57dan ttabel = 64,11 maka thitung >
ttabel”.
Penelitian relevan di atas menguatkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti bahwa media animasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik, karena media animasi dalam materi pelajaran dapat di
modifikasi dan dirancang lebih menarik dalam pembelajaran. Materi
pelajaran yang disajikan dengan menggunakan teknologi komputer yang
divariasikan berbagai gambar, slide, atau video saat menjelaskan pelajaran
50
dapat membuat peserta djidik memfokuskan perhatiannya pada kegiatan
belajar-mengajar.
Media sangatlah penting untuk menunjang proses pembelajaran
menjadi lebih efektif. Dengan tersedianya media pembelajaran, guru
pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode
pengajaran yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan
menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta didik.
Bahkan alat/media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu guru
membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak
dan asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh
peserta didik. Bila alat/media pembelajaran ini dapat di fungsikan secara
tepat dan proforsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan
efektif.
Setelah pembelajaran dengan menggunakan media animasi peserta
didik menjadi menyenangi pembelajaran IPA. Peserta didik menjadi lebih
sering bertanya dan aktif dalam pembelajaran. Media Animasi dalam
pembelajaran bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan
memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman bahan ajar
meningkat. Media Animasi dalam pembelajaran memiliki kemampuan
untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk
dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan kemampuan
ini maka Media animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi
51
yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan
visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.
Kelebihan media Animasi dalam pembelajaran mampu
menawarkan satu media yang lebih menyenangkan. Animasi mampu
menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran
pelajar yang lebih berkesan.
Ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Tangkan
setelah menggunakan media animasi dalam pembelajaran IPA. Dibuktikan
dari hasil belajar IPA pada siklus I dengan nilai rata-rata 65 dan mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 85 dengan kriteria sangat tercapai.
Secara rumus klasikal didapat 100% ketuntasan belajar peserta didik atau
sebanyak 13 orang peserta didik tuntas belajar IPA. Dari rumus N-gain
diketahui sebanyak 7 orang peserta didik hasil belajarnya termasuk kriteria
tinggi, sedangkan 6 orang peserta didik hasil belajarnya termasuk kriteria
sedang.
Hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan
untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Setelah
digunakan media animasi dalam pembelajaran IPA, hasil belajar peserta
didik meningkat. Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada
grafik sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pelaksanaan kedua siklus dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran materi
media animasi
didik kelas IV SDN
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Gambar 2. Grafik Persentase Hasil Belajar
Berdasarkan hasil pelaksanaan kedua siklus dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran materi Gaya setelah menggunakan
media animasi dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta
didik kelas IV SDN Tangkan, karena dengan media animasi
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
pretes siklus 1 siklus 2
Persentase Hasil Belajar
52
Gambar 2. Grafik Persentase Hasil Belajar
Berdasarkan hasil pelaksanaan kedua siklus dapat disimpulkan
setelah menggunakan
dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta
media animasi peserta didik
pretes
siklus 1
siklus 2
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Maka dapat diambil simpulan bahwa :
1. Ada peningkatan aktivitas peserta didik kelas IV SDN Tangkan pada saat
pembelajaran IPA dengan menggunakan media animasi meningkat dan
peserta didik merespon pembelajaran. Pembelajaran IPA menggunakan
media animasi meningkatkan interaksi dan respon peserta didik saat
belajar.
2. Ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Tangkan setelah
menggunakan media animasi dalam pembelajaran IPA. Dibuktikan dari
hasil belajar IPA pada siklus I dengan nilai rata-rata 65 dan mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 85 dengan kriteria sangat tercapai.
Secara rumus klasikal didapat 100% ketuntasan belajar peserta didik atau
sebanyak 13 orang peserta didik tuntas belajar IPA. Dari rumus N-gain
diketahui sebanyak 7 orang peserta didik hasil belajarnya termasuk kriteria
tinggi, sedangkan 6 orang peserta didik hasil belajarnya termasuk kriteria
sedang.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan
saran sebagai berikut :
53
54
1. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan menyarankan guru-guru menerapkan
media pembelajaran animasi agar meningkatkan semangat peserta didik
untuk belajar.
2. Bagi Guru, diharapkan lebih terampil memadukan materi pelajaran dengan
media pembelajara, selain itu media pembelajaran animasi juga diharapkan
untuk diterapkan guru pada pelajaran dan matei lain selain IPA untuk
materi gaya.
55
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmad, Abu. 2001. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara
Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Rhineka Cipta Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
Herdian. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Makna Belajar. Jakarta. PT Raja grafindo Persada.
Furoidah. 2009. Menjadi Guru yang kreatif. Jakarta: PT. Rhineka Cipta Kunandar. 2008. Dunia Guru Menjadikan Mengajar Lebih
Menyenangkan,(http://www.duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=239&Itemid=26), Diakses 23 Mei 2013.
Latif, Nurwahyuni. 2008. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII A-1
SMA Mumammadiyah Kendari Pada Pokok Bahasan Limit Fungsi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, (http ://www. strukturaljabar.co.cc/2008/10/skripsi-model-pembelajaran-kooperatif.html, qw), Diakses 23 Mei 2013
. LPMP. 1977. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD 2 SKS. Jakarta: Direkturat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Mulyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta Nursalam. 2003. Model-Model Pembelajaran. (http://guruprofesional.
wordpress.com/2009/02/16/model-modelpembelajaran). Diakses 3 September 2009.
Priyatno. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. Sudjana dan Ibrahim. 2007. Strategi BelajaMengajar.Bandung : Refika Aditama Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar
Baru Agensido
56
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta.
Sukardi. 2003. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Sumadi. 2008. Meningkatkan Pemahaan Tentang Pelajaran IPA dengan media
Animasi Pada Siswa Kelas IV di SDN Anjir Pasar Lama 1 Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala. Banjarmasin: Tidak Diterbitkan.
Supriyatna. 2008. Belajar dan Pembelanjaan. Jakarta,Rineka Cipta.
Surianta, I Made. 2008. Penerapan Model Kooperatif Type STAD dengan Media VCDUntuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Banjar Angkatan 2008/2009, (http://disdikklungkung.net /content /view/73/46/).’
Surya, M., dkk. 2008. Kapita Selekta Kependidikan SD, Jakarta : Universitas
Terbuka. Tarmizi. 2009. Peningkatan Partisipasi dan Kreativitas Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi dengan Model Assure Di Kelas X D Man Tempursari mantingan Ngawi, (http://tarmizi.wordpress.com/ 2008/11/13), Diakses 23 Mei 2013.
Tim. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dediknas, 2006: Depdiknas. Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
top related