1 biomechanic of maxillofacial fracture

Post on 05-Aug-2015

111 Views

Category:

Documents

12 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

BIOMECHANIC OF MAXILLOFACIAL FRACTURE

BIOMECHANIC OF MAXILLOFACIAL FRACTURE

Urip Murtedjo

Didalam melakukan perawatan patah tulang Maksilofacial diperlukan pengetahuan teori Biomekanika tentang tulang Maksilofacial sehingga perawatan patah tulang Maksilofacial akan lebih baik.

PENGERTIAN UMUM

Fraktur Maksilofacial merupakan patah tulang pada daerah muka yang dapat mengenai tulang hidung, tulang zigoma, tulang rahang atas dan bawah serta tulang dahi.Dapat disebabkan oleh karena trauma atau proses patologis.

KLASIFIKASI FRAKTUR MAKSILOFACIAL

1. Keadaan Luka

- Patah tulang muka tertutup (closed fraktur) Kulit atau mukosa diatasnya masih tetap intak- Patah tulang muka terbuka (open fraktur) Kulit atau mukosa diatasnya terbuka - Patah tulang muka karena ledakan (blast injury) Dimana jaringan lunak dan tulang hancur dan banyak yang hilang.

2. LOKASI

Berdasarkan 2 garis horizontal yaitu tepi atas orbita dan tepi bawah barisan gigi :- Sepertiga atas : Fraktur os frontalis, fraktur linea supra ciliaris Fraktur glabella- Sepertiga Tengah : Fraktur os maxillae, fraktur os nasalis, fraktur

os zygomaticus complex- Seperiga bawah : Fraktur os mandibula

• SIFAT FRAKTUR- Single Fracture Terjadinya pada satu tempat dan biasanya unilateral- Multiple Fracture / Segmental Terjadinya pada dua tempat atau lebih pada umumnya bilateral- Simple Fracture Terjadi bila tulang yang patah tidak berhubungan dengan rongga

mulut atau permukaan luar dari muka atau tidak ada hubungan sekresi dalam rongga mulut.- Compound Fracture Terjadi bila tulang yang patah berhubungan dengan rongga mulut atau

permukaan luar muka melalui robekan pada mukosa mulut atau kulit- Communited Fracture Terjadi dimana beberapa fragmen atau tulang.

• KHUSUSKhusus untuk fraktur maksilofacial sepertiga bagian tengah (Killey) :a. Fr.Dento Alveolarb. Fr.Zygomatico complexc. Fr.Nasal Complexd. Fr.Le Fort I (Guerins fractures, Low Level Fractures,

Transverse Fractures)e. Fr.Le Fort II (Pyramidal fractures, infrazygomatic

fractures)f. Fr.Le Fort III (Suprazygomatic Fractures, Maxillofacial

dysjunction)

• Khusus untuk Mandibula (Bodine’s)a. Class I : Fraktur dengan gigi pada masing- masing

fragmenb. Class II :

Fraktur dengan gigi yang tanggal pada fragmen posteriorc. Class III :

Fraktur dengan gigi yang tanggal seluruhnya

BIOMEKANIK MANDIBULA

Gerakan tulang rahang bawah / biomekanik mandibula dipengaruhi oleh gerakan otot-otot pengunyah yakni :1. Muskulus Masseter2. Muskulus Temporalis3. Muskulus Pterigoideus Lateral4. Muskulus Pterigoideus Medial5. Muskulus Digastrikus

Tulang Mandibula mempunyai titik-titik yang lemah :

• Foramen Mentale• Pada Angulus Mandibula dimana gigi Molar III

erupsinya hanya sebagian atau tidak ada erupsi sama sekali

• Pada kolom dari kondilus (trauma tidak langsung pada dagu) atau korpus mandibula.

PERANAN OTOT PENGUNYAH :

• MUSKULUS MASSETERKontraksi otot Masseter menyebabkan mandibula terangkat ke atas dan gigi merapat dan gerakan memajukan mandibula kedepan.

• MUSKULUS TEMPORALISBila berkontraksi menyebabkan mandibula terangkat keatas dan tertarik ke belakang. Ikut berfungsi untuk menutup mulut.

• MUSKULUS PTERIGOIDEUS MEDIALIS (INTERNA)

Kontraksi mandibula terangkat ke atas ginggiva merapat otot ini juga aktif mendorong mandibula ke depan.

• MUSKULUS PTERIGOIDEUS LATERAL (EKSTERNA)

Menghasilkan gerakan sliding kedepan pada persendian temporo mandibular dan otot ini aktif waktu gerakan protrusi dan membuka mulut.

• MUSKULUS DIGASTRIKUS

Muskulus digastrikus dan muskulus supra dan infra hyoid mengangkat os hyoid, keadaan ini penting untuk proses menelan.

Fungsi Mengunyah & Menelan yang baik dibutuhkan :

• Tulang mandibula yang utuh dan rigid• Oklusi yang ideal• Otot-otot pengunyah dan menelan beserta

persarafan yang normal• Persendian TMJ yang utuh.

Tulang Mandibula statis berbentuk seperti U merupakan tulang didaerah muka yang paling kuat terdiri dari :

• Korpus dibagian tengah• Ramus / Rami dikanan / kiri• Kedua rami dihubungkan dengan M Temporalis oleh

sendi Temporo Mandibula• Tulang mandibula dihubungkan dengan tulang kepala

oleh otot-otot dan ligamen. Dihubungkan dengan maksila melalui perantara gigi dalam posisi oklusi.

BIOMEKANIK INSTRUMENTASI

Tujuan stabilisasi dan instrumentasi pada patah tulang (mandibula) adalah pengembalian olkusi yang baik serta mobilisasi lebih awal hingga fungsi makan bicara cepat kembali seperti sediakala.

Pada umumnya prinsip ostheosyntesis pada “tension site” pada tulang yang patah.Pada tulang mandibula “tension site” terletak pada daerah mandibula bagian atas (alveolar border) dan compression site terletak pada bagian bawah (basilar border)

Penggunaan miniplating menahan gaya aksis vertical dan horizontal serta menahan gaya rotasi.Penggunaan fiksasi double miniplate pada patah tulang mandibula memiliki biomekanik plate atas menahan gaya tension, sedangkan plate bawah berfungsi sebagai anti rotasi dan kompresi.

Patah tulang sepertiga tengah tulang maksila sebagai berikut :

• Kedua tulang Maksila• Kedua tulang Palatina• Kedua tulang Zigoma• Kedua Prosessus Zygomatic os Temporal• Kedua tulang Nasal• Kedua tulang Cranial• Vomer• Tulang Sphenoid & Conchae• “Body Lesser – Greater Wing” dari tulang sphenoid dari tulang

sphenoid.

Kekuatan Tulang dari Sepertiga tengah (Body Pillars) dipengaruhi oleh :

• Palatum (dasar hidung) dan prosessus alveolaris• Sebelah lateral dari apertura pyrifornis melalui

Fossa Krania – Medial Orbita rim – glabella• Zigoma dalam hubungan sebelah inferior dan

lateral orbital margin dan Arkus Zigoma.• Orbital rims• Pterygoid plates

Fraktur sepertiga tengah mukaKlasifikasi dengan garis Le Fort

Fraktur Le Fort I (Guerins Fraktur)

Fraktur horizontal diatas level dasar hidung terdiri dari :

• Septum nasi sepertiga bawah• Fragmen palatum yang mobile• Processus Alveolaris Maxillaris• Plate pterygoid sepertiga bawah• Bagian dari tulang Palatina

Fraktur Le Fort II (Pyramidal)

Terdiri dari tulang maksilaris disisi tulang Nasal dari garis nasal ke arah sebelah medial orbita.

Fraktur Le Fort III

Sejajar basis tulang tengkorak menunjukkan seluruh sepertiga tengah muka dari basis tulang tengkorak.

Le Fort IV

Berupa Le Fort III disertai fraktur os kranial dan os temporal.

BIOMEKANIKA PLAT MINI

Plate Mini untuk fiksasi Fraktur Maksilofacial secara tehnis lebih mudah dikerjakan oleh karena kemampuan plat untuk mengikuti kelengkungan tulang maupun garis fraktur (malleable). Dengan pemasangan plate yang baik dapat dihindari terjadinya Maloklusi.

Penelitian Cawood menunjukkan bahwa :

• Kemampuan membuka mulut pada plat lebih baik dari kawat (wire)

• Penurunan berat badan lebih kurang dibanding dari metode kawat (wire)

Bahan plate juga mengalami perkembangan dari semula stainless steell selanjutnya dibuat dari vitalium dan akhirnya titanium yang memiliki bioviability paling tinggi sehingga sebetulnya tidak perlu pengangkatan.

KESIMPULAN

• Pada perawatan patah tulang Maksilofacial diperlukan pengetahuan tentang Biomekanika Tulang Maksilofacial sehingga perawatan patah tulang Maksilofacial akan lebih baik.

• Fraktur Maksilosfacial merupakan patah tulang daerah muka dapat mengenai tulang Nasal, tulang Zigoma, tulang Maksila-Mandibula dengan mekanisme of injuri, traumatologi atau proses patologi.

• Untuk fungsi mengunyah dan menelan yang baik dibutuhkan : post operasi tulang mandibula yang utuh dan rigid, oklusia ideal, otot-otot pengunyah dan menelan beserta persyaratan normal, persendian TMJ yang utuh.

• Pada Biomekanika Plat Mini untuk fiksasi fraktur Maksilofacial secara tehnik lebih mudah dilakukan oleh karena kemampuan plat mini untuk mengikuti kelengkungan tulang maupun garis fraktur (Malleable)

top related