03. laporan keuangan fiskal dan biaya fiskal

Post on 26-Jun-2015

1.191 Views

Category:

Documents

15 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

1

Pertemuan III

Laporan Keuangan Fiskal dan Biaya Fiskal

Martin Surya Mulyadi, S.E., M.M., BKP.Yunita Anwar, S.E., M.M., BKP.

2

Seminar Tax Goes to Campus: Explore Your Taxation Knowledge

• Sesi I: 1000 Trillion Tax Revenues in 2013.

• Sesi II: Career in Tax Industry.

• Bidang perpajakan merupakan salah satu pilihan karir bagi mahasiswa/i akuntansi, baik sebagai konsultan pajak maupun fiskus (pegawai DJP).

3

LK Fiskal & Biaya Fiskal

Objectives:

• Memahami perbedaan Laporan Keuangan komersial dengan fiskal.

• Memahami koreksi positif dan negatif.

• Memahami biaya yang dapat dibiayakan secara pajak (biaya fiskal).

4

LK Komersial vs LK Fiskal

• LK Komersial: semua transaksi yang terjadi pada masa/tahun tertentu yang didukung dengan bukti yang memadai dan sesuai dengan prinsip akuntansi.

• LK Fiskal: harus menyesuaikan dengan peraturan perpajakan mengenai penghasilan dan biaya yang tercantum di LK Komersial.

5

KOREKSI FISKAL

• Koreksi fiskal bertujuan untuk melakukan koreksi/rekonsiliasi dari LK Komersial menjadi LK Fiskal.

• Koreksi positif laba meningkat (+)

• Koreksi negatif laba menurun (-)

6

Penghasilan

• Penghasilan: setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh dari Indonesia dan luar Indonesia.

• Dapat dilakukan kompensasi horisontal, hanya untuk kerugian dari usaha di Indonesia.

7

Penghasilan

• Sedangkan kompensasi vertikal, dapat dilakukan sampai lima tahun ke depan.

• Setiap penghasilan yang telah dipotong pajak (non final), pajak tersebut berlaku sebagai kredit pajak.

• Adakah penghasilan yang bisa dilakukan koreksi negatif?

8

Penghasilan

• Sebuah penghasilan bisa dilakukan koreksi negatif, selama atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak final.

• Contoh: penghasilan bunga deposito/jasa giro, hadiah undian, penjualan saham, pengalihan tanah dan/atau bangunan.

9

Penghasilan

• Jadi, apabila sebuah penghasilan (bukan yang termasuk dikecualikan dari objek pajak) belum dikenakan pajak penghasilan atau sudah dan pajaknya dapat dikreditkan maka penghasilan tersebut termasuk penghasilan fiskal.

• Sedangkan, apabila penghasilan tersebut sudah dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final (PPH pasal 4 ayat 2) maka penghasilan tersebut harus dilakukan koreksi koreksi negatif.

10

Objek Pajak

Yang tergolong objek pajak, diantaranya:

• Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa,

• Laba usaha,

• Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya,

• Bunga (kecuali bunga dari bank),

• Royalti,

• Revaluasi aset tetap.

11

Dikecualikan dari Objek Pajak

Yang dikecualikan dari objek pajak, diantaranya:

• Bantuan/sumbangan, hibah, warisan,

• Natura, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak dan Wajib Pajak yang dikenakan pajak final,

• Bagian laba yang diperoleh anggota CV, firma, persekutuan yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham.

12

Biaya Fiskal

• Biaya Fiskal adalah biaya yang dapat dibiayakan menurut peraturan perpajakan, dan mengurangi Pajak Penghasilan yang harus dibayarkan.

• 3M: mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

• PTKP juga mengurangi PPH.

• Biaya jabatan (sebesar 5%, maks Rp 6 juta dalam 1 thn) mengurangi penghasilan bruto dalam perhitungan PPH Pasal 21.

13

Biaya Fiskal

• Biaya pembelian bahan,

• Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk uang,

• Pajak (kecuali PPH),

• Penyusutan,

• Kerugian penjualan/pengalihan harta,

• Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tidak diperkenankan cadangan penyisihan piutang.

• Sumbangan bencana nasional (sesuai PP).

14

Biaya Fiskal

• Dalam hal penyusutan, penyusutan fiskal harus sesuai dengan ketentuan perpajakan. Apabila ada perbedaan harus dilakukan koreksi fiskal.

• Biaya HP hanya bisa diakui 50%.

• Biaya yang berkaitan dengan mobil sedan (penyusutan, pemeliharaan, BBM, dll) juga hanya bisa diakui 50%.

15

TUGAS

Sebuah motor dibeli tanggal 28 Februari 2010 seharga Rp 10.000.000, dan disusutkan dengan metode garis lurus dengan masa manfaat 5 tahun. Berdasarkan ketentuan fiskal, motor tersebut masuk ke dalam Kelompok 1.

Apakah perlu dilakukan koreksi fiskal atas penyusutan tersebut? Kalau iya, apakah koreksi positif atau negatif? Dan berapa nilai koreksi fiskal tersebut?

top related